• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan 2010)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan 2010)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu

Kegiatan penelitian mengambil lokasi di Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution yang terletak di Jalan Belitung No. 1, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Wilayah Pengembangan Cibeunying, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat (Gambar 6).

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta kota Bandung, citra satelit (googlemaps), kuesioner, dan literatur. Alat yang digunakan antara

Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian

(2)

lain kamera digital, alat tulis, alat gambar, dan perangkat komputer yang dilengkapi program Microsoft Office Word 2007, Microsoft Office Excel 2007, dan Adobe Photoshop CS2.

3.3 Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, yang merupakan modifikasi dari metode Gold (1980). Tahap yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tahap inventarisasi, analisis, sintesis, dan penyusunan rencana pengelolaan (Gambar 7).

Tahapan Kegiatan Hasil

Gambar 7 Tahapan Penelitian Persiapan

Inventarisasi Survei lapang Studi pustaka 1. Aspek fisik 2. Aspek biofisik 3. Aspek sosial 4. Aspek pengelolaan dan pemeliharaan

Analisis Taman Lalu Lintas sebagai: 1. Taman pendidikan kelalulintasan 2. Taman lingkungan hidup 3. Taman Bermain (rekreasi) Potensi dan Kendala Sintesis Analisis SWOT Strategi Pengelolaan Matriks SWOT Rencana Pengelolaan Konsep

(3)

3.3.1 Persiapan

Pada tahap ini dilakukan pencarian informasi umum tentang kondisi lokasi penelitian saat ini, pembuatan usulan penelitian, permohonan izin untuk dapat melaksanakan penelitian, dan persiapan alat serta bahan yang diperlukan untuk tahap inventarisasi.

3.3.2 Inventarisasi

Inventarisasi bertujuan mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan meliputi data dari aspek fisik, biofisik, dan sosial, serta aspek pengelolaan dan pemeliharaan yang mengacu kepada tujuan pengelolaan. Secara rinci jenis data, unit data, dan sumber data disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Data yang Diperlukan untuk Penelitian

No. Jenis Data Unit Sumber Analisis Kegunaan

1. Aspek Fisik a. Sirkulasi b. Fasilitas, sarana, dan prasarana - - Pustaka/survei Wawancara/ pustaka/survei Deskriptif Deskriptif Mengetahui potensi dan kendala 2. Aspek Biofisik a. Hidrologi b. Vegetasi c. Satwa - Spesies Spesies Wawancara/survei Wawancara/survei Pustaka/survei Deskriptif Deskriptif Deskriptif Mengetahui potensi dan kendala 3. Aspek Sosial a. Jumlah pengunjung dan waktu kunjungan b. Karakteristik Pengunjung c. Persepsi Pengunjung Orang - - Wawancara Wawancara/ kuisioner Wawancara/ kuisioner Daya dukung Statistik dan deskriptif Statistik dan deskriptif Mengetahui daya dukung rekreasi dan pertimbang-an rencpertimbang-ana pengelolaan 4. Aspek Pengelolaan dan Pemeliharaan a. Struktur organisasi b. Tenaga kerja dan penjadwalan c. Alat dan bahan d. Pengelolaan karcis e. Program - Waktu - Rupiah - Wawancara Wawancara Wawancara/survei Wawancara Wawancara/pustaka Deskriptif Deskriptif Deskriptif Deskriptif Deskriptif Mengetahui kondisi dan tujuan pengelolaan

(4)

Cara pengumpulan data meliputi survei langsung, wawancara dengan nara sumber, penyebaran kuesioner, dan pengumpulan data sekunder. Rincian pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. survei langsung yang meliputi pengambilan foto dan pengamatan kondisi fisik, biofisik, sosial, pengelolaa, dan pemeliharaan di lokasi penelitian;

2. wawancara dengan nara sumber yang dilakukan kepada pihak pengelola, dan pengunjung di lokasi penelitian;

3. penyebaran kuisioner yang dilakukan secara acak kepada pengunjung di lokasi penelitian;

4. pengumpulan data melalui studi pustaka yang terdiri dari peta umum lokasi penelitian, data fisik, dan data biofisik.

