• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 2. Landasan Teori. buku penerjemahan. Menurut Larson (1989:3) yang dimaksud menerjemahkan itu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 2. Landasan Teori. buku penerjemahan. Menurut Larson (1989:3) yang dimaksud menerjemahkan itu"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

8 Bab 2

Landasan Teori

2.1 Teori Terjemahan

Ada banyak pengertian mengenai penerjemahan yang dapat ditemukan dalam setiap buku penerjemahan. Menurut Larson (1989:3) yang dimaksud menerjemahkan itu adalah menerjemahkan berarti:

1. Mempelajari leksikon, struktur gramatikal, situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks sumber,

2. Menganalisis bahasa sumber untuk menemukan maknanya,

3. Mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan menggunakan lekskon dan struktur gramatikal yang sesuai dalam bahasa sasaran dan konteks budayanya.

Catford dalam Hoed (1992:4) mendefinisikan penerjemahan sebagai, the replacement of textual in one language (SL) by equivalent textual material in other language. Yang dapat diterjemahkan menjadi “ Pengertian unsur teks dalam satu bahasa (BSu) dengan unsur teks yang sepadan ke dalam bahasa lain (BSa).

Sedangkan pengertian penerjemahan menurut Hoed ( 1992:4), adalah:

“ Penerjemahan adalah suatu kegiatan mengalihkan amanat dari suatu bahasa, yaitu bahasa sumber ke dalam bahasa lain bahasa sasaran. Dalam demikian dalam penerjemahan selalu terlibat dua bahasa. Bila suatu teks tertulis dalam BSu akan disebut teks sumber (TSu) dan bila suatu teks tertulis dalam BSa akan disebut teks sasaran (Tsa)”.

Simatupang ( 2002:2) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan penerjemahan adalah:

(2)

9 “ Menerjemahkan adalah mengalihkan makna yang terdapat dalam BSu ke

dalam BSa dan mewujudkannya kembali ke dalam bahasa sasaran dengan bentuk-bentuk yang sewajar mungkin menurut aturan-aturan yang berlaku dalam BSa”.

Dan, menurut Murakami (2000:16) penerjemahan adalah:

“翻訳というのはテキストが必ず外部にあるわけです。だから外部の定

点との距離をうまくとってさいけば、道に迷ったり、自己のバランス

を崩したりというようなことはまずない。こつこつとやっていれば、 ほとんどの部分は論理的に解消できます”。

Terjemahan :

Yang dimaksud dengan penerjemahan adalah kita harus melihat sisi-sisi luar dari teks sebelum melakukan penerjemahan. Oleh karena itu bila point dari bagian luar tidak tepat, maka anda akan tersesat dan kehilangan keseimbangan makna. Kalau dilakukan secara sedikit-sedikit, bagian intinya secara

teori akan hilang.

Menurut Miyagawa dan Takaoka ( 2000:15) secara singkat menyimpulkan bahwa 「翻訳というのは、原文を解析し、その意味を自然は表現に盛る作業なので す」. Yang dimaksud dengan penerjemahan adalah aktivitas menganalisa bahsa sumber dan menjabarkan arti dari bahsa tersebut secara alami.

2.1.1 Pergeseran Penerjemahan

Pergeseran penerjemahan sebuah konsep yang diasosiasikan oleh Catford dalam Machali (1998:12) “ Sebagai bentuk berbeda yang dihasilkan oleh orang yang berbeda”. Sedangkan menurut Larson (1989:20) “ Menyebutnya sebagai keitdaksesuaian struktur, dan Newmark (1989:9) mengartikannya sebagai konsep perubahan. Menurut Halliday dalam Machali (1998:150), ada dua jenis pergeseran penerjemahan yang biasa terjadi. Yang pertama adalah obligatory shift atau pergeseran tetap yang bias merupakan pergeseran struktur gramatikal, kohesi dan pengucapan. Sedangkan yang kedua adalah

(3)

