9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan antara guru dan peserta didik menggunakan asas pendidikan dan teori belajar yang merupakan penentu utama dalam keberhasilan dalam pendidikan menurut Sagala (2010). Menurut Azhar (2011) menjelaskan pengertian pembelajaran yaitu suatu kegiatan yang mampu membawa pengetahuan dan informasi melalui interaksi yang berlansung antara guru dan peserta didik. Menurut Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional) dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pada Sikdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) Pasal 1 Ayat 20, tentang pembelajaran adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik menggunakkan sumber belajar di lingkungan belajar. Maka, pembelajaran merupakan suatu upaya sistemik dan sistematis dalam memfasilitasi, dalam meningkatkan suatu pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dapat menghubungkan antara jenis-jenis belajar, hakikat belajar, dan hasil belajar peserta didik.
Menurut (Erikanto, 2016:7) Pembelajaran merupakan salah satu sistem yang dapat membantu suatu individu dalam kegiatan belajar dan berinteraksi memanfaatkan berbagai sumber belajar dilingkungan sekitarnya. Sedangkan menurut (Miswar, 2016:11) Pembelajaran adalah proses yang dilakukan oleh
seseorang dimana terdapat suatu kegiatan yang berawal dari situasi yang ditemui, keadaan bahwa karakter perubahan aktivitas tidak bisa dijelaskan karena dasar kecenderungan reaksi sebenarnya, kedewasaan, atau peralihan sementara dari suatu lingkungan. Pembelajaran yang jelaskan Thorndike yaitu pembelajaran dapat terjadinya karena adanya pembentukkan koneksi pengalaman persepsi kepada stimulus, bentuk perilaku manusia terjadi karena implus saraf respon yang diberikan. Thorndike mengungkapkan bahwa pada kegiatan pembelajaran dilangsungkan dalam rangkaian eksperimen trial and error atau dapat mengkoneneksi atau menyeleksi (Nai, 2017:12)
Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh guru dan peserta didik untuk memperoleh suatu informasi dilingkungan belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dapat merubah individu dengan sadar dilakukan dengan sengaja untuk menjadikan perubahan dilingkungan belajar.
2. Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring merupakan pendidikan formal yang diselenggarakan oleh sekolahan yang guru dan peserta didik berada dilokasi terpisah sehingga memerlukan media penghubung untuk menghubungkan guru, peserta didik, dan berbagai sumber sumber belajar yang diperlukan dalam proses pembelajaran daring (Meidawati, dkk, 2020). Kegiatan pembelajaran daring saat ini merupakan program kegiatan pembelajaran kelas dalam jaringan online yang dapat menjangkau peserta didik dengan kuota yang memadai.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam jaringan dapat digunakan oleh peserta didik dengan gratis maupun ada yang berbayar (Bilfaqih dan Qomarudin, 2015:1). Pembelajaran daring yang dilakukan saat ini merupakan pembaharuan yang dilakukan untuk memudahkan peserta didik dalam pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar dengan efektif dan efisien (Dewi, 2017). Meskipun saat ini kegiatan pembelajaran dilakukan dimasa pandemi covid-19 yang diganti menjadi pembelajaran daring, peran guru tetap dibutuhkan dalam keberhasilan tujuan pendidikan yang dilakukan disekolah. Pembelajaran daring memerlukan alat ataupun media pembelajaran yang harus diterapkan disemua sekolah, kreativitas guru, pemahaman konsep pembelajaran daring dibutuhkan dalam kesuksesan kegiatan pembelajaran. Guru dalam kegiatan pembelajaran daring ini memegang peranan penting dalam mensukseskan kegiatan pembelajaran. Pada pelaksanaannya pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkat-perangkat mobile seperti telepon android atau smartphone, laptop, tablet yang dapat digunakan untuk mengakses informasi dimana saja dan kapan saja.
