• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam."

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN TANWINPENDIDIKAN

AGAMA ISLAM KOMPETENSI DASAR HUKUM NUN

SUKUN DAN TANWIN DENGAN STRATEGI PAIKEM

TIPE READING ALOUD KELAS VII G SEMESTER 2 DI

SMP NEGERI 16 SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh :

MUTTAQIN NIM: 3104364

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2010

IA INWALISONGO

(2)

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka KM 1 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185 PENGESAHAN

N a m a : MUTTAQIN N I M : 043111364 Fakultas/Jurusan : Tarbiyah / PAI

Judul Skripsi : Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI Kompetensi Dasar Hukum Nun Sukun dan Tanwin dengan Menggunakan Strategi PAIKEM Tipe Reading Aloud Kelas VII G Semester II di SMP N 16 Semarang Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal:

28 Juni 2010

Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi Program Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Semarang, 7 Juli 2010 Dewan Penguji

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Fakhrur Rozi, M.Ag. Hj. Nur Asiyah, S. Ag. M.S.I. NIP. 19480212 198703 1001 NIP. 19691107 199603 1001

Penguji I, Penguji II,

Dra. Hj. Nur Uhbiyati, M.Pd. Drs. H. Mat Solikhin, M.Ag NIP. 19721108 199903 2001 NIP. 19691114 199403 1003

(3)
(4)

MOTTO

ù&t•ø%$#

ÉOó™$$Î/

y7În/u‘

“Ï%©!$#

t,n=y{

ÇÊÈ

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

(QS. Al-Alaq : 1)

1

(5)

PERSEMBAHAN

Dalam perjuangan mengarungi samudra Ilahi tanpa batas, dengan keringat dan air mata kupersembahkan karya tulis ini teruntuk orang-orang yang selalu hadir dan berharap keindahan-Nya. Kupersembahkan bagi mereka yang tetap setia berada di ruang dan waktu kehidupanku khususnya buat :

Ø Bapak dan Ibu tercinta yang selalu membimbing dan selalu merestui dan meridhoi setiap apa yang aku lakukan. Kalian adalah semangat dalam hidupku.

Ø Segenap keluargaku tercinta yang senantiasa mengingatkanku disaat aku lupa akan sesuatu yang harus dikerjakan.

Ø Adikku tersayang yang senantiasa selalu memberikan motivasi dan do’a terhadap keberhasilan skripsi ini.

Ø Teman-teman yang selalu mendorong dalam menyelesaikan skripsi ini. Ø Saudara-saudaraku di kos yang selalu menemani, kawan-kawan

seperjuangan, juga sahabat-sahabat PPL, KKN dan teman-teman paket C 04, yang Insya Allah akan aku kenang selalu, terima kasih atas motivasi dan dukungannya.

(6)

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan,

Semarang, 17 Juni 2010 Deklarator,

Muttaqin NIM. 3104364

(7)

ABSTRAK

Muttaqin (NIM. 3104364). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kompetensi Dasar Hukum Nun Sukun dan Tanwin dengan Strategi PAIKEM Tipe Reading Aloud di Kelas VII G Semester 2 SMP Negeri 16 Semarang. Skripsi. Semarang. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui penerapan pembelajaran PAI pokok bahasan hukum nun sukun dan tanwin dengan strategi PAIKEM tipe reading aloud dalam proses pembelajaran; (2) mengetahui apakah strategi PAIKEM tipe reading aloud dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII G SMP Negeri 16 Semarang semester 2 tahun ajaran 2009-2010 dengan jumlah siswa 30 orang yang terdiri dari 15 laki-laki dan 15 perempuan.

Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus mencakup empat tahapan kegiatan yaitu (1) Perencanaan (planning) yang meliputi identifikasi masalah, merumuskan masalah dan analisis penyebabnya, dan pengembangan intervensi (action/solution); (2) Pelaksanaan tindakan (acting) yaitu menerapkan strategi PAIKEM tipe reading aloud dalam pembelajaran PAI pokok bahasan hukum nun sukun dan tanwin; (3) Pengamatan (observing) terhadap pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran dan pengumpulan data untuk mengetahui keberhasilan dari tindakan yang telah direncanakan; Refleksi (reflecting) yaitu pembahasan tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas (proses pembelajaran), dan guru untuk menentukan tindak lanjut dari suatu tindakan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Data hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan nilai rata-rata siswa antara sebelum tindakan dan setelah tindakan dimana nilai rata-rata siswa sebelum tindakan hanya mencapai 65.16, sedangkan setelah tindakan nilai rata-rata siswa pada tes 1 (akhir siklus I) mencapai 68.33 dan tes 2 (akhir siklus II) mencapai 74.5. hasil tersebut sudah memenuhi ketentuan KKM yaitu 70.

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penerapan strategi PAIKEM tipe reading aloud dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII G SMP Negeri 16 Semarang pada pembelajaran PAI pokok bahasan hukum nun sukun dan tanwin dalam proses pembelajaran. Saran yang diajukan adalah strategi PAIKEM tipe reading aloud perlu dikembangkan pada topik atau materi lain yang sesuai dengan karakteristik strategi ini.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa, peneliti, guru dan tenaga pendidik untuk menerapkan dan mengembangkan pembelajaran aktif dalam proses pembelajaran.

(8)

KATA PENGANTAR

ÉOó¡Î0

«!$#

Ç`»uH÷q§•9$#

ÉOŠÏm§•9$#

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Segala puji hanya kepada Allah Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam dan mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya kepada kita, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk memenuhi tugas dan syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Strata I pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) di IAIN Walisongo Semarang.

Sholawat serta salam semoga terlimpah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang diutus dengan membawa rahmat bagi seluruh umat manusia dan yang menuntun manusia keluar dari zaman kebodohan dan kegelapan menuju zaman yang terang benderang, juga semoga terlimpah kepada para keluarga dan para sahabat, serta kepada para pengikut beliau yang sholeh-sholeh.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penyusun banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak untuk itu, tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Prof. DR. H. Ibnu Hadjar, M. Ed., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang beserta stafnya.

2. Ibu Hj. Nur Asiyah, M.S.I Selaku pembimbing I (Bidang Materi) dan Bapak Drs. H. Fatah Syukur, M.Ag. Selaku pembimbing II (Bidang Metodologi) yang dengan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam pembuatan skripsi.

(9)

3. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik, membimbing, mengarahkan serta menumbuhkan sifat untuk selalu berfikir kritis, kreatif, edukatif, inovatif dan progresif dalam membangun dan mengembangkan cakrawala keilmuan selama penulis menempuh studi di kampus IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah.

