1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sejalan dengan perkembangan perekonomian dunia pada saat ini yang memasuki era global menuntut setiap para pengelola perusahaan diberbagai belahan bumi ini agar dapat meningkatkan kemampuan mereka demi dapat bersaing ditengah–tengah perdagangan global yang sangat bergantung kepada kompetisi pasar. Di dalam kompetisi pasar ini menganut sistem pasar yang menganggap bahwa pola perilaku masyarakat ekonomi dikendalikan oleh pertimbangan yang rasional dalam pasar ekonomi ( barang dan jasa, faktor produksi, keuangan dsb. ), berdasarkan motif kebendaan “mencari untung” atau maksimalisasi kemakmuran tetapi sekaligus kesejahteraan27
Dalam naskah pidato presiden tentang Rancangan Undang–Undang tentang Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun Anggaran 2013 mengtakan, bahwa “ Perkembangan ekonomi global pada dua tahun terakhir ini diwarnai oleh ketidakpastian yang makin meningkat. Selagi pemulihan dari krisis dan resesi global yang terjadi pada tahun 2008 belum sepenuhnya tuntas, . Sehingga tuntutan yang dimiliki oleh pelaku usaha yaitu agar dapat memperbaharui semua sarana dan prasarana yang mendukung percepatan perputaran perekonomian untuk mengantisipasi dan dapat mengikuti tuntutan zaman yang berjalan begitu cepat dan dinamis.
27
Marsuki, .Analisis Perekonomian Nasional & Internasional, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2005, hal.10
2
sejak tahun lalu, dunia kembali dilanda ancaman krisis ekonomi dan keuangan baru. Kondisi itu terutama dipicu oleh berlarut-larutnya proses penyelesaian krisis keuangan di Eropa, yang kemudian menyebarkan dampak negatif kepada negara-negara lain.”28
Negara Indonesia sebagai bagian dari bangsa–bangsa di dunia juga terkena dampak dari perekonomian dunia tersebut. Keadaan ini baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut strategi yang harus ditempuh adalah mengupayakan agar pembangunan nasional di segala bidang dapat berlangsung secara terus menerus menuju kearah kebangkitan. Karena dengan pembangunan inilah bangsa Indonesia dapat bersaing di tingkat internasional untuk menuju kemakmuran bangsa dan Negara. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Efisiensi, menguntungkan dan transparan, barangkali itulah kata–kata yang selalu di pergunakan oleh para ahli ekonomi, pengusaha, pemilik modal (investor) dan orang–orang yang bergelut dalam keduniausahaan untuk mempertanyakan keadaan suatu perusahaan yang bergerak dalam berbagai sektor perekonomian.
Negara Indonesia sebagai negara berkembang, tentu tidak dapat disamakan dengan negara raksasa yang perekonomiannya lebih maju. Sistem perekonomian
28
2012 Sekretariat Kabinet RI, PidatoPresiden pada penyampaian RAPBN 2013
Tanggal 16 Agustus 2012, dikutip dari
3
Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam UUD 1945, khususnya Pasal 33 maupun dalam Pancasila, yang jika disederhanakan bermakna bahwa perekonomian bangsa disusun berdasarkan demokrasi ekonomi di mana kemakmuran rakyat banyaklah yang lebih diutamakan dibandingkan kemakmuran perorangan.29 Kemudian, karena bumi, air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah pokok – pokok atau sumber – sumber kemakmuran rakyat, maka hal tersebut berarti harus dikuasai dan diatur oleh Negara untuk sebesar– besarnya kemakmuran rakyat.30
Berkaitan dengan sistem perekonomian bangsa Indonesia yang telah ditetapkan di atas maka dapat dilihat bahwa perekonomian Indonesia terdiri dari tiga komponen pelaku ekonomi, yaitu pemerintah yang diwakili oleh Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ), Usaha Swasta (BUMS), dan masyarakat (dalam hal ini diwakili koperasi).31 Dalam menjalankan kegiatan usahanya, BUMN, Swasta dan Koperasi melaksanakan peran saling mendukung berdasarkan demokrasi ekonomi.32
Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimilki oleh Negara melalui penyertaannya secara langsung yang berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan.33
29
Marsuki,Op.Cit., hal.75.
