• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Belajar dan Pembelajaran. 1. Belajar. a) Pengertian Belajar. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. A. Belajar dan Pembelajaran. 1. Belajar. a) Pengertian Belajar. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

10

A. Belajar dan Pembelajaran

1. Belajar

a) Pengertian Belajar

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.1

Burton, dalam sebuah buku ”The Guidance Of Learning Activities” merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antar individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam buku Educational Psychology, H.C Witherington, mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepriadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari

1 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

(2)

pengertian.2

Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

b) Unsur-unsur Belajar

Croanbach dalam Nana Syaodih Sukamdinata mengemukakan adanya tujuh unsur utama dalam proses belajar yaitu:

a) Tujuan, belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai.

b) Kesiapan, untuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan baik anak atau individu perlu memiliki kesiapan fisik dan psikis, kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu, maupun penguasaan pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mendasarinya.

c) Situasi, kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar.

d) Interpretasi, dalam menghadapi situasi, individu mengadakan interpretasi, yaitu melihat hubungan di antara komponen-komponen situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian tujuan.

e) Respons, berpegang kepada hasil dari interpretasi apakah individu mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang diharapkan, maka ia memerikan respons.

f) Konsekuensi, setiap usaha akan membawa hasil, akibat atau konsekuensi entah itu keberhasilan ataupun kegagalan, demikian juga dengan respon atau usaha belajar peserta didik. g) Reaksi terhadap kegagalan, reaksi peserta didik dalam

kegagalan dalam belajar bisa bermacam-macam, kegagalan

(3)

bisa menurunkan semangat, dan memperkecil usaha-usaha belajar selanjutnya.3

c) TujuanBelajar

Gagne menyebutkan ada lima macam tujuan belajar berikut ini:

a) Keterampilan intelektual atau keterampilan prosedural yang mencakup belajar diskriminasi, konsep, prinsip, dan pemecahan masalah yang kesemuanya diperoleh melalui materi yang disajikan oleh pendidik di sekolah.

b) Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, mengingat, dan berfikir.

c) Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsiakan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan.

d) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otat.

e) Sikap, yaitu suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang didasari oleh emosi, kepercayaan-kepercayaan, serta faktor intelektual.4

2. Pembelajaran

a) Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari peserta didik, pendidik, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis, kapur dan

3 M, Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Perpustakaan Nasional, 2009),

(4)

perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar dan sebagainya.5

Pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan di tujukan oleh beberapa ciri yaitu

a) Pembelajaran adalah proses berpikir.

Teaching of thinking adalah proses pembelajaran yang diarahkan untuk pembentukan keterampilan mental tertentu, misalnya keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan lain sebagainya.6

b) Proses pembelajaran adalah manfaat potensi otak

Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Menurut beberapa ahli otak manusia terdiri dari dua bagian, yaitu otak kanan dan otak kiri. Masing-masing belahan otak memiliki spesialisasi dalam kemampuan-kemampuan tertentu.7

c) Pembelajaran berlangsung sepanjang hayat

Belajar adalah proses terus menerus yang tidak pernah berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas. Hal ini berdasarkan pada asumsi bahwa sepanjang

5 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), h. 57 6 Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Kencana. 2014). h. 107

(5)

kehidupannya manusia akan selalu dihadapkan pada masalah atau tujuan yang ingin dicapainya.8

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b) Karakteristik Pembelajaran

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “Mengingat, memahami, menerapakan, menganalisis,

(6)

aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan mencipta”.9

3. Materi Pada Tema Daerah Tempat Tinggalku

Pada Tema Daerah Tempat Tinggalku terdapat beberapa pembagian subtema, yaitu:10

1) Lingkungan Tempat Tinggalku 2) Keunikan Daerah Tempat Tinggalku 3) Bangga Terhadap Daerah Tempat Tinggalku

Pada beberapa pembagian subtema, namun hanya ada dua subtema yang di fokuskan yaitu Lingkungan Tempat Tinggalku dan Keunikan Daerah Tempat Tinggalku.

