• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ubi Kayu 1. Sistematika Tanaman - Imam Mahmudi BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ubi Kayu 1. Sistematika Tanaman - Imam Mahmudi BAB II"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

A. Ubi Kayu

1. Sistematika Tanaman

Dalam sistematika tanaman, ubi kayu termasuk kelas Dicotyledoneae.

Ubi kayu masuk dalam famili Euphorbiaceae yang mempunyai 7.200

spesies, beberapa diantaranya mempunyai nilai komersial, seperti karet

(Hevea brasiliensis), jarak (Ricinus comunis dan Jatropha curcas), umbi-umbian (Manihot sp), dan tanaman hias (Euohorbia sp). Klasifikasi

tanaman ubi kayu sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Ordo : Euphorbiales

Familia : Euphorbiaceae

Genus : Manihot

(2)

Gambar 1. Tanaman Ubi Kayu (Manihot utilisima)

2. Morfologi Tanaman Ubi Kayu

a. Akar

Ubi kayu mempunyai sistem perakaran tunggang, sehingga penyebaran pertumbuhan akarnya dapat mencapai diameter > 30 cm, menyesuaikan dengan diameter tajuk daunnya. Akar ubi kayu selain berfungsi sebagai penyerapan mineral dan unsur hara, juga berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan berupa glukosa (pati). Pada akar lateral muda mula-mula mengembung dan terus terisi oleh glukosa yang dihasilkan dari proses fotosintesa daun, kemudian bertambah besar menjadi umbi, yang disebut ketela.

b. Batang

(3)

tersebut dikupas. Jaringan gabus ini berfungsi untuk mengangkut mineral dan unsur hara dari akar. Diameter yang besar menyebabkan proses pengangkutan berjalan sangat cepat, oleh karenanya ubi kayu sering disebut sebagai tanaman yang rakus akan unsur hara.

c. Daun

Daun ubi kayu berwarna hijau tua dengan sistem pertulangan menjari. Daun mayoritas berjumlah ganjil, dengan memiliki tangkai daun yang panjang. Daun berbentuk menjari akan menambah luasan paparan sinar matahari, sehingga proses fotosintesis berjalan maksimal.

d. Bunga

Bunga ubi kayu akan muncul pada pohon yang berusia cukup tua, sehingga bunga ubi kayu jarang dijumpai. Biji yang dihasilkan dari penyerbukan bunga termasuk dalam golongan dikotil (berkeping dua).

B. Kandungan Gizi Yang Terdapat Dalam Ubi Kayu

Ubi kayu merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun miskin

akan protein. Selain itu ubi kayu mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah.

Selain sebagai bahan makanan pokok, ubi kayu juga dipakai dalam pembuatan

makanan tradisional.

Unsur gizi yang terdapat pada 100 g ubi kayu segar dapat dilihat dalam tabel

(4)

Tabel 2. Kandungan Gizi Ubi Kayu

No. Unsur Gizi Satuan Kandungan Gizi tiap 100 g ubi kayu

1. Kalori Kal 146,00

2. Protein Gram 1.4

3. Lemak Gram 0.28

4. Karbohidrat Gram 38

5. Kalsium Milligram 16

6. Fosfor Milligram 27

7. Zat Besi Milligram 0.27

8. Vitamin A SI 13

9. Vitamin B1 Milligram 0.06

10. Vitamin B6 Milligram 0.09

11. Vitamin C Milligram 20.6

12. Vitamin E Milligram 0.19

13. Air Gram 60

14. Serat Gram 1.8

15. Gula Gram 1.7

Sumber : Departemen Pertanian Amerika Serikat 2014

Selain kandungan gizi di atas, ubi kayu juga mengandung racun yang dapat

membahayakan kesehatan tubuh. Racun ubi kayu tersebut yaitu asam biru atau

asam sianida. Baik daun maupun umbinya keduanya mengandung suatu glikosida

cianogenik, artinya suatu ikatan organik yang dapat menghasilkan racun biru atau

HCN yang bersifat sangat toksik (Sosrosoedirdjo, 1992).