Menurut Bilfaqih dan Qomarudin (2015:13) dijelaskan beberapa point penting tentang panduan berstandar pengembangan pembelajaran daring untuk pendidikan dan pelatihan sebagai berikut:
a. Analisis Kebutuhan Pembelajaran Daring merupakan analisis kebutuhan, seperti suatu proses deskripsi permintaan, kebutuhan, serta kendala dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Prosedur ini terdiri dari beberapa subproses antara lain:
1) Inisiasi yaitu pengembangan suatu pembelajaran daring, terdapat deskripsi dari beberapa kebutuhan ataupun permintaan dalam pengembangan pembelajaran daring.
2) Identikasi stakeholder yaitu terdapat identifikasi, deskripsi, dan evaluasi dalam pelakasa kepentingan.
3) Sasaran yaitu definisi sasaran, dan evaluasi sasaran dalam pelaksana kepentingan.
4) Analisis permintaan yaitu detail, uraian, validasi permintaan, target dalam pengembangan pembelajaran daring, dan uraian operasionalnya. b. Analisis Rangka Kerja Pembelajaran Daring yaitu suatu prosedur dalam
rangka kerja dan dalam kerangka pembelajaran daring. Kajian terhadap prosedur ini menbuktikan poin-poin dalam terdapat dalam model referensi yang sama dengan kebutuhan dalam lingkungan pelatihan dan pendidikan, antara lain:
1) Analisis kerangka eksternal: Pelaksanaan identifikasi, deskripsi , dan evaluasi kerangka eksternal dalam suatu pengembangan pembelajaran daring.
2) Analisis kemampuan staf yaitu prosedur identifikasi, uraian tokoh, kemampuannya, keterampilan, dan kesiapan.
3) Analisis kelompok sasaran yaitu terdapat pelaksaan identifikasi, deskripsi suatu kelompok, dan biografi peserta pendidikan ataupun pelatihan.
4) Analisis kerangka organisasi dan institusi yaitu terdapat pelaksanaan identifikasi, deskripsi yang berhubungan dengan kerangka organisasi dan institusi dalam pengembangan pembelajaran daring.
5) Perancangan waktu dan dana yaitu pelaksaan identifikasi, deskripsi, kontrak, masa, dan batasan keuangan dalam pelaksaan pembelajaran daring.
6) Analisis lingkungan yaitu pelaksanaan identifikasi, deskripsi sutu lingkungan, kapasitas fisik dalam pengembangan pembelajaran daring. c. Desain atau Kerangka Pembelajaran Daring merupakan kegiatan dalam
perencanaan dan merancang konsep pembelajaran daring. Terdaopat beberapa subprosesnya yaitu:
1) Capaian atau kompetensi belajar yaitu dapat menyesuikan istilah strandar kompentensi dalam lulusan pendidikan maupun pelatihan. 2) Kerangka materi merupakan suatu kerangka materi pembelajaran yang
dijabarkan berupa silabus dan perencanaan suatu pembelajaran.
3) Kerangka agresi yaitu uraian model agresi materi dalam pembelajaran daring yang dapat menunjang mekanisme shre and reuse.
4) Kerangka navigasi dan sekuen merupakan penjelasan urutan dalam penyampaian suaru materi dengan sifat intraktif pengguna.
5) Kerangka didiktik merupakan prinsip dan konsep dari metode penyampaian suatu materi pembelajaran.
6) Kerangka media merupakaan suatu pemilihan untuk para pengguna media.
7) Kerangka komunikasi terdapat pemilihan, deskripsi dari suatu media yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.
8) Kerangka tugas merupakan uraian dalam bentuk penugasan yang diberikan oleh guru dari materi pembelajaran daring.
9) Kerangka evaluasi merupakan uraian metode evaluasi, penilaian, dan kriteria untuk penentu kelulusan.
10) Kerangka metadata yaitu uraian model metadatadigunakan dalam materi pembelajaran daring.
11) Kerangka aktivitas yaitu uraian model dari metadata aktivitas yang digunakan dalam suatu materi pembelajaran.
12) Kerangka pemeliharaan yaitu uraian pedoman pemeliharaan yang dilakukan rutin atau indentil dalam materi pembelajaran daring.
d. Produksi atau Pengembangan merupakan pelakksanaan dlalam merealisasikan desain atau kerangka suatu pembelajaran daring. Pelaksanaan produksi terdiri dari beberapa subproses antara lain:
1) Merealisasikan materi terdapat realisasi atau produksi materi pembelajaran daring.
