• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. terdahulu yang dijadikan sebagai tolak ukur atau acuan mengenai kinerja adalah. Tabel 2.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. terdahulu yang dijadikan sebagai tolak ukur atau acuan mengenai kinerja adalah. Tabel 2.1"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

11

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dalam hal ini, peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai tolak ukur atau acuan untuk membandingkan suatu variabel. Adapun penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai tolak ukur atau acuan mengenai kinerja adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti

Judul Variabel Metode Penelitian Hasil Penelitian 1. Dwiky Syahputera (2015) Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Lingkungan Kerja dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Wijaya Karya Tbk Pekanbaru. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X1) Lingkungan Kerja (X2) Kedisiplinan (X3) Kinerja (Y) Wawancara dan kuisioner, dalam penelitian ini menggunakan model persamaan regresi linier berganda. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), lingkungan kerja dan kedisiplinan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Wijaya Karya Tbk.

(2)

Lanjutan tabel 2.1 No. Nama

Peneliti

Judul Variabel Metode Penelitian Hasil Penelitian 2. Agnesia Sitinjak dan Suryo Hartanto (2017) Kontribusi Pemahaman K3 dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Batamec Shipyard Batam. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X1) Disiplin Kerja (X2) Kinerja (Y) Penelitian ini menggunakan regresi berganda, jenis penelitian ini korelasional. Kontribusi pemahaman K3 dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, dan pemahan k3 memiliki pengaruh nilai kontribusi terbesar terhadap kinerja karyawan PT. Batamec Shipyard. 3. Adjib Hamzah dan Nina Oktarina (2015) Pengaruh Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sarana Kantor, dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X1) Sarana Kantor (X2) Pengalaman Kerja (X3) Kinerja (Y) Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, observasi, dokumentasi dan interview. Analisis data soal uji coba

Secara parsial pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja, sarana kantor dan pengalaman kerja berpengaruh, signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas

(3)

Lanjutan tabel 2.1 No. Nama

Penelitian

Judul Variabel Metode Penelitian Hasil Penelitian dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas, sedangkan metode analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis regresi berganda. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 4. Meilinda Fitriani Ariko (2018) Pengaruh Disiplin Kerja, Kompetensi, serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Sucofindo (Persero) Cabang Palembang. Disiplin Kerja (X1) Kompetensi (X2) Keselematan dan Kesehatan Kerja (X3) Kinerja (Y) Data yang digunakan data primer, untuk pengambilan sampel menggunakan metode cluster dan analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Ada pengaruh yang positif dan signifikan disiplin kerja, kompetensi, dan keselamatan dan kesehatan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan pada PT. Sucofindo (Persero) Cabang Palembang. Secara parsial pengaruh disiplin kerja dan kompetensi adalah positif dan signifikan,

(4)

Lanjutan tabel 2.1 No Nama

Peneliti

Judul Variabel Metode Penelitian Hasil Penelitian akan tetapi keselamatan dan kesehatan kerja terbukti berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Sucofindo (Persero) Cabang Palembang. 5. Indra Basari (2015) Disiplin Kerja dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Centra Multi Karya Bandung. Disiplin Kerja (X1) Pengalaman Kerja (X2) Kinerja (Y) Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dan kuesioner sebagai teknik pengambilan data. Secara bersama-sama variabel disiplin kerja, pengalaman kerja berpangruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Centra Multi Karya Bandung. Berdasarkan table di atas, diketahui bahwa perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan diteliti terdapat pada variable bebas, yaitu penulis meneliti tentang pengalaman kerja yang dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja karyawan. Selain itu penulis memiliki perbedaan terletak pada lokasi yang akan dijadikan penelitian.

(5)

B. Tinjauan Teori 1. a) Kinerja

Bagi setiap perusahaan sumber daya manusia adalah aset terpenting atas keberhasilan suatu perusahaan selain dari faktor teknologi yang ada didalamnya. Sumber daya manusia yang memiliki kompetensi atau kemampuan adalah sumber daya manusia yang dapat mencapai kerja yang maksimal. Menurut Mangkunegara (2016:67) istilah kinerja berasal dari kata job performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan saat melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab (Mangkunegara, 2016:67).

