• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi manusia selalu berlangsung dalam latar dan lingkungan tertentu. Manusia tidak akan pernah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi manusia selalu berlangsung dalam latar dan lingkungan tertentu. Manusia tidak akan pernah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Komunikasi manusia selalu berlangsung dalam latar dan lingkungan tertentu. Manusia tidak akan pernah lepas dari latar dan lingkungan tertentu, sehingga komunikasinya pun akan berlangsung dalam lingkungan dan latar tertentu. Salah satunya komunikasi dalam pembangunan atau biasa disebut komunikasi pembangunan. Suatu pembangunan akan selalu membutuhkan stategi agar dapat mencapai tujuan dengan baik dan efisien.

Strategi pembangunan memiliki sasaran utama dalam peningkatan kualitas hidup di suatu daerah. Upaya pembangunan daerah ke arah yang baik sangat memerlukan komunikasi yang efektif. Oleh karena itu, komunikasi pembangunan diperlukan untuk membangun atau mengubah suatu daerah ke arah yang lebih baik lagi untuk tujuan perubahan sosial yang berencana (Rakhmat, 2001: 45-46).

Perubahan sosial terjadi terus menerus tanpa direncanakan. Perubahan sosial ini terjadi karena adanya perubahan dalam bidang teknologi atau globalisasi. Salah satu strategi perubahan sosial adalah strategi normatif reduktif. Yaitu strategi perubahan yang akan tercapai melalui upaya pendidikan (Rakhmat, 2001: 53-54).

Peran pendidikan dalam pembangunan sangat besar. Salah satu tujuan berdirinya negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa (Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat). Untuk mencapai tujuan ini diperlukan pembangunan dunia pendidikan yang berkualitas di Indonesia.

(2)

2 Dalam perkembangannya pendidikan atau paedagogi berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental (Sudirman, 2004: 16). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya manusia atau kelompok yang secara sengaja dilaksanakan untuk merubah tingkat hidup orang lain agar menjadi lebih baik dan untuk meningkatkan kualitas dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh institusi pendidikan atau pusat-pusat latihan ,terutama memasuki abad ke-21 ini. Berdasarkan laporan Education for All Global Monitoring Report yang dirilis UNESCO 2011, tingginya angka putus sekolah menyebabkan peringkat indeks pembangunan rendah. Indonesia berada di peringkat 69 dari 127 negara dalam Education Development Index. Sementara, laporan Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, setiap menit ada empat anak yang putus sekolah.Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya angka putus sekolah di Indonesia. Namun faktor paling umum yang dijumpai adalah tingginya biaya pendidikan yang membuat siswa tidak dapat melanjutkan pendidikan dasar. Data pendidikan tahun 2010 menyebutkan 1,3 juta anak usia 7-15 tahun terancam putus sekolah (Sumber: http://indonesiaberkibar.org/id/fakta-pendidikan merupakan

(3)

3 website suatu gerakan sosial yang mendukung gerakan pemerintah dalam pemerataan upaya pendidikan).

Salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi angka putus sekolah adalah dengan berupaya mewujudkan isi dari Undang-Undang Dasar 1945, melalui program wajib belajar. Program wajib belajar ini harus dilaksanakan oleh seluruh warga Indonesia. Karena dengan pendidikan suatu bangsa akan berkembang ke arah yang lebih baik. Kemajuan pembangunan suatu negara pun ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas yang merupakan hasil dari pendidikan.

Mengikuti pendekatan konsep korelasi, bahwa makin tinggi rata-rata tingkat pendidikan penduduk, makin tinggi pula pendapatan perkapita suatu negara. Tugas penyelenggara pendidikan yang sekaligus juga tugas kita semua adalah mengupayakan universalisasi pendidikan setinggi mungkin, minimal pada tingkat SLTP atau pendidikan dasar sembilan tahun. Jika rata-rata penduduk tingkat bawah telah punya kemampuan skolastik (menulis, membaca dan berhitung, maka upaya mewujudkan masyarakat bahagia akan semakin mudah (Danim, 2010:24).

Oleh karena itu, pendidikan yang bermutu merupakan kunci keberhasilan suatu negara. Demi mewujudkan pendidikan yang bermutu, dan dapat ditempuh oleh seluruh lapisan masyarakat, maka pemerintah melaksanakan program dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Secara umum program BOS

(4)

4 bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu (Sumber: http://bos.kemdikbud.go.id/home/about 08.27 WIB).

Disisi lain kebijakan dana BOS yang dibuat oleh pemerintah dirasa kurang maksimal. Hal ini penulis temukan dalam berita yang dilansir dari beberapa harian online. Adapun beritanya sebagai berikut:

Permasalahan yang muncul selama ini di lapangan, kata dia, didominasi prosedur yang terlambat dilakukan pihak sekolah. Banyak dari sekolah yang terlambat mengirimkan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) yang berakibat menghambat pencairan bagi sekolah yang sudah selesai dengan proses administrasi (Sumber: Harian online Pikiran Rakyat diakses pada 23 Juli 2013 pukul 11:35 WIB).

Dan masalah BOS selanjutnya ialah :

Masalah (keterbukaan informasi) dana BOS ini ada dua, yakni manajemen sekolah yang tidak terbuka dan sikap masyarakat yang tidak acuh (Sumber: http://bos.kemdikbud.go.id/home/artikel/4 diakses pada 23 Juli 2013 pukul 11.37).

