• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PERBENIHAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PERBENIHAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG

BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA

PERBENIHAN JAGUNG

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

PUSAT PELATIHAN PERTANIAN

2015

(2)

2

SESSI ; BENIH TANAMAN JAGUNG TUJUAN

Setelah selesai berlatih peserta dapat

1. Menentukan benih / varietas specifik lokasi 2. Melakukan Seleksi benih

3. Melakukan seed treatment DESKRIPSI

Benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangkan tanaman ( UU RI No 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya tanaman

Faktor penentu keberhasilan budidaya tanaman adalah benih, lingkungan dan teknologi yang diterapkan. Benih adalah bahan / bagian dari tanaman untuk memperbanyak tanaman.

Benih jagung yang akan ditanam dianjurkan adalah benih /varietas unggul bermutu yang memenuhi syarat seperti potensi hasil tinggi, dara tumbuh 85-95 % bebas dari campuran varietas lain /murni tidak kadaluarsa. Untuk daerah endemis penyakit bulai dianjurkan untuk perlakuan benih seed treatment mengunakan fungisida (methalaksil/rhidomil) atau insektisida

WAKTU

3 Jp @ 45 menit LANGKAH KEGIATAN

No Tahapan Uraian kegiatan Alat bantu 1 Persiapan pelaksanaan praktek Peserta dibagi kedalam kelompok kecil menjadi 3- 6 kelompok

(3)

3 2 Tentukan benih

yang akan ditanam

Benih yang akan di tanam adalah benih yang sesuai dengan kondisi

agroekosistem setempat ( Hibrida /Komposit)

Jenis: Bersari Bebas (komposit) Umur: 90 – 95 hari Bentuk Biji: Mutiara Bobot 1000 biji: + 275 g Potensi Hasil: 7,6 t/ha Keunggulan: Toleran kekeringan, tahan

penyakit bulai dan karat daun.

3 Lakukan seleksi benih

Pilih benih yang memenuhi syarat seperti bersertifikat ,tidak kadaluarsa , bernas , warna cerah, masak penuh , bebas hama penyakit 3 Tentukan pestisida yang akan digunakan dalam seed treatmen Pestisida yang digunakan adalah metalkasil/ ridhomil dengan perbandingan 2 gram per 1 Kg benih

(4)

4 4 Lakukan seed

treatmen

Basahi benih sampai pada kondisi

lembab, taburi dengan metalaksil aduk sampai rata dosis yang

digunakan 2 grm/kg benih

Kegiatan 2

Sasaran kegiatan ini adalah peserta merefleksikan seluruh kegiatan praktek sehingga seluruh peserta memahami bahwa tujuan berlatih telah tercapai dengan langkah sebagai berikut

Refleksi kegiatan praktek

Diskusikan hasil praktek menentukan benih seleksi benih dan seed treatment pengaruhnya terhadap populasi dan dan produksi

Presentasikan hasil diskusi kelompok menentukan benih seleksi benih dan seed treatment dalam kelompok besar

(5)

5

Simpulkan hasil praktek menentukan benih seleksi benih dan seed treatment pengaruhnya terhadap produksi tanaman jagung

Tabel 1. Pengaruh varietas unggul benih bermutui

No Kegiatan Pengaruh terhadap pertumbuhan Pengaruh terhadap produksi Kesimpulan

1 Penenuan benih VUB 2 Penentan benih yang akan

di tanam hibrida /komposit 3 Pemilihan /seleksi benih 4 Perlakuan benih yang akan

di tanam dengan methalaksil/rhidomil 5

KEGIATAN 3 Rencana Aksi

Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu menyusun rencana penyiapan benih tanaman jagung

Langkah ke 1 Seluruh peserta mendengarkan penjelasan tambahan dari fasilitator tentang teknik penyiapan benih tanaman jagung (15 menit)

Langkah ke 2 Setiap peserta menyusun rencana aksi penyiapan benih tanaman jagung di wilayah masing-masing, seperti tada tabel 2 (15 menit)

Tabel 2

Rencana aksi menentukan benih , seleksi benih dan seed treatment di wilayah masing-masing

(6)

6 No Kegiatan yang akan

diperbaiki

Waktu Tempat Pelaksana Keterangan I Penenuan benih

VUB

Penentan benih yang akan di tanam hibrida /komposit Pemilihan /seleksi benih

Perlakuan benih yang akan di tanam dengan

methalaksil/ridomol

...: 2015 Penyusun

(7)

