• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN RE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN RE"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II Tentang

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN REMAJA

Oleh Kelompok II :

NURHAMIDAH : 512.059

VALERIA PRAMITA : 512.107

FUJI INDRIANI : 512.039

NADIA ULFA RISYA P : 512. Dosen Pembimbing :

FADHILAH, S.Psi SUBHAN AJRIN, M.A

JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM (PI-B) FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………...………...1 KATA

PENGANTAR………...……2

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG………...…...…………..3

B.RUMUSAN MASALAH ……….……….3

PEMBAHASAN

A. FAKTOR PEMBAWAAN DAN LINGKUNGAN ……….4

B. FAKTOR KEMATANGAN ……….……...……….……6

C. FAKTOR BELAJAR……….8

PENUTUP

KESIMPULAN……….………...10

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyalesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBENGAN REMAJA” kami susun sebagai usaha untuk memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang berperan cukup besar dalam tiap-tiap tahap perkembangan remaja, mulai dari pembawaan (herediter), lingkungan, kematangan, hingga faktor belajar.

Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak/Ibu dosen selaku pembimbing

2. Kedua orang tua kami yang telah memberikan motivasi dan dorongan 3. Pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Akhir kata, tidak ada gading yang tidak retak, tidak ada manusia yang sempurna. Demikian juga dengan makalah ini yang masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah yang sederhana ini berguna bagi kita semua. Amin.

Padang, 15 September 2013

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Setiap individu dilahirkan ke dunia dengan membawa hereditas tertentu. Ini berarti bahwa karakteristik individu di peroleh melalui pewarisan dari pihak orang tuanya. Karakteristik tersebut menyangkut fisik maupun psikis atau sifat-sifat mental. Hereditas atau keturunan merupakan aspek individu yang bersifat bawaan dan memiliki potensi untuk berkembang.1 Namun disini, seberapa jauh perkembangan individu itu terjadi dan

bagaimana kualitas perkembangannya, tidak hanya bergantung pada kualitas herediternya saja, banyak faktor lain yang ikut berperan dalam mempengaruhi perkembangan individu, seperti lingkungan, kematangan individu dan juga faktor belajar individu. Sejauh mana hal-hal yang kami sebutkan itu mempengaruhi individu akan kami bahas lebih luas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh pembawaan atau herediter terhadap perkembangan remaja? 2. Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap perkembangan remaja?

3. Lalu, bagaimana pula pengaruh kematangan serta belajar terhadap perkembangan remaja?

C. Tujuan

Agar kita dapat mengetahui bagaimana herediter, lingkungan, kematangan serta belajar dalam mempengaruhi perkembangan remaja, yang mana masing-masing memiliki peran yang sama pentingnya selama masa perkembangan remaja.

BAB II

(5)

PEMBAHASAN A. FAKTOR PEMBAWAAN DAN LINGKUNGAN

Dalam tingkah laku remaja laki-laki dan remaja perempuan, faktor bawaan terus mempengaruhi perbedaan antara remaja laki-laki dan perempuan.

Misalnya : Dalam tinggi maupun berat badan, dan umur dimulanyai pubertas. Secara rata-rata, anak perempuan lebih pendek dan ringan ketimbang laki-laki, dan memasuki masa pubertas lebih dahulu.

Sebagaimana halnya tanaman yang tumbuh dengan teratur kecuali jika lingkungannya tidak bersahabat, begitu juga manusia atau remaja lebih tepatnya sesuai dengan

pembahasan makalah ini yang mana remaja berkembang dengan cara teratur, menurut pandangan kematangan. Rentang faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan dapat luas sekali, lingkungan ekstrim yang secara psikologis bersifat hampa dan

cenderung bermusuhan akan dapat menghambat perkembangan, sebagaimana dapat kita beri contoh remaja berbakat yang memiliki orang tua yang over protective yang

cenderung melarang anaknya melakukan banyak kegiatan yang ia sukai karena takut akan membahayakan anaknya, padahal dengan begitu sang anak yang telah beranjak remaja tadi dapat mengembangkan potensi yang ia miliki, dengan orang tua yang over protective seperti ini di satu sisi akan merugikan sang anak dalam mengembangkan potensi yang ia miliki.

