ANALISIS
POTENSI SEKTOR
PARTWISIffA
DI
KABUPATEN
MAGELANG
Oleh:
Whinarko Juliprij
anto.Doken
Falultas
Ekonomi {Jniversitas Tidar MagelangABSTRACT
WHINARKO JULIPNJAI{TO, Economic Study program _ Granduate Program, (Jniversitas Jenderal sudirman, potentiar
Analysis
of
Tourism Sector in Magelang Regency, Supervisor;Dr.Pramono Hariadi, SE, MS, Co-Supertisor: Drs.Sri Nugroho Purba Rahayu, MA.
The Tourism Sector has a role and inJluence on the grotvth
of
economic because
it
can encouroge other economic growth activities, especially actiuities that supporting tourism such asHospitality Services, Reitaurants, Travel Agency, Recreation and Leisure Services, and other servicer
to
support the tourism.Although the tourism Sector is not incrude one of theferd business Sector in the cqlculdtion of gross regional domestic income (GDp)
but is implicitly a sub *sector within the Manufactttring Sector,
Trade,
Hotel and
Restaurant, Transportation
andCommunications, Finance Leasing, and other corporate services
Sector-The role of tourism Sector is shown by added value which is
contained
in
the yarious industrial Sectorin
GDp, whilethe
PAD's role are
in
the fromof
tax and regional retribution.Analysis
of
LQ
and MRp, the Tourism Sectorin
MagelangYol.40 No.2, l5 Febnnri 2011 :70-85
MRP, Sub-Sector Value Hotel and Leisure Senices Sub-Sector,
nomely RPr (+1 and kPs(+), the growth
of
hotel business in prominent either in Magelang Regency or Kedu Residency. The Sub-Sector Restaurqnt Value, the RPr (-) and RPs (+) is prominentin Magelang Regency level. The Leisure Sub-Sektor Services Value and Recreation, namely
Wr
(+1 and kPs(+), are prominent eitherin
Magelang Regencyor in
Kedu Residency. Sub-SectorRestaurgnt Vqlue, the
kPsO
and kPs(+),is
prominent inMagelang Regency level, Sub-Sector Leisure Services and Recreatian Value, the RPs(+) and kPs(+), are prominent both in Magelang Regency and Kedu Residency.
With the shifi share analysis, values obtained SSA
>
I,indicqtes that the Tourism Sector Growth Rate
in
Magelangregency either, which is indicated by its contribution to the PAD
and Economic growth. Although not all activities stand out in the
Tourism Sector
in
Central Java like Restaurant and Travel Agency,but al the regency level is very prominent. Based on these resuks, the Tourism Sector in Magelang regency has potential as a source of revenue and economic growth.Kqt words: Value added, Contribution the PAD and Economic
Growth
A.
PENDAHULUAN
Kewenangan seluas-luasnya
bagi
daerah
untuk
mengatur daerahnyasendiri termasuk
pernbiayaanatas
pengeluaran yangterjadi,
ditegaskan dalam Undang-UndangNomor
22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, sehingga daerah harus mampu menggali sumber-
sumber
PendapatanAsli
Daerah(PAD)
sendiri
denganjalan
mengembangkanpotensi yang
dimiliki
nya.
Salah
satu potensi yang dapat dikembangkan adalah Sektor Pariwisata, karenapariwisata
merupakanpotensi
yangbanyak
dimiliki
oleh
setiapAnalisis Potensi sektor Pariwisata Di Kabupaten Magelang Qlhinarko Julipijanto)
daerah
di
Indonesia.Sektor
Pariwisata pada dasamya merupakan kegiatan yangberhubungan
dengan
obyek wisata
dan
kegiatan
pendukungpariwisata. Pembangunan
obyek wisata
ataupun kawasan wisata,memiliki efek
berganda
karena dapat
mendorong
tumbuhnyaberbagai
kegiatan ekonomi
lainnya,
seperti
jasa
perhotelan,restauran,,
jasa
hiburan
dan
rekreasi,
agen
perjalanan
dansebagainya, sehingga
pariwisata
telah
menjadi industri
yang penting dalam perekonomian.Pada
tahun
2004 konstribusi pariwisata
terhadap pDB
nasional sebesarRp
113,78triliyun
atau 5,01 persen dari totalpDB
Rp
2.273,14
triliyun.