7

I.MEMILIH BENIH VARITAS UNGGUL BENIH BERMUTU

Pemilihan benih merupakan keputusan penting yang perlu dilakukan dalam mengusahakan jagung karena di pasaran banyak beredar benih dan petani sendiri sering memproduksi benih. Penggunaan varietas unggul memiliki peran dalam peningkatan produktivitas yaitu produksi persatuan luas dan ketahanannya terhadap hama dan penyakit. Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memilih varietas, antara lain:

- kesesuaian tanah dan iklim,

- daya toleransi terhadap hama, penyakit, cekaman kekeringan, kemasaman tanah

- pola tanam dan tujuan penanaman,

- kesukaan (preferensi) petani terhadap karakter jagung seperti umur tanaman, warna biji dan lain sebagainya

Di Indonesia, jagung dibudidayakan pada lingkungan yang beragam. Luas areal panen jagung sekitar 3,3 juta ha/tahun, 80% di antaranya ditanami varietas unggul yang terdiri atas 56% jagung bersari bebas (komposit) dan 24% hibrida, sedang sisanya varietas lokal (Pingali 2001). Data Nugraha et al. (2002), menunjukkan, luas areal tanam jagung varietas unggul telah mencapai 75% (48% besari bebas, 27% hibrida). Dari data tersebut Nampak bahwa sebagian besar petani masih menggunakan benih jagung bersari bebas. Hal ini terkait dengan harga benih jagung bersari bebas lebih murah daripada benih jagung hibrida, atau karena benih hibrida sukar diperoleh, terutama di daerah terpencil.

1. Benih lokal

Benih lokal adalah benih yang dihasilkan oleh petani dari hasil penanaman untuk konsumsi. Dari hasil penanaman tersebut petani memilih yang baik berdasarkan kondisi tongkol yang dihasilkan. Selanjutnya benih diperlakukan sebagaimana layaknya untuk bahan tanam. Diperkirakan sekitar 40% petani jagung masih menggunakan benih lokal yang produksinya rendah.

Terdapat beberapa alasan petani menggunakan benih lokal, antara lain: benih lokal masih dapat diproduksi petani dan lebih murah serta lebih mudah didapatkan, petani sering mengalami kesulitan untuk mendapatkan benih yang lebih bermutu karena keterbatasan permodalan atau produksi benih bermutu masih kurang.

(8)

8

Produktivitas jagung dari benih lokal sangat rendah, hanya berkisar 1,5 - 2 ton per hektar. Oleh karena itu petani tidak dianjurkan untuk menggunakan benih lokal.

2. Benih komposit

Benih komposit termasuk benih unggul. Secara fisiologis, benih komposit adalah benih yang bersari bebas. Benih komposit dihasilkan dari tanaman jantan dan betina yang berasal dari tongkol yang sama.

Benih komposit dapat digunakan secara berulang (3-4 kali), kurang responsif terhadap pemupukan, potensi produksinya lebih tinggi dibandingkan dengan benih lokal (7-8 ton/hektar), umurnya 95-105 hari, dan pertumbuhannya sering tidak seragam. Akan tetapi, benih komposit relatif lebih adaptif terhadap kondisi tanah masam dan toleran terhadap kekeringan. Beberapa varietas benih komposit yang dapat digunakan tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Varietas benih komposit

Varietas Tahun

dilepas Potensi hasil (t/ha)

Umur panen

(hari) Ketahanan penyakit bulai

Keunggulan spesifik Lagaligo 1996 7,5 90 Tahan Toleran kekeringan Gumara

ng

2000 8,0 82 Agak tahan Umur genjah Kresno 2000 7,0 90 Agak Tahan Umur genjah Lamuru 2000 7,6 95 Agak tahan Toleran kekeringan

Palakka 2003 8,0 95 Tahan -

Sukmar aga

2003 7,4 105 Tahan Toleran kemasaman

Srikandi K-1 2004 7,9 110 peka QPM Srikandi P-1 2004 8,0 110 peka QPM Anoman 1

2006 7,0 95 peka Toleran kekeringan

(9)

