• Tidak ada hasil yang ditemukan

URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERATURAN DAERAH

KABUPATEN TANAH BUMBU

NOMOR 4 TAHUN 2008

TENTANG

URUSAN PEMERINTAHAN YANG

MENJADI KEWENANGAN

PEMERINTAHAN DAERAH

KABUPATEN TANAH BUMBU

(2)

2

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU

NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan Pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4265);

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ;

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

(3)

3

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

11. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok Dan Susunan Organisasi Dinas`Daerah Kabupaten Tanah Bumbu (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2007 Nomor 40) ;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok Dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tanah Bumbu (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2007 Nomor 38) ;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU

dan

BUPATI TANAH BUMBU MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

(4)

4

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tanah Bumbu.

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas ekonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah.

4. Bupati adalah Bupati Tanah Bumbu.

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tanah Bumbu.

6. Perangkat Daerah adalah Perangkat Daerah Kabupaten Tanah Bumbu.

7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Tanah Bumbu.

8. Urusan Pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan dan mensejahterakan rakyat.

BAB II

URUSAN PEMERINTAHAN Pasal 2

(1) Urusan pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah dan urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahah.

(2) Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter, fiskal nasional serta agama.

(3) Urusan Pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah semua urusan pemerintahan diluar urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(4) Urusan Pemerintahan yang akan dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas bidang urusan pemerintahan yang meliputi : a. pendidikan; b. kesehatan; c. pekerjaan umum; d. perumahan; e. penataan ruang; f. perencanaan pembangunan;

(5)

5 g. perhubungan; h. lingkungan hidup; i. pertanahan;

j. kependudukan dan catatan sipil;

k. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; l. ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

m. koperasi, usaha kecil dan menengah; n. penanaman modal;

o. kebudayaan dan pariwisata; p. kepemudaan dan olahraga;

q. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;

r. otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian;

s. pemberdayaan masyarakat desa; t. statistik;

u. kearsipan; v. perpustakaan;

w. komunikasi dan informatika; x. pertanian dan ketahanan pangan; aa. kehutanan;

bb. energi dan sumberdaya mineral; cc. kelautan dan perikanan;

dd. perdagangan; ee. perindustrian.

(5) Setiap bidang urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri dari sub bidang dan setiap sub bidang terdiri dari sub sub bidang.

(6) Rincian sub bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terlampir dalam Peraturan daerah ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan peraturan daerah ini.

(7) Rincian sub sub bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dijabarkan lebih lanjut dalam peraturan Bupati dengan mengacu pada peraturan perundang undangan yang berlaku.

Pasal 3

Urusan pemerintahan pemerintah dan Pemerintahan Daerah Provinsi yang diserahkan kepada pemerintahan Daerah Kabupaten disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian.

(6)

6 BAB III

URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Pasal 4

(1) Pemerintahan Daerah mengatur dan mengurus urusan Pemerintahan yang berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar tingakatan dan / atau susunan pemerintahan. (2) Urusan Pemerintahan sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri

atas urusan wajib dan urusan pilihan. Pasal 5

(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, berkaitan dengan pelayanan dasar.

(2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. pendidikan ; b. kesehatan ; c. lingkungan hidup ; d. pekerjaan umum ; e. penataan ruang ; f. perencanaan pembangunan ; g. perumahan ;

h. kepemudaan dan olahraga ; i. penanaman modal ;

j. koperasi dan usaha kecil dan menengah ; k. kependudukan dan catatan sipil ;

l. ketenagakerjaan ; m. ketahanan pangan ;

n. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak ; o. keuarga berencana dan keluarga sejahtera ;

p. perhubungan ;

q. komunikasi dan informatika ; r. pertanahan ;

s. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri ;

t. otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian ;

u. pemberdayaan masyarakat dan desa ; v. sosial ;

w. kebudayaan ; x. statistik ; y. kearsipan ;dan z. perpustakaan

(7)

7

(3) Urusan pilihan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.

(4) Dengan mengacu pada kondisi kekhasan dan potensi unggulan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, urusan pilihan yang diambil oleh Pemerintah Daerah meliputi :

a. kelautan dan perikanan ; b. pertanian ;

c. kehutanan ;

d. energi dan sumberdaya mineral ; e. pariwisata ;

f. industri ;

g. perdagangan ; dan h. ketransmigrasian.

Pasal 6

Penyelenggaraan urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) berpedoman pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan Pemerintah yang dilaksanakan secara bertahap.

