LANDASAN TEORI
3.1. Decision Support System
Decision Support System (DSS) atau sistem pendukung keputusan adalah sebuah sistem
yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan
pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur.
Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi
terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti
bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, et al, 2001). DSS bertujuan untuk
menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi serta mengarahkan kepada
pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih.
2.1.1. Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
Dari pengertian Sistem Pendukung Keputusan diatas maka dapat ditentukan enam
karakteristik dan nilai guna (Turban, et al, 2001) antara lain :
1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada management
by perception.
2. Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang proses pengambilan keputusan.
3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tak struktur.
4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan. 5. Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat
6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen.
2.1.2. Tujuan Sistem Pendukung Keputusan
Adapun tujuan sistem pendukung keputusan sebagai berikut (Turban, et al, 2001) : 1. Membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur
2. Mendukung manajer dalam mengambil keputusan
3. Meningkatkan efektifitas bukan efisiensi pengambilan keputusan
Dalam pemrosesannya, DSS dapat menggunakan bantuan dari sistem lain seperti
Artificial Intelligence, Expert Systems, Fuzzy Logic, dll.
2.1.3. Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Secara umum Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh tiga komponen besar yaitu
database Management, Model Base dan Software System / User Interface (Sprague,
1993). Komponen DSS dapat dilihat seperti Gambar 2.1 di bawah ini.
Gambar 2.1 Komponen Decision Support System (Turban, et al , 2001 )
a. Database Management
Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data yang
dalam lingkungan. Untuk keperluan DSS, diperlukan data yang relevan dengan
permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.
b. Model Base
Merupakan suatu model yang merepresentasikan permasalahan kedalam format
kuantitatif (model matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau
pengambilan keputusan, termasuk didalamnya tujuan dari permasalahan
(objektif), komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada (constraints),
dan hal-hal terkait lainnya. Model Base memungkinkan pengambil keputusan
menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan membandingkan solusi
alternatif.
c. User Interface / Pengelolaan Dialog
Terkadang disebut sebagai subsistem dialog, merupakan penggabungan antara dua
komponen sebelumnya yaitu Database Management dan Model Base yang
disatukan dalam komponen ketiga (user interface), setelah sebelumnya
dipresentasikan dalam bentuk model yang dimengerti computer. User Interface
menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima masukan dari pemakai
kedalam Sistem Pendukung Keputusan.
2.1.4. Manfaat Sistem Pendukung Keputusan
DSS dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan (Turban, et al, 2001).
Manfaat yang dapat diambil dari DSS adalah :
1. DSS memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi pemakainya.
2. DSS membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah
terutama barbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
3. DSS dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat
4. Walaupun suatu DSS mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dia dapat menjadi
stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya,karena
mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.
3.2. Naïve Bayes
Thomas Bayes menemukan pendekatan penalaran statistik yang jauh lebih maju
dibandingkan dengan pola pikir matematis tradisional pada saat itu (Kusumadewi, 2003).
Fokus matematika pada saat itu adalah pada tingkah laku sampel dari populasi yang
diketahui. Akan tetapi, Bayes mengemukakan ide untuk menentukan properti dari
populasi berdasarkan sampel tersebut.
Teori probabilitas bayes digunakan untuk menghitung probabilitas terjadinya
suatu peristiwa berdasarkan pengaruh yang didapat dari pengujian. Probabilitas bayes
menerangkan hubungan antara probabilitas terjadinya hipotesis Hi dengan terdapat fakta
(evidence) E telah terjadi dan probabilitas terjadinya evidence B dengan syarat hipotesis
Hi telah terjadi. Teorema ini didasarkan pada prinsip bahwa jika terdapat tambahan
informasi atau evidence maka nilai probabilitas dapat diperbaiki, sehingga teorema ini
bermanfaat untuk mengubah atau memperbaiki nilai kemungkinan yang ada menjadi
lebih baik dengan didukung informasi atau evidence-evidence tambahan. Selanjutnya,
teorema ini menjadi dasar dalam pengambilan keputusan modern (Sutojo, 2010). Formula
Bayes dinyatakan dalam persamaan 2.1 :
)
p(H|E) = Probabilitas hipotesis H terjadi jika diberikan evidence / bukti E terjadi.
p(E| H) = Probabilitas sebuah evidence E jika hipotesis H terjadi.
evidence apapun.
p(E) = probabilitas evidence E tanpa memandang apapun.
Bentuk teorema Bayes untuk evidence tunggal E dan hipotesis ganda H1, H2, ……..Hn
adalah sebagai berikut :
P(Hi|E) = Probabilitas posterior bersyarat (Conditional Probability) suatu
hipotesis Hi terjadi jika diberikan evidence / bukti E terjadi.
Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang berfungsi sebagai sistem ekskresi pada manusia
yakni untuk mengeluarkan atau mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme tubuh dalam
bentuk urin. Lama kelamaan fungsi ginjal tersebut dapat menurun dan akhirnya fungsi
ginjal pun dapat terganggu (timbulnya penyakit ginjal), gangguan tersebut bisa di
sebabkan oleh racun, infeksi atau obat – obatan yang memiliki efek samping yang dapat
metabolisme yang tidak di keluarkan tubuh akan menjadi racun bagi tubuh kita sendiri
(Gray,M. 2008).
Ada banyak penyakit ginjal yang menyerang manusia, namun dalam penelitian
ini penyakit ginjal yang akan diteliti hanya beberapa penyakit saja. Berikut ini adalah
penjelasan selengkapnya.
2.3.1. Hidronefrosis
Definisi:
Hidronefrosis merupakan suatu keadaan dimana terjadi pembesaran ginjal yang biasanya
terjadi akibat tekanan dari aliran air kemih yang terhambat (Tauxe, et al, 1989).
Penyebab:
Hidronefrosis biasanya terjadi akibat adanya sumbatan pada saluran kemih, misalnya
karena :
Kelainan struktural
Penekanan (misalnya oleh tumor atau jaringan fibrosa) Adanya batu, tumor, atau bekuan darah pada saluran kemih
Penyempitan saluran kemih, misalnya akibat cedera, infeksi, atau terapi radiasi
Kadang hidronefrosis terjadi selama kehamilan karena rahim yang membesar
menyebabkan penekanan pada ureter. Perubahan hormonal akan memperburuk keadaan
ini karena mengurangi kontraksi ureter yang normalnya mengalirkan air kemih ke
kandung kemih.
Gejala:
Gejala-gejala yang ada tergantung pada penyebab, lokasi, serta lama sumbatan. Jika
sumbatan terjadi dengan cepat, bisa timbul nyeri hebat di daerah pinggang pada sisi ginjal
yang terkena. Bisa ditemukan adanya darah dalam air kemih. Penderita juga bisa merasa
Namun, jika sumbatan terjadi secara perlahan, maka mungkin tidak ditemukan adanya
gejala atau hanya berupa nyeri tumpul di daerah pinggang. Misalnya, akibat tumor di
rongga panggul.
Pada sekitar 10% penderita, terdapat darah di dalam air kemih. Sering ditemukan infeksi
saluran kemih, demam dan rasa nyeri di daerah kandung kemih atau ginjal. Jika tidak
diatasi, maka pada akhirnya hidronefrosis akan menyebabkan kerusakan ginjal dan bisa
terjadi gagal ginjal.
2.3.2. Gagal Ginjal Kronis
Definisi:
Gagal Ginjal Kronis adalah kemunduran fungsi ginjal secara perlahan (dalam waktu
berbulan-bulan hingga bertahun-tahun) yang menyebabkan gangguan penyaringan zat
sisa metabolik dari dalam darah (Sudoyo, et al, 2009).
Penyebab:
Banyak penyakit yang bisa menyebabkan kerusakan ginjal menetap. Gagal ginjal akut
juga bisa menjadi kronis jika fungsi ginjal tidak pulih kembali setelah mendapatkan
terapi. Oleh karena itu, segala sesuatu yang bisa menyebabkan gagal ginjal akut bisa
menyebabkan gagal ginjal kronis.
Berbagai penyakit dan kondisi yang sering kali menyebabkan gagal ginjal kronis : Diabetes melitus (kencing manis)
Tekanan darah tinggi
Penyakit atau gangguan ginjal, misalnya infeksi ginjal, penyakit ginjal polikistik Sumbatan saluran kemih untuk waktu lama, misalnya akibat pembesaran prostat,
batu ginjal, atau kanker
Kelainan autoimun, misalnya pada sistemik lupus eritematosus, dimana antibodi menyebabkan kerusakan pada ginjal
Merokok Kegemukan Kolesterol tinggi
Riwayat keluarga dengan penyakit ginjal Berusia 65 tahun atau lebih
Gejala:
Pada gagal ginjal kronis, gejala-gejalanya berkembang secara perlahan. Pada awalnya
tidak ada gejala sama sekali, kelainan fungsi ginjal hanya dapat diketahui dari
pemeriksaan laboratorium.