Hasibuan (2012) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu. Menurut Luthans (2012:69), kinerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seseorang, unit atau devisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi. Kinerja karyawan merupakan suatu tindakan yang dilakukan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan organisasi (Mathis, 2013:172). Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil dari pencapaian seseorang karyawan dalam melakukan pekerjaannya yang telah ditentukan perusahaan.

(6)

b) Komponen kinerja

Komponen kinerja karyawan menurut Mathis dan Jackson (2006) yaitu penilaian dan pengukuran kinerja karyawan meliputi:

1. Kualitas pekerjaan

Kualitas pekerjaan merupakan suatu tingkatan baik atau buruknya produk yang telah dikerjakan oleh karyawan atau pekerja.

2. Kuantitas pekerjaan

Kuantitas pekerjaan adalah jumlah produk yang dihasilakan karyawan dalam bekerja pada saat periode tersebut.

3. Ketepatan waktu

Ketepatan waktu merupakan batasan yang ditetapkan oleh perusahaan yang telah disepakati untuk memperoleh hasil yang maksimal.

c) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Menurut Mathis (2013:208) kinerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: kompensasi, kepuasan kerja, sistem rekruitmen, sistem penempatan, motivasi kerja, disiplin, kemampuan, loyalitas, beban kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, dan pembagian kerja. Adapun menurut Simanjutak (2005), kinerja setiap karyawan dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat di golongkan dalam 3 kelompok yaitu kompetensi individu orang yang bersangkutan, dukungan organisasi, dan dukungan manajerial

(7)

1. Faktor kompetensi individu

Kompetensi individu adalah kemampuan dan keterampilan melakukan kerja. Artinya setiap karyawan atau pegawai memiliki kemampuan keterampilan, Pendidikan dan pengalaman kerja yang bersangkutan. 2. Faktor dukungan organisasi

Kinerja setiap orang juga tergantung pada dukungan organisasi dalam bentuk pengorganisasian, penyediaan sarana dan prasarana kerja, kenyamanan lingkungan kerja, serta kondisi kerja sehingga memberikan kenyamanan dan rasa aman.

3. Faktor dukungan manajemen

Kinerja perusahaan dan kinerja setiap karyawan juga sangat tergantung pada kemampuan manajerial para manajemen atau pimpinan, baik dengan membangun sistem kerja dan hubungan industrial, maupun dengan mendorong pekerja dalam disiplin saat bekerja.

d) Tujuan penilaian kinerja

Menurut Rivai (2005:77) untuk mengetahui performance karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab karyawan maka perlu dilakukan penilaian terhadap kinerja karyawan. Penilaian kinerja merupakan sutau hal yang sangat diperlukan dalam mengukur karyawan yang sudah bekerja selama periode tersebut. Penilaian kinerja merupakan proses penilaian karyawan yang dilakukan oleh pemimpin dalam hal prestasi kerja maupun hasil kerja selama satu periode secara sistematik (Mangkunegara, 2011:67). Penilaian kinerja bertujuan untuk

(8)

menilai seberapa baik karyawan telah melaksanakan pekerjaannya. Menurut Kasmir (2016) bagi perusahaan, penilaian kinerja memiliki beberapa tujuan antara lain yaitu:

1. Untuk memperbaiki kualitas pekerjaan 2. Keputusan penempatan

3. Perencanaan dan pengembangan karir 4. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan 5. Penyesuaian kompensasi

6. Kesempatan kerja adil

7. Komunikasi efektif antara pimpinan dan bahawan 8. Menerapkan sanksi

2. a) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan sehat sehingga dapat mengurangi resiko dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Di dalam tempat kerja yang aman dan sehat akan mendorong kinerja yang maksimal dari karyawan yang sedang bekerja. Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur (Mangkunegara, 2007).