Pada
tahun
2005
konstribusi
pariwisatameningkat menjadi
Rp
146,80triliyun
atau 5,27 persendari
totalPDB
nasionalRp
2.184,90triliyun.
Pada tahun 2006 meningkatmenjadi
Rp
143,62triliyun
atau4,30
persendari
total pDB
Rp3.339,50
triliyun.
Sementara
pada tahun
2007,
persentasekonskibusi pariwisata
turun
tipis
menjadi
4,29
persen
bila
dibandingkan
dengan
total PDB
nasional,
meskipun jumlah
konstribusi pariwisata tetap naik dari tahun sebelumnya menjadi Rp 169,57
triliyun.
Pada
tahun
2004,konstribusi
pariwisata terhadap lapangan kerja sebanyak 8,49juta orang
atau 9,06 persen dari total lapangankerja
nasional. Pada
tahun 2005 konstribusi
pariwisata
turunmenjadi 6,55
juta
orang, atau 6,97 persen dari total lapangan kerja nasional sebesar 93,96juta
orang. Pada tahun 2006 kembali turun menjadi4,41
juta orang, atau 4,65 persen dari total lapangan kerjakerja. Namun
padatahun
2007kembali
meningkatnenjadi
5,22juta
orang atau 5,22 persen daritotal
lapangan kerja sebesar
99,93juta
orang.(Depbudpar,2008). Besarnya
konstribusi pariwisataVol.40 No.2, 15 Februari 2014 : 70-85
terhadap perekonomian, menunjukan
bahwa
pengembangan pariwisata dapat mendorong perlumbuhan ekonomi.Kabupaten
Magelang
memiliki
banyak obyek wisata
yaitu sebanyak51
obyek wisata
dan
berbagai
pendukung
wisata. Sebanyak i 1 Obyek wisata yangdikelola
oleh Pemerintah Daerah (Pemda) dantelah
memberikan PendapatanAsli
Daerah (PAD). Konstribusi,pada
tahun 2006
sebesarRp.
1.516.553.42A,- dan meningkat pada tahun 2009 menjadi Rp. 2.823.403.455,- dan padatahun 2010 turun
menjadi
sebesar Ptp. 2.499.374.455. disebabkanpada
tahun
2010
terjadi
erupsi
Gunung
Merapi
,
yang
mempengaruhi
kunjungan wisata,
dari
sebesar 3.125.689 orangtahun 2009
menjadi
sebesr2.9243A7 tahun 2010.
.
Pada tahun2006 kunjungan wisata
di
CandiBorobudur
sebanyak
1,285,304 orang dan Ketep Pas sebanyak 216,385 orang, dan terus meningkatsampai dengan tahun 2009 menjadi
sebanyak 2,515,11I
orangdi
Candi
Borobudur
dan
sebanyak413,681
orang
di
Ketep
Pas, meskipun tahun 2010 terjadi penurunan sebanyak 2,408,453.orang di Candi Borobudurdan
orang di KetepPas.34I,792
orangSecara
Geografis, Kabupaten Magelang
terletak
di
JalurWisata
Jawa Tengahdan
Daerah Istimewa
Jogyakarta. AdanyaCandi
Borobudur
dan.banyaknya
situs
candi-candi budha
sertadibangunnya
obyek wisata alam kegunung apian Ketep
Pasmenjadikan
potensi
pariwisata Kabupaten Magelang
cukup menonjol.Meningkatnya
kunjungan wisatawan
di
KabupatenMagelang,
telah
mendorong tumbuhnya, berbagai
kegiatanpendukung
wisata, seperti
hotel
berbintang
dan
hotel
melati,restoran, rumah makan, agen perjalanan (travel biro), jasa hiburan, rekreasi dan olah raga" Penelitian
ini dilakukan
untuk mengetahuiAnalisis Potensi sektor Pariwisata Di Kabupdten Magerang Qrrhinarko Juliprijonto)
dan
menganalisis besarnyapotensi sektor pariwisata
dari
nilai
tambah berbagai kegiatan pendukungpariwisata. Apakah
Sektor Pariwisata mampu memberikan sumbangan pad.a pendapatanAsli
Daerah maupun perfumbuhan ekonomi di Kabupaten Magelang.Hasil penelitian
ini
diharapkan dapat menjadikan sumbanganpemikiran
bagi
Pemda KabupatenMagelang dalam
mengambil kebijakan,pengembangan Sektor pariwisata.B.
