• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODAL KERJA DAN LIKUDITAS TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus PT Kimia Farma Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODAL KERJA DAN LIKUDITAS TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus PT Kimia Farma Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODAL KERJA DAN LIKUDITAS TERHADAP PROFITABILITAS

(Studi Kasus PT Kimia Farma Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

RIFKI AZIZ DWIGANTINA NPM : 113403035

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF WORKING CAPITAL AND LIQUIDITY TO PROFITABILITY (Case Study at PT. Kimia Farma Tbk enlisting on Indonesia Stock Exchange)

Guided By :

H. Tedi Rustendi, S.E., M.Si., Ak.,CA. R .Neneng Rina A, S.E., M.M.,Ak.,CA.

This research aim to know (1) working capital, liquidity, and profitability (2) the influence of working capital to liquidity (3) the influence of working capital partially on profitability (4) the partial effect of liquidity on profitability (5) the influence of working capital and liquidity simultaneously toward profitability. In this research the author uses descriptive analytical method with the approach of A Case Study on PT.Kimia Farma Tbk. The research is primer data, namely the company’s financial statement for 2005-2014, with research libraries of data collection techniques. The analysis tool used was path analysis (path analysis) with a ratio measurement scale. The result showed that : (1) the condition of working capital from the standpoint of liquidity is still poor profitability standpoint while a considered quite good. Liquidity is assessed to be less well while the profitability is good enough (2) working capital of no significant impact on liquidity (3) working capital partially significant effect on profitability (4) liquidity partially significant effect on profitability (5) working capital and liquidity simultaneous significant effect on profitability.

(2)

ABSTRAK

PENGARUH MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus pada PT. Kimia Farma Tbk yang terdaftar di BEI)

Disusun Oleh :

RIFKI AZIZ DWIGANTINA 113403035

Dibawah Bimbingan :

H. Tedi Rustendi, S.E., M.Si., Ak.,CA. R .Neneng Rina A, S.E., M.M.,Ak.,CA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) modal kerja, likuiditas, dan profitabilitas (2) pengaruh modal kerja secara parsial terhadap likuiditas (3) pengaruh modal kerja secara parsial terhadap profitabilitas (4) pengaruh likuiditas secara parsial terhadap profitabilitas (5) pengaruh modal kerja dan likuiditas secara simultan terhadap profitabilitas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus pada perusahaan PT. Kimia Farma Tbk terdaftar di BEI yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan “farmasi”. Penelitian yang digunakan adalah data sekunder, yaitu laporan keuangan perusahaan pada tahun 2005 s/d tahun 2014, dengan teknik pengumpulan data dan library research. Alat analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis) dengan skala pengukuran rasio. Hasil ini menunjukan bahwa : (1) kondisi modal kerja dari sudut pandang likuiditas sudah cukup baik, dan dari sudut pandang profitabilitas pun cukup baik. (2) modal kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap likuiditas (3) modal kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (4) likuiditas

(3)

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (5) modal kerja dan likuiditas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

PENDAHULUAN

Tuntutan yang dihadapi oleh sektor dunia usaha saat ini semakin berat, hal tersebut dipicu dengan perkembangan perusahaan-perusahaan yang menyediakan pelayanan baik di bidang jasa maupun manufaktur untuk dipasarkan kepada konsumen serta pengukuran terhadap kinerja perusahaan merupakan produktivitas terhadap suatu divisi yang merupakan tolak ukur meningkatkan kinerja serta keuntungan atau kerugian perusahaan.

Dalam usahanya untuk membina dan mengembangkan perusahaan salah satunya adalah perlu dilakukan kebijakan yang baik oleh pimpinan perusahaan dalam menentukan modal kerja. Modal yang terlalu besar menujukan adanya dana yang tidak produktif sedangkan modal tersebut mengeluarkan biaya modal, sebaliknya modal kerja terlalu sedikit maupun adanya kesalahan pengolahan modal kerja merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahaan dan hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan.

Dalam rangka menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan memerlukan modal kerja yang cukup. Artinya modal kerja tersebut mampu membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari-hari dan juga mampu memenuhi seluruh kewajiban jangka pendek perusahaan atau kewajiban yang harus segera dipenuhinya.

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan metode pendekatan even study. Metode deskriptif analisis yaitu metode yang berusaha mengumpulkan data yang sesuai dengan keadaan sebenarnya, menyajikan dan menganalisisnya, sehinggga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti, kemudian dapat dibuat suatu kesimpulan.

Metode desktriptif menurut Mohamad Nazir (2003: 54) adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskripti adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungna antar fenomena yang diselidiki.

Mengunakan pendekatan even study atau studi peristiwa menurut Mohamad Nazir (2003: 63) adalah penelitian ilmiah yang membahas dan menganalisis masalah berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi pada perusahaan yang diteliti.

(4)

Variabel

Penelitian Definisi Variabel Indikator Ukuran Skala Modal Keja

(Variabel Independen)

Keseluruhan dari jumlah aktiva lancar (Bambang Riyanto: 2001: 57) Jumlah aktiva lancar Rupiah Rasio Likuiditas (Variabel Independen) Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. (Suad Husnan & Enny Pudjiastuti: 2004: 71) Current Ratio (CR)  Jumlah aktiva lancar  Jumlah Hutang lancar Persen (%) Rasio Profitabilitas (Variabel Dependen) Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. (Sopyan Syarif Harahap: 2000: 305) Return On Assets (ROA)  Laba sebelum pajak  Total aktiva Persen (%) Rasio

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:

1. Penelitian Dokumen (Documentation Research)

Yaitu mentransfer data-data yang diperoleh atau informasi yang didokumentasikan oleh perusahaan.

