KEKERASAN PADA ANAK YANG BERUJUNG
TRANSGENDER
Dosen :
Ir. D. J. Djoko H. Santjojo, M.Phill., Ph. D
Disusun Oleh :
Susana Maharani W.P
145090801111013
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI... 2
BAB I... 2
PENDAHULUAN... 2
1.1 Latar Belakang... 2
1.2 Rumusan Masalah...3
1.3 Tujuan Penelitian...3
BAB II... 3
TINJAUAN PUSTAKA... 3
2.1 Definisi Kekerasan Pada Anak...3
2.2 Faktor Penyebab Kekerasan...4
2.3 Dampak Psikologis Akibat Kekerasan...5
2.4 Transgender Dari Sisi Kesehatan...6
BAB III... 7
METODOLOGI... 7
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan...7
3.2 Tahapan Penelitian...7
... 7
... 7
3.3 Teknik Perolehan Data...8
3.4 Penentuan Informan...8
3.5 Analisis Data... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanpa disadari, dalam menjalani kehidupan perlu didasari dengan cinta dan kasih sayang. Tanpa adanya cinta dan kasih sayang akan memengaruhi seluruh aspek kehidupan. Contohnya dalam keluarga yang menjadi hal dasar untuk menerapkan cinta dan kasih sayang tersebut. Keluarga menjadi fondasi dalam pembentukan karakter, pola pikir, tanggung jawab, dan membekali anak dengan etika yang baik untuk menjadi penerus bangsa.
Keluarga yang membentuk karakter anak tanpa cinta dan kasih sayang kini mulai marak terjadi. Mulai dari sikap orangtua yang kasar, perkataan orangtua yang membuat anak merasa minder dan terkucilkan, pertengkaran orangtua yang membuat anak merasa kurang perhatian dan kasih sayang, serta banyak hal lainnya yang menggambarkan kondisi rumah tangga atau keluarga tidak harmonis. Jika hal buruk tersebut diterima sang anak secara terus menerus, psikologi seorang anak dapat terganggu dan banyak dampak yang akan terjadi.
Laporan ini menguraikan tentang kekerasan anak di dalam keluarga yang akan memengaruhi psikologi dimana dampaknya akan terlihat saat beranjak dewasa. Dampak yang akan dijelaskan ialah mengenai LGBT (Lesbian, Guy, Biseksual, dan Transgender). Namun akan lebih fokus pada transgender. Anak yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan kasih sayang di dalam keluarga, akan menyesali keberadaan dirinya di dunia ini. Sehingga penyesalan itu yang akan mengubah pola pikir anak ketika beranjak dewasa untuk mengubah gendernya dari yang telah ditetapkan sejak lahir.
1.2 Rumusan Masalah
1. Faktor apa saja yang memengaruhi psikologis seseorang sehingga mengakibatkan transgender? Terutama pada keluarga.
2. Bagaimana kasus transgender dari sisi kesehatan?
1.3 Tujuan Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kekerasan Pada Anak
Pada umumnya, kekerasan mengandung makna yaitu perilaku yang menyakiti orang lain baik psikis maupun fisik. Beberapa ahli seperti Sutanto (2006), menurut beliau kekerasan yang dilakukan pada anak merupakan suatu tindakan atau perilaku seseorang terhadap anak anak dimana dapat menyebabkan penderitaan dan kematian [1].
Kekerasan terhadap anak (child abuse) tidak hanya perlakuan fisik, mental, dan seksual yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki tanggung jawab besar untuk melindungi dan menjaga anak-anak, namun kekerasan terhadap anak dapat berupa pelantaran anak atau mengabaikan akan kesehatan dan pendidikan mereka serta kekerasan yang berkaitan dengan medis (medical abuse). Kekerasan terhadap anak secara fisik dapat dilihat dari perlakuan kasar yang dilakukan sehingga mengakibatkan cedera atau luka. Kekerasan terhadap anak secara psikis sangat memengaruhi perasaan korban, seperti perasaan tidak nyaman atau merasa malu (minder). Tindakan yang memengaruhi kekerasan ini seperti melalui perkataan kasar yang merendahkan diri seorang anak, penyalahgunaan kepercayaan, dan sebagainya. Hal ini mengakibatkan korban merasa tidak berharga dan lemah dalam membuat keputusan [2].
Azevedo dan Viviane (2008) menguraikan beberapa bentuk kekerasan psikologis pada anak :
a. Indifference (tidak peduli) yaitu melantarkan anak dengan mengabaikan kebutuhannya, tidak merawat dan tidak melindungi, serta kurangnya interaksi dan komunikasi yang baik
b. Humiliation (penghinaan) yaitu mengucapkan kata-kata yang tidak sepantasnya kepada anak, seperti ejekan atau kata-kata kasar
c. Isolation (mengisolasi) yaitu melarang anak untuk berinteraksi dengan lingkungan
Menurut Bagong Suyanto (2010), kekerasan pada anak tidak asing lagi di telinga masyarakat dan merupakan masalah yang serius. Sebuah studi Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) mencatat data peningkatan kekerasan terhadap anak secara kuantitatif, dimana pada tahun 1994 terdapat 172 kasus kekerasan, pada tahun 1995 terdapat 421 kasus, dan pada tahun 1996 terdapat 476 kasus [1].
