L2
(4)
Penganggaranbelanja
hibah
sebagaimanaayat
(3) dibedakan berdasarkan fungsi SKPD yang membidangr.Pasal 12
(1)
Hibah berupa uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal11 ayat (1) dianggarkan dalam kelompok belanja tidak
langsung, jenis belanja hibah, obyek belanja hibah, dan rincian obyek belanja hibah pada PPKD.
(21
Obyek belanjahibah dan rincian
obyek belanja hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :a.
Pemerintah Pusat;b.
Pemerintatr Daerah La.in;c.
Badan UsahaMilik
Negara atau Badan Usaha MilikDaerah;
d.
Badan,
Lembaga,dan
organisasi Kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia.(3)
Hibah berupa barang ataujasa
sebagaimana dimaksuddalam Pasal 11 ayat (2]r, dianggarkan dalam kelompok belanja langsung yang diformulasikan ke dalam program dan kegiatan yang diuraikan ke dalam jenis belanja barang
dan
jasa,
obyek belanjahibah
barangatau
jasa
danrincian
obyek belanjahibah
barangatau jasa
yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat pada SKPD.Pasal 13
Bupati mencantumkan daftar nama penerima, alamat penerima dan besaran hibah dalam L^ampiran III dan merupakan bagian
yang
tidak
terpisahkandengan
PeraturanBupati
yangmengatur tentang Penjabaran APBD. Baglan Ketlga
Pelalrsanaan dan Penatausahaan Pasal 14
Pelaksanaan anggaran hibah berupa uang berdasarkan atas DPA-PPKD.
Pelaksanaan anggaran
hibah
berupa barang atau berdasarkan atas DPA-SKPD.DPA
PPKD
sebagaimanadimaksud
pada
ayat dikelompokkan dalam Rincian DPA PPKD.Pasal 15
(U
setiap pemberian hibah dituangkan dalam NPHD yang ditandatangani olehBupati
selaku Pemberi Hibah dan penerima hibah.(21
Format
NPHD sebagaimana dimaksudpada ayat
(1)tercantum datam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan PeraturErrr Bupati ini.
(3)
NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat ketentuan mengenai:a.
pemberi dan penerima hibah;b.
tujuan pemberian hibah;(1)
(21
(3)
jasa
(4)
(s)
13
c.
besaranlrincian
penggunaanhibah yang
akan diterima;d.
hak dan kewajiban;e.
tata cara penyaluran/penyerahan hibah;f.
tata cara pelaporan hibah; danDalam penandatanganan NPHD sebagaimana dimaksud
pada
ayat
(1), Bupati
mendelegasikan kepada Kepala SKPD/Kepala Bagian yang membidang.Pendelegasian sebagaimana dimaksud
pada
ayat
(4l1,pelaksanaannya ditetapkan
dalam
Keputusan Bupati tentang pemberian hibah.Pasal 16
(U
Bupati menetapkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang atau jasa beserta besaran dan/atau jenisnya yang akan dihibahkan kepada penerima hibah dengan suatu Keputusan Bupati berdasarkan Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD.(21
Kepala
DPPKAD mengajukan
usulan
rancangan Keputusan Bupati tentang Pemberian Hibah dalam bentukuang beserta besarannya
dan
memuat daftar penerima hibah yang dikelompokkan dalam rincian obyek belanja berkenaan.(3)
Kepala SKPD mengajukan usulan rancangan KeputusanBupati tentang Pemberian Hibah dalam bentuk barang atau
jasa
beserta besaran dan/ataujenis
dan memuatdaftar penerima hibah yang dikelompokkan dalam rincian
obyek belanja berkenaan.
(4)
Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1)menjadi
dasar
penyaluranhibah
berupa
uang
dan penyerahan hibah dalam bentuk barang atau jasa.(5)
Penyaluran/penyerahanhibah dari
Pemerintah Daerahkepada penerima hibah dilakukan
setelatr penandatanganan NPHD.sebelum mengajukan pencairan hibah berupa uang dan
barang/jasa, SKPD
yang
membidangragar
membuatsurat/nota dinas
permohonan persetujuan pencairan hibah kepada Bupati.Pencairan hibah dalam bentuk u€rng dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung (I-S).