RUMUSAN
MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian
ini
adalahseberapa besar potensi Sektor
pariwisata
di Kabupaten Magelang.seberapa besar
potensi
sektor
pariwisata Kabupaten
Magelang dibandingkan dengan Kabupaten Eks KarisidenanKedu
dan Jawa TengahC.
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Sektor Basis dan Non BasisRustiadi et
al,
(2009:180)
mengemukakan : Sektor ekonomi suatu wilayah dapat dibagi dalam dua golonganyaitu
Sektor basisdimana kelebihan
dan
kekuranganyang
terjadi
dalam
prosespemenuhan
kebutuhan
tersebut
menyebabkan
terjadinyamekanisme dan
impor
antar daerah.Artinya industri
basisini
akan menghasilkan barang dan jasa,baik untuk
pasardomestik
daerahmaupun pasar
luar
wllayaVdaerah. SedangkanSektor
non
basis adalag Sektor dengan kegiatan ekonomi yang hanya melayani pasardi
daerahnya
sendiri,
dan
kapasitas
ekspor
daerah
berumberkembang.
Metode yang
digunakan sebagaiindikator
SektorVol.40 No.2, I5 Febntari 2014 :70-85
unggulan adalah metode
LQ
(location
quotienr)
dan SSA
(.Srrr
Share Analysis)2.
SektorPeriwisata
Sesuai
dalam
Undang-UndangNo.
9
tahun
1990
tentangkepariwisataan,
bahwa pariwisata adalah
segala sesuatu yang
berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan objek dan dayatarik
wisata serta
usaha-usahayang
terkait
di
bidang
tersebut.Sektor pariwisata merupakan kegiatan
yang
terdiri dari
berbagaisektor kegiatan
dan
sumbangannyaterhadap
PendapatanAsli
Daerah, mencakup semua kegiatan ekonomi terutama sektor hotel,
restoran, sektor jasa, maupun sektor industri.
3.
PendapatanAsli
Daerah (PAD)
Pasal
4
UU
No.25 tahun
1999, tentang
perimbangankeuangan
arrtarapemerintah
pusat
dan
daerah,
Sumber PendapatanAsli
Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasalhuruf
a.terdiri
dari: hasil pajak
daerah;,hasil rehibusi
daerah;
hasilperusahaan
milik
Daerah danHasil
Pengelolaan Kekayaan Daerahlainnya yang dipisahkan,
dan lain-lain
PendapatanAsli
Daerah yang sah.D.
TUJUAN DAN MANFAAT
l.
Tujuana.
Menganalisa pertumbuhanPAD
Kabupaten Magelangb.
Menganalisis
nilai
tambah Sektor Pariwisata terhadapPDRB
c.
Menghitung
dan menganalis potensiIndustri
Pariwisatat5
Analisis Potensi Sektor Pariwisata Di Kabupaten |vlagelang (lYhinarko Jutiprijanto)
di Kabupaten Magelang
2.
ManfaatSebagai masukan
bugt
pemerintah Kabupaten
Magelangdalam
menentukankebijakan
untuk
mengembangkan Pariwisatadan
sebagai
bahankajian bagi peneliti
selanjutnyayang ingin
mendalami
penelitian
di
bidang
pariwisata atau mengembangkanpenelitian,ini lebih lanjut.
E.
METODE
PENELITIAN
DAN
ANALISA DATA
l.
Jenis danLokasi Penelitian
Merupakan
penelitian
diskriptif yaitu
merupakan penelitianterhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti
dari
subyek berupa:individu,
organisasi,industri
dan
perspektifyang
lain.
Penelitian
Diskriptif
menjelaskankarakteristik
suatufenomena
yang
dapat digunakan sebagai dasar
pembuatan keputusan. (Indriantoro dan Supomo, 1 999:88)Lokasi
Penelitiandi
Wilayah
Kabupaten Magelang, denganobyek
penelitian adalah obyek-obyek
wisata
dan
KegiatanPendukung Pariwisata yang telah memberikan
konstribusi
kepadaPemerintah daerah Kabupaten Magelang, dengan mengumpulkan data di BPS dan Dinas-Dinas Terkait.