3.3.3 Analisis

Berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis yang mengacu kepada tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain anak-anak (rekreasi). Masing-masing fungsi tersebut dianalisis sesuai dengan data aspek yang mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut.

1. Taman Lalu Lintas sebagai taman pendidikan kelalulintasan a. Analisis aspek fisik (deskriptif);

b. Analisis aspek sosial (karakter dan persepsi pengunjung); c. Analisis program pendidikan kelalulintasan (deskriptif). 2. Taman Lalu Lintas sebagai taman lingkungan hidup

a. Analisis aspek biofisik (deskriptif);

b. Analisis aspek sosial (karakter dan persepsi pengunjung); c. Analisis program lingkungan hidup (deskriptif).

3. Taman Lalu Lintas sebagai taman taman bermain (rekreasi) a. Analisis aspek fisik (deskriptif);

b. Analisis sosial (karakter dan persepsi pengunjung); c. Analisis daya dukung.

(5)

Analisis-analisis tersebut kemudian akan menghasilkan bebagai potensi dan kendala yang akan digunakan dalam Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats). Penjelasan dari analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif merupakan analisis yang dilakukan untuk mengolah data inventarisasi yang didapat melalui studi pustaka, wawancara dengan pengelola dan pengunjung, hasil penyebaran kuisioner, serta pengamatan langsung. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis potensi dan kendala yang terdapat pada aspek fisik, biofisik, sosial, dan pemeliharaan 2. Analisis daya dukung

Analisis ini menggunakan formula kebutuhan area rekreasi yang dapat menghitung jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam manusia. Perhitungan ini menggunakan rumus perhitungan nilai daya dukung untuk kawasan wisata menurut Boulon dalam Nurisjah, Pramukanto, dan Wibowo (2003), yaitu

dengan

DD = daya dukung (orang);

A = luas area yang digunakan untuk rekreasi (m2); S = standar rata-rata individu (m2/orang);

T = total pengujung per hari pada area yang diperkenankan (orang); K = koefisien rotasi;

N = jam kunjungan per hari area yang diizinkan (jam); R = rata-rata waktu kunjungan (jam).

3. Analisis karakteristik dan persepsi pengunjung

Analisis ini dilakukan dengan cara wawancara dan penyebaran kuisioner kepada 46 orang pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung secara acak. Dalam kuisioner, pengunjung akan menjawab pertanyaan seputar karakteristik dirinya

DD = A T = DD x K K = N

(6)

dan juga persepsi mengenai Taman Lalu Lintas Bandung. Contoh kuisioner terlampir (Lampiran 1).

4. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)

Analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi rencana pengelolaan di Taman Lalu Lintas Bandung adalah analisis SWOT, yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi (Rangkuti, 1997). Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui atau melihat kondisi sebuah area rekreasi secara sistematik dengan membandingkan faktor internal yang terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) dengan faktor eksternal yang terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data secara kualitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap faktor-faktor internal dan eksternal, sedangkan analisis secara kuantitatif dilakukan dengan pembobotan dan pemberian rating (peringkat).

Langkah kerja dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT adalah identifikasi faktor internal dan eksternal, penentuan bobot faktor internal dan eksternal, dan pembuatan matriks faktor internal dan eksternal. Untuk lebih jelasnya penjabaran tahapan analisis SWOT adalah sebagai berikut.

a. Identifikasi faktor internal dan faktor eksternal

Identifikasi faktor internal (IFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan serta memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Penilaian faktor eksternal (EFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana ancaman dan peluang yang dimiliki dengan cara mendaftarkan ancaman dan peluang (David, 2008). Identifikasi berbagai faktor tersebut secara sistematis digunakan untuk merumuskan rencana pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung.

b. Penentuan bobot faktor internal dan eksternal

Pembobotan dilakukan untuk mengetahui faktor mana yang paling berpengaruh pada taman. Sebelum melakukan pembobotan, ditentukan tingkat kepentingannya. Setiap faktor internal dan eksternal diberi nilai

(7)

berdasarkan tingkat kepentingannya (Tabel 2 dan 3). Tingkat kepentingan setiap faktor strategis internal dan eksternal ditentukan oleh pengaruh setiap faktor terhadap rencana pengelolaan dan pengembangan kawasan (Kinnear dan Taylor, 1991). Penentuan tingkat kepentingan faktor-faktor yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung mengacu pada fungsi dari taman ini. Faktor yang berhubungan dengan fungsi Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman pendidikan kelalulintasan, tingkat kepentingannya lebih penting dari pada fungsi Taman Lalu Lintas Bandung yang kedua (sebagai taman lingkungan hidup) dan fungsi ketiga (sebagai taman bermain/rekreasi).