Tentang apa yang paling utama mempengaruhi perkembangan, apakah kematangan atau pengalaman sudah terjadi perdebatan semenjak berkembangnya ilmu psikologi. Debat ini sering kali dikenal sebagai “kontroversi bawaan-lingkungan” (nature-nurture controversy). “Bawaan” menunjuk pada warisan biologis organisme, “lingkungan” menyatakan pengalaman lingkunganlah yang paling penting.

Beberapa peneliti tentang perkembangan remaja percaya bahwa dari segi sejarah, terlalu banyak penekanan diberikan pada perubahan biologis pubertas sebagai faktor penentu perkembangan psikologis remaja. Mereka mengakui bahwa perubahan biologis merupakan dimensi terpenting dalam peralihan dari masa anak ke masa remaja. Akan tetapi, mereka juga percaya bahwa konteks sosial (lingkungan) juga berperan penting dalam perkembangan psikologis remaja.

1. Interaksi Faktor Bawaan-Lingkungan dan Perkembangan

a. Interaksi Genotip Pasif dengan Lingkungan (passive genotype-environment interaction)

Terjadi saat orang tua, yang memiliki hubungan genetis dengan anak, memberi lingkungan pengasuhan pada anak. Misalnya, orang tua yang memiliki predisposisi genetik yaitu cerdas dan cakap membaca. Karena mereka cakap membaca dan menikmati kegiatan membaca, mereka menyediakan buku bacaan bagi anak mereka, sehingga anak mereka juga akan lebih cenderung menjadi anak yang cakap membaca dan menikmati kegitan membaca.

(6)

Terjadi karena genotip anak akan menimbulkan jenis lingkungan fisik dan sosial yang tertentu. Misalnya, anak yang aktif dan suka tersenyum akan lebih banyak mendapat perangsangan sosial ketimbang anak yang pasif dan diam. Remaja yang mau bekerja sama, patuh dan penuh perhatian akan memunculkan lebih banyak respon menyenangkan dan pengajaran dari orang dewasa di sekitarnya ketimbang remaja yang sukar diajak bekerja sama dan sulit memusatkan perhatiaanya.

c. Interaksi Genotip Aktif (suka mengutak-atik lingkungan) dengan Lingkungan (active (niche-picking) genotype-environment interaction) Terjadi saat anak dan remaja menjelajahi lingkungan yang mereka pandang menarik dan menantang. Suka mengutak atik lingkungan menunjukkan sifat suka mencari tempat atau situasi yang terutama cocok dengan kemampuannya.

Remaja memilih dari lingkungan sekitarnya aspek-aspek yang cocok diberi respons, dipelajari atau diabaikan. Pemilihan aktif yang mereka lakukan terhadap lingkungan tertentu berkaitan dengan genotip tertentu yang mereka miliki. Sebagian remaja, karena genotipnya, memiliki keterampilan sensorimotor untuk berprestasi menonjol dalam olahraga. Yang lainnya, karena genotipnya, lebih terampil dibidang musik. Remaja yang cenderung atletis akan lebih cenderung aktif mencari lingkungan olahraga dimana mereka dapat berprestasi baik, sedangkan remaja yang lebih berbakat musik akan cenderung lebih banyak memanfaatkan waktu dalam lingkungan musikal dimana mereka dapat menampilkan keterampilan mereka dengan baik.

Sandra Scarr, seorang ahli genetika perilaku percaya bahwa kepentingan peran ketiga interaksi genotip dan lingkungan tersebut mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan anak dari bayi sampai masa remaja. Di masa bayi, kebanyakan lingkungan yang dialami bayi disediakan oleh orang tua. Bila orang tua tersebut memiliki hubungan genetis, lingkungan yang mereka berikan akan disesuaikan dengan karakteristik dan genotip mereka sendiri. Meskipun bayi aktif membentuk pengalamannya dengan secara aktif memperhatikan segala hal yang tersedia baginya, mereka tidak dapat mencari atau membangun lingkungan sendiri seperti yang dapat di lakukan anak-anak yang berusia lebih tua. Karena itu, interaksi genotip pasif dan lingkungan lebih biasa terjadi pada kehidupan bayi dan anak kecil, ketimbang anak usia sekolah atau remaja yang telah memperluas pengalaman mereka diluar pengaruh keluarga dan lebih leluasa menciptakan lingkungan mereka sendiri.

