• Tidak ada hasil yang ditemukan

REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI 6,6 kv PELABUHAN TELUK BAYUR PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI 6,6 kv PELABUHAN TELUK BAYUR PADANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI 6,6 kV PELABUHAN TELUK BAYUR

PADANG

Emilio Ostara Andrison.1, Ir. Yani Ridal, MT.2 dan Ir. Arzul, MT.2 1)Mahasiswa dan 2)Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta Jl. Gajah Mada No.19 Kampus Proklamator III Padang,

Sumatera Barat, Indonesia 2015 E-mail : emilio.ostara69@gmail.com

ABSTRAK

Listrik merupakan kebutuhan bagi semua kalangan masyarakat tidak terkecuali bagi pelabuhan besar seperti PT. Pelindo II (Persero) cabang Teluk Bayur Padang. Listrik merupakan kebutuhan utama untuk menunjang perekonomian di pelabuhan tersebut. Dengan tenaga listrik yang aman, handal, dan ramah lingkungan merupakan unsur penting untuk kemajuan menjalani roda perekonomian. Dalam jaringan listrik eksisting di pelabuhan Teluk Bayur Padang, masih menggunakan sistem jaringan radial langsung dari PT. PLN Persero, jika satu jaringan mengalami gangguan, maka jaringan yang lain akan mengalami gangguan juga, ini mengakibatkan kurang keandalan dan keamanannya. Seluruh alat bongkar muat yang ada di pelabuhan Teluk Bayur saat ini menggunakan engine diesel, biaya yang dikeluarkan sangatlah besar. Oleh karena itu, dilakukan perencanaan jaringan distribusi 6,6 kV menggunakan kabel tanah, dengan sistem jaringan open loop, panjang lintasan ± 3,4 Km dengan menggunakan kabel NA2XSY 2 (3 x 1 x 240mm²). Pada jaringan ini membutuhkan trafo berkapasitas 7.500 kVA. Analisa drop tegangan pada sisi line A 76,15 V dan nilai presentasenya sebesar 1,15% dan disisi line B 249,15 V dan nilai presentase drop tegangan nya sebesar 3,7%. Rugi – rugi daya pada kabel sepanjang saluran line A dan B adalah 129.106,72 W. Dengan mengggunakan sistem jaringan open loop, keandalan sangat baik, dan disisi drop tegangan masing dibawah toleransi yang ditetapkan oleh PT.PLN (Persero). Kata kunci ; Rekonfigurasi Jaringan, SKTM, Teluk Bayur, Losees, Drop Tegangan

ABSTRACT

Electricity is a necessity for all societies, not least for big ports like PT. Pelindo II Persero branches Teluk Bayur Padang. Electricity is an essential requirement to support economies in the port. With electrical power that is safe, reliable, and environmentally friendly is an important element for the progress of the wheels undergo economies. In the existing electricity network in the port Teluk Bayur Padang, Still using radial network system directly from PT. PLN Persero, If a network failure, the network that would otherwise be impaired as well, this resulted in reliability and safety. The entire tool loading and unloading in port Teluk Bayur currently uses a diesel engine, costs incurred prohibitively expensive. Therefore, by planning the distribution network 6,6kV Using a ground wire, with a network of open-loop system, the length of the track ± 3,4 Km using a cable NA2XSY 2 (3 x 1 x 240mm2). In this network requires a transformer with a capacity of 7,500 kVA. Analysis of voltage drop on the line A 76.15 V and the percentage value of 1:15% and the line B 249.15 V and the value of its voltage drop percentage of 3.7%. Power loss in the cable channel along the line A and B are 129,106.72 W. By using open loop network system, Reliability is very good, and on the respective voltage drop below the tolerances set by PT. PLN (Persero).