2) Merealisasikan media terdapat realisasi atau produksi kapital digital yang dapat membangun suatu materi pembelajaran daring.
3) Merealisasikan desain terdapat desain tampilan, navigasi, sekuen dalam pembelajaran daring.
4) Merealisasi teknis terdapat pengemasan capital digital yang mengacu pada kerangka agregasi dan kerangka metadata dengan standar internasional 291623.
5) Pemeliharaan terdapat pemeliharaan dalam materi pembelajaran daring agar dapat terjaga rerevansi atau up to date.
6) Pengemasan ulang memiliki arti yaitu dapat dikemas kembali pada sumber belajar yang belum memenuhi standar.
e. Implementasi Pembelajaran daring merupakan pelaksanaan dalam pembelajaran daring. Terdapat beberapa subproses antara lain:
1) Perlunya diuji pada sumber belajar dan validasi materi pembelajaran daring.
2) Perlunya adaptasi sumber belajar supaya dalam manajemen dan deskripsi konfigurasi, pengaturan, dan adaptasi dalam paket materi. 3) Organisasi dalam pengoperasian dan distribusi pembekalan kebutuhan
organisasi dalam pengoperasian dan pendistibusian materi pembelajaran daring.
4) Perlunya aktivasi sumber belajar dalam penyediaan kebutuhan dalam pendistribusian materi pembelajaran daring.
f. Proses Pembelajaran daring terdapat beberapa subproses yang antara lain: 1) Perlunya administrasi dalam pengoperasian pembelajaran daring yang
diperlukan dalam administrasi pendaftaran pembelajaran, penjadwalan adminitrasi, pendaftaran partisipan dan lain-lain.
2) Perlunya perencanaan pembelajaran terdapat rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring.
3) Pelaksanaan pembelajaran merupakan perngoperasian pembelajaran daring yang diperlukan dalam pembelajaran. Proses pembelajaran daring dapat dioperasikan untuk keperluan penilian dalam hasil proses pembelajaran.
g. Optimalisasi dan evaluasi pembelajaran daring terdapat beberapa optimalisasi dan subevalusi antara lain:
1) Penyusunan perencanaan evaluasi pembelajaran daring yang terdiri dari tujuan pembelajaran, pendekatan pembelajaran, alokasi waktu, media yang digunakan, kriteri penilian dan istrumen evaluasi pembelajaran daring.
2) Perlunya merealisasikan proses evaluasi.
3) Menganalisis data yang sudah didapatkan dalam kegiatan evaluasi dalam pemahaman metode, sumber belajar, alat, dengan merinci pengeluran biaya, manfaatm dan hasilnya.
4) Perbaikan atau optimalisasi yaitu deskripsi dari proses optimalisasi dan adaptasi materi dan sistem pembelajaran daring supaya pembelajaran daring dapat berjalan dengan efektif fan efisien.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring merupakan program pembelajaran kelas dengan menggunakan jaringan untuk menjangkau kelompok sasaran yang lebih luas juga tidak terbatas, dimana penyelenggaraannya dapat diikuti tanpa biaya atapun berbayar. Sehingga dapat
meningkatkan kualitas pendidikan dengan penggunaan multimedia dengan efektif dan efisien meskipun dalam pembelajaran yang terpisah oleh jarak. 3. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaaran merupakan permulaan dari selutuh proses kegiatan yang bersifat optimis yang diyakini mampu untuk mengatasi semua permasalahan (Banghart dan Trull dalam Majid, 2015:16). Menurut Sanjaya (2013:24) Perencanaan pada hakikaknya merupakan proses dan cara berfikir suatu individu yang dapat menunjang suatu keberhasilan dalam dalam suatu hal. Perencanaan tersebut dapat dimulai pada tujuan pembelajaran yang iningi dicapai melalaui analisis yang dibutuhkan dalam dokumen yang lengkap, lalu baru menentukan langkah-langkah yang harus dibuat untuk dapat mencapai target tersebut menurut Sanjaya (2013:23). Saat membuat rencana pola pikir diarahkan supaya tujuan yang ingin dicapai tersebut dapat digapi dengan efektif dan efiseien. Perencanaan pembelajaran mampu dilihat dari dudut pandang yang berbeda-beda, seperti yang dijelaskan oleh Salaga (2012:136) yaitu:
1) Perencanaan pembelajaran merupakan suatu proses pengembanagan pembelajaran yang dirancang sistematik dengan menggunakan teori-teori khusus pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Proses perencanaan pembelajaran juga membutuhkan analisis dari proses pembelajaran yang sistematik yang dapat mencapai tujuan pembelajaran, dan terdapat evaluasi materi dan proses kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Perencanaan pembelajaran merupakan suatu didiplin dimana pengetahuan tersebut mewujudkan hasil penelitian dan teori mengenai strategi pembelajaran dan diterapkan dengan strategi tersebut.
