• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut merupakan sejarah singkat PT MLBI yang menjadi sampel penelitian :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut merupakan sejarah singkat PT MLBI yang menjadi sampel penelitian :"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

23 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada Laporan keuangan PT Multi Bintang Indonesia dan catatan yang berkaitan dengan PT MLBI. Penulis juga melakukan browsing ke beberapa situs antara lain : situs resmi PT Multi Bintang Indonesia Tbk, www.multibintang.co.id, situs BEI www.idx.co.id

Berikut merupakan sejarah singkat PT MLBI yang menjadi sampel penelitian :

Pada tahun 1929, NV Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen resmi berdiri di Medan, dan memiliki pabrik bir pertama di Surabaya. Kemudian pada tahun 1936, domisili perseroan dipindahkan ke Surabaya dan pada tahun yang sama pula Heineken NV menjadi pemegang saham utama. Di tahun 1951 Perseroan mengubah namanya menjadi Heineken’s Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen Maatschappij N.V. Dan pada tahun 1972 perusahaan melakukan ekspansi dengan membangun pabrik pengolahan di Tangerang.

Perusahaan beberapa kali berganti nama pada 1981, perusahaan melakukan go public, dan semua unit perusahaan pindah dari Surabaya ke Jakarta. Dalam perkembangannya perusahaan berganti nama menjadi PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MBI). Nama tersebutlah yang menjadi nama dari perusahaan tersebut sekaligus nama yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia. Sebagai produsen bir terkemuka di Indonesia, MBI memproduksi, memasarkan, dan menjual bir favorit Indonesia Bir

(2)

24

Bintang dan bir premium internasional Heineken. MBI juga memproduksi Guiness stout serta memproduksi dan memasarkan minuman non alkohol yakni Green Sands, Bintang Zero dan Recharge.

Saat ini MBI memiliki dua pabrik masing-masing di Sampang Agung (Mojokerto) tidak jauh dari Surabaya dan di Tagerang dengan kantor pusat di Jakarta. MBI juga mempunyai kantor-kantor penjualan dan pemasaran di semua kota besar di Indonesia.

Mulai dari Medan di Sumatra Utara sampai Jayapura di Papua dan mempekerjakan kurang lebih 500 orang di seluruh Indonesia. Perseroan mendistribusikan brand nya melalui 33 jaringan distributor dan lebih dari 1000 pedagang retail. Jumlah produksi terbesar adalah dalam kemasan 620 ml dan sekitar 80% didistribusikan melalui pasar traditional on dan of trade.

Bir Bintang adalah pemimpin di pasar bir di Indonesia, dengan penjualan mencapai lebih dari satu juta hectoliter per tahun sementara Heineken semakin memantapkan kehadirannya sebagai pemimpin pasar bir di segmen bir premium.

Visi dan Misi Perusahaan PT Multi Bintang Indonesia : VISI :

Menjadi perusahaan bir yang menjadi nilai tambah di Indonesia. MISI :

Menciptakan portofolio merek yang kuat dan membangun keunggulan dalam kualitas, layanan dan kesinambungan.

(3)

25

3.1.1 Struktur Organisasi Pada PT Multi Bintang Indonesia

Sebagai perusahaan yang sedang berkembang, PT Multi Bintang Indonesia memiliki struktur organisasi perusahaan yang cukup lengkap. Bagan struktur organisasi PT Multi Bintang Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.1 :

Gambar 3.1 Bagan Struktur organisasi PT Multi Bintang Indonesia AGM

Dewan Direksi Dewan Komisaris

Internal Audit Audit Committee

Finance Division Supply Chain Division Human Resources Division

Tangerang Brewery

Sampang Agung Brewery

(4)

26 Tugas dan Wewenang masing-masing bagian:

a. Annual General Meeting

Merupakan rapat umum tahunan pemegang saham dimana rapat ini diadakan untuk mengangkat anggota Dewan Komisaris dengan masa jabatan tiga tahun. Dan setelah masa jabatannya berakhir, anggota Komisaris dapat diangkat kembali melalui Annual General Meeting (AGM).

b. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris member pengarahan kepada Dewan Direksi dan mengawasi kebijakan Direksi serta jalannya Perseroan secara umum maupun operasional. Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Dewan Komisaris bertindak sepenuhnya untuk kepentingan perseroan dan pemegang sahan serta pihak-pihak lain yang berkepentingan.