C. Pemasaran

Pemasaran adalah kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau

menyampaikan barang/jasa dari produsen ke konsumen. Pemasaran adalah proses

sosial dan manajerial dalam hal ini individu atau kelompok untuk mendapatkan

kebutuhan/keinginannya dengan menciptakan, menawarkan atau menukarkan

(5)

Menurut Sudiyono (2004) ada beberapa definisi pemasaran yang di

kemukakan oleh beberapa ahli yaitu :

a. Pemasaran merupakan pengambilan keputusan dan pelaksanaan, termasuk perencanaan dan penempatan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang berupa barang.

b. Pemasaran adalah segala usaha bisnis sehingga dapat memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang diinginkan oleh semua konsumen.

c. Pemasaran sebagai proses antisipasi pemenuhan kebutuhan barang dan jasa secara ekonomis yang berdasarkan struktur permintaan melalui pembuatan konsepsi, promosi pertukaran dan distribusi secara fisik barang atau jasa. d. Pemasaran adalah proses perencanaan dan penetapan konsepsi,penetapan

harga, promosi dan distribusi barang dan jasa dengan menciptakan pertukaran untuk memenuhi kebutuhan individu dan organisasi.

e. Pemasaran merupakan ilmu yang menelaah terhadap aliran produk secara fisik dan ekonomis dari produsen melalui lembaga pemasaran kepada konsumen.

f. Pemasaran adalah aktifitas-aktifitas dimana badan usaha melakukan promosi untuk menyampaikan barang dan jasa antara perusahaan dengan masyarakat. g. Pemasaran merupakan bagian manajemen yang diterapakan secara strategis

(6)

bahan baku, sedangkan integrasi ke depan lebih menekankan pada aspek pemasaran, integrasi usaha ini dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan pengolahan,pendirian lembaga keuangan penjualan dalam suatu sistem pemasaran.

Dari definisi yang beragam, maka pemasaran pertanian dapat diartikan sebagai suatu proses aliran komoditi disertai pemindahan kepemilikan, guna waktu dan guna tempat yang di lakukan oleh lembaga pemasaran. Pemasaran banyak melibatkan kegiatan yang berbeda, sehingga nilai produk akan bertambah setelah terjadi pergerakan yang melalui sistem. Agar proses pemasaran dapat berjalan dengan baik harus melalui langkah yang benar.

Ada tiga fungsi pemasaran menurut Downey dan Erikson (1987) yaitu :

a. Fungsi pertukaran (exchange function) yaitu produk harus di jual dan dibeli sekurang-kurangnya sekali selama proses pemasaran.

b. Fungsi fisik tentu harus di laksanakan seperti, pengangkutan, penggudangan, dan emprosesan produk.

(7)

D. Biaya Pemasaran

1. Pengertian Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran adalah semua biaya yang sejak saat produk elesai diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai dengan produk tersebut berubah kembali dalam bentuk uang tunai (Mulyadi, 1991). Biaya pemasaran juga dapat diartikan semua biaya yang telah terjadi dalam rangka memasarkan produk atau barang dagangan, di mana biaya tersebut timbul dari saat produk atau barang dagangan siap dijual sampai dengan diterimanya hasil penjualan menjadi kas (Supriyono, 1992).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk atau barang dagangan sampai ke tangan konsumen.

2. Penggolongan Biaya Pemasaran

Secara garis besar biaya pemasaran dapat dibagi menjadi dua golongan: a. Biaya untuk mendapatkan pesanan (order – getting cost),yaitu biaya yang

dikeluarkan dalam usaha untuk memperoleh pesanan. Contoh biaya yang termasuk dalam golongan ini adalah biaya gaji wiraniaga (sales person), komisi penjulan, advertensi dan promosi.