3) Perenencanaan pembelajaran sains merupakan produk detil yang mempunyai spesifikasi lebih dari pengembangan, pelaksanaan, evaluasi, serta pemeliharaan dalam sitasi ataupun faslitas pembelajaran bagi unit yang lebih besar maupun lebih sempit dari materi pembelajaran dari berbagai tingkatan.
4) Perencanaan pembelajaran bagai aktualitas merupakan suatu ide dalam pembelajaran yang dikembangakan dengan tujuan memberikan hubungan antara pembelajaran dari jangka watu yang dikerjakan. 5) Perencanaan untuk mengkonfirmasi secara saksama maka semua
kegiatan sudah sesuai dengan arahan sains dan pelaksanaannya secara sistematis.
6) Perencanaan pembelajaran menjadi sistem merupakan daftar dari sumber, prosedur unruk menjalankan pembelajaran, peningkatan sistem suatu pembelajaran dengan proses yang sistematis yang implementasinya membentuk pada sistem perencanaan.
7) Perencanaan pembelajaran teknologi merupakan sebuah perencanaan untuk memajukkan penggunakan teknik yang mampu mengembangkan tingkahlaku kognitif individu dan teori konstruktif pada solusi dan problem dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Perancangan suatu sistem pembelajaran daring memiliki tiga prinsip yang diharuskan menurut Munawar (2013) dapat terpenuhi antara lain:
1) Suatu sistem pembelajaran perlu yang sederhana agar mudah diperlajari oleh peserta didik.
2) Suatu sistem pembelajaran perlu dirancang secara individu agar peserta didik dapat mandiri.
3) Suatu sistem perlu kecapatan ketika proses pencarian materi pembelajaran atau jawaban soal dalam sistem pembelajaran yang dikembangkan.
4. Pelaksanaan Pembelajaran Daring
Pelaksanaan pembelajaran daring yang sudah dilakukan di Indonesia mengarah kepada pemberian tugas yang diberikan lewat media pembelajaran online. Peserta didik hanya diberikan beberapa tugas yang harus diselesaikan lalu guru mengoreksi tugas menjadi penilaian dan guru memberikan suatu komentar merupakan bentuk dari evaluasi. Implementasi pembelajaran daring ini mampu berjalan baik apabila peserta didik, guru, dan orang tua mampu untuk bekerja sama dalam kegiatan pembelajaran daring menurut Dewi (2020).
Implementasi pembelajaran merupakan suatu pelaksanaan pembelajaran daring. Terdapat subproses dalam implementasi yaitu:
1) Sumber belajar yang harus diuji yaitu valiadasi dan pengujian pada materi-materi yang digunakan dalam pembelajaran daring.
2) Mengadaptasi sumber belajar yaitu manajemen kongfigurasi, deskripsi, adaptasi, dan perlunya paket materi yang harus diatur dalam pembelejaran daring.
3) Pelaksanaan pembelajaran daring terdapat aktivitas dengan mendeskripsikan penyebaran materi dan pementasan yang harus dideskripsikan dalam pembelajaran daring.
4) Pengoperasian organisasi dan distribusi bersifat pembekalan kebutuhan organisasi untuk pengoperasian dan distribusi materi dalam pembelajaran daring.
