• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan prestasi belajar IPS siswa kelas IV sekolah dasar atas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perbedaan prestasi belajar IPS siswa kelas IV sekolah dasar atas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I - USD Repository"

Copied!
193
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS

SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR ATAS PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

JIGSAW

I

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh : Septi Widiasari

101134013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS

SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR ATAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE JIGSAW I

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh : Septi Widiasari

101134013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)

ii SKRIPSI

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS

SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR ATAS PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

JIGSAW

I

Disusun oleh: Septi Widiasari NIM : 101134013

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Drs. Y. B. Adimassana, M.A. Tanggal 26 Mei 2014

Pembimbing II

(4)

iii SKRIPSI

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS

SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR ATAS PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

JIGSAW

I

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Septi Widiasari

NIM: 101134013

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 12 Juni 2014

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. ………... Sekretaris : Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. ………...

Anggota : Drs. Y.B. Adimassana, M.A. ………...

Anggota : Rusmawan, S.Pd., M.Pd. ………...

Anggota : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ………...

Yogyakarta, 12 Juni 2014

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(5)

iv

MOTTO

Sekali jatuh bukan berarti akan terpuruk, terus

berdoa dan berusaha.

Tak kan bisa tahu sebelum mencoba!

(6)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan untuk :

Orang tuaku tercinta Bapak Agus Sugistiyono

dan Ibu Sugiyanti

terima kasih atas segala doa, kasih sayang, motivasi dan

segala pengorbanan yang telah mendorongku untuk terus

belajar dan menjadi seorang anak yang bisa dibanggakan ”

Adik-adikku tersayang Sonya, Wahyu dan

Elang

“terima kasih untuk semangat dan doa untukku, kalian adalah alasan untukku menjadi seorang kakak yang

tangguh”

Mas pacar tersayang Idhin Fahmi Putra

Setyawan

“terima kasih untuk semangat, motivasi, dan segala

bantuan yang telah diberikan serta menjadi partner kerja

yang terus mendukungku untuk terus belajar”

Sahabatku Irene Ika Kusuma Yunita

“terima kasih untuk dukungan, motivasi dan segala

bantuan yang telah diberikan selama masa perkuliahan

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 22 Juni 2014 Yang membuat pernyataan,

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Septi Widiasari

Nomor Mahasiswa : 101134013

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul:

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR ATAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE JIGSAW I

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 22 Juni 2014

Yang menyatakan

(9)

viii ABSTRAK

Widiasari, Septi.(2014).Perbedaan Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I Terhadap Prestasi Belajar IPS Kelas IV SD.Skripsi:Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum diketahuinya perbedaan prestasi belajar atas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar IPS kelas IV dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I pada materi koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi-experimental design tipe non-equivalent control group design. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV A dan IV B SD Kanisius Sorowajan. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan random sampling dan terpilih kelas IV A sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV B sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian ini berupa soal pilihan ganda untuk variabel prestasi belajar. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan pemberian pretest dan posttest pada masing-masing kelompok.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam hal prestasi belajar IPS antara kelompok yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I dan kelompok yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,004 (atau <0,05). Temuan penelitian ini memperkaya pemahaman tentang bagaimana dan mengapa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar siswa.

(10)

ix

ABSTRACT

Widiasari, Septi (2014). The Difference of Learning Achievement of Social Science of Students of Grade IV Elementary School and the Application of Cooperative Learning Model of Jigsaw I Type: Primary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.

The research has not been effected by causing the difference in learning achievements over the application of the cooperative learning model of jigsaw I. The research was aimed at identifying the differences of social science learning achievement of 4th grade students using the application of Cooperative Learning Model of Jigsaw I Type.

The type of research used in this study was quasi experimental type with non-equivalent control group design. The subject of this research are learners in 4th grade in the Kanisius Sorowajan Elementary School into experimental group, consisting of 28 students from IVB, and control group consisting of 28 students from IV A. Instruments for this study was in the form of multiple choice questions for the variable academic achievement. Data collecting technique used in this research was applied through conducting pretest and posttest to every group. Data analysis was performed with SPSS 20 consisting of two steps, i.e the first step was precondition tests comprising of normality test, and homogeneity test and the second step was hypothesis test.

The results showed that there were significance differences in IPS learning achievement between group using and group not using Cooperative Learning Model of Jigsaw I Type which was indicated with significance value mounting to 0,004 ( or <0,05). The findings of this research enriched an understanding of how and why Cooperative Learning Model of Jigsaw I Type l contributed to the learning achievement of student.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Perbedaan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar atas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I” sebagai salah satu syarat mendapat gelar sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dapat terselesaikan.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang membantu, memberi motivasi, mendukung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. G. Ari Nugrahanta SJ, S.S., BST, M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Drs. Y.B. Adimassana, M.A., selaku dosen pembimbing I, yang penuh kesabaran, ketelitian, selalu memberikan nasihat, dan dukungan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang penuh kesabaran, ketelitian, selalu memberikan nasihat, dan dukungan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen PGSD yang penuh kesabaran, mengajar, dan membagikan ilmu selama menempuh perkuliahan.

(12)

xi

8. B. Suwardi, S.Pd., selaku kepala sekolah SD Kanisius Sorowajan yang memberikan izin penelitian dan dukungan kepada peneliti.

9. Rosalia Septi Wulansari,S.Pd., dan Alexandra Sandra Kusmainah, S.Pd., selaku guru kelas IV A dan IV B di SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta yang bersedia memberikan waktu dan tenaganya sebagai guru mitra sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi.

10.Siswa kelas IV A dan IV B SD Kanisius Sorowajan tahun ajaran 2013/2014, yang dapat bekerja sama dalam penelitian untuk penyelesaian skripsi ini.

11.Bapak Agus Sugistiyono dan Ibu Sugiyanti selaku orang tua peneliti yang telah memberikan segala kasih sayang, motivasi, dukungan kepada peneliti untuk terus belajar dan menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

12.Adik-adikku, Sonya, Wahyu dan Elang yang telah memberikan semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi.

13.Idhin Fahmi Putra Setyawan, partner yang telah menemani peneliti hingga saat ini, mendukung dan selalu memberi motivasi kepada peneliti agar skripsi ini selesai tepat waktu.

14.Irene Ika Kusuma Yunita terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.

15.Teman-teman unyu Dian, Berta, Nia, Rinda, dan Kathrin yang selalu mendukung dan memotivasi peneliti.

16.Seluruh mahasiswa PGSD kelas A angkatan 2010, terima kasih atas kekompakan selama masa perkuliahan.

17.Teman-teman di kos Brojowikalpo 12B, Florentina, Siska, dan Lia, terima kasih telah hidup bersama menjadi keluarga selama menempuh masa perkuliahan.