(8)

3. Karakteristik Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran memiliki karakteristik yang berbeda dengan biaya produksi. Karakteristik biaya pemasaran adalah sebagai berikut :

a. Banyak ragam kegiatan pemasaran ditempuh oleh perusahaan dalam memasarkan produknya, sehingga perusahaan yang sejenis produknya, belum tentu menempuh cara pemasaran yang sama. Hal ini sangat berlainan dengan kegiatan produksi. Dalam memproduksi produk, pada umumnya digunakan bahan baku, mesin, dan cara produksi yang sama dari waktu ke waktu.

b. Kegiatan pemasaran seringkali mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan perubahan kondisi pasar. Di samping terdapat berbagai macam metode pemasaran, seringkali terjadi perubahan metode pemasaran untuk menyesuaikan dengan perubahan kondisi pasar. Karena perubahan kebutuhan konsumen yang menghendaki pelayanan cepat, maka suatu perusahaan mungkin akan mengganti saluran distribusinya yang selama ini digunakan. Begitu juga kegiatan perusahaan pesaing akan mempunyai pengaruh terhadap metode pemasaran yang digunakan oleh suatu perusahaan, sehingga metode pemasaran produk sangat fleksibel. Hal ini menimbulkan masalah penggolongan dan interpretasi biaya pemasaran. c. Kegiatan pemasaran berhadapan dengan konsumen yang merupakan

variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Manajemen dapat

mengendalikan biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, jam kerja dan

(9)

apa yang dilakukan oleh konsumen. Dalam kegiatan produksi, efisiensi

diukur dengan melihat jumlah biaya yang dapat dihemat untuk setiap

satuan produk yang diproduksi. Sebaliknya dalam kegiatan pemasaran,

kenaikan volume penjualan merupakan ukuran efisiensi meskipun tidak

setiap kenaikan volume penjualan diikuti dengan kenaikan laba.

d. Dalam biaya pemasaran terdapat biaya tidak langsung dan biaya bersama

(joint cost) yang lebih sulit pemecahannya bila dibandingkan dengan yang terdapat dalam biaya produksi. Jika suatu perusahaan menjual berbagai

macam produk dengan cara pemasaran yang berbeda-beda diberbagai

daerah pemasaran, maka akan menimbulkan masalah biaya bersama yang

kompleks ( Mulyadi, 1991).

Menurut Firdaus (2009), ada 5 konsep yang mendasari cara perusahaan

memperlakukan kegiatan pemasaran :

1. Konsep berwawasan produksi

Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk

yang mudah didapat dan murah harganya, sehingga fokus utamanya adalah

efisiensi produksi dan memperluas cakupan distribusi.

2. Konsep berwawasan produk

Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk

yang menawarkan mutu, kinerja terbaik dan hal – hal inovatif lainnya

sehingga fokus utamanya adalah membuat produk yang lebih baik dan

(10)

3. Konsep berwawasan penjualan

Konsep ini berpendapat bahwa konsumen jika dibiarkan saja maka konsumen tidak akan membeli produk perusahaan dalam jumlah cukup. Oleh karena itu perusahaan harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif.

4. Konsep berwawasan pemasaran

Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang di inginkan secara efektif dan efisien dari pesaingnnya.

Menurut Said dan Intan (2001), sistem pemasaran adalah suatu kesatuan urutan lembaga–lembaga pemasaran yang melakukan fungsi–fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk pertanian dari produsen awal ketangan konsumen akhir dan sebaliknya memperlancar aliran uang dalam sistem komoditas.

E. Lingkungan Pemasaran

Lingkungan pemasaran adalah suatu totalitas dari kekuatan-kekuatan serta keadaan-keadaan yang mempengaruhi pemasaran dari produk tertentu (Kotler,2009). Lingkungan pemasaran meliputi:

1. Lingkungan Mikro

(11)

a. Perusahaan

Dalam merumuskan rencana pemasaran harus memperhitungkan kelompok-kelompok lainnya dalam perusahaan misalnya; Manajemen Puncak, Keuangan, Reset and Development, Pembelian, Produksi dan Akuntansi. Bagian-bagian ini membentuk suatu lingkungan mikro suatu perusahaan untuk perencana pemasaran.

b. Pemasok

Adalah perusahaan bisnis dan perorangan yang menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pesaingnya untuk memproduksi barang dan jasa tertentu.

c. Perantara

Perantara Pemasaran adalah mereka yang membantu perusahaan dalam mempromosikan, menjual, dan mendistribusikan barang kepada pembeli akhir.

d. Pelanggan

Yaitu sejumlah individu, kelompok, organisasi yang mengkonsumsi suatu produk.

