• Tidak ada hasil yang ditemukan

Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Oleh: SUHARSIH A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Oleh: SUHARSIH A"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG

SISI DATAR KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE THE LEARNING CELL

(PTK Kelas VIII-A SMP Negeri 4 Jatisrono Tahun Ajaran 2011/2012)

Naskah Publikasi

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Matematika

Oleh:

SUHARSIH A 410 080 056

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

H

?ue>[Bms qez(rpeutuerpry sellsJe^rull 'eguryemg ' uro;'ntr'ese{qm141 lpng'

{I

Jord 'pd'IAt'an11 1eue15'srg t

I

)

olld

V'I^I'BuBH slrpl I I

k#ru

uu^\e.

rr'unsns 1ere.& rqnuetuetu qe1e1 tmlelzftnp ueq

z,toL

llnf

v D JeEEuel epu4 IfnEued rru^\eq uedep rp ue{usqsped}p

qelel

9S0 080

0I?

v

trisiFHTis

: qelo rmsnsry uep ue4dexredry Euea QtOZ,1tOZuuru[y

unqcl

orrorsltBf 7 praEeg

drlts

y-IIIA

sBIaX

XId)

TTg)

,NINtrVflT

gHT,

gCOIflI,lI

IOIVTflI

I

XOTYg

NVO SNflOX

UVIYO

ISIS

cNvnu

NncNVfl

NVSYHVA

XOXOd

v(Iyd

\rxlJ.w{uryhr

N\f,UYfYTUflIAitrd

}tivlY(I

YAISIS

ISYdISIIUVd

NVIYTONINTd

.E .Z

.I

uElrprpued nmll u€p

NYHYSflONfld

(3)

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG

SISI DATAR KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE THE LEARNING CELL

Oleh

Suharsih1, Idris Harta2, dan Slamet Hw3

1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, suharsih056@yahoo.com

2

Staf Pengajar UMS Surakarta, idrisharta@yahoo.com

3

Staf Pengajar UMS Surakarta, slamethw0406@yahoo.com

ABSTRACT

The aim of this research is to improve the participation of students in mathematics learning on the the wide and volume of cube and beam through the method of The Learning Cell. This research is research of class action that us collaborative among researchers, mathematics teacher as an actor, and the principal as subjek which helped collect research data. The subject as the giver of the action in this research is the mathematics teacher in VIII A class of junior high school 4 of Jatisrono, while the subject as the receiver of the actions are students of VIII-A class which students consist of 30 students. Data were collected through observation, field note, and documentation. Data analysis by using descriptive qualitative with flow method. The result of this research show an increased participation of students on thr mathematic learning. That can be seen from the indicators of participation : 1) asking is not yet clear before action 13,33% and 86,66 after action, 2) propose opinion before action 3,33% and 53,33% after action, 3) work on practice question before action 53,33% and 93,33% after action, 4) conclude before action 6,67% and 60% after action. The conclusion of this research is The Learning cell method can improve the participation of student on the learning mathematic.

(4)

PENDAHULUAN

Dalam permendiknas nomor 11 tahun 2009 salah satu prinsip dalam pelaksanaan kurikulum adalah siswa mendapatkan pelayanan yang bermutu serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan. Siswa memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara positif dan aktif dalam proses belajar. Hal itu tentu menjadi tugas guru sebagai pendidik untuk menumbuhkan partisipasi belajar siswa, agar pembelajaran aktif di kelas tercapai sehingga berdampak pada hasil belajar siswa itu sendiri.

Menurut Keit davis dalam Sastroputro (1989:35) partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta tanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

Menurut George Terry dalam Winardi (2002:149) partisipasi adalah turut sertanya seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan sumbangan-sumbangan pada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan dimana keterlibatan pribadi orang yang bersangkutan melaksanakan tanggung jawabnya untuk melakukan hal tersebut.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan partisipasi siswa merupakan wujud tingkah laku siswa secara nyata dalam kegiatan pembelajaran yang merupakan totalitas dari keterlibatan siswa baik secara mental maupun emosional sehingga mendorong mereka untuk memberikan kontribusi dan bertanggungjawab terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.

(5)

Partisipasi siswa dalam belajar memiliki hubungan erat dengan peningkatan mutu pendidikan, yaitu apabila dikehendaki peningkatan mutu pendidikan maka hasil belajar yang dicapai harus ditingkatkan, dan untuk meningkatkan hasil belajar dibutuhkan partisipasi siswa yang lebih besar dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini menempatkan partisipasi siswa pada posisi yang penting di dalam proses pembelajaran, tetapi realita di SMP Negeri 4 Jatisrono menunjukkan bahwa siswa memiliki partisipasi belajar yang rendah dalam proses pembelajaran.