(13)

xii

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 10 Juli 2014 Peneliti

(14)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA IMIAH ... vii

1.3 Tujuan Penlitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Belajar ... 9

2.1.1.1 Pengertian Belajar ... 9

2.1.1.2 Ciri-Ciri Belajar ...10

2.1.1.3 Prestasi Belajar ...11

(15)

xiv

2.1.2 IPS ...13

2.1.2.1 Hakekat Pembelajaran IPS ...13

2.1.2.2 Pembelajaran IPS di SD ...14

2.1.2.3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ...15

2.1.2.4 Materi Koperasi ...15

2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif ...16

2.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ...16

2.1.3.2 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ...18

2.1.3.3 Tujuan Pembelajaran Kooperatif ...19

2.1.3.4 Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif ...19

2.1.3.5 Keuntungan Pembelajaran Kooperatif ...21

2.1.3.6 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I ...21

2.1.3.7 Pembelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Koo- peratif Tipe Jigsaw I ...25

2.2 Kajian Penelitian Relevan ...29

2.3 Literatur Map ...32

2.4 Kerangka Berpikir ...33

2.5 Hipotesis Penelitian ...34

BAB III METODE PENELITIAN ...35

3.1 Jenis Penelitian ...35

3.2 Setting Penelitian ...37

3.3 Populasi dan Sampel ...38

3.4 Variabel Penelitian ...40

3.5 Definisi Operasional ...41

3.6 Instrumen Penelitian ...41

3.7 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...43

3.7.1 Validitas Instrumen ...43

3.7.2 Reliabilitas Instrumen ...47

3.8 Teknik Pengumpulan Data ...48

3.9 Teknik Analisis Data ...49

(16)

xv

3.9.2 Uji Statistik ... 50

3.9.2.1 Uji Homogenitas ... 50

3.9.2.2 Uji Beda Pretest ... 51

3.9.2.3 Uji Hipotesis ... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1 Hasil Penelitian ... 53

4.1.1 Deskripsi Data Penelitian ... 53

4.1.1.1 Data Prestasi Belajar ... 53

4.1.2 Analisis Data Penelitian ... 55

4.1.2.1 Uji Normalitas ... 55

4.1.2.2 Uji Homogenitas ... 60

4.1.2.3 Uji Beda Pretest ... 61

4.1.2.4 Uji Hipotesis ... 62

4.2 Pembahasan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 68

5.3 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ...70

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian ... 37

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian dan Pengambilan Data ... 38

Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 43

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Instrumen ... 46

Tabel 5. Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 47

Tabel 6. Hasil Reliabilitas ... 48

Tabel 7. Pengumpulan Data Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 49

Tabel 8. Perolehan Skor Pretest dan Posttest ... 54

Tabel 9. Data Prestasi Belajar ... 54

Tabel 10. Data Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen ... 57

Tabel 11. Data Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen ... 58

Tabel 12. Data Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol ... 59

Tabel 13. Data Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol ... 60

Tabel 14. Perbandingan skor pretest prestasi belajar ... 61

Tabel 15. Uji Beda Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 61

Tabel 16. Perbandingan skor posttest kelompok eksperimen dan kontrol ... 62

Tabel 17. Rangkuman Uji Homogenitas ... 64

Tabel 18. Rangkuman Pretest dan Posttest ... 65

Tabel 19. Rangkuman Perbandingan Skor Posttest ... 65

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Literatur Map dari Penelitian Relevan ... 32

Gambar 2. Design Penelitian menurut Tukiran Taniredja ... 36

Gambar 3. Hubungan Variabel Penelitian Menurut Sugiyono ... 41

Gambar 4. Kurva Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen ... 56

Gambar 5. Kurva Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen ... 57

Gambar 6. Kurva Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol ... 58

(19)

xviii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Perbandingan Skor Antara Skor Pretest dan Posttest pada

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 72

Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian ... 73

Lampiran 3. Silabus ... 74

a. Silabus Kelompok Eksperimen ... 74

b. Silabus Kelompok Kontrol ... 81

Lampiran 4. RPP ... 89

a. RPP Kelompok Eksperimen Pertemuan 1 ... 89

b. RPP Kelompok Eksperimen Pertemuan 2 ... 94

c. RPP Kelompok Eksperimen Pertemuan 3 ... 101

d. RPP Kelompok Kontrol Pertemuan 1 ... 107

e. RPP Kelompok Kontrol Pertemuan 2 ... 111

f. RPP Kelompok Kontrol Pertemuan 3 ... 115

Lampiran 5. Materi KD 2.2 ... 119

Lampiran 6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes ... 129

Lampiran 7. Instrumen Penelitian Variabel Prestasi Belajar ... 134

Lampiran 8. Deskripsi Data ... 140

a. Nilai Hasil Pretest Kelompok Eksperimen (IV A) ... 140

b. Nilai Hasil Pretest Kelompok Kontrol (IV B) ... 141

c. Nilai Hasil Posttest Kelompok Eksperimen (IV A) ... 142

d. Nilai Hasil Posttest Kelompok Kontrol (IV B) ... 143

Lampiran 9. Hasil Analisis Data Penelitian ... 144

a. Uji Normalitas ... 144

b. Uji Homogenitas ... 144

c. Uji Hipotesis ... 144

Lampiran 10. Hasil Uji Statistik dengan SPSS 20 ... 145

Lampiran 11. Foto-foto Saat Pembelajaran Berlangsung ... 147

Lampiran 12. Lembar Pengamatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran ... 153

Lampiran 13. Validasi Instrumen Oleh Guru dan Kepala Sekolah ... 156

Lampiran 14. Lembar Kerja Siswa ... 165

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peristiwa proses pembelajaran merupakan aktivitas yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Proses pembelajaran merupakan bentuk layanan yang memungkinkan pada diri anak dapat memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan diri anak. Perkembangan yang diharapkan terjadi itu tidak hanya berupa kemampuan kognitifnya saja, melainkan juga perubahan sikap dan perilaku seseorang melalui sebuah upaya pengajaran dan pelatihan agar dapat membantu anak untuk mampu melaksanakan kegiatan sehari-harinya.

(22)

Hartinah (2008) mengungkapkan perlunya pemahaman akan perkembangan anak dapat membantu keberhasilan proses pembelajaran karena jika kita memahami kemampuan awal yang dimiliki anak maka akan memudahkan kita untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan mengetahui kondisi awal yang dimiliki siswa maka pendidik dapat merumuskan berbagai macam kegiatan yang disesuaikan dengan perkembangan diri siswa tersebut. Pendidik dapat merencanakan model dan metode, pemilihan bahan ajar, strategi pengajaran yang sesuai dengan perkembangan anak.