Key words ; Network reconfiguration SKTM, Teluk Bayur, Losses, Voltage drop. 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelabuhan Teluk Bayur terletak pada posisi 01°- 00’- 04” LS, dan 100°- 19’ 03” BT yang berada di kota Padang, provinsi Sumatera Barat. Karena posisinya yang strategis dan terletak di jalur pelayaran

internasional serta tingkat pertumbuhan (growth) di Pelabuhan Teluk Bayur meningkat sangat pesat, maka pelabuhan Teluk Bayur merupakan salah satu cabang Pelabuhan unggulan di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).Sebagai pelabuhan yang strategis di Indonesia

(2)

diperlukan pengembangan fasilitas dan peralatan, sehingga selain dapat meningkatkan perannya secara fungsional dengan lancar, tertib, aman, dan rapi juga memenuhi standar pelayanan yang tinggi.

Selama ini, jaringan yang digunakan pada pelabuhan Teluk Bayur ialah sistem jaringan radial, dimana sistem jaringan radial ini kurang handal dan mempunyai kekurangan yakni, bila terjadi gangguan pada satu titik, maka titik yang lain tidak akan teraliri arus listrik, serta jaringan distribusi eksiting sangat tidak teratur. Jaringan distribusi eksiting, terhubung langsung ke gardu hubung milik PT. PLN didalam kawasan Teluk Bayur dengan tegangan 20kV. Pendistribusian 20kV langsung di suplaikan ke pusat beban dengan menurunkan tengan 380/220 V, pada setiap pusat beban memilik kWh meter masing – masing. Di pelabuhan Teluk Bayur sebagian alat – alat bongkar muat menggunakan captive power berupa engine on-board (diesel-generator set) di masing-masing unit sebagai pembangkit listrik untuk mencatu sistem penggeraknya. 2.SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI

TENAGA LISTRIK 2.1 Umum

Pada pendistribusian tenaga listrik ke pengguna tenaga listrik di suatu kawasan, penggunaan sistem Tegangan Menengah (TM) sebagai jaringan utama adalah upaya utama menghindarkan rugi-rugi penyaluran (losses) dengan kwalitas persyaratan tegangan yang harus dipenuhi oleh PT. PLN Persero selaku pemegang Kuasa. Dengan ditetapkannya standar Tegangan Menengah sebagai tegangan operasi yang digunakan di Indonesia adalah 20 kV.

2.2 Sistem Jaringan Distribusi Tenaga Listrik

Sistem jaringan distribusi

merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit hingga ke konsumen. Sistem jaringan distribusi terbagi menjadi beberapa bagian, yakni : sistem jaringan spindel, open loop, dan radial.

2.3 Gardu Distribusi

Menurut standar, pengaturan tata-letak peralatan pada gardu beton pelanggan umum

atau pelanggan khusus adalah : PHB-TR ditempatkan pada sisi masuk sebelah kiri atau sebelah kanan, Jarak antara PHB-TM dengan dinding sebelah kiri kanan tidak kurang dari 1 meter, Jarak bagian belakang PHB atau badan trasformator dengan dinding gardu minimal 60 cm

.

2.4 Trafo Distribusi

Transformator adalahsebuahalat yang mentransferenergiantara 2 sirkuit yang melaluiinduksielektromagnetik.Transformer

di mungkinkanuntuk di

gunakansebagaiperubahantegangandenganme ngubahtegangansebuaharusbolakbalikdarisatu tingkatteganganketingkatteganganlainnyadari

input ke input alattertentu,

untukmenyediakankebutuhan yang berbedadarisebuahtingkatanarussebagaisumb eraruscadangan, ataubisajuga di gunakanuntukmencocokkanimpedansiantaras irkuitelektrik yang tidaksinkronuntukmemaksimalkanpertukaran antara 2 sirkuit.

2.5Saluran Tegangan Menengah

Saluran tegangan menengah terbagi menjadi dua berdasarkan kegunaan dan cara pemasangannya, ialah Saluran Udara adalah sebagai konstruksi termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi ini terbanyak digunakan untuk konsumen jaringan Tegangan Menengah yang digunakan di Indonesia. Sedangkan Saluran kabel bawah tanah (underground cable), saluran transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui kabel yang dipendam didalam tanah.