4. Kepala Bagian Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang dan Kepala Bagian Perpustakaan Fakultas Tarbiyah beserta stafnya, yang telah berkenan meminjamkan buku-buku yang penulis perlukan untuk pembuatan skripsi ini. 5. Kepala Sekolah SMP Negeri 16 Semarang, beserta guru-guru dan stafnya yang

telah mengizinkan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang membantu penulis dan memberikan dukungan, inspirasi, dan motivasi dalam pembuatan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas jasa-jasanya dengan balasan yang setimpal. Penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, guru, dan semua pihak yang aktif dalam bidang pendidikan. Semoga ridho Allah SWT. menyertai kita semua. Amin. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Semarang, 17 Juni 2010 Penulis, Muttaqin NIM. 3104364

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN DEKLARASI ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Penegasan Istilah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Kajian Pustaka ... 7

BAB II : LANDASAN TEORI A. . Pengertian Belajar, Hasil Belajar dan PAI ... 8

1. Definisi Belajar dan Hasil Belajar... 8

2. Prinsip-prinsip Belajar ... 12

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ... 13

4. Pengertian, Dasar Pendidikan, Tujuan dan Materi Pelajaran PAI ... 19

(11)

1. Pengertian PAIKEM tipe Reading Aloud ... 22

2. Tujuan dan Manfaat Reading Aloud... 25

3. Langkah-langkah Reading Aloud ... 26

C. Materi Pendidikan Agama Islam Pokok Bahasan Hukum Nun Sukun dan Tanwin………. 27

D. Penerapan Strategi PAIKEM Tipe Reading Aloud Dalam Pembelajaran PAI………. 31

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian ... 33

2. Desain Penelitian ... 33

3. Instrumen Penelitian ... 34

4. Metode Pengumpulan Data ... 35

5. Pelaksanaan Tindakan ... 36

BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Penelitian Tahap Pra Siklus ... 44

B. Analisis Hasil Penelitian Siklus I... 47

C. Analisis Hasil Penelitian Siklus II... 50

D. Keterbatasan dan Kendala Penelitian ... 52

BAB V : SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Simpulan... 55

B. Saran ... 56

C. Penutup ... 57

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar (basic need) manusia. Pendidikan juga merupakan salah satu hak asasi manusia.2 Karena semua manusia berhak untuk mendapatkannya. Pendidikan sebenarnya merupakan hasil dari aktualisasi implementatif dari manusia itu sendiri terhadap kebutuhan dasar dari emosi untuk memahami dan mengetahui sesuatu. Tidak mungkin pendidikan berdiri sendiri tanpa adanya keterlibatan makhluk yang berakal ini. Selain itu pendidikan juga merupakan produk atau warisan kebudayaan dan nilai-nilai budaya baik yang bersifat intelektual, ketrampilan, keahlian dari generasi tua kepada generasi muda, agar masyarakat tersebut dapat memelihara kelangsungan hidupnya atau tetap memelihara kepribadiannya.3

Dalam proses belajar mengajar, pendidik harus mengarah pada keaktifan belajar siswa, dengan cara memilih strategi pengajaran yang sesuai agar siswa lebih berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian pendidik harus kreatif dalam menciptakan suasana belajar agar pelajaran lebih mudah dipahami, dan terstruktur.

Penggunaan strategi mengajar yang tepat sangat mempengaruhi atau menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Keberhasilan proses belajar mengajar akan tercapai apabila antara komponen utama dalam proses belajar mengajar saling mendukung. Komponen tersebut terdiri dari bahan pelajaran, siswa, guru, strategi pengajaran serta lingkungan belajar.

Siswa dan aktivitasnya merupakan subyek sekaligus sebagai obyek dalam proses belajar mengajar, sedangkan guru bisa dikatakan sebagai sutradara

2

M. Yunus Firdaus, Pendidikan Berbasis Realitas Sosial (Yogyakarta : Logung Pustaka, 2004), hlm 7.

3

Hasan Langgulung, Kreatifitas dan Pendidikan Islam Analisa Psikologi dan Falsafah, Cet I, (Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1991), hlm 36.

(13)

sekaligus pelaku. Dengan demikian peran seorang guru sangatlah penting dalam keberhasilan belajar siswa.

Menurut Sudiarto, pentingnya guru dalam sistem pendidikan ditunjukkan oleh peranannya sebagai pihak yang harus mengorganisasi atau mengelola elemen-elemen lain seperti sistem kurikulum, sistem penyajian bahan pelajaran, sistem administrasi, dan sistem evaluasi. Dari berbagai peranan itu, nyata sekali bahwa gurulah pihak yang paling bertanggung jawab bagi keefektifan KBM di kelas.4

Secara umum keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari efisiensi, keefektifan, relevansi dan produktivitas proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Efisiensi berkenaan dengan usaha yang relatif kecil dengan hasil yang optimal. Keefektifan berkenaan dengan jalan, upaya, teknik dan strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan secara cepat dan tepat. Relevansi berkenaan dengan kesesuaian antara apa yang dilaksanakan dengan apa yang seharusnya dilaksanakan. Produktivitas berkenaan dengan pencapaian hasil baik secara kualitatif maupun kuantitatif.5

Sejalan dengan diberlakukannya KTSP, paradigma pendidikan dan strategi pengajaranpun diubah sesuai kebutuhan. Sebagaimana yang kita ketahui, dalam sistem kurikulum lama (1994) pendekatan pengajaran bercorak teacher centered,6 dimana siswa mendapatkan sumber pengetahuan hanya dari guru, seakan-akan guru tahu segalanya dan satu-satunya sumber belajar. Pada saat ini sudah diterapkan pendekatan student centered, dimana sumber pengetahuan tidak

4

www.indomedia.com/bpost/05/02/2010/ opini I.htm

5

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1999) hal. 60.

6

Teacher centered merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan pola komunikasi satu arah, dimana seorang guru sebagai pusat belajar mengajar, menyampaikan pelajaran dengan berceramah, anak didik mendengarkan dan mencatat (anak didik pasif), gurulah yang merencanakan, mengendalikan dan melaksanakan segala sesuatu. Pola ini banyak memiliki kelemahan, yakni: suasana kelas kaku, guru cenderung otoriter sebab hubungan guru dengan si anak seperti majikan dan bawahan, mengerti atau tidak mengertinya anak didik tidak dengan cepat diketahui guru. Lawan dari teacher centered adalah student centered. Lihat Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2004), hlm. 137-138.

(14)

hanya dari guru, tetapi bisa juga dari siswa itu sendiri, teman, lingkungan dan dari berbagai sumber belajar lainnya.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP semestinya menyentuh ketiga ranah (kognitif, afektif dan psikomotorik), sehingga harapan yang sudah dirumuskan dalam setiap rencana pembelajaran dapat tercapai. Dalam hal ini strategi PAIKEM tipe reading aloud.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini diarahkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam Pendidikan Agama Islam dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mapel PAI Kompetensi Dasar Hukum Nun Sukun dan Tanwin dengan Strategi PAIKEM Tipe Reading

Aloud di Kelas VII G Semester II SMP Negeri 16 Semarang”.

B. PENEGASAN ISTILAH 1. Upaya

Upaya yaitu: usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya).7 Maksudnya adalah suatu usaha sadar untuk mencari jalan terbaik atau mengubah yang lebih baik.

2. Hasil Belajar

Menurut Robert Gagne, sebagaimana yang dikutip Margaret E. Bell Gradler, mengatakan bahwa hasil belajar adalah kapabilitas internal yang dicerminkan dalam unjuk perbuatan tertentu untuk setiap jenis belajar.8 Hasil belajar atau prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, simbol maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak/ peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Dalam penelitian ini, hasil belajar ditunjukkan dengan

7

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. III, hlm.1250.

8

Margaret E. Bell Gradler, Belajar dan Membelajarkan, terj. Munandir, (Jakarta: CV. Rajawali, 1991), hlm. 231.

(15)

kemampuan siswa menguasai materi yang diajarkan dan dinyatakan dalam bentuk angka (nilai).

3. Mata Pelajaran PAI: Hukum Nun Sukun dan Tanwin

PAI merupakan salah satu mata pelajaran pada Sekolah Menengah Pertama. Sedangkan hukum nun sukun dan tanwin merupakan salah satu materi atau pokok bahasan dalam pelajaran PAI pada kelas VII semester II Sekolah Menengah Pertama.