Sedarmayanti (2009:124), menjelaskan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan pengawasan terhadap orang, mesin, material dan metode

(9)

yang mencakup lingkungan kerja supaya pekerja tidak cidera. Dari beberapa definisi dan konsep di atas peneliti menyimpulkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu cara untuk menerapkan diri atau mengatur diri sendiri pada suatu pekerjaan agar bisa bekerja dengan aman dan sehat baik secara jasmani dan rohani yang berhubungan dengan proses kerja dan lingkungan kerjanya.

b) Unsur dan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja

Menurut suma’mur (2005:30) dalam undang-undang keselamatan dan kesehatan kerja perlu adanya pengaturan yang baik pada perusahaan atau pabrik guna memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang bersangkutan, dimana syarat-syarat atau unsur keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan yaitu sebagai berikut:

1. Penggunaan alat-alat pelindung kerja

Alat pelindung kerja adalah kelengkapan peralatan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri.

2. Ruang kerja yang aman

Tempat atau ruang kerja karyawan yang menunjukkan keadaan dan kondisi yang aman agar terhindar dari kecelakaan kerja.

3. Peralatan kerja

Benda atau peralatan kerja dalam bekerja yang memiliki kondisi baik dan layak pakai.

(10)

4. Ruang kerja yang sehat

Suatu kondisi ruangan kerja seorang karyawan yang bersih dan sehat untuk menjaga kesehatan pekerja dalam bekerja.

5. Penerangan diruang kerja

Penerangan merupakan penataan dalam segi pencahayaan dalam ruang kerja yang merata sehingga nyaman dan memperlancar aktivitas kerja.

c) Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja

Diterbitkannya Undang-undang tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, bertujuan agar setiap tenaga kerja dan sumber daya manusia yang berada ditempat kerja terlindungi keselematan dan kesehatannya. Menurut Mangkunegara (2004:162) menjelaskan bahwa tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai beikut:

1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja, baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya atau seefektif mungkin.

3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

4. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja

3. a) Kedisiplinan

Kedisiplinan berkaitan dengan adanya aturan atau tata tertib, disiplin kerja dapat diartikan sebagai karyawan yang menaati semua peraturan yang

(11)

telah ditetapkan organisasi/perusahaan dan norma sosial yang berlaku. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Menurut Sutrisno (2009: 102) menjelaskan bahwa kedisiplinan adalah sikap kerelaan seorang karyawan untuk mematuhi dan mentaati segala norma peraturan yang berlaku di organisasi. Seorang karyawan yang tidak mempunyai sifat disiplin kerja, sulit bagi organisasi untuk mencapai tujuannya. Menurut Stoner (2012: 309) disipin kerja adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan atau organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku.

Disiplin yang baik menunjukkan besarnya rasa tanggung jawab seorang karyawan terhadap tugas-tugasnya. Menurut Mathis (2013: 228) disiplin merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan ketertiban. Sedangkan menurut Rivai (2009: 825) disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan, dan norma-norma sosial yang berlaku. Dari beberapa definisi diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa disiplin merupakan suatu sikap atau perilaku seseorang karyawan dalam perusahaan/organisasi untuk selalu mentaati tata tertib ataupun peraturan yang telah ditentukan.

(12)

b) Pelaksanaan kedisiplinan kerja

Menurut Sutrisno (2009:94) organisasi atau perusahaan yang baik harus menciptakan peraturan dan tata tertib yang akan menjadi rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh seluruh karyawan yaitu antara lain sebagai berikut:

1. Kehadiran

Kehadiran adalah kewajiban karyawan untuk hadir di perusahaan umumnya merupakan bagian dari peraturan perusahaan.

2. Ketaatan pada peraturan kerja

Kesetiaan atau ketaatan karyawan dalam mematuhi peraturan organisasi atau perusahaan yang berlaku.

3. Ketaatan pada standar kerja

Ketaatan karyawan dalam melaksanaakan pekerjaan sesuai tanggung jawab karyawan terhadap tugas yang diamanahkan kepadanya.

c) Macam-macam disiplin kerja

Menurut Mangkunegara (2009:129) ada dua bentuk disiplin kerja, yaitu disiplin preventif dan disiplin korektif.

1. Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

2. Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi

(13)

peraturan sesuain dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Tindakan ini untuk mencegah timbulnya pelanggaran peraturan perusahaan.

