• Tidak ada hasil yang ditemukan

OLEH : NURUL HIDAYAH, SE.AK.MSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OLEH : NURUL HIDAYAH, SE.AK.MSI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL AKUNTANSI MANAJEMEN

MODUL KE 4

BEP MULTIPLE PRODUK

OLEH :

(2)

KASUS MULTIPRODUK

Hampir semua perusahaan, mulai dari perusahaan manufaktur hingga restoran ( bahkan cepat saji ), memiliki beragam penawaran. Setiap penawaran dapat memiliki harga jual dan variabel yang berbeda dengan memanfaatkan analisis titik impas maka persamaan (T7-5) diubah untuk mencerminkan proporsi penjualan untuk setiap produk.Hal ini dilakukan dengan memberikan bobot pada kontribusi setiap produk pada [ropors penjualan. Formula sekarang menjadi :

F

BEPs =

Σ[(1-Vi)x(Wi)] di mana

V = biaya variabel per unit P = harga per unit

F = biaya tetap

W = persentase setiap produk dari total penjualan dalam dolar i = masing – masing produk

(3)

Contoh T4 menunjuhkan bagaimana menentukan titik impas untuk kasus multiproduk.

Informasi untuk Le Bistro, sebuah rumah makan prancis, adalah sebagai berikut. Biaya tetap adalah $3.500 per bulan.

Produk Harga Biaya Ramalan Penjualan Tahunan (unit ) Roti isi daging $ 2,95 $1,25 7.000

Minuman ringan 0,80 0,30 7.000

Kentang panggang 1,55 0,47 5.000

Teh 0,75 0,25 5.000

Salad 2,85 1,00 3.000

Dengan beragam penawaran ini, analisis titik impas dilakukan seperti pada kasus produk tunggal, kecuali bahwa pada perhitungan multiproduk, diberikan pembobotan produk berdasarkan proporsinya pada total penjualan.

Pembobotan untuk mencari titik impas pada multiproduk

Misalkan : PT X menjual 2 macam produk A dan B.

Estimasi penjualan A 3000 unit dan Penualan B 1000 unit. Dengan demikian bobot untuk A dan B adalah 3 : 1 atau produk A akan dijual 3/4 dan produk B 1/4. Biaya tetap $ 90.000

(4)

Contribution margin 30 54 Sales mix (units) 3 1

$ 90 $ 54 144 Rata2 tertimbang Marjin Kontribusi 144 : 4 = 36

BEP sales mix = $ 90.000 / 36 = 2.500 unit

BEP untuk A = 3/4 X 2.500 unit = 1.875 unit atau $ 187.500 BEP untuk B = 1/4 X 2.500 unit = 625 unit atau $ 96.250

BREAK IVEN POIN UNTUK MULTIPLE PRODUK

CONTOH

Sebuah perusahaan mempunyai informasi mengenai 9 jenis produknya sebagai berikut:

Jenis produk harga VC unit sales Sandwich $2,95 $1.25 7.000 Soft drink 0.80 0.30 7.000 Homemade chips 0.59 0.18 1.000 Baked potato w/topping 1.55 0.47 5.000 Tea 0.75 0.25 5.000 Breakfast menu 2.95 1.20 2.000 Grape 1.75 0.55 2.500 Milkshake 1.75 0.80 2.000 Salad bar 2.85 1.00 3.000

(5)

Selain informasi di atas, diketahui biaya tetap (fixed cost) $b42,000 per tahun Diminta:

Tentukan break even poin dalam dolar. Jawab

MULTIPLE BREAK EVEN POIN

1 2 3 4 5 6 7

Jenis sales VC VC/S I-VC/S forecasted % of weighted

Produk sales sales

contributin(5x7)

Sandwich 2.95 1.25 0.42 0.58 20.650 0.340 0.197 Soft drink 0.80 0.30 0.38 0.62 5.600 0.092 0.057 Homemade chps 0.59 0.18 0.31 0.69 590 0.010 0.007 Baked potato W/topping 1.55 0.47 0.30 0.70 7.750 0.128 0.090 Tea 0.75 0.25 0.33 0.67 3.750 0.062 0.042 Breakfst menu 2.95 1.20 0.41 0.59 5.900 0.097 0.057 Grape 1.75 0.55 0.31 0.69 4.375 0.072 0.050 Milkshake 1.75 0.80 0.46 0.54 3,500 0.058 0.031 Salad bar 2.85 1.00 0.35 0.65 8,550 0.141 0.091 60,665 1.000 0.622 P (Dollar)= Fixed cost

