• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemetaan Status Hara Lahan Sawah IP-200 dan IP-300 di Desa Baru Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemetaan Status Hara Lahan Sawah IP-200 dan IP-300 di Desa Baru Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Tanah Sawah

Lahan sawah adalah lahan yang dikelola sedemikian rupa untuk budidaya tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau sebagian dari masa pertumbuhan padi. Yang membedakan lahan ini dari lahan rawa adalah masa penggenangan airnya, pada lahan sawah penggenangan tidak terjadi terus- menerus tetapi mengalami masa pengeringan (Musa, dkk, 2006).

Tanah sawah dapat terbentuk dari tanah kering dan tanah basah atau tanah rawa sehingga karakterisasi sawah- sawah tersebut akan sangat dipengaruhi oleh bahan pembentuk tanahnya. Tanah sawah dari tanah kering umumnya terdapat di daerah dataran rendah, dataran tinggi volkan atau nonvolkan yang pada awalnya merupakan tanah kering yang tidak pernah jenuh air, sehingga morfologinya akan sangat berbeda dengan tanah sawah dari tanah rawa yang pada awalnya memang sudah jenuh air (Prasetyo dkk, 2004).

(2)

berwarna kecoklatan. Pada saat tanah dikeringkan, Fe2+ kembali teroksidasi dan akan menimbulkan karatan coklat pada tanah sawah (Hardjowigeno, dkk, 2004).

Padi sawah dibudidayakan pada kondisi tanah tergenang. Penggenangan tanah akan mengakibatkan perubahan-perubahan sifat kimia tanah yang akan mempengaruhi pertumbuhan padi. Perubahan-perubahan sifat kimia tanah sawah yang terjadi setelah penggenangan antara lain : penurunan kadar oksigen dalam tanah, penurunan potensial redoks, perubahan pH tanah, reduksi besi dan mangan, peningkatan suplai dan ketersediaan nitrogen serta peningkatan ketersediaan fosfor (Deptan, 2008).

Profil tanah sawah yang mempunyai lapisan oksidasi dan lapisan reduksi. Dimana pada lapisan oksidasi ion NH4+ tidak stabil karena ion ini mudah dioksidasi menjadi NO3+. Oleh karena ion nitrat ini sangat stabil, maka akan mudah tercuci ke lapisan reduksi. Di lapisan reduksi inilah nitrat mengalami denitrifikasi sehingga berubah menjadi gas N2, seperti reaksi berikut ini:

2NO3+ + 12H+ + 10e N2 + 6H2O

Ion NH4+ stabil pada lapisan reduksi dan dapat dimanfaatkan oleh akar tanaman padi (Hasibuan, 2009).

Unsur Hara Nitrogen (N)

(3)

Sepanjang periode pertumbuhan, tanaman memerlukan unsur N, namaun yang paling banyak diperlukan antara awal sampai pertengahan pembentukan anakan (midtillering) dan tahap awal pemebentukan malai. Suplai nitrogen selama proses pemasakan diperlukan untuk memelihara fotosintesis selama pengisian biji dan meningkatkan kadar protein dalam biji (Dobermann and Fairhurst, 2000).

Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk ammonium (NH4+) dan nitrat (NO3+). Pupuk nitrogen yang diberikan pada tanaman padi sawah akan mengalami berbagai proses transformasi. Hal ini menyebabkan pemangaatan pupuk nitrogen oleh tanaman padi sawah jarang terlampaui 30-40%. Proses transformasi pupuk nitrogen pada tanah sawah tergantung dari cara pemberiannya. Apabila pupuk N diberikan pada tanah sawah dengan cara dibenamkan kelapisan perakaran padi yang bersifat reduktiff, maka N akan dijumpai dalam bentuk NH4+ terlarut. Sebagian dari NH4+ terlarut akan teradsorpsi (NH4+ teradsorpsi) dan terfiksasi (NH4+ terfiksasi). Teradsorpsi NH4+ dan terfiksasi NH4+ dapat diserap oelh akan padi (Abdulrachman, dkk., 2009).

(4)

reduksi dan selanjutnya akan terjadi proses denitrifikasi, terbentuknya gas N2O atau N2 yang hilang ke udara (Prasetyo, dkk, 2004).

Unsur Hara Phospor (P)

Fungsi utama dari unsur fosfor dalam tanaman padi adalah untuk menyimpan dan mentransfer energis serta mempertahankan integritas membran. Unsur P bersifat mobil dalam tanaman dan memicu pembentukan anakan, perkembangan akar, serta mempercepat pembungaan dan pemasakan. Kekurangan unsur P menyebabkan tanaman padi menjadi kerdil, anakan sedikit, dan kualitas gabah rendah karena banyak proporsi gabah hampa (Dobermann and Fairhurst, 2000).

