• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN DENGAN MINAT AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN UNTUK MELANJUTKAN KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN PASAR REBO JAKARTA TIMUR TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN DENGAN MINAT AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN UNTUK MELANJUTKAN KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN PASAR REBO JAKARTA TIMUR TAHUN 2015"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN DENGAN MINAT AKSEPTOR

KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN UNTUK MELANJUTKAN KONTRASEPSI

DI WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN PASAR REBO

JAKARTA TIMUR TAHUN 2015

Bernyka Setiyowati 1, Atikah Pustikasari2

1

Program Studi S1 Keperawatan Universitas MH Thamrin 2

Program Studi DIII Keperawatan Universitas MH Thamrin Alamat Korespondensi:

Jl.Raya Pondok Gede No.23-25 Kramat Jati Jakarta Timur 13550 Telp. 80877715 ext 101

ABSTRAK

Kontrasepsi suntik 3 bulanan merupakan kontrasepsi yang paling popular dan banyak peminatnya karena aman, sederhana, efektif, dan privasi. Kenaikan berat badan merupakan salah satu efek samping yang sering dikeluhkan oleh para akseptor. Dan pada beberapa wanita terus mengalami pertambahan berat badan selama mereka memakai metode tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pertambahan berat badan dengan minat akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan untuk melanjutkan kontrasepsi.Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasi cross sectional dan menggunakan 74 responden sebagai sampel yang diambil dengan menggunakan teknik purpose sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kemudian koding dan dimasukkan ke dalam SPSS dengan uji Chi Square. Dari 74 responden 64,9% responden mengalami kenaikan berat badan akibat penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan. 55,4% respondne memiliki pengetahuan baik tentang kontrasepsi suntik 3 bulan, 59,5% responden persepsi tidak masalah pada kenaikan berat badan, 63,5% responden sikap melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan, dan 55,4% responden minat melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan. Dari uji Chi Square dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan dengan pengetahuan (P-value 0,03 OR 4,950), ada hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan dengan persepsi (P-value 0,03 OR 5,085), ada hubungan pertambahan berat badan dengan sikap (P-value 0,02 OR 5,382), da nada hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan dengan minat (P-value 0,03 OR 4,950). Berdasarkan penelitian diharapkan petugas kesehatan memberikan informasi yang jelas tentang kontrasepsi suntik 3 bulan berserta keuntungan dan kekurangannya.

Kata Kunci : Kontrasepsi suntik 3 bulanan, Minat, Pertambahan Berat Badan.

PENDAHULUAN

Sejarah program keluarga berencana yang kita kenal sekarang merupakan buah perjuangan yang cukup lama dari para tokoh-tokoh pelopor dibidangnya baik di luar negeri maupun didalam negeri yang berawal dari sekelompok orang yang menaruh perhatian pada masalah kesehatan ibu.Sejalan dengan ditinggalnya cara-cara mengatur kehamilan secara tradisional dan mulai digunakannya alat-alat kontrasepsi yang memenuhi syarat medis, maka dimulailah usaha-usaha keluarga berencana dengan tujuan dan sasaran yang lebih luas (Sulistyawati, 2011).

Program KB di Indonesia dimulai sekitar tahun 1957.Pada tahun tersebut didirikan perkumpulan keluarga Berencana (PKB).Pada saat itu program KB masuk ke Indonesia melalui jalur urusan kesehatan (bukan urusan kependudukan.Program KB dianggap belum penting.Kegiatan penyuluhan dan pelayanan masih terbatas dilakukan karena masih ada pelarangan tentang penyebaran metode dan alat kontrasepsi (Sulistyawati, 2011).

Setelah memasuki orde baru, program KB mulai menjadi perhatian pemerintah.Saat itu PKBI sebagai organisasi yang mengelola dan konsen terhadap program KB mulai diakui sebagai badan hukum oleh departemen kehakiman.Pemerintahan orde baru yang menitikberatkan

pada pembangunan ekonomi, mulai menyadari bahwa program KB sangat berkaitan dengan pembangunan ekonomi (Sulistyawati, 2011).

Pada tahun 1970 resmilah program KB menjadi program pemerintah dengan ditandai pencanangan Hari Keluarga Nasional pada tanggal 29 juni 1970. Pada tanggal tersebut pemerintah mulai memperkuat dan memperluas program KB (Anggraini, 2011).

Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan keluarga dalam memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kehamilan, pembinaan ketahan keluarga, meningkatkan keperdulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, serta untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (Depkes RI,2009).