4. a) Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja karyawan dalam melaksanakan tugas pada sebuah organisasi/instansi sangatlah penting peranannya. Seorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja tentu lebih banyak akan mengerti apa yang harus dilakukan ketika menghadapi sebuah masalah yang muncul. Selain itu karyawan tersebut akan lebih cepat dalam bekerja dan tidak harus beradaptasi dengan tugas yang dijalankan karena sudah memiliki pengalaman. Pengalaman kerja menurut pendapat Alwi (2001: 717) yaitu masa kerja atau pengalaman kerja adalah jangka waktu atau lamanya seseorang bekerja pada suatu instansi, kantor atau sebagainya.

Pengalaman kerja menujukkan suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki seseorang. Seseorang yang sudah memiliki pengalaman kerja pasti akan lebih mudah untuk memahami suatu pekerjaan daripada orang yang belum memiliki pengalaman. Pernyataan diatas didukung oleh pernyataan Hariandja (2002: 120) menyatakan, pengalaman kerja adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang pernah diduduki sebelumya selama kurun waktu tertentu.

(14)

b) Penilaian pengalaman kerja

Foster (2001), menyatakan ada beberapa hal untuk menentukan berpengalaman atau tidaknya seseorang karyawan yang sekaligus sebagai indikator pengalaman kerja yaitu sebagai berikut:

1. Lama waktu/masa kerja

Ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik.

2. Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki

Pengetahuan merujuk pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau informasi lain yang dibutuhkan oleh karyawan. Pengetahuan juga mencakup kemampuan untuk memahami dan menerapkan informasi pada tanggung jawab pekerjaan. Sedangkan keterampilan merujuk pada kemampuan fisik yang dibutuhkan untuk mencapai atau menjalankan suatu tugas atau pekerjaan.

3. Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan

Tingkat penguasaan seseorang dalam pelaksanaan aspek-aspek teknik peralatan dan teknik pekerjaan.

c) Tujuan pengalaman kerja

Tujuan pengalaman kerja (Nitisemito, 2000: 65), menyebutkan bahwa ada berbagai macam tujuan seseorang dalam memperoleh pengalaman kerja. Adapun tujuan pengalaman kerja adalah sebagai berikut:

(15)

1. Mendapat rekan kerja sebanyak mungkin dan menambah pengalaman kerja dalam berbagai bidang.

2. Mencegah dan mengurangi persaingan kerja yang sering muncul dikalangan tenaga kerja.

C. Hubungan Antar Variabel

1. Menurut mathis (2013) menyebut pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja. Menurut Mangkunegara (2007) keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur, maka diharapkan setiap karyawan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan saat bekerja agar mendukung kinerja. Pernyataan tersebut didukung dalam penelitian Agnesia Sitinjak dan Suryo Hartanto (2017).

2. Menurut Sutrisno (2009: 102) menjelaskan bahwa kedisiplinan adalah sikap kerelaan seorang karyawan untuk mematuhi dan mentaati segala norma peraturan yang berlaku di organisasi. Semakin baik tingkat disiplin yang dimiliki oleh karyawan karyawan, maka semakin tinggi tingkat prestasi kerja atau kinerja karyawan menjadi semakin baik. Hal ini didukung dalam penelitian Melinda Fitri Ariko (2018) menyebutkan bahwa ada disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

3. Pengalaman kerja menujukkan suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh seseorang. Seseorang yang sudah memiliki pengalaman kerja

(16)

pasti akan lebih mudah untuk memahami suatu pekerjaan sehingga mendukung kinerja yang semakin maksimal. Dalam hasil penelitian Gustria Vionita (2017) pengalaman kerja mempunyai pengaruh terbesar terhadap kinerja karyawan.

