• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini survei deskriptif dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpul data.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini survei deskriptif dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpul data."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini survei deskriptif dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpul data.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juni 2016.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah semua mahasiswa kepaniteraan klinik pada Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera Utara.

3.3.2 Sampel Penelitian

Metode pemilihan sampel adalah secara simple random sampling yaitu pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasar (individu) mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Oleh karena itu, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa kepaniteraan di RSGM Universitas Sumatera Utara.

Untuk menentukan jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini digunakan rumus:

n = Z2 1-α/2 p(1-p) (d2)

(2)

N = Z2 1-α/2 p(1-p) (d2) N = (1.96)2 (0.6)(1-0.6) (0.08)2 = 144.06 Keterangan: n = besar sampel

Z 1-α/2 = nilai distribusi normal baku pada α tertentu p = proporsi kategori variabel yang diteliti = 60 % d = presisi (0.08)

Presisi penelitian berarti kesalahan penelitian yang masih boleh diterima untuk memprediksi proporsi yang akan diperoleh, yaitu 8% karena peneliti ingin mendapatkan hasil penelitian yang lebih tepat. Jadi, mahasiswa kepaniteraan klinik pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Utara yang menjadi responden sebanyak 150 responden.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional No Variabel Penelitian Definisi Operasional Cara

pengukuran Skala ukur 1 Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik di FKG USU tentang bahaya radiasi pada wanita hamil trimester satu

Pemahaman dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi yang menjalani program profesi klinik, akan bahaya radiasi dan efek radiasi pada janin; batas dosis radiasi; dan proteksi radiasi.

Dengan pengisian kuesioner

Ordinal

3.5 Metode Pengukuran Data dan Pelaksanaan Penelitian 3.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai pengetahuan mahasiswa tentang bahaya radiasi pada wanita hamil trimester satu.

(3)

3.5.2 Pelaksanaan Penelitian Tahap 1:

a) Pengurusan izin penelitian dari dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Tahap 2:

a) Pembagian kuesioner kepada mahasiswa kepaniteraan klinik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

b) Pengumpulan data

c) Pengolahan dan analisis data

3.6 Pengolahan dan Analisis Data 3.6.1 Pengolahan Data

1. Pengetahuan

Untuk mengukur pengetahuan mahasiswa mengenai bahaya radiasi sinar radiografi dengan cara memberikan nilai/skor pada jawapan kuesioner yang yang telah diisi oleh responden. Jumlah pertanyaan 10, dimana setiap pertanyaan berbentuk pilihan ganda dengan memilih salah satu jawaban yang benar.

Pengukuran pengetahuan berdasarkan jawaban responden (mahasiswa kepaniteraan klinik) yang diberikan dengan total skor maksimal 10, maka tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik diklasifikasikan dengan 3 kategori (Arikunto, 2006:168), yaitu:

a) Tingkat pengetahuan baik apabila total nilai berada diantara 7-10 (>70% dari total nilai maksimal).

17

b) Tingkat pengetahuan sedang apabila total nilai berada diantara 5-6 (50% - 60% dari total nilai maksimal).

c) Tingkat pengetahuan buruk apabila total nilai berada diantara 0 -4 (<40% dari total nilai maksimal).

2. Pengolahan data dilakukan secara manual, melalui proses: a) Editing (penyuntingan data)

Dilakukan pemeriksaan kembali apakah data yang terkumpul sudah lengkap, terbaca dengan jelas dan tidak meragukan serta apakah ada kesalahan dan sebagainya.

(4)

b) Membuat lembaran kode

Membuat kode pada lembaran kuesioner yang tujuannya untuk memberi nomor responden, memberi bobot kepada setiap jawaban yang diberikan responden.

c) Memasukkan data

Memasukkan data kedalam kolom-kolom yang telah disesuaikan dengan jawaban masing-masing pertanyaan.

d) Tabulasi

Membuat tabel data sesuai dengan tujuan penelitian.