2.
Jenis dan Sumber DataData dalam penelitian
ini
menggunakan adalah data sekunderyaitu
data-datadiperoleh
dari BpS,
DppKAD
(Dinas
pengelola Pendapatan KeuanganAsli
daerah),
dan Dinas pariwisata
danKebudayaan Kabupaten Magelang,
terdiri
dari,
data
Kunjungan Wisatadan
PendapatanObyek Wisata
di
Kabupaten Magelang.,Vol.40 No.2, 15 Februari 2014 : 70-85
data
PendapatanDaerah
Regional
Bruto
(PDRB), data
PAD
Kabupaten Magelang,
data PDRB
Kabupaten
Purworejo,Kabupaten Kebumen,
KabupatenTemanggung
dan
KabupatenWonosobo
yang
digunakan sebagai dataEks
Karisidenan Kedu, dengan cara menggambung seluruhdata yang ada kemudian di
rata-rata.
Data
yang
berasal
dari
rata-rata
PDRB
(empat Kabupaten), sebagai data Eks KarisisdenanKedu
dan data PDRBJawa Tengah
3.
MetodeAnalisis
Data.1.
Anaiisis indeks rantaiAnalisis
indek rantai akan
digunakan
untukmenganalisis pertumbuhan Pendapatan
Asli
Daerah(PAD),
Pendapatan
Daerah
Regional
Bruto(PDRB),
laju
pertumbuhan
Nilai
Tambah
Hotel,
Restoran,
AgenPerjalanan dan Jasa Hiburan dan Rekreasi.
2.
Analisis Location Quotient(LQ)
Metode
ini
banyak digunakan
untuk
mengetahuiekonomi basis dan
untuk
mengkaji
serta mengidentifikasikeunggulan
komparatif
sektor ekonomi.
Nilai LQ
seringdigunakan
untuk
menentukan sektor basisdan
mengetahui kemampuan sektor basis dalam mendorong tumbuhnya atauberkembangnya sektor
lain.Menurut Rustiadi
et
all
(2011),Dalam penelitian
ini
LQ
akan digunakanuntuk
mengetahuinilai
tambah (hasil produksi) Sektor Pariwisatadi
KabupatenMagelang,
sehingga
data yang
digunakan
jumlah
hasil produksinya. Dengan analisaLQ
akandilihat
seberapa besar potensi Sektor pariwisata Kabupaten Magelang dibandingkanAnalisis Potensi sektor Pariwisata Di Kabttpaten Mage!ang (I/hinarko Juriprijanto)
dengan Eks Karisidenan
Kedu
dan Jawa Tengah. Kemudian berbagaikegiatan
yang
termasukdalam
sektor
pariwisata akandi
bandingkan terhadap daerahlain
diwilayah
Kedu,sehingga besamya
Le
sektor
pariwisata
KabupatenMagelang dapat diketahui.
Dari
Nilai
Le
Sektor pariwisatatersebut
akan diketahui apakah Sektor pariwisata
dapatdikepbangkan
sebagaisalah
satu
sumber pendapatan asli daerah(PAD)
Kabupaten Magelang.Kriteria
pengukuranLe
:LQ
>
1 berarti
sektor
tersebut merupakansektor
potensial(sektor basis), artinya sektor tersebut mampu melayani pasar baik
di
dalam maupundi
luar Kabupaten Magelang dan potensial unfukdikembangkan sebagai penggerak p erekonomi an daerah.
LQ<1
berarti
sektor
tersebut
bukan
merupakan
sektor potensial (sektor basis) artinya sektor tersebut belum mampu untukdikemb angkan sebagai p enggerak perekonomian daerah.
LQ
:1
berarti sektor tersebut hanya mampu melayani pasar diKabupaten Magelang
4.
Analisis Model Rasio pertumbuhan(MRp)
MRP
adalah
kegiatan
membandingkan perubahan
suatukegiatan
baik
dalam
skalayang
lebih
kecil
maupunskala
yanglebih
luas. Dalam Analisis
MRp
terdapat
dua macam
rasiopertumbuhan.
Analisis
MRp
digunakanuntuk
menganalisa Sektor dan subsektor ekonomi potensial berdasarkan kriteria pertumbuhanPDRB Kabupaten Magelang.