5) Prasarana teknis merupakan penyediaan yang dibutuhkan dalam pengoperasian dan distribusi dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Pembelajaran daring memiliki beberapa subproses yang harus diketahui, berikut ini penjelasannya :
1) Administrasi yang diperlukan yaitu pengoperasian pembelajaran sebagai keperluan adminitrasi yaitu pendaftaran peserta didik, jadwal pembelajaran, pendaftaran pembelajaran daring, dan lain-lain.
2) Perencanaan yang diperlukan dalam pengoperasian pembelajaran yang diharapkan bisa menjadi pedoman guru dalam pembelajaran daring.
3) Kegiatan pelaksanaan pembelajaran daring dengan pengoperasian yang diperlukan dalam dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Kegiatan dalm proses pembelajaran diperlukan guru untuk menentukan penilian hasil peserta didik.
5. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran merupakan kewajiban yang harus diberikan guru kepada peserta didik secara professional dalam menilai kesuksesan dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran tersebut apakah sudah mencapai tujuan dari suatu materi pembelajaran. Pengertian dari evaluasi adalah suatu alat
ukur yang digunakan oleh guru atas tercapainya suatu tujuan dari kegiatan pembelajaran menurut Sukardi (2008:1). Menurut Stufflebaem dalam Rusman (2008:97) Evaluasi adalah suatu proses pembelajaran yang dilihat bagaimana tujuan pembelajaran tersebut telah tercapai, evaluasi pembelajaran tersebut merupakan salah satu bagian manajamen. Sehingga evalusi tersebut bertujuan untuk menyimpulkan apa saja yang telah dilakukan, sehingga keputusan pemberian hasil nilai mendapatkan hasil dari suatu kegiatan pembelajaran. kegiatan mengevaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menilai seluruh proses pembelajaran yang dilakukan, dan menemukan dimana titik keberhasil dan kegagalan dalam proses pembelajaran menurut Hikmat (2009:125). Dari pengertian evalusi diatas menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa evalusi merupakan hasil yang diperoleh oleh peserta didik yang diberikan oleh guru dengan melihat proses pembelajaran, peningkatan, dan nilai yang diperoleh dari peserta didik secara menyeluruh, transparan, sistematik, dan
Tujuan dari evaluasi belajar merupakan tujuan supaya peserta didik dapat membedakan keberhasil dan kegagalan yang dilaluinya menurut Jutmini, dkk (2009:1). Dalam pengembangan evaluasi yang telah dilakukan evaluasi bertujuan agar peserta didik mampu memberikan umpan balik kepada guru yang akan digunakan sebagai pertimbangan dalam perbaikan suatu nilai atau kelulusan dari suatu sekolahan.
Menurut Suharsimi Arikunto (2013:67) Tes merupakan prosedur ataupun alat yang dipergunakan dalam mengukur atau mengetahui sesuatu dengan aturan atau cara yang telah ditentukan. Tes yaitu suatu alaat yang digunakan untuk mengukur, mengumpulkan informasu dari suatu objek menurut
Widoyoko (2010:45). Terdapat beberapa alat dan teknik yang biasanya digunkan untuk memperoleh informasi tentang karakteristik peserta didik dan pencapaian. Teknik penilaian yang digunakan yaitu tes ( tes tertulis, lisan, maupun perbuatan), wawancara, pengamatan atau observasi menurut Safari (2004:4).
Evaluasi menurut Murni (2018) merupakan evaluasi pada kegiatan pembelajaran dilakukan ulangan harian, UTS (Ulangan Tengah Semester), UAS (Ulangan Akhir Semester). Pelaksanaan ulangan harian tersebut bertujuan untuk mengetahui sampai mana pemahaman peserta didik tentang materi yang telah dilakukan pada kompetensi dasar. Pelaksanaan UTS (Ulangan Tengah Semester dilakukan dengantujuan untuk mengetahui pemahaman peserta didik pada materi yang diberikan pada setengah semester berlangsung. Kemudian pelaksanaan UAS (Ulangan Akhir Semester) dilakukan dengen tujuan untuk mengetahui pemahaman materi yang telah disampaikan oleh guru dengan waktu satu semester.