Hukum bacaan nun sukun dan tanwin terbagi empat, yaitu idzhar, idgham, iqlab, dan ikhfa.

4. Strategi PAIKEM

Istilah strategi pada mulanya merupakan istilah dalam bidang militer, yang berasal dari bahasa Yunani, strategos yang berarti jenderal atau panglima, sehingga strategi disebut ilmu kejenderalan atau ilmu kepanglimaan. Dalam perkembangan selanjutnya strategi tidak hanya seni, tetapi sudah merupakan ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari. Dengan demikian istilah strategi yang diterapkan dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar adalah suatu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran di kelas sedemikian rupa, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.9

Jadi yang dimaksud strategi di sini berbeda dengan metode. Kalau metode itu berkait langsung dengan pembelajaran, maksudnya berkait langsung antar guru dan siswa dalam suatu pembelajaran, sedangkan strategi di sini berfungsi mengatur ketepatan penggunaan berbagai metode dalam pembelajaran tersebut.10

9

W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grasindo, 2002), hlm. 1-2.

10

Ismail, SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM: Pembelajaran Aktif,

(16)

Istilah PAIKEM adalah merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.11 PAIKEM sendiri merupakan sebuah pendekatan12 atau strategi pembelajaran aktif (Active learning) yang di dalamnya memuat metode-metode dan strategi-strategi dalam pembelajaran itu sendiri.

5. Tipe Reading Aloud

Reading aloud (membaca dengan keras) adalah merupakan salah satu dari berbagai macam strategi pembelajaran berbasis PAIKEM.

Membaca suatu teks dengan keras, dapat membantu peserta didik memfokuskan perhatian secara mental, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan, dan merangsang diskusi. Strategi tersebut mempunyai efek pada pemusatan perhatian dan membuat suatu kelompok yang kohesif. Tata cara dari strategi ini adalah sebagai berikut:

1) Guru memilih sebuah teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan keras. Guru hendaknya membatasi dengan suatu pilihan teks yang kurang dari lima ratus kata.

2) Guru menjelaskan teks itu pada peserta didik secara singkat. Guru memperjelas poin-poin kunci atau masalah-masalah pokok yang dapat diangkat.

3) Guru membagi bacaan teks itu dengan alenia-alenia atau beberapa cara lainnya. Guru menyuruh sukarelawan-sukarelawan untuk membaca keras bagian-bagian yang berbeda.

4) Ketika bacaan tersebut berjalan, guru menghentikan di beberapa tempat untuk menekankan poin-poin tertentu, kemudian guru memunculkan beberapa pertanyaan, atau memberikan contoh-contoh. Guru dapat

11

Ibid., hlm. 46.

12

Pendekatan adalah merupakan titik tolak atau sudut pandang kita dalam memandang seluruh masalah yang ada dalam program belajar mengajar. Sudut pandang ini menggambarkan cara berfikir dan sikap seorang guru dalam menyelesaikan yang ia alami. Lihat W.Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grasindo, 2002), hlm.4.

(17)

membuat diskusi-diskusi singkat jika peserta didik menunjukkan minat dalam bagian tertentu. Kemudian guru melanjutkan dengan menguji apa yang ada dalam teks tersebut.

5) Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.13 C. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang masalah diatas, maka ada beberapa permasalahan yang perlu peneliti rumuskan antara lain:

a. Bagaimana penerapan strategi PAIKEM tipe reading aloud pada mata pelajaran PAI pokok bahasan hukum nun sukun dan tanwin di SMP Negeri 16 Semarang?

b. Apakah strategi PAIKEM tipe reading aloud dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI pokok bahasan Hukum Nun sukun dan tanwin di SMP N 16 Semarang?

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, ada dua tujuan penelitian yang ingin dicapai:

a. Untuk mengetahui penerapan strategi PAIKEM tipe reading aloud pada mata pelajaran PAI pokok bahasan hukum nun sukun dan tanwin di SMP Negeri 16 Semarang.

b. Untuk mengetahui apakah strategi PAIKEM tipe reading aloud dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI pokok bahasan hukum nun sukun dan tanwin di SMP N 16 Semarang.

E. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Sebagai bahan masukan yang objektif dalam meningkatkan proses belajar mengajar yang dapat membangun keaktifan peserta didik.

13

(18)

2. Mengetahui upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas VII G dengan menggunakan strategi PAIKEM tipe reading aloud pokok bahasan hukum nun sukun dan tanwin di SMP N 16 Semarang.

F. KAJIAN PUSTAKA

Skripsi Khusnul Khotimah (3101401), lulus tahun 2007, dengan judul “Studi Tentang Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) Pada Mata Pelajaran PAI di SD 02 Mertoyudan Magelang.” Hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah banyak mengalami perubahan atau inovasi sehingga tercipta suatu proses belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan sehingga siswapun dalam belajar tidak merasakan kebosanan dan kejenuhan dalam belajar mengajar. PAKEM dirancang agar dapat mengaktifkan siswa untuk dapat mengembangkan kreatifitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan. Dalam proses pembelajaran inipun pendidik dituntut untuk lebih aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam memberikan materi.14

Skripsi Siti Mahmudah (3199154), lulus tahun 2005, dengan judul “Model Belajar PAKEM dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar PAI MI Ma’arif Donorojo Mertoyudan Magelang Tahun Ajaran 2003-2004.” Menurut penulis PAKEM yang dilakukan seorang pendidik sudah dilaksanakan sesuai proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik banyak mengalami perubahan atau inovasi sehingga tercipta suatu proses kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan dan mencapai hasil yang baik.15

Sedangkan peneliti sendiri menggunakan strategi PAIKEM tipe reading aloud sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran.

14

Khusnul Khotimah (3101401) tentang “Studi Tentang Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) Pada Mata Pelajaran PAI di SD 02 Mertoyudan Magelang.” Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007)

15

Siti Mahmudah (3199154), tentang “Model Belajar PAKEM dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar PAI MI Ma’arif Donorojo Mertoyudan Magelang Tahun Ajaran 2003-2004.” Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2005)

(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Belajar, Hasil Belajar Dan Pendidikan Agama Islam 1. Definisi Belajar dan Hasil Belajar

a. Definisi Belajar

Belajar bagi umat Islam merupakan sebuah keniscayaan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Hal ini ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW. dalam sebuah haditsnya:

:

,

)

(

16

Dari Anas bin Malik, ra berkata: telah bersabda Rasulullah SAW. mencari ilmu itu diwajibkan atas setiap muslim. Meletakkan atau mengajarkan ilmu kepada orang bukan ahlinya laksana seseorang yang memberikan kalung emas dan permata yang berharga kepada babi (HR. Ibnu Majah).

Dengan menguasai ilmu pengetahuan melalui proses belajar, manusia akan memperoleh posisi atau derajat yang tinggi. Sebagaimana Firman Allah SWT. dalam al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11:

$pkš‰r'¯»tƒ

tûïÏ%©!$#

(#þqãZtB#uä

#sŒÎ)

Ÿ@ŠÏ%

öNä3s9

(#qßs¡¡xÿs?