Hal-hal yang dapat terjadi pada proses pembelajaran adalah kurangnya perhatian anak terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Masalah yang sering timbul dalam dunia pendidikan yaitu kurangnya perhatian guru terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Masih sering ditemui bahwa guru adalah satu-satunya yang mendominasi proses pembelajaran, sedangkan siswanya hanya duduk mendengarkan guru menjelaskan, mencatat, kemudian menghafalkannya. Apabila hal ini sering terjadi akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, siswa akan mudah melupakan sesuatu yang hanya bersifat hafalan. Berbeda jika siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran, meraka akan bisa belajar dari pengalaman yang diperoleh.

(23)

tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, selain itu juga akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Untuk itu guru perlu menyadari perlunya mengubah cara penyajian materi dengan menerapkan model dan metode yang inovatif dan guru juga perlu memperhatikan interaksi yang terjadi di dalam kelas. Kreatifias seorang guru juga sangat diperlukan dalam menerapkan model pembelajaran sehingga pembelajaran yang terjadi di dalam kelas akan lebih menarik dan disukai oleh siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif yaitu sebuah model pembelajaran yang rangkaian kegiatannya dilaksanakan secara berkelompok sehingga siswa hendaknya diberikan kesempatan untuk lebih aktif dalam melakukan kegiatan sendiri maupun bersama-sama dengan kelompoknya (Sanjaya, 2011:241). Kegiatan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara melakukan eksperimen terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya yang dibantu interaksi dengan teman sebaya sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman. Interaksi siswa dengan sesama siswa juga akan terjalin, melalui pembelajaran kooperatif siswa juga akan belajar untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun kelompok.

(24)

teman sebaya (peer teaching) melalui pembentukan kelompok belajar. Pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan kemampuan bersosialisasi siswa karena siswa hidup di tengah-tengah masyarakat yang memiliki pola pikir yang berbeda, sehingga untuk dapat hidup di lingkungan masyakat maka diperlukan kemampuan bersosialisasi yang baik.

Pembelajaran kooperatif akan terjalin dengan baik apabila masing-masing individu memiliki kesadaran bahwa mereka memiliki tanggung jawab yang sama terhadap keberhasilan kelompoknya, sehingga dibutuhkan kerjasama yang baik oleh setiap anggota kelompok. Siswa dapat saling membantu anatar anggota kelompok apabila ada salah satu anggota yang mengalami kesulitan dalam pemecahan masalah.

Terdapat 5 macam tipe yang dapat digunakan untuk pembelajaran kooperatif, yaitu STAD, Jigsaw, Investigasi Kelompok (Team Game Tournament atau TGT), Pendekatan Struktural yang meliputi Think Pair Share (TPS) dan Numbered Head Together (NHT) (Trianto, 2009:67). Huda (2012) mengungkapkan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif adalah tipe jigsaw I. Pada pembelajaran ini siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok

heterogen. Namun pada penelitian ini akan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I (tim ahli). Gambaran umum pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I yaitu siswa bekerja dalam kelompok kecil, masing-masing kelompok

(25)

diperoleh dari kelompok ahli. Setelah masing-masing anggota menjelaskan bagiannya maka guru akan menguji mereka secara individu untuk melihat ketercapaian tujuan pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I merupakan model pembelajaran yang menyenangkan karena siswa dapat bekerja secara berkelompok guna mencapai tujuan pembelajaran. Segala sesuatu yang dikerjakan secara berkelompok akan terasa lebih ringan daripada siswa harus bekerja secara mandiri. Di dalam kelompok siswa dapat saling bertukar informasi mengenai suatu hal. Sehingga siswa yang tidak tahu akan sebuah pemecahan masalah menjadi tahu, dan siswa yang memiliki prestasi kurang akan terbantu dengan teman yang memiliki prestasi tinggi.

Salah satu mata pelajaran yang dapat dilaksanakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I adalah IPS. Sapriya (2009) mengungkapkan bahwa mata pelajaran IPS tergolong dalam mata pelajaran yang kompleks karena didalamnya terdapat banyak sekali materi yang harus dipelajari dan dihafalkan. IPS tergolong dalam mata pelajaran yang bersifat hafalan dan siswa terkadang kesulitan untuk menguasai dan memahami materi yang diberikan guru. Dengan demikian akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

(26)

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa SD.

Alasan penulis memilih judul ini karena penulis ingin membuat siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat memahami materi pelajaran dengan baik dan akan tetap mengingatnya, maka penulis akan mencoba menerapkan proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pengajaran yang tidak monoton yaitu dengan cara melakukan diskusi, bekerja bersama kelompok untuk memecahkan masalah melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I pada siswa kelas IV SD Kanisius Sorowajan, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS khususnya pada kompetensi dasar menegenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu penulis menyusun sebuah penelitian yang berjudul “Perbedaan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SD dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I”. Alasan penulis memilih menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada kelas IV karena apabila model pembelajaran kooperatif diterapkan di kelas bawah akan mengalami kesulitan, biasanya siswa kelas bawah sulit untuk diajak bekerja secara berkelompok. Selain itu peneliti juga ingin memberikan inovasi terbaru dalam belajar secara berkelompok.

1.2 Pembatasan Masalah

(27)

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I dalam mata pelajaran IPS terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini dikhususkan pada materi koperasi di kelas IV semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Adapun sekolah yang peneliti gunakan untuk tempat penelitian yaitu di SD Kanisius Sorowajan.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut, apakah terdapat perbedaan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD atas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD atas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

1.5.1.1Menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw 1 terhadap prestasi belajar siswa.

(28)

1.5.1.3Menambah pengetahuan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw 1 dapat dijadikan acuan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikannya.

1.5.2 Manfaat Praktis

4.5.1.1Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada materi mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan manusia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw 1.

(29)

9 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Belajar

2.1.1.1Pengertian Belajar

“Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)” (Hamalik, 2001:27). Menurut pengertian yang telah

disebutkan, belajar merupakan sebuah proses yang dialami oleh seseorang dalam rangka memperoleh pengalaman sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Hamalik (2009) dalam bukunya Psikologi Belajar dan Mengajar menambahkan bahwa belajar tidak hanya meliputi mata pelajaran tetapi juga penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan, dan cita-cita.

(30)

Winkel (2004), merumuskan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dengan adanya interasi manusia dengan lingkungan yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap. Namun ada beberapa perubahan yang bukan merupakan akibat dari belajar, misalnya perubahan akibat kelelahan fisik, perubahan akibat menggunakan otot, perubahan akibat penyakit atau trauma fisik, perubahan akibat pertumbuhan jasmani.