Kekayaan Negara yang dipisahkan adalah pemisahan kekayaan Negara dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk dijadikan penyertaan
30
Ibid.
31
Subandi, Sistem Ekonomi Indonesia, Alfabeta, Bandung, 2005, hal.20
32
Penjelasan Umum Undang – Undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
33
Pasal 1 Ayat (1) Undang – Undang No. 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
4
modal Negara pada BUMN (Persero dan Perum serta perseroan terbatas lainnya).34 Selanjutnya, pembinaan dan penglolaannya tidak lagi didasarkan pada sistem Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, namun pembinaan dan pengelolaannya didasarkan pada prinsip – prinsip perusahaan yang sehat.35
BUMN (public enterprise) mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai public purpose, public ownership, dan public control. Dari makna itu public purpose –
lah yang menjadi inti dari konsep BUMN. Public purpose ini dijabarkan sebagai hasrat pemerintah untuk mencapai cita–cita pembangunan (sosial, politik dan ekonomi) bagi kesejahteraan bangsa dan negara,36
Melihat pentingnya BUMN bagi perekonomian negara maka perlu untuk mengoptimalkan dan mempertahankan keberadaannya dalam perkembangan ekonomi dunia yang semakin terbuka dan kompetitif, sehingga BUMN perlu menumbuhkan budaya korporasi dan profesionalisme antara lain melalui pembenahaan pengurusan dan pengawasannya. Pengurusan dan pengawasan BUMN harus dilakukan berdasarkan prinsip – prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Peningkatan efisiensi dan produktifitas BUMN harus dilakukan .
sehingga membuat BUMN ini menjadi sektor yang sangat penting dalam membantu pemerintah untuk mengimplitasikan kebijakan pembangunan.
37
34
Pasal 1 ayat 10 Undang – Undang No. 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
35
Mulhadi, Hukum Perusahaan: Bentuk –bentuk badan usaha di Indonesia, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor, 2010, hal, 151.
36
Pandji Anoraga, Bumn Swasta dan Koperasi, PT. Dunia Pustaka Jaya, Bogor, 1995, hal, 3.
37
5
Perusahaan di lingkungan BUMN dengan volume usaha dan aset (aktiva) yang jauh lebih besar (secara umum) dibandingkan dengan perusahaan swasta, ternyata BUMN bukanlah perusahaan yang efisien dan menguntungkan atau bahkan ada yang mengalami kerugian. Bertitik tolak dari kenyataan itu pemerintah tentu saja akan berusaha untuk tidak membiarkan keadaan yang tidak menguntungkan tersebut, karena apabila dibiarkan terus menerus tanpa adanya upaya perbaikan, sebahagian BUMN itu akan tetap hanya membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk setiap tahun anggaran. Bagaimana tidak, sebahagian BUMN dibiayai oleh APBN, sementara pendapatan dari minyak dan gas bumi sudah sulit diharapkan terlalu banyak untuk memenuhi APBN yang meningkat setiap tahunnya.38
Untuk memperbaiki penampilan BUMN tersebut, maka pemerintah telah melakukan serangkaian langkah–langkah pembenahan dengan menciptakan/membentuk berbagai kebijaksanaan dan perangkat peraturan– peraturan yang dapat mendukung gerak maju perusahaan-perusahaan tersebut, disamping juga melakukan pembenahan pengelolaan (menejemen) dan bahkan melakukan perombakan struktur organisasinya.
Pegadaian adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merupakan lembaga perkreditan non bank, yang bergerak di bidang gadai dan fidusia, baik secara konvensional maupun syariah, dan jasa lainnya di bidang keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan terutama untuk masyarakat berpenghasilan menengah kebawah, usaha mikro, usaha kecil, dan
38
Rolib Sitorus, ”Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)”, Skripsi, Fakultas Hukum USU, Medan, 1995, hal. 3
6
usaha menengah, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya perseroan dengan menerapkan prinsip perseroan terbatas.39
Meskipun banyak lembaga keuangan yang menawarkan pinjaman atau kredit namun Pegadaian tetap menjadi pilihan masyarakat yang membutuhkan dana, karena lembaga ini mampu menyediakan dana secara cepat dengan prosedur yang mudah. Hal ini sesuai dengan motto Pegadaian yaitu,“mengatasi masalah tanpa masalah”.
Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2011, yang mengatur tentang perubahan bentuk badan hukum Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian menjadi Perusahaan Perseroaan (Persero).
Kehadiran Pegadaian yang didirikan pemerintah mengusung peran sosial yang cukup jelas, yaitu membantu pemerintah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Bagi masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah keberadaannya merupakan pilihan yang sangat tepat untuk memperoleh dana atau kredit. Selain itu juga Pegadaian sangat berpengaruh untuk menghapus bank gelap, praktek ijon, riba dan lain–lain yang sifatnya lintah darat dan hanya menambah beban dan masalah bagi masyarakat ekonomi lemah.40
Dengan demikian Pegadaian mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu pemerintah untuk meningkatkan pemerataan pembangunan,
39
Pasal 2 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2011 tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian menjadi Perusahaan Perseroan (persero).
40
Muhammad Syukran Yamin Lubis, “Tinjauan Yuridis Terhadap Tanggung Jawab Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian atas Benda Jaminan”, Tesis, Sekolah Pasca Sarjana USU, Medan, 2006, hal. 3.
7
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat dalam rangka program mengentaskan kemiskinan.41
Berdasarkan uraian di atas dan berbagai masalah hukum yang timbul dan berkaitan dengan perubahan status hukum Perusahaan Umum (Perum) menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), telah mendorong saya untuk menelitinya dan selanjutnya akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul “Tinjauan Yuridis Terhadap Perubahan Status Perum Menjadi PT. Persero ( Studi Pada PT. Pegadaian Cabang Medan)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasar uraian latar belakang masalah tersebut di atas, selanjutnya dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana mekanisme peralihan bentuk hukum PT. PEGADAIAN (PERSERO) dari PERUM menjadi perusahaan PERSERO ?
2. Apa saja alasan-alasan perubahan bentuk Perusahaan Umum Pegadaian (PERUM) menjadi Perusahaan Perseroan Pegadaian (PERSERO) ?
3. Akibat hukum apa yang timbul dari pengalihan bentuk perusahaan pada PT. Pegadaian (Persero) ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari pembahasan dalam penelitian ini dapat diurakan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme peralihan bentuk hukum PT. PEGADAIAN (PERSERO) dari PERUM menjadi perusahaan PERSERO.
41
8
2. Untuk mengetahui alasan-alasan perubahan bentuk Perusahaan Umum Pegadaian (PERUM) menjadi Perusahaan Terbatas Pegadaian (PERSERO)
3. Untuk mengetahui akibat-akibat yang timbul dari pengalihan bentuk perusahaan pada PT. Pegadaian (Persero) baik yang sudah terjadi maupun kemungkinan yang akan terjadi.
D. Manfaat penenelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis bagi pembaca.
Adapun kedua manfaat tersebut adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis
Manfaat penelitian secara teoritis yaitu sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut bagi para pembaca yang ingin memperdalam kajian dan pengetahuan dibidang Ilmu Hukum pada umumnya dan ilmu hukum koorporasi pada khususnya dalam permasalahan perubahan status badan hukum perusahaan Negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) .
2. Secara praktis
Manfaat penelitian bersifat praktis diharapkan agar tulisan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi hukum perdata tentang hukum korporasi dan diharapkan penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan
9
rujukan dalam mempelajari hukum korporasi, khususnya tentan Badan Usaha Milik Negara.
E. Keaslian penulisan
Penelitian ini dilakukan atas gagasan peneliti sendiri juga melalui masukan yang berasal dari berbagai pihak guna membantu penelitian dimaksud. Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, penelitian tentang,”Tinjauan Yuridis terhadap Perubahan Status Perum menjadi PT. Persero ( Studi pada PT. Pegadaian Cabang Medan)” belum pernah dilakukan. Oleh karenanya penelitian ini sangat jauh dari unsur plagiat. Penelitian ini merupakan karya ilmiah yang asli, dan dapat dipertanggung jawabkan secara akademis.