c. Direksi

Perseroan memiliki Direksi yang susunannya seimbang, terdiri dari para Direktur yang handal dan berpengalaman. Setiap dua minggu Direksi bertemu dalam rapat untuk mengulas masalah-masalah kinerja dan sumber daya perseroan.

d. Internal Audit

PT Multi Bintang Indonesia Tbk memiliki sebuah Departemen Audit Internal yang tertata baik. Sasaran utamanya adalah meninjau kegiatan operasional dan risiko bisnis, dan member pengarahan dalam memperbaiki

(5)

27

pengawasan internal serta efisiensi operasional. Secara administratif Departemen Audit Internal bertanggung jawab kepada manajemen eksekutif dan secara fungsional kepada Direksi, Komite Audit dan Audit Internal grup Heineken. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka, anggota Departemen Audit Internal berwenang mempunyai akses penuh, bebas dan tak terbatas terhadap semua fungsi, catatan, harta kekayaan dan personalia perseroan.

e. Komite Audit

Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris, dan Ketuanya adalah seorang Komisaris Independen. Tugas utamanya adalah membantu Dewan Komisaris dan Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka dalam pengelolaan resiko bisnis, pengendalian internal serta Kode Etik. Fokus utama Komite Audit adalah memastikan bahwan risiko bisnis Perseroan dan pengendalian internal adalah tepat dan dikelola dengan efektif. Hal ini akan memampukan mereka untuk menyajikan bukti kepada Dewan Komisaris bahwa resiko bisnis dan masalah pengendalian telah ditemukan, dan telah diambil tindakan yang cocok serta tepat waktu.

3.1.2 Susunan Dewan Komisaris dan Direksi a. Dewan Komisaris

(6)

28

Subarto Zaini : Komisaris Independen Bobby H. Noya : Komisaris

Sijbe Hiemstra : Komisaris

Martiono Hadianto : Komisaris Independen dan Ketua Komite Audit b. Direksi

Frederik W.K. Linck : President Direktur

Jasper C. Hamaker : Direktur Keuangan dan Sekretaris Bambang Britono : Direktur Sumber Daya Manusia Elien Clara Smits : Direktur Rantai Pasokan

3.1.3 Data Lokasi Pusat Usaha Kantor Pusat

Talavera Office Park Lt.20

Jl. Jend TB Simatupang Kav.22-26 Jakarta 12430

PO BOX 3264 JKT, Jakarta 10032 Tel : (62-21) 7592 4611

Fax : (62-21) 7592 4617

Pabrik 1

Jl. Daan Mogot Km.19, PO BOX 3264 Jakarta 10032

(7)

29 Tel : (62-21) 619 0108, (62-21) 545 0750 Fax : (62-21) 619 0190

Pabrik 2

Jl . Raya Mojosari – Pacet Km. 50, Sampang Agung Kc. Kutorejo, Kab. Mojokerto, Jawa Timur

Tel : (031) 592 505 Fax : (031) 592 508 3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari objek penelitian agar dapat menghasilkan data yang objektif mengenai perusahaan yang sebenarnya.

3.3 Variabel dan Skala Pengukuran

Dalam penyusunan laporan penelitian ini, banyak variabel operasional yang berhubungan dengan masalah yang diangkat oleh penulis, yang penulis definisikan sebagai berikut :

3.3.1 Definisi Operasional Variabel a. Rasio Likuiditas

(8)

30

Merupakan rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar.

(1) Rasio Lancar

Rasio ini dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban lancar yang ditutup dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek.

(2) Rasio Cepat

Rasio ini dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan kemudian membagi hasilnya dengan kewajiban lancar.

b. Rasio Manajemen Utang

Rasio leverage mengukur tingkat solvabilitas suatu perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi. Dengan demikian solvabilitas berarti kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek.

Ratio leverage yang umum digunakan adalah : (1) Rasio Utang

Rasio ini dihitung dengan membagi total utang dengan total aktiva. c. Rasio Aktivitas

(9)

31

Merupakan rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola aset-asetnya. Artinya dalam hal ini adalah mengukur kemampuan manajemen perusahaan daam mengelola persediaan bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi serta kebijakan manajemen dalam mengelola aktiva lainnya dan kebijakan pemasaran.

(1) Rasio Perputaran Persediaan

Rasio ini dihitung dengan membagi Saldo Penjualan dengan Persediaan.

