• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Internalisasi Sempoa Dalam Kehidupan Masyarakat Tionghoa Di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Internalisasi Sempoa Dalam Kehidupan Masyarakat Tionghoa Di Kota Medan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Negara Indonesia memiliki banyak suku bangsa yang tersebar diseluruh

wilayah Indonesia. Masing-masing dari suku bangsa tersebut memiliki tradisi dan

kebudayaan yang berbeda-beda, salah satunya adalah masyarakat dari etnis

Tionghoa. Etnis Tionghoa terbagi lagi dalam beberapa sub-suku yang tersebar di

beberapa wilayah Indonesia. Seperti yang dipaparkan oleh Hidayat dalam Chusna

(2009:22) mengatakan: “… Mereka kebanyakan berasal dari Fukkien dan

Kwantung, terutama dari suku bangsa Hokkian, Hakka dan Kanton”.

Masyarakat Tionghoa banyak tersebar di berbagai wilayah nusantara,

terutama di Kota Medan untuk keperluan perdagangan maupun sebagai kuli.

Masyarakat tersebut datang dengan menumpangi kapal-kapal yang akan berangkat

ke Kota Medan. Kedatangan masyarakat Tionghoa banyak diceritakan dalam

sejarah perkembangan perdagangan di Kota Medan. Seperti yang dilansir dari

salah satu situs berita online www.wisata.kompasiana.com (27/01/2014 pukul

13.09 WIB) menjelaskan:

(2)

Masyarakat yang datang dari Tiongkok awalnya didatangkan ke Kota

Medan untuk bekerja di perkebunan dan tidak berniat untuk menetap lama di

wilayah baru. Bangsa Tiongkok akan kembali ke tanah airnya pada waktu yang

tepat. Namun, kebanyakan dari Bangsa Tiongkok akhirnya memilih untuk

menetap di wilayah Indonesia. Etnis Tionghoa yang kemudian menetap

mewariskan banyak kebudayaan, seperti sistem pengetahuan, perayaan, religi dan

lainnya yang menambah kekayaan budaya di Indonesia.

Salah satu peninggalan budaya Tiongkok kuno adalah alat bantu hitung

yang dikenal di Indonesia dengan sebutan sempoa. Sempoa dalam bahasa

Internasional disebut dengan Abacus, dalam bahasa Jepang disebut dengan

Soroban dan dalam bahasa Tiongkok disebut dengan Suan Pan.

Sempoa adalah alat bantu hitung Tiongkok kuno yang sangat berperan

penting dalam mengakumulasikan angka-angka dalam kehidupan sehari-hari bagi

penggunanya. Menurut Pullan dan Moon dalam Budi (2010:39) mengatakan :

“The Abacus is used for calculating in the Middle East, Asia, and Rusia and for teaching children elements of arithmetic in many countries. An apparatus of pebblesor other movable counters was know in antiquity to the Egyptians, Greeks, Romans, and Chinese. A special merit of the Abacus was that it simplified the addition and subtraction of numbers written in roman numerals”.

Menurut sejarah, tidak ada penelitian yang mempertegas asal mula

sempoa. Beribu-ribu tahun yang lalu sempoa sudah ditemukan, namun bentuknya

tidak seperti saat ini. Orang-orang Tiongkok mengembangkan sempoa menjadi

dua bagian dalam satu tiang yang dibatasi oleh sebuah pembatas dengan posisi

horizontal yang disebut sempoa sistem 2-5. Tiap bagian berisi beberapa manik

yang mewakili angka. Umumnya terbuat dari kayu, manik-manik yang cukup

(3)

(27/01/2014 pukul 13.51 WIB) yang mengemukakan sejarah sempoa: “… Bangsa

Tiongkok mengembangkan Abacus ini menjadi dua bagian. Pada jeruji atas

dimasukkan dua manik dan lima manik pada jeruji bawah. Model atau bentuk

inilah yang membuat Abacus atau sempoa menjadi amat populer”.