Saat ini hampir 60% pasangan usia reproduktif di seluruh dunia menggunakan kontrasepsi sebagai pilihan untuk mencegah kehamilan. Dan kontrasepsi hormon merupakan kelompok kontrasepsi yang pemakaiannya berada pada urutan ketiga di seluruh dunia (Glasier, A. 2006).

(2)

MOP 29.825 peserta kondom 351.476 peserta Implant 1.508.657 peserta suntikan 2.531.146 dan 2.135.568 peserta Pil (BKKBN, 2014).

Dari berbagai macam alat kontrasepsi yang memiliki prosentase alat kontrasepsi paling tinggi adalah kontrasepsi suntik karena sifatnya praktis, cepat dalam mendapatkan pelayanan.Kontrasepsi suntik merupakan jenis kontrasepsi hormonal.Kontrasepsi suntik terdiri dari kontrasepsi suntik 1 bulanan (kombiniasi) dan kontrasepsi suntik 3 bulanan (depo provera). Depo provera merupakan salah satu kontrasepsi yang paling popular dan banyak peminatnya karena aman, sederhana, efektif, tidak banyak menimbulkan gangguan dan privasi (tidak satupun orang kecuali pengguna tahu mengenai suntikan ini) meskipun terjadi perubahan perdarahan dan efek samping lain. (Speroff, L. 2005).

Sebagian besar pengguna Depo Provera akan mengalami peningkatan berat badan sebesar 5% dalam 6 bulan pertama (Barclay,2009). Penelitian Berenson dan Rahman pada tahun 2009 menyimpulkan bahwa selama 36 bulan, pengguna Depo Provera mengalami peningkatan berat badan sebanyak 5.1 kg, lemak tubuh 4.1 kg, dan persentase lemak tubuh 3.4 %.

Terjadinya kenaikan berat badan kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron dalam kontrasepsi suntik mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak dibawah kulit bertambah, selain itu juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktifitas fisik (Depkes RI. 2009).

Dalam suatu penelitian internasional besar, alasan medis yang paling lazim untuk penghentian Depo Provera pada dua tahun pertama penggunaan adalah karena adanya peningkatan berat badan yaitu sebesar 2,1 % dari seluruh alasan penghentian (Glassier, A. 2006). Sementara itu angka ketidaklangsungan kontrasepsi suntik di Indonesia tercatat 29,1%, dan 15% dari jumlah tersebut dikarenakan adanya pertambahan berat badan (Tulader, J.2006). Hasil penelitian Setyami, N (2006) sebanyak 36 orang (96,44%) akseptor kontrasepsi suntik 3 bulanan mengalami beberapa jenis efek samping dan 29 orang (80,56%) diantaranya mangalami pertambahan berat badan.

Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Lysa Nuradiana dari 160 responden mengalami kenaikan berat badan >75% dari pertambahan berat badan maksimal <5 kg sebanyak 40 orang, 50-75% sebanyak 37 orang, 25-49% sebanyak 51 orang, dan <25% sebanyak 32 orang setelah menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulanan. Dari 160 responden 88 orang sangat minat untuk melanjutkan suntik kontrasepsi 3 bulanan karena praktis,37 orang minat untuk melanjutkan suntik 3 bulanan dan 21 orang menghentikan untuk melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulanan karena kenaikan berat badan yang berlebih. Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 24 Maret 2015, peneliti mewawancarai 5 akseptor pengguna kontrasepsi suntik 3 bulanan yang mengalami pertambahan berat badan dari 5 akseptor tersebut 2 diantaranya menghentikan pemakaian

kontrasepsi suntik 3 bulanan dan memilih kontrasepsi lain dengan alasan mengalami pertambahan berat badan dan data sekunder yang diperoleh di Puskesmas Pasar Rebo Jakarta Timur jumlah peserta kontrasepsi suntik pada bulan Januari-Februari 2015 adalah 106 orang dan 73 orang diantaranya memakai kontrasepsi suntik 3 bulanan.

Dari 20 orang akseptor yang ditanya, 17 diantaranya mengeluh bahwa mengalami perubahan berat badan, yaitu peningkatan berat badan mencapai 3 kg sampai lebih dari 5 kg. Dan alasan mereka yang tetap menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulanan dikarenakan lebih praktis dan aman meskipun menimbulkan efek seperti kenaikan berat badan.

Dengan latar belakang itulah peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara pertambahan berat badan dengan minat akseptor suntik 3 bulanan untuk melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulanan di wilayah Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta Timur.