Komisi Nasional Perlindungan Anak juga menyatakan pada Januari sampai April 2014 tercatat sebanyak 450 kasus kekerasan pada anak. Kasus kekerasan pada anak yang tercatat pada tahun 1994 sampai 2014 terus meningkat. Setiap anak memiliki hak untuk merasakan aman, nyaman, dan dapat menikmati masa kecil mereka dengan bahagia. Maka dari itu, perlu tindak lanjut yang lebih tegas terhadap kasus ini [1].
2.2 Faktor Penyebab Kekerasan
Menurut Bockting (2008), transgender merupakan kondisi dimana seseorang mengalami kesenjangan baik fisik maupun psikis, terutama terkait dengan identitas seks. Menurut Setyanti (2011), pria transgender (waria) yang hidup dan menetap di Indonesia merupakan bagian dari warga Negara Indonesia seperti makhluk sosial normal lainnya. Namun ada yang berbeda yaitu mereka mengalami perlakuan diskriminatif. Perlakuan tersebut dapat dilakukan oleh pihak keluarga, lingkungan pendidikan, tindakan pelecehan, tindakan ketidakaadilan, dan sebagainya [3].
Berdasarkan penelitian Clements-Nolle et.al. (2001) di San Fransisco, membuktikan bahwa 62% dari transwoman menderita depresi. Seorang transgender menderita tekanan emosional dan pada dasarnya tidak tertarik akan seksual biologis mereka (Transgender Identity Affirmation and Mental Health Vol.6,2002). Menurut Siswanto (2007), perlakuan yang salah saat masih anak-anak dapat menimbulkan trauma yang dapat mengakibatkan efek jangka pendek maupun jangka panjang pada seseorang [4].
terhadap perasaan anak serta memengaruhi citra diri mereka. Kata-kata negative yang diucapkan orangtua akan tersimpan dalam memori anak, membuat mereka berpikir dan menganggap diri mereka demikian seperti yang dikatakan orangtuanya[5].
Terdapat 2 faktor yang menyebabkan kekerasan pada anak, antara lain faktor masyarakat dan faktor keluarga. Faktor masyarakat seperti kemiskinan, urbanisasi dimana terdapat kesenjangan pendapatan antar penduduk, ketergantungan obat, dan lingkungan kriminalitas yang tinggi. Sedangkan faktor keluarga seperti hubungan keluarga yang tidak harmonis, tidak saling menghargai antar anggota keluarga,dan kurangnya komunikasi yang baik antar anggota keluarga[5].
2.3 Dampak Psikologis Akibat Kekerasan
Menurut Wiramihardja (2005:16), struktur keluarga yang patogenik dan trauma pada masa anak-anak merupakan faktor penyebab psikologis yang dapat memengaruhi gangguan mental. Keluarga yang patogenik merupakan keadaan keluarga yang sering terjadi pertengkaran orangtua di dalamnya sehingga anak kurang merasakan kasih sayang. Trauma pada masa anak anak merupakan perlakuan yang salah saat anak-anak dan memberikan dampak saat dewasa[4].
Menurut Lukluk (2008:44), individu yang memiliki peilaku abnormal merupakan suatu penyimpangan norma statistic, norma social, perilaku maladaptive dan distress pribadi. Perilaku abnormal tersebut dapat dipengaruhi oleh lingkungan social yang tidak menguntungkan atau dari pengalaman yang tidak baik. Salah satu perilaku abnormal yaitu gangguan identitas gender[4].
2.4 Transgender Dari Sisi Kesehatan
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 4 minggu yaitu dari 27 November 2016 sampai 24 Desember 2016. Sedangkan tempat pelaksanaan penelitian yaitu banyak dilakukan di perpustakaan atau ruang baca karena lebih banyak studi literature dari jurnal maupun buku-buku yang berkaitan dengan topic penelitian.
3.2 Tahapan Penelitian
3.3 Teknik Perolehan Data
Metode perolehan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pengisian kuesioner baik secara online maupun offline dan melalui studi literature buku, jurnal dan artikel kisah nyata seorang transgender.
3.5 Analisis Data
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Penelitian
Grafik 4.1.1 Grafik kuesioner
Q1 Q2 Q3
0
20
40
60
80
100
120
Grafk Kuesioner
Ya
Tidak
Pertanyaan :
Q1 = Pentingnya peran orangtua dalam perkembangan psikologis anak Q2 = Peran lingkungan sosial memengaruhi psikologis anak
Keterangan :
78,7% dari 75 orang responses memilih bahwa transgender merupakan penyakit psikologis.
4.2 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Transgender merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan orang yang melakukan, merasa, berpikir atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir. Transgender merupakan keadaan individu yang tidak sehat dalam aspek mental dan kehidupan social. Sehingga berdasarkan teori dapat disimpulkan bahwa transgender merupakan penyakit psikologis.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
[1] “3053-7957-1-PB.pdf.” .
[2] B. A. B. Ii, “child abuse and neglect,” 2002.
[3] F. I. Pendidikan, U. N. Surabaya, and M. Syafii, “Abstrak,” pp. 1–6, 2010. [4] D. P. Parendrawati and A. Pendahuluan, “Aspek kejiwaan kelompok
transgender dan transeksual,” pp. 1–7, 2008.