Berdasarkan pengertian beberapa para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah sebuah kegiatan yang dilakukan manusia secara sadar dalam rangka memperoleh perubahan tingkah laku menjadi lebih baik melalui pengalamannya dengan individu lain maupun lingkungan.

2.1.1.2Ciri-Ciri Belajar

(31)

baik namun perubahan tersebut dapat terjadi apabila individu melakukan usaha untuk memperoleh perubahan dalam diri. (4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara : perubahan yang terjadi akibat belajar bersifat tetap dan tidak akan berubah. (5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah : individu akan menetapkan sebuah tujuan sebelun ia belajar. Dengan belajar maka individu akan mengalami perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. (6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku : perubahan yang diperoleh individu setelah melalui proses belajar

Jadi, berdasarkan ciri-ciri di atas dapat disimpulkan bahwa tidak semua perubahan merupakan hasil dari belajar. Seseorang dapat dikatakan telah belajar jika mengalami perubahan tingkah laku tetapi perubahan tersebut bukan dikarenakan pertumbuhan fisik atau kedewasaan, bukan karena kelelahan, penyakit, pengaruh obat-obatan. Perubahan yang terjadi harus bersifat permanen, tahan lama, menetap dan tidak berlangsung sesaat.

2.1.1.3Prestasi Belajar

(32)

akhir dalam bentuk nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru. Kedua pengertian mengenai prestasi belajar ini hampir sama bahwa prestasi belajar itu berupa pemahaman akan sebuah pengetahuan tang biasanya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru.

Prestasi belajar merupakan pengungkapan hasil belajar yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa (Muhibbin, 2003:216).

Berdasarkan pengertian mengenai prestasi menurut para ahli, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah segala perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang biasanya dituangkan dalam bentuk angka/ nilai. Namun dalam penelitian ini lebih fokus pada prestasi belajar aspek kognitif.

2.1.1.4Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Slameto, 2010:54). Berikut ini penjelasan dari ketiga faktor yang mempengaruhi belajar :

2.1.1.4.1 Faktor Intern

(33)

kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani dapat dilihat dari kondisi tubuhnya yang lemah sedangkan kelelahan rohani dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan.

2.1.1.4.2 Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi belajar yang berasal dari luar dirinya. Faktor ekstern dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (1) faktor keluarga, faktor keluarga seperti bagaimana cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasanan rumah, dan keadaan ekonomi keluarga tentu memberikan pengaruh bagi seseorang dalam belajar. (2) faktor sekolah, selain keluarga, sekolah juga memberikan pengaruh kepada seseorang dalam belajar misalnya saja metode guru dalam mengajar, kurikulum sekolah, relasi siswa dengan guru maupun siswa dengan sesama siswa, dan fasilitas sekolah. (3) faktor masyarakat, masyarakat tentu memberikan pengaruh bagi sesorang dalam belajar karena setiap individu selalu berada didalam masyarakat.

2.1.2 IPS

2.1.2.1Hakekat Pembelajaran IPS

(34)

terpadu (integrated) dari sejumlah mata pelajaran bertujuan agar pembelajaran ini lebih bermakna bagi siswa sehingga materi yang diberikan sesuai dengan lingkungan, karakteristik, dan kebutuhan siswa.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah sebuah ilmu yang membahas tentang interaksi manusia dengan lingkungannya dimana ia tumbuh dan berkembang di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang dihadapkan pada berbagai permasalahan yang terjadi. (Solihatin, Raharjo, 2008:15).

Dari bebrepa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa IPS merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan manusia di masyarakat, sehingga ia mampu berinteraksi dengan lingkungan dan mampu bersosialisi dengan baik apabila terjadi masalah dilingkungan tempat ia berada. Pembelajaran IPS juga juga bertujuan untuk memberikan bekal kepada individu dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

2.1.2.2Pembelajaran IPS di SD

(35)

kehidupan sosialnya dan dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan sehingga dapat menjadi warga negara yang baik.

2.1.2.3Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Berikut rincian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang digunakan: Standar Kompetensi

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

Kompetensi Dasar

2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.1.2.4Materi Koperasi

Materi koperasi merupakan materi yang terdapat pada standar kompetensi

2 yaitu “Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonoi, dan kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten/kota dan provinsi” dan kompetensi dasar 2.2 yaitu

“mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan”.

Materi ini membahas tentang sendi-sendi koperasi, struktur organisasi dan lambang koperasi, modal dan usaha koperasi, peran koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam penelitian ini, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I digunakan untuk meyampaikan materi koperasi. Siswa dibagi menjadi

(36)

kepada siswa dalam kelompok asal dan setiap siswa bertanggung jawab mempelajari satu bagian materi pembelajaran tersebut. Selanjutnya siswa yang mendapat bagian materi yang sama berkumpul menjadi satu membentuk kelompok ahli dan mendiskusikan bagian materi tersebut. Siswa dalam kelompok ahli menyusun rencana bagaimana menyampaikan informasi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Setelah selesai berdiskusi siswa dalam kelompok ahli kembali lagi ke kelompok asal untuk menyampaiakan materi pembelajaran yang baru saja di diskusikan. Setelah diadakan diskusi dalam kelompok asal, maka guru mengadakan kuis untuk mengevaluasi materi pembelajaran yang baru saja dipelajari.

2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I 2.1.3.1Pengertian Pembelajaran Kooperatif

(37)

Taniredja (2011) mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa yang lain dalam mengerjakan tugas yang terstruktur. Sejalan dengan pemikiran Nurulhayati (2002) bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa secara aktif dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi.

Pembelajaran kooperatif tidak hanya bekerja secara berkelompok namun siswa juga harus memiliki niat bekerjasama dengan anggota kelompok lain dalam kegiatan pembelajaran (Lie, 2010:38).

Sanjaya (2006), mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan pembelajaran siswa yang dilakukan secara berkelompok untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok yang beranggotakan empat sampai enam kelompok dengan struktur kelompok memiliki kemampuan yang bersifat heterogen (Rusman, 2010:202). Jadi, dalam pembelajaran kooperatif kemampuan masing-masing kelompok sama terdiri dari siswa yang dianggap pintar dan siswa yang memiliki kelemahan dalam belajar.

(38)

memiliki sikap terbuka dan mempunyai kesadaran bahwa keberhasilan kelompok merupakan tanggung jawab bersama sehingga kerjasama kelompok sangat dibutuhkan. Model pembelajaran kooperatif, siswa diberikan dua tanggung yaitu siswa belajar untuk dirinya sendiri dan membantu anggota kelompoknya untuk belajar.

2.1.3.2Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

(39)

Jadi, berdasarkan ciri-ciri tersebut diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran namun tidak hanya keberhasilan dalam mencapai hasil belajar yang baik, tetapi juga siswa dapat saling menerima perbedaan anggota kelompoknya dan siswa dapat belajar untuk mengembangkan keterampilan sosialnya.