†Îû

ħÎ=»yfyJø9$#

(#qßs|¡øù$$sù

Ëx|¡øÿtƒ

ª!$#

öNä3s9

(

#sŒÎ)ur

Ÿ@ŠÏ%

(#râ“à±S$#

(#râ“à±S$$sù

Æìsùö•tƒ

ª!$#

tûïÏ%©!$#

(#qãZtB#uä

öNä3ZÏB

tûïÏ%©!$#ur

(#qè?ré&

zOù=Ïèø9$#

;M»y_u‘yŠ

4

ª!$#ur

$yJÎ/

tbqè=yJ÷ès?

׎•Î7yz

. 16

(20)

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 17

Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menjelaskan makna yang terkandung dalam ayat di atas telah menegaskan bahwa orang-orang yang berilmu akan memiliki derajat-derajat yang lebih tinggi dari yang sekedar beriman. Tidak disebutnya kata meninggikan itu sebagai isyarat bahwa ilmu yang dimilikinya itulah yang berperan besar dalam ketinggian derajat yang diperolehnya bukan akibat faktor dari luar ilmu itu.18

Belajar merupakan proses yang dilakukan manusia untuk memperoleh berbagai macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Akan tetapi, sebagian orang beranggapan bahwa belajar merupakan aktivitas menghafalkan materi pelajaran atau informasi. Para ahli pendidikan atau psikologi pendidikan memberikan definisi belajar yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini beberapa definisi belajar menurut para ahli, antara lain:

Dalam buku karangan S. Nasution mengemukakan, bahwa Hilgard mengatakan: ”learning is the process by which an activity originates or changed through training procedures (whether in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by factors not attributable to training”. Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium

17

Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:1994), hlm. 910.

18

M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an, (Jakarta: Lentera Hati, 2004), Cet. 2, Vol. 14, hlm. 79.

(21)

atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan. 19

Menurut Arnold F. Wittig, sebagaimana yang dikutip oleh Muhibbin Syah, mendefinisikan belajar sebagai: any relatively permanent change in an organism s behavioral repertoire that occurs as a result of experience, belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku organisme sebagai hasil pengalaman.20

Sedangkan menurut Biggs dalam pendahuluan Teaching for Learning mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif; rumusan institusional; dan rumusan kualitatif.

a. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak banyaknya. Jadi belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa. b. Secara institusional (tujuan kelembagaan), belajar

dipandang sebagai proses ”validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar.

c. Secara kualitatif (tujuan mutu), belajar adalah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar disini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang

19

S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), Cet. 2, hlm. 35.

20

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. 5, hlm. 90.

(22)

berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.21

Meskipun para ahli berbeda pendapat dalam mendefinisikan belajar seperti yang telah diuraikan di atas, namun ada kesamaan esensi atau hakikat belajar yaitu adanya perubahan tingkah laku.

Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan atau informasi, belajar merupakan proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan pada aspek pengetahuan, sikap maupun psikomotor. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.22

Dari beberapa definisi belajar di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar, yaitu:

1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior). Hal ini berarti bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil.

2) Perubahan perilaku relatif permanen, artinya perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap dan tidak berubah-ubah. Tetapi, perubahan tingkah laku tersebut tidak terpancang seumur hidup.

3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar berlangsung.

4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil dari latihan atau pengalaman.23

21

Ibid, hlm. 91-92.

22

Wina Sanjaya, Kajian Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI, 2007), hlm. 284.

23

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), Cet.III, hlm. 15.

(23)

b. Definisi Hasil Belajar

Berbicara tentang hasil belajar, maka tidak lepas dari pembicaraan tentang kegiatan/ pelaksanaan belajar mengingat proses belajar mengajar memegang peranan yang penting. Akan tetapi sering kali seorang guru dan peserta didik dihadapkan pada permasalahan yang mengganggu pelajaran.

Semua permasalahan tersebut dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar haruslah dapat teratasi, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan, karena hasil belajar dapat menunjukkan sampai dimana tercapainya tingkat keberhasilan suatu tujuan dalam proses belajar mengajar.

Hasil belajar memiliki istilah yang sama dengan prestasi belajar. Hasil belajar atau prestasi belajar dapat diraih melalui proses belajar, belajar itu tidak hanya mendengarkan dan memperhatikan guru yang sedang memberikan pelajaran di dalam kelas, atau peserta membaca buku, akan tetapi lebih luas dari kedua aktivitas di atas.

Dengan demikian hasil belajar merupakan penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran yang ditunjukkan dengan tes atau nilai yang diberikan oleh guru dan kemampuan perubahan sikap/ tingkah laku atau kecakapan-kecakapan potensial yang diperoleh peserta didik melalui kegiatan belajar.24

Penilaian hasil belajar dapat dilakukan sekali setelah suatu kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Penilaian hasil belajar ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran telah berjalan dengan efektif. Dari segi guru sangat membentuk gambaran mengenai penerapan pembelajarannya. Apakah model pembelajaran yang diterapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik yang telah terjadi sebelumnya.

24

(24)

2. Prinsip-prinsip Belajar

Menurut Soekamto dan Winataputra, sebagaimana yang dikutip oleh Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, seorang guru dalam tugasnya melaksanakan proses belajar mengajar perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar seperti berikut :

a. Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar bukan orang lain. Oleh karena itu siswa yang harus bertindak aktif.

b. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

c. Siswa akan belajar dengan baik apabila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.

d. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.

e. Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.25

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Secara umum ada dua faktor atau unsur yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

a. Faktor Internal

1) Faktor fisiologis/ jasmaniah a) Kesehatan

Sehat berarti kondisi tubuh dalam keadaan baik bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang sangat berpengaruh terhadap belajarnya karena proses belajar seseorang akan terganggu apabila kesehatannya (panca indra) terganggu pula.

25

(25)

Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara istirahat, tidur, makan, olahraga secara teratur.

b) Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya keadaan tubuh/ badan, seperti buta, tuli, patah tangan/ kaki, lumpuh dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh ini jelas akan mempengaruhi belajar seseorang, maka orang yang mengalami cacat tubuh hendaknya belajar di lembaga pendidikan khusus (SLB) atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.26

Di samping itu, Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan, menambahkan faktor kematangan/ pertumbuhan dan sifat-sifat kepribadian seseorang ke dalam faktor internal. Sifat kepribadian seseorang seperti kerja keras, sifat tekun dalam berusaha, halus perasaannya dan lain-lain sedikit banyak mempengaruhi belajar seseorang.27

2) Faktor psikologis

a) Kecerdasan/ inteligensi siswa

Kecerdasan/ inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Siswa yang mempunyai tingkat kecerdasan tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat kecerdasan yang rendah. Meskipun begitu siswa yang mempunyai kecerdasan tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya, hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor

26

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 1995), Cet.3, hlm. 54-55

27

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. 16, hlm. 102.

(26)

yang mempengaruhinya, sedang kecerdasan hanya salah satu faktor di antara faktor-faktor lainnya.

b) Motivasi

Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, melaksanakan dan merencanakan kegiatan yang berhubungan/ menunjang belajar. Salah satu cara untuk menumbuhkan motivasi pada siswa yaitu dengan cara memberikan latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan yang terkadang juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.

c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan terus menerus dengan disertai rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya.

d) Bakat

Bakat atau atitude menurut Hilgrad seperti yang dikutip Slameto adalah “the capacity to learn . Dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.28 e) Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara relatif

28

(27)

tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang terhadap performa guru, pelajaran, atau lingkungan sekitar.29

b. Faktor Eksternal 1) Faktor Keluarga

a) Cara Orang Tua Mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya terhadap belajar si anak. Hal ini dipertegas lagi oleh pernyataan Sutjipto Wirowidjojo yang dikutip oleh Slameto, yang menyatakan bahwa Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama, keluarga yang sehat besar artinya bagi pendidikan dalam lingkup kecil, tetapi menentukan untuk pendidikan dalam lingkup besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.

b) Hubungan Antar Anggota Keluarga

Hubungan antar anggota keluarga yang terpenting adalah hubungan orang tua dan anaknya, anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga lainnya. Wujud hubungan itu misalnya apakah hubungan itu penuh kasih sayang dan pengertian atau sebaliknya.

c) Kondisi Rumah

Maksud kondisi rumah di sini sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang tegang, sering terjadi cekcok tentunya akan mengganggu belajar anak, tetapi jika suasana rumah yang tenang dan tenteram maka anak dapat belajar dengan baik.