9 Obatan

pa (Pro-A)BC1C 2-F2

2011 7,6 95 Agak peka Beta caroteen (ppm)0,081 (2x jagung biasa ) dan QPM KUI Caroten oid Syn

2011 9 95 Agak peka Beta caroteen (ppm) 0,144 (3 x jagung biasa)

3. Benih hibrida

Benih hibrida dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: hibrida silang tunggal dan hibrida 3 jalur. Hibrida silang tunggal adalah benih hibrida yang dihasilkan dari 2 varietas, sedangkan hibrida 3 jalur dihasilkan dari hasil persilangan 2 varietas dengan varietas lain yang memiliki sifat unggul yang tidak dimiliki oleh hasil persilangan pertama.

Benih hibrida adalah benih unggul yang hanya dapat digunakan sekali saja, responsif terhadap pemupukan atau input tinggi sehingga potensi produksinya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan benih komposit yaitu10-12 ton perhektar. Umurnya juga lebih pendek (kurang dari 90 hari) sehinga potesial untuk meningkatkan IP (Indek Penanaman). Penampilannya, pertumbuhan dan penyerbukan relatif seragam. Beberapa varietas benih hibrida tertera pada Tabel 2.

Tabel 2. Varitas Benih Hibrida

Varietas dilepas Tahun

Potensi hasil (t/ha) Umur panen (hari) Ketahanan penyakit bulai Keunggulan spesifik Bima-1 2001 9,0 97 Agak Tahan Umur sedang Bima-2 Bant 2007 14,0 95 Agak Tahan Stay green Bima-3 Bant 2007 13,5 95 Tahan Stay green Bima-4 2008 13,5 95 Agak Tahan Stay green Bima-5 2008 13,0 96 Agak tahan Stay green Bima-6 2008 12,5 100 Tahan Stay green

(10)

10

Bima-7 2010 12,1 89 Agak tahan

Stay green, genjah, toleran kekeringan Bima-8 2010 11,7 88 Tahan Stay green, genjah, toleran kekeringan

Bima-9 2010 13,4 99 Peka Stay green

Bima-10 2010 13,1 100 Sangat peka Stay green Bima-11 2010 13,2 100 Sangat peka Stay green, Bima-12 Q 2010 9,0 95 Sangat peka QPM Bima-13 Q 2010 10,0 95 Sangat peka QPM Bima-14 Batara 2011 12,9 100 Tahan Stay green

Bima-15 Syg 2011 13,2 100 Agak tahan

Stay green + toleran kekeringan

II. MELAKUKAN UJI MUTU BENIH

Benih yang unggul harus disertai dengan mutu benih yang baik karena mutu benih juga akan meningkatkan produktivitas hasil.

Benih adalah bahan tanaman .yang berwujud biji. Oleh karena itu, suatu biji belum tentu benih. Benih memiliki dan membawa sifat-sifat genetik tanaman induknya dan akan tampil optimal jika benihnya tumbuh dan berproduksi pada lingkungan yang optimal serta mutunya benih tinggi (daya tumbuh) dan vigor benih yang tinggi. Oleh karena itu, benih merupakan komponen penting dalam budidaya tanaman.

Benih bermutu adalah benih yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

- Berlabel dan bersertifikat

- Secara genetik memiliki tingkat kemurnian varietas yang tinggi, tidak tercampur

dengan sifat-sifat buruk dari varietas yang tidak dikehendaki

- Secara fisiologis memiliki kemampuan berkecambah yang tinggi. Disarankan

(11)

11

- Secara fisik benih terbebas dari gejala adanya serangan penyakit, warna dan

ukuran benih seragam, kadar air biji rendah (9-11%).

Untuk mendapatkan benih bermutu perlu dilakukan proses produksi benih secara tepat, mulai dari budidaya sampai prosesing benih. Benih yang akan digunakan harus diketahui kadar air dan daya kecambahnya. Uji daya kecambah dan kadar air dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Uji daya kecambah dengan menggunakan media pasir

- Siapkan media tumbuh (dari bak berisi pasir yang dibasahi) - Ambil 100 biji secara acak

- Tanam biji pada media pasir tidak terbenam dan tutup dengan daun pisang - Amati benih yang berkecambah pada hari keempat dan ketujuh. Benih yang

pada pengamatan tersebut tidak berkecambah dianggap tidak normal.