Σ [ ( I – VC/S ) x (w) ] = $ 42,000/0.622 = $ 67,524

Kondisi break even poin terjadi pada saat µ=0 atau TR=TC TR = P x Q

(6)

TR = TC P x (Qb) = TFC + AVC (Qb) P x (Qb) – AVC (Qb) = TFC (P – AVC) Qb = TFC TFC Qb = P - AVC

P-AVC = Contribution margin perunit TR profit TC 400 200 rugi P = $10 AVC = $5 0 40 Q TVC = $200

Analisis Biaya, Volume dan Laba

Salah satu alat analisis biaya, volume dan laba adalah "titik impas" atau break even point, yaitu suatu petunjuk yang memberi informasi bahwa suatu perusahaan tidak mendapat laba dan tidak rugi. Dalam kondisi break even perusahaan mempunyai tingkat penjualan sama besar dengan total biaya. Perhitungan break even point bisa dilakukan dengan tiga cara:

Untuk perencanaan laba, break even point, bisa digunakan dengan menambahkan laba yang diinginkan pada biaya tetap dalam rumus break even point:

Untuk kepentingan perhitungan break even point, biaya harus bisa dipisahkan ke dalam elemen biaya tetap dan variabel sehingga apabila ada elemen semi variabel harus dipisahkan terlebih dulu. Apabila break even point ingin disajikan dalam jumlah unit maka bisa ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

(7)

Analisis Biaya, Volume dan Laba (Lanjutan)

Analisis biaya, volume dan laba dengan teknik break even point dalam Kegiatan Belajar 2 hanya dibatasi untuk perusahaan yang memproduksi satu jenis produk dan perhitungan break even point-nya secara total baik rupiah maupun unit. Teknik analisis biaya, volume dan laba-laba yang lain adalah:

a. Break even mixed (produk lebih dari satu) b. Break even per unit

c. Biaya, volume dan laba dalam grafik (cost, profit Volume graph) d. Analisis garis keamanan (margin of safety)

1. Break even mixed adalah cara analisis terhadap hubungan biaya, volume dan laba dimana perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis produk, dengan BEP mixed biaya tetap akan ditutup oleh produk yang marjinal (kontribusi rasio paling tinggi dan berturut-turut ke produk yang kontribusi rasionya lebih rendah)

2. Break even per unit, dengan BEP per unit maka tingkah laku biaya tetap maupun variabel bisa diikuti dan perhitungan break even akan diketemukan pada volume produksi di mana biaya tetap ditambah biaya variabel sama dengan harga jual per unitnya.

3. Grafik biaya, volume dan laba menggambarkan hubungan antara biaya, volume dan laba dalam berbagai tingkat volume. Dengan teknik analisis ini bisa dipantau berapa laba/rugi berubah akibat perubahan volume.

4. Margin of safety adalah teknik analisis yang memberi gambaran seberapa jauh anggaran penjualan bisa turun agar perusahaan tidak rugi.

Cara mencari Margin of Safety dengan persamaan:

Makin tinggi tingkat keamanan (margin of safety) berarti perusahaan mempunyai tingkat penurunan penjualan yang jauh dari kerugian akibat turunnya penjualan.

(8)

Contohnya, :

untuk menjalakan usaha warteg, saya butuh 1 karyawan yang saya gaji Rp 250 ribu/ bulan. Bahan baku yang saya butuhkan perbulan Rp 400 ribu. Biaya sewa tenda perbulan Rp 1 juta. Biaya lain-lain Rp 150 ribu.Total biaya perbulan Rp 1,8 juta. Jika saya rata-ratakan satu piring nasi beserta lauk-pauknya bisa dijual Rp 5 ribu/piring, berarti dalam satu bulan saya harus laku 360 piring (Rp 1,8 juta / Rp 5 ribu), atau setiap harinya harus laku 12 piring (asumsi saya buka 30 hari/bulan, jadi 360 piring dibagi 30 hari). Nah, dengan jualan 12 piring saja, saya cuma dapet impas (nol) alias ngga dapet untung, cuma cape doank. Jadi saya harus usaha supaya bisa jual diatas 12 piring/hari atau 360 piring/bulan. Caranya? Macem-macem.

sekedar menambahkan, BEP sering dirancukan dengan waktu untuk kembali modal. Dalam ilmu keuangan, ada rumus yang dinamakan Pay-back Period (periode kembali modal) inilah perhitungan yang dipakai untuk menghitung berapa lama sih perlu waktu untuk kembali modal.