(5)

  n Yh YXi 2 n 1 h 2 h Xi bYXi 

Yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan yang berasal dari berbagai sumber buku untuk memperoleh referensi yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti.

Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Path analysis (anlisa jalur) menggunakan korelasi dan regresi dimana dalam gambar struktural path analysis diatas dijelaskan bahwa ada hubungan antara X1 (modal kerja) dan X2

(likuiditas), terhadap Y (profitabilitas).

Dari struktur Path Analysis diatas, terdapat langkah-langkah yang digunakan yaitu: 1. Menghitung koefisien korelasi (r)

rxixj =                                              

       n h n h n h n h n h n h n h Xjh n jh X n Xih ih X n Xjh Xih Xjh Xih n 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 . (Sitepu, 1994 :19)

Koefisien korelasi ini akan besar jika tingkat hubungan antar variabel kuat. Demikian jika hubungan antar variabel tidak kuat maka nilai r akan kecil, besarnya koefisien korelasi ini akan diinterprestasikan sebagai berikut :

Tabel 3.2

Tingkat Keeratan Hubungan

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000 - 0,199 Sangat Rendah 0,200 - 0,399 Rendah 0,400 - 0,599 Sedang 0,600 - 0,799 Kuat 0,800 - 1,000 Sangat Kuat (Sugiyono, 2012 : 250) Pengujian secara simultan menggunakan rumus sebagai berikut:

,

i = 1,2,3...k (Sitepu, 1994:17)

(6)

YXi

 = Koefisien jalur dari variabel X1 terhadap variabel Y

bYXi = Koefisien regresi variabel X1 terhadap variabel Y

2. Pengujian faktor residu/ sisa yxi = 1 R yix1x2...xk

2

 (Sitepu, 1994:23) Dimana R2YiX1X2...Xk R2YiX1X2...Xk = ∑ρYXirYxi

3. Pengujian Hipotesis

Menguji keberartian (signifikan) dari hubungan variabel bebas Xi dengan variabel Xj. Ho : r X2X1 = 0

Ha : r X2X1 ≠ 0

Dengan kriteria penolakan Ho jika t hitung> t tabel a. Pengujian secara simultan

Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Hipotesis operasional:

Ho : ρYX1 = ρYX2 = ρYX3= 0

Ha : ρYX1 = ρYX2 = ρYX3 ≠ 0

Dengan kinerja penolakan Ho jika Fhitung > Ftabel

Uji signifikansi menggunakan rumus :

F=

2

2 ... 2 1 2 1 1 1 X YX X X YX R k R k n k    (Sitepu, 1994 : 25)

Statistik uji ini mengikuti distribusi F dengan derajat bebas V1 = k dan V2 = n-k-l

b. Pengujian secara parsial

Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen yang digunakan secara parsial. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam uji ini adalah sebagai berikut:

Hipotesis operasional : Ho : -t½α≤t hitung≤t½α

Ha : -t½α>t hitung atau t hitung>t½α kriteria penolakan Ho jika thitung > ttabel

Uji statistik menggunakan rumus :

i=1

(7)

√ -

( - - )( - )

; i = 1, 2, ...,

(Sitepu, 1994:28)

Statistik uji di atas mengikuti distribusi dengan derajat bebas n-k-1.

4. Untuk mengetahui pengaruh variabel lain atau faktor residu dapat ditentukan melalui: ρyԑ=√ ...( Sitepu, 1994;23)

5. Mencari Pengaruh dari satu variabel ke variabel lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat disajikan melalui formula yang disajikan dalam Tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3

Formula Untuk Mencari Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antara Variabel Penelitian

No. Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak

Langsung Total Pengaruh 1. Y X1  Y =

 

2 YX1 ρ = (A) Y X1  X2Y= (ρyx1.ρX2X1. ρyx2) = (B) X1  Y = A + B = (C) 2. Y X2  Y =

 

2 YX2 ρ = (D) - X2Y C + D = (E)

3. Total pengaruh X1 danX2Y secara simultan (

C+E) F

4. Pengaruh residu 100% - F (G)

5. Total (F + G) I

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis akan dimulai dengan penetapan hipotesis operasional penetapan tingkat signifikan, uji signifikan, kriteria dan penarikan kesimpulan.

(8)

Ho : ρ = 0 Modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas Ha : ρ ≠ 0 Modal kerja berpengaruh signifikan terhadap likuiditas

Ho : ρ = 0 Modal kerja secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Ha : ρ ≠ 0 Modal kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Ho : ρ = 0 Likuiditas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Ha : ρ ≠ 0 Likuiditas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Ho : ρ = 0 Modal kerja dan likuiditas secara simultan tidak berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas.

Ha : ρ ≠ 0 Modal kerja dan likuiditas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

2. Penetapan tingkat signifikansi

Tingkat keyakinan yang digunakan adalah 95% (α = 0,05) yang merupakan tingkat signifikasi yang sering digunakan dalam ilmu sosial yang menujukan ketiga variabel mempunyai korelasi cukup nyata. Dimana metode pengujian yang digunakan adalah pengujian satu arah.

