• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN. Kabupaten Cianjur. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. METODE PENELITIAN. Kabupaten Cianjur. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

25 IV. METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TPA Pasir Sembung yang berada di Kabupaten Cianjur. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) karena wilayah ini hanya memiliki satu TPA. Volume sampah yang ditimbun di TPA meningkat setiap waktu yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga dibutuhkan lahan TPA yang lebih luas. Hal ini menjadi permasalahan baik bagi masyarakat maupun dinas terkait dalam pengelolaannya karena jumlah sampah yang ditimbun di TPA ini semakin meningkat. Selain itu, adanya perubahan sistem pengelolaan menjadi sistem control landfill dalam pengelolaan sampah di TPA. Pengambilan data primer dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2011.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden melalui wawancara dengan pengelola TPA dan aparat pemerintah Kabupaten Cianjur. Data primer yang digunakan yaitu hasil wawancara dengan pengelola TPA mengenai bagaimana usaha atau kebijakan lebih lanjut yang akan dilakukan dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Cianjur agar lebih efektif. Data ini akan dimanfaatkan sebagai pendukung dari penggunaan analisis deskriptif. Data sekunder diperoleh dari beberapa lembaga terkait, yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Tata Ruang dan Pemukiman, BPS, Badan Pengawas Daerah, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur, jurnal, buku, dan data lainnya yang relevan dengan tujuan penelitian ini.

(2)

26 4.3 Metode Pengambilan Data

Metode yang digunakan untuk tujuan ketiga dalam penentuan sampel dilakukan dengan metode snowball sampling. Metode ini merupakan teknik pengambilan sampel yang pada mulanya jumlahnya kecil tetapi semakin lama semakin banyak sampai informasi yang didapatkan dinilai telah cukup. Pengambilan sampel lembaga pertama dilakukan secara sengaja (purposive sampling) yang selanjutnya mengikuti gerakan atau arah dari sampel pertama sampai di lembaga yang paling akhir (Sugiarto et al. 2001).

4.4 Metode Analisis Data

Data dari penelitian yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisis menggunakan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif untuk merumuskan kebijakan yang dilakukan pemerintah daerah setempat dalam pengelolaan sampah yang lebih efektif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode IPAT dan perhitungan analisis biaya dan manfaat. Analisis tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi volume timbunan sampah di TPA dan kemudian diuji menggunakan analisis regresi linier berganda. Selain itu, dilakukan peramalan terhadap volume timbunan sampah di tahun yang akan datang dengan menggunakan pemodelan. Analisis biaya manfaat digunakan untuk mengevaluasi secara finansial pengelolaan TPA dengan sistem

control landfill. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Exel 2010, Minitab 14.0 for Windows,dan Vensim version 5.6b. Adapun uraian matriks metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut.

(3)

27 Tabel 2. Matriks Metode Analisis Data

No. Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data 1. Mengidentifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi volume timbunan sampah di TPA Pasir Sembung

Kabupaten Cianjur.

Data sekunder IPAT dan analisis pemodelan

menggunakan software Vensim.

2. Mengevaluasi secara finansial pengelolaan TPA Pasir

Sembung dengan sistem

control landfill.

Data sekunder Analisis biaya dan manfaat (analisis kelayakan finansial). 3. Merumuskan kebijakan atau

regulasi yang dapat

dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) yang dapat digunakan dalam pengelolaan TPA Pasir Sembung

Kabupaten Cianjur.

Data primer Analisis deskriptif.

4.4.1 Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Timbunan Sampah di Tempat Pembuangan Akhir

Identifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi volume timbunan sampah di TPA dilakukan dengan menggunakan pendekatan model yang mengambarkan hubungan antara populasi dengan lingkungan. Model tersebut dikenal dengan model IPAT. Model ini menggambarkan hubungan antara populasi (P), pendapatan per kapita atau kekayaan (A), dan teknologi (T) yang dapat memberikan dampak (I) terhadap lingkungan (Daily dan Erhclic 1992).