Perusahaan dapat beroperasi pada lima jenis pasar; - pasar konsumen,

(12)

e. Pesaing

Yaitu individu, kelompok, organisasi yang sama-sama melakukan pemasaran kepada konsumen.

f. Masyarakat (publik)

Yaitu suatu kelompok yang memiliki minat nyata atau potensial yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi untuk mencapai sasarannya.

2. Lingkungan Makro

Yaitu kekuatan masyarakat yang lebih luas yang mempengaruhi seluruh lingkungan mikro pemasaran perusahaan yang mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap pemasaran. Lingkungan makro terdiri dari :

a. Demografi

Adalah bidang studi tentang populasi manusia menurut besar, kepadatan, lokasi, umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan statistik lainnya.

b. Geografi

Yaitu lingkungan yang dibedakan berdasarkan letak wilayah. c. Ekonomi

Yaitu faktor-faktor yang mepengaruhi daya beli dan pola pembelanjaan konsumen. Daya beli total tergantung pada pendapatan, harga, tabungan, dan kredit pada waktu yang bersangkutan

d. Lingkungan Teknologi

(13)

e. Politik

Lingkungan ini terdiri dari undang-undang, instansi pemerintah, dan kelompok penekan yg mempengaruhi dan membatasi organisasi dan pribadi dalam masyarakat.

f. Lingkungan Budaya

Lingkungan budaya (cultural) terdiri dari lembaga-lembaga dan kekuatan lain yg mempengaruhi nilai dasar, persepsi, preferensi, dan perilaku masyarakat.

F. Saluran pemasaran

Saluran pemasaran merupakan kelompok lembaga yang ada diantara berbagai lembaga yang mengadakan kerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan dari saluran pemasaran adalah untuk mencaapai pasar-pasar tertentu. Saluran pemasaran dapat berbentuk sederhana dan dapat pula rumit. Hal demikian tergantung dari macam komoditi, lembaga tataniaga dan sistem tataniaga (Swastha, 1991). Panjang pendeknya saluran pemsaran tergantung dari jumlah lembaga perantara yang di gunakan. Tiap lembaga perantara yang melakukan kegiatan jual beli merupakan tingkatan dalam rantai penyaluran barang dari produsen kepada konsumen (Rahayu dan Prasetya, 1996). Rohadi, et al (1993) mengatakan di dalam pemasaran terdapat beberapa jenis pedagang perantara diantaranya :

a. Pedagang Pengepul

(14)

b. Pedagang Besar

Merupakan pedagang yang membeli hasil pertanian dari pedagang pengepul dan atau dari produsen, serta menjual kembali kepada pengecer dan pedagang lain atau kepada pembeli untuk industri, lembaga dan pemakai komersial yang tidak menjual dalam volume yang sama pada konsumen akhir.

c. Pedagang Pengecer

Merupakan pedagang yang menjual barang hasil pertanian dari produsen ke konsumen dengn tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dalam partai kecil.

Adapun menurut Mubyarto (1989), sistem tataniaga/pemasaran dikatakan efisien apabila :

a. Mampu menyampaikan hasil dari produsen ke konsumen dengan biaya semurah – murahnya.

b. Mampu mengadakan pembagian yang adil yang dibayar konsumen terakhir kepada yang ikut serta didalam kegiatan produksi.