2.1.3.3Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif menurut Depdiknas yaitu (1) meningkatkan hasil akademik, dalam hal ini siswa yang lebih mampu mengajari siswa yang kurang mampu sehingga siswa yang kurang mampu tersebut dapat meningkatkan hasil belajarnya, (2) memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang memiliki latar belakang yang berbeda, perbedaan tersebut terletak pada perbedaan suku, agama, budaya, dan lain-lain, (3) mengembangkan keterampilan sosial siswa, dalam mengikuti pembelajaran kooperatif maka siswa akan mengeluarkan pendapat, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, bekerja dalam kelompok, sehingga keterampilan bersosialisasi siswa akan terbentuk.

2.1.3.4Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif

(40)

memahami materinya sendiri secara otomatis tanggung jawab perseorangan akan terbentuk. (3) tatap muka, pada unsur ini setiap kelompok diwajibkan untuk bertemu secara langsung dan melakukan diskusi. (4) komunikasi antar anggota, pada bagian ini keterampilan berkomunikasi dari masing-masing anggota sangat dibutuhkan. Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kemampuan anggota untuk mendengarkan pendapat anggota lain dan kemampuan mengutarakan pendapatnya. (5) evaluasi proses kelompok, menjadwalkan waktu khusus untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya dapat bekerjasama dengan lebih efektif. Jadi, dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya belajar secara berkelompok melainkan dalam belajar kooperatif masing-masing siswa harus beranggapan bahwa mereka memiliki tanggung jawab yang sama atas segala sesuatu yang terjadi di dalam kelompoknya.

(41)

siswa kemudian guru tidak melihat proses diskusi di dalam kelompok, guru biasanya malah mengerjakan tugas yang lainnya.

2.1.3.5Keuntungan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif

Terdapat banyak keuntungan yang bisa didapat dalam pembelajaran kooperatif, Sugiyanto (2010) menjabarkannya sebagai berikut : (1) meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial, (2) memungkinkan para siswa saling belajartidak hanya mengenai materi pelajaran saja tetapi juga mengenai sikap, keterampilan, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan, (3) memudahkan siswa untuk menyesuaikan diri dalam bersosialisasi, (4) menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri, (5) membangun relasi persahabatan, (6) meningkatkan rasa saling percaya terhadap sesama, (7) meningkatkan kemampuan memandang dan situasi dari berbagai perspektif, (8) meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasa lebih baik, (9) meningkatkan rasa saling menghargai terhadap perbedaan kemampuan, suku, jenis kelamin, kelas sosial, agama, dan etnis. Pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa tidak hanya memperoleh kemampuan dalam aspek kognitif saja, tetapi juga dalam aspek afektif dan psikomotor juga

2.1.3.6Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I

2.1.3.6.1 Definisi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I

(42)

ukir namun ada juga yang mneyebutnya degan istilah puzzle. Pembelajaran tipe Jigsaw ini siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerjasama

dengan siswa lain untuk mencapai tujuan pembelajaran (Rusman, 2009). Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik beratkan pada kerja kelompok siswa dalam kelompok kecil.

Model pembelajaran ini guru membagi sebuah topik besar menjadi komponen-komponen yang lebih kecil, kemudian guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat sampai enam orang. Masing-masing kelompok bertanggung jawab atas penguasaan topik yang telah ditugaskan oleh guru. Di dalam kelompok belajar kooperatif tersebut topik yang didapat dipecah lagi menjadi sub topik, dan siswa dari amsing-masing kelompok yang bertanggung jawab atas sub topik yang sama berkumpul dan membentuk kelompok lagi (kelompok ahli).

(43)

Kegiatan yang dilakukan selama melaksanakan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menurut Rusman (2010) adalah sebagai berikut : (1) Siswa memperoleh topik-topik permasalahan untuk dibahas, sehingga ia akan memperoleh informasi dari pembahasan tersebut; (2) Diskusi kelompok ahli. Siswa yang mendapatkan permasalahan yang sama berkumpul bersama anggota kelompok lain yang mendapatkan permasalahan yang sama pula (tim ahli) kemudian membicarakan permasalahan tersebut bersama-sama untuk memperoleh informasi; (3) Laporan kelompok. Setelah berdiskusi bersama kelompok ahli, maka kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan hasil pembahasan yang didapat dari diskusi bersama tim ahli; (4) Kuis. Guru akan melakukan evaluasi dengan cara memberikan kuis untuk masing-masing anak. Kuis mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan tadi.

2.1.3.6.2 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I

Berikut ini kan diulas mengenai langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I (Trianto, 2009) :

2.1.3.6.2.1 Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok beranggotakan 5-6 orang yang memiliki kemampuan heterogen atau berbeda-beda baik siswa yang memiliki tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, serta jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari suku, ras, agama, dan budaya yang berbeda. Kelompok ini disebut dengan kelompok asal

(44)

2.1.3.6.2.3 Anggota dari kelompok lain yang mempelajari sub bab yang sama berkumpul menjadi satu dan membentuk kelompok baru. Kelompok ini disebut dengan kelompok ahli.

2.1.3.6.2.4 Dalam kelompok ahli siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama kemudian menyusun rencana bagaimana menyampaikan sub bagian materinya kepada kelompok asal.

2.1.3.6.2.5 Setiap aggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompok asal bertugas mengajari teman-temannya.

2.1.3.6.2.6 Guru bertugas memfasilitasi jalannya diskusi kelompok baik yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal.

2.1.3.6.2.7 Pada bagian diskusi kelompok asal, siswa dikenai tagihan berupa kuis untuk mengevaluasi hasil belajar siswa.

2.1.3.6.3 Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I

Berdasarkan uraian di atas mengenai model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I, peneliti dapat merumuskan kelebihan model pembelajaran kooperatif

(45)

Meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi; (7) Melatih keberanian siswa untuk mengajarkan materi yang telah ia dapat kepada anggota kelompok lain; (8) Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah.

2.1.3.6.4 Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I

Berdasarkan uraian di atas mengenai model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I, peneliti dapat merumuskan kelebihan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw I antara lain : (1) Kegiatan belajar-mengajar membutuhkan lebih banyak waktu dibandingkan metode lain, misalnya ceramah karena dalam ceramah guru berperan sebagai pemegang kendali atas proses kegiatan belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas; (2) Metode ini memerlukan kemampuan lebih karena setiap kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda; (3) Kondisi kelas yang cenderung ramai karena perpindahan siswa dari kelompok satu ke kelompok lain; (4) Butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang agar berjalan dengan baik; (5) Memerlukan dana yang lebih besar untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran.