9 Rusman, op, cit, h. 74

10

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Buku PendidikDaerah Tempat Tinggalku, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), h. Viii

(7)

a) Pemetaan Subtema Lingkungan Tempat Tinggalku yaitu: Pembelajaran 111 IPA Kompetensi Dasar: 3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar.

4.4 Menyajikan hasil percobaan tentang hubungan antara gaya dan gerak.

Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar:

3.9 Mencermati tokoh-tokoh

yang terdapat pada teks fiksi.

4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh

yang terdapat pada teks fiksi

secara lisan, tulis, dan visual

PEMBELAJARAN 1

(8)

12 Ibid, h. 18

Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar:

3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi.

4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi

secara lisan, tulis, dan visual.

IPA Kompetensi Dasar:

3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar. 4.4 Menyajikan hasil percobaan

tentang hubungan antara gaya dan gerak.

PEMBELAJARAN 2

SBdP Kompetensi Dasar:

3.2 Mengetahui tanda tempo dan tinggi rendah nada.

4.2 Menyanyikan lagu dengan memperhatikan tempo dan tinggi rendah nada.

(9)

Pembelajaran 313 PPKn Kompetensi Dasar: 1.3 Mensyukuri keberagaman umat beragama di masyarakat sebagai anugerah

Tuhan Yang Maha Esa dalam

konteks Bhinneka Tunggal Ika.

1.4 Mensyukuri berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan sebagai anugerah Tuhan Yang

Maha Esa.

2.3 Bersikap toleran dalam keberagaman umat beragama

di masyarakat dalam konteks

Bhinneka Tunggal Ika. 2.4 Menampilkan sikap kerja

sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan. 3.3 Menjelaskan manfaat

keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari-hari

4.3 Mengemukakan manfaat keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari-hari.

BAHASA INDONESIA Kompetensi Dasar:

3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi.

4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi

secara lisan, tulis, dan visual.

PEMBELAJARAN 3

IPS Kompetensi Dasar:

3.3 Mengidentifikasi kegiatan ekonomi dan hubungannya dengan berbagai bidang pekerjaan serta kehidupan sosial dan budaya di lingkungan sekitar sampai provinsi.

4.3 Menyajikan hasil identifikasi kegiatan ekonomi dan hubungannya dengan

berbagai bidang pekerjaan, serta kehidupan sosial dan

budaya di lingkungan sekitar sampai provinsi.

(10)

14Ibid, h. 45

PPKn Kompetensi Dasar:

1.3 Mensyukuri berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

2.1 Bersikap toleran dalam

keberagaman umat beragama di masyarakat dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika. 2.2 Menampilkan sikap kerja

sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan. 3.3 Menjelaskan keberagaman

karakteristik individu dalam kehidupan sehari-hari.

4.3 Mengemukakan manfaat keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari-hari.

Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar:

3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi.

4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual. PEMBELAJARAN 4 Ips Kompetensi Dasar: 3.3 Mengidentifikasi kegiatan ekonomi dan hubungannya dalam berbagai bidang pekerjaan serta kehidupan sosial budaya di

lingkungan sekitar sampai provinsi

4.3 Menyajikan identifikasi kegiatan ekonomi dan hubungannya dalam berbagai pekerjaan serta kehidupan sosial dan budaya di lingkungan sekitar sampai provinsi.

(11)

Pembelajaran 515 PPKn Kompetensi Dasar: 1. Mensyukuri keberagaman umat beragama di masyarakat sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika. 2 Mensyukuri berbagai

bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

2.1 Bersikap toleran dalam

keberagaman umat beragama di masyarakat dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika. 2.2 Menampilkan sikap kerja

sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan.

3.3 Menjelaskan manfaat keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari-hari

4.3 Mengemukakan manfaat keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari-hari

BAHASA INDONESIA Kompetensi Dasar:

3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi.