Gambar: 1.1 (Sumber :http://rddwil.wordpress.com/)

Sempoa sistem 2-5

Sempoa sangat bermanfaat bagi pedagang-pedagang Tiongkok dahulunya.

Pedagang-pedagang tersebut bergantung pada alat bantu hitung ini untuk

menghitung angka-angka sehingga memudahkan para pedagang dalam

kesehariannya sebagai pedagang. Sempoa sistem 2-5 kemudian dimodifikasi oleh

Jepang sekitar tahun 1900-an sehingga cara pemakaian dan fungsinya berubah.

Sempoa ini yang disebut juga sempoa sistem 1-4. Sempoa sistem 1-4 yang banyak

digunakan oleh anak-anak etnis Tionghoa yang belajar sempoa saat ini terbuat

dari bahan plastik yang ringan sehingga memudahkan penggunanya untuk

membawa sempoa kemana-mana. Hal ini dijelaskan dengan rinci oleh pihak KPO

SEMPOA SIP INDONESIA dalam buku Information Book of Sempoa (2012:25):

(4)

Gambar: 1.2 (Sumber :http://umc-indo.com/) Sempoa sistem 1-4

Cara pemakaian sempoa sistem 1-4 menggunakan metode-metode khusus

yang telah dirumuskan sedemikian rupa sehingga terjadi proses internalisasi yang

pada akhirnya membentuk pola pikir terhadap penggunanya. Metode ini mampu

merangsang otak untuk berpikir secara optimal. Yang dimaksud dengan optimal

adalah otak mampu bekerja dengan lebih baik tanpa berat sebelah dengan kata

lain seimbang.

Internalisasi merupakan sebuah proses pengajaran terhadap seseorang

yang kemudian diwujudkan dalam bentuk sikap dan pola pikir. Berger dan

Luckman dalam Ngangi (2008:3) berpendapat bahwa:

”Proses internalisasi lebih merupakan penyerapan kembali dunia objektif ke dalam kesadaran sedemikian sehingga subjektif individu dipengaruhi oleh struktur dunia sosial. Macam-macam unsur dari dunia yang diobjektivasikan akan ditangkap sebagai gejala realitas di luar kesadarannya sekaligus sebagai gejala internal bagi kesadaran. Melalui internalisasi manusia menjadi hasil masyarakat”.

Penggunaan sempoa sistem 1-4 berkembang menjadi proses pembelajaran

dengan cara Mental Arithmetic (MA) yang dapat merangsang otak kanan anak

untuk bekerja secara optimal. Kehadiran sempoa sistem 1-4 membuat anak-anak

lebih mudah memvisualisasikan manik-manik sempoa ke dalam pikirannya karena

sempoa sistem 1-4 sangat mudah dipelajari dan rumus-rumus yang digunakan

(5)

Proses pembelajaran sempoa sistem 1-4 mampu mengubah pemahaman

masyarakat terhadap sempoa, yaitu dari alat bantu hitung menjadi alat bantu

pencerdasan otak anak. Banyak hal positif yang didapat oleh anak-anak yang

belajar menggunakan sempoa ini, misalnya melatih kepercayaan terhadap diri

sendiri, melatih kesabaran, melatih konsentrasi anak dan lain-lain.

Jika dilihat dari segi manfaat yang ada untuk perkembangan otak, dapat

disimpulkan bahwa sempoa sistem 1-4 sangat bermanfaat terutama untuk generasi

muda bangsa Indonesia. Jika pembelajaran sempoa sistem 1-4 ini terus

dikembangkan dan pemerintah menggalakkan pembelajaran tersebut terutama di

taman kanak-kanak dan sekolah dasar, kemungkinan besar anak-anak Indonesia

akan memiliki kecerdasan yang akhirnya berdampak pada kesejahteraan rakyat

Indonesia. Seperti yang tertulis dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 5 mengenai

pendidikan: “… Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan

peradaban serta kesejahteraan umat manusia”.

