• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KESEMPATAN KERJA, PENDIDIKAN DAN KESEHATAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KESEMPATAN KERJA, PENDIDIKAN DAN KESEHATAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

21 - Volume 1, No. , November 2013

PENGARUH KESEMPATAN KERJA, PENDIDIKAN DAN

KESEHATAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI

ACEH

Vera Sisca HS1), Abubakar Hamzah2), Mohd. Nur Syechalad3)

1) Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Staff Pengajar Fakultas ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstract: Poverty population of an area can be affected by several factors such as employment, education and health. This study is aimed to determine the effect of employment opportunities, education and health on poverty in Aceh Province. The data used are secondary data for the period 1991-2012. Data analysis equipment used is multiple linear regression with the method of ordinary least squares (OLS). The study found that employment opportunities, education and health are significantly negative effect on the level of poverty in the province of Aceh. The greater the number of employment opportunities, the better the quality of education and health status, the smaller the number of poor. The conclusion of this study is the level of poverty in the Aceh Province is significantly affected by the job opportunities, education and health. Therefore the Aceh provincial government is necessary to open employment opportunities for the community, improving the quality of education and health status.

Keyword : Poverty, Employment Opportunities, Education and Health.

Abstrak: Kemiskinan penduduk suatu daerah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh. Data yang digunakan adalah data sekunder selama periode tahun 1991-2012. Peralatan analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan metode ordinary least square (OLS). Penelitian menemukan bahwa kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh. Semakin besar jumlah kesempatan kerja, semakin baik kualitas pendidikan dan derajat kesehatan, semakin kecil jumlah penduduk miskin. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh secara nyata dipengaruhi oleh kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan. Karena itu pemerintah Provinsi Aceh dipandang perlu membuka kesempatan kerja bagi masyarakat, meningkatkan kualitas pendidikan dan derajat kesehatan.

Kata Kunci : Kemiskinan, Kesempatan Kerja, Pendidikan dan Kesehatan.

PENDAHULUAN

Guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi jumlah masyarakat miskin, setiap negara berupaya melakukan pembangunan. Salah satu sasaran dari pembangunan adalah memperbaiki kondisi ekonomi suatu masyarakat menjadi lebih baik agar jumlah masyarakat miskin dapat berkurang. Kemampuan pemerintah dalam mengurangi

jumlah masyarakat miskin dalam suatu negara dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan. Sebaliknya angka kemiskinan yang tinggi dapat mengurangi prestasi pemerintah dalam kegiatan pembangunan. Kegiatan pembangunan yang tidak mengubah kondisi kemiskinan akan menyisakan masalah yang memicu permasalahan sosial dan politik. Stabilitas negara akan terganggu dan biasanya

(2)

Volume 1, No. 4, November 2013 - 22 secara simultan akan berbalik mengganggu

kinerja perekonominan yang sedang dibangun. Karena itu, masalah kemiskinan telah menjadi agenda bersama setiap negara yang tergabung dalam membangun komitmen tujuan pembangunan millenium (Sundaya, 2008). Secara teoritis, kemiskinan yang dialami oleh masyarakat suatu daerah dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan. Kesempatan kerja dapat diartikan sebagai suatu lapangan kerja atau semua jenis pekerjaan yang tersedia bagi tenaga kerja untuk mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Semakin banyak orang yang bekerja semakin luas kesempatan kerja. Kesempatan kerja mengandung pengertian lapangan usaha atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi, dengan demikian kesempatan kerja mencakup lapangan pekerjaan yang sudah terisi dan kesempatan kerja dapat juga diartikan sebagai partisipasi dalam pembangunan (Siregar, 2003).

Selanjutnya pendidikan dan kesehatan masyarakat suatu daerah juga dapat berpengaruh terhadap kemiskinan di daerah tersebut. Sebagaimana dikemukakan oleh Samuelson dan Nordhaus (2007), penyebab dan terjadinya penduduk miskin di negara yang berpenghasilan rendah adalah karena dua hal pokok, yaitu rendahnya tingkat kesehatan dan gizi, dan lambatnya perbaikan mutu pendidikan. Hal ini dipertegas oleh Arsyad (2009) menjelaskan intervensi untuk memperbaiki kesehatan dari pemerintah juga merupakan

suatu alat kebijakan penting untuk mengurangi kemiskinan. Salah satu faktor yang mendasari kebijakan ini adalah perbaikan kesehatan akan meningkatkan produktivitas golongan miskin. Kesehatan yang lebih baik akan meningkatkan daya kerja, mengurangi hari tidak bekerja dan menaikkan output sehingga dapat membantu masyarakat untuk keluar dari jurang kemiskinan.