3. Uji signifikasi

a. Secara simultan menggunakan uji F b. Secara parsial menggunakan uji t 4. Kaidah keputusan

Secara parsial

Tolak Ho jika –t 1/2 α ≤ t hitung ≤t1/2 α

Terima Ho jika -t ½ α > t hitung atau t ½ α < t hit Secara simultan

Tolak Ho jiak F hitung > F tabel dan terima Ho jika F hitung ≤ F tabel

5. Penarikan kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitan dan pengujian seperti tahapan diatas maka akan dilakukan analisis secara kuantitatif. Dari hasil analisis tersebut akan ditarik kesimpulan apakah hipotesis yang ditetapkan dapat diterima atau ditolak.

(9)

PT. Kimia Farma Tbk terdaftar di BEI Periode Tahun 2005 – 2014

(dalam jutaan rupiah) Tahun Kas Piutang Persediaan Total Aktiva

Lancar Perubahan 2005 Rp. 132.865 Rp. 220.655 Rp. 242.344 Rp. 677.862 2006 Rp. 210.381 Rp. 207.342 Rp. 220.258 Rp. 750.932 Rp. 73.070 2007 Rp. 224.514 Rp. 300.141 Rp. 302.486 Rp. 893.447 Rp. 142.515 2008 Rp. 221.956 Rp. 265.127 Rp. 414.916 Rp. 950.618 Rp. 57.171 2009 Rp. 163.821 Rp. 304.591 Rp. 437.406 Rp. 1.020.884 Rp. 70.266 2010 Rp. 265.446 Rp. 357.712 Rp. 386.654 Rp. 1.139.549 Rp. 118.665 2011 Rp. 199.386 Rp. 384.037 Rp. 456.069 Rp. 1.263.030 Rp. 123.481 2012 Rp. 316.498 Rp. 458.728 Rp. 530.417 Rp. 1.505.798 Rp. 242.768 2013 Rp. 394.150 Rp. 546.576 Rp. 640.909 Rp. 1.810.615 Rp. 304.817 2014 Rp. 573.360 Rp. 514.930 Rp. 687.407 Rp. 2.040.431 Rp. 229.816 Tingkat Likuiditas

PT. Kimia Farma Tbk terdaftar di BEI Periode Tahun 2005 – 2014

(dalam jutaan rupiah) Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Likuiditas Perubahan

2005 Rp. 677.862 Rp. 300.785 2,25 % 2006 Rp. 750.932 Rp. 353.030 2,13 % 0,12 % 2007 Rp. 893.447 Rp. 433.564 2,06 % 0,07 % 2008 Rp. 950.618 Rp. 449.855 2,11 % 0,05 % 2009 Rp. 1.020.884 Rp. 510.854 2,00 % 0,11 % 2010 Rp. 1.139.549 Rp. 469.823 2,43 % 0,43 % 2011 Rp. 1.263.030 Rp. 459.694 2,75 % 0,32 % 2012 Rp. 1.505.798 Rp. 537.184 2,80 % 0,05 % 2013 Rp. 1.810.615 Rp. 746.123 2,43 % 0,37 % 2014 Rp. 2.040.431 Rp. 854.812 2,39 % 0,04 % Profitabilitas

(10)

PT. Kimia Farma Tbk terdaftar di BEI Periode Tahun 2005 – 2014

(dalam jutaan rupiah) Tahun Laba Sebelum

Pajak

Total Aktiva Profitabilitas (ROA) Perubahan 2005 Rp. 82.484 Rp. 1.177.603 4,49 % 2006 Rp. 67.629 Rp. 1.261.584 3,49 % 1 % 2007 Rp. 82.470 Rp. 1.386.739 3,76 % 0,27 % 2008 Rp. 96.106 Rp. 1.348.566 3,83 % 0,07 % 2009 Rp. 99.730 Rp. 1.565.831 3,99 % 0,16 % 2010 Rp. 178.611 Rp. 1.657.292 8,37 % 4,38 % 2011 Rp. 232.007 Rp. 1.794.242 9,57 % 1,2 % 2012 Rp. 278.284 Rp. 2.076.348 9,88 % 0,31 % 2013 Rp. 284.125 Rp. 2.471.940 8,68 % 1,2 % 2014 Rp. 315.625 Rp. 2.968.185 7,90 % 0,78 %

Modal Kerja PT. Kimia Farma Tbk terdaftar di BEI

Modal kerja adalah keseluruhan dari aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Unsur modal kerja di PT. Kimia Farma Tbk yaitu kas, piutang, persediaan.

Modal kerja yang dipergunakan oleh PT.Kimia Farma Tbk adalah modal kerja dengan konsep kuantitatif. Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk atau aktiva dimana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah kesulurhan dari aktiva lancar.

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa aktiva lancar pada PT. Kimia Farma Tbk yang terdaftar di BEI periode 2005-2014 semua mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

1. Pada tahun 2005 modal kerja yang digunakan perusahaan adalah sebesar Rp 677.862 (dalam jutaan rupiah)

(11)

2. Pada tahun 2006 modal kerja mengalami peningkatan sebesar Rp 73.070 menjadi Rp 750.932 (dalam jutaan rupiah). Hal itu disebabkan modal kerja yang tertanam dalam kas meningkat.