Pasal 7

(1) Penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria untuk pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan dilakukan Menteri/Kepala lembaga Pemerintah non departemen selambat-lambatnya dalam waktu yang telah diatur oleh peraturan perundang-undangan.

(2) Apabila Menteri / Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen dalam kurun waktu yang telah diatur oleh peraturan perundang-undangan belum menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria maka Pemerintah Daerah dapat menyelenggarakan langsung urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan sampai dengan ditetapkannya norma, standar, prosedur, dan kriteria.

Pasal 8

Pemerintahan Daerah dalam melaksanakan urusan pemerintahan wajib dan pilihan berpedoman kepada norma, standar, prosedur dan kriteria sebagaimana dimaksud pasal 7 ayat (1).

Pasal 9

Penyusunan susunan organisasi dan tata kerja perangkat daerah didasari atas urusan pemerintahan wajib dan urusan pilihan.

BAB IV

PENGELOLAAN URUSAN PEMERINTAHAN LINTAS DAERAH

Pasal 10

(1) Pelaksanaan urusan pemerintahan yang mengakibatkan dampak lintas daerah dikelola bersama.

(8)

8

(2) Tata cara pengelolaan bersama urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

BAB V

URUSAN PEMERINTAHAN SISA Pasal 11

(1) Bidang urusan Pemerintahan yang tidak tercantum dalam penjabaran sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (6) menjadi urusan pemerintahan sisa.

(2) Dalam hal pemerintah daerah ingin menyelenggarakan urusan pemerintahan sisa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka harus terlebih dahulu mengajukan usulan kepada pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri untuk mendapatkan penetapan.

BAB VI

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Pasal 12

(1) Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah yang berdasarkan kriteria pembagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan, pemerintah daerah dapat :

a. menyelenggarakan sendiri:atau

b. menugaskan dan/atau menyerahkan sebagian urusan pemerintahan tersebut kepada desa berdasarkan asas tugas pembatuan.

(2) Penyerahan urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan perangkat daerah, pembiayaan dan sarana atau prasarana yang diperlukan.

BAB VII

PEMBINAAN URUSAN PEMERINTAHAN Pasal 13

(1) Untuk pembinaan Penyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah sementara waktu penyelenggaraannya dapat dilakukan oleh pemerintah, bila pemerintahan daerah ternyata belum mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya.

(2) Pemerintah menyerahkan kembali penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) apabila dalam Pembinaan yang telah dilakukan pemerintahan dearah telah mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 14

(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2005 tentang Kewenangan Kabupaten Tanah Bumbu Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 05 Seri E) dinyatakan tidak berlaku lagi.

(9)

9

(2) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya lebih lanjut diatur dengan peraturan bupati.

Pasal 15

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu.

Disahkan di Batulicin pada tanggal

BUPATI TANAH BUMBU,

TTD

H. ZAIRULLAH AZHAR

Diundangkan di Batulicin pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU, TTD

H. ZULFADLI GAZALI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2008 NOMOR

(10)

10

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2008

TENTANG

URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU

I. UMUM

Sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota , maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu baik dalam urusan wajib maupun urusan pilihan.

Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu baik dalam urusan wajib maupun urusan pilihan merupakan pengganti dari Peraturan Daerah sebelumnya yang mengatur tentang hal yang sama yaitu Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2005 sesuai dengan yang telah disyaratkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007.

Dalam Peraturan Daerah ini urusan pemerintahan daerah dibagi menjadi dua yakni urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan.

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d 4

Cukup jelas Pasal 5

Ayat (4)

Penentuan urusan pilihan yang diambil dengan mempertimbangkan potensi unggulan dengan mengacu pada produk domestik bruto (PDRB), mata pencaharian penduduk dan pemanfaatan lahan yang ada di Daerah.

Pasal 6 s/d 12 Cukup jelas Pasal 13

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan ”Pembinaan” meliputi pemberian bimbingan, supervisi, konsultasi, monitoring, evaluasi, pendidikan dan pelatihandan kegiatan pemberdayaan lainnya yang diarahkan agar pemerintahan daerah mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya.