29

(28)

d) Ekonomi Keluarga

Kondisi ekonomi keluarga erat kaitannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti buku, alat tulis-menulis, penerangan dan lain-lain. Semua itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.

e) Pengertian Orang Tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Jangan mengganggunya dengan pekerjaan rumah jika ia sedang belajar. Jika anak mengalami kesulitan dalam belajar, sedapat mungkin membantunya atau bila perlu menghubungi gurunya untuk mengetahui perkembangan si anak.

f) Latar Belakang Kebudayaan

Latar belakang pendidikan atau kebiasaan dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik agar mendorong semangat anak untuk belajar.30

2) Faktor Sekolah a) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran mempengaruhi belajar siswa dan kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik pula terhadap belajar.

30

(29)

b) Metode Mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Cara mengajar haruslah setepat dan seefektif mungkin agar siswa dengan baik dapat menerima, menguasai dan mengembangkan pelajaran.

c) Hubungan Guru dengan Siswa dan Siswa dengan Siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dan siswa. Proses tersebut dipengaruhi oleh hubungan antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa lainnya. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan KBM kurang lancar, sehingga siswa merasa jauh dari guru dan segan untuk berpartisipasi aktif dalam belajar.

d) Disiplin Sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam melaksanakan tugas mengajar, kedisiplinan pegawai atau karyawan dalam menjalankan administrasi, serta kedisiplinan kepala sekolah dalam tanggung jawabnya mengelola segala hal yang bertalian dengan sekolah. e) Faktor instrumental

Faktor instrumental yaitu perangkat belajar. Seperti kondisi gedung sekolah, fasilitas belajar, laboratorium, perpustakaan dan lain sebagainya. Selain itu, faktor-faktor yang berkaitan dengan pelajaran seperti, metode, alat-alat belajar, materi pelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan siswa, waktu belajar, tugas rumah, sangat berpengaruh pada proses dan hasil belajar siswa.31

31

(30)

f) Faktor Masyarakat

Faktor masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak-anak terlantar atau putus sekolah dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya. Sebagaimana yang diuraikan Slameto, faktor-faktor masyarakat seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, corak kehidupan masyarakat dan peran media masa berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat di mana ia hidup dan bertempat tinggal.32 B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian PAI ( Pendidikan Agama Islam)

Sebelum membahas tentang pendidikan agama Islam, akan dibahas terlebih dahulu pengertian pendidikan secara umum. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003, pengertian pendidikan adalah sebagai berikut :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.33

Berpijak dari pengertian di atas, dapat dirumuskan pengertian Pendidikan agama Islam (PAI) ialah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman subyek siswa agar lebih

32

Slameto, Ibid. hlm. 70-71

33Tim Redaksi Nuansa Aulia, Himpunan Perundang-Undangan RI Tentang System Pendidikan

(31)

mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.34

Sedangkan pembelajaran PAI adalah suatu proses yang bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar agama Islam. Pembelajaran ini akan lebih membantu dalam memaksimalkan kecerdasan siswa yang dimiliki, menikmati kehidupan, serta kemampuan untuk berinteraksi secara fisik dan sosial terhadap lingkungan.35

2. Dasar Pendidikan PAI

Dasar pelaksanaan PAI berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari dua macam, yaitu:

a. Dasar ideal, yaitu “Dasar falsafah negara pancasila, sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa.”

b. Dasar struktural/konstitusional, yaitu: “UUD 45 dalam bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: (1) Negara berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa; (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.” 36

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI)

Hal pertama yang dirumuskan dalam pendidikan adalah tujuan, sedangkan tujuan dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagaimana diterangkan dalam al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 30:

øŒÎ)ur tA$s% š••/u‘ Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ’ÎoTÎ) ×@Ïã%y` ’Îû ÇÚö‘F{$# Zpxÿ‹Î=yz ( ÇÌÉÈ

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi"37

Sebagai khalifah manusia diperintah untuk membangun dan memakmurkan bumi berdasarkan konsep-konsep yang diberikan Allah

34

Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Gunung Jati dan Yayasan al-Qalam, 2002), Cet.1, hlm.18.

35

Mukhtar, Desain Pembelajaran PAI, (Jakarta: Misaka Galiza, 2003), Cet. III, hlm. 13-14.

36

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya 2005), Cet. II, hlm. 132.

37

(32)

yang sudah jelas di dalam agama serta kitab-Nya. Atas dasar ini dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok sekaligus mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah yaitu untuk bertakwa kepada-Nya.

Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional pasal 24 lampiran ke-2 dituliskan bahwa:

“Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan-nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk tuhan.” 38

4. Materi Pendidikan Agama Islam (PAI)

Pendidikan agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama Islam diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis, dan produktif baik personal maupun sosial.

Dalam PERMENDIKNAS No. 22 BAB II tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum dituliskan:

“Pendidikan Agama Islam (PAI) mencakup mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk Siswa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta

38

PERMENDIKNAS No.24 Lampiran ke-2 Tahun 2006, Tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (tt.p t.p t.t) hlm. 1.

(33)

berakhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.” 39

Berdasarkan pernyataan di atas maka materi PAI meliputi beberapa aspek, yaitu sebagai berikut: Al Qur’an dan Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih, dan Tarikh dan kebudayaan Islam.

Adapun standar kompetensi dasar mata pelajaran PAI pada aspek Al Qur’an dan Hadits berisi sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa selama menempuh pendidikan di SMP. Kompetensi ini berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Islam.

Kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam komponen-komponen dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan dasar minimal yang harus dicapai di SMP khususnya pada aspek Al Qur’an dan Hadits yaitu :

1. Mampu membaca Al Qur’an dengan fasih

2. Mampu membaca dan Faham. Ayat-ayat tentang manusia dan tugasnya sebagai mahluk dan mampu menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mampu membaca dan faham ayat-ayat tentang prinsip-prinsip Ibadah serta mampu menerapkanya dalam perilaku sehari-hari.

4. Mampu membaca dan faham tentang ayat-ayat demokrasi serta mampu menerapkanya dalam perilaku sehari-hari.

5. Mampu membaca dan faham ayat-ayat tentang toleransi dan mampu menerapkanya dalam perilaku sehari-hari.40

39

PERMENDIKNAS No. 22 BAB II Tahun 2006, Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (tt.p t.p t.t) hlm. 2.

40

Hamid Muhammad, Ph.D, Pusat Kurikulum Badan Litbang, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP dan MTs, (Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas,2003), hlm.10.

(34)

C. Strategi PAIKEM tipe Reading Aloud

1. Pengertian Strategi PAIKEM tipe Reading Aloud

Sebelum memaparkan makna atau pengertian dari strategi reading aloud. Perlu diketahui terlebih dahulu makna dari PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan), yang mana strategi reading aloud merupakan salah satu strategi didalamnya.