F. Metode penelitian
Metodologi mempunyai beberapa pengertian, yaitu (a) logika dari penelitian ilmiah, (b) studi terhadap prosedur dan teknik penelitian, dan (c) suatu sistem dari prosedur dan teknik penelitian42. Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun teknologi yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis, dan konsisten.43
42
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hal.17
Penelitian hukum adalah segala aktivitas seseorang untuk menjawab permasalahan hukum yang bersifat akademik dan praktisi, baik yang bersifat asaa-asas hukum, norma-norma hukum yang hidup dan berkembang dalam masyarakat,
43
Soerjono Soekanto dan Sri Mumadji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, hal. 1.
10
maupun yang berkenaaan dengan kenyataan hukum dalam masyarakat. 44 Penelitian merupakan upaya pencarian terhadap pengetahuan yang benar (ilmiah), karena hasil dari pencarian ini akan dipakai untuk menjawab permasalahan tertentu.45 Dengan demikian, metode penelitian adalah suatu upaya ilmiah untuk memahami dan memecahkan suatu masalah berdasarkan metode tertentu.46
Dalam penulisan skripsi ini penulis berusaha untuk mengumpulkan informasi dan data-data yang diperlukan untuk menjadi bahan dalam penulisan skripsi ini. Bahan-bahan tersebut haruslah mempunyai hubungan satu sama lainnya yang berhubungan dengan judul skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengunakan metode penelitian sebagai berikut :
1. Jenis penelitian dan sifat penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian normatif dan penelitian empiris. Penelitian normatif adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka atau bisa juga disebut dengan penelitian hukum kepustakaan 47
Penelitian hukum sosiologis atau empiris dilakukan dengan cara terutama meneliti data primer yang diperoleh di lapangan selain juga meneliti data sekunder . Penelitian empiris merupakan penelitian berupa studi lapangan dengan melakukan wawancara pada responden yang berkaitan dengan PT. Pegadaian (PERSERO) cabang Medan dengan metode pendekatan yuridis.
44
Zainuddin Ali, Op.Cit., hal. 19.
45
Amiruddin dan Zainal Asikan, Pengantar Metode Penelitian Hukum. Raja Grafindo Persada, Jakarta,2004,hal.19.
46
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, hal. 38.
47
11
dari perpustakaan.48 Yuridis Sosiologis atau Socio legal researce (condoktrinal), yaitu untuk mengevaluasi keterkaitan aspek-aspek empiris atau normatif.49
Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan penyebaran suatu gejala, atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.50
Penelitian ini meliputi asas-asas hukum, sumber-sumber hukum, peraturan perundang-undangan, dan beberapa buku mengenai perusahaan, khususnya pada Peusahaan Negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan hukum Perseroan Terbatas.
Tujuan penelitian normatif dan penelitian empiris ini adalah untuk mengetahui mekanisme peralihan bentuk hukum PT. Pegadaian (PERSERO) dari PERUM menjadi PERSERO. Untuk mengetahui alasan-alasan perubahan bentuk Perusahaan Umum Pegadaian (PERUM) menjadi Perusahaan Terbatas Pegadaian (PERSERO) serta untuk mengetahui akibat yang timbul dari pengalihan bentuk perusahaan pada PT. Pegadaian (PERSERO).
Dengan demikian dapat meggambarkan dan menjelaskan secara umum tentang perubahan yang terjadi pada Perusahaan Umum Pegadaian (PERUM) menjadi Perusahaan Terbatas Pegadaian (PERSERO) baik itu mekanisme, alasan-alasan dan sebab-sebab yang terjadi pada perusahaan tersebut.