D. Kerangka Pikir

Berdasarkan tinjauan penelitian terdahulu dan landasan teori yang sudah dijelaskan, konsep yang akan dikembangkan dalam penelitian ini yaitu tentang pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja, kedisiplinan dan pengalaman kerja terhadap kinerja. Perubahan pencapaian kinerja karyawan dipengaruhi oleh tingkat keselamatan dan kesehatan kerja, kedisiplinan karyawan dan pengalaman kerja yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan progam yang dibuat oleh perusahaan untuk memberikan rasa aman, nyaman dan sehat saat karyawan bekerja. Kedisiplinan karyawan merupakan sikap individu seseorang untuk mematuhi peraturan yang berlaku ditempat kerja, sedangkan pengalaman kerja merupakan kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh setiap individu selama masa bekerja ditempat kerja. Maka model konsep kerangka pikir yang disajikan peneliti dalam gambar 2.1 berikut:

(17)

Gambar 2.1

Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kedisiplinan, dan Pengalaman Kerja terhadap Kinerja

Berdasarkan gambar 2.1 kerangka pikir di atas yang menjelaskan tentang model konseptual kinerja sebagai variabel terikat dipengaruhi oleh keselamatan dan kesehatan kerja, kedisiplinan dan pengalaman kerja sebagai variabel bebas.

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas perumusan masalah yang akan diteliti. Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka peneliti menggunakan beberapa hipotesis yang didukung oleh penelitian terdahulu:

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X1) Pengalaman Kerja (X3) Kedisiplinan Kerja (X2) Kinerja (Y) H2 H4

(18)

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu oleh Syahputera (2015) menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Wijaya Karya.

H1 : Diduga terdapat pengaruh secara signifikan antara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Gatra Mapan Malang. Berdasarkan hasil penelitian Ariko (2018) menyatakan bahwa disiplin kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Sucifindo.

H2 : Diduga terdapat pengaruh signifikan antara kedisiplinan terhadap kinerja karyawan pada PT. Gatra Mapan Malang.

Berdasarkan hasil penelitian Oktarina (2015) menyatakan bahwa secara parsial pengalaman berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Sucifindo. H3 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan PT. Gatra Mapan Malang.

Berdasarkan hasil penelitian Hartanto (2017) menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja, kedisipinan berpengaruh secara simultan berpengaruh positif terhada kinerja karyawan PT. Batamec Shipyard.

H4 : Diduga terdapat pengaruh secara bersama-sama keselamatan dan kesehatan kerja, kedisiplinan, dan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Gatra Mapan Malang.

Berdasarkan hasil penelitian Hartanto, Sitinjak (2017) menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja memberikan nilai kontribusi terbesar pengaruhnya terhadap kinerja PT. Batamec Shipyard

(19)

H5 : Diduga keselamatan dan kesehatan kerja paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Gatra Mapan Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Beauty contest yang merupakan cara dalam pemilihan mitra kerja merupakan bagian dari business judgement direksi, sehingga apapun hasil pemilihan atau keputusan

Apabila pelamar memberikan data/keterangan yang tidak benar, dan di kemudian hari diketahui, baik pada setiap tahapan tes/ujian, maupun setelah diangkat menjadi Calon

Monitoring dan evaluasi pada umumnya dilakukan dengan mengumpulkan data/informasi secara reguler dan terus menerus yang menghasilkan indikator-indikator perkembangan

Gaya kepemimpinan adalah kemampuan kepala sekolah dalam mengaplikasikan yang ada dalam dirinya baik secara alamiah atau melalui suatu pendidikan untuk memengaruhi orang

Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah: 1 guru SD, sebaiknya dapat mengembangkan media gambar seri dalam pembelajaran mengarang, sehingga memudahkan siswa dalam

ﺮﻔﻜﻴﻠﻓ ﺀﺎﺷ ﻦﻣﻭ ﻦﻣؤﻴﻠﻓ ﺀﺎﺷ ﻦﻤﻓ ﺮﻈﺘﻨﻤﻟﺍ ّﻱﺪﻬﻤﻟﺍ ﺎﻧﺃ Akulah Imam Mahdi Al-Muntazar; Maka Sesiapa Yang Mahu Percaya, Silakan; Dan Sesiapa

Berdasarkangrafik tersebut menunjukkan bahwa pekerja yang mengalami dermatitis akibat kerja dan terpapar bahan kimia dalam jumlah yang beragam sebanyak 83,3%.Hasil

16.. 17 melaksanakan kegiatan Program Bakti TNI secara terencana dan menjadi rutinitas memungkinkan setiap aparat untuk mengetahui berbagai hambatan yang sering dihadapi