3. Pada tahun 2007 modal kerja mengalami peningkatan sebesar Rp 142.575 menjadi Rp 893.447 (dalam jutaan rupiah). Hal itu disebabkan modal kerja yang tertanam dalam kas, piutang dan persediaan meningkat.

4. Pada tahun 2008 modal kerja mengalami peningkatan sebesar Rp 57.171 menjadi Rp 950.618 (dalam jutaan rupiah). Hal itu disebabkan modal kerja yang tertanam dalam persediaan meningkat.

5. Pada tahun 2009 modal kerja mengalami peningkatan sebesar Rp 70.266 menjadi Rp 1.020.884 (dalam jutaan rupiah). Hal itu disebabkan modal kerja yang tertanam dalam piutang dan persediaan meningkat.

6. Pada tahun 2010 modal kerja mengalami peningkatan sebesar Rp 118.665 menjadi Rp 1.139.549 (dalam jutaan rupiah). Hal itu disebabkan modal kerja yang tertanam dalam kas, piutang dan persediaan meningkat.

7. Pada tahun 2011 modal kerja mengalami peningkatan sebesar Rp 123.481 menjadi Rp 1.263.030 (dalam jutaan rupiah). Hal itu disebabkan modal kerja yang tertanam dalam piutang dan persediaan meningkat.

8. Pada tahun 2012 modal kerja mengalami peningkatan sebesar Rp 242.768 menjadi Rp 1.505.798 (dalam jutaan rupiah). Hal itu disebabkan modal kerja yang tertanam dalam kas, piutang dan persediaan meningkat.

9. Pada tahun 2013 modal kerja mengalami peningkatan sebesar Rp 304.817 menjadi Rp 1.810.615 (dalam jutaan rupiah). Hal itu disebabkan modal kerja yang tertanam dalam kas, piutang dan persediaan meningkat.

10. Pada tahun 2014 modal kerja mengalami peningkatan sebesar Rp 229.816 menjadi Rp 2.040.431 (dalam jutaan rupiah). Hal itu disebabkan modal kerja yang tertanam dalam kas dan persediaan meningkat.

Modal Kerja PT. Kimia Farma Tbk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi disebabkan modal kerja yang tertanam dalam kas, piutang dan persediaan meningkat. Peningkatan tertinggi pada Modal Kerja PT. Kimia Farma Tbk yang terdaftar di BEI periode 2005 – 2014 terjadi pada tahun 2013, peningkatannya Rp. 304.817 (dalam jutaan rupiah) dengan total aktiva lancar sebesar Rp 1.810.615 (dalam jutaan rupiah).

(12)

Peningkatan likuiditas pada PT. Kimia Farma Tbk dilihat dari peningkatan aktiva lancar dengan menurunkan hutang perusahaan.

1. Pada tahun 2005 dengan aktiva lancar sebesar Rp 677.862 (dalam jutaan rupiah) dan hutang lancar Rp 300.785 (dalam jutaan rupiah) maka likuiditas yang diperoleh sebesar 2,25%. Artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh Rp 2,25 aktiva lancar 2. Pada tahun 2006 dengan aktiva lancar sebesar Rp 750.932 (dalam jutaan rupiah) dan

hutang lancar Rp 353.030 (dalam jutaan rupiah) maka likuiditas yang diperoleh sebesar 2,13% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 0,12%. Artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh Rp 2,13 aktiva lancar. Penurunan terjadi karena peningkatan aktiva lancar lebih kecil dari hutang lancar. Sehingga likuiditas perusahaan menurun.

3. Pada tahun 2007 dengan aktiva lancar sebesar Rp 893.447 (dalam jutaan rupiah) dan hutang lancar Rp 433.564 (dalam jutaan rupiah) maka likuiditas yang diperoleh sebesar 2,06% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 0,07%. Artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh Rp 2,06 aktiva lancar. Penurunan terjadi karena peningkatan aktiva lancar lebih kecil dari hutang lancar. Sehingga likuiditas perusahaan menurun.`

4. Pada tahun 2008 dengan aktiva lancar sebesar Rp 950.618 (dalam jutaan rupiah) dan hutang lancar Rp 449.855 (dalam jutaan rupiah) maka likuiditas yang diperoleh sebesar 2,11% mengalami peningkatan sebesar 0,05%. Artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh Rp 2,11 aktiva lancar. Adapun peningkatan terjadi karena peningkatan aktiva lancar lebih besar dari hutang lancar.

5. Pada tahun 2009 dengan aktiva lancar sebesar Rp 1.020.884 (dalam jutaan rupiah) dan hutang lancar Rp 510.854 (dalam jutaan rupiah) maka likuiditas yang diperoleh sebesar 2,00% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 0,11%. Artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh Rp 2,00 aktiva lancar. Penurunan terjadi karena peningkatan aktiva lancar lebih kecil dari hutang lancar. Sehingga likuiditas perusahaan menurun

6. Pada tahun 2010 dengan aktiva lancar sebesar Rp 1.139.549 (dalam jutaan rupiah) dan hutang lancar Rp 469.823 (dalam jutaan rupiah) maka likuiditas yang diperoleh sebesar 2,43% mengalami peningkatan sebesar 0,43%. Artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh Rp 2,43 aktiva lancar. Adapun peningkatan terjadi karena peningkatan aktiva lancar lebih besar dari hutang lancar. Sehingga likuiditas perusahaan naik.