2.6 Kontruksi Saluran Bawah Tanah Ada beberapa bahagian yang termasuk dalam kontruksi saluran bawah tanah, yakni:

a. Pemasangan kabel bawah tanah. b. Persilangan kabel bawah tanah. c. Penyambungan kabel bawah tanah. d. Terminating kabel bawah tanah. e. Pengaman kabel bawah tanah. f. Pelacakan lokasi gangguan. 2.7Kabel Tanah

Kabel Tanah adalah salah satu / beberapa kawat yang diisolasikan, sehingga tahan terhadap tegangan tertentu antara penghantar yang satu dengan penghantar yang lain

(3)

ataupun penghantar dengan tanah serta dibungkus dengan pelindung, sehingga terhindar dari pengaruh-pengaruh kimia lain yang ada dalam tanah.

2.8 Circuit Breaker

Circuit Breaker atau Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) adalah suatu peralatan pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus hubung singkat, sesuai dengan ratingnya.

2.9 Daya

Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam sirkuit listrik. Satuan SI daya listrik adalah watt yang menyatakan banyaknya tenaga listrik yang mengalir per satuan waktu (joule/detik).Daya Listrik dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu sebagai berikut :

1. DayaNyata (P) 2. Daya Semu (S) 3. Daya Reaktif (Q) 2.10Drop Tegangan

Drop tegangan atau disebutkan juga sebagai jatuh tegangan merupakan besarnya tegangan yang hilang pada suatu penghantar. Jatuh tegangan pada saluran tenaga listrik secara umum berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban serta berbanding terbalik dengan luas penampang penghantar. Besarnya jatuh tegangan dinyatakan baik dalam persen atau dalam besaran Volt. Besarnya batas atas dan bawah ditentukan oleh kebijaksanaan perusahaan kelistrikan. 2.11 Losses

Pada proses penyaluran tenaga listrik ke pelanggan, pasti terjadi susut atau rugi-rugi (losses) teknis dan nonteknis. Susut teknis dapat terjadi pada penghantar maupun pada transformator.

3. PERENCANAAN SISTEM KELISTRIKAN

3.1 Sistem Distribusi Tegangan Menengah Jaringan distribusi primer merupakan awal penyaluran tenaga listrik dari Pusat Pembangkit Tenaga Listrik ke konsumen untuk sistem pendistribusian langsung. Sedangkan untuk sistem pendistribusian tak langsung merupakan tahap berikutnya dari

jaringan transmisi dalam upaya menyalurkan tenaga listrik ke konsumen. Jaringan distribusi primer atau jaringan distribusi tegangan tinggi (JDTT) memiliki tegangan sistem sebesar 20 kV. Untuk wilayah kota tegangan diatas 20 kV tidak diperkenankan, mengingat pada tegangan 30 kV akan terjadi gejala-gejala korona yang dapat mengganggu frekuensi radio, TV, telekomunikasi, dan telepon.

3.2 Saluran Kabel Tanah

Kabel tanah adalah salah satu / beberapa kawat yang di isolasikan, sehingga tahan terhadap tegangan tertentu antara penghantar yang satu dengan penghantar yang lain ataupun penghantar dengan tanah serta dibungkus dengan pelindung, sehingga terhindar dari pengaruh dari bahan kimia yang terkandung dalam tanah.

3.3Pemasangan Kabel Bawah Tanah Beberapa cara pemasangan kabel tanah, yakni:

Kabel tanah yang dipasang di dalam tanah harus dilindungi terhadap kemungkinan terjadinya gangguan mekanis dan kimiawi. Perlindungan terhadap

gangguan mekanis pada umumnya

dianggap mencakupi jika kabelnya ditanam: a. Minimum 0.8 meter di bawah permukaan tanah pada jalan yang dilewati kendaraan.

b. Minumum 0.6 meter di bawah permukaan tanah pada jalan yang tidak dilewati kendaraan.Lebar galian sekurang – kurangnnya 4 meter.

Gambar: Rak Kabel Bawah Tanah 3.4Pengaman Kabel Tanah

Adanya pengaman kabel bawah tanah dikarenakan jaringan distribusi bawah tanah

(4)

kebanyakan menggunakan feeder radial dengan sumber daya terletak pada satu ujung saja, sehingga untuk pengamannya cukup menggunakan relay arus lebih (Over Current Relay).