Program pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Aceh tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi juga diharapkan mampu mengurangi jumlah penduduk miskin. Kemampuan pemerintah dalam mengurangi jumlah penduduk miskin dapat digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Sebaliknya program pembangunan dapat dikatakan mengalami kegagalan apabila tidak mampu mengurangi jumlah penduduk miskin.

Tingkat kemiskinan di Aceh pada tahun 2010 menurun hingga 20,98 persen dari 21,80 persen pada tahun 2009 dan 23,53 persen pada tahun 2008. Penurunan ini sejalan dengan penurunan tingkat kemiskinan secara nasional, meskipun tren tingkat kemiskinan Indonesia jauh lebih rendah yaitu menjadi 13,33 persen pada tahun 2010.

Berdasarkan populasi, penduduk miskin Aceh menurun dari 959,7 ribu jiwa pada tahun 2008 menjadi sebanyak 861,9 ribu jiwa pada tahun 2010, dimana sebagian besar dari mereka berada di daerah pedesaan yaitu menjadi 688,5 ribu jiwa (79,88 persen).

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, tingkat kemiskinan yang dialami oleh

(3)

23 - Volume 1, No. 4, November 2013 masyarakat dalam suatu wilayah dapat dipengaruhi oleh kesempatan kerja. Kesempatan kerja pada dasarnya dapat diartikan sebagai jumlah angkatan kerja yang bekerja guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Selama periode tahun 2008-2010 kondisi ketenaga kerjaan di Aceh menunjukkan perkem bangan yang membaik. Hal ini diketahui dari Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang semakin menurun dari 9,56 persen menjadi 8,71 persen lalu menjadi 8,37 persen dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang semakin meningkat dari 60,32 persen menjadi 63,17 persen selama 2008-2010. Peningkatan TPAK ini didukung oleh peningkatan angkatan kerja di Aceh pada tahun 2010 berjumlah 1,939 juta orang, meningkat dari 1,793 juta orang dan 1,898 juta orang pada tahun 2008 dan 2009. Sedangkan penduduk Aceh yang bukan angkatan kerja cenderung menurun dari 1,180 juta orang pada tahun 2008 menjadi 1,130 juta orang pada tahun 2010.

Kemampuan angkatan kerja untuk memperoleh pekerjaan tentunya terkait dengan pendidikan yang mereka miliki. Hal ini berarti bahwa kesempatan kerja di Provinsi Aceh juga dapat dikaitkan dengan tingkat pendidikan masyarakat di provinsi tersebut. Selama periode tahun 2008-2010 tingkat kualitas pendidikan di Provinsi Aceh sudah menunjukkan sedikit perbaikan (BPS, 2011). Keberhasilan upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari kondisi output pendidikan dengan indikatornya antara lain adalah persentase penduduk Aceh yang mampu membaca dan

menulis (angka melek huruf). Angka Melek Huruf (AMH) penduduk Aceh terus mengalami peningkatan dari 96,20 persen hingga 96,88 persen selama 2008- 2010. Bahkan angka ini telah melebihi capaian angka melek huruf Indonesia sebesar 92,19 - 92,91 persen.

Selain menggunakan angka melek huruf (AMH), peningkatan output pendidikan Aceh juga tercermin dari persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas menurut ijazah tertinggi yang dimiliki. Secara umum, terdapat peningkatan persentase penduduk 10 tahun ke atas yang mempunyai ijazah SLTA menjadi 23,10 persen dan perguruan tinggi yaitu diploma (DIII) dan sarjana (S1) menjadi 7,69 persen dan pascasarjana (S2-S3) menjadi 0,23 persen.