METODE

Penelitan ini adalah penelitian deskriptif korelasi bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel tanpa menganalisa variabel (Nazier, 1983 dalam Nursalam 2003).Menggunakan metode kuantitatif non eksperimen dengan pendekatan cross sectional pengukuran variabel dependen maupun independen dilaksanakan satu kali pada suatu saat (Arikunto, 2006).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur.

Jumlah responden di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 74 responden diambil dengan menggunakan purposive sampling.

1. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan. 2. Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini adalah ibu

yang menolak menjadi responden.

Pengumpulan Data

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar kuesioner.

a. Editing

Memeriksa data yang telah kumpulkan pada lembar observasi, kemudian peneliti mengecek terhadap kelengkapan data yang telah diisi tersebut.

b. Scoring

Setelah dilakukan editing data, dilakukan scoring terhadap setiap jawaban agar proses pengolahan data lebih mudah

c. Coding

Pada tahap ini dilakukan klasifikasi data yang ada menurut jenisnya. Kemudian pemberian kode dengan angka pada data yang telah diklasifikasikan tersebut. d. Processing

(3)

menggunakan program SPSS (Statistical Program For Social Science) persi 20.0 dalam komputer. Setelah melakukan pengkodean, peneliti memasukan data ke dalam statistik

e. Cleaning

Cleaning data dilakukan oleh peneliti dengan melihat kembali, apakah ada data yang missing atau ada data yang belum dimasukan kedalam program SPSS saat pengolahan data.

Analisa Data

Setelah dilakukan tabulasi data, kemudian data diolah dengan menggunakan perangkat computer SPSS versi 20,0, dengan metode uji statistik yaitu :

1. Analisa Univariat

Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan untuk menganalisa tiap variabel dari hasil penelitian. Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakter dari variabel independen dan dependen. Untuk jenis data yang disajikan menggunakan distribusi frekuensi dan disajikan dalam bentuk proporsipresentase.

2. Analisa Bivariat

analisis bivariat dalah analisa yang dilakukan lebih dari dua variabel. Analisis bivariat digunakan untuk melihat kemungkinan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan analisa dengan menggunakan uji statistic chi-square dengan derajat kepercayaan 95% dengan α (0,05).

HASIL

1. Analisa Univariat

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Variabel Dependen Dan Variabel Independen di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Pasar Rebo

Berdasarkan table1 diatas memperoleh hasil bahwa lebih dari 3/5 responden di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo mengalami pertambahan berat

badan, sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik, hampir 3/5 responden mengatakatan persepsi tidak masalah pada kenaikan berat badan, lebih dari 3/5 responden bersikap melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan dan sebagian besar responden minat untuk melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan.

2. Analisa Bivariat

Tabel 2

Hubungan Pertambahan Berat Badan Dengan Tingkat Pengetahuan di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Pasar Rebo memiliki tingkat pengetahuan baik mengalami kenaikan berat badan. Hasil dari uji statistik menggunakan Chi Square menunjukan ( p-Value 0,03, OR 4,950 ) yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan dengan tingkat pengetahuan dan responden yang pengetahuan baik memiliki 5 kali resiko untuk kenaikan berat badan.

Tabel 3

Hubungan Pertambahan Berat Badan Dengan Persepsi di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar

Rebo responden persepsi tidak masalah terhadap kenaikan berat badan. Hasil dari uji statistik menggunakan Chi Square menunjukan (p-Value 0,03, OR 5,085) yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan dengan persepsi dan responden yang persepsi tidak masalah memiliki resiko 5 kali untuk kenaikan berat badan.

(4)

Tabel 4

Hubungan Pertambahan Berat Badan Dengan Sikap di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo

Sikap

Hubungan Pertambahan Berat Badan Dengan Tingkat Minat di Wilayah Puskesmas Kecamatan

Pasar Rebo uji statistik menggunakan Chi Square menunjukan (p-Value 0,03, OR 4,950) yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan d0engan minat dan responden yang minat untuk melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan memiliki resiko 5 kali untuk kenaikan berat badan.

PEMBAHASAN

1. Gambaran Pertambahan Berat Badan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo

Dari hasil penelitian pada tanggal 10 Agustus 2015, pada umumnya akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo dari seluruh responden sebagian besar mengalami pertambahan berat badan dengan presentase 64,9%.