3.5Load Break Switch

Switch pemutus beban (Load Break Switch, LBS) merupakan saklar atau pemutus arus tiga fase untuk penempatan diluar ruas pada tiang pancang, yang dikendalikan secara elektronis. Switch dengan penempatan di atas tiang pancang ini dioptimalkan melalui control jarak jauh dan skema otomatisasi. 3.6Change Over Switch

Change Over Switch (COS) adalah suatu alat listrik yang memindahkan daya listrik dari sumber listrik utama, fungsi COS sebagai penghubung dan pemutus tegangan dari sumber listrik umumnya dioperasikan secara manual dengan pilihan 1 – 0 – 1 atau sumber listrik utama – off – cadangan. 3.7 Daya Dan Losses

Untuk menentukan besarnya losses pada saluran dapat digunakan persamaan sebagai berikut:

a.

Losses

b.

Daya masuk √

c.

Daya kirim √

d.

Daya keluar

e.

Effisiensi 3.8 Jatuh Tegangan

Jatuh Tegangan adalah perbedaan tegangan yang terjadi antara ujing kirim dengan ujung terima. Jatuh tegangan yang terjadi dalam satu saluran berbanding lurus dengan panjang saluran dan berbanding terbalik dengan penampang saluran.

Untuk sistem tiga phasa : √

3.7 Rating Pengaman

Untuk menentukan rating arus pengaman yang akan dipakai pada suatu jaringan ditentukan dengan persamaan dibawah ini :

Dimana :

Ir = Nilai rating Arus ( Ampere ) k = Faktor kemampuan

In = Arus saluran ( Ampere ) 4. PERHITUNGAN DAN

PEMBAHASAN 4.1. Data

4.1.1 Panel Utama Kantor (PU – KTR) Panel utama kantor (selanjutnya disebut PU – KTR) mendapat catuan daya PLN dengan langganan daya tegangan rendah (TR) sebesar 105 kVA, 380 V. 3 fasa – 4 kawat, 50 Hz. Pada saat pemadaman PT. PLN (Persero), genset 100 kVA digunakan sebagai sumber daya cadangan.

4.1.2 Panel Utama Distribusi Penerangan (PU – DP)

Panel utama distribusi penerangan (selanjutnya disebut PU – DP) ini merupakan penamaan panel yang terletak dibawah gardu portal PLN yang melayani pelanggan PERUM PELABUHAN I XX PELINDO II dengan kapasitas terpasang 197 kVA, 380 V, 3 fasa – 4 kawat, 50 Hz.

4.1.3 MDP Gardu Gaung

Panel MDP ini milik PT. Pelindo II (Persero), terletak di dalam gardu beton PT. PLN (Persero) di jalan Tanjung Priok dengan nama pelanggan PT. PELINDO II. Kapasitas daya terpasang sebesar 1.110 kVA dengan sambungan tegangan rendah. Trafo penurun tegangan milik PLN berkapasitas 1.600 kVA dipasang di dalam gardu Gaung.

4.2 Perhitungan daya beban

Dari nilai A rata – rata total, makan akan bisa dicari nilai beban pada kantor dengan cara :

√ Beban yang ada pada kantor 91.181,38 VA atau 91 kVA, masih di bawah batas

(5)

langganan daya PLN yaitu 105 kVA.Dari nilai A rata – rata total, makan akan bisa dicari nilai beban pada kantor dengan ara : √

√ Beban yang ada pada PU - DP 69.953,93 VA atau 69 kVA, masih di bawah batas langganan daya PLN yaitu 197 kVA.

Dari nilai A rata – rata total, makan akan bisa dicari nilai beban pada kantor dengan cara :

√ Beban yang ada pada MDP Gardu Gaung 52.940,42 VA atau 52 kVA, masih di bawah batas kapasitas trafo daya yang terpasang 1.600 kVA.