2. Pengaruh Lingkungan Yang Terbagi Atau Tak-terbagi

(7)

keluarga yang sama, selain pengalaman yang tidak sama-sama mereka alami. Ahli genetika perilaku Robert Plomin percaya bahwa cara pengasuhan yang sama, atau lingkungan yang sama, memberikan pengaruh yang kecil terhadap variasi perbedaan kepribadian atau minat remaja. Dengan kata lain, meskipun dua remaja tinggal serumah dengan orang tua yang sama, kepribadian mereka kerap kali berbeda.

a. Pengaruh Lingkungan Terbagi (shared environmental influences)

Merupakan pengalaman remaja yang juga dialami oleh orang lain dilingkungannya, misalnya kepribadian dan orientasi intelektual orang tua mereka, kelas sosial keluarga, dan lingkungan tetangga sekitar tempat tinggal mereka. b. Pengaruh Lingkungan Tak-Terbagi

Merupakan pengalaman unik remaja yang dialaminya sendiri, baik didalam maupun diluar lingkungan keluarga, yang tidak dialami oleh kakak atau adiknya.

B. FAKTOR KEMATANGAN

Perkembangan disebabkan bukan saja oleh interaksi proses biologis, kognitif, dan sosial tetapi juga oleh interaksi kematangan dan pengalaman. Kematangan (maturation) adalah urutan perubahan teratur yang ditentukan oleh cetakbiru genetik yang kita punyai. Seperti bunga matahari yang tumbuh dengan cara yang teratur kecuali jika lingkungannya tidak bersahabat, begitu juga umat manusia berkembang dengan cara yang teratur, menurut pandangan kematangan. Rentang lingkungan dapat luas sekali, tetapi pendekatan kematangan menyatakan bahwa cetak biru genetik mengakibatkan kesamaan dalam pertumbuhan dan perkembangan kita. Kita jalan sebelum bicara, menyebut satu kata sebelum bisa menyebut dua kata, tumbuh dengan cepat pada masa bayi dan lebih lambat pada masa anak awal, mengalami peningkatan hormon seksual saat puber setelah masa anak-anak yang tenang mencapai kekuatan fisik pada masa remaja akhir dan masa dewasa awal, dan kemudian menurun dan sebagainya.

Ahli yang menekankan kematangan mengakui bahwa lingkungan yang ekstrim yang secara psikologis hampa dan bermusuhan dapat menghambat perkembangan, tetapi mereka percaya bahwa kecenderungan akan pertumbuhan dasar sudah terberi secara genetik pada manusia. Sebaliknya, psikologi lain menekankan pentingnya pengalaman dalam perkembangan anak. Pengalaman mencakup lingkungan biologis anak, gizi, perawatan kesehatan, obat, dan kecelakaan fisik, sampai pada lingkungan sosial, keluarga, teman sebaya, sekolah, masyarakat, media dan budaya.

(8)

Perkembangan disebabkan karena kematangan. Kematangan dan belajar/latihan adalah sebab-sebab perkembangan yang saling berhubungan. Kematangan menentukan kesiapan seseorang untuk belajar.

Dalam pembahasan mengenai pertumbuhan dan perkembangan remaja di atas telah diuraikan beberapa aspek yang sedang dialami oleh setiap diri remaja, aspek biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan ada dua aspek yang penting yang sangat menentukan keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan. Kedua aspek itu adalah kematangan dan pengalaman.

1. Kematangan

Pertumbuhan dan perkembangan berawal dari cetak biru (blue print) yang dibawa anak sejak lahir. Bahwa setiap anak telah membawa potensi untuk menjadi dirinya sebagaimana yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam masa-masa tertentu suatu potensi mengalami kematangan (maturation).

Kematangan adalah urutan perubahan teratur yang ditentukan oleh cetakbiru genetik yang kita punyai. Dalam kondisi sempurna, maka pertumbuhan dan perkembangan manusia akan berjalan dengan teratur. Keteraturan akan mengalami persoalan manakala lingkungan tidak bersahabat bagi terjadinya pertumbuhan dan perkembangan tersebut. Ibarat menanam jagung, benih jagung bagus yang ditebar di tanah tandus akan tumbuh menjadi jagung secara tidak sempurna, misalnya daunnya tidak lebat, biji jagungnya tidak rata, sebaliknya dia akan tumbuh sempurna kala ditebar di tanah subur.