Selain kesempatan kerja dan tingkat pendidikan, kualitas kesehatan kesehatan masyarakat suatu daerah juga dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan. Gambaran mengenai kualitas kesehatan masyarakat dalam suatu daerah dapat dilihat dari angka harapan hidup dan angka kesakitan. Kualitas kesehatan penduduk Aceh yang dilihat menurut angka harapan hidup (AHH) menunjukkan peningkatan. Penduduk Aceh berumur 0 tahun pada tahun 2010 diperkirakan akan mencapai usia 68,70 tahun, meningkat sebesar 0,10 tahun dibanding dengan perkiraan tahun 2008 dan 2008 yang mencapai masing-masing 68,50 tahun dan 68,60 tahun. Namun demikian, capaian angka ini masih dibawah rata-rata AHH penduduk Indonesia berusia 0 tahun pada tahun 2010 yang diperkirakan akan mencapai usia

(4)

Volume 1, No. 4, November 2013 - 24 69,43 tahun.

Paparan di atas menginformasikan bahwa tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh cenderung mengalami penurunan selama periode tahun 2008-2010. Dalam periode tahun yang sama, kesempatan kerja yang didasarkan pada jumlah angkatan kerja yang bekerja cenderung mengalami peningkatan. Demikian pula halnya dengan tingkat pendidikan dan kesehatan. Tingkat pendidikan masyarakat Provinsi Aceh cenderung mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase penduduk yang miliki ijazah sekolah menengah dan pendidikan tinggi. Selanjutnya derajat kesehatan masyarakat yang baik didasarkan pada angka harapan hidup dan angka kesakitan juga mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah kemiskinan di Provinsi Aceh terkait dengan kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan ?. Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Faktor Penyebab Kemiskinan

World Bank mengidentifikasikan penyebab

kemiskinan dari perspektif akses dari individu terhadap sejumlah aset yang penting dalam menunjang kehidupan, yakni aset dasar kehidupan (misalnya kesehatan dan ketrampilan/ pengetahuan), aset alam (misalnya tanah pertanian atau lahan olahan), aset fisik (misalnya modal, sarana produksi dan infrastruktur), asset keuangan (misalnya kredit

bank dan pinjaman lainnya), dan aset sosial (misalnya jaminan sosial dan hak-hak politik). Ketiadaan akses dari satu atau lebih dari asset aset di atas merupakan penyebab seseorang masuk ke dalam kemiskinan.

Menurut Todaro dan Smith (2006), kemiskinan yang terjadi di negara negara berkembang akibat dari interaksi antara 6 karakteristik berikut:

1. Tingkat pendapatan nasional negara-negara berkembang terbilang rendah, dan laju pertumbuhan ekonominya tergolong lambat. 2. Pendapatan perkapita negara-negara

berkembang juga masih rendah dan pertumbuhannya sangat lambat, bahkan ada beberapa yang mengalami stagnasi.

3. Distribusi pendapatan sangat timpang atau sangat tidak merata.

4. Mayoritas penduduk di negara-negara berkembang harus hidup di bawah tekanan kemiskinan absolut.

5. Fasilitas dan pelayanan kesehatan buruk dan sangat terbatas, kekurangan gizi dan banyaknya wabah penyakit sehingga tingkat kematian bayi di negara-negara berkembang sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang ada di negara maju.

6. Fasilitas pendidikan di kebanyakan negara-negara berkembang maupun isi kurikulumnya relatif masih kurang relevan maupun kurang memadai.

Menurut Samuelson dan Nordhaus (2007), penyebab dan terjadinya penduduk miskin di negara yang berpenghasilan rendah adalah

(5)

25 - Volume 1, No. 4, November 2013 karena dua hal pokok, yaitu rendahnya tingkat kesehatan dan gizi, dan lambatnya perbaikan mutu pendidikan. Oleh karena itu, upaya yang harus dilakukan pemerintah adalah melakukan pemberantasan penyakit, perbaikan kesehatan dan gizi, perbaikan mutu pendidikan, pemberantasan buta huruf, dan peningkatan keterampilan penduduknya. Kelima hal itu adalah upaya untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia.