4.3 Perencanaan

Setelah data diperoleh dari sistem eksisting, dimana terdapat 3 App dengan kapasitas 105 kVA, 197 kVA, dan 1.100 kVA, dipasok dari PT. PLN (Persero). Dalam perencanaan yang akan direncakan, sistem dibuat untuk kawasan PT. Pelindo II (Persero) secara terpadu, yaitu menggunakan gardu distribusi dengan 1 App. Posisi gardu distribusi tegangan menengah diupayakan terletak ditengah lokasi

Sistem jaringan yang akan di rencanakan pada PT. Pelindo II (Persero) Teluk Bayur Padang ini open ring sistem. Open ring sistem ini merupakan gabungan dari dua tipe sistem jaringan radial, dimana kedua ujung dari sistem ini di pasangkan COS atau LBS. Open ring sistem ini lebih handal dibandingkan dengan sistem jaringan yang lainnya, dikarenaka apabila salah satu gardu distribusi mengalami gangguan, makan COS atau LBS akan bekerja supaya bisa menyuplai gardu distribusi yang lainnya.

Dari perhitungan, maka di tentukan kapasitas trafo yang akan di gunakan pada gardu beton utama di PT. Pelindo II yakni : 6.000 kVA + 250 kVA + 250 kVA + 250 kVA = 6.750 kVA

Untuk meningkatkan kehandalan sistem, Transformator yang dipilih adalah 1 buah

transformator daya 7.500kVA tegangan 20/6,6 kV. Sedangkan trafo daya yang akan digunakan pada Crane 1.000 kVA tegangan 6,6 kV/400 V dan trafo daya 250 kVA tegangan 6,6 kV/400 V digunakan pada PU – KTR, PU – DP, dan MDP Gardu Gaung.

Berdasarkan brosur kabel tegangan menengah, dipilih ukuran penghantar NA2XSY 2 (3 x 1 x 240mm²), dengan resistansi kabel sebesar 0.161 Ω/Km. Karena menggunakan kabel tunggal, pemasangan kabel akan di paralelkan, nilai resistansi kabel menjadi : (brosur kabel terlampir)

Gardu CSS (Compact Sub Station) digunakan untuk penempatan beberapa peralatan yaitu Transformator kering, panel Medium Voltage Main Panel Distributin (MVMPD) atau panel tegangan Menengah, dan panel tegangan rendah atau Low Voltage Main Panel Distribution (LVMPD). Tegangan 6,6 kV dari slip ring diterima oleh panel MVMPD dan selanjutnya diturunkan oleh transformator kering menjadi tegangan 400 V. Keluaran tegangan 400 V masuk ke panel tegangan rendah untuk selanjutnya masuk ke panel distribusi LVMDP.

Secara umum, CSS ini merupakan gardu kompak yang berisi panel tegangan menengah, trafo daya step-down dan panel tegangan rendah. Transformator yang dipilih untuk menurunkan tegangan 6.6 kV menjadi tegangan rendah 400 V di Load Center

.

Rak kabel merupakan salah satu peralatan yang digunakan untuk meletakan kabel agar lebih teratur, serta untuk memudahkan maintence, dan penyambungan jika ada pengembangan.

Gambar: Perencanaan Sistem Open Loop 4.4 Drop Tegangan

Untuk menentukan tegangan drop pada Line A

(6)

√ Tegangan drop pada titik B dan titik C :

√ Tegangan drop pada titik C dan titik D : √ Tegangan drop pada titik D dan titik E √

jumlah drop tegangan 60,74 V pada Line A, untuk mengetahui persentasi drop tegangan pada Line A dengan persamaan :

Drop tegangan pada Line A masih dibawah batas maksimum yang dituntukan oleh PT.PLN (Persero) sebesar 5%.

jumlah drop tegangan 180,6 V pada Line B, untuk mengetahui persentasi drop tegangan pada Line B dengan persamaan :

Drop tegangan pada Line B masih dibawah batas maksimum yang dituntukan oleh PT.PLN (Persero) sebesar 5%.

4.5 Perhitungan Losses

Untuk menghitung rugi – rugi daya pada jaringan 6,6 kV dengan menggunakan trafo distribusi berkapasitas 7.500 kVA yang akan direncanakan, dengan persamaan sebagai berikut :

Untuk mencari losses antara titik A dan titik B :

Pl-AB

Untuk mencari losses antara titik B dan titik C :

Pl-BC

Untuk mencari losses antara titik C dan titik D :

Pl-CD

Untuk mencari losses antara titik D dan titik E :

Pl-D

Dari semua perhitungan rugi – rugi daya Line A dan Line B diatas, maka dapat dihitung totalnya, dengan persamaan :

= 4.2.2 Rating Pengaman.