(13)

7. Pada tahun 2011 dengan aktiva lancar sebesar Rp 1.263.030 (dalam jutaan rupiah) dan hutang lancar Rp 459.694 (dalam jutaan rupiah) maka likuiditas yang diperoleh sebesar 2,75% mengalami peningkatan sebesar 0,32%. Artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh Rp 2,75 aktiva lancar. Adapun peningkatan terjadi karena peningkatan aktiva lancar lebih besar dari hutang lancar. Sehingga likuiditas perusahaan naik.

8. Pada tahun 2012 dengan aktiva lancar sebesar Rp 1.505.798 (dalam jutaan rupiah) dan hutang lancar Rp 537.184 (dalam jutaan rupiah) maka likuiditas yang diperoleh sebesar 2,80% mengalami peningkatan sebesar 0,05%. Artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh Rp 2,80 aktiva lancar. Adapun peningkatan terjadi karena peningkatan aktiva lancar lebih besar dari hutang lancar. Sehingga likuiditas perusahaan naik.

9. Pada tahun 2013 dengan aktiva lancar sebesar Rp 1.810.615 (dalam jutaan rupiah) dan hutang lancar Rp 746.123 (dalam jutaan rupiah) maka likuiditas yang diperoleh sebesar 2,43% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 0,37%. Artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh Rp 2,43 aktiva lancar. Penurunan terjadi karena peningkatan aktiva lancar lebih kecil dari hutang lancar. Sehingga likuiditas perusahaan menurun.

10. Pada tahun 2014 dengan aktiva lancar sebesar Rp 2.040.431 (dalam jutaan rupiah) dan hutang lancar Rp 854.812 (dalam jutaan rupiah) maka likuiditas yang diperoleh sebesar 2,39% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 0,04%. Artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh Rp 2,39 aktiva lancar. Penurunan terjadi karena peningkatan aktiva lancar lebih kecil dari hutang lancar. Sehingga likuiditas perusahaan menurun

Hasil penelitian menunjukan Likuiditas pada PT. Kimia Farma Tbk setiap tahunnya tidak menentu cenderung naik turun. Peningkatan terjadi karena peningkatan aktiva lancar lebih besar dari peningkatan hutang lancar, sehingga likuiditas perusahaan naik. Dan sebaliknya penurunan likuiditas terjadi karena tingkat aktiva lancar lebih kecil daripada peningkatan hutang lancar, sehingga likuiditas perusahaan menurun. Dan penurunan paling besar terjadi pada tahun 2013 dengan penurunan 0,37% dengan likuiditas 2,43% dan peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2010 dengan peningkatan 0,43% dengan likuiditas 2,43%.

(14)

Tingkat profitabilitas perusahaan merupakan suatu ukuran keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya, karena pada umumnya tujuan dari setiap perusahaan adalah mencapai laba bersih semaksimal mungkin. Selain itu dengan tingkat profitabilitas yang tinggi, kepercayaan pemodal untuk menginvestasikan dana nya kemungkinan akan semakin besar.

Berdasarkan Tabel 4.3 , dapat diketahui bahwa profitabilitas (Retrun On Assets) PT. Kimia Farma terdaftar di BEI periode 2005-2014 mengalami naik turun.

1. Pada tahun 2005 profitabilitas sebesar 4,49%

2. Pada tahun 2006 laba sebelum pajak Rp 67.629 (dalam jutaan rupiah) dan total aktiva Rp 1.261.584 dengan profitabilitas 3,49% mengalami penurunan sebesar 1%. Penurunan ini disebabkan karena laba sebelum pajak menurun.

3. Pada tahun 2007 laba sebelum pajak Rp 82.470 (dalam jutaan rupiah) dan total aktiva Rp 1.386.739 dengan tingakt profitabilitas 3,76% mengalami peningkatan sebesar 0,27%. Peningkatan ini disebabkan karena peningkatan laba sebelum pajak dari tahun sebelumnya lebih besar dari peningkatan total aktiva, sehingga profitabilitas perusahaan naik.

4. Pada tahun 2008 laba sebelum pajak Rp 96.106 (dalam jutaan rupiah) dan total aktiva Rp 1.348.566 dengan tingkat profitabilitas 3,83% mengalami peningkatan sebesar 0,07%. Peningkatan ini disebabkan karena peningkatan laba sebelum pajak dari tahun sebelumnya lebih besar dari peningkatan total aktiva, sehingga profitabilitas perusahaan naik.

5. Pada tahun 2009 laba sebelum pajak Rp 82.470 (dalam jutaan rupiah) dan total aktiva Rp 1.565.831 dengan tingakat profitabilitas 3,99% mengalami peningkatan sebesar 0,16%. Peningkatan ini disebabkan karena peningkatan laba sebelum pajak dari tahun sebelumnya lebih besar dari peningkatan total aktiva, sehingga profitabilitas perusahaan naik.

6. Pada tahun 2010 laba sebelum pajak Rp 178.611 (dalam jutaan rupiah) dan total aktiva Rp 1.657.292 dengan tingkat profitabilitas 8,37% mengalami peningkatan sebesar 4,38%. Peningkatan ini disebabkan karena peningkatan laba sebelum pajak dari tahun sebelumnya lebih besar dari peningkatan total aktiva, sehingga profitabilitas perusahaan naik.