1.
Rasio
Pertumbuhanwilayah
referensi
(Rpr),
perbandinganVol.40 No.2, I5 Februari 2014 : 70-85
wilayah referensi (Karisidenan
Kedu)
dengan
rata-rala pendapatan (PDRB) di wilaYahKriterian pengujian:
-
Jika RPr
>
1
(positif)
berarti tingkat Karisidenan Kedu lebihPDRB Karesidenan Kedu
-
Jika RPr
<
1
(negatif)
berartitingkat Karisidenan Kedu lebih
PDRB Karisidenan Kedu
perfumbuhan
Sektor
i
padatinggi
daripada pertumbuhanperlumbuhan
Sektor
i
pada rendah daripada pertumbuhan2.
Rasio
perlumbuhan
wilayah
studi
(RPs)
merupakanperbandingan
antara pertumbuhan
pendapatan
(PDRB)Sektor
i di
Kabupaten Magelang
dengan
pertumbuhan pendapatan (PDRB) Sektori
di
Karisidenan Kedu.Kriteria pengujian :
-
Jika RPs >1(positif
maka pertumbuhan sektori
pada tingkatKabupaten magelang
lebih tinggi
daripada
pertumbuhan pendapatan kegiatan sektori
di tingkat Karisidenan KeduJika RPs
<
1
(negatif)
berarti
pertumbuhanSektor
i
padatingkat
Kabupaten
Magelang
lebih
rendah
daripadapertumbuhan pendapatan
kegiatan Sektor
i di
tingkat Karisidenan KeduAnalisis MRP dapat dilakukan dengan empat klasifikasi
-
Klasifikasi
pertarqayaitu
RPr(+)
dan RPS (+) berarti Sektor tersebut perlumbuhannya menonjol baik di tingkat Kabupaten maupun Karisidenan.-
Klasifikasi
kedua
yaitu RPr(+) dan
RPsC)
berarti
SektorAnalisis Potensi sektor Pariwisata Di Kabupaten Magelang elhinarko Juliprijanto)
tersebut pertumbuhaffmya
hanya menonjol
di
tingkatKarisidenan tetapi tidak di Kabupaten.
Klasifikasi ketiga yairu Rpr
(-)
dan Rps(+)
berarti
Sektortersebut
pertumbuhannya
tidak
menonjol
di
tingkatKarisidenan tetapi hanya di tingkat Kabupaten.
Klasifikasi
keempat
RPr
C)
dan
Rps
(-),
bearti
Sektortersqbut
pertumbuhannya
tidak
menonjol
di
tingkatKarisidenan maupun tingkat Kabupaten.
5.
Analisis Shift ShareAnalisa
ini
digunakanuntuk
melihat potensi
pert"umbuhanproduksi sektoral
dari
suatu
kawasan/wilayah.
Terdapat
tigaindicator yang
digunakan
untuk
menunjukan
potensi
ekonomi (Rustiadi,atall,
2011),
yaituTotal shift (pergeseran keseluruhan), adalah pergesaeran total suatu
industri
I
adalah sama denganselisih
antara pertumbuhan yang terjadi (actual change) dengan perLumbuhan / perubahan yangdiharapkan (expected change) terjadi
jika
industri
I
tumbuh padalaju
yang
sama denganlaju total
pertumbuhannasional
(semuaindustri)
Proporsional
t^hirt,
adalah
pergeseran
yang
diamatiterganfung pada perbedaan laju pertumbuhan nasional (dari seluruh
industri)
denganlaju
pertumbuhannasional
dari
masing-masingindustri i.
Dffirential
shift,
adalah pergeseran yang diamati tergantungpada
perbedaanantara
laju
pertumbuhan
industri
di
wilayah bersangkutandengan
laju
pertumbuhan
industri
i di
tingkat
nasional.Vol.40 No. 2, l5 Februai 2014 : 70-85
F.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan menggunakan
analisa indeks
rantai,
pertumbuhanPAD mengalami pertumbuhan yang sangat baik dari tahun 2003 s/d tahun 2008 , kemudian mengalami penurunan pada tahun 2009, dan
mengalami kenaikan tahun 2010.
PAD
Kabupaten Magelang pada dasarnya mengalami pertumbuhancukup
baik.