10 optional shift yang disebut juga pergeseran pilihan. Optional shift dapat berupa pergeseran makna, referensi, interpersonal dan tekstual. Pergeseran makna terjadi karena ada beberapa faktor, pergeseran makna terjadi bisa karena perbedaan sudut pandang dan budaya penutur serta bahasa-bahasa yang dipakainya. Misalnya orang Inggris, mereka biasa menghubungkan ruang angkasa itu dengan kedalaman, sedangkan kita orang Indonesia dengan ketinggian atau kejauhan. Orang Inggris akan mengatakan “ Apolo one had travelled deep into space”, berbeda dengan kita yang mengatakan “ pesawat luar angkasa Apolo one terbang tinngi sekali di luar angkasa”.

Sedangkan, Vinay dan Darbelent’s dalam Newmark (1989: 10) yang mencontohkan beberapa pergeseran, yaitu:

1. Kata kerja dalam BSu → kata benda dalam Bsa 2. Kata hubung dalam BSu → kata kerja dalam Bsa 3. Klausa dalam BSu → kata benda dalam Bsa 4. Kata kerja dalam BSu → kata kerja dalam Bsa 5. Kata benda dalam BSu → kata benda dalam Bsa 6. Kalimat rumit dalam BSu → kalimat biasa dalam BSa

Simatupang (2000: 74-82) menyebutkan jenis-jenis pergeseran dalam terjemahan yang dibagi sebagai berikut:

1) Pergeseran pada tataran morfem

Bahasa Inggris Bahasa Indonesia

Impossible Tidak mungkin

(4)

11 2) Pergeseran pada tataran sintaksis

a) Kata kef rasa

Bahasa Inggris Bahasa Indonesia

Girl Anak perempuan

Stallion Kuda jantan

b) Frasa ke klausa

TSu: Not knowing what to say, (he just kept quiet).

TSa: (karena) dia tidak tahu apa yang hendak dikatakannya. c) Frasa ke kalimat

TSu: He misinterpretation of the situation (coused his downfall).

TSa: Dia salah menafsirkan situasi (dan itulah yang menyebabkan kejatuhannya) d) Klausa ke kalimat

TSu: Her unusual voice and singing style thrilled her fans, who reacted by screaming, crying, and clapping.

TSa: suaranya yang luar biasa memikat para penggemarnya. Mereka memberikan reaksi dengan cara berteriak, menangis dan bertepuk tangan.

e) Kalimat ke wacana

TSu: Standing a muddy jungle clearing strewn with recently felled trees, the Balinese village headman looked at his tinny house at the end of a line of identical building and said he left strange.

TSa: Kepala kampung orang Bali berdiri di lahan yang baru dibuka di tengah hutan. Batang-batang pohon yang baru ditebang masih berserakan dimana-mana. Ia memandng rumahnya yang mungil yang berdiri di ujung deretan rumah yang bentuknya sama dan berkata dirinya merasa aneh.

(5)

12 3) Pergeseran kategori kata

a) Nomina ke adjektiva TSu: He is an good health.

TSa: Dia dalam kesehatan yang baik b) Nomina ke verba

TSu: We had a very long talk. TSa: Kami mengobrol sangat lama 4) Pergeseran pada tataran semantik

Pergeseran makna pada tataran semantik dapat berupa pergeseran makna generic ke makna spesifik maupun sebaliknya. Misalnya dalam kata bahasa Inggris leg atau foot, dalam bahasa Indonesia makna yang sepadan terdekat adalah kaki. Terjemahan tersebut merupakan pergeseran makna spesifik ke makna generik.

2.2 Definisi Doushi (動詞)

Doushi atau dalam bahasa Indonesia yang kita kenal dengan verba atau dalam bahasa Inggris disebut verb merupakan kata yang menunjukkan perbuatan atau suatu keadaan. Menurut Masuoka (1993:12) definisi doushi adalah “動詞の基本的な性格は、単独で

逑語の働きをし、文中での働きの違いに応じて活用するこ とである”. Jika

diartikan yaitu struktur dasar verba berfungsi sebagai predikat dalam kalimat, karena bagian kalimat, dapat mengalami konjungsi yang berbeda-beda.