Berdasarkan berita diatas dapat penulis simpulkan bahwa adanya permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) diantaranya: lambatnya pengiriman Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) sehingga memperlambat proses pencairan dana BOS bagi sekolah lain yang telah melengkapi administrasinya.

Keterbukaan informasi merupakan salah satu ciri dari demokrasi. Mendapatkan informasi adalah hak asasi setiap orang. Keterbukaan informasi berfungsi untuk mengawal kinerja negara dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Dengan keterbukaan informasi, maka sesungguhnya masyarakat menuju ke masyarakat informasi. Masyarakat informasi merupakan kondisi masyarakat yang

(5)

5 mengutamakan ilmu pengetahuan sebagai bahan utama dalam menjalankan aktivitas ekonomi, sosial, industri, teknologi, dan sebagainya. Masyarakat informasi adalah ciri dari berkembangnya suatu negara. Ciri masyarakat informasi adalah kebutuhan akan informasi yang tinggi dalam kegiatan sehari-hari (Sumber: http://hukum.kompasiana.com/2011/08/18/review-undang-undang-keterbukaan-informasi-publik-389335.html).

Informasi menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Informasi dibutuhkan pengguna bertujuan untuk menambah pengetahuan, dan meningkatkan keterampilan yang pada akhirnya dapat merubah sikap dan perilakunya. Informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting bagi ketahanan nasionalnya (Sumber: Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tentang Keterbukaan Informasi Publik).

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tingkat kepuasan orang tua akan informasi dana BOS yang diberitakan di media massa dan sekolah. Penelitian dilakukan pada orang tua siswa di Kecamatan Cinambo Kota Bandung Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat dipilih karena berdasarkan data rincian alokasi BOS untuk sekolah tahun 2012 per provinsi menunjukkan bahwa Jawa Barat menerima dana paling besar dibandingkan provinsi lainya (Sumber: http://bos.kemdikbud.go.id/media/share/upload/files/PMK_NO_26_20 12_BOS_Terpencil.pdf). Sedangkan Kecamatan Cinambo dipilih karena berdasarkan data yang diperoleh dari BPS merupakan kecamatan dengan pendapatan perkapita paling rendah diantara kecamatan lainnya di Kota Bandung.

(6)

6

1.2 Rumusan Masalah

1. Seberapa besar pengaruh media massa dalam menyampaikan dana bantuan pendidikan terhadap kepuasan informasi dana bantuan pendidikan?

2. Seberapa besar pengaruh media komunikasi kelompok dalam menyampaikan dana bantuan pendidikan terhadap kepuasan informasi dana bantuan pendidikan?

3. Seberapa besar pengaruh media massa dan media komunikasi kelompok terhadap kepuasan informasi dana bantuan pendidikan di kota Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media massa dalam menyampaikan dana bantuan pendidikan terhadap kepuasan informasi dana bantuan pendidikan?

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media komunikasi kelompok dalam menyampaikan dana bantuan pendidikan terhadap kepuasan informasi dana bantuan pendidikan?

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media massa dan media komunikasi kelompok terhadap kepuasan informasi dana bantuan pendidikan di kota Bandung?

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut:

(7)

7 1. Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan wawasan penulis dan mahasiswa lain serta publik Bandung untuk lebih kritis terhadap informasi, terutama informasi yang berkaitan dengan pendidikan.

2. Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak sekolah akan kepuasan informasi yang orangtua dapatkan dari sekolah.

Sehingga pihak sekolah dapat lebih mengimplementasikan Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik.

(8)

8

1.5 Tahapan Penelitian

Gambar 1.1

(Sumber: Ary, 2007: 471-473)

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kota Bandung. Penelitian dimulai pada awal bulan Pebruari 2013. Pengambilan data dilakukan dengan mendatangi langsung orang tua yang bersangkutan dan pengisian angket dilaksanakan oleh orang tua dengan didampingi oleh peneliti.

Pernyataan Masalah Identifikasi Informasi Pengembangan Instrumen Pengumpulan Data Identifikasi Populasi Sasaran Penentuan Prosedur Penarikan Sampel Rancangan Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan Data Analisis Data Pembuatan Laporan

Referensi

Dokumen terkait

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan

Dengan cara yang sama untuk menghitung luas Δ ABC bila panjang dua sisi dan besar salah satu sudut yang diapit kedua sisi tersebut diketahui akan diperoleh rumus-rumus

Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk

Sistem Monitoring Pertumbuhan Balita merupakan sistem yang dibuat dengan tujuan untuk mempermudah pemantauan terhadap pertumbuhan balita berbasis web (KMS Online),

Implementasi untuk sistem pengukuran demikian dapat dilakukan cukup dengan mempergunakan dua mikrokontroler, yaitu satu master I2C yang melakukan pengukuran dosis radiasi

Motivasi belajar siswa sangat penting dalam pembelajaran, sebab pengetahuan, keterampilan, dan sikap tidak dapat ditransfer begitu saja tetapi harus siswa sendiri

Logo merupakan lambang yang dapat memasuki alam pikiran/suatu penerapan image yang secara tepat dipikiran pembaca ketika nama produk tersebut disebutkan (dibaca),

• Script tidak bisa dilihat oleh pengguna, sehingga tidak dapat di-copy-paste • Cocok untuk akses data atau aplikasi database. • Untuk membuat fitur-fitur tertentu yang