Pencairan
hibah
sebagaimana dimaksud pada ayat (Tl,disalurkan langsung melalui rekening penerima hibah
dan/atau kelompok penerima hibah.
Penyaluran
dana hibah
dapat
dilaksanakan secara sekaligus atau bertahap sesuai dengan anggaran kas yang tersedia.(10) Penyaluran dana
hibah
berupa uang kepada penerimahibah
sebagaimana dimaksud padaayat (Tl
dilengkapidengan
kuitansi
bukti
penerimaanuang
sedarrgkan penyaluran hibah berupa barang/jasa dilaksanakan oleh Kepala SKPD yang membidangr dalam bentuk Berita Acara Seratr Terima Barang/ Jasa.(6)
(71
(8)
(1)
l4
(11) Persyaratan dan mekanisme pencairan dana sebagaimana
dimaksud
pada
ayat (71, sebagaimana tersebut dalam l.ampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.Pasal 17
Pengadaan barang atau jasa dalam rangka pelaksanaan hibah
sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
3
ayat
(1),
wajib berpedoman pada peraturan peru ndang-undangan.Baglan Keempat
Pertanggungfawaban dan Pelaporan Pasal 18
Penerima hibah berupa uang berkewajiban menyampaikan
laporan
penggunaanhibah
kepada
Bupati
dengan tembusan PPKD melalui SKPD yang membidangr.Penerima hibah berupa barang atau
jasa
berkew4jiban menyampaikan laporan penggunaan barang/jasa hibah kepada Bupati melalui kepala SKPD yang membidangi. SKPD yang membidangr berkewqjiban untuk memberikanperingatan
kepada
penerima
hibah,
apabila
tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (21.
Penerima
hibah yang
tidak
melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (21 dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.Pasal 19
(1)
Hibah berupa uang dicatat sebagai realisasi jenis belanja hibah pada PPKD dalam tahun anggaran berkenaan.(21
Hibah berupa barang atau jasa dicatat sebagai realisasiobyek belanja hibah pada jenis belanja barang dan jasa
dalam
program
dan
kegiatan
pada
SKPD
yang membidansi.Pasal 2O
Pertanggungiawaban Pemerintah Daerah atas pemberian hibatt berupa uang, barang atau jasa, meliputi:
a.
usulan berupa surat permohonan dan proposal dari calon penerima hibah kepada Bupati yang telah direkomendasi oleh Kepala SKPD dan telah dipertimbangkan oleh TAPD serta telah disetujui oleh Bupati;b.
KeputusanBupati
tentang
pemberianhibah
kepada penerima hibah dalam bentuk uang, barang atau jasa beserta besaran dan/atau jenisnya yang dikelompokkan dalam rincian obyek berkenaan.Naskah Perjanjian Hibah Daeratr (NPHD);
pakta integritas
dari
penerima hibah yang menyatakan bahwa hibah yang diterima akan digunakan sesuai dengan apa yang telah dituangkan dalam NPHD; dan(2t
(3)
(4)
c. d.
15
e.
bukti
transfer uang atas pemberian hibah berupa uangatau bukti seratr terima barang atau jasa atas pemberian hibah bempa barang atau jasa.
Pasal 21
(1)
Penerimahibah
bertanggungiawab secaraformal
dan material atas penggunaan hibah yang diterimanya.(21
Pertanggungiawaban bagr penerima hibah, meliputi:a.
laporan penggunaan hibah;b.
surat
pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa, hibah yang diterima telah digunakan sesuai NPHD; danc.
salinan bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai peraturan perundang-undanganbag
penerimahibah berupa uang atau salinan
bukti
serah terima barang atau jasabag
penerima hibah bempa barang atau jasa.(3)
Pertanggungiawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf
a
dan
huruf
b
disampaikan kepadaBupati
cq. Kepala DPPKAD melalui Kepala SKPD yang membidangr untuk hibah berupa uang sedangkan untuk hibah berupa barang/jasa disampaikan kepada Bupati melalui Kepala SKPD yang membidang dalam waktu 3 (tiga) bulan setelahpenerimaan
hibah dan/atau
paling lambat tanggal 10bulan
Januari
tahun
anggaranberikutnya,
kecualiditentukan lain sesuai peraturan perundang-undangan.