3.6.2 Analisis Data

Data di olah secara deskriptif yaitu data univariat dan dihitung dalam bentuk persentase.

3.7 Etika Penelitian

Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari komisi etik (Health Research Ethical Committee of North Sumatera) dengan nomor surat 482/KOMET/FK USU/2016 dengan judul, Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Bahaya Radiasi terhadap Wanita Hamil Trimester Satu pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi di Daerah Medan. Sebelum penelitian berjalan, responden telah diberikan penjelasan mengenai manfaat dan risiko dari penelitian.

(5)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia

Dalam penelitian ini sampel yang didapat berjumlah 150 orang. Responden berasal dari mahasiswa kepaniteraan klinik pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Utara.

Tabel 1. Frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-laki Wanita 26 124 17.33 82.67 Total 150 100

Tabel 2. Frekuensi responden berdasarkan usia

Usia Frekuensi Persentase (%)

20-25 tahun 26-31 tahun 132 18 88 12 Total 150 100

(6)

4.2 Responden berdasarkan Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik

Tabel 3. Frekuensi pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik berdasarkan soal-soal kuesioner No Pertanyaan Jawaban benar (%) Jawaban salah (%) Total

1 Trimester satu merupakan tahap/masa yang paling berbahaya untuk

pemeriksaan radiasi pada wanita hamil

2 10 hari pertama siklus menstruasi dianggap aman untuk pemeriksaan radiografi pada wanita usia subur

3 Janin mengalami retardasi mental apabila wanita hamil terpapar radiasi yang berlebihan

4 Menurut anda, apakah wanita hamil boleh dilakukan pemeriksaan radiografi

5 Menurut anda,apakah radiasi sebanyak 10 Rad pada kehamilan trimester 1 dapat menyebabkan kematian janin

6 Pekerja wanita hamil tidak boleh bekerja di lingkungan paparan radiasi

7 Proteksi radiasi untuk wanita hamil yang melakukan pemeriksaan radiografi adalah apron dan sarung tangan

8 Operator hamil harus memakai apron proteksi saat melakukan foto roentgen

9 Wanita hamil harus memakai 2 lapis apron proteksi semasa pemeriksaan radiografi

10 Pembatasan dosis radiasi yang diterima permukaan perut wanita hamil tidak lebih dari 1 mSv 123 (82) 60 (40) 3 (2) 32 (21.34) 62 (41.34) 55 (36.67) 48 (32) 135 (90) 61 (40.67) 75 (50%) 27 (18) 90 (60) 147 (98) 118 (78.66) 88 (58.66) 95 (63.66) 102 (68) 15 (10) 89 (59.33) 75 (50%) 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150

(7)

4.3 Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Secara Individual mengenai Bahaya Radiasi Kedokteran Gigi Terhadap Wanita Hamil Trimester Satu pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi di RSGM FKG USU

Gambar 8. Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik secara individu mengenai bahaya radiasi kedokteran gigi terhadap wanita hamil Trimester satu pada salah satu fakultas kedokteran gigi di RSGM FKG USU 0 10 20 30 40 50 60 buruk sedang baik Per sent ase (%)

Kategori tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik

(8)

BAB 5 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 150 orang responden pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di RSGM FKG USU diperoleh hasil 82.7% frekuensi responden wanita dan 17.33% frekuensi responden laki-laki (Tabel 1). Berdasarkan usia diperoleh hasil 12% dengan rentang usia 26-31 tahun dan 88% dengan rentang usia 20-25 tahun.

Mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui bahwa trimester satu merupakan tahap/masa yang berbahaya untuk pemeriksaan radiasi pada wanita hamil adalah sebanyak 82% (Tabel 3). Beberapa responden menjawab benar dengan alasan trimester kedua dan ketiga lebih rentan terhadap radiasi tetapi trimester satu yang berada pada tahap organogenesis lebih peka terhadap radiasi, sedangkan beberapa responden menjawab salah dengan alasan tidak tahu. Penelitian yang sama oleh Kartika (2013) didapat 47.7% mengetahui tentang bahaya kehamilan trimester pertama. Pada trimester satu perkembangan janin sangat peka terhadap radiasi.20 Apabila wanita hamil terpapar radiasi akan mengakibatkan keguguran, perubahan bentuk atau kelainan pertumbuhan pada janin dan kematian pada janin yang sedang dikandung.19 Terjadinya malformasi dihubungkan dengan terjadinya irradiasi pada periode organogenesis awal.

Frekuensi responden yang mengetahui apakah 10 hari pertama siklus menstruasi dianggap aman untuk pemeriksaan radiografi pada wanita usia subur sebanyak 40% (Tabel 3). Beberapa responden menjawab salah dengan alasan siklus menstruasi tidak mengganggu keamanan pemeriksaan radiografi pada wanita usia subur, sedangkan beberapa responden menjawab benar dengan alasan belum produksi ovum pada 10 hari pertama maka wanita pasti tidak hamil. Pemeriksaan radiografi yang direncanakan terhadap wanita usia subur sebaiknya dilakukan pada 14 hari pertama siklus menstruasi, tujuan untuk mereduksi kemungkinan terjadinya pajaran radiasi pada embrio selama periode organogenesis pada kehamilan yang tak terduga.

12,24

12

Mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui apakah janin mengalami retardasi mental apabila wanita hamil terpapar radiasi yang berlebihan sebanyak 2% (Tabel 3). Beberapa Mahasiswa kepaniteraan klinik/ dokter harus mempertimbangkan masa subur dari setiap pasien wanita yang akan dilakukan pemeriksaan radiografi pada saat pemeriksaan klinis, dengan menanyakan tanggal terakhir menstruasi.

(9)

responden menjawab salah dengan alasan retardasi mental merupakan efek genetik, bukan efek dari radiasi, sedangkan beberapa responden menjawab benar dengan alasan retardasi mental merupakan salah satu efek dari paparan radiasi berlebihan. Penelitian yang sama oleh Lubis (2014) didapati mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui tentang efek yang timbul apabila terpapar radiasi yang berlebihan adalah 88%.5 Selama periode minggu 8-25 pasca konsepsi, sistem saraf pusat sangat sensitif terhadap radiasi. Dosis yang diterima pada masa fetus lebih dari 100 mGy menimbulkan penurunan IQ. Selama organogenesis, dosis fetus dalam rentang 1 Gy menyebabkan probabilitas tinggi terjadinya retardasi mental yang parah. Efek radiasi terjadi sebagai akibat dari kematian sel saraf dari perubahan diferensiasi selular dan migrasi neuron pada sisten saraf pusat yang sedang berkembang.

Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui apakah wanita hamil boleh dilakukan pemeriksaan radiografi sebesar 21.34% (Tabel 3). Responden yang menjawab salah memberi alasan wanita hamil boleh dilakukan pemeriksaan radiografi tanpa memberi penjelasan tentang trimester yang harus diberi perhatian, sedangkan beberapa responden menjawab benar dengan alasan memakai proteksi dan dengan batas dosis yang rendah wanita hamil trimester dua dan tiga boleh dilakukan pemeriksaan radiografi. Penelitian yang sama oleh Fithriyah (2013) didapat 87.9% tidak mengetahui apakah wanita hamil boleh dilakukan pemeriksaan radiografi.

12

22 Wanita hamil terutama trimester pertama, tidak boleh diperiksa radiologi jika tidak terlalu penting/lebih baik menghindari paparan radiasi. Jika pemeriksaan dengan radiasi tetap harus dilakukan pada wanita hamil maka dosis radiasi yang diberikan diusahakan serendah mungkin.

Mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui apakah radiasi sebanyak 10 Rad pada kehamilan trimester satu dapat menyebabkan kematian janin sebanyak 41.34% (Tabel 3). Responden yang menjawab salah memberi alasan tidak tahu, sedangkan responden yang menjawab benar menyatakan bahwa 10 Rad merupakan batas dosis yang menyebabkan kematian janin. Paparan radiasi sebanyak 100 mGy (10 rad/ 10000 mrem) dalam dua minggu pertama dapat menyebabkan kematian janin sebelum kehamilan klinis bahkan dicurigai.

10,12

Mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui apakah pekerja wanita hamil tidak boleh bekerja di lingkungan paparan radiasi sebanyak 36.67% (Tabel 3). Responden yang menjawab salah memberi alasan bahwa wanita hamil tidak boleh bekerja di lingkungan paparan radiasi karena akan membahayakan janin, sedangkan beberapa responden yang menjawab benar

(10)

memberi alasan wanita hamil boleh bekerja dengan memakai proteksi. Pekerja wanita yang hamil tetap boleh bekerja selama dosis radiasi yang mungkin diterimanya selalu dikontrol secara ketat.12 Operator dianjurkan memakai film badge secara terus menerus. Selain itu, pada ruang pesawat sinar-X diagnostik personil diharuskan menggunakan perisai dan pakaian proteksi yang tersedia; tidak boleh memegang film pasien selama penyinaran; selama pemakaian pesawat sinar-X dental, petugas radiasi harus berdiri di luar berkas sinar (di luar ruang pesawat sinar-X) dan sejauh mungkin dari pasien.

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui apakah proteksi radiasi untuk wanita hamil yang melakukan pemeriksaan radiografi adalah apron dan sarong tangan sebanyak 32% (Tabel 3). Beberapa responden menjawab salah dengan alasan apron dan sarong tangan untuk proteksi, sedangkan beberapa responden menjawab benar dengan alasan apron sudah cukup sarong tangan tidak perlu. Alat proteksi radiasi meliputi apron, kacamata, perisai gonad, perisai tiroid.

10

20

Perisai tiroid melindu ngi kelenjar tiroid untuk mengurangi daya tembus sinar radiasi ke arah kelenjar tiroid. Perisai gonad harus sesuai ukuran dan bentuk untuk mencegah gonad secara keseluruhan dari paparan berkas utama.

Mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui bahwa operator hamil harus memakai apron proteksi saat melakukan foto roentgen sebanyak 90% (Tabel 3), responden yang menjawab benar memberi alasan operator hamil tetap perlu proteksi saat melakukan foto rontgen, sedangkan beberapa responden menjawab salah dengan alasan tidak tahu. Penelitian yang sama oleh Fithriyah (2013) mengenai pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui proteksi radiasi untuk operator sebanyak 36.8%.

23

22

Petugas radiografi harus memakai apron atau gaun pelindung yang berlapis Pb dengan tebal maksimum 0,5 mm Pb.

Frekuensi responden yang mengetahui apakah wanita hamil harus memakai 2 lapis apron proteksi semasa pemeriksaan radiografi sebanyak 40.67% (Tabel 3), responden yang menjawab salah memberi alasan 2 lapis apron memberi proteksi yang lebih supaya janin lebih aman, sedangkan responden yang menjawab benar menyatakan satu lapis apron sudah cukup. Paparan personil dapat dikurangi melalui penggunaan peralatan protektif seperti perisai permukaan. Peralatan proteksi radiasi adalah berupa pelindung paparan (apron).

10

Frekuensi responden yang mengetahui pembatasan dosis radiasi yang diterima permukaan perut wanita hamil tidak lebih dari 1 mSv sebanyak 50% (Tabel 3). Responden yang menjawab salah kebanyakan memberi alasan tidak tahu, sedangkan responden yang menjawab benar

(11)

menyatakan 1 mSv merupakan batas dosis untuk permukaan perut wanita hamil. Untuk mengurangi/menghindari dosis serap terhadap pasien dan paparan terhadap personil, prinsip proteksi radiasi meliputi waktu, jarak dan perisai radiasi harus diterapkan dengan benar. Direkomendasikan pembatasan dosis radiasi yang diterima permukaan perut wanita hamil tidak lebih dari 1 mSv. Kondisi ini bisa mencegah timbulnya efek deterministik.