- Hitung daya kecambah dengan rumus = Jumlah benih yang tumbuh

normal/benih yang dikecambahkan x 100%

2. Uji daya kecambah dengan kertas digulung plastik (Ukdp)

- Siapkan selembar plastik dan diatasan 5 lembar kertas koran yang sudah dibasahi - Ambil 100 biji jagung secara acak

- Tempatkan biji jagung di atas kertas basah secara teratur

- Lipat kertas secara teratur sedemikian rupa sehingga biji jagung tidak terhambur - Amati benih yang berkecambah pada hari keempat dan ketujuh. Benih yang pada

pengamatan tersebut tidak berkecambah dianggap tidak normal.

- Hitung daya kecambah dengan rumus = Jumlah benih yang tumbuh normal/benih

yang dikecambahkan x 100%

Kecambah normal adalah kecambah yang menunjukkan untuk dapat berkembang lebih lanjut menjadi tanaman yang tubuh dengan baik bila ditanam pada kondisi kelembaban, temperatur, dan cahaya yang sesuai. Kecambah normal dicirikan oleh tumbuhnya akar dan hipokotil yang sempurna.

3. Uji Kadar air

a. Penentuan kadar air dengan menggunakan alat moinsture tester b. Penentuan kadar air dengan menggunakan alat pengering (oven)

(12)

12

Penentuan kadar air dilakukan dengan mengambil sejumlah sampel dan ditimbang (Berat Basah). Sampel dikeringkan sampai bobot konstan dan kemudian ditimbang (Berat Kering). Kadar air dihitung dengan rumus,

Berat Basah – Berat Kering

Kadar air (%) = x 100% Berat Basah

c. Penentuan kadar air dengan cara pendugaan

- Biji masih melekat di tongkol, jika digesek-gesek mengeleluarkan bunyi nyaring

menunjukkan bahwa biji berkadar air 15 -17%

- Biji ditekan dengan menggunakan kuku jika tidak menimbulkan bekas

menunjukkan bahwa biji berkadar air 15 – 17 %

- Biji digigit, jika pecah menjadi menjadi dua menunjukkan bahwa biji berkadar air

14 – 17%

- Biji dilentingkan di lantai, jika biji melenting 10 cm sampai 20 cm menunjukkan

bahwa biji berkadar air 9 – 11%.

III. MENGHITUNG KEBUTUHAN BENIH

Penentuan kebutuhan benih perlu dilakukan demi efisiensi. Jangan sampai petani berlebihan atau kekurangan dalam pengadaannya. Dalam budidaya tanaman jagung tidak dikenal penyulaman dengan menggunakan benih karena penyulaman dengan benih langsung pertumbuhannya akan tertinggal sehingga tidak akan terjadi penyerbukan. Tindakan penyulaman dimungkinkan jika bibit sulam sudah dipersiapkan. Dengan demikian, umur tanaman sama sehingga memungkinkan terjadinya penyerbukan.

Kebutuhan benih tergantung pada luas lahan yang ditanami, populasi tanaman per hektar, daya kecambah, dan varietas yang digunakan. Varietas menentukan jarak tanam atau populasi per hektar, bobot atau ukuran biji. Pada umumnya banyaknya benih yang gunakan berkisar antara 18 – 19 kg/ ha dengan jarak tanam 75 cm x 40 cm (2 tanaman per lubang) atau 75 cm x 20 cm (1 tanaman per lubang).

(13)

13

Untuk menentukan banyaknya benih yang dibutuhkan untuk luasan tertentu dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Luas lahan x Populasi per hektar Kebutuhan Benih =

Daya kecambah (%) x Bobot biji x 10.000

Contoh

Luas lahan = 6000 m² Daya kecambah = 90%

Bobot biji = 250 g/1000 biji Populasi per hektar = 70.000 tanaman

(jarak tanam 75 cmx20cm, 1 biji/lubang) Maka, benih yang dibutuhkan adalah:

(14)

14 SEED TREATMEN

Jagung (Zea mays) merupakan salah komoditas utama yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Jagung termasuk dalam golongan tanaman pangan, di beberapa daerah di Indonesia, jagung menjadi makanan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga sebagai pakan ternak (daun maupun bijinya), diambil minyaknya (dari bijinya), dibuat tepung (seperti tepung maizena). Namun, Di Indonesia sendiri, kebanyakan dari hasil produksi tanaman jagung digunakan untuk pakan ternak