(4)
Pertanggungiawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (21huruf
a
dan
huruf
b
dibuat
rang!<ap3
(tiga), lembarkesatu/asli disimpan
dan
dipergunakan oleh penerimahibah
selaku obyek
pemeriksaan,lembar
kedua disampaikan kepada Kepala SKPDyang
membidangruntuk
hibah
bempa uangdan
barang ataujasa,
dan lembar ketiga disampaikan kepada Kepala DPPKAD untuk hibah berupa uang dan Pertanggungiawaban sebagaimanadimaksud pada ayat (21 huruf
c
dibuat rangkap2
(dua),lembar kesatu/asli
disimpandan
dipergunakan oleh penerima hibah selaku obyek pemeriksaan, lembar kedua disampaikan kepada Kepala SKPDyang
membidangi untuk hibah berupa uang dan barang atau jasa.(5) Atas
pertanggungiawabanyang
disampaikan
olehpenerima
hibah
berupa uang, SKPD yang membidangmembuat
Berita
Acara
verifikasi
kebenaran
dan keleng!<apan Surat Pertanggungiawaban dan disampaikan kepada Kepala DPPKAD.?tgp,I22
Realisasi
hibah
dicantumkanpada
laporan keuangan Pemerintah Daerah dalam tahun anggaran berkenaarf..Hibah
berupa barangyang
belum diseratrkan kepadapenerima
hibah
sampai denganakhir
tahun
anggaran berkenaan dilaporkan sebagai persediaan dalam neraca.(1)
(21
L6
(1)
Pasal 23
Realisasi hibah berupa barang atau
jasa
dikonversikansesuai standar akuntansi pemerintahan
pada
laporan realisasi anggarandan
diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan dalarrr penyusunan laporan keuangan Pemerintah Daeratr.Format konversi dan pengungkapan hibah berupa barang atau jasa sebagaimana dimaksud ayat (U sesuai dengan Peraturan Perundiing-undangan yang berlaku.
Persyaratan dan
mekanisme
penyampaian pertanggungiawabanbelanja
hibah
tercantum
dalamLampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.
BAB IV
BAITTUAIT SOSIAL Baglan Kesatu
Umum Pasal 24
(1)
Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan sosialkepada anggota/kelompok masyarakat secara selektif
serta memiliki
kejelasan peruntukannya
dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.(21
Pemberian bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelatr memprioritaskan pemenuhanbelanja urusan
wajib
dan
urusan
pilihan
dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat.Pasal 25
Anggota/kelompok masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1), meliputi:
a.
individu dan/atau keluarga yang mengalami keadaan yangtidak
stabil
sebagai akibatdari
krisis
sosial, ekonomi,politik,
bencana,atau
fenomenaalam agar
dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum; danb.
lembaga
non
pemerintatran
bidang
pendidikan,keagamaan,
dan
bidang
lain
yang
berperan untuk melinduns individu, kelompok, dan/atau masyarakat dari kemungkinan teq'adinya resiko sosial.Pa3al 26
(1)
Bantuan sosial berupa uang kepada individu dan/ataukeluarga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf a
terdiri dari bantuan sosial yang direncanakan dan yang tidak dapat direncanakan sebelumnya.
(21
Bantuan sosial yang direncanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan kepada individu dan keluarga yang sudah jelas nama, alamat penerima dan besarannya pada saat penyusunan APBD.(21
(3)
(3)
L7
Bantuan sosial
yang tidak dapat
direncanakan sebelumnyasebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)dialokasikan
untuk
kebutuhan akibat resiko sosial yangtidak
dapat diperkirakan pada saat penyusunan APBD yang apabila ditunda penanganannya akan menimbulkanresiko sosial yang
lebih
besarbag
individu
dan/atau keluarga yang bersangkutan.Pagu alokasi anggaran bantuan sosial yang
tidak
dapat direncanakan sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak melebihi pagu alokasi anggaran bantuan sosial yang direncanakan sebagaimana dimaksud pada ayat(21.?asl27
(1)
Pemberian bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) memenuhi kriteria palins sedikit, sebagaiberikut :
a.
selel<tif;b.
memenuhi persyaratan penerima bantuan;c.
bersifat sementara dan tidak terus menerus, kecuali dalam keadaan tertentu dapat berkelanjutan; dand.
sesuai tujuan penggunaan.(21
ltuiteria selektif sebagaimana dimaksudpada
ayat (1)huruf a diartikan batrwa bantuan sosial hanya diberikan kepada calon penerima yang ditujukan untuk melinduns
dari kemungkinan resiko sosial.