Pasal 14 s/d 15 Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR

(11)

11

Lampiran I : Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor Tahun 2008

Tanggal 2008

RINCIAN SUB BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN

A. BIDANG PENDIDIKAN

1. Kebijakan 2. Pembiayaan 3. Kurikulum

4. Sarana dan Prasarana

5. Pendidik dan Tenaga Kependidikan 6. Pengendalian Mutu Pendidikan B. BIDANG KESEHATAN

1. Upaya Kesehatan 2. Pembiayaan Kesehatan

3. Sumber Daya Manusia Kesehatan 4. Obat dan Perbekalan Kesehatan 5. Pemberdayaan Masyarakat 6. Manajemen Kesehatan C. BIDANG PEKERJAAN UMUM

1. Sumber Daya Air 2. Bina Marga

3. Perkotaan dan Perdesaan 4. Air Minum

5. Air Limbah 6. Persampahan 7. Drainase 8. Permukiman

9. Bangunan Gedung dan Lingkungan 10. Jasa Konstruksi

D. BIDANG PERUMAHAN 1. Pembiayaan

2. Pembinaan Perumahan Formal 3. Pembinaan Perumahan Swadaya 4. Pengembangan Kawasan

5. Pembinaan Hukum, Peraturan Perundang-undangan dan Pertanahan untuk Perumahan

6. Pembinaan Teknologi dan Industri

7. Pengembangan Pelaku Pembangunan Perumahan, Peran serta Masyarakat dan Sosial Budaya

E. BIDANG PENATAAN RUANG 1. Pengaturan

2. Pembinaan 3. Pembangunan 4. Pengawasan

F. BIDANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN

(12)

12 G. BIDANG PERHUBUNGAN 1. Perhubungan Darat 2. Perkeretaapian 3. Perhubungan Laut 4. Perhubungan Udara

H. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP 1. Pengendalian Dampak Lingkungan 2. Konservasi Sumber Daya Alam (SDA) I. BIDANG PERTANAHAN

1. Izin Lokasi

2. Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum 3. Penyelesaian Sengketa Tanah Garapan

4. Penyelesaian Masalah Ganti Kerugian dan Santunan Tanah Untuk Pembangunan

5. Penetapan Subyek dan Obyek Redistribusi Tanah, serta Ganti Kerugian Tanah Kelebihan Maksimum dan Tanah Absentee

6. Penetapan Tanah Ulayat

7. Pemanfaatan dan Penyelesaian Masalah Tanah Kosong 8. Izin Membuka Tanah

9. Perencanaan Penggunaan Tanah Wilayah Kabupaten/Kota J. BIDANG KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

1. Pendaftaran Penduduk 2. Pencatatan Sipil

3. Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan 4. Perkembangan Kependudukan

5. Perencanaan Kependudukan

K. BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 1. Pengarusutamaan Gender (PUG)

2. Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan 3. Perlindungan Anak

4. Pemberdayaan Lembaga Masyarakat dan Dunia Usaha 5. Data dan Informasi Gender dan Anak

L. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

2. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)

3. Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga

4. Penguatan Pelembagaan Keluarga Kecil Berkualitas

5. Advokasi dan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)

6. Informasi dan Data Mikro Kependudukan dan Keluarga

7. Keserasian Kebijakan Kependudukan

8. Pembinaan M. BIDANG SOSIAL

1. Kebijakan Bidang Sosial

2. Perencanaan Bidang Sosial

3. Kerjasama Bidang Sosial

4. Pembinaan Bidang Sosial

5. Identifikasi dan Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

6. Pengembangan dan Pendayagunaan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)

7. Pelaksanaan Program/Kegiatan Bidang sosial

8. Pengawasan Bidang Sosial

(13)

13

10. Sarana dan Prasarana Sosial

11. Pembinaan Tenaga Fungsional Pekerja Sosial

12. Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial

13. Penganugerahan Tanda Kehormatan

14. Nilai-nilai Kepahlawanan, Keperintisan Kejuangan dan Kesetiakawanan Sosial

15. Penanggulangan Korban Bencana

16. Pengumpulan Uang atau Barang (Sumbangan Sosial)

17. Undian

18. Jaminan Sosial bagi Penyandang Cacat Fisik dan Mental, dan Lanjut Usia Tidak Potensial Terlantar, yang berasal dari Masyarakat Rentan dan Tidak Mampu

19. Pengasuhan dan Pengangkatan Anak

N. BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN

1. Ketenagakerjaan

2. Ketransmigra-sian

O. BIDANG KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

1. Kelembagaan Koperasi

2. Pemberdayaan Koperasi

3. Pemberdayaan UKM

4. Pengawasan, Monitoring, dan Evaluasi P. BIDANG PENANAMAN MODAL

1. Kebijakan Penanaman Modal

2. Pelaksanaan Kebijakan Penanaman Modal Q. BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

1. Kebijakan Bidang Kebudayaan 2. Pelaksanaan Bidang Kebudayaan 3. Kebijakan Bidang Kepariwisa-taan 4. Pelaksanaan Bidang Kepariwisa-taan