Tapi saya ngga akan ngebahas disini, karena udah kepanjangan.

Kesuksesan suatu perusahaan bisa dilihat dari kinerjanya, sedangkan kinerja sebuah perusahaan dapat dilihat dari segi keuangannya , dimana kita dapat menganalisisnya melalui data yang berupa laporan keuangannya. Laporan keuangan merupakan cerminan dari kondisi perusahaan, baik buruknya kondisi perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan.

Financial Accounting Standar Board (FASB) menyatakan bahwa salah satu tujuan dari ikhtisar keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna dalam penilaian kemampuan manajemen memanfaatkan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran utama perusahaan. Dalam hal ini laba merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dari keseluruhan perusahaan.Laporan Laba/Rugi merupakan salah satu bentuk laporan keuangan yang dijadikan salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Perusahaan yang memiliki kinerja yang baik adalah perusahaan yang mampu menghasilkan laba guna untuk pembiayaan hutang-hutang perusahaan maupun pemilik modal.

(9)

Namun dalam hal ini untuk mencapai ke arah tersebut banyak hal yang harus diperhatikan oleh pihak manajemen diantaranya adalah meyangkut pengendalian biaya dan penjualan.Biaya misalnya adalah biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel yang diperhitungkan di PT. Pindad (Persero) Divisi Tempa dan Cor Bandung adalah Biaya bahan baku, Energi, Pekakas dan Bantu serta Lembur. Namun elemen-elemen tersebut masih terdapat permasalahan misalnya dalam biaya bahan baku, lembur serta pekakas yang dikeluarkan perusahaan masih dianggap tinggi. Mengenai biaya tetap diantaranya personil kontrak masih terhitung tinggi. Dalam penjualan masih terlihat tidak stabil, itu terlihat dari laporan penjualan yang naik turun. Hal lain yang harus diperhatikan oleh pihak manajemen adalah perhitungan Break Even Point yang menjadi titik dimana perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak mengalami kerugian. Dalam hal ini Break Even Point merupakan lampu kuning bagi perusahaan, yang memberikan sinyal kepada pihak manajemen untuk menerapkan strategi lebih lanjut agar kelangsungan perusahaan dapat terus berjalan, mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya terutama yang bergerak pada bidang yang serupa serta agar mampu meningkatkan perkembangan perusahaannya. Perhitungan Break Even Point memerlukan data-data seperti biaya tetap, biaya variabel dan penjualan.

Referensi

Dokumen terkait

Modal adalah salah satu kata kerja bantu atau helping verb yang menambah makna struktural atau makna semantik terhadap kata kerja yang memiliki makna lebih terhadap kata

Dengan mengesampingkan kepercayaan … preferensi … tradisi … logika melalui analogi … kesepakatan melalui pemikiran yang seksama, saya benar-benar mengetahui

dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti bermaksud untuk mencoba meningkatkan kemampuan anak tunagrahita ringan dalam pembelajaran aspek penjumlahan dengan

Kedua, perubahan sosial sebagai dampak penggunaan gawai berbasis Android tidak men- ciptakan perubahan sosial yang terlembaga, yang terjadi adalah proses adaptasi dengan teknologi

Penelitian lain juga dilakukan oleh Anindita (2006) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendengar dalam memilih radio PTPN Rasitania FM Solo dengan

TCP tidak digunakan dalam pengiriman data suara pada VoIP karena pada suatu komunikasi data VoIP penanganan data yang mengalami keterlambatan lebih penting daripada penanganan

Sebuah survei tahunan CyberSource Corp yang dirilis pada tahun 2006 peringkat Indonesia sebagai negara yang paling berisiko ketiga di dunia untuk transaksi online,

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pretasi belajar adalah proses hasil belajar yang berwujud angka- angka yang dapat diukur. Prestasi belajar siswa dapat