(3)
Iftiteria
persyaratan penerimabantuan
sebogaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:a.
memiliki identitas yang jelas; danb.
berdomisili dalam wilayah administratif Pemerintatran Daerah.Ifuiteria
bersifat
sementaradan tidak
terus
menerus sebagaimana dimaksud pada ayat(U
huruf
c
diartikan bahwa pemberian bantuan sosial tidak wqiib dan tidakhartrs diberikan setiap tahun anggaran.
Ikiteria
keadaan
tertentu dapat
berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf
c
diartikanbahwa bantuan sosial dapat
diberikansetiap
tahun anggaran sampai penerima bantuan telah lepas dari resiko sosid.Kriteria sesuai tujuan penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
d
diartikan bahwa tujuan pemberian bantuan sosial meliputi:a.
rehabilitasi sosial;b.
perlindungan sosial;c.
pemberdayaan sosial;d.
jaminan sosial;e.
penanggulangan kemiskinan; danf.
penanggulangan bencana. Pasal 28(U
Rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27ayat (6)
huruf
a
ditujukan
untuk
memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. (41 (41 (5) (6) 0(6) (21 (3) (4) (s) (1) 18
Perlindungan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27
ayat
(6)
huruf
b
ditujukan
untuk
mencegah dan menangani resiko dari guncangan dan kerentanan sosial anggota masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal.Pemberdayadn sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27 ayat (61 huruf c ditujukan untuk menjadikan anggota masyarakat yang mengalami masalah sosial mempunyai daya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.
Jaminan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (6) huruf d merupakan skema yang melembaga untuk
menjamin penerima
bantuan agar dapat
memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.Penanggulangan
kemiskinan
sebagaimana dimaksuddalam Pasal
27
ayat (6)huruf e
merupakan kebfgakan, program, dan kegiatan yang dilakukan terhadap anggotamasyarakat
yang
tidak
mempunyaiatau
mempunyai sumber mata pencalrariandan
tidak
dapat memenuhi kebutuhan yang layak bag kemanusiaan.Penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27
ayat (6)huruf
f
merupakan rerangtcaian upaya yang ditujukan untuk rehabilitasi.Pasal 29
Bantuan sosial
berupa
uang
atau
barang
diterima langsung oleh penerima bantuan sosial.Bantuan sosial berupa uang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1)
adalatr uang yang diberikan secara langsung kepada penerima seperti beasiswabag
anak
miskin,yayasan
pengelola
yatim piatu,
nelayan
miskin,masyarakat
lanjut
usia,
terlantar, cacat berat
dan tunjangan kesehatanbas
putera puteri pahlawan yang tidak mampu.Bantuan sosial berupa barang sebagaimana dimaksud
pada
ayat
(U
adalatr barangyang
diberikan
secaralangsung kepada penerima seperti bantuan kendaraan operasional
untuk
sekolah
luar
biasa
swasta
dan masyarakat tidak mampu, bantuan peratru untuk nelayanmjskin,
bantuan
makanan/pakaian
kepada
yatimpiatu/tuna
sosial,dan
bantuan
ternak
bag
anggota masyarakat kurang mampu.Teknis pelaksanaan pemberian
bantuan
sosial diaturtersendiri
dan
disusun
oleh
SKPDyang
membidans berdasarkan peraturan perundang-undangan.Baglan Kedua Penganggafian
Pasal 3O
Anggota/kelompok masyarakat menyampaikan usulan
berupa surat permohonan bantuan sosial dan proposal kepada Bupati dengan tembusan SKPD yang membidanS.