4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi

secara lisan, tulis, dan visual. PEMBELAJARAN 5 SBDP Kompetensi Dasar: 3.2 Mengetahui tanda

tempo dan tinggi rendah nada. 4.2 Menyanyikan lagu

dengan memperhatikan tempo dan tinggi rendah nada

(12)

b) Pemetaan Subtema Lingkungan Tempat Tinggalku dan

Keunikan Daerah Tempat Tinggalku yaitu:

Pada subtema Lingkungan Tempat Tinggalku dan keunikan Daerah Tempat Tinggalku memiliki Kompetensi Dasar yang sama pada setiap pembelajaran

4. Model Snowball Throwing

a) Pengertian Model Snowball Throwing

Model pembelajaran snowball throwing (ST) atau yang juga sering dikenal dengan snowball fight merupakan pembelajaran yang diadopsi pertama kali dari game fisik dimana segumpalan salju dilempar dengan maksud memukul orang lain. Dalam konteks pembelajaran, snowball throwing diterapkan dengan melempar segumpalan kertas untuk menunjuk peserta didik yang diharuskan menjawab soal dari pendidik. Model ini digunakan untuk

16Ibid, h. 66

Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar:

3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi. 4.9 Menyampaikan hasil

identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual. SBdP

Kompetensi Dasar:

3.2 Mengetahui tanda tempo dan tinggi rendah nada.

4.2 Menyanyikan lagu dengan memperhatikan tempo dan tinggi rendah nada.

(13)

memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada peserta didik serta dapat juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan peserta didik dalam materi tersebut.17

Sedangkan Istarani mengatakan model snowball throwing

merupakan rangkaian penyajian materi ajar yang diaawali dengan penyampaian materi, lalu membentuk kelompok dan ketua kelompoknya yang kemudian masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh pendidik kepada temannya serta dilanjutkan dengan masing-masing peserta didik diberi satu lembar kertas, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.18

Menurut Imas Kurniasih jika proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka akan terbentuklah suasana kelas yang dinamis, karena kegiatan peserta didik tidak hanya berpikir, menulis dan bertanya, atau berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada peserta didik lain.19

Inti dari model pembelajran snowball throwing

menjelaskan pada ketua kelompok, ketua kelompok menjelaskan

17

Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013), h. 226

(14)

yang dimasukkan kedalam bola, lalu bola tersebut dilempar pada peserta didik lain untuk menjawab pertanyaan yang ada didalam bola tersebut.20

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model snowball throwing dapat membantu peserta didik untuk untuk menngerti materi pembelajaran dan mengubah susasana pembelajaran menjadi lebih menarik.

b) Langkah-langkah Snowball Throwing

Adapun langkah-langkah snowball throwing menurut Istarani adalah:

1. Seperti pembelajaran biasa, dimana pendidik menyampaikan materi yang akan disajikan. Cukup beberapa menit saja.

2. Setelah itu pendidik membentuk kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudia menjelaskan materi yang disampaikan oleh pendidik kepada temannya.

4. Kemudian masing-masing peserta didik diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bole dan dilempar dari satu peserta didik ke peserta didik lainnya selama kurang lebih lima menit.

6. Setelah peserta didik mendapat satu bola atau satu pertanyaan diberikan kesempatan

(15)

kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas yang berbentuk bola tersebut secara bergantian. 7. Setelah semuanya mendapat giliran,

kemudian pendidik memberikan kesimpulan materi hari itu dan melalukukan evaluasi jika dibutuhkan, dan kemudian baru menutup pelajaran.21

Sedangkan menurut Istarani, langkah-langkah model

snowball throwing yaitu:

1) Pendidik menyampaikan materi yang akan disajikan.

2) Pendidik membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh pendidik kepada temannya

4) Masing-masing peserta didik diberi satu lembar kertas, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

5) Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik ke peserta didik yang lain selama kurang lebih 15 menit.