Kesempatan Kerja dan Kemiskinan

Kemampuan seseorang untuk memperoleh pekerjaan berdampak langsung pada perolehan pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini berarti bahwa kesempatan kerja dapat berpengaruh pada probabilitas seseorang untuk masuk dalam katagori miskin dan tidak miskin. Dengan kata lain, kesempatan kerja dapat berpengaruh pada kemiskinan. Adanya keterkaitan antara kesempatan kerja dengan kemiskinan seperti dikemukakan oleh Sukirno (2004) bahwa efek buruk dari pengangguran adalah mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya mengurangi tingkat kemakmuran yang dicapai seseorang. Semakin turunnya kesejahteraan masyarakat karena menganggur tentunya akan meningkatkan peluang mereka terjebak dalam kemiskinan karena tidak memiliki pendapatan.

Pendidikan dengan Kemiskinan

Teori pertumbuhan baru menekankan pentingnya peranan pemerintah terutama dalam meningkatkan pembangunan modal manusia

(human capital) dan mendorong penelitian dan

pengembangan untuk meningkatkan produktivitas manusia. Kenyataannya dapat dilihat dengan melakukan investasi pendidikan akan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang diperlihatkan dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka pengetahuan dan keahlian juga akan meningkat sehingga akan mendorong peningkatan produktivitas kerjanya. Rendahnya produktivitas kaum miskin dapat disebabkan oleh rendahnya akses mereka untuk memperoleh pendidikan (Rasidin dan Bonar, 2004).

Siregar dan Wahyuniarti (2008), di dalam penelitiannya menemukan bahwa pendidikan yang diukur dengan jumlah penduduk yang lulus pendidikan SMP, SMA, dan diploma memiliki berpengaruh besar dan signifikan terhadap penurunan jumlah penduduk miskin. Ini mencerminkan bahwa pembangunan modal manusia (human capital) melalui pendidikan merupakan determinan penting untuk menurunkan jumlah penduduk miskin.

Adanya keterkaitan antara pendidikan dengan kemiskinan juga dinyatakan oleh Jhingan (2003:223) mengemukakan tiga ciri utama negara berkembang yang menjadi penyebab dan sekaligus akibat yang saling terkait pada kemiskinan. Pertama, prasarana dan sarana pendidikan yang tidak memadai sehingga menyebabkan tingginya jumlah penduduk buta huruf dan tidak memiliki keterampilan ataupun keahlian. Kedua, sarana kesehatan dan pola konsumsi buruk sehingga

(6)

Volume 1, No. 4, November 2013 - 26 hanya sebagian kecil penduduk yang bisa

menjadi tenaga kerja produktif. Ketiga, penduduk terkonsentrasi di sektor pertanian dan pertambangan dengan metode produksi yang telah usang dan ketinggalam zaman.

Kesehatan dengan Kemiskinan

Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Dalam membandingkan tingkat kesejahteraan antar kelompok masyarakat sangatlah penting untuk melihat angka harapan hidup. Di negara-negara yang tingkat kesehatannya lebih baik, setiap individu memiliki rata-rata hidup lebih lama, dengan demikian secara ekonomis mempunyai peluang untuk memperoleh pendapatan lebih tinggi.

Selanjutnya, Arsyad (2009:221) menjelaskan intervensi untuk memperbaiki kesehatan dari pemerintah juga merupakan suatu alat kebijakan penting untuk mengurangi kemiskinan. Salah satu faktor yang mendasari kebijakan ini adalah perbaikan kesehatan akan meningkatkan produktivitas golongan miskin. Kesehatan yang lebih baik akan meningkatkan daya kerja, mengurangi hari tidak bekerja dan menaikkan output energi.

Keterkaitan antara kesehatan dengan kemiskinan juga dikemukakan oleh Samuelson dan Nordhaus (2007), penyebab dan terjadinya penduduk miskin di negara yang berpenghasilan rendah adalah karena dua hal

pokok, yaitu rendahnya tingkat kesehatan dan gizi, dan lambatnya perbaikan mutu pendidikan. Oleh karena itu, upaya yang harus dilakukan pemerintah adalah melakukan pemberantasan penyakit, perbaikan kesehatan dan gizi, perbaikan mutu pendidikan, pemberantasan buta huruf, dan peningkatan keterampilan penduduknya. Kelima hal itu adalah upaya untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, landasan teoritis maka yang menjadi hipotesis penelitian ini adalah, kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh.