Untuk menentukan rating pemutus tenaga di jaringan distribusi pada line A, B, dan pengaman arus pada trafo daya berkapasitas 7.500 kVA, 1.000 kVA dan 250 kVA. Maka dapat digunakan persamaan :

Pengaman arus pada sisi tegangan 6,6 kV pada trafo daya berkapasitas 7.500 kVA :

Maka LBS yang akan dipergunakan adalah

VC5P, 3-4P, 800A– 3150A

Pengaman arus pada sisi teganan 6,6 kV pada trafo daya berkapasitas 1.000 kVA :

Maka LBS yang akan dipergunakan adalah VC2P, 3-4P, 160A – 315 A

Pengaman arus pada sisi tegangan 6,6 kV pada trafo daya berkapasitas 250 kVA :

Maka LBS yang akan dipergunakan adalah VC1P, 3-4P, 32A – 160 A

Pengaman arus pada sisi tegangan 6,6 kV pada Line A :

Maka LBS yang akan dipergunakan adalah VC3P, 3-4P, 315A – 500 A

Pengaman arus pada sisi teganan 6.6 kV pada Line B :

Maka LBS yang akan dipergunakan adalah VC3P, 3-4P, 315A – 500 A

Untuk menentukan rating Change Over Switch (COS) yang digunakan pada perencanaan line AB adalah:

(7)

Maka COS yang akan dipergunakan adalah 4P, 3 fasa 1.000 A

4 KESIMPULAN

Setelah melakukan perhitungan dan analisa maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1.

Dalam perencanaan jaringan distribusi 6,6 kV ini membutuhkan trafo distriusi berkapasitas 7.500 kVA yang bertegangan 20 disisi Primer, 6,6 kV disisi Skunder. 2. Beban yang terpasang pada kantor

cabang (PU – KTR) PT. Pelindo II (Persero) sebesar 91 kVA, trafo yang akan dipergunakan dalam perencanaan ini adalah 250 kVA, dikarenakan ada pengembangan atau penambahan beban di jangka menengah, dan jangka panjang. 3. Pada lampu HMP 1 - 17 dan lampu

PJU (PU – DP) pada kawasan pelabuhan, daya yang terpakai sebesar 69 kVA, dalam perencanaan yang dilakukan, trafo distribusi yang akan dipergunakan sebesar 250

kVA, karna alsan ada

pengembangan dalam jangka

menengah dan jangka panjang. 4. Beban terpasang dikawasan HMP 18

– 23 dan lampu PJU (MDP Gardu Gaung) sebesar 52 kVA dan trafo yang akan dipergunakan dikawasan itu sendiri sebesar 250 kVA, dengan alasan pengembangan pada waktu jangka menengah dan jangka panjang.

5. Crane yang ada dikawasan

pelabuhan teluk bayur sekitar 6 unit crane, masing – masing crane itu sendiri berkapasitas 800 kVA, jadi trafo yang akan dipergunakan sebesar 1.000 kVA, ini dikarenakan ketersedian trafo yang ada dipasaran industri.

6. Sistem jaringan yang akan dipasang pada perencanaan ini adalah sistem open loop, dikarenakan tingkat kehandalan pada jaringan open loop ini sangat baik dibandingkan sistem jaringan yang lain, jadi lintasan kabel yang akan dipasang pada perencanaan ini sepanjang ± 3,4

Km. Kabel yang akan dipasang pada sistem jaringan open loop ini adalah NA2XSY 2 (3 x 1 x 240mm²) kabel tunggal, dengan resistansi kabel sebesar 0,161 Ω / Km.

7. Untuk pendistribusian ke pusat beban, peletakan trafo distribusinya di dalam Compact Sub Station (CSS). Secara umum, CSS ini merupakan gardu kompak yang berisi panel tegangan menengah, trafo daya step-down dan panel tegangan rendah.