Seiring dengan perkembangan penyakit, maka lama-lama zat sisa metabolic yang
tertimbun di darah semakin banyak. Pada stadium ini, penderita menunjukkan
gejala-gejala seperti :
Letih, mudah lelah, kurang siaga
Penurunan nafsu makan, mual, muntah, rasa tidak enak di mulut Penurunan berat badan atau malnutrisi
Mudah memar atau berdarah untuk waktu yang lebih lama Kelemahan otot, kram, nyeri
Rasa seperti tertusuk jarum pada anggota gerak atau hilang rasa Kejang atau penurunan kesadaran, akibat gangguan di otak Sesak nafas
Nyeri dada dan penurunan tekanan darah
2.3.3. Gagal Ginjal Akut
Definisi:
Gagal Ginjal Akut merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan kemampuan ginjal
yang cepat dalam menyaring produk sisa metabolisme dari dalam darah (Sudoyo, et al,
menumpuk di dalam tubuh. Kondisi ini akan menyebabkan berbagai gangguan yang bisa
mengancam nyawa.
Penyebab:
Berkurangnya aliran darah ke ginjal perdarahan, dehidrasi atau, cedera fisik yg menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah
Daya pompa jantung menurun (gagal jantung) Tekanan darah yg sangat rendah (syok) Kegagalan hati (sindroma hepatorenalis)
Obat-obat yang menurunkan aliran darah ke ginjal
Sumbatan aliran kemih sumbatan kandung kemih, misalnya akibat pembesaran prostat, penyempitan uretra, atau kanker kandung kemih
Tumor yg menekan saluran kemih Batu di ureter atau kandung kemih
Sumbatan di ginjal, misalnya akibat kristal atau batu
Kerusakan ginjal karena penurunan suplai darah ke ginjal yang cukup lama hingga menyebabkan kerusakan ginjal
Reaksi alergi, misalnya alergi terhadap antibiotik tertentu
Zat toksik, misalnya obat-obatan, zat pewarna yang digunakan untuk pemeriksaan pencitraan, atau racun
Gangguan yg mempengaruhi unit penyaringan ginjal (nefron), misalnya glomerulonefritis akut
Infeksi berat yang luas di tubuh
Gejala:
Gejala-gejala yang bisa ditemukan pada gagal ginjal akut yaitu berupa :
Tertahannya cairan, yang mengakibatkan berat badan bertambah, pembengkakan, dan sesak nafas
Gejala-gejala akibat penumpukan produk sisa metabolisme di dalam tubuh, seperti kelelahan, kemampuan untuk berkonsentrasi menurun, hilang nafsu makan, mual,
dan gatal-gatal. Kejang
Nyeri dada
2.3.4. Diabetes Mellitus
Definisi:
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam
darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara
adekuat (Sudoyo, et al, 2009). Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas.
Insulin merupakan zat utama yang bertanggung jawab dalam mempertahankan kadargula
darah.
Penyebab:
Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk
mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respon
yang tepat terhadap insulin.
Penderita diabetes mellitus tipe I (diabetes yang tergantung kepada insulin)
menghasilkan sedikit insulin atau sama sekali tidak menghasilkan insulin. Sebagian besar
diabetes mellitus tipe I terjadi sebelum usia 30 tahun. Para ilmuwan percaya bahwa faktor
lingkungan (seperti infeksi virus atau faktor gizi pada masa kanak-kanak atau dewasa
awal) menyebabkan sistem kekebalan menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas.
Terjadinya hal ini dipengaruhi oleh adanya faktor genetik.
Pada diabetes mellitus tipe II (diabetes yang tidak tergantung kepada insulin),
pankreas tetap menghasilkan insulin, dengan jumlah yang terkadang lebih tinggi dari
normal. Tetapi tubuh membentuk kekebalan terhadap efek insulin, sehingga terjadi
kekurangan insulin relatif. Sekitar 90% penderita diabetes menderita diabetes tipe II.
Faktor risiko untuk diabetes tipe II adalah obesitas. 80-90% penderita diabetes tipe II
Penyebab diabetes lainnya adalah:
Obat-obatan yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin, antara lain kortikosteroid dan furosemid
Kehamilan (diabetes gestasional). Hormon - hormon yang dihasilkan saat kehamilan bisa membuat sel - sel tubuh menjadi resisten terhadap insulin.
Gejala:
Gejala yang bisa ditemukan antara lain : Peningkatan frekuensi berkemih Haus yang berlebihan
Penurunan berat badan, sehingga penderita seringkali merasa sangat lapar dan menjadi lebih banyak makan
Rentan terkena infeksi
Gejala lain, seperti pandangan kabur, mual, pusing, dan berkurangnya ketahanan saat olahraga
2.3.5. Pielonefritis
Definisi:
Pielonefritis adalah infeksi bakteri pada salah satu atau kedua ginjal (Tauxe, et al, 1989).