7. Pada tahun 2011 laba sebelum pajak Rp 232.007 (dalam jutaan rupiah) dan total aktiva Rp 1.794.242 dengan tingkat profitabilitas 9,57% mengalami peningkatan

(15)

sebesar 1,2%. Peningkatan ini disebabkan karena peningkatan laba sebelum pajak lebih besar dari peningkatan total aktiva.

8. Pada tahun 2012 laba sebelum pajak Rp 278.284 (dalam jutaan rupiah) dan total aktiva Rp 2.076.348 dengan tingkat profitabilitas 9,88% mengalami peningkatan sebesar 0,31%. Peningkatan ini disebabkan karena peningkatan laba sebelum pajak lebih besar dari peningkatan total aktiva.

9. Pada tahun 2013 laba sebelum pajak Rp 284.125 (dalam jutaan rupiah) dan total aktiva Rp 2.471.940 dengan profitabilitas 8,68% mengalami penurunan sebesar 1,2%. Penurunan terjadi karena tingkat laba sebelum pajak lebih kecil dari pada total aktiva. Sehingga profitabilitas perusahaan menurun.

10. Pada tahun 2014 sebelum pajak Rp 315.625 (dalam jutaan rupiah) dan total aktiva Rp 2.960.185 dengan profitabilitas 7,90% mengalami penurunan sebesar 0,78%. Penurunan terjadi karena tingkat laba sebelum pajak lebih kecil dari pada total aktiva. Sehingga profitabilitas perusahaan menurun.

Hasil penelitian menunjukan bahwa profitabilitas yang diukur adalah pembagian antar laba sebelum pajak dengan total aktiva. Profitabilitas di PT. Kimia Farma Tbk setiap tahunnya tidak menentu tetapi cenderung meningkat. Peningkatan profitabilitas disebabkan karena peningkatan laba sebelum pajak lebih besar dari peningkatan total aktiva. Adapun penurunan disebabkan karena laba sebelum pajak peningkatannya lebih kecil dari peningkatan total aktiva. Peningkatan paling tinggi pada tahun 2010 sebesar 4,38% dengan profitabilitas 8,37% dan penurunan paling tinggi terlihat dari hasil penelitian sebesar 1,12% dengan profitabilitas 8,68% pada tahun 2013.

4.2.4 Pengaruh Secara Parsial Modal Kerja terhadap Likuiditas pada PT.Kimia Farma Tbk

Dalam perhitungan yang penulis lakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Modal kerja terhadap Likuiditas pada PT. Kimia Farma Tbk dapat diketahui dan dihitung dengan menggunakan statistik spss versi 16.

Nilai koefisien beta (standardized coefisients) sebesar 0,573 maka nilai r dalam keterkaitan hubungannya dikategorikan sedang. Besarnya koefisien determinasi yaitu (0,573)2 = 0,328. Hal ini berarti modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas sebesar 0,328 atau 32,8% dan sisanya 0,672 atau 67,2 % dipengaruhi oleh faktor lain misalnya perputaran kas, perputaran piutang dll.

Untuk menguji signifikansi pengaruh modal kerja terhadap likuiditas dapat dilihat dari uji t dengan nilai thitung adalah sebesar 1,978 jika dibandingkan dengan ttabel dimana α=5%

(16)

atau 0,05 dan df= 10-2 = 8 diperoleh ttabel sebesar 2,306 maka thitung (1,978) < ttabel (2,306).

Dan dapat dilihat dari sig output spss sebesar 0,083 lebih besar dari tingkat α=0,05. Maka dari hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa pada tingkat keyakinan 95% hipotesis Ha ditolak dan Ho diterima artinya modal kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap likuiditas. Dimana setiap kenaikan modal kerja tidak diikuti dengan kenaikan likuiditas perusahaan.

Seperti yang dikemukakan oleh Agus Sartono (2001: 385) bahwa yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizal (2012) bahwa modal kerja berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Hal ini kemungkinan bisa disebabkan karena perubahan likuiditas di PT. Kimia Farma Tbk tidak mengalami perubahan yang signifikan.

X1X2 = 0,328

Gambar 4.1

Pengaruh variabel X1 terhadap Variabel X2

4.2.5 Pengaruh Secara Parsial Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada PT.Kimia Farma Tbk

Dalam perhitungan yang penulis lakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Modal kerja terhadap Profitablitas pada PT. Kimia Farma Tbk dapat diketahui dan dihitung dengan menggunakan statistik spss versi 16.

Koefisien Beta beta (standardized coefisients) sbesar 0,354. Sedangkan koefisien determinasi yaitu (ρyx1)2=(0,3542)=0,125 atau 12,5%. artinya bahwa 12,5% variabilitas

variabel y (profitabilitas) dipengaruhi oleh x1 (modal kerja) sebesar 12,5%. Sisanya sebesar

87,5 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti misalnya volume penjualan, perputaran kas dll.

Untuk menguji signifikansi pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas dapat dilihat dari kolom sig spss versi 16 yaitu sebesar 0,007 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05 . Kemudian dilakukan uji t dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. thitung diperoleh

sebesar 3,723 sedangakan ttabel diperoleh dari df=n-2= (10-2) maka diperoleh ttabel sebesar

(17)

2,306. Karena thitung (3,723) > ttabel (2,306) dengan kaidah keputusan Ha diterima, Ho ditolak,

jika thitung > ttabel maka mengandung makna pada tingkat keyakinan 95%, dihasilkan

keputusan Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya modal kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Dimana setiap kenaikan modal kerja berakibat kenaikan pula pada profitabilitas perusahaan.