Sedangkan saluran pemasaran oleh Downey dan Erickson (1987), diartikan sebagai jejak penyaluran barang dari produsen akhir. Rahardi (1999), menyatakan penyaluran hasil produksi sayuran hampir serupa dengna penyaluran hasil pertanian yang lain, secara fisik penyaluran itu dibagi dalam tiga cara :

1. Penyaluran Langsung

(15)

produk langsung kepada konsumen. Penyaluran langsung dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Penyaluran Langsung

2. Penyaluran Semi Langsung

Dalam saluran ini produsen menyalurkan hasil produksinya kepada pedagang pengecer. Disini sudah terlihat peranan pengusaha perantara (pedagang pengecer). Dalam saluran ini produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang pengecer. Pembelian oleh konsumen di layani pengecer saja. Sistem penyaluran semi langsung dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Penyaluran Semi Langsung. 3. Penyaluran Tidak Langsung

Saluran distribusi ini banyak di gunakan dan di namakan saluran distribusi tradisional. Disini produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang pengepul, tidak ke pedagang pengecer. Pembelian oleh pengecer di layani oleh pedagang besar. Dan pembelian oleh konsumen di layani oleh pengecer saja. Sistem penyaluran tidak langsung dapat dilihat pada Gambar 4, 5 dan 6.

Produsen Konsumen

(16)

Gambar 4. Penyaluran Tidak Langsung (a)

Produsen memilih agen sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan perdagangan yang besardalam saluran distribusi yang ada sasaran penjualannya ditunjukan kepada pedagang pengecerbesar. Sistem penyaluran tidak langsung dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Penyaluran Tidak Langsung (b)

Dalam saluran ini produsen menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya ke pedagang besar yang kemudian menjualnya ke toko kecil. Sistem penyaluran tidak langsung dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Penyaluran Tidak Langsung (c)

Pedagang Besar Pengepul

Produsen

Pengecer Konsumen

Agen Produsen

Konsumen Pedagang Pengecer

Pedagang Pengecer Pedagang Besar

Agen Produsen

(17)

Sudiyono (2004), menyatakan bahwa lembaga pemasaran adalah

badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan

jasa dan komoditi dari produsen ke konsumen akhir serta mempunyai

hubungan badan usaha atau individu lainnya. Beberapa lembaga-lembaga

pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran adalah tengkulak, pedagang

besar, agen penjualan dan pengecer.

G. Margin Pemasaran

Menurut Sudiyono (2001) margin pemasaran dapat ditinjau dari dua sisi,

yaitu dari sudut pandang harga dan biaya, tetapi pada analisis pemasaran yang

sering digunakan adalah konsep margin pemasaran yang dipandang dari sisi

harga. Dengan menganggap bahwa selama proses pemasaran terdapat beberapa

lembaga pemasaran yang terlibat dalam aktivitas pemasaran, maka dapat

dianalisis distribusi margin tataniaga diantara lembaga-lembaga pemasaran

tersebut.

Margin pemasaran adalah selisih harga dari tingkat rantai pemasaran atau

selisih harga yang dibayarkan dari tingkat konsumen dengan harga yang diterima

produsen. Dengan kata lain, margin pemasaran merupakan perbedaan harga dari

tingkat konsumen dengan harga di tingkat produsen (Rahim dan Diah, 2007).

Dari pernyataan yang dikemukakan di atas dapat digambarkan seperti di

(18)

Gambar 7. Komponen Marjin Tataniaga (Rahim, A dan Diah R.D.H 2007) Keterangan:

Pf : harga ditingkat produsen Pr : harga ditingkat konsumen Sf : kurva penawaran produsen Sr : kurva penawaran konsumen Df : kurva penawaran produsen Dr : kurva penawaran konsumen

Qr,f : jumlah keseimbangan ditingkat produsen dan konsumen PfPrBA : nilai margin tataniaga

Secara umum marjin pemasaran memiliki sifat sebagai berikut :

a. Marjin pemasaran berbeda-beda antara satu komoditi hasil pertanian dengan komoditi lainnya. Hal ini disebakan karena perbedaan jasa yang diberikan kepada berbagai komoditi mulai dari pintu gerbang petani atau produsen sampai tinkat pengecer untuk konsumen akhir.

b. Margin pemasaran produk hasil pertanian cenderung akan naik dalam jangka panjang dengan menurunnya bagian harga yang di terima petani.

c. Marjin pemasaran relatif stabil dalam jangka pendek terutama dalam hubungannya dengan berfluktuatif harga-harga produk hasil pertanian.