Tabel 2 Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Internal

Simbol Faktor Internal Tingkat Kepentingan

Strengths (S) S1 S2 Sn Weaknesses (W) W1 W2 Wn

Tabel 3 Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal

Simbol Faktor Eksternal Tingkat Kepentingan

Opportunities (O) O1 O2 On Threats (T) T1 T2 Tn

Setelah memperoleh tingkat kepentingan dari setiap faktor strategis internal dan eksternal, dilakukan pembobotan dengan metode paired comparison, yaitu membandingkan setiap faktor internal dengan faktor eksternal (Tabel 4). Menurut David (2008), penentuan bobot setiap variabel menggunakan skala 1 – 4, yaitu

1) nilai 1 jika indikator faktor horizontal kurang penting daripada indikator faktor vertikal;

2) nilai 2 jika indikator faktor horizontal sama penting dengan indikator faktor vertikal;

(8)

3) nilai 3 jika indikator faktor horizontal lebih penting daripada indikator faktor vertikal;

4) nilai 4 jika indikator faktor horizontal sangat penting daripada indikator faktor vertikal.

Tabel 4 Formulir Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal Faktor Strategis Internal/ Eksternal A B C D Total Bobot A x1  α1 B x2  α2 C x3  α3 D x4  α4 Total

Sumber: Kinnear dan Taylor, 1991

Kemudian bobot akhir setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus (Kinnear & Taylor 1991):

dengan

α

i = bobot variabel ke-I;

xi = nilai variabel ke-I; i = 1,2,3,…,n;

n = jumlah variabel.

c. Pembuatan Matriks Faktor Internal dan Eksternal

Selanjutnya pemberian peringkat pada masing-masing faktor berdasarkan tingkat kepentingannya dengan nilai 1–4. Nilai peringkat faktor positif (kekuatan dan peluang) berbanding terbalik dengan faktor negatif (kelemahan dan ancaman) (Rangkuti, 1997). Jika faktor positif tingkat kepentingannya sangat penting bernilai 4, penting bernilai 3, cukup penting bernilai 2, dan tidak penting bernilai 1, sedangkan jika faktor negatif memiliki tingkat kepentingan sangat penting bernilai 1, penting bernilai 2, cukup penting 3, dan tidak penting 4. Kemudian setiap peringkat dari faktor-faktor tersebut dikalikan dengan bobot untuk memperoleh skor pembobotan (Tabel 5 dan 6).

α

i=

x

i

(9)

Tabel 5 Formulir Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Simbol Faktor

Internal Bobot Peringkat

Skor = Bobot*Peringkat Strengths (S) S1 S2 S3 Sn Weaknesses (W) W1 W2 W3 Wn Total

Tabel 6 Formulir Matriks External Factor Evaluation (EFE)

Simbol Faktor

Eksternal Bobot Peringkat

Skor = Bobot*Peringkat Opportunities (O) O1 O2 O3 On Threats (T) T1 T2 T3 Tn Total

Dari total skor yang didapat dari pembobotan pemeringkatan di atas, akan diketahui posisi Taman Lalu Lintas Bandung pada kuadran tertentu yang dapat menyatakan kekuatan dan kelemahannya melalui matriks internal-eksternal (IE) (Gambar 8).