Hasil penelitian yang dilakukan Agustina (2008) menunjukkan adanya pengaruh yang penggunaan kontasepsi DMPA terhadap perubahan berat badan.Dari 54% responden yang diamati 31 mengalami perubahan berat badan dan 19 tidak mengalamai berat badan.Hasil penelitian tersebut semakin memperkuat dugaan adanya keterkaitan penggunaan kontrasepsi DMPA terhadap perubahan berat badan.Hasil peenelitian yang dilakukan oleh penulis lebih tinggi dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh Agustina.

Perubahan BB kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak banyak yang bertumpuk di bawah kulit dan bukan merupakan karena retensi (penimbunan) cairan tubuh, selain itu juga Depo Medroksin Progesteron Asetat merangsang pusat pengendali nafsu makan di

hipotalamus yang dapat menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya. Akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah.Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama.(Hanafi, 2013).

2. Gambaran Tingkat Pengetahuan di Wilayah Kecamatan Puskesmas Pasar Rebo

Tingkat pengetahuan responden di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo sebagian responden memiliki pengetahuan baik tentang pertambahan berat badan yang dialami oleh kontrasepsi suntik 3 bulan sebesar 55,4%. Fakto-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain adalah pendidikan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muntakimah (2010) bahwa pengetahuan responden tentang kontrasepsi suntik 3 bulan diwilayah desa lembupurwo kebumen dikategorika baik dengan presentase 55,55%. Dari hasil penelitian keduanya didapat hasil yang sama bahwa responden memiliki pengetahuan yang baik.

Hal tersebut sama dengan teori yang diungkap oleh Dewi (2010) bahwa pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula.Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu.

3. Gambaran Persepsi di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo

Persepsi responden di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo sebagian besar persepsi tidak masalah dengan kenaikan berat badan dengan presentase 59,5%. Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objek dengan bantuan indra dengan penambahan arti- arti yang berasal dari pengalaman dimasa lalunya. Sebagian besar responden di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo telah mencoba berbagai kontrasepsi dan beralih pada kontrasepsi suntik 3 bulan karena keuntungan yang didapat berbeda dengan kontrasepsi-kontrasepsi lainnya.

(5)

kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu.

4. Gambaran Sikap di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo

Sikap responden di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo sebagian besar menunjukan sikap melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan presentase 63,5%. Sikap melanjutkan kontrasepsi responden di pengaruhi oleh pengetahuan yang baik responden dan pengalaman pribadi responden. Hal tersebut sesuai dengan teori Notoatmodjo (2007) yang menyebutkan bahwa sikap tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan saja tetapi juga dipengaruhi oleh pengalaman pribadi sehingga membentuk kepercayaan yang besar untuk melakukan penyuntikan kembali.

Sedangkan menurut Alport (1954)dalam Notoatmodjo (2010) menyebutkan bahwa sikap adalah kesiapan fisik dan mental seseorang yang terorganisir tentang suatu keahlian dan kesedian mengusahakan untuk melakukan sesuatu.

5. Gambaran Minat di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo

Minat responden di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo sebagaian besar memiliki minat untuk melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan presentase 55,4%. Minat untuk melanjutkan tersebut di pengaruhi oleh keuntungan kontrasepsi suntik 3 bulan yang efektif dan praktis.Selain itu juga tujuan berkontrasepsi untuk menunda kehamilan.

Minat untuk melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan tersebut juga dikarenakan keinginan berkontrasepsi suntik 3 bulan tersebut berasal dari diri sendiri dimana merek mengetahui tentang kontrasepsi suntik 3 bulan tersebut melalui media cetak dan petugas kesehatan, jadi mereka memiliki kesadaran dan inisiatif untuk melanjutkan kontrasepsinya. Karena dalam menjalankan fungsinya minat berhubungan dengan pikiran dan perasaan (Purwanto, 1998).

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh distribusi frekuensi pertambahan berat badan akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo adalah sebesar 64,9% responden mengalami kenaikan berat badan.

Hasil variabel lain yaitu tingkat pengetahuan responden tentang kontrasepsi suntik 3 bulan didapat hasil bahwa tingkat pengetahuan responden rata-rata baik dengan presentase 55,4%, persepsi responden tentang pertambahan berat mendapat hasil 59,5% untuk presentase persepsi tidak masalah pada pertambahan berat badan dan sikap melanjutkan mendapat hasil 63,5%.

Sedangkan frekuensi minat untuk melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan di wilayah puskesmas kecamatan psar rebo adalah sebesar 55,45 responden

memiliki minat melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan.Dan ada hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan dengan minat akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan untuk melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan hasil uji statistik p-Value 0,03dan OR 4,950.