2.1.3.7Pembelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw I

(46)

mata pelajaran IPS. Luasnya cakupan materi memberikan hambatan bagi guru dalam menyajikan materi pembelajaran. Ahmad Susanto (2002), menjelaskan bahwa dalam kenyataannya masih terdapat guru yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam melakukan pembelajaran bidang studi IPS. Dalam hal ini peran guru dan buku-buku teks masih merupakan sumber utama dalam belajar sehingga membuat siswa cenderung bersikap masa bodoh terhadap mata pelajaran itu sendiri maupun gejala-gejala sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Oleh karena itu seorang guru dituntut untuk mengembangkan model atau metode-metode pembelajaran yang beragam agar suasana belajar menjadi lebih baik lagi. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam mata pelajaran IPS yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I dimana siswa dapat belajar bersama kelompok sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran yang memiliki cakupan luas sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Model pembelajaran ini saya terapkan dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD Kanisius Sorowajan, untuk melihat apakah ada perbedaan pengaruh terhadap prestasi belajar IPS siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(47)

kelompok ahli maupun kelompok asal sehingga siswa akan lebih memahami materi pelajaran. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang saya lakukan dalam kelas eksperimen adalah sebagai berikut :

2.1.3.7.1 Guru memberikan motivasi kepada siswa terlebih dahulu agar siswa bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajan.

2.1.3.7.2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan gambaran mengenai pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I.

2.1.3.7.3 Siswa dengan bimbingan dari guru membentuk kelompok asal yang terdiri dari beberapa siswa yang bersifat heterogen atau memiliki kemampuan yang berbeda-beda.

Asal 1 Asal 2 Asal 3

Asal 4 Asal 5 Asal 6

2.1.3.7.4 Setiap anggota dalam kelompok dibagikan tugas untuk mempelajari materi yang berbeda.

2.1.3.7.5 Setiap siswa yang mendapat bagian materi yang sama berkumpul membentuk kelompok ahli.

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

(48)

Ahli 1 Ahli 2 Ahli 3

Ahli 4 Ahli 5

2.1.3.7.6 Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli sesuai dengan tugasnya masing-masing.

2.1.3.7.7 Siswa kembali ke kelompok asal dan menyampaikan hasil diskusi dalam kelompok ahli kepada kelompok asal secara bergantian.

2.1.3.7.8 Guru bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahui siswa. 2.1.3.7.9 Guru mengadakan kuis dan meluruskan kesalahpahaman, memberikan penguatan dan kesimpulan.Siswa mengerjakan lembar evaluasi yang sudah disediakan guru.

Dalam setiap pertemuan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan hampir sama, yang membedakan adalah materi pembelajaran yang digunakan sebagai sumber belajar siswa. Selain itu, pada pertemuan terakhir guru juga memberikan posttest untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa dan prestasi siswa.

Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I, siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya karena siswa mengalami sendiri proses belajarnya mulai dari mencari sumber yang dijadikan bahan belajar, materi

1 1 1 1 1

2 2 2 2 2

3 3 3 3 3

4 4 4 4 4

(49)

pelajaran, dan berdiskusi dalam kelompok saling bertukar pikiran antar sesama anggota kelompok. Hasil tersebut tentu akan berbeda dengan kelompok kontrol yang hanya menggunakan model pembelajaran konvensional. Sehingga akan terlihat perbedaan prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I dengan prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

2.2 Kajian Penelitian Relevan

Hasil penelitian yang relevan berisi mengenai penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang dapat mendukung peneitian ini. Berikut ada beberapa penelitian relevan yang akan dibahas :

2.2.1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP.

(50)

kooperatif tipe jigsaw dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa telah dilaksanakan sehingga pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa yang tergambar dari meningkatnya secara signifikan hasil belajar siswa.

2.2.2 Peningkatan Prestasi Belajar Menggunakan Model Cooperative Learning Teknik Jigsaw dalam Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV B SDN Denggung Sleman Tahun Pelajaran 2009/2010.

Penelitian yang dilakukan oleh Ari Trisnawati (2010), bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model pemblejaran Cooperative Learning teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV B SDN Denggung

Sleman dalam mata pelajaran IPS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Pada siklus I peneliti membagi kelompok yang beranggotakan 6 orang sedangkan pada siklus II peneliti membagi kelompok yang beranggotakan 4 orang. Masing-masing siklus dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Data yang dikumpulkan menggunakan instrumen tes tertulis.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan dalam prestasi belajar, ditandai dengan nilai rata-rata ulangan kelas pada kondisi awal 58,00 meningkat pada akhir siklus pertama yaitu 67,93 dan mencapai 75,86 pada akhir siklus kedua. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV B SDN Denggung Sleman.

(51)

Penelitian yang dilakukan oleh Prabawa (2013), bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I terhadap minat dan prestasi belajar siswa kelas V SDK Sengkan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 mata pelajaran IPS materi mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi-experimental design tipe non-equivalent control group design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDK Sengkan yang terdiri dari kelas VA sebanyak 31 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas VB sebanyak 32 siswa sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan angket awal, angket akhir, pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(52)

2.3 Literatur Map

Gambar 1. Literatur Map dari Penelitian Relevan Khanafiyah, dkk (2010)

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw – Kemampuan

Memecahkan Masalah

Penelitian terdahulu Penelitian yang

dilaksanakan

Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw I

Prestasi Belajar

Yang perlu diteliti : Perbedaan Prestasi Belajar IPS

Siswa Kelas IV SD dengan Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe jigsaw I Trisnawati, Ari (2010)

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw – Prestasi

Belajar

Prabawa, Arif Eka (2013) Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I – Minat dan

(53)

2.4 Kerangka Berpikir

IPS merupakan mata pelajaran yang komplek dan memiliki cakupan materi yang luas. Materi yang disajikan juga bersifat teoritis, namun mata pelajaran IPS juga dapat membantu siswa untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam lingkungan sosialnya. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah salah satu model belajar secara berkelompok yang terdiri dari emapat sampai enam siswa dengan kemampuan yang heterogen.

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat membantu siswa untuk berlatih bertanggung jawab dan bekerja sama, karena siswa akan belajar dan berdiskusi dengan anggota kelompok lain, Selain itu juga terdapat kelompok ahli dimana siswa dapat mendalami materi bersama dengan anggota kelompok yang mendapatkan permasalahan yang sama. Siswa juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan apa yang telah ia peroleh selama berdiskusi dengan kelompok ahli.