5. Kebijakan Bidang Kebudayaan dan Pariwisata R. BIDANG KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

1. Kepemudaan

2. Olahraga

S. BIDANG KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI 1. Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan

2. Kewaspadaan Nasional

3. Ketahanan Seni, Budaya, Agama dan Kemasyarakatan 4. Politik Dalam Negeri

5. Ketahanan Ekonomi

T. BIDANG OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN, DAN PERSANDIAN

1. Otonomi Daerah 2. Pemerintahan Umum

3. Administrasi Keuangan Daerah 4. Perangkat Daerah

5. Kepegawaian 6. Persandian

(14)

14

U. BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA 1. Pemerintahan Desa dan Kelurahan

2. Penguatan Kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat 3. Pemberdayaan Adat dan Pengembangan Kehidupan Sosial Budaya

Masyarakat

4. Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat

5. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna

V. BIDANG STATISTIK 1. Statistik Umum 2. Statistik Dasar 3. Statistik Sektoral 4. Statistik Khusus W. BIDANG KEARSIPAN Kearsipan X. BIDANG PERPUSTAKAAN Perpustakaan

Y. BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 1. Pos dan Telekomunikasi

2. Sarana Komunikasi Dan Diseminasi Informasi Z. BIDANG PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

1. Tanaman Pangan dan Hortikultura

2. Perkebunan

3. Peternakan dan Kesehatan Hewan 4. Ketahanan Pangan

5. Penunjang

AA. BIDANG KEHUTANAN 1. Inventarisasi Hutan

2. Pengukuhan Kawasan Hutan Produksi, Hutan Lindung, Kawasan Pelestarian Alam, Kawasan Suaka Alam dan Taman Buru

3. Penunjukan Kawasan Hutan, Hutan Produksi, Hutan Lindung, Kawasan Pelestarian Alam, Kawasan Suaka Alam dan Taman Buru

4. Penataan Batas dan Pemetaan Kawasan Hutan Produksi, Hutan Lindung, Kawasan Pelestarian Alam, Kawasan Suaka Alam dan Taman Buru

5. Penetapan Kawasan Hutan Produksi, Hutan Lindung, Kawasan Pelestarian Alam, Kawasan Suaka Alam dan Taman Buru 6. Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus

7. Penatagunaan Kawasan Hutan

8. Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan

9. Rencana Pengelolaan Jangka Panjang (Dua Puluh Tahunan) Unit Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP)

10. Rencana Pengelolaan Jangka Menengah (Lima Tahunan) Unit KPHP 11. Rencana Pengelolaan Jangka Pendek (Tahunan) Unit KPHP

12. Rencana Kerja Usaha Dua Puluh Tahunan Unit Usaha Pemanfaatan Hutan Produksi

13. Rencana Pengelolaan Lima Tahunan Unit Usaha Pemanfaatan Hutan Produksi

14. Rencana Pengelolaan Tahunan (Jangka Pendek) Unit Usaha Pemanfaatan Hutan Produksi

(15)

15

15. Penataan Batas Luar Areal Kerja Unit Usaha Pemanfaatan Hutan Produksi 16. Rencana Pengelolaan Dua Puluh Tahunan (Jangka Panjang) Unit

Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL

17. Rencana Pengelolaan Lima Tahunan (Jangka Menengah) Unit KPHL 18. Rencana Pengelolaan Tahunan (Jangka Pendek) Unit KPHL

19. Rencana Kerja Usaha (Dua Puluh Tahunan) Unit Usaha Pemanfaatan Hutan Lindung

20. Rencana Pengelolaan Lima Tahunan (Jangka Menengah) Unit Usaha Pemanfaatan Hutan Lindung

21. Rencana Pengelolaan Tahunan (Jangka Pendek) Unit Usaha Pemanfaatan Hutan Lindung

22. Penataan Areal Kerja Unit Usaha Pemanfaatan Hutan Lindung 23. Rencana Pengelolaan Dua Puluh Tahunan (Jangka Panjang) Unit

Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK)

24. Rencana Pengelolaan Lima Tahunan (Jangka Menengah) Unit KPHK 25. Rencana Pengelolaan Jangka Pendek (Tahunan) Unit KPHK