Volume sampah yang meningkat berkaitan dengan perubahan jumlah populasi, tingkat urbanisasi, dan kekayaan (pendapatan per kapita). Jumlah penduduk memiliki korelasi yang positif terhadap peningkatan volume sampah. Semakin meningkat jumlah penduduk maka akan semakin meningkat pula jumlah sampah yang dihasilkan. Namun, selain jumlah penduduk terdapat juga faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Pengaruh dari faktor-faktor-faktor-faktor tersebut terhadap volume timbunan sampah dengan model ini dapat diukur dengan melihat faktor

(4)

28 jumlah penduduk, pendapatan per kapita masyarakat, dan teknologi yang dilakukan untuk mengolah sampah di TPA. Perhitungan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap volume sampah dapat dilihat sebagai berikut (Schulze 2001): I = P. A. T ... (4.1) In = Populasi n •( )•

Keterangan: I = Impact/dampak (volume/m3)

P= Population/populasi (jumlah penduduk tahun 2000-2010) A=Affluence/tingkat kemakmuran (pendapatan per kapita

masyarakat tahun 2000-2010 dalam rupiah)

T=Technology/teknologi pengomposan sampah (rupiah) n= Tahun ke 1,2,3...,11

Perhitungan dengan metode ini dilakukan tiap tahun yaitu dari tahun 2000 sampai 2010. Perhitungan dampak (I) yang diperoleh tiap tahun dilakukan untuk membandingkan perubahan dampak pada (I1) tahun 2001 sampai tahun 2010 (I6).

Setelah diketahui Impact yang diperoleh tiap tahunnya, maka dapat diketahui bahwa faktor-faktor atau variabel yang dimasukan mempengaruhi volume timbunan sampah di TPA. Pendekatan dengan model IPAT ini diuji menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui hubungan setiap masing-masing faktor dengan volume sampah. Selain itu, dilakukan juga pemodelan untuk melihat tren volume sampah yang ditimbun di TPA.

4.4.1.1Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi merupakan persamaan regresi yang dapat digunakan untuk menduga hubungan antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel tak bebas (dependent variable), dimana dugaan keduanya dapat digambarkan sebagai suatu garis lurus. Komponen error (ε) yang tidak diamati dan diasumsikan

(5)

29 merupakan peubah acak. Koefisien regresi βo dan β1 adalah parameter yang

menggambarkan karakteristik populasi yang akan diduga (Juanda 2009).

Fungsi regresi yang digunakan dalam penelitian ini hanya diuji dengan menggunakan fungsi regresi linier berganda. Persamaan dalam fungsi regresi ini dibuat berdasarkan pendekatan model IPAT. Fungsi regresi ini menjelaskan seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu jumlah penduduk (P), pendapatan masyarakat (A), dan teknologi pengolahan sampah (T) terhadap variabel tak bebas yaitu volume sampah (I). Analisis regresi ini dilakukan menggunakan program

Minitab 14.0 for Windows. Adapun model fungsi regresi faktor-faktor yang mempengaruhi volume sampah adalah sebagai berikut:

Ii = βo + β1Pi + β2Ai + β3Ti + ε ... (4.2)

Keterangan:

I = Volume sampah yang ditimbun di TPA tahun ke i (m3) Pi = Jumlah penduduk Kabupaten Cianjur tahun ke i (jiwa)

Ai = Pendapatan per kapita masyarakat Kabupaten Cianjur tahun ke i

Ti = Teknologi pengolahan sampah di TPA Pasir Sembung tahun ke i

(Rp)

i = tahun ke 1,2,...,11 ( tahun 2000-2011)

β0 = Intersep

β1, β2, dan βo = Koefisien regresi

ε = Error term

Setelah melakukan pendugaan parameter koefisien regresi, hasil persamaan regresi kemudian diuji menggunakan asumsi-asumsi dari model regresi tersebut. Pengujian tersebut dilakukan agar dapat dilakukan pengujian mengenai masing-masing koefisien regresi (uji-t) untuk mengetahui bagaimana hubungan antar variabel bebas terhadap variabel tak bebas. Pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut (Juanda 2009):

(6)

30 1. Uji Kenormalan

Pengujian kenormalan ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Nilai KS yang lebih besar dari taraf nyata menunjukan bahwa model yang digunakan untuk regresi ini telah mengikuti distribusi normal yaitu residual atau eror menyebar normal.

2. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung nilai VIF. Jika nilai VIF ≤ 10 maka diasumsikan pada model tersebut tidak terdapat multikolinearitas.

3. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Jika nilai statistik DW nilainya mendekati 2 maka menunjukan tidak adanya autokorelasi. Jika nilai DW lebih dari 2 maka autokorelasi negatif. 4. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini menggunakan uji Goldfeld-Quant dengan melihat nilai uji-F dan derajat bebas p. Nilai p yang lebih besar dari taraf nyata menunjukan model regresi tersebut tidak menghasilkan ragam sisaan yang heterogen (hetroskedastisitas).

4.4.1.2Pemodelan Volume Timbunan Sampah

Peningkatan volume timbunan sampah yang terjadi di TPA Pasir Sembung Kabupaten Cianjur akan terus terjadi sebanding dengan peningkatan jumlah penduduk. TPA sebagai tempat pembuangan akhir sampah harus memiliki perkiraan jumlah sampah yang akan masuk kemudian ditimbun sesuai dengan daya tampung dan umur teknis TPA. Penggambaran volume timbunan sampah di

(7)

31 TPA sampai dengan sepuluh tahun kedepan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis pemodelan menggunakan software Vensim version 5.6b.

Pemodelan ini dapat membantu konseptualisasi dan pengukuran dari suatu sistem yang kompleks atau untuk memprediksi konsekuensi dari sistem terhadap tindakan manusia. Model simulasi adalah suatu proses memformulasikan hubungan fungsional antar komponen suatu sistem dalam bentuk persamaan matematis, mengubah nilai konstanta, parameter atau nilai inisial dari variabel (komponen) ekosistem dan mengamati bagaimana konsekuensinya. Model ini juga hanya sedikit menggunakan persamaan matematika, namun lebih insentif dan ekstensif menggunakan komputer (Jeffers dalam Nababan 2001).

Model simulasi volume timbunan sampah di TPA Pasir Sembung dilakukan dengan mensimulasikan faktor pertumbuhan penduduk, pendapatan per kapita masyarakat, dan teknologi pengolahan sampah dengan bantuan komputer. Hubungan antar komponen penduduk, pendapatan, dan teknologi menggunakan fungsi matematis dari data yang diperoleh di lapangan. Asumsi yang digunakan dalam simulasi model ini adalah:

1. Volume sampah yang dikaji dalam penelitian ini adalah akibat aktivitas masyarakat sebanding dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat. 2. Tipe model yang digunakan adalah model dinamik dimana variabel yang

didefinisikan sistem merupakan fungsi dari waktu.

3. Pemodelan volume sampah ini terdiri dari tiga variabel yaitu penduduk, konsumsi, dan teknologi menurut data sekunder dan survei.

4. Pertumbuhan jumlah penduduk merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap volume sampah yang dihasilkan di wilayah Kabupaten Cianjur.

(8)

32 Adapun model yang digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan volume sampah di TPA Pasir Sembur dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini.