(2) Periode Perputaran Putang

Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah Piutang Usaha dengan Penjualan Bersih dibagi jumah hari/tahun.

(3) Rasio Perputaran Total Aktiva

Rasio ini dihitung dengan membagi Penjualan dengan Rata-rata Total Aktiva.

d. Rasio Profitabilitas

Rasio ini memberi gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan.

(1) Rasio Margin Laba Bersih

Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan. (2) RasioDaya Laba Dasar

(10)

32

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi, dihitung dengan membagi EBIT dengan total aktiva.

(3) Rasio Pengembalian atas Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimilki perusahaan.

(4) Rasio Pengembalian atas Ekuitas

Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham.

Tabel 3.1

Operasional Variabel dan Skala Pengukurannya

Variabel Dimensi Indikator Skala

Pengukuran Laporan Keuangan Rasio Likuiditas Aktiva Lancar Rasio Lancar = Utang Lancar Rasio

(11)

33 Rasio

Solvabilitas

Rasio Aktivitas

Aktiva Lancar - Persediaan Rasio Cepat = Utang Lancar Total Utang Rasio Utang = Total Aktiva Penjualan ITO = x 360 hari Persediaan Piutang Usaha ACRT = Penjualan / 360 Penjualan Rasio Perputaran Total Aktiva =

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

(12)

34 Rasio

Profitabilitas

Total Aktiva

Laba Bersih

Rasio Margin Laba Bersih = Penjualan

EBIT Daya Laba Dasar =

Total Aktiva Laba Bersih ROA = Total Aktiva Laba Bersih ROE = Ekuitas Rasio Rasio Rasio Rasio

(13)

35 3.4 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data primer yang telah diolah terlebih dahulu oleh pihak lain. Penulis dapat memanfaatkannya untuk diproses lebih lanjut. Dalam hal ini berupa laporan keuangan PT Multi Bintang Indonesia Tbk selama 3 tahun (2009 – 2011).

3.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, bahan dan informasi yang diperlukan guna pembahasan masalah dan penyusunan skripsi ini, jenis data yang digunakan adalah data sekunder dan penulis menggunakan metode pengumpulan data :

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Suatu cara pengumpulan data yang berhubungan langsung dengan objek pembahasan, yang terdapat dalam kepustakaan, kemudian menyusun dan menganalisa data yang telah terkumpul. Sumber informasi dan kepustakaan berupa buk-buku, surat kabar, makalah, seminar, dan dokumen-dokumen lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data sekunder dan mengetahui indikator-indikator dari variabel yang diukur. Dalam penelitian ini penulis menggunakan PT Multi Bintang Indonesia Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut :

1. Neraca Keuangan untuk periode 2009 – 2011 yang masing-masing berakhir pada 31 Desember dan telah diaudit.

(14)

36

2. Laporan Laba Rugi untuk periode 2009 – 2011 yang masing-masing berakhir pada 31 Desember dan telah diaudit.

Untuk data perusahaan sejenis peneliti memilih PT Delta Djakarta, data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut :

1. Laporan Ikhtisar Keuangan untuk periode 2009 – 2011 2. Laporan Rasio Keuangan untuk periode 2009 - 2011

Gambar

Gambar 3.1 Bagan Struktur organisasi PT Multi Bintang Indonesia AGM

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada lampiran 10, bahwa rasio keuangan yang terdiri dari variabel ROI (X1), ROE (X2), NPM (X3), EPS (X4) dan PER

dituliskan oleh pembuat soal. Berdasarkan uraian dari analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa penyusun soal melakukan beberapa kesalahan seperti tidak teliti

Pada Perum BULOG proses pencatatan aset tetap masih dilakukan secara manual sehingga timbul berbagai masalah, yang mengakibatkan data aset tetap yang dimiliki tidak

Untuk menguji kemampuan memecahkan masalah dan sikap percaya diri pada materi perkalian kelas III SDN Ngadirejo 01 yang menggunakan pendekatan RME dengan media prezi lebih

[r]

Penulis selaku karyawan magang ingin mengaplikasikan sebuah tools yang dapat membantu perusahaan dalam monitoring dan controlling dari investasi proyek yaitu dengan

Jadi, terdapat perbedaan kinerja akademik yang signifikan pada siswa bila ditinjau dari keharmonisan keluarganya, dimana keluarga yang harmonis memiliki pengaruh