6) Setelah peserta didik dapat satu bola atau satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

7) Penutup.22

21 Ilmas Kurniasih, op, cit, h.78

(16)

snowball throwing adalah:

FASE TINGKAH LAKU PENDIDIK

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik

ii. Menyampaikan seluruh tujuan dalam pembelajaran dan motivasi peserta didik.

Fase 2

Menyajikan informasi

iii. Menyajikan informasi tentang materi pembelajaran peserta didik

Fase 3

Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar

iv. Memberikan informasi kepada peserta didik tentang prosedur pelaksanaan pembelajaran snowball throwing.

v. Membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajara yang terdiri dari 7 orang peserta didik.

Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

vi. Memanggil ketua kelompok dan menjelaskan materi serta pembagian tugas kelompok.

vii. Meminta ketua kelompok kembali ke kelompok masing-masing untuk mendiskusikan tugas yang diberikan pendidik dengan anggota kelompok.

viii. Memberikan selesmbar kertas kepada setiap kelompok dan meminta kelompok tersebut menulis pertanyaan sesuai dengan materi yang dijelaskan oleh pendidik. ix. Meminta setiap kelompok untuk menggulung dan

melemparkan pertanyaan yang telah ditulis pada kertas kepada kelompok lain.

x. Meminta setiap kelompok menuliskan jawaban atas pertanyaan yang didapatkan dari kelompok lain pada kertas kerja tersebut.

Fase 5 Evaluasi

xi. Pendidik meminta setiap kelompok untuk membacakan jawaban atas pertanyaan yang diterima dari kelompok lain.

Fase 6 Memberikan

penilaian/penghargaan

xii. Memberikan penilaian terhadap hasil kerja kelompok.23

Berdasarkan beberapa langkah-langkah model Snowball Throwing oleh para ahli tersebut, peneliti memilih langkah-langkah model menurut Istarani karena langkah-langkah model snowball

throwing lebih lengkap dan mudah dipahami sehingga akan

mempermudah dalam menerapkan model tersebut.

23 Aris Shoimin, Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013,(Jakarta: Ar-Ruzz

(17)

c) Kelebihan Model Snowball Throwing

Adapun kelebihan model snowball throwing menurut Ilmas Kurniasih adalah: 1) Melatih kesiapan peserta didik.; 2) Saling memberikan pengetahuan.24

Sedangkan menurut Istarani kelebihan dari model snowball throwing adalah: 1) Meningkatkan jiwa kepemimpinan peserta didik, sebab ada ketua kelompok yang diberi tugas kepada teman-temannya; 2) Melatih peserta didik untuk belajar mandiri, karena masing-masing peserta didik diberikan tugas untuk membuat satu pertanyaan, lalu pertanyaan itu akan dijawab oleh temannya atau sebaliknya; 3) Menumbuhkan kreativitas peserta didik karena membuat bola sebagaimana yang diinginkannya; 4) Belajar lebih hidup, karena semua peserta didik aktif membuat pertanyaan ataupun menjawab soal temannya yang jatuh pada dirinya.25

Adapun kelebihan model snowball throwing menurut Aris Shoimin adalah: 1) Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena peserta didik seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada peserta didik lain; 2) Peserta didik mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan pada peserta didik lain; 3) Membuat peserta didik siap dengan berbagai kemungkinan karena peserta didik tidak tahu soal yang dibuat temannya seperti

(18)

tidak terlalu repot membuat media karena peserta didik terjun langsung dalam praktik; 6) Pembelajaran menjadi lebih efektif; 7) Ketiga aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dapat tercapai.26

Berdasarkan pendapat para ahli, disimpulkan kelebihan model Snowball throwing adalah dapat meningkatkan jiwa kepemimpinan peserta didik, melatih peserta didik untuk belajar mandiri, karena masing-masing peserta didik diberikan tugas untuk membuat satu pertanyaan, menumbuhkan kreativitas peserta didik, belajar lebih hidup, karena semua peserta didik aktif membuat pertanyaan ataupun menjawab soal temannya yang jatuh pada dirinya.