Besar kecilnya margin akan berpengaruh terhadap harga ditingkat petani bagian harga yang diterima petani. Jika total marginnya tinggi maka akan

(19)

menyebabkan harga yang di terima petani menjadi rendah. Besarnya bagian yang diterima petani dapat di ketahui dengan membandingkan antara harga jual ditingkat petani dan harga jual ke konsumen akhir atau sering disebut “farmer share” (Sudiyono, 2004).

Apabila dalam pemasaran suatu produk pertanian terdapat lembaga pemasaran yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran maka margin pemasaran secara matematis dapat ditulis (Sudiyono, 2004) sebagai berikut:

MP = Pr - P atau MP = Bi + Ki

Keterangan:

MP = Margin Pemasaran

Pr = Harga ditingkat pengeceran Pf = Harga ditingka tpetani

∑Bi = Jumlah biaya yang dikeluarkan lembaga-lembaga pemasaran (B1, B2, B3, B4....Bn).

∑Ki = Jumlah keuntungan yang diperoleh lembaga-lembaga Pemasaran (K1, K2, K3,...Kn)

Besarnya bagian biaya (Sbi) dan bagian keuntungan (Ski) masing-masing lembaga pemasaran yang digunakan sebagai berikut :

Keterangan:

Sbi = Share (bagian) biaya lembaga pemasaranke-i Ski = Share keuntungan lembaga pemasaran ke-i Bi = Biaya lembaga pemasaran ke-i

Ki = Keuntungan lembaga pemasaran ke-i

(20)

Keterangan:

Sp = Share harga yang diterima petani Pr = Harga ditingkat pengeceran Pf = Harga ditingkat petani

Komponen dari margin pemasaran terdiri dari : 1. Biaya pemasaran

Secara umum biaya merupakan pengorbanan yang dikeluarkan oleh produsen dalam mengelola usahataninya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Biaya pun merupakan pengorbanan yang diukur untuk suatu satuan alat tukar berupa uang yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu dalam usahataninya (Rahim dan Diah, 2007). Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pemasaran, biaya pemasaran meliputi biaya angkutan, biaya pengeringan, biaya retribusi dan lain-lain. Besarnya biaya pemasaran ini berbeda satu sama lain disebabkan karena macam komoditi, lokasi pemasaran dan macam lembaga pemasaran dan efektivitas pemasaran yang dilakukan (Soekartawi, 1993).

(21)

hasil penjualan menjadi kas (Supriyono, 1992). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untul menjual produk atau barang dagangan sampai ke tangan konsumen. Secara garis besar biaya pemasaran dapat dibagi menjadi dua golongan : a. Biaya untuk mendapatkan pesanan (order - getting cost), yaitu biaya

yang dikeluarkan dalam usaha untuk memperoleh pesanan. Contoh : biaya yang termasukdalam golongan ini adalah biaya gaji wiraniaga (sales person), komisi penjualan, advertensi dan promosi.

b. Biaya untuk memenuhi pemesanan (order – filling cost), yaitu semua yang dikeluarkan untuk mengusahakan agar supaya produk sampai ke tangan pembeli dan biaya-biaya untuk mengumpulkan piutang dari pembeli. Contoh biaya yang termasuk dalam golongan ini adalah biaya pergudangan, biaya pembungkusan dan pengiriman, biaya angkutan, dan biaya penagihan (Mulyadi, 1991)

Sedangkan menurrut jenis biaya, biaya pemasaran digolongan ke dalam : a. Biaya pemasaran langsung