PenurunanPAD
pada umumnya karena
tidak
tercapainyatarget,
sehingga sangatberpengaruh
pada
besar kecilnya
PAD.
Secaranominal
PAD
mengalami keanikan, namun kenaikan rata-rata hanyaberkirar
2-5%.
Pada tahun 2070,
PAD
mengalami pertumbuhan yangrelatif
kecil
(i%),
halini
karena pada tahun 2009 terjadi penurunan yangcukup tajam
(-6%).
Secara keseluruhanPAD
, sangatflutuatif,
kenaikan dan
penurunan perlumbuhannyaseperti
tersaji
dalamtabel 17.
Rendahnya
kenaikan
PAD.
terjadi
karena
adanya perbedaan antara target dan realisasi anggaran.Dari
analisa
LQ, MRP
dan
Shift
Share,
menunjukanketerkaitan
yang
menjelaskan Potensi
Sektor
Pariwisata
diKabupaten Magelang.
Tabel
28.
Nilai
LQ,ryIRP
dan
Shift
Share
Sektor
Pariwisata Kabupaten MagelangLQ rata-rata Shift Share
Sub Sektor SSA
Kar
SSA Prop PropRPr
RPs Kar Hotel Restoran7.28
2.t01.58
1.25 1.88 0.61 t.47 0.57 0.97 0.363.08
2.1s1.00
2.422.41
2.00 JasaHiburan 2.63
3.86Sumber: Tabel 22,23,24,26 dan 27
Analisis Potensi sektor Pariwisata Di Kabupaten Magelang Qlhinarko Juliprijanto)
Hasil
analisis data
nilai
tambah Sektor pariwisata
dari berbagai kegiatan pendukungpariwisata yang
adadi
KabupatenMagelang,
menunjukan potensi Sektor pariwisata
cukup
besar. Dengannilai LQ
>
1 baik
di
Karisidenan
Kedu
maupun Jawa Tengah, Sektor Pariwisata mempunyai peranan yang besar terhadap perekonomian Kabupaten MagelangNilai
SSA
>
1
baik di
KarisidenanKedu
maupun propinsiJawa Tengah, manunjukan bahwa
laju
pertumbuhan
Sektor Pariwisata cukupbaik. Dalam
Struktur perekonomian Kabupaten, Sektor Panwisata memberikanNilai
rambah
terhadap kegiatan di berbagaisektor.
Perfumbuhannilai
tambah kegiatanSub
SektorPariwisata
(Hotel,
Restoran,Agen Perjalanandan
Jasa Hiburan) baik yaitn selama 10 tahun kurun waktu tahun 2000 s/d tahun 2009, rata-ratapertumbuhan
Hotel
(2,670A),Restoran (7,6yo),
Agen Perjalanan(4,9%) dan Hiburan
(7,67yo). pertumbuhan
Sektor Pariwisata Kabupaten Magelang cukupmenonjol
dibandingkan diKarisidenan Kedu.
Berdasarkan
nilai
MRP, dua Sub
Sektor pariwisata
yaituHotel dan
JasaHiburan
menunjukan perfumbuhanusaha
yangmenonjol dengan
baik di
Kabupaten Magelang
maupunKarisidenan
Kedu,
sedangkan Restoranmenonjol
di
Kabupaten Magelang.
Kondisi
ini
menunjukan potensi kegiatan pendukung pariwisatauntuk
berkembang sangat besar. peranan pemerintahuntuk
mendoronginvestasi dibidang
usaha pedukung pariwisatasangat diperlukan, sehingga dapat mendorong investasi
di
sektorPariwisata menjadi lebih besar lagi.
Dari
ketiga analisis
tersebut
diatas,
menunjukan
bahwa potensi Sektor Pariwisatadi
Kabupaten Magerang cukup besar, danVol. 40 No. 2. I5 Februari 2014 : 70-85
sumber
pendapatandaerah
(PAD)
maupun
sebagai pendorong pertumbuhan perekonomiandi
Kabupaten Magelang. Peningkatan sumbanganterhadap
PAD
dari
beberapakegiatan usaha
yangdianalisa, menggabarkan
Sektor Pariwisata
telah
memberikan sumbangan terhadapPAD
KabupatenMagelang.
Besamyanilai
tambah terhadap Sektor-Sektoryang
terkait
menunjukan
SektorPariwisata
pemberikan
sumbanganyang tinggi
terhadap PDRBKabupaten Magelang yang berarti mempunyai peranan.