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik secara individu dikategorikan menjadi tiga berdasarkan total skor maksimal. Dari hasil penelitian bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa secara individu dikategorikan baik sebesar 5.34% atau sebanyak 8 orang, kategori sedang 46.67% atau sebanyak 70 orang dan kategori buruk sebesar 48% atau sebanyak 72 orang. Persentase terbesar tingkat pengetahuan mahasiswa secara individu didapatkan kategori buruk.

(12)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada mahasiswa kepaniteraan klinik, dapat disimpulkan pengetahuan tentang bahaya radiasi kedokteran gigi terhadap wanita hamil trimester satu di RSGM FKG USU dikategorikan buruk (48%), dan dimana kategori sedang sebanyak 46,67% dan kategori baik sebanyak 5.34%.

6.2 Saran

Saran untuk mahasiswa kepaniteraan klinik, operator radiografi dan Dokter berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa kepaniteraan klinik harus lebih hati-hati dalam pemeriksaan klinis dengan indikasi akan dilalukan foto rontgen terutama kepada pasien wanita (masa subur & hamil) 2. Petugas/operator radiografi yang sedang hamil harus mengikuti segala peraturan untuk

melakukan proteksi diri semasa berada di dalam dan luar ruang pesawat sinar-X.

3. Dosen/Dokter di fakultas kedokteran gigi harus meningkatkan pengetahuan terhadap mahasiswa khususnya kepaniteraan klinik yang akan melakukan pemeriksaan radiografi agar lebih memberi perhatian kepada pasien wanita (masa subur dan hamil)

4. Instalasi Radiologi di setiap fakultas kedokteran gigi harus mempertimbangkan keamanan lingkungan paparan radiasi bagi pasien dan operator radiografi yang hamil.

Gambar

Tabel 2. Frekuensi responden berdasarkan usia
Tabel 3. Frekuensi pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik berdasarkan soal-soal                kuesioner  No                           Pertanyaan  Jawaban  benar  (%)  Jawaban salah (%)  Total
Gambar 8. Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik secara individu                    mengenai bahaya radiasi kedokteran gigi terhadap wanita hamil                    Trimester satu pada salah satu fakultas kedokteran gigi di RSGM                     FKG USU 0102030405060 buruk sedangbaikPersentase (%)

Referensi

Dokumen terkait

Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN

&#34;Berdasarkan hasil pengawasan, sampling dan pengujian laboratorium sejak Juni 2008 hingga Mei 2009, Badan POM telah menarik peredaran 60 item obat tradisional dan suplemen

Setelah Presiden Hosni Mubarak jatuh, militer Mesir menghadapi tantangan serius bagaimana mereka menstranformasikan diri menjadi organisasi militer yang profesional dan

d) Kemudian dengan cara memanggil ke nomor telepon seluler yang ingin ditentukan induksi magnetnya dengan menggunakan telepon seluler lainnya hubungkan Probe Magnetik

Meningkatnya konsentrasi ambien menyebabkan meningkatnya dampak pencemaran pada kesehatan manusia dan nilai ekonomi dari gangguan kesehatan tersebut (Gambar 4 dan Gambar 5).. Gambar

Selain komponen konsumsi rumah tangga, komponen PDRB Penggunaan yang mengalami peningkatan peranan pada triwulan III tahun 2014 dibandingkan dengan triwulan II

Satpol PP telah berupaya untuk menciptakan ketertiban khususnya dalam hal penertiban operasional warung internet sesuai dengan SOP, seperti yang telah

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang peran pertumbuhan ekonomi dalam menurunkan kemiskinan di tingkat provinsi di Indonesia tahun 2004–2012, maka diperoleh