Pertambahan fosfor kedalam tanah hanya bersumber dari defosit atau pelapukan batuan dan mineral yang mengandung fosfat seperti meneral apatit. Ketersediaan fosfor didalam tanah sangat tergantung kepada sifat dan ciri bahan induk tanah, serta bagaimana pengelolaan tanah itu oleh manusia. Oleh karena itu, kandungan fosfor didalam tanah hanya bersumber dan ditentukan oleh banyak sedikitnya cadangan mineral fosfor dan tingkat pelapukannya (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

(5)

tanaman, terfiksasi Al-P dan Fe-P pada tanah masam dan sebagai Ca=P pada tanah alkalis (Abdulrachman, dkk., 2009).

Respon tanaman terhadap pemupukan fosfat tidak sama antara padi sawah dengan tanaman tanah kering. Meskipun masalah kekahatan P tidak umum pada tanah sawah. Ketersediaan P yang lebih besar pada kondisi tergenang dibandingkan dengan kondisi aerob umumnya disebabkan oleh perubahan dalam tanah dan resultan perubahan status Fe dalam tanah. Pada awal penggenangan konsentrasi P dalam larutan tanah meningkat kemudian menurun untuk semua jenis tanah, tetapi nilai tertinggi dan waktu terjadinya bervariasi tengantung sifat tanah. Peningkatan ketersediaan P akibat penggenangan disebabkan oleh pelepasan P yang dihasilkan selama proses reduksi.

Unsur Hara Kalium (K)

K terdapat dalam mineral-mineral primer tanahseperti mineral feldspar, mika dan lain-lain,sehingga ditemukan banyak dalam tanah tetapihanya sebagian kecil yang dapat dimanfaatkanoleh tanaman yaitu K yang larut dalam air (Hardjowigeno, 2003).

(6)

K dalam larutan tanah dan air irigasi serta dekomposisi bahan organik. Pada tanah sawah yang drainasenya buruk sehingga potensial redoksnya sangat rendah, dapat terjadi kekahatan K.

Intensifikasi Pertanian

Intensifikasi pertanian adalah pengoptimalan dari bahan-bahan dan teknologi untuk memproduksi hasil secara signifikan dengan modal dan tenaga kerja yang lebih sedikit dibandingkan dengan ekstensifikasi, namun dengan keuntungan yang di dapatkan yang sama. Intensifikasi pertanian adalah upaya dengan penerapan ilmu dan teknologi pertanian didalam penyelenggaraan usaha tani untuk mengingkatkan produktifitas dengan memanfatkan lahan pertanian yang sudah ada serta memperhatikan kelestarian sumber daya alam.

Pada awalnya intensifikasi pertanian ditempuh dengan program Panca Usaha Tani yang meliputi kegiatan (a) penggunaan bibit unggul, (2) pengolahan tanah yang baik, (3) pempukan yang tepat, (4) pengendalian hama dan penyakit tanaman, (5) pengairan atu irigasi

(7)

Indeks Pertanaman (IP)

Indeks pertanaman adalah jumlah rata-rata melakukan penanaman di suatu areal pertanaman dalam satu tahun untuk meningkatkan produktifitas. Lembaga Informasi Pertanian (2009) menyatakan bahwa indeks pertanaman (IP) padi adalah cara bertanam dan panen padi dalam satu tahun pada satu lahan yang sama. Contohnya IP 200 adalah lahan yang di tanami dan terjadi pemanenan 2 kali dalam satu tahun. Begitu pula dengan IP 300, artinya lahan yang digunakan mengalamai penanaman dan pemanenan sebanya tiga kali dalam satu tahun. Jika suatu lahan ingin di tingkatkan IP-nya, maka hal yang harus diperhatikan adalah ketersediaan air, bibit yang di gunakan dan penggunaan teknologi yang tepat guna.

Peningkatan indeks pertanaman adalah strategi yang digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan luas areal tanam (Taufiq, dkk, 2011). Dalam upaya peningkatan produktifitas pada lahan sawah, maka hal yang dapat dilakukan adalah menigkatkan intensitas tanam dari IP 100 ke IP 200 atau IP 200 ke IP 300, dan pengembangan pola tanam memasukkan palawija kedalamnya (Irianto, dkk., 2002).

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Dari data yang telah didapat dan diasumsikan agar data tersebut bisa diolah, maka data tersebut perlu diubah menjadi data yang dapat dibaca pada grafik untuk

3) Verbeek (2000) mengatakan jika data tidak stasioner pada tingkat level, maka berkemungkinan data memiliki hubungan kointegrasi. Untuk itu perlu dilakukan uji

a) Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan

(1) Atas permohonan Wajib Pajak atau karena jabatannya, Gubernur dapat membetulkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), atau Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD), Surat Ketetapan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan terhadap Minat Penggunaan Uang Elektronik Berbasis Chip yang dilakukan kepada

Kuat tarik belah 3% memperoleh hasil kuat tarik sebesar 7,81 Mpa,Dari hasil analisa test kuat tekan dan kuat tarik belah beton dengan menambahkan serat daun pandan

Selanjutnya, bab ini juga akan membahas mengenai pelaksanaan bimbingan rohani Islam di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang yang meliputi, tujuan bimbingan rohani

Maka dari itu pada tahun 1990an pemerintah mengangkat kembali keberadaan Aksara Sunda dan membuat Aksara Sunda Baku, yaitu Aksara Sunda yang dimodernisasikan, seperti