(54)

dan dapat saling melengkapi satu sama lain sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

2.5 Hipotesis Penelitian

(55)

35 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen karena penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sebab akibat yaitu dengan cara membandingkan satu kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu kelompok kontrol yang tidak menerima perlakuan sebagai pembanding. Terdapat empat macam bentuk desain eksperimen yaitu Pre-Experimental, True-Experimental, Factorial True-Experimental, dan Quasi Experimental (Sugiyono,

2011:73).

Metode penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian quasi experimental tipe Nonequivalent Control Group Design. Sugiyono (2011 : 77)

mengatakan bahwa ketika menggunakan jenis penelitian quasi experimental maka penelitian ini memiliki kelompok kontrol, namun kelompok kontrol tersebut tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi experimental digunakan ketika peneliti tidak dapat mengontrol seluruh siswa pada kelas tertentu.

(56)

Langkah pertama yang dilakukan sebelum diberikan perlakuan adalah memberikan pretest untuk mengetahui homogenitas antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kemudian pada kelompok eksperimen diberikan sebuah perlakuan yaitu dalam proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I, sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan yang sama. Setelah kelompok tersebut diberi perlakuan kemudian diberikan posttest. Hasil posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol kemudian dibandingkan untuk mengetahui apakah memang terdapat perbedaan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I. Pola design ini dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2 : Design Penelitian menurut Tukiran Taniredja (2011:56) Keterangan :

𝑂1 : Rerata skor pretest kelompok ekperiment

𝑂3 : Rerata skor pretest kelompok kontrol

X : Rerata skor perlakuan tindakan (treatment) pada kelompok eksperimen

𝑂2 : Rerata skor posttest kelompok eksperimen

𝑂4 : Rerata skor posttest kelompok kontrol

𝑂3 𝑂4

(57)

3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian tentang perbedaan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I dilakukan di SD Kansisus Sorowajan. Lokasi sekolah ini terletak di tengah-tengah kota tepatnya terletak di JL. Sorowajan No. 111 Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Letak sekolah ini berada di dekat permukiman dan jauh dari jalan raya. Meskipun tidak berada di pinggir jalan besar namun akses menuju sekolah ini sangat mudah dijangkau. Keadaan sekolah sangat kondusif untuk belajar karena keramaian jalan raya tidak terdengar dari sekolah tersebut.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada awal semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November-Juni 2014. Berikut ini jadwal penelitian yang telah disusun :

Tabel 1. Jadwal Penelitian

No. Kegiatan

5. Validasi instrument

6. Pelaksanaan penelitian

7. Penyusunan bab IV

8. Penyusunan bab V

9. Ujian pendadaran dan

(58)

Berikut ini rincian waktu pelaksanaan penelitian dan pengambilan data di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 :

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian dan Pengambilan Data

Kelompok Hari, tanggal Pertemuan Kegiatan Alokasi Waktu asal dan ahli serta kuis

2 x 40 menit asal dan ahli serta kuis

2 x 40 menit

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Sugiyono (2011), mengungkapkan “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas:objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan”. Jadi populasi tidak hanya merupakan sejumlah orang / subjek secara

(59)

kedisiplinan, dan lain-lain. Bahkan menurut Sugiyono (2011), satu orang pun juga merupakan populasi karena satu orang tersebut memiliki karakteristik. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas IV A dan IV B SD Kanisius Sorowajan yang memiliki dua kelas paralel. Alasan peneliti memilih SD Kanisisus Sorowajan untuk dijadikan tempat dilakukannya penelitian dikarenakan berdasarkan hasil pengamatan, guru sudah menggunakan model pembelajaran kooperatif namun dalam pelaksanaannya kurang optimal. Kerjasama yang terjalin juga masih kurang karena masih terlihat beberapa siswa yang dominan di dalam kelompok. Oleh karena itu peneliti memilih SD ini karena peneliti merasa siswa di SD tersebut memiliki potensi untuk dilakukannya penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I.

Sugiyono (2011) juga mengungkapkan “sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel yang diambil juga

harus representative agar kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi. Teknik pengambilan sampel dibagi menjadi dua yaitu Probability sampling dan Non probability sampling.

(60)

atau anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Cara pengambilan sampel yaitu dengan dilakukannya undian kelas manakah yang akan menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Namun sampel dari masing-masing kelompok tidak dipilih secara random melainkan menggunakan kelas yang sudah ada.

3.4 Variabel Penelitian

Sugiyono (2011:38), mengungkapkan bahwa variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi kemudian ditarik kesimpulannya. Macam-macam variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen sering disebut oleh variabel bebas, pada penelitian ini variabel independennya adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I, sedangkan variabel dependennya adalah prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.

Pada penelitian ini terdapat dua variabel. Variabel yang pertama adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I, sedangkan variabel yang kedua adalah prestasi belajar.

Gambar 3 : Hubungan variabel penelitian menurut Sugiyono (2009:61) X

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I

(variabel independen)

Y

Prestasi belajar IPS

(61)

3.5 Definisi Operasional

3.5.1 Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I adalah dalampembelajaran kooperatif tipe jigsaw I terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Siswa membahas tentang satu materi pokok (kelompok asal) kemudian didalam kelompok asal tersebut siswa dibagi lagi untuk membahas sub materi pokok yang berbeda. Siswa yang mendapat bagian yang sama berkumpul menjadi satu dalam kelompok ahli kemudian siswa saling bertukar informasi didalam kelompok ahli. Setelah diskusi dalam kelompok ahli selesai, siswa kembali lagi ke kelompok asal. Siswa bertugas untuk menyampaikan informasi yang didapat dari kelompok ahli. Setiap akhir pelajaran guru akan memberikan kuis sebagai bentuk evaluasi. Tingkat keberhasilan penggunaan model pembelajaran ini bergantung pada siswa. 3.5.2 Prestasi belajar ialah segala perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang biasanya dituangkan dalam bentuk angka / nilai. Pada penelitian ini peneliti hanya akan melihat aspek kognitif saja untuk melihat pengaruh penggunaan suatu model pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa.

3.6 Instrumen Penelitian

(62)

kemudian diujicobakan ke kelas V SD Kanisius Sorowajan dengan jumlah responden sebanyak 31 siswa dan diperoleh 20 soal yang valid. alasan peneliti melakukan uji kelayakan instrumen di kelas V SD Kanisius Sorowajan karena siswa dikelas V pernah mempelajari materi yang akan digunakan untuk penelitian, yaitu materi tentang peran koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berikut ini akan diuraikan mengenai kisi-kisi soal yang peneliti gunakan untuk mengukur prestasi belajar melalui pretest dan posttest.

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Kelas/ Semester : IV/ 2

Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi.