d) Kelemahan Model Snowball Throwing

Adapun kekurangan model snowball throwing menurut Istarani adalah: 1) Ketua kelompok sering sekali menyampaikan materi pada temannya yang tidak sesuai dengan apa yang disampaikan oleh pendidiknya; 2) Sulit bagi peserta didik untuk menerima penjelasan dari teman atau ketua kelompoknya karena kurang jelas dalam menjelaskannya; 3) Sulit bagi peserta didik untuk membuat pertanyaan secara baik dan benar; 4) Sulit dipahami oleh peserta didik yang menerima pertanyaan yang kurang jelas arahnya sehingga merepotkannya dalam menjawab

(19)

pertanyaan tersebut; 5) Sulit mengontrol apakah pembelajaran tercapai atau tidak.27

5. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajar yang berupa nilai yang mencakup ranah pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil dari kegiatan belajar.28 Sebagaimana dikemukakan Oemar hasil belajar adalah tingkah laku yang timbul, dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pertanyaan-pertanyan baru, perubahan dalam tahap kebiasaan keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sifat sosial, emosional dan pertumbuhan jasmani.29

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar peserta didik adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan prilaku yang relatif menetap. Untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sunal bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat

27 Istarani, op, cit, h.94 28

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), h.5

(20)

kebutuhan peserta didik.30

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa :

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

2) Ketempilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.

3) Strategi pengetahuan yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.31 Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik.

b. Macam-Macam Hasil Belajar

1) Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom diartikan seberapa besar peserta didik mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik, atau sejauh mana

30 Ahmad Susanto, loc, cit.

(21)

peserta didik dapat memahami dan mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil Penelitian atau observasi langsung yang dilakukan.32 Menurut Skeel konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau sesuatu pengertian.33 Jadi, konsep merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu pengertian.

2) Keterampilan Proses

Usman dan Setiawati mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu peserta didik.34

Indrawati merumuskan bahwa keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada.

Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.

32

Ahmad Susanto, TeoriBelajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. (Jakarta: Kencana. 2013). h. 6

(22)

Lange mengatakan bahwa sikap merupakan kekompakan antara mental dan fisik secara serempak. Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara jelas sikap seseorang yang ditunjukkannya.35 Sementara menurut Sardiman mengatakan bahwa sikap merupakan kecendrungan untuk melakukan sesuatudengan cara, metode, pola dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek tertentu.36

Sikap merujuk pada perbuatan, prilaku, atu tindakan seseorang. Hubungan antara sikap dengan hasil belajar peserta didik, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep, dalam pemahaman konsep ini yang sangat berperan adalah domain kognitif.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Wasliman mengungkapkan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi anatara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal.37

1) Faktor Internal

Merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Meliputi:

35Ibid, h.10

36Ibid, h.11 37 Ibid, h.12

(23)

kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.38

2) Faktor Eksternal

Merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga yang ekonomi kurang, pertengkaran suami-istri, perhatian orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik. 39

d. Indikator Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku pada peserta didik berupa hasil kongkrit atau nyata setelah melalui proses pembelajaran. Sudjana menemukakan bahwa hasil belajar adalah kemapuan-kemampuan yang dimiliki setiap peserta didik setelah menerima pengalaman belajar.40

Menurut Bloom hasil belajar dalam rangka studi, indikator yang harus dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain, kompetensi pengetahuan, kompetensi sikap, kompetensi keterampilan. 41

38Ibid.

39 Ibid

40 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

(24)

Ada beberapa karakteristik peserta didik SD yang perlu diketahui oleh pendidik, menurut Nursidik Kurniawan mengemukakan bahwa terdapat beberapa karakteristik peserta didik yang perlu diketahui oleh pendidik.