Penyebab:
Infeksi biasanya berasal dari daerah kelamin yang naik ke kandung kemih, misalnya oleh
bakteri Escherichia coli. Infeksi juga bisa dibawa keginjal dari bagian tubuh lainnya
melalui aliran darah. Berbagai keadaan yang bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi
ginjal adalah kehamilan, kencing manis (diabetes), atau keadaan lain yang menyebabkan
turunnya sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.
Gejala:
Mual, muntah
Nyeri punggung bagian bawah Sering berkemih
Desakan untuk berkemih
Rasa panas atau nyeri saat berkemih Adanya nanah atau darah pada air kemih
2.3.6. Penyakit Ginjal Polikistik
Definisi:
Penyakit ginjal polikistik merupakan suatu kelainan herediter yang menyebabkan
terbentuknya kantong-kantong berisi cairan (kista) pada kedua ginjal (Gray, et al, 2008).
Ginjal bertambah besar, tetapi memiliki lebih sedikit jaringan yang dapat berfungsi.
Penyakit ginjal polikistik tidak terbatas pada ginjal, meskipun biasanya ginjal merupakan
organ yang mengalami gangguan paling berat. Penyakit ini juga bisa menyebabkan
terbentuknya kista pada hati dan bagian tubuh lainnya.
Penyebab:
Penyakit ginjal polikistik disebabkan oleh adanya kelainan genetik, sehingga penyakit ini
diturunkan dalam keluarga (herediter). Pada kasus yang jarang, penyakit ini juga bisa
terjadi akibat adanya mutasi genetik.
Kelainan genetik ini menyebabkan terbentuknya kista - kista pada kedua ginjal. Kista
semakin membesar seiring dengan bertambahnya usia, disertai dengan penurunan aliran
darah ke ginjal dan terbentuknya jaringan parut pada ginjal. Selain itu, bisa terbentuk batu
ginjal dan pada akhirnya bisa terjadi gagal ginjal.
Kelainan genetik ini juga bisa menyebabkan terbentuknya kista di bagian tubuh lainnya,
misalnya hati dan pankreas.
Gejala:
Penyakit ginjal polikistik bentuk resesif yang mulai terjadi sejak masa kanak - kanak bisa
pada ginjal yang semakin membesar. Bayi baru lahir dengan penyakit yang berat bisa
meninggal segera setelah dilahirkan, karena gagal ginjal bisa terjadi sejak masih dalam
kandungan. Selain itu, bisa terjadi gangguan pada organ lain, seperti hati. Sekitar usia
5-10 tahun, penderita cenderung mengalami peningkatan tekanan darah pada pembuluh
darah yang menghubungkan usus dengan hati (sistem portal). Dan pada akhirnya, bisa
terjadi gagal ginjal dan gagal hati.
Penyakit ginjal polikistik bentuk dominan yang lebih sering terjadi menyebabkan
pembentukan kista pada ginjal secara perlahan. Penyakit biasanya baru mulai
menimbulkan gejala saat awal atau pertengahan masa dewasa. Terkadang gejala-gejala
yang ada sangat ringan, sehingga penderita hidup tanpa mengetahui bahwa dirinya
memiliki penyakit tersebut.
Gejala yang muncul bisa berupa :
Rasa tidak nyaman atau nyeri pada perut atau sisi tubuh Adanya darah di dalam air kemih
Sering berkemih
Rasa nyeri kram yang hebat (kolik) akibat adanya batu ginjal
Gejala-gejala lain akibat penurunan fungsi ginjal yang perlahan - lahan terjadi, misalnya kelelahan dan rasa mual.
Infeksi saluran kemih berulang
Tekanan darah tinggi, yang terjadi pada sedikitnya setengah penderita.
2.3.7. Kanker Ginjal
Definisi:
Seperti organ tubuh lainnya, ginjal kadang bisa mengalami kanker. Pada orang dewasa,
jenis kanker ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal (Gray, et al,
2008). Hampir semua kanker ginjal adalah karsinoma selginjal (renal cell carcinoma).
Jenis kanker ginjal lainnya adalah tumor Wilms' yang terjadi pada anak - anak.
Dalam keadaan normal, sel - sel di dalam saluran kemih tumbuh dan membelah secara
wajar. Tetapi kadang sel-sel mulai membelah diluar kendali dan menghasilkan sel-sel
baru meskipun tubuh tidak memerlukannya.