Model pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) merupakan salah satu model pembelajaran yang diinginkan dalam implementasi KTSP di dalam kelas. Secara umum, tujuan PAIKEM adalah agar proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dapat merangsang aktivitas dan kreativitas peserta didik serta dilaksanakan dengan efektif dan menyenangkan.41

Sebagaimana telah dipaparkan diatas PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

Pembelajaran aktif merupakan strategi pembelajaran yang lebih banyak melibatkan peserta didik, hal ini dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.42

41

Ali Fahruddin dan Miftahul Huda, (ed.), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Konsep dan Implementasinya di Madrasah, (Jogjakarta: Pilar Media, 2007), cet.2, hlm. 208.

42

Depdiknas, " Apa itu PAKEM",http://akhmadsudrajat.wordpress.com/ 2010/03/11/ konsep-pakem/#more-570, hlm. 1.

(35)

Inovatif, dimaksudkan dalam proses pembelajaran diharapkan muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi positif yang lebih baik.43

Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Pembelajaran ini merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode dan strategi yang variatif.

Pembelajaran ini juga mengharuskan guru untuk mampu merangsang peserta didik memunculkan kreativitas baik dalam konteks kreatif berfikir maupun dalam konteks kreatif melakukan sesuatu. Dengan demikian kreatif dalam hal ini adalah kemampuan peserta didik dalam menghasilkan sebuah kegiatan atau aktivitas yang baru yang diperoleh dari hasil kreatif dan mewujudkannya dalam bentuk sebuah hasil karya yang baru.

Pembelajaran efektif berarti bahwa model pembelajaran apapun yang dipilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Pembelajaran ini dikatakan efektif karena peserta didik mengalami berbagai pengalaman baru dan perilakunya menjadi berubah menuju titik akumulasi kompetensi yang diharapkan. Hal ini dapat tercapai bila guru melibatkan peserta didik dalam merencanakan dan proses pembelajaran. 44

Sedangkan pembelajaran yang menyenangkan merupakan pembelajaran yang didalamnya terdapat interaksi yang kuat antara pendidik dan peserta didik dengan tanpa ada perasaan tertekan. Dengan kata lain pembelajaran, menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dan peserta didik dalam pembelajaran.

43Ismail, SM,

Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, (Semarang: RASAIL Media Group, 2008)hlm. 46.

44

(36)

Untuk dapat mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan ini, guru dituntut untuk mampu mendesain materi pembelajaran dengan baik serta mengkombinasikannya dengan strategi pembelajaran yang mengedepankan keterlibatan aktif peserta didik di kelas, seperti simulasi, game, reading aloud dan sebagainya.45

Jadi pembelajaran aktif hanya bisa terjadi bila ada partisipasi aktif peserta didik. Demikian juga keaktifan peserta didik tidak akan terjadi bila mana guru tidak aktif dan kreatif dalam melaksanakan pembelajaran. Banyak sekali strategi pembelajaran aktif yang dapat digunakan oleh pendidik sebagai alternatif untuk dapat mengaktifkan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok, salah satunya adalah strategi reading aloud (membaca dengan keras).

Tehnik atau strategi pembelajaran ini (reading aloud) dirancang dengan memilih sebuah teks yang cukup menarik sesuai dengan sub bab yang diajarkan46. Misalnya tentang hukum nun sukun dan tanwin. Guru disini berfungsi sebagai fasilitator yang bertugas membimbing dan mengarahkan siswa dalam proses belajar. Selain tersebut di atas, tehnik pembelajaran ini juga memberikan kebebasan pada siswa untuk melatih keberanian dalam mengungkapkan gagasan dan pendapat yang dimiliki oleh peserta didik47.

Jadi dapat kita pahami bahwa strategi reading aloud (membaca dengan keras) adalah sebuah strategi pembelajaran berbasis PAIKEM yang dirancang untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran dengan teknik membaca dengan keras. Strategi ini merupakan strategi yang mudah untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan pertanggung jawaban individu. Strategi ini memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertindak sebagai “guru” bagi siswa lain.

45

Ibid., hlm. 220.

46Ismail, SM, Op. cit, hlm

.76.

47

(37)

2. Tujuan Reading Aloud

Melihat gambaran tentang strategi reading aloud diatas, tujuan yang diharapkan dari penerapan strategi tersebut yaitu membiasakan peserta didik untuk belajar aktif dan bertanggungjawab secara individu.

3. Manfaat Reading Aloud

Proses pembelajaran jika menerapkan strategi tersebut di atas, maka akan memberikan banyak manfaat yang didapat dari penerapan strategi tersebut, antara lain:

a) Terciptanya suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. b) Tumbuhnya keberanian peserta didik dalam membaca,

mengemukakan pendapat dan gagasan, dalam setiap pembelajaran. c) Peserta didik dapat terhindar dari rasa minder dan takut salah. 4. Langkah-langkah Reading Aloud

Sebelum menerapkan strategi ini guru hendaknya membantu dan memotivasi siswa berani membaca dengan keras agar siswa mempunyai percaya diri dalam berinteraksi dengan sesama siswa. Untuk itu guru harus memiliki sikap keterbukaan, kesediaan menerima kritik dan saran terhadap kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran.

Adapun langkah-langkah penerapan strategi ini adalah sebagai berikut: 1. Guru memilih sebuah teks yang cukup menarik untuk dibaca

dengan keras. Guru hendaknya membatasi dengan suatu pilihan teks yang kurang dari lima ratus kata.

2. Guru menjelaskan teks itu pada peserta didik secara singkat. Guru memperjelas poin-poin kunci atau masalah-masalah pokok yang dapat diangkat.

3. Guru membagi bacaan teks itu dengan alenia-alenia atau beberapa cara lainnya. Guru menyuruh sukarelawan-sukarelawan untuk membaca keras bagian-bagian yang berbeda.

(38)

4. Ketika bacaan tersebut berjalan, guru menghentikan di beberapa tempat untuk menekankan poin-poin tertentu, kemudian guru memunculkan beberapa pertanyaan, atau memberikan contoh-contoh. Guru dapat membuat diskusi-diskusi singkat jika para peserta didik menunjukkan minat dalam bagian tertentu. Kemudian guru melanjutkan dengan menguji apa yang ada dalam teks tersebut.

5. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.48 D. Materi Pelajaran PAI Pokok bahasan Hukum Nun Sukun dan Tanwin

Adapun pokok bahasan PAI kelas VII SMP yang menjadi fokus pada penelitian tindakan kelas ini adalah hukum nun sukun dan tanwin, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut.

1. Hukum Nun Sukun dan Tanwin Bertemu Huruf Hijaiyah

Konsep hukum nun sukun (mati) dan tanwin merupakan salah satu materi atau pokok bahasan pelajaran PAI untuk siswa SMP kelas VII semester gasal. Pokok bahasan ini terdiri dari lima sub bagian yaitu idzhar, idghom bigunnah, idghom bilagunnah, iqlab dan ikhfa . Berikut pembahasan mengenai kelima sub pokok bahasan tersebut.

a. Idzhar halqi

Secara harfiah idzhar artinya jelas (al-bayan), sedangkan halqi artinya tenggorokan. Idzhar menurut istilah mengeluarkan setiap huruf dari makhrajnya tanpa suara sengau atau dengung pada huruf yang di idzharkan. Huruf izhar ada 6 ( )

Oleh karena itu, apabila nun sukun dan tanwin bertemu salah satu huruf halq maka cara membacanya harus jelas dan terang, bunyinya tidak boleh tertahan karena akan tertukar dengan suara dengung (gunnah) atau samar-samar (ikhfa ).