Produktifitas jagung di Indonesia sendiri masih jauh dari target yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi produktifitas jagung. Faktor tersebut mulai dari wilayah penanaman yang kurang luas, perubahan iklim yang mengakibatkan tingginya curah hujan dan panjangnya masa musim panas sehingga mengakibatkan kekeringan, serangan OPT yang mengakibatkan menurunnya hasil produk jagung serta dapat menyebabkan gagal panen, dan cara berbudidaya yang kurang tepat mengakibatkan produktifitas jagung tidak maksimal. Dalam usaha tani atau agribisnis, budidaya merupakan sala satu faktor penentu keberhasilannya. Sedikit saja kesalahan dalam teknik budidaya akan berakibat fatal.

Pemilihan benih untuk penanaman menjadi faktor utama yang mempengaruhi hasil produksi. Begitu pula dengan pemilihan benih jagung. Benih yang sehat dan bermutu memiliki ciri bernas (bersertifikat nasional) atau penuh berisi (Purwasasmita dan Sutaryat, 2012:82). Menurut Sunarjono (2013:8) Benih yang akan digunakan harus murni atau tidak tercampur dengan biji lain, tidak ada cacat, dan berasal dari tanaman yang sehat, serta produktifitasnya tinggi. Dalam kasus-kasus sekarang ini, pemilihan benih jagung yang salah mengakibatkan penurunan hasil panen. Pemilihan benih jagung ini diharapkan agar benih dapat tumbuh dengan baik dan tahan terhadap serangan OPT. OPT dapat menyerang mulai dari proses awal penanaman sampai proses pemanenan. Hal tersebut sangat merugikan para petani jagung. Menurut beberapa ahli, keuntungan dari penggunaan benih bermutu, antara lain : a) menghemat penggunaan benih persatuan luas; b) respon terhadap pemupukan dan pengaruh perlakuan agronomis lainnya; c) produktivitas tinggi karena potensi hasil yang tinggi; d) mutu hasil akan terjamin baik melalui pasca panen yang baik; e) memiliki daya tahan terhadap hama dan penyakit, umur dan sifat-sifat lainnya jelas; dan f) waktu panennya lebih mudah ditentukan karena masaknya serentak.

(15)

15

Seperti kata pepatah mengatakan, lebih baik mencegah dari pada mengobati. Hal ini menjadi dasar dari perlakuan khusus pada benih jagung yang akan ditanam. Pencegahan dari OPT ini sangat dibutuhkan Dalam era sekarang, sebagian besar petani tidak terlepas dari penggunaan pestisida. Penggunaan yang salah akan sangat merugikan bagi tanaman, lingkungan bahkan sangat membahayakan bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu, penggunaan dengan dosis yang sesuai sangatlah tepat untuk awal penanaman. Namun, hal ini tidak selalu diharuskan, karena penggunaan pestisida dapat berdampak buruk.

Pertumbuhan awal tanaman jagung saat di dalam tanah sangat rentan terhadap serangan jamur, cendawan dan ulat ataupun jenis OPT yang lain. Serangan yang seperti ini belum banyak diketahui oleh para petani jagung. Serangan tersebut sangat mempengaruhi pertumbuhan. Dampak serangan tersebut dapat menyebabkan benih tidak tumbuh karena terserang jamur atau termakan ulat, serta terjangkit beberapa penyakit akibat serangan tersebut, seperti bulai (Downy mildew). Penyakit bulai disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora maydis dan P. Javanica serta P. Philippinensis, merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab, dengan hari serangan pada awal tumbuh yang mengakibatkan daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna daun menguning dan sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan putih (Budiman Tanpa Tahun:98). Oleh karena itu, treatment khusus untuk benih jagung yang akan ditanam dilakukan sebagai salah satu bentuk pencegahan. Meskipun benih yang dipakai adalah varietas unggul dan bersertifikat atau berlabel asli

Treatment Benih Jagung

Treatment dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai suatu perlakuan atau perawatan. Dalam perlakuan ini, pembahasan akan mengarah pada benih jagung. Benih jagung yang akan ditanam dapat dilakukan perlakuan khusus untuk mencegah adanya serangan OPT, seperti jamur ataupun ulat. Perlakuan ini tidak diharuskan, akan tetapi perlakuan ini dilakukan hanya sebagai alat pencegahan.