6. Prinsip Pembelajaran Daring
Kegiatan pembelajaran daing memiliki prinsip yang berorintasi antara kegiatan pembelajaran dan interaksi yang dilakukan oleh guru dan peserta didik. Pembelajaran yang seharunya tidak hanya memberikan tugas dan materi kepada pseseta didik, guru dan peserta didik harus memiliki hubungan dalam pelaksanaan pembelajaran daring.
Menurut Kemendikbud (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) mengatakan bahwa prinsip dari pembelajaran daring merupakan seperangakat dari landasar dasar instrinsik yang menjadi suatu persyaratan untuk kelangsungan sproses pembeljaran
daring. Menurut Munawar (2013) dalam Padjar, dkk (2019) Perancangan pembelajaran daring memiliki prinsip yang dikembangkan antara lain:
1) Suatu sistem pembelajaran perlu yang sederhana agar mudah diperlajari oleh peserta didik.
2) Suatu sistem pembelajaran perlu dirancang secara individu agar peserta didik dapat mandiri.
3) Suatu sistem perlu kecapatan ketika proses pencarian materi pembelajaran atau jawaban soal dalam sistem pembelajaran yang dikembangkan.
7. Matematika di SD
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki peran penting dalam pendidikan. Pada pelakasanaan pembelajaran yang dilakukan di Indonesia mata pelajaran matematika dapat ditemui pada setiap jenjang sekolah mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menegah Atas, dan Perguruan Tinggi. Perkembangan ilmu teknologi dan ilmu pengetahuan tidak lepas dari peran matematika. Matematika sendiri dapat memebantu dalam penerapan ilmu pengentahuan lainnya.
Dalamp materi matematika dapat belajar tentang struktur organisasi, keteraturan, konsep matematika yang tersususun hirarkis, sistematika dan berstruktur, mulai konsep yang sederhana hingga konsep yang kompleks. Menurut (Annnurwanda & Fianti, 2019) Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat mempelajari sistem abstrak yang mampu dibentuk dengan elemen abstrak, kemudian elemen tersebut tidak bisa digambarkan dengan pola yang kongkret. Maka dalam pembelajaran matematiak guru
memilihi peran dalam memahamkan materi matematika suoaya tidak terjadi kesalah pahaman dalam materi.
Dalam Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006, mengatakan bahwa matematika merupakan suatu alat yang digunakan untuk berfikir menggunakkan bahasa symbol yang berlangsung umum dan berperan dalam ilmu pengetahuan lainnya dan bentuk logika paling tinggi yang diciptakan oleh manusia.
Pembelajaran matematika merupakan suatu proses kegiatan pembelajaran ilmu pengetahuan yang menggunakkan nalar dan terstruktur yang melibatkan otak pikiran dan aktivitas untuk memecahkan suatu masalah dalam menyampaikan suatu gagasan atau informasi menurut Wandini dan Bunarea (2019). Menurut Karsa (2014) Salah satu pembelajaran matematika ada yang berhubungan dengan iden yang abstrak dan menggunakkan symbol kemudian disusun hirarkis dengan menggunakan penalaran deduktif, sehingga dalam kegiatan pembelajaran matematika peserta didik harus berpartisipasi dengan aktif.
Pada pelaksanaan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar dibagi menjadi dua yaitu pada kelas I,II, dan III kegiatan pembelajaran matematika diintegrasikan menggunakan pembelajaran tematik. Kemudia pada kelas VI, V, dan VI kegiatan pembelajaran matematika diintrasikan dengan pembelajaran mandiri atau berdiri sendiri. Pembagian ini bertujuan supaya penguasaan pada kompetensi matamtika dapat dipahami dengan mendalam.
8. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring
Sistem pembelajaran daring tidak memiliki batasan akses, pembelajaran bisa dilakukan lebih banyak waktu. Pada kegiatan pembelajaran daring memiliki kelebihan antara lain:
a. Waktu lebih fleksibel. Guru dan peserta didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara daring atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu. b. Peserta didik akan memiliki wawasan yang luas. Apabila peserta didik
memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan pelajaran yang dipelajari, peserta didik dapat mengakases internet.