48

(39)

Contoh bacaan nun sukun atau tanwin bertemu huruf idzhar halqi:

No Lafaz/Kalimat Huruf

1

«!$$Î/ôz `tB#uä `tB

Nun sukun à

2

4 Zpu‹ÏB%tn#·‘$tR’n?óÁs?

Tanwin

à

3

¤$öqyz ô`ÏiB NßgoYtB#uäur

Nun sukun à

4

7pu‹Ï9%tæ >p¨Zy_ ’Îû

Tanwin

à

5

í•ô_r&

çŽö•xî

bqãYøÿxE

Tanwin

à

6

ö t çm÷Ytã böqyg÷Ytƒ Nèdur

Nun sukun à

b. Idgham bigunnah

Secara bahasa idgham memasukkan dan bigunnah artinya dengan dengung. Dalam istilah ilmu tajwid, idgham bigunnah adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf idgham bigunnah yang empat, yaitu ya, nun, mim, wau,( )

Cara membaca idgam bigunnah adalah dengan memasukan suara nun sukun atau tanwin ke dalam huruf idgham bigunnah yang ada di depannya. Pada saat meng-idgham-kan, suara harus di-tasydid-kan kepada huruf idgham bigunnah yang di depannya ada nun sukun atau tanwin lalu ditahan kira-kira dua ketukan dengan membaca sengau atau dengung. Contoh bacaan nun sukun atau tanwin bertemu huruf idgham bigunnah:

Huruf Lafaz/Kalimat No Nun sukun

à

`tBur

ö@yJ÷ètƒ

tA$s)÷WÏB

(40)

Tanwin

à

×'s#ÏB%tæ

×pt6Ϲ$¯R

Tanwin

à

’Îû

7‰uHxå

¥oyŠ£‰yJ•B

Nun sukun

à

`ÏB

<c’Í<ur

Ÿwur

AŽ•ÅÁtR

c. Idghom bilagunnah

Bilagunnah artinya tidak memakai gunnah atau dengung/sengau. Huruf idgham bilagunnah ada dua yaitu lam dan ra (

,

), cara membaca idgham bilagunnah yaitu dengan memasukan suara nun sukun atau tanwin sepenuhnya ke dalam huruf lam atau ra tanpa bunyi sengau/dengung. Pada waktu mengidghamkan suara harus ditasydidkan kepada huruf lam atau ra.

Contoh bacaan nun sukun atau tanwin bertemu huruf idgham bilagunnah: Huruf Lafaz/kalimat No Tanwin

à

’Îû

7pt±ŠÏã

7puŠÅÊ#§‘

1 Tanwin

à

“W‰èd

z`ŠÉ)-FßJù=Ïj9

2 d. Iqlab

Iqlab menurut bahasa berarti memindahkan sesuatu dari bentuk asalnya ke bentuk lain. Sedang menurut istilah ilmu tajwid, iqlab adalah memasukan huruf ba ( ) kepada makhraj huruf mim( dengan tetap menjaga gunnah) atau dengung.

Cara membaca iqlab yaitu apabila nun sukun atau tanwin bertemu huruf ba ( ) maka bunyinya diubah menjadi bunyi mim. Kedua bibir dirapatkan untuk membunyikan mim sambil berdengung yang keluar dari pangkal

(41)

hidung. Selanjutnya ditahan sejenak kira-kira dua ketukan untuk menunjukkan ada bacaan iqlab.

Contoh bacaan nun sukun atau tanwin bertemu huruf ba:

No Lafaz/Kalimat Huruf 1

.`ÏB

ω÷èt/

¾ÏmÉ)»sWŠÏB

Nun sukun

à

e. Ikhfa’

Ikhfa menurut bahasa adalah as-satru

(

)

artinya samar atau tertutup. Sedangkan menurut istilah, ikhfa’ mengucapkan huruf antara idzhar dan idgham tanpa tasydid dan dengan menjaga gunnah pada huruf yang memasuki huruf ikhfa . Dalam pengertian ilmu tajwid, ikhfa adalah apabila nun sukun atau tanwin bertemu salah satu dari huruf ikhfa yang 15, yaitu ta, tsa, jim, dal, dzal, zai, sin, syin, shad, dad, tha , zha, fa, qaf,

kaf ,

(

)

Cara membaca hukum ikhfa adalah memadukan antara nun sukun atau tanwin dengan suara huruf ikhfa yang ada di depannya. Sehingga suara huruf ikhfa dan atau tanwin akan terdengar samar antara idzhar dan idgham. Jadi keduanya (nun sukun atau tanwin dan huruf ikhfa ) dibaca samar-samar, pada saat diucapkan suara ikhfa ditahan sejenak kira-kira dua ketukan.

Contoh bacaan nun sukun atau tanwin bertemu huruf ikhfa :

No Lafaz/Kalimat Huruf

1

`ÏB

y7Î=ö7s%

Nun sukun

à

2

7puŠÏ¹$tR

>pt/É‹»x.

7py¥ÏÛ%s{

Tanwin

à

(42)

4

$tBur

ß

Nun sukun

à

5

$U™ù(x.ur

$]%$ydÏŠ

Tanwin

à

6

`tB

#sŒ

“Ï%©!$#

ßìxÿô±o„

Nun sukun

à

Nun sukun

à

Nun sukun

à

9,ù=yz

>‰ƒÏ‰y`

Tanwin

à

yxÏß

¸xŠÎ=sß

Tanwin

à

ô‰s)s9ur

!

Nun sukunà

žwÎ)

WxŠÏ%

$VJ»n=y™

$VJ»n=y™

Tanwin

à

Ìh•x©

>䁪%tn

Nun sukunà

#sŒÎ*sù

|Møît•sù

ó

Nun sukunà

#Y‰Éfó¡tB

#Y‘#uŽÅÑ

Tanwin

à

Standar kompetensinya yaitu menerapkan kaidah ilmu tajwid dalam bacaan, sedangkan kompetensi dasarnya yaitu siswa memahami dan mampu

(43)

menjelaskan serta membedakan hukum nun sukun dan tanwin, dan juga dapat mendemonstrasikan hukum nun sukun dan tanwin dalam bacaan al-Qur’an.49 E. Penerapan Strategi PAIKEM Reading Aloud dalam Pembelajaran PAI

Sejauh ini peneliti belum menemukan penelitian yang menerapkan strategi reading aloud (membaca dengan keras) dalam pembelajaran di kelas, penyusun disini hanya berdasar pada buku karangan Ismail SM, M.Ag. yang berjudul Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan dan dalam bukunya Melvin L. Silberman, dengan judul “Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif . Kedua buku tersebut menawarkan sebuah strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik berani dan mampu membaca dan di kelas, yaitu strategi Reading aloud.

Untuk itulah penyusun tertarik untuk menerapkannya dalam sebuah penelitian tindakan kelas VII G di SMP Negeri 16 Semarang yang mana pada kelas tersebut mengalami masalah dalam pembelajaran sebagaimana yang telah dipaparkan pada bab I, khususnya masalah tingkat keberanian peserta didik berbicara di dalam kelas sangat rendah.

49

Tim Mitra Guru. Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas VII SMP (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 111-118.