METODE PENELITIAN

Variabel penjelas bagi kemiskinan dibatasi hanya pada kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan. Kesempatan kerja yang dimaksudkan adalah jumlah angkatan kerja di Provinsi Aceh yang berhasil memperoleh pekerjaan. Pendidikan yang dimaksudkan adalah kualitas pendidikan dapat diukur dari output pendidikan yakni jumlah lulusan. Pendidikan diproxi dari jumlah penduduk lulusan sekolah menengah (SMP, SLTA dan Perguruan tinggi) dan dinyatakan dalam satuan orang. Selanjutnya kesehatan didasarkan pada indikator tingkat kesehatan suatu masyarakat yang dalam hal ini adalah angka harapan hidup.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari BPS Provinsi Aceh dan BAPPEDA Provinsi Aceh..

(7)

27 - Volume 1, No. 4, November 2013 Keseluruhan data tersebut berbentuk data time

series (runut waktu) selama periode tahun

1991-2012 (n = 22). Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan variabel yang diteliti, seperti statistik keuangan daerah dari BPS, dan laporan perkembangan ekonomi keuangan daerah yang diterbitkan oleh Kantor Bank Indonesia Banda Aceh.

Metode Analisis Data

Untuk menguji pengaruh kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh digunakan formula analisis regresi linear berganda

(Multiple Regresion) diformulasikan sebagai

berikut (Gujarati, 2006:134). Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Di mana β0 : Konstanta Y : Kemiskinan X1 : Kesempatan Kerja X2 : Pendidikan X3 : Kesehatan

β1, β2 dan β3 : Koefisien regresi X1, X2 dan X3

e : Error term

Penggunaan regresi linier berganda sebagai peralatan analisis data seperti dijelaskan di atas, mensyaratkan adanya uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan terdiri dari uji normalitas, multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.

Operasional variabel penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Masing-masing variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Kemiskinan adalah suatu situasi atau kondisi yang dialami oleh seseorang atau kelompok orang yang tidak mampu menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi (Parwoto, 2002:45). Kemiskinan yang dimaksudkan dalam penelitian ini diukur dari jumlah penduduk miskin dengan satuan jiwa.

2. Kesempatan kerja diproxi kan dari jumlah angkatan kerja yang bekerja dalam periode tahun tertentu dinyatakan dengan satuan orang.

3. Pendidikan diukur dari output pendidikan yakni jumlah lulusan. Karena itu, pendidikan yang dimaksudkan dalam penelitian ini diproxi dari persentase penduduk lulusan sekolah menengah (SMP, SLTA) dan erguruan tinggi dan dinyatakan dalam satuan persen.

4. Kesehatan diukur melalui usia harapan hidup yaitu suatu perkiraan rata-rata lamanya hidup per penduduk (dalam tahun) sejak lahir yang akan dicapai oleh penduduk dalam suatu wilayah dan waktu tertentu (dalam satuan tahun).

HASIL PEMBAHASAN

Analisis Pengaruh Kesempatan Kerja,

Pendidikan dan Kesehatan Terhadap

Kemiskinan di Provinsi Aceh

Hasil analisis regresi pengaruh kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh merupakan bentuk linier berganda dengan pendekatan kuadrat terkecil (ordinary least square), diperoleh hasil persamaan sebagai berikut.

(8)

Volume 1, No. 4, November 2013 - 28 Y = 2.277.816,24 -1,2202498X1 - 820.097,30X2 -72.008,607X3 Dimana: Y = Kemiskinan X1 = Kesempatan Kerja X2 = Pendidikan X3 = Kesehatan

Berdasarkan hasil estimasi model regresi, diketahui bahwa koefisien regresi variabel kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan bernilai positif. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi besar kesempatan kerja, semakin tinggi pendidikan dan semakin baik derajat kesehatan masyarakat akan semakin sedikit jumlah masyarakat miskin. Dengan kata lain, peningkatan kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan dapat menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat, sehingga ada hubungan yang tidak searah antara kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan dengan tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh.