Para kawula tua dari etnis Tionghoa cukup terbuka dengan pembaharuan

metode sempoa yang baru. Mereka merasa tidak keberatan akan kehadiran

sempoa yang berubah fungsi dari alat bantu hitung menjadi alat bantu pencerdasan

walaupun mampu berhitung cepat hanya efek samping saja. Namun, beberapa

diantara kawula tersebut masih ada yang menggunakan sempoa sistem 2-5 karena

telah terbiasa menggunakannya. Untuk para kawula muda dari etnis Tionghoa

sendiri menganggap belajar sempoa bukan hanya sebagai belajar berhitung saja,

(6)

dengan cara mengikuti kompetisi yang rutin diadakan di Kota Medan. Hal ini

cukup memotivasi mereka untuk jadi pemenang dengan semangat yang besar dan

percaya diri yang kuat.

Masyarakat Tionghoa di Kota Medan kini menyadari hal positif yang

tertanam di dalam sempoa sistem 1-4. Banyak orang tua yang mendaftarkan

putra-putri mereka ke lembaga kursus yang menyediakan pelajaran menggunakan

sempoa. Hal ini dilakukan para orang tua dengan harapan putra-putri mereka

kelak tidak sekedar mahir berhitung dengan cepat, tetapi juga dapat membantu

pencerdasan otak yang sangat penting untuk masa depan mereka kelak.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut fenomena

sempoa dalam kehidupan masyarakat Tionghoa di Kota Medan saat ini.

1.2Batasan Masalah

Menghindari batasan masalah yang terlalu luas dan dapat mengaburkan

penelitian, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada anak-anak yang

belajar sempoa sistem 1-4 pada level Intermediate 4 di lembaga kursus pendidikan

SEMPOA SIP.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka

permasalahan yang dapat dirumuskan adalah bagaimana internalisasi sempoa

(7)

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan secara terperinci

tentang proses internalisasi sempoa sistem 1-4 dalam pembentukan pola pikir.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang sempoa kepada

masyarakat umum.

2. Memberikan informasi yang lebih terperinci mengenai perbedaan

sempoa lama dengan yang sekarang.

3. Mengetahui perkembangan sempoa yang terjadi pada saat ini terutama

di Kota Medan.

4. Membantu masyarakat untuk mengenal lebih jauh manfaat dari

sempoa sistem 1-4 bagi perkembangan otak anak.

1.5.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Memotivasi masyarakat untuk mengikutsertakan anak-anak ke

lembaga pendidikan sempoa.

2. Memjelaskan secara rinci bahwa sempoa sistem 1-4 bermanfaat bagi

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan nikmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

Kegiatan pengabdian Kepada Masyarakat yang dilaksanakan di Desa Empat Balai Kecematan Kuok, antusias para guru yang mengikuti pelatihan atletik dasar bagi guru

Berdasarkan alat yang terpasang di Stasiun Geofisika Denpasar, Jumlah sambaran petir harian pada bulan Agustus 2020, secara umum mengalami penurunan jika dibanding- kan dengan

Hasil lain dari penelitian ini memberikan bukti yang nyata bahwa tingkat keterlibatan konsumen pada pembelian produk lipstik termasuk dalam kategori yang tinggi (faktor

Teknik pengumpulan data tentang kinerja guru melalui penggunaan model pembelajaran Student Team Achievement Divisions pada pelajaran Matematika dilakukan dengan

Pemberian motivasi biasanya akan diikuti dengan peningkatan produktivitas kerja dan disiplin kerja yang baik sebagai pendorong bagi karyawan untuk tetap bekerja pada

Segala puji hanyalah milik Allah SWT semata yang telah memperkenankan penulis menyelesaikan penelitian dan menuangkan hasilnya dalam bentuk tesis yang berjudul “ Model Investasi

1) Membentuk siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 5 orang. 2) Memberikan tugas berupa pertanyaan yang berhubungan dengan dunia nyata atau riil sesuai dengan materi