Karakteristik pertama peserta didik SD adalah Senang bermain. Karakteristik ini menuntut pendidik untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan, terutama untuk peserta didik di sekolah dasar. Karakteristik yang kedua Senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan peserta didik dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, pendidik hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik berpindah atau bergerak. Menyuruh peserta didik duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan peserta didik sebagai suatu siksaan.42

Karakteristik yang ketiga yaitu Senang bekerja dalam kelompok. Dari pergaulannya dalam kelompok sebaya, peserta didik belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi seperti belajar setia kawan. Dan karakteristik yang keempat adalah senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.43

Havighurst (mengemukakan bahwa tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:

42Ibid.

(25)

a) Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik.

b) Membina hidup sehat

c) Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok

d) Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin. e) Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu

berpastisipasi dalam masyarakat.

f) Mencapai kemandirian pribadi. Pada diri anak ada kecendrungan untuk memerdekakan diri, sehingga menimbulkan kewajiban bagi pendidik untuk secara bertahap memberi kebebasan pada akhirnya pendidik mengundurkan diri dari usaha memberi bantuan kepada anak, apabila anak benar-benar telah mandiri.44

Ditinjau dari perkembangan pengetahuan, peserta didik kelas tinggi di SD memasuki tahap operasional konkret. Pada tahap operasional konkret ini anak sudah berpikir lebih menyeluruh dengan melihat banyak unsur dalam waktu yang sama. Pemikiran anak dalam banyak hal sudah lebih teratur dan terarah karena sudah dapat berpikir serial, klasifikasi dengan lebih baik, bahkan mengambil kesimpulan secara probabilitas. Konsep akan bilangan, waktu dan ruang sudah semakin lengkap berbentuk. Meskipun anak-anak masih belum dapat memecahkan persoalan yang abstrak. 45

Pada umumnya peserta didik berada pada rentang usia antara 6-12 tahun. Hurlock mengemukakan bahwa ada tiga ciri utama yang menunjukkan perbedaan seorang peserta didik seusia dini dengan usia dibawahnya, yaitu:

a) Adanya dorongan peserta didik untuk masuk kedalam permainan dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan otot-otot.

44 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

(26)

rumah dan masuk dalam kelompok sebaya.

c) Adanya dorongan mental untuk mematuhi dunia konsep-konsep logika, simbol, dan komunikasi secara dewasa.46

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa masa perkembangan peserta didik di SD merupakan periode operasional konkrit, yakni peserta didik sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah terutama kaidah-kaidah logika yang kongkrit. Misalnya, sudah mampu mengklasifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan bilangan serta konversikan pengetahuan tertentu.

B.Penelitian Relevan

Ada beberapa penelitan relevan yang telah dilakukan dengan model

snowball throwing yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Zakiatur Rahmi (2012) dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Snowball Throwing Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 11

Ampang”. Setelah menggunakan model snowball throwing nilai peserta didik meningkat menjadi 84.61.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Pariani (2014) dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball

Throwing untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi

Peserta didik Kelas X AK 1 SMK PGRI 1 Sentolo Kulon Progo Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/ 2014” Penelitian yang dilakukan

(27)

oleh Pariani juga mengalami peningkatan pada aktivitas belajar peserta didik kelas X AK 1 SMK PGRI 1 Sentolo Kulon Progo Yogyakarta. Nilai rata-rata semester 1 nya 65 setelah menggunakan model snowball throwing nilai meningkat menjadi 79,5.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Luciana Puspa Sari C.p (2015) dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Cooperative

Learning Tipe Snowball Throwing Pada Pembelajaran IPS

Terhadap Kemampuan Kognitif Peserta didik Kelas III SD Immanuel Kota Bandar Lampung” berdasarkan hasil Penelitian diperoleh data bahwa aktifitas belajar peserta didik meningkat dari nilai rata-rata hasil belajar kemampuan kognitif peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPS menggunakan model

Cooperative Learning tipe snowball throwing pada kelas

eksperimen (III B) yaitu 69,50 lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil belajar kemampuan kognitif peserta didik yang mengikuti pembelajaran secara konvensional pada kelas kontrol (III A) yang hanya mendapat nilai 57,31.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Puspa Dewi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Ipa Peserta didik Kelas V SD di Gugus Sri Kandi Kecamatan Denpasar Timur” Berdasarkan hasil analisis data terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara

(28)

pembelajaran snowball throwing dengan peserta didik yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPA dengan materi cahaya pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Hasil analisis Penelitian yang menunjukkan perbedaan skor rata-rata yang diperoleh antara peserta didik yang mendapat treatment model pembelajaran

snowball throwing yaitu 83,50 dan 71,20 pembelajaran

konvesional.