Partisipasi siswa ini meliputi beberapa hal, diantaranya adalah menanyakan yang belum jelas, mengemukakan ide, menjawab soal-soal dari guru/teman, dan keterlibatan siswa dalam menarik kesimpulan.

Rendahnya partisipasi belajar siswa di SMP Negeri 4 Jatisrono ditunjukkan oleh banyaknya siswa yang tidak memahami materi pelajaran yang disampaikan guru namun para siswa kurang antusias dalam bertanya. Selain itu para siswa cenderung pasif dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. Hal tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran yang kurang menarik yang diterapkan oleh guru. Metode pembelajaran yang diterapkan guru cenderung membosankan sehingga materi yang diterima siswa tidak mampu mengendap dalam memori siswa. selama ini yang terjadi pembelajaran hanya berpusat pada guru sedangkan siswa hanya ditempatkan sebagai peserta didik yang sifatnya pasif, sehingga potensi-potensi yang dimiliki siswa sulit dikembangkan yang pada akhirnya siswa kurang memperlihatkan partisipasi mereka dalam proses belajar mengajar.

(6)

Alternatif tindakan yang bisa dilakukan guru dalam upaya peningkatan partisipasi siswa adalah menggunakan metode pembelajaran yang tepat dengan harapan metode pembelajaran yang dipilih dapat mengikutsertakan siswa secara aktif, kreatif dan inovatif dalam proses belajar mengajar.

Penggunaan suatu metode pembelajaran yang tepat akan membantu kelancaran, efektivitas, dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi akan mengatasi kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran dalam menyajikan materi pelajaran berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan siswa (Sanjaya, 2008:46).

Salah satu metode pembelajaran yang bisa diterapkan untuk meningkatkan partisipasi siswa adalah metode The Learning Cell. Menurut Suprijono (2009:122) Metode pembelajaran aktif The Learning Cell adalah suatu metode pembelajaran yang menunjuk pada suatu bentuk belajar kooperatif dalam bentuk berpasangan, dimana siswa bertanya dan menjawab secara bergantian berdasarkan materi yang sama, sehingga siswa lebih dilibatkan dalam proses pembelajaran, metode pembelajaran The Learning Cell merupakan salah satu metode pembelajaran yang menuntut adanya partisipasi aktif siswa.

Langkah-langkah metode ini adalah:

1. Sebagai persiapan siswa diberi tugas mengkaji materi pelajaran yang akan dibahas, kemudian menuliskan pertanyaan/soal yang berhubungan dengan masalah pokok yang muncul dari materi yang terkait.

(7)

2. Pada setiap awal pertemuan, siswa ditunjuk untuk berpasangan secara acak. Siswa A mulai dengan pertanyaan pertama dan dijawab oleh siswa B.

3. Setelah mendapatkan jawaban dan dilakukan koreksi ataupun diberi tambahan informasi, giliran siswa B mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa A.

4. Jika siswa A selesai mengajukan satu soal kemudian dijawab oleh siswa B, ganti B yang bertanya, dan begitu seterusnya.

5. Selama berlangsung tanya jawab, guru bergerak dari satu pasangan ke pasangan lain sambil memberi feedback, bertanya dan menjawab pertanyaan.

Metode pembelajaran ini memicu siswa untuk lebih partisipatif dalam proses pembelajaran, berani untuk berpendapat ataupun menanyakan materi yang belum dipahami, adanya diskusi berpasangan akan memicu siswa untuk menggali materi lebih dalam, dan lebih berani bertukar pendapat ataupun bertanya antara satu siswa dengan siswa lain.

Dalam penerapan metode The Learning Cell pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar kubus dan balok, tugas guru adalah membimbing siswa dalam berdiskusi, memotivasi siswa agar lebih berani dalam bertanya, berpendapat, mengerjakan soal-soal di depan kelas kemudian mempresentasikannya, dan ikut serta dalam menarik kesimpulan.

(8)

Persoalannya sekarang adalah: apakah penerapan metode The Learning Cell dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar kubus dan balok?

Memperhatikan uraian diatas, penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar kubus dan balok.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas mempunyai ciri yaitu adanya perbaikan terus menerus terhadap praktik pembelajaran sehingga peneliti merasa proses pembelajaran mengalami peningkatan yang lebih baik. Penelitian tindakan merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari : 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi, 4) refleksi, dan 5) evaluasi.