Jadi dalam proses tumbuh-kembang manusia ada waktu-waktu tertentu dimana suatu kemampuan dalam kondisi matang, siap untuk ditumbuh-kembangkan. Terkait dengan pertumbuhan kemampuan otak manusia sebagaimana telah diuraikan di bab sebelumnya, maka peristiwa kematangan ini didorong oleh adanya suatu kematangan kemampuan tertentu. Apabila kematangan ini direspon dengan kesempatan dan fasilitas belajar yang memadai maka ia akan tumbuh dan berkembang membentuk suatu jaringan kompleks pada otak manusia.

Terkait dengan aspek kematangan, Pendidik harus peka menemukan kapan masa kematangan suatu kemampuan muncul dan siap dengan program pendidikan yang diharapkan. Keterlambatan menangkap peristiwa kematangan terhadap suatu kemampuan akan berakibat kurang baik sebagaimana yang diharapkan.

(9)

Pengalaman memegang peranan penting bagi terjadinya pertumbuhan dan perkembangan remaja menjadi manusia dewasa yang penuh tanggung jawab. Dalam kaitan ini, pengalaman menyangkut dua aspek yaitu pengalaman biologis dan sosial.

Pengalaman biologis yang dimaksud adalah persoalan gizi, perawatan kesehatan, obat dan kecelakaan fisik. Seorang anak yang mengalami kekurangan gizi akan tumbuh secara tidak sempurna. Perawatan kesehatan yang diperhatikan misalnya pengaturan waktu kerja, istirahat, dan tidur secara proporsional akan mampu menjaga pertumbuhan dan perkembangan individu. Demikian juga pemanfaatan obat-obatan baik untuk keperluan pengobatan sakit maupun sebagai bagian suplemen tubuh akan sangat menentukan apakah seorang anak tumbuh dengan baik. Disamping itu, keinginan remaja untuk tampil sebagai pahlawan di antara kawan-kawannya seringkali membawa resiko kecelakaan fisik. Semua peristiwa itu akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak remaja.

Aspek kedua adalah pengalaman sosial bersama dengan orang-orang di lingkungan keluarga, teman sebaya, sekolah, dan masyarakat sekitarnya. Pengalaman bergaul dengan orang lain dalam suasana yang akrab dan sarat dengan pengalaman belajar akan membuat anak berkembang secara meyakinkan.

Dalam berbagai kesempatan, remaja lebih mengutamakan hubungan berkawan ketimbang hubungan dengan orang tua. Mereka cenderung mengutamakan pengalaman-pengalaman hidup yang dinikmati bersama kawan-kawannnya. Bahkan seringkali remaja berani melakukan beberapa perbuatan yang bisa jadi bertentangan dengan kehendak orang tua mereka. Oleh karena itu, bagaimana penyesuaian diri remaja dengan orang lain perlu mendapatkan perhatian orangtua.

Oleh karena pertumbuhan dan perkembangan remaja dipengaruhi oleh faktor kematangan dan pengalaman hidup, maka muncul persoalan mana yang lebih dominan. Dalam hal ini tidak bisa dipilih salah satu lebih baik dari lainnya. Keduanya saling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan remaja. Hal yang paling pokok adalah bagaimana masa kematangan remaja diidentifikasi dan bagaimana pendidik menfasilitasi remaja untuk mendapatkan pengalaman yang berharga bagi pertumbuhan dan perkembangan pribadinya.

C. FAKTOR BELAJAR

(10)

Belajar pada masa remaja, salah satu proses belajar yaitu dalam sekolah. Kita sering berpendapat bahwasanya sekolah merupakan suatu tempat dimana proses belajar secara akademis mendominasi. Namun sekolah sebenarnya lebih dari sekedar akademis dimana remaja dapat berfikir, melalukan penalaran, dan dapat mengingat. Sekolah juga merupakan suatu area sosial yang penting bagi remaja, dimana teman, dan kerumunan orang-orang memiliki makna yang besar.

Pada hakikatnya manusia selalu ingin tahu, maka atas dasar hakikat tersebut manusia senantiasa belajar untuk mencari tahu hal-hal yang ada di sekitarnya. Banyak bangsa yang mengikuti prinsip pendidikan seumur hidup, yang artinya adalah manusia itu senantiasa belajar sepanjang hayatnya.

Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang hidupnya, baik melalui badan pendidikan formal maupun nonformal. Kehidupan pendidikan yang dimaksud adalah sesuatu yang dialami oleh remaja sebagai peserta didik dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan kehidupan masyarakat. Sedangkan kehidupan karier merupakan pengalaman seseorang dalam dunia kerja. Seperti dikatakan oleh Garrison (1956), bahwa setiap tahun terdapat jutaan pemuda dan pemudi memasuki dunia kerja di seluruh dunia. Peristiwa seorang rernaja masuk ke dunia kerja itu merupakan awal pengalaman dalam kehidupan berkarya (berkarier). Pada hakikatnya kehidupan remaja dalam pendidikan merupakan awal kehidupan kariemya.

Cita-cita tentang jenis pekerjaan di masa yang akan datang merupakan faktor penting dan merupakan langkah awal dalam kehidupan pendidikan dan kariernya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pendidikan dan karier adalah:

 Faktor sosial-ekonomi, kondisi sosial yang menggambarkan status orang tua dan kemampuan orang tua dalam membiayai pendidikan anaknya.

 Faktor lingkungan, terdiri atas 3 hal:

- Lingkungan kehidupan masyarakat, hal ini akan membentuk sikap anak dalam menentukan pola kehidupan dan mempengaruhi pola pikirnya tentang pendidikan dan kariernya.

- Lingkungan kehidupan sekolah, kondisi sekolah merupakan lingkungan yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan pendidikan dan karier remaja.

- Lingkungan teman sebaya, pergaulan teman sebaya akan berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan pendidikan masing-masing remaja.

(11)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa, baik faktor herediter (pembawaan), lingkungan, kematangan individu (remaja) maupun belajar, semuanya saling berinteraksi dan mengambil bagian masing-masing selama masa perkembangan remaja, dimana kesemua faktor itu saling melengkapi satu sama lain dalam membentuk individu, apabila faktor-faktor tersebut memberi pengaruh yang baik maka perkembangan individupun akan baik, tetapi jika sebaliknya apabila faktor-faktor tersebut tidak mendukung atau memberi pengaruh negatif terhadap kelangsungan perkembanagna individu maka itu akan memberi dampak yang buruk terhadap perkembangan individu.

B. Saran

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun makalah ini, mulai dari pencarian materi, proses perumusan pembahasan, sampai proses pengetikan, tentunya makalah ini belum sempurna.

Dalam rangka proses pembelajaran ke arah yang lebih baik, penulis mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing beserta pembaca lainnya. Kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca akan penulis jadikan sebagai perbaikan untuk kedepannya. Walaupun makalah ini belum sempurna, penulis berharap semoga makalah ini berguna khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi para pembaca makalah ini.

(12)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

 SANTROCK, J.W. ADOLESCENCE Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga, 2003.

 Hurlock, E.B. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga, 1990.

 Dahlan, Djawab. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Anak&Remaja. PT REMAJA ROSDAKARYA:BANDUNG, 2010.

 http://uwiiesworld.wordpress.com/2011/02/23/makalah-tugas-perkembangan-remaja/

 Hurlock, Elizabeth B. 1991. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Terjemahan oleh Istiwidayanti, dkk. Jakarta: PenerbitErlangga.

 Mappiare. A. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Lalita Eka Putri, S.Farm.,Apt., selaku Apoteker Pengelola Apotek serta Pembimbing I yang telah membagikan ilmu dan pengalaman, bimbingan, arahan, serta memberikan masukan

Anušić, O’Keefe i Madžarević-Šujster (2003:37) ističu da je kampanja u početku bila usmjerena na djelovanje i promoviranje obveznoga kapitaliziranog osiguranja (drugi stup), a

Ahli Pengkap Trup / Kumpulan siap sedia dalam bentuk Tapak Kuda. Pemimpin Berbaris Tiga Langkah di belakang Tiang Bendera. Pemimpin Bertugas Tiga Langkah di kiri Tiang Bendera.

Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa kesulitan belajar paling dominan ditinjau dari aspek sikap terletak pada sub indikator sikap terhadap pembelajaran yakni

Keringat dingin membasahi kebaya putih yang telahku kenakan sejak satu jam yang lalu untuk menyambut calon suami yang belum pernah Aku kenal dan Aku temui

Dilihat dari rasio kualitas aktiva produktif yang diwakili oleh rasio NPL, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah, karena

This chapter discusses the conclusions on the concrete block pavement (CBP) for sloping road section in relation to performance of CBP deformation (horizontal creep and

1) Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya. 2) Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika modal diberikan dalam bentuk asset, maka asset tersebut harus