Format
surat
permohonandan
penyusunan proposal sebagaimana dimaksud pada ayat(U
tercantum dalam Ia.mpiran dan merupakan bagran yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.(1) (21 (3) (41 u (21
19
(3)
Bupati
dengan disposisi
atau
yang
dipersamakanmenunjuk SKPD
yang
membidang
unhrk
segera melaktrkan evaluasi usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).(4)
Unhrk
melaksanakan evaluasipada
ayat
(3),
kepala
SKPD evaluasi.sebagaimana dimaksud
dapat
membenhrk tim(5)
Kepala SKPDyang
membidangi menyarnpaikan hasilevaluasi sebagaimana dimahsud pada
ayat
(4) bempa rekomendasi kepada Bupati melalui TAPD.(6)
Format Rekomendasi SKPD sebagaimana dimaksud padaayat (5)
tercanhrmdalam
Lampirandan
merupakan bagian yang tidak terpisatrkan dengan Perahrran Bupatiini.
(71
Penyampaianhasil
evahrasi
benrpa
rekomendasi sebagaimana ayat (5), dikoordinasikan oleh BAPPEDA yang selanjutnya dibawa dalam rapat pembahasan TAPD.(8)
TAPD memberikan pertimbangan kepadaBupati
atas rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) sesuai dengan prioritas dan kemampuan keuangan daerah.(9)
Format pertimUangan TAPD sebagaimana dimahsud padaayat (8)
tercantumdalam
Lampirandan
mempalran bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.(10) Dikecualikan terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (3), ayat (41, ayat (5), dan ayat (8)
terhadap banhran sosial kepada individu
dan
keluarga yang tidak dapat direncanakan sebelumnya, mekanisme pengusulannya dilakukan oleh Kepala DPPKAD.Pasal 31
(U
Rekomendasi Kepala SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal30
ayat (5) dan pertimbangan TAPD sebagaimanadimahsud dalam Pasal
30
ayat (8)
serta persehrjuanBupati
mer{adi
dasar pencantuman alokasi anggaran bantrran sosial dalam rancangan KUA dan PPAS.(21
Pencantuman alokasi anggaran sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi anggaran banhran sosial berupa uang dan/atau bar:ang.
Pasel 32
(1)
Bantuan sosial benrpa uang dicanttrmkan dalam RKA-PPKD.(21
Banttrd sosial berupa barang dicanhrmkan dalam RKA-SKPD.(3)
RKA-PPKD dan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (21, menjadi dasar penganggaran banhransosial dalam
APBD sesuai peraturan
pemndang-undangan.
Pesel 33
(1)
Bantuan sosial berupa uang dianggarkan dalam kelompok belartja tidak langsung, jenis belanja banhran sosial, obyek belanja bantuan sosial, dan rincian obyek belanja banttran sosial pada PPKD.(21
(3)
20
Obyek belanja bantuan sosial dan rincian obyek belanja
bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada
ayat
(1), meliputi:a.
individu dan/atau keluarga; danb.
lembaga non pemerintahan.Bantuan
sosial berupa barang
dianggarkan ddamkelompok belanja langsung yang diformulasikan ke dalam program
dan
kegiatan, yang diuraikanke
dalam jenis belanja barang dan jasa, obyek belanja bantuan sosial barang dan rincian obyek belanja bantuan sosial barang yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat pada SKPD.Pasal 34
Bupati mencantumkan daftar nama penerima, alamat penerima dan besaran bantuan sosial dalam Lampiran IV dan merupakan bagran
yang
tidak
terpisahkan dengan Peraturan Bupatitentang Penjabaran APBD,
tidak
termasuk bantuan sosialkepada
individu dan/atau
keluarga
yang
tidak
dapat direncanakan sebelumnya.Baglan Ketlga
Pelaksanaan dan Penatausahaan
(1)
(21
Pasal 35
Pelaksanaan anggaran
bantuan
sosial berdasarkan atas DPA-PPKD.Pelaksanaan anggaran
bantuan
sosial berdasarkan atas DPA-SKPD.berupa
uangberupa barang Pasal 36
(1)
Bupati
menetapkan pemberianbantuan
sosial dalam bentuk uang dan/atau barang kepada penerima bantuan sosial beserta besaran dan/atau jenisnya kepada penerimabantuan sosial dengan Keputusan
Bupati
berdasarkan Peraturan Daeratr tentang APBDdan
Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD.(21
Kepala
DPPKAD mengajukan
usulan
rancangan KeputusanBupati
tentang pemberianbantuan
sosialdalam bentuk uang
beserta
besarannya
yang dikelompoklran dalam rincian obyek belanja berkenaan.(3)
Kepala SKPDyang
membidangr, mengajukan usulan rancangan Keputusan Bupati tentang pemberian bantuan sosial berupa barang beserta besaran dan/atau jenisnyayang
dikelompokkandalam
rincian
obyek
belanja berkenaan.(4)
Penyaluran
dan/atau
penyerahan
bantuan
sosial didasarkan pada Keputusan Bupati tentang pemberianbantuan
sosial
kepada penerima
bantuan
sosialsebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga yang tidak dapat direncanakan sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (3).