Perencanaan dan penyusunan yang dilakukan untuk mengadakan tindakan adalah mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam proses pembelajaran matematika, terutama yang berkaitan dengan partisipasi siswa, kemudian merumuskan permasalahan tersebut. Berdasarkan perencanaan yang ada, proses pembelajaran diimplementasikan dengan menerapkan metode pembelajaran The

Learning Cell.

Sedangkan untuk mengetahui efektifitas metode pembelajaran yang digunakan peneliti, penelitian ini menggunakan : (1) metode observasi untuk mendapatkan gambaran secara langsung tentang kegiatan belajar matematika

(9)

siswa di kelas, yaitu gambaran langsung tentang peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika (2) Catatan lapangan digunakan untuk mencatat temuan yang tidak teramati dalam lembar observasi selama pembelajaran, bentuk temuan ini berupa aktivitas siswa dan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran. Pada saat pembelajaran berlangsung situasi dan suasana kelas, cara guru mengajar, hubungan guru dengan siswa, dan hubungan siswa dengan siswa diamati dan dianalisis secara langsung, kemudian dicatat dalam bentuk catatan tertulis (3) Dokumentasi dalam penelitian ini adalah berupa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pada kegiatan pembelajaran dengan metode pembelajaran The Learning Cell, buku-buku, arsip atau catatan yang berhubungan dengan arah yang diteliti, untuk memperoleh data sekolah dan data siswa. Kegiatan di kelas didokumentasikan dengan alat bantu elektronik yaitu kamera, untuk memperoleh foto pada saat pelaksanaan tindakan penelitian.

Analisis hasil ditekankan pada antusias siswa dalam bertanya,

mengemukakan ide, mengerjakan soal-soal latihan, dan menarik kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan metode pembelajaran The Learning Cell mendapat tanggapan positif dari guru, hal ini dikarenakan adanya peningkatan indikator-indikator yang ditekankan dalam upaya meningkatkan partisipasi siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar kubus dan balok.

(10)

Tabel 1

Meningkatnya partisipasi siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Jatisrono sebelum dan sesudah tindakan

No Partisipasi Belajar Siswa

Sebelum

Tindakan Putaran I Putaran II

Putaran III 1. A 4 (13,33%) 18 (20%) 25 (83,33%) 26 (86,66%) 2. B 1 (3,33%) 4 (13,33%) 12 (40%) 16 (53,33%) 3. C 16 (53,33%) 19 (63,33%) 24 (80%) 28 (93,33%) 4. D 2 (6,67%) 6 (20%) 16 (53,33%) 18 (60%) Keterangan :

A = Menanyakan yang belum jelas B = Mengemukakan ide

C = Mengerjakan soal-soal latihan dari guru D = Menarik kesimpulan

Tabel 1 di atas menunjukkan data hasil observasi kelas sebelum dan sesudah penelitian. Data tersebut dapat disimpulkan bahwa :

a. Mulai putaran I sampai putaran III partisipasi siswa menglami peningkatan sesuai dengan yang diinginkan.

b. Pada akhir penelitian, antusias siswa dalam menanyakan materi yang belum jelas mencapai 26 siswa (86,66%).

c. Pada akhir penelitian, kemampuan siswa dalam mengemukakan ide mencapai 16 siswa (53,33%).

(11)

d. Pada akhir penelitian, kemauan siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan dari guru mencapai 28 siswa (93,33%)

e. Pada akhir penelitian, keterlibatan dalam menarik kesimpulan mencapai 18 siswa (60%).

Data penelitian di atas berkaitan dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika, data di atas dapat dilihat secara grafis. Gambar di bawah ini menunjukkan grafik meningkatnya partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika. Profil kelas sebelum dan sesudah penelitian dalam partisiasi siswa pada gambar 1 berikut :

Grafik 1 di atas menunjukkan bahwa perubahan tindak mengajar yang berkaitan dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika setelah dilaksanakan tindakan kelas selama III putaran. Partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika dibatasi dalam hal keberanian dalam bertanya, kemauan siswa untuk megemukakan ide, kemampuan siswa untuk mengerjakan soal, dan keterlibatan siswa dalam menarik kesimpulan. Partisipasi siswa dapat