(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 16 Semarang dan hasil observasi awal yang penyusun lakukan, kelas VII G SMP Negeri 16 Semarang merupakan kelas yang memiliki permasalahan yang berbeda dengan kelas lainnya. Permasalahan tersebut adalah rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan metode ceramah atau metode yang biasa dilakukan oleh guru mapel, dan hasil ulangan harian sebelumnya dengan rata-rata kelas untuk pelajaran PAI hukum nun sukun dan tanwin rendah. Berdasarkan permasalahan terebut, maka penelitian ini dilaksanakan di kelas VII G SMP Negeri 16 Semarang semester 2 tahun ajaran 2009-2010 dengan jumlah siswa 30 orang yang terdiri dari 15 orang siswa perempuan dan 15 orang siswa laki-laki.

Sedangkan yang menjadi kolaborator atau guru mitra dalam penelitian ini yaitu Ibu Sri Rahayu selaku guru mata pelajaran PAI SMP Negeri 16 Semarang.

Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, respon siswa dan hasil belajarnya setelah mengikuti proses pembelajaran dengan PAIKEM tipe reading aloud .

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri atas siklus-siklus, penjelasan mengenai bentuk siklus dalam PTK sedikit banyak telah diuraikan pada bab I halaman 7.

Dalam penelitian ini diambil tiga siklus. Masing-masing siklus mencakup empat tahap kegiatan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting), deskripsi alur siklus seperti yang terlihat pada gambar berikut.

(45)

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart50

Gambar 2. C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes tertulis, lembar observasi kegiatan guru, catatan lapangan aktivitas siswa, lembar wawancara. Instrumen yang telah disusun bersama guru mitra ini dikonsultasikan kepada dosen pembimbing agar diperoleh instrumen yang baik.

1. Tes tertulis

Ter tertulis digunakan untuk mengukur atau memperoleh data mengenai hasil belajar siswa. Tes yang digunakan adalah tes obyektif berupa pilihan ganda.

50

Rochiati Wiraatmaja, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 66.

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

?

Perencanaan Pelaksanaan SIKLUS II Pengamatan Refleksi

(46)

Pengambilan data melalui tes tertulis ini dilakukan sesudah proses pembelajaran pada akhir siklus I dan II.

2. Lembar observasi kegiatan guru

Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang kinerja guru pada waktu menerapkan strategi PAIKEM tipe reading aloud. Pengambilan data dengan lembar observasi ini diambil disetiap siklus atau pertemuan sehingga akan diperoleh deskripsi perubahan kinerja guru dalam menerapkan PAIKEM tipe reading aloud sebagai sebuah tindakan.

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data tersebut digunakan beberapa cara yaitu:

a) Wawancara, yaitu percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.51 Wawancara ini digunakan untuk menggali informasi mengenai keadaan sekolah dan strategi pembelajaran yang diciptakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, serta kesulitan-kesulitan dalam proses pembelajaran.

b) Observasi, yaitu tindakan atau proses pengambilan informasi melalui media pengamatan.52 Observasi ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran PAI menggunakan strategi PAIKEM tipe reading aloud.

c) Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

51

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 186.

52

Sukardi, Penelitian Kualitatif-Naturalistik dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Usaha Keluarga, 2006), hlm. 49.

(47)

rapat, agenda, dan sebagainya.53 Dokumentasi ini bermanfaat dalam mengumpulkan data atau dokumen tentang keadaan sekolah, daftar kelas dan lain sebagainya yang bersifat menunjang penelitian ini.

d) Tes, yaitu serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes prestasi atau achievement test.54 Tes ini digunakan untuk mengetahui apakah dengan strategi pembelajaran reading aloud dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan seberapa jauh siswa memahami pelajaran dengan strategi pembelajaran baru tersebut.

Langkah yang ditempuh setelah pengumpulan data adalah menganalisis data, analisis data merupakan jiwa dari Penelitian Tindakan Kelas. Analisis data pada penelitian ini tidak menggunakan uji data secara statistik, tetapi menggunakan analisis deskriptif. Data yang dianalisis adalah data kualitatif, dan dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif dari hasil wawancara, pengamatan (observasi) proses pembelajaran, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

E. Pelaksanaan Tindakan a. Pra Siklus

Tahap pra siklus ini peneliti melihat pembelajaran PAI secara langsung di kelas VII G SMP N 16 Semarang sebelum dilakukan tindakan.

Pelaksanaan pembelajaran pra siklus ini untuk kelas VII G yang diampu oleh Ibu Hj. Sri Rahayu dilaksanakan pada hari selasa tanggal 16 februari 2010 dengan materi hukum bacaan nun sukun dan tanwin. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh hasil belajar siswa untuk mengikuti pembelajaran PAI di kelas sebelum diterapkannya strategi PAIKEM tipe

53

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 148.

54

(48)

reading aloud, dengan melihat atau mengamati secara langsung pembelajaran yang ada di kelas, kemudian dicatat yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.

Observasi pada tahap pra siklus ini menggunakan instrument observasi yang dipegang oleh peneliti, hasil observasi ini adalah guru masih menggunakan strategi ceramah secara dominan, sehingga komunikasi yang terjadi hanya satu arah, siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru tersebut. Banyak siswa yang kurang memperhatikan, mengantuk, dan bermain sendiri.

Strategi yang digunakan guru belum sepenuhnya melibatkan siswa secara aktif, siswa hanya duduk manis serta mencatat materi atau bahan pelajaran dari buku paket kemudian mendengarkan penjelasan guru dan setelah itu mengerjakan latihan soal, sehingga terlihat jelas bahwa partisipasi siswa kurang atau dengan kata lain tingkat keaktifan siswa sangat rendah.

Dari hasil observasi diatas guru dan peneliti mencari solusi alternatif yaitu Penggunaan strategi PAIKEM tipe reading aloud pada pelajaran PAI pokok bahasan hukum nun sukun dan tanwin sebagai solusi tindakan.

b. Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 februari 2010 dengan materi hukum bacaan nun sukun dan tanwin. Langkah-langkah besar dalam siklus I dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Perencanaan

a) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan mengutamakan komponen pembelajaran.

b) Bersama dengan guru PAI peneliti:

(1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar (PBM)

Referensi

Dokumen terkait

1) Air Bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus sesuai dengan persyaratan dalam Peraturan Menteri Kesehatan, Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT BERSALIN DENGAN METODE WATER BIRTH.. Oleh

Dari beberapa pengertian mengenai komunikasi yang dipaparkan diatas penulis memahami bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran pesan atau informasi antara dua orang

Penelitian ini mengukur jumlah gas rumah kaca dari perkebunan kakao dan menguraikan stok (cadangan) karbon dari perkebunan, yaitu jumlah karbon yang tersimpan dalam tanah,

• Hal inilah yang menyebabkan kebutuhan arus proteksi ICCP spesimen dengan kondisi cacat coating yang sama pada penelitian meningkat seiring dengan naiknya temperatur

Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 107/PMK.06/2005 tanggal 9 November 2005 dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor

Efisiensi yang diterapkan pada perancangan ini adalah penataan ruang dalam kawasan pusat kota dengan ruang terbuka yang dapat difungsikan sebagai tempat parkir (parkir

Variabel keberadaan TPI dibagi lagi menjadi 9 variabel yaitu : Keberadaan fasilittas TPI, fungsi fasilitas TPI, standar pelayanan yang diberikan petugas TPI dalam menjaga