Uji terhadap signifikansi pengaruh kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh menunjukkan nilai t hitung > t tabel dan nilai p-value < 0,05. Hal ini berarti bahwa secara parsial, ketiga variabel independen tersebut dapat menerangkan variasi kemiskinan di Provinsi Aceh pada level di atas 95 persen. Dengan kata lain, secara parsial kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan di Provinsi Aceh.

Adanya pengaruh signifikan (nyata) kesempatan kerja terhadap kemiskinan di

Provinsi Aceh mengindikasikan bahwa peningkatan kesempatan kerja dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, dan pada akhirnya mereka dapat keluar dari jurang kemiskinan. Demikian pula halnya dengan adanya pengaruh signifikan (nyata) pendidikan dan derajat kesehatan terhadap kemiskinan. Meningkatnya tingkat pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat dapat membuat mereka bekerja secara lebih baik, dan pada akhirnya mereka dapat keluar dari jurang kemiskinan. Hal inilah yang menyebabkan pendidikan dan derajat kesehatan berdampak negatif pada kemiskinan di Provinsi Aceh.

Pembuktian Hipotesis

Hasil pengujian statistik menunjukkan nilai F hitung sebesar 16,758 dengan p-value sebesar 0,000. Nilai F tabel pada (df1=3 dan df2 = 18) menunjukkan angka sebesar 3,160. Karena nilai F hitung > F tabel (16,758 > 3,160) dapat diartikan secara simultan ketiga variabel independen yang meliputi kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh, sehingga hipotesis yang menyatakan kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan berpengaruh negatif secara nyata terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh dapat diterima.

Hasil pengujian statistik uji t menunjukkan nilai t hitung masing-masing variabel, yakni sebesar -7,295 untuk variabel kesempatan kerja, sebesar 2,114 untuk pendidikan dan sebesar -9,502 untuk variabel kesehatan. Nilai t tabel pada tingkat keyakinan 95% (df n-2 = 22-2 = 20) menunjukkan angka sebesar 2,086. Dengan

(9)

29 - Volume 1, No. 4, November 2013 membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel dapat diinterpretasikan bahwa secara parsial kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan berpengaruh negatif secara nyata terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh.

Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa adanya pengaruh negatif kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan terhadap kemiskinan yang secara matematis dapat dilihat dari nilai koefisien regresi masing-masing variabel (menunjukkan angka negatif), sudah sesuai dengan landasan teoritis, penelitian terkait dan kerangka pemikiran logis. Semakin besar kesempatan kerja yang ditandai dengan semakin banyaknya penyerapan tenaga kerja, semakin tinggi tingkat pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat akan semakin rendah tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh. Sebaliknya apabila kesempatan kerja berkurang, tingkat pendidikan dan derajat kesehatan juga rendah maka kemiskinan akan semakin tinggi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kesempatan kerja berpengaruh negatif terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh, dapat disimpulkan semakin besar kesempatan kerja akan semakin sedikit jumlah penduduk miskin.

2. Pendidikan berpengaruh negatif terhadap kesmikinan di Provinsi Aceh. Dengan demikian dapat disimpulkan semakin baik tingkat pendidikan, akan semakin sedikit jumlah penduduk miskin. Kesehatan berpengaruh negatif terhadap kemiskinan di

Provinsi Aceh. Dengan demikian dapat disimpulkan semakin baik derajat kesehatan masyarakat akan semakin sedikit jumlah masyarakat miskin. Sebaliknya apabila derajat kesehatan masyarakat menurun, maka jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh akan meningkat.

3. Hasil pengujian statistik dengan menggunakan statistik uji F dan uji t, menyimpulkan baik secara simultan maupun parsial kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan berpengaruh negatif dan signifikan (nyata) terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh. Artinya peningkatan jumlah kesempatan kerja, pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat secara nyata dapat mengurangi jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh.

Saran

1. Sebaiknya pemerintah Provinsi Aceh memperluas kesempatan kerja di Provinsi Aceh, sehingga penduduk yang masuk dalam katagori angkatan kerja dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian yang mereka miliki. Peningkatan kesempatan kerja dapat dilakukan dengan mendorong pihak swasta untuk dapat membuka lapangan kerja di Provinsi Aceh. Selain itu, pemerintah Aceh juga dapat mengundang investor untuk melakukan investasi dengan tujuan dapat menyediakan kesempatan kerja bagi penduduk Provinsi Aceh.