26. Rencana Pengelolaan Jangka Panjang (Dua Puluh Tahunan) Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Wisata Alam dan Taman Buru

27. Rencana Pengelolaan Jangka Menengah Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Wisata Alam dan Taman Buru

28. Rencana Pengelolaan Jangka Pendek Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Wisata Alam dan Taman Buru

29. Penataan Blok (Zonasi) Cagar Alam, Suaka Marga Satwa, Taman Nasional, Taman Wisata Alam dan Taman Buru

30. Pengelolaan Taman Hutan Raya 31. Rencana Kehutanan

32. Sistem Informasi Kehutanan (Numerik dan Spasial) 33. Pemanfaatan Hasil Hutan pada Hutan Produksi 34. Pemungutan Hasil Hutan pada Hutan Produksi

35. Pemanfaatan Kawasan Hutan dan Jasa Lingkungan pada Hutan Produksi 36. Industri Pengolahan Hasil Hutan

37. Penatausahaan Hasil Hutan

38. Pemanfaatan Kawasan Hutan pada Hutan Lindung 39. Penerimaan Negara Bukan Pajak Bidang Kehutanan

40. Perencanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Termasuk Hutan Mangrove 41. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

42. Pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Termasuk Hutan Mangrove 43. Reklamasi Hutan pada Areal yang Dibebani Izin Penggunaan Kawasan

Hutan

44. Reklamasi Hutan Areal Bencana Alam

45. Pemberdayaan Masyarakat Se-tempat di Dalam dan di Sekitar Hutan 46. Pengembangan Hutan Hak dan Aneka Usaha Kehutanan

47. Hutan Kota

48. Perbenihan Tanaman Hutan

49. Pengusahaan Pariwisata Alam pada Kawasan Pelestarian Alam, dan Pengusahaan Taman Buru, Areal Buru dan Kebun Buru

50. Pengelolaan Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam, dan Taman Buru

51. Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar 52. Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar 53. Lembaga Konservasi

BB. BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah

2. Geologi

(16)

16

4. Minyak dan Gas Bumi

5. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat CC. BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

1. Kelautan

2. Umum

3. Perikanan Tangkap

4. Perikanan Budidaya

5. Pengawasan dan Pengendalian

6. Pengolahan dan Pemasaran

7. Penyuluhan dan Pendidikan DD. BIDANG PERDAGANGAN

1. Perdagangan Dalam Negeri 2. Metrologi Legal

3. Perdagangan Luar Negeri

4. Kerjasama Perdagangan Internasional 5. Pengembangan Ekspor Nasional

6. Perdagangan Berjangka Komoditi, Alternatif Pembiayaan Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang

EE. BIDANG PERINDUSTRIAN

1. Perizinan

2. Usaha Industri

3. Fasilitas Usaha Industri

4. Perlindung-an Usaha Industri

5. Perencana-an dan Program

6. Pemasaran

7. Teknologi

8. Standarisasi

9. Sumber Daya Manusia (SDM)

10. Permodalan

11. Lingkungan Hidup

12. Kerjasama Industri

13. Kelembaga-an

14. Sarana dan Prasarana

15. Informasi Industri

16. Pengawasan Industri

17. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan

BUPATI TANAH BUMBU, TTD

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kurang mampu menyampaikan dan memahami dengan baik gagasan dan pesan yang disampaikan secara verbal Mampu menyampaikan dan. memahami dengan baik gagasan dan pesan

The purpose of this interface is to load the SRC_ORDERS table of orders and the SRC_ ORDER_LINES table of order lines from the Orders Application - HSQL model into the

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pola sebaran panas di Kolam Pelabuhan Tambak Lorok Semarang menuju ke arah timur pada bulan Agustus 2012, kemudian ke arah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya pada pengeringan dengan Solar Tunnel Dryer (STD) terhadap mutu produk ditinjau

yang memanjang. 2) Erupsi sentral: magma keluar melalui lubang yang kecil. 3) Erupsi areal: membentuk kawah yang sangat luas. c) Gempa bumi (seisme): getaran kulit bumi akibat

Hasil penelitian bukanlah penelitian terakhir yang dapat digeneralisasikan untuk semua mata pelajaran, semua tingkatan sekolah, ataupun semua pendidik, sehingga

Perkebunan Nusantara II Kwala Madu merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan Gula Kristal Putih (GKP) yang telah menerapkan program Keselamatan