Menurut Budiman (Tanpa Tahun:82) benih yang akan ditanam sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun fisiologisnya, dan berasal dari varietas unggul serta daya tumbuh harus lebih dari 90% Keunggulan tersebut untuk menghasilkan tanaman yang seragam dan berproduksi tinggi. Meskipun demikian, bentuk antisipasi akan serangan jamur, cendawan maupun ulat dapat dilakukan dengan metode treatment benih jagung.

(16)

16

Sebelum treatment dilakukan, persiapan maupun pemilihan benih harus dilakukan, meskipun benih itu berlabel asli dan termasuk varietas unggul. Beberapa sumber di internet yang penulis jumpai mengatakan bahwa benih yang dipilih berukuran besar, baik dan sehat tanpa ada lubang, sedangkan yang kecil dipisahkan. Benih jagung yang dibutuhkan adalah 20-30 kg/ha.

Treatment dengan Fungisida

Pada perlakuan ini, benih jagung yang akan ditanam, direndam dengan air yang telah dicampur denga fungisida, seperti Banlate. Proses perendaman dapat dilakukan dengan media bak yang dapat menampung seluruh benih jagung yang akan ditanam. Tujuan perendaman dalam satu bak untuk menyamakan pemberian fungisida dan hasil yang didapat sama. Dosis fungisida yang dicampurkan 2-4 cc/lt air dengan waktu perendaman selama 12-24 jam. Setelah selesei perendaman benih jagung ditiriskan dan dikering anginkan. Benih yang sudah kering selanjutnya dapat dilakukan proses penanaman. Tujuan dari perendaman dengan campuran fungisida ini untuk mencegah serangan dari jamur.

Treatment dengan Insektisida

Pada treatment ini berbeda dengan proses treatment di atas. Insektisida digunakan untuk mencegah serangan dari ulat agrotis dan lalat bibit yang sering menyerang benih jagung pada saat setelah tanam. Serangan itu dengan cara memakan benih jagung yang berada dalam tanah.Hal tersebut mengakibatkan benih tidak tumbuh. Oleh karena itu, treatment ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi terhadap serangan tersebut. Pada poin 1 sampai 4, treatment dilakukan dengan cara direndam dengan air yang sudah dicampur dengan suatu senyawa atau formula khusus.Namun, dalam perlakuan ini berbeda, yaitu dilakukan pada saat penanaman. Benih dimasukkan ke dalam lubang bersama-sama dengan insektisida butiran dan sistemik seperti Furadan 3 G dosis yang digunakan secukupnya

Gambar

Tabel 1.  Varietas benih komposit
Tabel 2.  Varitas Benih Hibrida

Referensi

Dokumen terkait

d. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada yang ditunjuk jika berhalangan.. Meminta pertanggungjawaban kepada General Manajer pada rapat anggota tahunan. Mencetuskan

Mata kuliah ini ditujukan untuk mengembangkan kemampuan memahami sejarah terbentuknya negara Amerika Serikat mulai dari masa eksplorasi dan kolonisasi sampai terbentuknya negara

Tingginya zona hambat pada ekstrak air kulit kayu rambai menunjukkan bahwa ekstrak air memiliki kepolaran senyawa antibakteri yang lebih tinggi daripada ekstrak etanol,

Praktik penghormatan kepada para leluhur yang nampak dalam berbagai tradisi masyarakat suku Atoni di Kefamenanu, khususnya ritus bakar lilin di makam merupakan bentuk

Berdasarkan hasil pemeriksaan dan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, penelitian mengenai Aspek Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate

Berdasarkan penjelasan putusan perkara wanprestasi ekonomi syariah pada Putusan Nomor: 1794/Pdt.G/2018/PA.Bms tersebut sesuai dengan hukum Islam, pertama, dalam

Jumlah individu yang terdata di stasiun transplantasi karang berkisar 158-312 individu setiap bulan dan jumlah tertinggi terjadi pada pengamatan September 2007 dimana ikan

Ketika kartu ini dimainkan, pemain pada giliran berikutnya harus mengambil empat kartu dan pemain tersebut juga harus memainkan kartu dengan warna yang sesuai dengan kehendak