2. Saran

Untuk akseptor atau responden yang telah berusia lebih dari 35 tahun dan sudah tidak nyaman dengan kenaikan berat badan sebaiknya petugas kesehatan menyarankan untuk menggunakan kontrasepsi non hormonal agar akseptor atau responden tidak mengalami gangguan metabolisme tubuh yang mengakibatkan berat badan terus meningkat. Petugas kesehatan berkerja sama untuk menjaring akseptor atau responden yang berusia 35 tahun dan memberikan penyuluhan.

Petugas kesehatan di wilayah puskesmas kesehatan sebaiknya memberikan penyuluhan kepada akseptor atau calon akseptor tentang alat kontrasepsi serta menjelaskan kelebihan dan kekurangannya sehingga akseptor atau calon akseptor tahu macam-macam alat kontrasepsi serta kelebihan dan kekurangannya. Petugas puskesmas juga bisa berkerjasama dengan kader-kader atau mahasiswa untuk memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu tentang alat-alat kontrasepsi serta kelebihan dan kekurangannya.

Institusi pendidikan keperawatan sebaiknya dapat berkerja sama dengan puskesmas untuk memberikan tugas kepada mahasiswa keperawatan untuk melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan tentang alat kontrasepsi berserta kelebihan dan kekurangannya kepada para ibu-ibu akseptor di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo.

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber data dan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya, sertafaktor lainnya seperti hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulanan dengan kenaikan berat badan, variabel yang berbeda, jumlah sampel yang lebih banyak, tempat yang berbeda dan menggunakan analitik yang berbeda agar lebih berkembang dan dapat memberi tindak lanjut terhadap hasil penelitiaan.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Rohani (2008). Pengaruh Hubungan Pemakaian Kontrasepsi DMPA Dengan Pertambahan Berat Badan. Jurnal Keperawatan, 2-12. Diambil pada tanggal 20 mei 2015 pada jam 19:30.

Anggraini Yetti dan Martini. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Rohima Press.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. BKKBN, 2014. Profil Hasil Pendataan Keluarga

Berencana Bulan Januari 2014. Jakarta; BKKBN Chaplin, J.P, 2001. Kamus Lengkap Psikologi. Kartini

(6)

Glasier A,& Gebbie A. (2006). Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.

Hartanto, Hanafi. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, PUSTAKA SINAR HARAPAN, Jakarta

_____________, (2013).Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Muntakinah (2010).Hubungan Pengetahuan Responden

Tentang Kontrasepsi DMPA di Lembupurwo Kebumen. Jurnal Keperawatan. Diambil pada tanggal 18 agustus 2015 pada jam 20:30.

Ngalin Purwanto. (1998). Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Notoatmodjo,S. 2005. Metodologi penelitian

kesehatan.Jakarta : PT Rineka Cipta

____________, 2012.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nurardiana, L. 2008. “Hubungan Pertambahan Berat Badan Dengan Minat Akseptor Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Untuk Melanjutkan Kontrasepsi Suntik 3

Bulanan di Gampeng Rejo”

Speroff L., Darney P. 2005. Pedomen Klinis Kontrasepsi. Jakarta: EGC

Gambar

Tabel 1 Badan

Referensi

Dokumen terkait

Agar reaksi berantai yang terjadi terkendali dimana hanya satu neutron saja yang diserap untuk memicu fi si nuklir berikutnya, digunakan bahan yang dapat menyerap neutron-neutron di

wayang beber yang diperuntukkan pengrajin klaster industri batik; 3) tahapan sosialisasi, masih dalam tahun ke dua dilakukan sosi- alisasi sebagai media pengenalan sekaligus untuk

5.2 Kekerasan Permukaan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas yang Dibersihkan dengan Energi Microwave Berdaya 800 Watt dalam 3 Menit dengan Pengulangan

• Hukum Perundang-Undangan yang dapat dijadikan sumber hukum formil Hukum Tata Negara adalah peraturan perundang- undangan yang dibentuk oleh Organ/Lembaga Negara yang berwenang

(2) Kinerja pasar dalam saluran pemasaran kopi Arabika dapat dilihat pada sebaran marjin pemasaran, farmer share dan rasio keuntungan biaya yang didapat berbeda-beda tergantung

data yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis merupakan. data empirik yang memenuhi hakikat naturalistik (Monika

Penegakan hukum terhadap pelaku pelanggaran plagiarisme skripsi berdasarkan pada Pasal 24 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang menyebutkan bahwa pencipta

pencaran hasil yang diperoleh dari analisis berulang kali pada suatu. sample