Hal ini bahwa modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu. Dapat diasumsikan bahwa kekayaan disini bisa digunakan untuk mencari keuntungan yang bisa memberikan dampak baik bagi kontinuitas perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Rizal (2012) bahwa modal kerja bahwa modal kerja berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

YX1 =0,125

Gambar 4.2

Pengaruh variabel X1 terhadap Variabel Y

4.2.6 Pengaruh Secara Parsial Likuiditas Terhadap Profitabilitas PT.Kimia Farma Tbk

Dalam perhitungan yang penulis lakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Likuiditas dengan indikator current ratio terhadap Profitablitas yang dengan indikator (Return On Assets) pada PT. Kimia Farma Tbk dapat diketahui dan dihitung dengan menggunakan statistik spss versi 16.

Koefisien Beta beta (standardized coefisients) sbesar 0,732. Sedangkan koefisien determinasi yaitu (ρyx2)2=(0,7322)=0,536 atau 53,6%. artinya bahwa 53,6% variabilitas

variabel y (profitabilitas) dipengaruhi oleh x2 (likuiditas) sebesar 53,6%. Sisanya sebesar

46,4 % diepngaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti misalnya rasio kewajiban terhadap jumlah aset, perputaran kas, margin laba bersih dan lain-lain.

Untuk menguji signifikansi pengaruh Likuiditas terhadap profitabilitas dapat dilihat dari kolom sig spss versi 16 yaitu sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai α=0,05 .kemudian dilakukan uji t dengan membandingkan thitung dengan ttabel. thitung diperoleh sebesar 7,692

sedangakan ttabel diperoleh dari df=n-2= (10-2) maka diperoleh ttabel sebesar 2,306. Karena

(18)

thitung (7,692) > ttabel (2,306) dengan kaidah keputusan Ha diterima dan Ho ditolak, jika thitung

> ttabel maka mengandung makna pada tingkat keyakinan 95%, dihasilkan keputusan Ha

diterima dan Ho ditolak. Artinya Likuiditas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Dimana perusahaan dalam memenuhi kewajiban likuiditasnya baik naik ataupun menurun berdampak pada kenaikan dan penurunan profitabilitas perusahaan.

Hal ini sesuai dengan definisi dari likuiditas bahwa Likuiditas adalah kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya yang akan jatuh tempo. Tingkat likuiditas yang tinggi atau tingkat likuiditas yang menurun berdampak signifikan terhadap perolehan laba perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan Azmi (2013) bahwa likuiditas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

YX2 =0,536

Gambar 4.3

Pengaruh variabel X2 terhadap Variabel Y

4.2.7 Pengaruh Secara Simultan Modal Kerja dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada PT.Kimia Farma Tbk

Untuk mengetahui pengaruh secara simultan Modal Kerja dan Likuiditas terhadap Profitabilitas dapat diketahui dari hasil pengolahan spss versi 16.

Diperoleh nilai R yang merupakan korelasi antara x1 x2 dan y sebesar 0,979 kemudian diperoleh koefisien determinasi=(ρyx1x2)2

atau Rsquare sebesaar 0,957 yang menujukan pengaruh antara Modal Kerja dan Likuditas terhadap Profitabilitas dengan pengaruh sangat kuat karena berada pada interval 0,800-1,00. Dan sisanya sebesar 0,043 atau 4,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti misalnya rasio kewajiban terhadap jumlah aset, perputaran kas, margin laba bersih dll.

Untuk menguji signifikansi dapat dilihat dari kolom sig dalam tabel SPSS diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 < dari sig α =0,05. Kemudia dilihat dari Fhitung sebesar 78,810

dibandingkan dengan Ftabel df=(n-k-1=(10-2-1) diperoleh nilai Ftabel sebsar 4,74. Karena Fhitung

(78,810) > Ftabel (4,74) dengan tingakat keyakinan 95% maka Ha diterima dan Ho ditolak

sehingga diambil keputusan bahwa modal kerja dan likuditas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Dimana modal kerja dan likuiditas meningkat atau

(19)

mengalami penurunan berdampak pula pada peningkatan dan penurunan profitabilitas perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka hal ini sejalan dengan penelitian Azmi (2013) bahwa modal kerja dan Likuditas secara simultan terhadap profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Jumlah saldo kas yang terlalu banyak memang baik apabila dipandang dari sisi likuiditas, tetapi tidak menguntungkan apabila dipandang dari aspek profitabilitas. (Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti: 2004).

