• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMP N 1 SEYEGAN - UMBY repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMP N 1 SEYEGAN - UMBY repository"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Metematika SMP 1. Belajar

Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada dari diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuannya serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar (Mufarokah, 2009: 13).

Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi tentang belajar menurut sudut pandang para ahli, yaitu:

a. Morgan mengemukakan belajar dengan “Learning is any relatively permanent change in behavior which occurs as a result of experience or

practice” (Morgan, 1971: 63). Belajar adalah setiap perubahan relatif tetap

dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari pengalaman dan latihan.

b. Witting berpendapat bahwa “Learning can be defined as any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a

(2)

11

tetap pada tingkah laku manusia yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman.

c. Menurut Cronbach (Suprijono, 2010: 2), “Learning is shown by a change

in behavior as a result of experience”. Belajar adalah perubahan perilaku

sebagai hasil dari pengalaman.

Dari beberapa definisi dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses atau usaha yang menimbulkan terjadinya perubahan (baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan atau pun sikap) yang dialami seseorang dalam hal kemampuan untuk bertingkah laku sebagai hasil latihan atau pengalaman, dimana perubahan tersebut relatif tetap.

2. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Tim Redaksi, 2006: 4). Pembelajaran atau dalam istilah lain proses belajar mengajar, atau proses pembelajaran merupakan keterpaduan antara konsep belajar dan konsep mengajar sehingga melahirkan konsep baru yang disebut proses belajar mengajar (Mufarokah, 2009: 25).

(3)

12

atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2005: 57). Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subyek didik yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subyek didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Depdiknas, 2004: 7).

Dari penjelasan pembelajaran sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan.

3. Matematika SMP

Secara umum menurut Chambers (2008: 9), “mathematics is a study of pattern, relationships, and rich interconnected ideas”. Matematika adalah studi tentang pola, hubungan dan kaya akan ide-ide yang saling berhubungan. Menurut Johnson & Rising (Suherman, 2001: 18) matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.

(4)

13

mengemukakan bahwa matematika sekolah merupakan bagian matematika yang diberikan untuk dipelajari oleh siswa sekolah (formal), yaitu SD, SLTP, dan SLTA.

Siswa memerlukan matematika untuk memenuhi kebutuhan praktis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari seperti berhitung, menghitung isi dan berat, dapat mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menafsirkan data. Selain itu juga agar siswa mampu mengikuti pelajaran matematika lebih lanjut atau membantu memahami bidang studi lain seperti fisika, kimia, arsitektur, farmasi, geografi, ekonomi, dan sebagainya.

Pembelajaran matematika bertujuan agar para siswa dapat berpikir logis, kritis, dan praktis, beserta bersikap positif dan berjiwa kreatif. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006, mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

(5)

14

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika SMP adalah matematika yang telah dipilah-pilah dan disesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa serta digunakan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir bagi para siswa untuk memenuhi kebutuhan praktis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Melalui matematika sekolah diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran matematika lebih lanjut pada jenjang pendidikan berikutnya.

B. Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)

(6)

15

dalam kelompok dalam latihan terkontrol dan mengaplikasikan pemahaman sendiri dengan cara bekerja mandiri dalam seatwork

Sebelum membahas mengenai model MMP ada baiknya melihat dahulu struktur pengajaran matematika (SPM). Struktur pengajaran matematika (SPM) adalah tahapan kegiatan dalam proses pembelajaran termasuk perincian waktunya. Komponen struktur pengajaran matematika (SPM) adalah sebagai berikut:

1. Pendahuluan: Apersepsi/ revisi dan motivasi. 2. Pengembangan: Pembelajaran konsep.

3. Penerapan: Pelatihan penggunaan konsep, pengembangan skiil dan evaluasi. 4. Penutup: Penyusunan rangkuman, penugasan.

Berdasarkan pendapat Shadiq (2009: 21), adapun langkah-langkah pembelajaran model Missouri Mathematics Project (MMP) adalah sebagai berikut:

a. Pendahuluan atau Review

Guru dan siswa membahas PR dan meninjau ulang pelajaran lalu yang berkait dengan materi hari ini serta guru membangkitkan motivasi siswa.

b. Pengembangan

(7)

16

c. Latihan dengan Bimbingan Guru / Kerja Kooperatif

Siswa diminta merespon suatu rangkaian soal berupa lembar kerja proyek sambil guru mengamati jika terjadi miskonsepsi. Siswa bekerja dalam kelompok / belajar kooperatif.

d. Seat Work / Kerja Mandiri

Siswa diberikan latihan soal / perluasan mempelajari konsep yang disajikan guru pada langkah 2 berupa lembar kerja proyek inividu.

e. Penutup

Siswa membuat rangkuman pelajaran. Kemudian guru memberi tugas pekerjaan rumah berupa lembar kerja penugasan, dimana tugas tersebut membuat siswa harus menyediakan waktu paling tidak 15 menit untuk dikerjakan di rumah.

Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:

1) Banyak materi yang bisa tersampaikan kepada peserta didik karena tidak terlalu banyak memakan waktu. Artinya, penggunaan waktu dapat diatur relatif ketat.

2) Banyak latihan sehingga peserta didik mudah terampil dengan beragam soal.

C. Model Pembelajaran Langsung

(8)

17

sistem perilaku. Nur (2000: 34) menyatakan bahwa dalam belajar terjadi perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui peniruan tingkah laku dan pengalaman orang lain. Pembelajaran langsung dirancang khusus untuk mengembangkan pengetahuan prosedural dan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah melalui pemodelan yang dilakukan oleh guru.

Pengetahuan deklaratif, menurutnya adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu. Melalui pembelajaran langsung guru bercerita, mendemonstrasikan, menerangkan dan memikul tanggung jawab utama terhadap kemajuan siswa dan menyesuaikan kegiatan dengan usia dan kemampuan siswa. Prestasi siswa tampak lebih meningkat dengan menerapkan pembelajaran langsung, terutama dalam hal informasi faktual.

Pembelajaran langsung mengandalkan kemampuan guru dalam mengembangkan didaktik di dalam kelas karena menggunakan pendekatan yang terpusat pada guru (teacher centered approach). Pembelajaran langsung ini menempatkan guru sebagai pemberi informasi yang utama sehingga sangat efektif untuk menjelaskan fakta, aturan dan urutan kejadian.

(9)

18

pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain:

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa, 2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan,

3. Membimbing pelatihan,

4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, 5. Memberikan kesempatan siswa untuk latihan lanjutan.

D. Motivasi Belajar Matematika

Menurut Ormrod (2003: 368), “motivation is something that energizes, directs, and sustains behavior, it gets students moving, points them in particular direction, and keeps them going”. Artinya motivasi merupakan sesuatu yang memberikan semangat, menunjukkan dan mempertahankan perilaku, menyebabkan siswa berubah, memberikan petunjuk khusus serta menjaga mereka agar terus lanjut. Senada dengan pernyataan tersebut Woolfolk (2010: 372) mengemukakan “motivation is usually defined as an internal state that arouses, directs, and maintains behavior”. Artinya motivasi diartikan sebagai keadaan internal yang membangkitkan, mengarahkan dan mempertahankan perilaku.

(10)

19

Menurut Uno (2012: 23) motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Lebih lanjut, Uno (2012: 23) menyatakan bahwa indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar. 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. 3. Adanya harapan dan cita-citaa masa depan.

4. Adanya dorongan dengan umpan balik dalam belajar.

5. Adanya hasrat berkenaan dengan kegiatan yang menarik dalam belajar.

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik.

(11)

20 E. Prestasi Belajar Matematika

Prestasi berasal dari kata prestatie dalam bahasa Belanda, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil atau usaha (Arifin, 1991: 1). Winkel (1996: 391) mengatakan bahwa prestasi adalah bukti usaha yang telah dicapai. Pendapat lain menurut Arends & Kilcher (2010: 59), “achievement is satisfied when students strive to learn particular subjects or acquire difficult skills and are successful in their quest”. Prestasi merupakan kepuasan ketika siswa berusaha untuk mempelajari mata pelajaran tertentu untuk memperoleh keterampilan yang sulit dan mencapai keberhasilan dalam upaya mereka.

Prestasi tentu tidak bisa didapatkan tanpa adanya tindakan dan variabel yang mempengaruhinya. Johnson & Johnson (2002: 8) berpendapat mengenai variabel yang mempengaruhi prestasi.

1. Achievement related behavior (ability to communicated, cooperative, perform, certain, activity, and problem).

2. Achievement related products (writing themes or product report, art product, craft product), or

3. Achievement related attitude and disposition (pride in the work, desire to

improve continually one’s competencies, commitment to quality, internal

focus of control, self-esteem) Dapat diartikan bahwa:

1. Tingkah laku yang berhubungan dengan prestasi (kemampuan untuk berkomunikasi, bekerjasama, cara menampilkan, aktivitas dan memecahkan masalah),

(12)

21

3. Sikap yang berhubungan dengan prestasi (senang melakukan pekerjaan, keinginan untuk meningkatkan kompetensi seseorang terus-menerus, komitmen terhadap kualitas, fokus pengendalian diri dan harga diri).

Menurut Purwadarminta (1996: 787), prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan, lazimnya ditunjukkan dengan nilai angka yang diberikan oleh guru. Pendapat tersebut diperkuat Tirtonegoro (2001: 43) yang mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angkat, dan huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu.