0 5 10 15 20 25 30 Sebelum Tindakan

Putaran I Putaran II Putaran III

Menanyakan yang belum jelas

menyampaikan ide

mengerjakan soal latihan

(12)

ditingkatkan dengan menerapkan metode pembelajaran The Learning Cell. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya aspek-aspek berikut : 1) menanyakan materi yang belum jelas mencapai 26 siswa, 2) mengemukakan ide mencapai 16 siswa 3) mengerjakan soal-soal latihan dari guru mencapai 28 siswa, dan 4) keterlibatan dalam menarik kesimpulan mencapai 18 siswa. Berdasarkan peningkatan aspek-aspek tersebut menunjukkan bahwa partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan kubus dan balok dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode pembelajaran The Learning Cell

Metode The Learning Cell dapat meningkatkan partisipasi siswa karena dalam pembelajaran menggunakan metode ini siswa di bimbing untuk belajar secara kooperatif berpasangan. Proses pembelajaran matematika melalui metode pembelajaran The Learning Cell menempatkan guru sebagai motivasitator dan fasilitator pembelajaran. Metode pembelajaran ini mempermudah siswa dalam memahami dan menemukan masalah yang sulit dengan berdiskusi. The Learning

Cell juga mendorong siswa untuk lebih aktif dalam mengemukakan pendapat dan

pertanyaan, selain itu metode ini juga sesuai dengan psikologi siswa SMP yang cenderung membentuk kelompok-kelompok dengan teman sebayanya.

KESIMPULAN

Penerapan metode pembelajaran The Learning cell dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan kubus dan balok mampu meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Meningkatnya partisipasi siswa ditunjukkan oleh hasil penelitian yang dilaksanakan selama tiga putaran. Selain itu,

(13)

meningkatnya partispasi siswa didukung oleh pendapat dari guru kelas yang terlibat dalam penelitian.

Pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran The Learning Cell ini memiliki peran utama dalam kaitannya dengan upaya meningktkan partisipasi siswa. Dalam upaya peningkatan partisipasi siswa ini, ada baiknya menyentuh pengembangan kreatifitas guru. Hal ini dapat dilakukan melalui kerja kolaboratif guru dengan peneliti untuk mengatasi masalah-masalah pembelajaran matematika yang selalu dihadapi di kelas.

Sementara itu, faktor siswa yang ikut mendukung upaya peningkatan partisipasi siswa antara lain adalah keberanian siswa dalam menanyakan materi yang belum dipahami, kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, kemauan dalam mengerjakan soal latihan dari guru, dan keterlibatan siswa dalam menarik kesimpulan.

SARAN

1. Guru hendaknya menerapkan metode-metode pembelajaran yang menarik yang dapat menumbuhkan partisipasi belajar matematika siswa, seperti metode The Learning Cell

2. Penelitian ini hanya dibatasi pada peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran, sedangkan untuk aspek yang lain misalnya minat belajar, hasil belajar, motivasi belajar dan lain-lain belum diketahui secara pasti. Untuk itu bagi peneliti selanjutnya disarankan meneliti hal-hal tersebut.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wira. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sastropurto, Santoso. 1989. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin

dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Winardi. 2002. Motivasi dan Pemotivasian Dalam manajemen. Jakarta: PT

Gambar

Grafik  1  di  atas  menunjukkan  bahwa  perubahan  tindak  mengajar  yang  berkaitan  dengan  partisipasi  siswa  dalam  pembelajaran  matematika  setelah  dilaksanakan  tindakan  kelas  selama  III  putaran

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian implikatur percakapan melarang terhadap anak-anak dalam bahasa Jawa Ngapak di Desa Bukit Telago Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo bertujuan untuk

Bapak karno tidak tinggal dengan orang tuanya tetapi beliau tinggal. Wawacara bersama bapak Karno, 8-9

Bila kebisingan pada suatu tempat kerja adalah 115 dBA atau lebih, maka tenaga kerja tersebut tidak boleh masuk ke dalam tempat kerja tersebut tanpa menggunakan alat

harga dan tanah yang menjadi objek jual-beli meskipun jual-beli dilakukan dibawah tangan, terutama hal ini dulu berlaku atas tanah yang berstatus hukum adat. Sekarang timbul

Bersama manager perncanaan dan pertahanan, manager produksi pengelolaan dan peremajaan lingkungan, dan manager pemasaran membantu G.M dan deputy G.M regional dalam melaksanakan

Oleh yang demikian, menurut Abdul Djalil (2012), perlaksanaan zikir ini tidak seharusnya disempitkan hanya dengan duduk berzikir sahaja, bahkan zikir ini boleh disintesiskan

LKD sebelum dan sesudah intervensi pada satu kelompok responden, peneliti mengiden- tifikasi responden berdasarkan kriteria yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kategori tinggi mampu mengajukan dugaan, melakukan manipulasi matematika dan memberikan alasan atau bukti terhadap solusi dengan