• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA TAHAP AWAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA TAHAP AWAL"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA TAHAP AWAL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 8 YOGYAKARTA

OLEH:

AGUNG KURNIYANTO ISMAIL 141314048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

Observasi Perilaku Perkembangan Emosi Remaja Tahap Awal Hari/Tanggal Senin, 21 September 2015

yek Observasi Siswa-siswi SMP Negeri 8 Yogyakarta Alamat Observasi Jl. Prof. Dr. Kahar Muzakir 2 Yogyakarta

Menurut Crow (1958), an emotion is an affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental and psychological stirredup states in the individual and that shows itself in his event behaviour. Perasaan emosi yang ada pada setiap individu umumnya berkembang dan surut dalam waktu singkat. Secara singkat, emosi diartikan sebagai warna afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik, misalnya seperti halnya bila seseorang sedang marah, maka reaksi yang ditimbulkan yaitu bertambah cepatnya peredaran darah dan denyut jantung lebih cepat daripada umumnya pada kondisi yang normal, serta pupil mata akan tampak membesar.

Masa remaja banyak diartikan sebagai masa transisi atau peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa ini, seseorang belum bisa dikatakan dewasa, namun tidak tepat juga bila masih disebut anak-anak. Masa ini juga remaja mengalami berbagai segi perkembangan, seperti fisik, kognitif, emosi, sosial, moral, bahkan perilaku seksual). Masa ini dirasakan sebagai masa sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi keluarga atau lingkungannya.

Remaja umumnya memiliki energi yang besar dan emosi berkobar-kobar. Namun demikian pengendalian diri mereka belum dapat dikatakan sempurna. Remaja juga sering mengalami perasaan tidak aman, tidak tenang dan khawatir kesepian. Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan pada remaja tingkat awal, mereka umumnya berkelompok, baik siswa putra maupun putri. Namun ada juga satu atau dua remaja yang lebih suka untuk menyendiri (secara fisik mereka berpostur lebih kecil atau pendek dari teman-teman lain sebayanya). Sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja, yaitu perubahan jasmani, pola interaksi dengan orang tua dan teman-temannya, serta perubahan pandangan luar.

Luella Cole dalam http://shizukaumrilockhart.blogspot.com mengemukakan, salah satunya jenis emosi yaitu emosi marah. Emosi jenis ini

(3)

lebih mudah timbul apabila dibandingkan dengan emosi lainnya dalam kehidupan remaja. Penyebab timbulnya emosi marah pada diri remaja ialah apabila mereka direndahkan, dipermalukan, dihina dan lainnya. Hal tersebut jika dihubungkan dengan fenomena kerusuhan dalam observasi sangatlah tepat.

Dalam melakukan observasi, dengan dibantu rekan-rekan saya, Emannuel (pewawancara dengan salah satu siswa SMPN 8 Yogyakarta), Eben Haezer Gulo (cameramen), dan Benediktus Fatubun serta Ninon Kobak, kami berhasil menggali permasalahan yang tengah terjadi. Tepat dengan apa yang diutarakan oleh Luella Cole, permasalahan kerusuhan tersebut terjadi karena mereka merasa direndahkan atau dihina.

Dalam versi pertama menerangkan bahwa kejadian ini bermula ketika seorang yang tidak dikenal melempar batu ke salah seorang siswa dan hampir mengenainya, maka sontak beberapa teman dari siswa yang terkena lemparan batu keluar mencari tahu siapa orang yang berani melempar batu kepada mereka. Dalam versi lain mengatakan kerusuhan tersebut akibat terdapat dua pihak (kelompok) yang berselisih namun kurang jelas dengan pasti apa masalahnya.

Beberapa pedagang kecil disekitar SMPN 8 Yogyakarta mengatakan bahwa hal tersebut sudah sangat biasa terjadi diantara siswa SMP tersebut. Dengan kata lain, bahwa kerusuhan semacam itu sudah sering terjadi. Seorang pedagang angkringan didepan SMP menambahkan anak-anak SMP yang tengah tawuran biasanya akan mereda dan kembali ke sekolahnya setelah salah seorang guru mereka turun ke lapangan dan membubarkan aksi mereka.

Dari permasalahan remaja diatas, dapat disimpulkan bahwa secara perkembangan emosi, mereka lebih banyak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan masa anak-anak, dimana mereka lebih dominan melibatkan orang tua untuk menyelesaikan masalahnya. Pada tahap remaja, mereka merasa bahwa tidak lagi “jantan/tangguh” bila masalah yang mereka hadapi harus melibatkan orang tua. Emosi remaja sulit untuk dikontrol sehingga hal tersebut berdampak pada aksi kekerasan fisik.

(4)

harga diri. Cara berpikir remaja sangatlah pendek, dalam melakukan aksinya tersebut mereka tidak lagi memikirkan dampak panjang yang akan terjadi setelahnya. Emosi remaja sangat tinggi dan besar, sehingga mengalahkan pikiran rasional mereka. Remaja pada umunya tidak mampu berpikir baik secara radikal (yakni berpikir dengan mengungkap suatu masalah hingga ke akar permasalahan yang paling dalam), holistik (dengan cara mempertimbangkan secara menyeluruh, termasuk semua aspek yang terkait dengan pengambilan keputusan yang benar-benar diperhatikan dan dipertimbangkan), maupun berpikir secara sistematis (cara berpikir secara runtut atau sistematis).

Tidak jarang kaum remaja merasa bahwa dirinya tidak butuh lagi nasehat dari orang lain. Hal ini didasarkan atas pemikiran mereka bahwasanya mereka sudah dewasa dan mampu berpikir sendiri. Padahal jika disadari betul mereka masih sangat membutuhkan bimbingan orang yang lebih tua dari mereka. Namun meskipun demikian, kita tidak bisa menyalahkan perbuatan mereka karena pada dasarnya mereka melakukan hal demikian adalah proses pencarian jati diri. Pada saat mereka benar-benar sudah matang, mereka akan sadar bahwa yang dilakukannya dahulu tidaklah tepat dan seharusnya tidak dilakukan. Siklus semacam ini akan terus berjalan dan sekali lagi kita tidak bisa menyalahkan tindakan mereka.

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

Referensi

Dokumen terkait

Teori-teori diatas secara singkat mirip atau sesuai dengan apa yang telah dipaparkan oleh nara sumber yaitu pengembangan produk dengan menambah jenis pakaian seperti

Dalam hal tercapai kesepakatan penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui mediasi, maka dibuat Perjanjian Bersama yang ditandatangani oleh para pihak dan

Jadwal Pelatihan Program Percepatan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Angkatan V Tahun 2009 Lokasi JakartaM. Tanggal Waktu JAKARTA ANGKATAN V

Bagi yg memiliki keinginan mempelajari ilmu marketing online khususnya jualan online menggunakan media website gratis dan berbayar dipersilahkan dapat dan ikuti program magang

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir (TA) tepat waktu dan tanpa

Setelah meneliti cara pembayaran pada ALFA Laundry and Dry Cleaning Service yang masih menggunakan cara manual sehingga masih sering terjadi kesalahan, seperti hilangnya data

gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi..

Berdasarkan hasil estimasi data panel menunjukkan bahwa variabel Tingkat Pengangguran berpengaruh Positif dan signifikan terhadap ketimpangan distribusi pendapatan di