(6)

13 2.2.1 Konsep Jidoushi (自動詞)

Jidoushi merupakan kata kerja yang tidak menggunkan subjek. Sebagai contoh:「か

べに絵が掛けて あります」

Kabeni e ga kakete arimasu . Di dinding tergantung lukisan

Kata intransitif atau dalam bahasa Jepang jidoushi menurut Ando dan Ogawa ( 2001: 6) dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Jidoushi yang menunjukkan keadaan, seperti: ある、いる、異なる、わかる

2. Jidoushi yang menunjukkan perubahan atau variasi, seperti: 壊れる、閉める、なる、発展する

3. Jidoushi yang menunjukkan pergerakan, seperti: 歩く、走る、遊ぶ、飛ぶ、泳ぐ

Menurut Tanaka ( 1990: 111 ) jidoushi adalah“「戸が開く」「水が流れる」の「開 く」や「流れる」はその語だけで主語自身の動作や作用を表しています。この ような動詞を自動詞と言います。”. Dalam kalimat seperti “pintu terbuka”, “air mengalir”, dimana kata “ buka “ dan “mengalir”, subjek kalimatnya menunjukkan pergerakan atau aktifitas dari subjek, inilah yang disebut dengan jidoushi.

(7)

14 2.2.2 Konsep Tadoushi (他動詞)

Tadoushi merupakan, kata kerja yang menggunakan subjek yang bersifat sebagai formalitas, yang berstruktur 「名詞+ partikel を」. Dapat dirubah juga ke dalam kalimat  pasif. Seperti contoh sebagai berikut:

旅行行く前に、きっぷを 買っていきます Ryokou ikumaeni, kippu wo katteikimasu.

Sebelum pergi bertamasya, saya pergi membeli tiket. Sedangkan Tanaka mengatakan bahwa tadoushi adalah:

「戸を開ける」[水を流す]の「開ける」や「流す」は、その語だけで主 語の動作.作用を表すことはできません。「戸を」「水を」のような、 動作を直接に受ける目的語を必要とします。「~を」という補語をっ て他に動きかける動作.作用を表します。このような動詞を他動詞と 言います Terjemahan:

“(membuka pintu) (mengalirkan air), membuka dan mengalirkan, subjek

kalimatnya tidak menunjukkan pergerakkan subjek, tidak menunjukkan fungsinya. Kata seperti pintu, air, pergerakkan nya memerlukan objek langsung pada

verbanya, sehingga untuk menunjukkan aktifitas verba tersebut diperlukan partikel -wo. Inilah yang disebut tadoushi.

2.2.3 Transitif dalam Bahasa Indonesia

Kalimat transitif adalah kalimat yang predikatnya berupa verba transitif, yaiutu verba yang biasanya diikuti oleh dua buah objek kalau verba tersebut bersifat monotransitif, dan diikuti oleh dua buah objek kalau verbanya berupa verba bitransitif (Chaer, 1994: 249). Contoh: Dika membelikan Nita sebuah kamus bahsa Jepang. Kalimat transitif ini bersifat kalimat aktif dan biasanya bias dirubah menjadi kalimat pasif.

(8)

15 Verba transitif yang mengungkapkan hubungan antara tiga wujud, seperti memberi-memberikan, mengirim-mengirimi-mengirimkan disebut verba dwitransitif atau bitransitif, sedangkan verba transitif yang mengungkapakan hubungan antara dua wujudlain disebut dengan verba ekatransitif atau montransitif (Moeliono, 2003: 34). Verba transitif dapat diturunkan melalui penurunan transposisi, afiksasi, dan reduplikasi. Transposisi adalah pemindahan kata dari satu kelas kata ke kelas kata yang lain tanpa ada perubahan bentuk. Afiksasi adalah penambahan prefiks, infiks, atau atau sufiks pada kata dasar. Reduplikasi adalah pengulangan dari suatu kata dasar, baik dengan penambahan afiks atau tidak.