Adalah biaya pemasaran yang terjadinya atau manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu. Misalnya kepada fungsi pemasaran atau pusat pusat laba tertentu didalam usaha pemasaran.

b. Biaya pemasaran tidak langsung

(22)

Hubungan dengan variabilitas biaya terhadap volume atau kegiatan,

dalam penggolongan ini biaya dikelompokan sebagai berikut:

a. Biaya pemasaran tetap

Biaya pemasaran yang jumlah totalnya tidak berubah (konstan) dengan

adanya perubahan kegiatan atau volume pemasaran sampai dengan

tingkatan kapasitas tertentu. Elemen biaya tetap misalnya: gaji manajer

dan staf, biaya penyusutan dan sebagainya.

b. Biaya pemasaran variabel

Biaya pemasaran yang jumlah totalnya berubah secara proporsional

dengan perubahan kegiatan atau volume pemasaran. Semakin besar

volume atau kegiatan pemasaran semakin besar juga biaya pemasaran

variabel, demikian pula sebaliknya apabila volume rendah.

Penggolongan biaya pemasaran dihubungkan dengan dapat

terkendalikan atau tidaknya suatu biaya. Dalam hal ini biaya dikelompokan:

a. Biaya pemasaran terkendalikan

Biaya pemasaran yang secara langsung dapat dikendalikan atau dapat

dipengaruhi oleh seseorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu

tertentu, berdasar wewenang yang dia miliki.

b. Biaya pemasaran tidak terkendalikan

(23)

2. Keuntungan Lembaga Pemasaran

Keuntungn pemasaran adalah penjumlahan dari semua keuntungan yang diperoleh dalam tiap lembaga pemasran. Jarak yang mengantarkan produksi pertanian dari produsen ke konsumen menyebabkan terjadinya perbedaan besarnya keuntungan pemasaran (Soekartawi, 1993). Perbedaan harga dimasing-masing lembaga pemasaran sangat berfariasi tergantung besar kecilnya keuntungan yang diambil oleh masing-masing lembaga perantara pemasaran (Soekartawi, 1991). Keuntungn pemasaran merupakan penjumlahan keuntungan yang diperoleh pada setiap lembaga perantara pemasaran, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

Kp = Kp1 + Kp2 + Kp3 +...+ Kpn Keterangan

Kp : keuntungn pemasaran

Gambar

Gambar 1. Tanaman Ubi Kayu (Manihot utilisima)
Tabel 2. Kandungan Gizi Ubi Kayu
Gambar 3.
Gambar 6. Penyaluran Tidak Langsung (c)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk lebih jelas definisi dari, pedagang besar adalah sebuah unit usaha yang membeli dan menjual kembali barang-barang kepada pengecer dan pedagang lain dan atau kepada

Beberapa perusahaan seperti produsen, pengecer besar, atau toko pengecer yang menjual barang kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi, perlu memperhatikan masalah

Dalam saluran pemasaran industri produsen barang industri dapat menggunakan tenaga penjualannya untuk menjual langsung kepada pelanggan industri; atau, produsen tersebut

Pada penelitian yang dilakukan penulis diperoleh dua macam saluran pemasaran, diantaranya Saluran I dimulai dari Petani produsen, kemudian ke Pedagang

Grosir adalah orang atau pengusaha yang membuka usaha dagang dengan membeli dan menjual kembali barang dagangan kepada pengecer, pedagang besar lainnya, perusahaan

Menurut Kotler dan Keller (2009), pedagang besar adalah mencakup semua kegiatan dalam penjualan barang atau jasa kepada mereka yang membeli atau menjual kembali

Pedagang adalah perantara yang kegiatannya membeli barang dan menjualnya kembali secara tanggung jawab dengan konsumen.Pada pendapatan pedagang terdapat faktor

Untuk lebih jelas definisi dari, pedagang besar adalah sebuah unit usaha yang membeli dan menjual kembali barang-barang kepada pengecer dan pedagang lain dan atau kepada pemakai