2L
(5)
Penyaluran/penyerahan bantuan sosial kepada individudan/atau
keluarga
yang
tidak
dapat
direncanakan sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat(3), didasarkan pada permintaan
tertulis
dari
individudan/atau
keluarga yang bersangkutandan/atau
suratketerangan dari pejabat yang berwenang serta mendapat persetujuan Bupati setelah diverifikasi oleh SKPD yang membidangr.
(6)
Bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga yangtidak
dapat
direncanakan sebelumnya sebagaimanadimaksud dalam ayat (5), dilakukan evaluasi oleh Tim Evaluasi pada SKPD yang membidang dan menyampaikan hasil evaluasi berupa rekomendasi SKPD.
(7)
Sebelum mengajukan pencairan bantuan sosial berupauang
dan
barang/jasa, SKPDyang
membidangr agarmembuat
surat/nota dinas
permohonan persetujuan pemberian bantuan sosial kepada Bupati.(8)
Pencairan bantuan sosial berupa uang dilakukan dengancara
pembayaranlangsung
(LS) melalui
mekanismesPP/SPM/SP2D-r,S.
(9)
Pencairanbantuan sosial berupa
uang
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) disalurkan langsung ke
rekening penerima
bantuan
sosial, sedangkan untuk bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga yang tidak dapat direncanakan sebelumnya disalurkan melalui rekening bendahara pengeluaran SKPD yang membidangr. (10) Penyaluran dana bantuan sosial berupauang
kepadapenerima bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dilengkapi dengan kuitansi bukti penerimaan uang
dan
penyaluran
bantuan
sosial
berupa
barang dilaksanakan oleh Kepala SKPD yang membidangr dalam bentuk Berita Acara Serah Terima Barang.(11) Persyaratan dan mekanisme pencairan dana dari belanja sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
3 ayat
(Zl, sebagaimana tersebut dalam L,ampirandan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.Pasal 37
Pengadaan barang dalam rangka bantuan sosial sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
3
ayat (2]l,wajib
berpedoman pada peraturan perundang-undangan.Baglan Keempat
Pertanggungf awaban dan Petrapotan Pasal 38
(1)
Penerima
bantuan sosial berupa uang,
wajibmenyampaikan
laporan
penggunaanbantuan
sosial kepada Bupati dengan tembusan PPKD melalui Kepala SKPD yang membidangr.(21 Penerima
bantuan
sosial
berupa
barang,
wqjibmenyampaikan
laporan
penggunaanbarang
kepada Bupati melalui SKPD yang membidangr.(3) (41 t2l (3) (41 22
SKPD yang membidarrg berkewajiban untuk memberikan peringatan kepada penerima bantuan sosial apabila tidak
menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2).
Penerima
Bantuan
Sosial
yang
tidak
melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(21
dikenakan
sanksi sesuai
peraturan
perundang-undangan.Pasal 39
(1)
Bantuan sosial berupa uang dicatat sebagai realisasi jenis belanja bantuan sosial pada PPKD dalam tahun anggaran berkenaan.Bantuan sosial berupa barang dicatat sebagai realisasi obyek belanja bantuan sosial pada jenis belanja barang dan jasa dalam program dan kegiatan pada SKPD yang membidangr.
PPKD membuat rekapitulasi penyaluran bantuan sosial kepada
individu dan/atau
keluargayang
tidak
dapat direncanakan sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (5) paling lambat tanggal 5 Januari tahunanggara.n berikutnya.
Rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat nama penerima dan besaran bantuan sosial yang diterima oleh masing-masing individu dan/atau keluarga.
Pasal 4O
(1)
Pertanggungjawaban Pemerintah Daeratr atas pemberian bantuan sosial, meliputi:a.
usulan berupa surat permohonan dan proposal daricalon
penerima
bantuan sosial dan/atau
suratketerangan
dari
pejabatyang
beniuenang kepadaBupati yang telah direkomendasi oleh Kepala SKPD
dan telah
dipertimbangkanoleh
TAPDserta
telah disetujui oleh Bupati;b.
Keputusan Bupati tentang pemberian bantuan sosial dalam bentuk uang dan/atau barang beserta besarandan jenis barang yang dikelompokkan dalam rincian
obyek belanja berken aarl;
c.
pakta integritasdari
penerima bantuan sosial, yang menyatakan bahwa bantuan sosial yang diterima akan digunakan sesuai dengan usulan; dand. bukti
transfer/penyerahanuang
atas
pemberian bantuan sosial berupa uang ataubukti
serah terima barang atas pemberian bantuan sosial berupa barang.(21
Pertanggungiawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b dan huruf c, dikecualikan terhadap bantuan sosial
bagr individu dan/atau
keluargayang Udak
dapat direncanakan sebelumnya.Pasal 41
(U
Penerima bantuan sosial bertanggungiawab secara formaldan
material
atas
penggunaanbantuan sosial
yang diterimanya.23
(21
Pertanggungiawaban penerima bantuan sosial meliputi:a.
laporan penggunaan bantuan sosialoleh
penerima bantuan sosial;Surat Pernyataan Tanggung Jawab yang menyatakan bahwa bantuan sosial yang diterima telatr digunakan sesuai dengan usulan; dan
salinan bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bag penerima bantuan sosial berupa uang
atau
salinanbukti
serah terima barangbagi
penerima bantuan sosial berupa barang.(6)
Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (21huruf
a
dan
huruf
b
disampaikan kepadaBupati
cq. Kepala DPPKAD melalui Kepala SKPD yang membidangruntuk
bantuan sosial berupauang
sedangkan untukbantuan sosial berupa barang/jasa disampaikan kepada
Bupati
melalui Kepala SKPD yang membidangr dalamwaktu
3
(tiga) bulan setelah penerimaan bantuan sosid dan/atau paling lambat tanggal 10 bulan Januari tahun anggaran berikutnya,kecuali
ditentukan
lain
sesuai peraturan perundang-undangan.(3)
Pertanggungiawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (21huruf
a
dan
huruf
b
dibuat
rangkap3
(tiga), lembarkesatu/asli disimpan
dan
dipergunakan oleh penerima bantuan sosial selaku obyek pemeriksaart, lembar kedua disampaikan kepada Kepala SKPDyang
membidanSuntuk bantuan sosial berupa uang dan barang atau jasa,
dan lembar ketiga disampaikan kepada Kepala DPPKAD
untuk bantuan sosial berupa uang
danPertanggungiawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (21
huruf
c
dibuat
rangkap2
(dua), lembar kesatu/aslidisimpan dan dipergunakan oleh penerima bantuan sosial
selaku obyek pemeriksaan, lembar kedua disampaikan kepada Kepala SKPD yang membidangi
untuk
bantuan sosial berupa uang dan barang atau jasa.(4)
Atas
pertanggungjawabanyang
disampaikan
olehpenerima
bantuan sosial
berupa
uang,
SKPD yang membidangi membuat Berita Acara verifikasi kebenarandan
kelengkapan
Surat
Pertanggungiawaban dan disampaikan kepada Kepala DPPKAD.Pasal 42
Realisasi
bantuan sosial
dicantumkanpada
laporan keuangan Pemerintah Daerahdalam
tahun
anggar€ul berkenaan.Bantuan sosial berupa barang yang belum diseratrkan kepada penerima bantuan sosial sampai dengan akhir
tahun
anggaran dilaporkan sebagai persediaan dalam neraca SKPD.Pasal 43
(1)
Realisasi bantuan sosial berupa barang dikonversi sesuaistandar akuntansi pemerintahan pada laporan realisasi anggaran