Kekurangan pembelajaran daring juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan, yaitu sebagai berikut:
a. Kurangknya interaksi antara guru dan peserta didik. Pembelajaran ini akan memperlambat terbentuknya keakraban atara guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar.
b. Kurangnya sinyal internet. Pada daerah yang sulit memperoleh koneksi internet yang stabil, kegiatan pembelajaran yang dilakuakan akan sulit diterima oleh peseta didik dalam kegiatan pembelajaran daring.
c. Kurangnya pengawasan dalam kegiatan belajar. Guru tidak akan mengtahui apa yang sulit dipahami oleh peserta didik karena terhambat jarak yang membuat peserta didik kurang dalam pengawasan guru.
d. Tingkat pemahaman dalam proses belajar. Pada materi yang diajarkan oleh guru melalui pembelajaran daring akan berbeda dalam respon yang diberikan oleh peserta didik.
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan yang berhubungan dengan pembelajaran daring. Penelitian yang dilakukan antara lain:
Tabel 2.1 Kajian Yang Relevan
No. Penelitian terdahulu Persamaan Perbedaan
1. Siti Patimah, Dyah Lyesmaya,
dan Luthfi Hamdani Maula
“Analisis Aktivitas
Pembelajaran Matematika
Pada Materi Pecahan
Campuran Berbasis Daring (Melalui Aplikasi Whatsapp) Di Masa Pandemi Covid-19 Pada Siswa Kelas 4 Sdn Pakujajar Cbm” tahun 2020
Pelaksanaan
pembelajaran daring
pada mata pelajaran matematika a. Penggunaan aplikasi dalam pelaksanaan pembelaran daring b. Cangkupan materi dalam penelitian pembelajaran daring c. Penggunaan aplikasi pembelajaran daring
2. Najila Indah Nuranil, Din
Azwar Uswatun, dan Luthfi Hamdani Maula
“Analisis Proses Pembelajaran Matematika Berbasis Daring Menggunakan Aplikasi Google Classroom Pada Masa Pandemi Covid-19” tahun 2020 Pelaksanaan pembelajaran matematika secara daring Penggunaan aplikasi dalam pelaksanaan pembelajaran daring
3. Albitar Septian Syarifudin
“Impelementasi Pembelajaran Daring Untuk Meningkatkan
Mutu Pendidikan Sebagai
Dampak Diterapkannya Social Distancing” tahun 2020 Pelaksanaan pembelajaran daring a. Mata pelajaran pembelajaran daring b. Penggunaan aplikasi pembelajaran daring
4. Dini Nuraeni1, Din Azwar
Uswatun, dan Iis Nurasiah “Analisis Pemahaman Kognitif
Matematika Materi Sudut
Menggunakan Video
Pembelajaran Matematika”
(2020)
Pelaksanaan
pembelajaran daring
pada mata pelajaran matematika
a. Mata pelajaran
pembelajaran daring
5. Wiryanto
“Proses Pembelajaran
Matematika Di Sekolah Dasar Di Tengah Pandemi Covid-19” (2020)
Pelaksanaan
pembelajaran daring
pada mata pelajaran matematika
a. Mata pelajaran
C. Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Kondisi Ideal
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan dalam jaringan dimana guru dan peserta didik tidak bertatap muka secara langsung menurut Meidawati, dkk, (2019).
Kondisi Lapangan
Pembelajaran daring yang dilakukan di SDN Jatimulyo 1 Kota Malang
Pembelajaran daring pada mata pelajaran matematika menggunkan aplikasi Google classroom, Zoom dan Whatsapp Group.
Fokus Penelitian
Peneliti menganalisis tentang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran matematika kelas VI di SDN Jatimulyo 1 Kota Malang
Metode Penelitian Jenis Penelian : Kualitatif
Metode Penelitian : Deskriptif
Subjek Peneliti : Guru dan Peserta Didik
Intrumen Penelitian : Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi
Hasil
Analisis Pembelajaran Daring Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas VI SDN Jatimulyo 1 Kota Malang
Analisis Kebutuhan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru, peserta didik membutuhkan pengulangan dalam mata pelajaran matematika karena beberapa peserta didik yang kurang paham dengan materi.