(10)

Volume 1, No. 4, November 2013 - 30 2. Sebaiknya pemerintah Provinsi Aceh

meningkatkan kualitas pendidikan di Provinsi Aceh. Secara operasional, upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan penggunaan anggaran pendidikan untuk mendukung program pendidikan bagi anak usia sekolah. Tingkatkan jumlah penerima beasiswa pendidikan mulai dari pendidikan dasar, menengah hingga perguruan tinggi. Dengan demikian jumlah penduduk lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi semakin meningkat. Meningkatnya kualitas pendidikan ditandai dengan semakin banyaknya jumlah lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi memungkinkan penduduk Aceh untuk dapat bekerja sehingga mampu memperoleh pendapatan yang lebih baik, dan pada gilirannya dapat mengeluarkan mereka dari jurang kemiskinan.

3. Pemerintah Provinsi Aceh dipandang perlu mengambil kebijakan yang berorientasi pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Tingkatkan alokasi belanja pemerintah dalam bidang kesehatan terutama untuk penyediaan infrastruktur pendukung layanan kesehatan bagi masyarakat, termasuk penyediaan tenaga kesehatan sebagai “provider” layanan kesehatan guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan jasa kesehatan. Tingkatkan sosialisasi tentang pentingnya kesehatan bagi masyarakat, dan

pertahankan kebijakan asuransi kesehatan bagi seluruh penduduk Aceh.

4.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Sundaya, Y., 2008. Perluasan Model Ekonomi Rumahtangga Usaha Tani. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan. Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung.

Siregar, H., dan Tatan S. 2003. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pasar Tenaga Kerja dan Implikasi Kebijakannya Terhadap Sektor Pertanian di Kabupaten Bogor. Hasil Penelitian. IBP Bogor.

Arsyad, L., 2009. Ekonomi Pembangunan, Edisi Keempat. Bagian Penerbitan STIE Yogyakarta: YKPN.

Badan Pusat Statistik, 2002. Statistik Daerah Provinsi Aceh, BPS Provinsi Aceh.

Samuelson, Paul A dan William D. Nordhaus, 2007. Ilmu Makro Ekonomi, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Media Global Edukasi.

Sumodiningrat, G., 2009. JPS dan Pemberdayaan. Jakarta: Gramedia.

Todaro, MP dan Smith, 2006. Pembangunan Ekonomi. Edisi Sembilan. Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Jhingan, ML., 2003. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Gujarati, D., 2006. Ekonometrika Dasar. Alih Bahasa: Sumarno Zain. Jakarta: Erlangga. Sukirno, S., 2004. Makro Ekonomi. Jakarta:

Referensi

Dokumen terkait

Gejala stres negatif yang dialami mahasiswa dalam mengerjakan skripsi terdiri dari gejala fisik berupa timbulnya dalam wujud tidur tidak teratur, makan tidak teratur,

Oleh karena itu, dalam penelitian kali ini akan dibahas masalah pemahaman tujuan bisnis dan data yang akan digunakan pada proses data mining untuk menentukan tata

Simpulan penelitian ini, yaitu terdapat lima jenis hama yang menyerang tiga kultivar cabai rawit, pemilihan tiga kultivar cabai tidak berpengaruh terhadap kunjungan hama,

Dan, hasil perubahan Coulomb stress gempabumi Deli Serdang 16 Januari 2017 terjadi pada lobus negatif (warna biru), tempat stress telah terlepas sehingga mengalami relaksasi

Dimana metode tersebut digunakan untuk menganalisis pergerakan tanah di daerah penelitian yaitu Jembatan Cisomang, Tol Cipularang menggunakan metode geolistrik

Dari ratusan BUMN di Indonesia, hanya Pertamina dan PLN yang terdaftar di ranking Fortune 500. Ini tidak mencerminkan posisi Indonesia sebagai

Berdasarkan pantauan citra satelit Himawari dan dinamika atmosfer yang terjadi di wilayah Provinsi Jawa Tengah pada saat kejadian banjir dan Angin kencang di

Sanggup memberikan penggantian personil dengan kualifikasi yang setara apabila pihak RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah mengajukan penggantian personil baik pada saat