Penurunan verba transitif melalui afiksasi dapat diturunkan dari berbagai dasar dengan menggunakan prefiks meng-, dan kombinasi meng- -kan, adapun yang dikombinasikan juga dengan sufiks –i maupun merupakan gabungan prefikssefiks per -kan dan per- -i.

2.2.4 Intransitif dalam Bahasa Indonesia

Kalimat intansitif yaitu kalimat yang predikatnya merupakan verba intransitif, yaitu verba yang tidak memiliki objek (Chaer, 1994: 250). Contoh:

1. Adik menari 2. Ayah belum datang

Verba menari dan datang adalah verba intransitif. Kalimat intransitif ini biasanya tidak bisa berubah menjadi kalimat aktif, tidak mengenal posisi aktif-pasif, tidak seperti kalimat transitif.

Seperti verba transitif, verba intransitif juga dapat diturunkan. Proses penurunannya nya juga tidak jauh beda, hal yang membedakannya adalah pemakaian prefiksa dan

(9)

16 sufiks. Menurut Anton M.Moeliono (2003: 133) makna verba intransitive dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu (1) dasar kata yang dipakai, (2) wajib-tidaknya afiks, dan (3) ciri khusus semantic dari dasar kata.

Bentuk kata kerja intransitif ini ada yang berupa kata asal yang monomorfemis, polimorfemis, dan ada pula yang diturunkan. Penurunannaya sebagian kecil melalui penurunan transposisi, sedangkan kebanyakan melalui afiksasi, pengulangan, atau pemajemukan. Dalam kalimat intransitif juga sering ditandai imbuhan di- dan biasanya bersifat kalimat pasif. Penurunan verba intransitif melalui afiksasi dikemukakan berdasarkan jenis afiksasi yang digunakan.ada enam jenis afiks yang biasanya kita lihat di verba intransitif, yaitu meng-, ber-, ber- -kan, ber- -an, ter-, dan ke- -an (Moeliono, 2003: 134). Anton M.Moeliono membagi hubungan semantis pada verba intransitif yang diturunkan dari nomina, yaitu:

a) Menjadi <dasar>

Batu → membatu

Arang → mengarang

b) ‘berfungsi sebagai/menyerupai <dasar>’

Janda → menjada Supir → menyupir c) ‘makan/minum <dasar>’ Satai → menyatai Kopi → mengopi d) ‘menuju <dasar>’ Utara → mengutara Tepi → menepi

(10)

17 e) ‘mencari/mengumpulkan <dasar>’

Damar → mendamar

Rumput → merumput

f) ‘mengeluarkan bunyi <dasar>’

Raung → meraung

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, penilaian yang dilakukan terhadap siswa bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum (Kunandar, 2008). Selain itu,

Bagi Pemerintah Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Timur dpelaksanaan Survei Monitoring Jenis Ikan Terancam Punah, dilindungi/tidak dilindungi (Pari Manta) dapat menjadi masukan

Banjar sangat berharap diberikan solusi dalam proses pengelolaan data kaderisasi, maka diusulan pengabdian kepada masyarakat yaitu Sosialisasi Dan Pelatihan Sistem

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompensasi non finansial, lingkungan kerja fisik, dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Hotel Grand Keisha

Penelitian tentang Pola Asuh Anak Dalam Keluarga Di Lingkungan Lokalisasi Padang Bulan ini, menggunakan 7 (tujuh) informan pokok orang tua yaitu para mucikari yang memiliki anak

Bahwa untuk kelanjutan Program Pendidikan Tinggi yang diselenggarakan oleh STIBA Makassar, perlu ditetapkan para Calon Mahasiswa Baru yang dinyatakan lulus

§ Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan riwayat prilaku kekerasan yang perlu dikaji pengetahuan tentang akibat lanjut

Single line diagram gardu induk adalah bagan yang berfungsi sebagai sarana untuk menjelaskan sistem kelistrikan di GI secara sederhana sehingga memudahkan kita mengetahui kondisi