Secara lengkap pengaruh antara variabel X1 dan variabel X2 secara simultan terhadap variabel Y dapat dilihat dalam Gambar 4.1 :

Gambar 4.4

Struktur Pengaruh Antara Variabel X1 dan X2 Terhadap Y Secara Lengkap

Untuk mengetahui besarnya pengaruh secara tidak langsung antara modal kerja dan likuiditas terhadap profitabilitas maka dilakukan analisis jalur yaitu:

1. Pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas melalui likuiditas sebesar: YX1 * rX1X2 * YX2 = (0,354) *(0,573) * (0,732) = 0,148

2. Pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas melalui modal kerja sebesar: YX2 * rX1X2 *YX1 = (0,732)*(0,573) * (0,354) = 0,148

Dari gambar 4.4 tersebut dapat dilihat pengaruh langsung dan tidak langsung antara variabel, yang disajikan dalam Tabel 4.4:

Tabel 4.4

Formula Untuk Mencari Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antara Variabel Penelitian

No. Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Total Pengaruh

X1 X2

Y X1X2 = 0,328 YX1 =0,125 YX2 =0,536 Y = 0,043

(20)

1. Y X1  Y = (ρyx1)2 = 0,125 Y X1  X2Y= (ρyx1. rX1X2. ρyx2) = 0,296 X1  Y = 0,421 2. Y X2  Y =

 

2 YX2 ρ = 0,536 - X2Y 0,536 3. Total pengaruh X

1 danX2Y secara simultan 0,957

4. Pengaruh luar 0,043

5. Total 1

Dari hasil analisis berdasarkan Tabel 4.4 menunjukan bahwa pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas secara langsung sebesar 12,5%, pengaruh tidak langsung sebesar 29,6% yang artinya pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas melalui likuiditas, dan pengaruh likuiditas secara langsung sebesar 53,6%, secara tidak langsung sebesar 29,6% yang artinya pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas melalui modal kerja, dengan faktor luar atau faktor yang mempengaruhi profitabilitas selain modal kerja dan likuiditas seperti faktor volume penjualan, perputaran kas dan lain-lain sebesar 4,3%. Modal kerja dan likuiditas pada PT. Kimia Farma Tbk berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan memiliki keeratan yang kuat dan faktor lain 4,3% yang mempengaruhi profitabilitas dari pihak luar

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. - Modal kerja yang dikeluarkan oleh PT. Kimia Farma Tbk setiap

tahunnya selalu naik. Hal ini disebabkan karena perusahaan mengalami peningkatan permintaan.

- Likuiditas pada PT. Kimia Farma Tbk setiap tahunya tidak menentu cenderung naik turun. Kenaikan terjadi disebabkan peningkatan total aktiva lancar lebih besar dari peningkatan hutang lancar. Dan penurunan terjadi peningkatan aktiva lancar lebih kecil dari peningkatan hutang lancar.

(21)

- Profitabilitas pada PT. Kimia Farma Tbk setiap tahunnya tidak menentu cenderung meningkat. Peningkatan disebabkan karena peningkatan laba sebelum pajak lebih besar dari peningkatan total aset.

2. Terdapat pengaruh modal kerja terhadap likuiditas pada PT. Kimia Farma Tbk. 3. - Modal kerja dan likuiditas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas di PT. Kimia Farma Tbk

- Modal kerja dan likuditas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas di PT. Kimia Farma Tbk.

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Agus Sartono R. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Empat, Yogyakarta:BPFE.

Bambang Riyanto, 2001. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. Edisi Empat, Yogyakarta:BPFE.

Eugene F. Brigham & Joel F. Houston. Alihbahasakan oleh: Ali Akbar Yulianto. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 11 Buku 1, Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat

Indriyo Gitosudormo dan Basri. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi 4, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Lukman Syamsudin, 2005. Manajemen Keuangan Perusahaan, Catatan 8, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Muhammad Afdi Nizar dan Syahrul. 2003. Kamus Akuntansi. Cetakan ke dua, Jakarta: GAGAS Promosindo.

Munawir. 2001 .Analis Laporan Keuangan, Yogyakarta: Librty.

Nirwan S.K. Sitepu. 1994. Path Analisis, Bandung: Unit Pelayanan Statistik, Jurusan Statistik, FMIPA UNPAD.

Riduwan dan Achamad Kuncoro Engkos. 2013 Path Analisis, Bandung: Alfabet.

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti.2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi ke empat, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Sopyan Syarip Harahap. 2002. Analisa Krisis atas Laporan Keuangan, Edisi satu. Jakarta: PT Raya Grapindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Kepergian Tatengkeng kudengar ketika aku berada di Ja- karta. Sungguh aku tennenung sejenak. Kita kehilangan se- orang pekerja seni, seorang penyair kenamaan. Banyak

In this case, the researcher tries to analyze about the students construct their ideas in the simply monologue text and how the overall meaning of the

Abstrak: Jurnalisme tabloid merupakan terminologi yang sering diperdebatkan, dikritisi dan dicaci. Padahal, bentuk jurnalisme ini sebenarnya melayani selera pembaca yang

Kebutuhan akan kekuasaan dapat diperlihatkan oleh pemilik Soto Banyumas Ibu Anna seperti dapat mengarahkan karyawan untuk mematuhi semua perintah pemilik dan

Indonesia adalah negara dengan perkembangannya yang pesat, maka berkembang juga hal-hal di bidang property, misalnya peminat dalam jual beli kondominium atau yang lebih dikenal dengan

A- 81.01-85 Merupakan perolehan mahasiswa yang mengikuti perkuliahan dengan sangat baik, memahami materi dengan sangat baik, memiliki tingkat proaktif dan kreatifitas tinggi

Abstrak. Tahu merupakan makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa tahu ini mengandung protein yang tinggi. Bagi sebagian besar

Untuk itulah penulisan ilmiah ini dibuat untuk mencoba membantu dalam memberikan pelayanan yang lebih cepat yaitu dengan menggunakan komputerisasi. Dengan adanya