8. Dari perhitungan yang telah dilakukan, maka didapat lah nilai drop tegangan (Vd) dan presentase nya. Nilai drop tegangan pada Line A sebesar 76,15 V dan nilai presentasenya sebesar 1.15%, masih dibawah batas maksimum yang telah ditentukan oleh PLN sebesar 5%. Sedangkan drop tegangan pada Line B sebesar 249,15 V dan nilai presentase drop tegangan nya sebesar 3,7%, masih dibawah batas maksimum dari ketentuan PLN. 9. Perhitungan daya yang dilakukan

pada analisa perencanaan, daya yang masuk (Pin) kedalam jaringan 6,6 kV pada sebesar 6.375 W, nilai daya keluar (Pout) sebesar 5.608.472,53 W. Setelah mendapatkan nilai Pin dan Pout, maka nilai effisiensi nya sebesar 879,6%. Sedangkan daya yang hilang (Plosses) total pada jaringan sistem open loop ini sebesar 129,1067 W.

10. Didalam perencanaan ini, pengaman arus akan memasang Vacum Circuit Breaker (VCB), pada sisi tegangan 6,6 kV pada trafo 7.500 kVA nilai arus nya sebesar 821,06 A, pada sisi tegangan 6,6 kV pada Line A sebesar 355,78 A, pada sisi tegangan 6,6 kV pada Line B sebesar 388,15 A, pada sisi tegangan 6,6 kV pada trafo berkapasitas 250 kVA nilai arusnya sebesar 27,36 A, dan pada sisi tegangan pada trafo berkapasitas 1.000 kVA nilai arus nya sebesar 109,47 A.

DAFTAR PUSTAKA

Arfita, Fauzan,“Perencanaan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20kv

(8)

Pada Komplek Perkebunan AMP” Institut Teknologi Padang 2012. Saputra,“Studi Perencanaan Rekonfigurasi

Jaringan Distribusi 20KV Rayon Belanti Kota Padang Berbasis Peta Rawan Tsunami Memperhitungkan Aliran Daya ( Load Flow ). 2011 Syarip, Nugroho, Karnoto,“Analisa

Pengembangan Jaringan Tegangan Menengah Berdasarkan Data Pengembangan Jaringan di UPJ Wonosobo. 2011

PT PLN ( PERSERO ). “Buku I, II, III, dan VI”. PT PLN ( PERSERO ) Jakarta Selatan. 2010.

Suswanto, Daman. “Sistem Distribusi Tenaga Listrik untuk Mahasiswa Teknik Elektro”. Universitas Negeri Padang. 2009.

Yuni Saputri, Tia. “Perencanaan

Rekonfigurasi Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah Pada Kawasan Rumah Sakit Jiwa HB Saanin Padang. 2015

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Nawy (1990), balok adalah elemen struktur yang menyalurkan beban- beban dari plat lantai ke penyangga yang vertikal. Balok merupakan elemen struktur yang didesain untuk

(d) bahwa AXA memiliki hak untuk: (i) mewajibkan (para) penerima manfaat dan/atau ahli waris dari investor (termasuk (para) perwakilan perseorangan, eksekutor dan

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI (07) Kode/Nama Satker (019) : : KALIMANTAN TIMUR KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN : 1 Halaman : III.. (dalam ribuan rupiah) KODE URAIAN

Berdasarkan Tabel 2 yang ditampilkan di atas diperoleh bahwa rataan tertinggi pemberian isolat mikoriza terhadap jumlah daun tanaman jagung adalah pada perlakuan M 2

Dalam masa-masa ini, pemerintah militer Jepang mulai kehilangan kepercayaan terhadap perkumpulan Islam Indonesia yang mereka bentuk, MIAI adalah organisasi Islam

Pada pemodelan tanah sebelum diperbaiki menggunakan Geotextile dapat diketahui bahwa semakin jauh jarak pembebanan dari bibir lereng, maka daya dukung tanah yang dikorelasikan

Pelayanan kesehatan dasar merupakan pelayanan yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta memiliki nilai strategis dalam rangka meningkatkan derajat

Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh positif penggunaan alat peraga block dienes sebagai upaya meningkatkan kemampuan berhitung penjumlahan pada