48
Tampil Anshari Siregar, Metodologi penelitian hukum penulisan skripsi, Medan, 2005, hal. 23
49
Muslan Abdurahman, Sosiologi dan Metodologi Penelitian Hukum, UMM Press, Malang, 2009, hal. 94
50
12
2. Data dan Sumber Data
Pada umumnya di dalam penelitian data dibagi menjadi dua jenis antara : a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama. b. Data sekunder, antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi,
buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, dan sebagainya.51 Data pokok dalam penelitian ini diperoleh dari :
a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, terdiri dari :
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
3) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
4) Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
5) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2005
tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, dan Perubahan bentuk Badan Hukum Badan Usaha Milik Negara.
7) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2005 tentang tata cara penyertaan dan penatausahaan modal Negara pada Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan Terbatas.
51
13
8) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2005 tentang pendirian, pengurusan, pengawasan, dan pembubaran Badan Usaha Milik Negara.
9) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian.
10)Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2011 tentang perubahan bentuk badan hukum Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian menjadi Perusahaan Perseroaan (PERSERO).
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti rancangan undang-undang, hasil-hasil penelitian, atau pendapat pakar hukum.52
c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus umum, kamus hukum, majalah dan jurnal ilmiah. Surat kabar dan majalah mingguan juga menjadi tambahan bahan bagi penulisan skripsi ini sepanjang memuat informasi yang relevan dengan penelitian ini. 3. Alat pengumpulan data
Dalam penulisan ini, penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk menjawab semua masalah yang menjadi objek penelitian dengan cara :
a. Penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data yang tedapat dalam peraturan perundang-undangan, buku-buku atau
52
14
literatur, tulisan-tulisan ilmiah, situs internet, dan dokumen-dokumen yang tekait dengan penelitian ini.
b. Penelitian lapangan (field research) yakni dengan mengadakan wawancara kepada staf pegawai PT. Pegadaian (Persero) Cabang Medan.
4. Analisis data
Analisis data dilakukan secara kualitatif yang digambarkan secara deskriptif, rangkaian kegiatan analisis data dimulai setelah terkumpulnya data sekunder, kemudian disusun menjadi sebuah pola dan dikelompokkan secara sistematis. Analisis data lalu dilanjutkan dengan membandingkan data sekunder terhadap data primer untuk mendapatkan penyelesaian permasalahan yang diangkat.
G. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan ini dibagi dalam beberapa tahapan yang disebut dengan bab, dan setiap bab dibagi dalam beberapa sub bab yang masing-masing bab diuraikan masalahnya secara tersendiri, namun masih dalam konteks yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Secara sistematis penulis menempatkan materi pembahasan keseluruhan ke dalam 5 (lima) bab terperinci. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, dalam bab ini penulis menguraikan apa yang menjadi latar belekang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penulisan, metode penelitian serta sistematika penulisan.
15
Bab II Tinjauan Umum Mengenai Perusahaan Perseroan, dalam bab ini menjelaskan tentang tinjauan umum mengenai perusahaan perseroan, Bentuk-bentuk perusahaan Negara, perusahaan perseroan secara umu, peranan pemerintah dalam perekonomian melalui perusahaan perseroan.
Bab III Perusahaan Pegadaian Sebagai Perusahaan Umum, dalam bab ini diuraikan mengenai kedudukan dan bentuk hukum Perusahaan Umum, sejarah singkat berdirinya Perum Pegadaian, sifat, maksud dan tujuan Perum Pegadaian, modal Perusahaan Umum Pegadaian, Pembinaan dan pengawasan Perusahaan sebagai Perusahaan Umum.
Bab IV Tinjauan Yuridis Terhadap Perubahan Status Perusahaan Umum Pegadaian (PERUM) menjadi PT. Pegadaian (PERSERO), dalam bab ini merupakan uraian hasil penelitian yang mencakup mekanisme pengalihan bentuk hukum PT. Pegadaian (PERSERO) dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Persero, alasan-alasan perubahan PT. Pegadaian (PERSERO) dari Perusahaan Umum menjadi PT. PERSERO, akibat hukum yang timbul dari pengalihan bentuk perusahaan pada PT. Pegadaian (PERSERO).
Bab V Kesimpulan dan Saran, bab ini adalah bagian yang memuat kesimpulan dan saran, pada bagian ini akan diuraikan suatu kesimpulan beserta saran yang berkaitan dengan penelitian ini.