I II III

IV V VI

VII VIII IX

Gambar 8 Matriks IE

3.3.4 Sintesis

Berdasarkan hasil analisis, dilakukan sintesis. Sintesis bertujuan memberikan solusi dari masalah dan pengembangan potensi. Permasalahan dan potensi dari hasil analisis aspek fisik, biofisik, sosial, serta pengelolaan dan

4 tinggi sedang rendah rendah sedang tinggi 3 2 1 3 2 1 Total S kor EF E

(10)

pemeliharaan dirumuskan dalam faktor kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Sintesis yang dilakukan merupakan penyusunan alternatif strategi menggunakan Matriks SWOT. Matriks SWOT merupakan suatu alat yang dapat menggambarkan bagaimana peluang-peluang dan ancaman dari faktor eksternal yang dihadapi dan dipadukan dengan kelemahan dan kekuatan dari faktor internal (Tabel 7). Matriks ini dapat menghasilkan empat alternatif strategi yang dapat diterapkan bagi kelangsungan suatu kegiatan, yaitu

1. strategi SO, strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada;

2. strategi WO, strategi yang mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahankelemahan;

3. strategi ST, strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi;

4. strategi WT, strategi yang meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada.

Tabel 7 Matriks SWOT Eksternal Internal

Opportunities (O) Threats (T)

Strengths (S)

Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada

Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi

Weaknesses (W)

Mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan

Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada

Sumber: Rangkuti (1997)

Beberapa alternatif strategi yang dihasilkan dalam matriks SWOT kemudian ditentukan prioritasnya. Penentuan prioritas alternatif strategi dilakukan dengan cara menjumlah semua skor dari faktor-faktor penyusunnya. Strategi yang memiliki skor paling tinggi menjadi prioritas utama. Bentuk penentuan prioritas alternatif strategi disajikan pada Tabel 8.

(11)

Tabel 8 Formulir Perangkingan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT

Strategi Keterkaitan dengan unsur SWOT Skor Peringkat SO1 SO2 SOn ST1 ST2 STn WO1 WO2 WOn WT1 WT2 WTn Sumber: Saraswati, 2010 3.3.5 Rencana pengelolaan

Konsep rencana pengelolaan yang disusun adalah konsep pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung yang diharapkan dapat mencapai tujuannya, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, serta taman bermain anak-anak (rekreasi) yang berkelanjutan. Rencana pengelolaan ini berupa strategi pengelolaan yang meliputi struktur organisasi, tenaga kerja, penjadwalan, media promosi, fasilitas, sarana, dan prasarana.

Gambar

Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian
Gambar 7 Tahapan Penelitian Persiapan
Tabel 1 Data yang Diperlukan untuk Penelitian
Tabel 4 Formulir Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal  Faktor Strategis  Internal/  Eksternal  A B C D  Total  Bobot  A  x 1   α 1 B  x 2   α 2 C  x 3   α 3 D  x 4   α 4 Total
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tipe perkembangan anak dan aktivitas/permainan yang dilakukan dari tipe perkembangan anak tersebut, zoning pada Ruang Bermain Edukatif dapat dibagi

Gejala klinis serta pemeriksaan histopatologis berguna bila tidak ditemukan elemen jamur ataupun hasil kultur negatif seperti yang dijumpai pada kasus aktinomisetoma

Peralatan dalam pembuatan Rekayasa dengan menggunakan sistem mekanik Model II Bahan-bahan dalam pembuatan Rekayasa dengan menggunakan sistem mekanik Model II Gambar

Teknologi telah dimanfaatkan secara luas dalam proses pendidikan terbuka dan jarak jauh, tidak hanya untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan motorik, tetapi juga

Aplikasi yang dirancang akan diimplementasikan dengan konfigurasi cloud computing menggunakan proxmox ve 2.1 dan berjalan pada sistem operasi linux Ubuntu 10.10, untuk

Dengan adanya notifikasi sistem pembayaran yang telah diberikan dapat digunakan untuk melakukan pembayaran dengan menggunakan Green Orchesta Plus (GO+), selain

(2) Pihak Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Manokwari agar senantiasa mewujudkan proses rekrutmen yang baik pada pemilihan kepala sekolah agar

androcles lebih banyak dijumpai di areal wisata Pattunuang (45 ekor) yang memiliki tumbuhan inangsebanyak 5 individu, dibandingkan dengan areal wisata Bantimurung