Dalam belajar matematika, siswa dapat mencapai kompetensi tertentu. Kompetensi yang dicapai siswa lebih sering dikatakan sebagai prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu kegiatan belajar. Menurut Cohen & Swerdlik (2005: 305) tes prestasi didesain untuk mengukur prestasi. Tes prestasi adalah evaluasi pencapaian atau tingkat pembelajaran yang telah terjadi. Tes prestasi didesain untuk mengukur tingkatan belajar yang telah dijalani sebagai hasil dari pengalaman belajar.

(13)

22

Sejalan dengan pandangan di atas, menurut Frederick (1970: 208) tes prestasi mengukur pembelajaran yang telah dilakukan sebagai hasil dari pengalaman dalam situasi belajar. Selain itu tes prestasi belajar juga berfungsi sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengtahuan yang telah dikuasai siswa, sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu akan hasil yang diperoleh, sebagai bahan reformasi dalam inovasi pendidikan, dan sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.

Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan prestasi adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru setelah siswa menempuh proses pembelajaran. Pada dasarnya prestasi diperoleh melalui keseluruhan proses pembelajaran, dimana proses belajar bukan sekedar mencatat, membaca serta menghafal melainkan harus dimengerti dan dipahami tentang apa yang dipelajari.

(14)

23 F. Kajian Penelitian yang Relevan

Kajian penelitian yang relevan merupakan deskripsi hubungan antara masalah yang diteliti dengan kerangka teoritik yang dipakai, serta hubungannya dengan penelitian terdahulu yang relevan (Nasrudin, 2008: 41). Kajian penelitian yang relevan dalam penelitian ilmiah dijadikan sebagai bahan rujukan untuk memperkuat teori dan memperoleh informasi yang berkaitan dengan topik pembahasan. Dan untuk menunjang teori dasar penelitian, maka berikut ini akan dipaparkan beberapa pustaka yang memiliki kesamaan dengan obyek penelitian yang akan dilaksanakan. Pustaka tersebut berupa buku dan hasil penelitian, di antaranya sebagai berikut:

1. Skripsi yang disusun oleh Sugiarto mahasiswa jurusan Matematika FMIPA UNNES, tahun 2009 dengan judul “Keefektifan Implementasi Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) Materi Pokok Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat pada Peserta Didik Kelas X SMAN

1 Ungaran”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manakah

(15)

24

(16)

25

penelitian 26,32%, putaran I meningkat menjadi 39,47%, putaran II meningkat menjadi 50%, putaran III meningkat menjadi 65,78%.

(17)

26 G. Kerangka Berfikir Penelitian

Pada pembelajaran matematika di SMP Negeri 1 Seyegan, guru biasanya menggunakan model Direct Instruction dalam menyampaikan materi. Guru melakukan ceramah, latihan soal, tanya jawab, dan penugasan. Akan tetapi, siswa masih terlihat kurang aktif dalam melakukan aktivitas belajar seperti membaca, bertanya, menjawab, berkomentar, mengerjakan, mengkomunikasikan, presentasi, dan berdiskusi sehingga motivasi kurang menyeluruh dan menyebabkan hasil belajar beberapa siswa pada mata pelajaran matematika belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan upaya pengembangan pembelajaran yang tepat.

(18)

27

pembelajaran. Adapun kerangka berpikir penelitian dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan landasan teori tersebut, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat pegaruh penggunaan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika kelas VII SMP Negeri 1 Seyegan.

2. Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran matematika kelas VII SMP Negeri 1 Seyegan.

3. Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) lebih berpengaruh untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika kelas VII SMP Negeri 1 Seyegan?

4. Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) lebih berpengaruh untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika kelas VII SMP Negeri 1 Seyegan?

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

This paper presents an assessment of the present management of Polychlorinated Biphenyls (PCBs) in the Philippines with emphasis on its inventory to develop safe and

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DPU/SDA-04/POKJA/2015 tanggal 29 April 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Pembangunan Pengaman

Tujuh ratus sembilan puluh tujuh juta delapan ratus empat belas ribu rupiah,- termasuk PPN 10 %. PENGUMUMAN

Pada tahap ini, mengarah pada suasana mikro (konteks peristiwa saat teks dibuat), dengan arti bahwa teks dihasilkan dalam suatu kondisi atau suasana yang khas atau unik sehingga suatu

7.2.1 Tuliskan jumlah kegiatan Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat (*) yang sesuai dengan bidang keilmuan PS selama tiga tahun terakhir yang dilakukan oleh dosen tetap yang

With the aim of developing a simple methodology for use as a preliminary screening test for pediculicidal activity, various substances and herb extracts previously