Berdasarkan Penelitian relevan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan antara Penelitian yang akan peneliti lakukan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Pariani, Luciana Puspita Sari dan Puspa Dewi. Perbedaan dengan Penelitian sebelumnya adalah terletak pada jenis Penelitian, mata pelajaran dan kelas. Peneliti menggunakan jenis Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model snowball throwing pada Tema Daerah Tempat Tinggalku, dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Dengan Menggunakan Model Snowball Throwing pada Peserta Didik Kelas IV SDN 20 Koto Gaek Guguk Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok”.

C.Kerangka Konseptual

Penelitian ini bertujuan untuk mengupayakan peningkatkan hasil belajar dalam memahami konsep-konsep dalam Tema Daerah Tempat Tinggalku dengan menggunakan model snowball throwing. Kerangka konseptual

(29)

merupakan berpikir peneliti tentang pelaksanaan Penelitian, sehingga memudahkan peneliti dalam melaksanakan Penelitian ini.

Kerangka berpikir peneliti, diawali dengan adanya kondisi faktual yakni ditemui permasalahan pada peserta didik kelas IV di SDN 20 Koto Gaek Guguk Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok. yaitu rendahnya hasil belajar peserta didik terhadap Tema Pahlawanku. Peneliti berharap hasil belajar peserta didik dalam belajar meningkat dari sebelumnya. Oleh karena itu peneliti perlu melakukan suatu tindakan yang berupa penggunaan model

snowball throwing dalam Tema Daerah Tempat Tinggalku.

Pembelajarn di SD harus disertai Strategi, metode, maupun model pembelajaran agar proses belajar menagajar dapat terlaksana secara efektif. Penggunaan model snowball throwing dalam Tema Daerah Tempat Tinggalku pada peserta didik kelas IV SDN 20 Koto Gaek Guguk Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok. Pada prinsipnya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

D.Hipotesis Tindakan

Hipotesis Penelitian ini adalah jika menggunakan model snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada Tema Daerah Tempat Tinggalku di kelas IV SDN 20 Koto Gaek Guguk Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok.

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu dengan membuat alat pemanfaatan energi angin pembangkit listrik tenaga bayu savonius

Gambar 4.7 Grafik Densitas terhadap Rasio BA/ASP a dan Grafik Kuat Tekan terhadap Densitas sampel kubus 1-7 pada umur beton 28 hari b Universitas Indonesia Rekayasa material...,

Abstrak : Analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi penjualan komputer pada LKP Tri Arga bertujuan untuk membuat sebuah sistem yang terkomputerisasi yang dapat

Berdasarkan hasil analisis data penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan positif sangat signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan kesiapan menghadapi

Penelitian ini berkaitan dengan pengaruh dari variabel independen yang meliputi: ukuran perusahaan ( size ), profitabilitas, leverage, Likuiditas terhadap variabel

Pada percobaan fosfor dan nitrogen, dilakukan tiga macam percobaan, dengan tujuan untuk dapat memahami dan mengetahui bebrapa karakteristik yang dimiliki oleh

Formulir E, apabila yang bersangkutan tidak masuk kerja lebih dari 2 (dua) hari kerja karena sakit, yang bersangkutan dapat mengajukan cuti sakit dan melakukan pengisian

Dari data di atas yang mempengaruhi tinggi rendahnya kadar garam adalah... Perpindahan lapisan tanah secara vertikal seperti runtuhnya atap-atap gua dan atap bekas galian di daerah