Sumber: Hasil Analisis, 2011

Gambar 4. Simulasi Studi Pertumbuhan Volume Sampah di TPA Pasir Sembung

4.4.2 Evaluasi Kelayakan Finansial Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir

Evaluasi kelayakan finansial dalam pengelolaan TPA dilihat dari segi biaya dan juga manfaat atau penerimaan. Menurut Gitinger dan Willis (1999), biaya adalah pengeluaran atau pengorbanan yang dapat menimbulkan pengurangan terhadap manfaat yang diterima. Biaya yang digunakan dalam pengelolaan TPA ini terdiri dari biaya investasi, biaya operasional, dan biaya lainnya. Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada awal dimulainya proyek dan biasanya memerlukan biaya yang besar, sedangkan biaya operasional adalah biaya rutin yang dikeluarkan untuk melakukan pengelolaan. Evaluasi finansial dapat dilakukan dengan mengevaluasi data yang diperoleh kemudian menghitung kriteria kelayakan investasi. Beberapa kriteria kelayakan finansial yang digunakan (Gitinger dan Willis 1999) adalah sebagai berikut:

Rate pertumbuhan Konsumsi Sampah Rate peningkatan Peningkatan Rumah tangga pertumbuhan

rate penurunan dari pengomposan

penurunan pendapatan

(9)

33 1. Nilai Sekarang Neto (Net Present Value)

NPV (Rp) =∑

... (4.3) 2. Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate Return)

... (4.4) 3. Rasio Manfaat dan Biaya (Benefit Cost Ratio)

B/C (Rp) = ∑ ∑ ... (4.5) 4. Payback Period PP = ... (4.6) Keterangan:

Bt = Manfaat yang diperoleh tiap tahun (tahun 2006-2010 dalam rupiah)

Ct = Biaya yang dikeluarkan tiap tahun (tahun 2006-2010 dalam rupiah)

I = Besarnya biaya investasi yang diperlukan (Rp)

Ab = Manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya t = 1, 2, ... , n

n = Jumlah tahun (2006-2010)

i = Tingkat bunga (diskonto) yang digunakan untuk menghasilkan NPV positif (%)

i’ = Tingkat bunga (diskonto) yang menghasilkan NPV negatif

NPV = Net Present Value positif

NPV’ = Net Present Value negatif

4.4.3 Analisis Perumusan Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir

Pemerintah daerah memiliki peran dalam menentukan kebijakan pengelolaan TPA agar lebih efektif. Dinas yang berwenang untuk menentukan kebijakan selain pemerintah daerah adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Kebijakan tersebut selain mengacu kepada UU No. 18 Tentang Pengelolaaan

(10)

34 Sampah dan Peraturan Daerah No. 10 juga harus mementingkan kepentingan masyarakat agar tidak merugikan masyarakat. Perumusan kebijakan untuk pengelolaan TPA dilakukan dengan wawancara kepada pihak-pihak terkait yang menjadi responden. Hasil wawancara dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.

Gambar

Gambar 4.  Simulasi Studi Pertumbuhan Volume Sampah di TPA Pasir   Sembung

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana kita tau pasar adalah sebuah tempat bertemunya pembeli dengan penjual guna melakukan transaksi ekonomi yaitu untuk menjual atau membeli suatu barang

Uji t dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel usia, pendidikan, pengalaman kerja, jumlah tanggungan keluarga dan tambahan pemasukan suami secara parsial

Apabila tingkat kepentingan dikurangi tingkat kepuasan suatu atribut (X-Y) menghasilkan nilai nol, maka atribut tersebut berada tepat pada garis efficient service atau

Peneliti melakukan penelitian dengan menyebar dua skala sekaligus, yaitu skala kenakalan remaja dan dukungan keluarga yang ditujukan kepada siswa-siswi SMP Negeri

Penulis pertama-tama mengucapkan puji Tuhan atas rahmat dan bimbingan-Nya selama menyusun skripsi yang berjudul “UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN

Pada perhitungan tingkat partisipasi ini, akan dianalisis kekuatan atau pengaruh dari karakteristik individu (yaitu ; umur, jumlah anggota keluarga, lama masa bermukim,

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) kelompok yaitu: 1) Petani padi sawah yang berada pada desa-desa dengan.. dengan kinerja penyuluh yang tinggi, 2) Petani padi

Pertumbuhan ekonomi AS pada triwulan III 2016 mencapai 2.9% SAAR, utamanya didorong peningkatan pertumbuhan ekspor dan investasi yang lebih besar dari penurunan pertumbuhan