Kompetensi Dasar : 2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

No. Indikator Nomor Soal Jumlah Soal

1. Memahami sendi-sendi koperasi 1, 3, 4, 5, 8, 11, 28, 7

2. Menjelaskan macam-macam koperasi 6, 9, 10, 12, 29 5

3. Menyebutkan struktur organisasi koperasi dan lambang koperasi

13, 20, 21, 22, 23 5

4. Memberi contoh modal dan usaha koperasi 7, 14, 15, 16, 17, 18, 30

7

5. Menyimpulkan peran koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat

2, 19, 24, 25, 26, 27 6

Pemberian soal tes pilihan ganda diberikan dengan cara pretest dan posttest, soal pretest diberikan pada kelompok kontrol dan eksperimen sebelum

(63)

mengetahui apakah terjadi peningkatan terhadap prestasi belajar setelah mendapat perlakuan atau tidak. Tes diberikan kepada siswa SD Kanisius Sorowajan.

3.7 Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.7.1 Validitas Instrumen

Peneliti akan melakukan uji coba instrument untuk melihat apakah instrument yang peneliti susun sudah baik dan untuk melihat kualitas instrumen yang disusun. Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh

mana ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukuran, “validitas”

merupakan sebuah kata benda, “valid” merupakan kata sifat (Arikunto, 2012:72).

Hasil penelitian yang valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi (Sugiyono, 2011:120).

Azwar (2012) menjelaskan bahwa validitas dibagi menjadi tiga yaitu validitas isi, validitas konstruk, dan validitas kriteria. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, validitas konstruk, dan validitas empiris. Berikut akan diuraikan penjelasannya :

3.7.1.1Validitas konstruk

Uji validitas konstruk pada penelitian ini menggunakan pendapat para ahli (judgment experts). Butir-butir soal yang ada dikonstruksikan kesesuaiannya

(64)

skala likert dengan rentang jawaban dari sangat baik hingga buruk sekali. Berikut rentang jawaban dalam lembar yang digunakan untuk uji validitas konstruk :

Sangat Baik (SB) : 5 Baik (B) : 4 Cukup (C) : 3 Buruk (BR) : 2 Buruk Sekali (BS) : 1

Pendapat ahli yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah SD Kanisius Sorowajan, guru kelas IV A dan kelas IV B SD Kanisius Sorowajan. Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini antara lain silabus, RPP, materi pelajaran, instrumen penelitian yaitu soal pretest dan posttest. Seluruh perangkat pembelajaran tersebut dilakukan exspert judgment oleh para ahli yang telah disebutkan di atas.

3.7.1.2Validitas isi

(65)

3.7.1.3Validitas empiris

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi dengan bentuk soal pilihan ganda (multiple choice). Andi Field (2009:182), mengungkapkan bahwa soal pilihan ganda merupakan data dikotomi karena memiliki 2 kategori yaitu kategori benar dan kategori salah. Penghitungan statistik untuk data dikotomi yaitu menggunakan point biserial karena hanya ada dua kategori jawaban yaitu benar dan salah serta menggunakan bantuan program SPSS statistics 20.00 for windows. Langkah-langkah untuk melakukan uji validitas,

terlebih dahulu kita harus memasukkan data skor perolehan siswa dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2007 dan menghitung skor total perolehan siswa. Setelah itu kemudian mentabulasi data pada program SPSS Statistics 20 for Windows.

Item soal yang valid ditandai dengan tanda (*) dan (**). Peneliti telah membuat 30 soal pilihan ganda, setelah diujikan diperoleh 20 soal yang valid. peneliti menggunakan kelas V sebagai subyek dalam uji validitas soal karena siswa kelas V sudah pernah menerima materi yang akan diujikan sebelumnya. Output perhitungan validitas dengan menggunakan program SPSS Statistics 20 for Windows dicantumkan pada lampiran 11. Hasil uji validitas instrumen dalam

(66)

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Instrumen

(67)

3.7.2 Reliabilitas Instrumen

Arikunto (2012:100) reliabilitas merupakan keajegan dari sebuah instrument penelitian. Maksud dari keajegan tersebut apabila instrument penelitian tersebut diujikan dalam kurun waktu yang berbeda maka hasil yang diperoleh tidak akan jauh berbeda dengan hasil yang diperoleh sebelumnya.

Pengujian reliabilitas instrument dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik, namun dalam penelitian ini penentuan reliabilitas instrumen menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan menggunakan perhitungan SPSS 20. Alasan peneliti menggunakan teknik Alpha Cronbach karena teknik ini lebih fleksibel dapat digunakan untuk menghitung aitem soal ganjil atau genap. Aitem tes yang valid akan dihitung reliabilitasnya menggunakan bantuan program SPSS sedangkan aitem tes yang tidak valid tidak dipakai dalam menghitung reliabilitas instrumen. Berikut ini tabel klasifikasi koefisien reliabilitas menurut Masidjo (2006:209) :

Tabel 5. Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas (Masidjo, 1995:209) Koefisien Korelasi Kualifikasi

±0,91 – ±1,00 Sangat tinggi

±0,71 – ±0,90 Tinggi

±0,41 – ±0,70 Cukup

±0,21 – ±0,40 Rendah

0 – ±0,20 Sangat rendah

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 20 for windows. Uji reliabilitas dilakukan dengan cara mengambil item soal yang

Gambar

Gambar 2. Design Penelitian menurut Tukiran Taniredja  ............................  36
Grafik 1. Perbandingan Skor Antara Skor Pretest dan Posttest pada
Gambar 1. Literatur Map dari Penelitian Relevan
Gambar 2 : Design Penelitian menurut Tukiran Taniredja (2011:56)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang didapat adalah pelaksanaan teknologi PTT berjaln dengan baik, dan mengalami perkembangan produksi dari tahun ke tahun, kemudian tingkat keberhasilan

adalah beban yang lebih besar daripada standar beban angin untuk bangunan gedung menurut PMI 1983 sehingga diharapkan struktur yang terjadi mempunyai kekuatan maksimum..

bahwa dalam rangka pembinaan, penataan, dan pengendalian atas setiap kegiatan mendirikan, merubah, dan/atau menambah bangunan yang dilakukan oleh orang pribadi atau

bahwa bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 4 Tahun 2000

Laporan keuangan merupakan informasi yang menunjukkan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang telah lalu dan prospeknya di

Tujuan dari pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang memiliki kepribadian Islam yang sempurna, yakni memiliki keimanan yang kuat dan kokoh kepada Allah SWT, sehingga dari

Hasil dari penelitian ini menunjukan ada lima tipe deixis yang terdapat dalam naskah film “The Expendables” oleh David Callaham and Sylvester Stallone, yaitu

Sedangkan pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa rata-rata skor pengetahuan responden tentang rokok pada saat pre-test adalah 13.69 dengan standar deviasi 1.568 dan pada saat