G.
SIMPTJLANHasil
analisisyang
telah
dilakukan
denganLQ, MRP
danShift
Share,maka dapat disimpulkan
hasil
penelitian
sebagaiberikut:
Nilai
tambah Sekor Pertanian yang ditunjukan oleh berbagaikegiatan yan€
menjadi variable penelitian
yaitu Hotel,
Restoran, Agen Perjalanan dan Jasa Hiburan menunjukan peningkatan selamakurunwaktu 10 tahun
dari
tahun 2000 sampai tahun 2009. Namunberdasarkan analisis menggunakan indeks rantai, perlumbuhannya
lambat.
Hal
ini
karena daya
tarik
Pariwisatabelum
sepenuhnyamampu
mendorong peningkatannilai
tambah
berbagai kegiatan Pariwisata yang diamati.Sumbangan Sektor Pariwisata terhadap
PAD
cukup besar dan cederung naik terutamadari pajak Hotel
dan Restoran, sedangkandari
Retribusi
JasaHiburan terjadi
penurunan yangdrastis padatahun
2009, karena Restribusi
Candi
Borobudur
tidak
lagidisumbangkan
kepada
PAD.
Sumber
pendapatan
dari
Candi Borobudur hanya dari Parkir.Kedudukan
Sektor Pariwisata
KabupatenMagelang
cukupmenonjol
di
tingkat
KarisidenanKedu,
meskipuntidak
di
tingkatAnalisis Potensi Sektor Pariwisata Di Kabupaten Magelang el/hinarko Juliprtjanto)
Jawa Tengah, karena
laju
perlumbuhandi
Tingkat
Jawa Tengah masih rendah.Dengan
kemampuannyamemberikan
sumbangan terhadapPAD
melalui
pajak
daerah
dan
retribusi,
serta
terhadappertumbuhan ekonomi melalui peningkatan
Nilai
Tambah terjadapSektor-Sektor
Ekonomi,
menunjukan Potensi
Sektor
pariwisata cukup bespr, yangditunjukan
dengannilai positif
danlebih
besar satu dari semua alatAnalisayang
digunakan. Meskipun apabila dilihat dari
kegiatan
per
Sub
Sektor,
beberapa
Sektor
belum merupakanSub Sektor
di
Tingkat
Propensisperti
Restoran danAgen Perjalanan, namun sebagai Sub Sektor
di
tingkat
Kabupaten dan Karisisdenan Kedu cukup menonjol.terhadap pertumbuhan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
Undang-Undong
No.Kepariwisataan.
9
tahun
1990
tentangAnonim,
Undang-Undang
No.25Perimbangan
Keuangan Antara Daerah,tahun 1999,
tentangPemerintqh
Pusat
danAnonim,
Pendapatan
Daerah
Regional
Bruto
Kabupaten Magelang,2010,
BPSKabupaten
Magelang,Anonim, Statistik Kementrian
Pariwisata.2}l}
Vol.40 No.2, 15 Februari 2014 : 70-85
Pariwisata
Dengan Sektor-sektor
Ekonomi Lairrtya
Di
Propinsi
Bali
Suatu PendekatanModel
Input-Output,Djarwanto,
PS,
Drs,
2007, Statistik Sosial Ekonomi,
Bagian Pertama, Edisi Ketiga, BPFE, YogyakartaIndriantoro.Nur,
Dr,
M.Sc, Akuntan dan
Bambang Supomo,Drs, M.Si, Metodologi Penelittan B isnis, BPFE Yogyakart a,1999OkaYoetie,2A03,
Jurnal Pariwisata Vol.8
1
Maret
hhtp://www.j
ournal.pdii.lipi. go.id/sdmin/j ournal 8 I 03 5 2 7Pasaribu
Amudi,Dr,
M.Sc,
Ph,D,
1983, Pengantar
Statistik, Ghaslia Indonesia, Jakarta.Rustiadi Eman, Sunsun
Saefulhakim,
Dyah
R.Panuju,
201I,
Perencanaandan
PengembanganWilayah, Pustaka
OborIndonesia, Jakarta"
Tabel Input Output, 2000 dan 2008, Jawa Tengah, BPS, Semarang