Penyebab mengapa sel - sel ginjal menjadi bersifat ganas tidak diketahui. Tetapi
penelitian telah menemukan ada faktor - faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan
resiko terjadinya kanker ginjal. Kanker ini paling sering terjadi pada usia 50-70 tahun.
Pria memiliki resiko 2 kali lebih besar dibandingkan wanita. Selain itu faktor resiko
lainnya : Merokok Kegemukan
Tekanan darah tinggi ( hipertensi )
Paparan terhadap bahan kimia toksik, seperti asbes, kadmium, penyamakan kulit, dan produk minyak tanah
Dialisa Radiasi
Penyakit Von Hippel-Lindau
Gejala:
Adanya darah dalam air kemih
Nyeri di antara pinggang dan tulang rusuk bagian belakang Demam
Penurunan berat badan
Adanya pembesaran atau benjolan di daerah perut Jumlah sel darah merah yang tinggi atau turun (anemia)
Peningkatan kadar kalsium dalam darah, sehingga bisa timbul kelemahan, kelelahan, respon melambat, dan konstipasi
2.3.8. Medullary Sponge Kidney
Medullary sponge kidney merupakan suatu penyakit yang jarang terjadi, dimana tubulus
ginjal yang mengandung air kemih melebar dan terbentuk kista-kista kecil pada ginjal
bagian dalam (medula), sehingga jaringan ginjal tampak seperti spons (Gray, et al, 2008).
Penyebab:
Penyebab pasti terjadinya medullary sponge kidney belum diketahui. Gangguan ini
biasanya disebabkan oleh kelainan non-genetik yang terjadi saat masa perkembangan
janin. Pada kasus yang lebih jarang, kelainan ini bisa diturunkan dalam keluarga
(herediter).
Gejala:
Penyakit medullary sponge kidney seringkali tidak menimbulkan gejala, tetapi
orang-orang dengan gangguan ini rentan untuk mengalami batu ginjal. Tanda awal penyakit
biasanya berupa batu ginjal atau infeksi saluran kemih, dimana keduanya bisa
menimbulkan gejala - gejala yang mirip, seperti : Rasa panas atau nyeri saat berkemih
Nyeri di pinggang, perut bagian bawah, atau selangkangan
Air kemih yang tampak keruh, berwarna gelap, atau mengandung darah Air kemih berbau busuk
Demam dan menggigil Muntah
2.3.9. Sindroma Nefrotik
Definisi:
Sindroma Nefrotik adalah sekumpulan gejala - gejala yang terjadi akibat gangguan pada
ginjal yang menyebabkan adanya protein dalam air kemih, menurunnya kadar albumin
dalam darah, penimbunan garam dan air yang berlebihan, dan meningkatnya kadar lemak
dalam darah (Tauxe, et al, 1989).
Sindroma ini bisa terjadi pada segala usia. Pada anak-anak, paling sering terjadi pada usia
Penyebab:
Sindroma nefrotik biasanya disebabkan oleh adanya kerusakan yang terjadi pada
kelompokan pembuluh darah kecil pada ginjal, yang berfungsi untuk menyaring darah.
Penyebab sindroma nefrotik yang paling sering pada anak-anak adalah minimal change
disease, yang menyebabkan gangguan fungsi ginjal pada anak. Penyebab terjadinya
gangguan ini belum bisa ditentukan. Selain itu, penyakit yang paling sering menyebabkan
terjadinya sindroma nefrotik adalah diabetes mellitus, SLE (Systemic lupus
erythematosus), dan infeksi virus tertentu (terutama hepatitis B, hepatitis C, atauHIV).
Kegemukan (obesitas) juga meningkatkan risiko untuk terjadinya sindroma nefrotik.
Penyakit lain yang juga mungkin menimbulkan sindroma nefrotik antara lain kanker
(misalnya limfoma atau leukemia), infeksi protozoa (misalnyamalaria), pre-eklampsia,
dan beberapa jenis glomerulonefritis.
Selain itu, sindroma nefrotik juga bisa disebabkan oleh pemakaian obat-obat tertentu
(misalnya NSAID, preparat emas, atau heroin) yangdisuntikkan ke pembuluh darah, atau
alergi (misalnya terhadap gigitanserangga, serbuk sari, atau poison ivy). Beberapa jenis
sindroma nefrotik juga bersifat diturunkan.
Gejala:
Tanda dan gejala sindroma nefrotik yang bisa ditemukan berupa : Hilang nafsu makan
Rasa tidak enak badan
Gejala retensi cairan, misalnya berat badan bertambah, sesak nafas,dan pembengkakan, terutama di sekitar mata, pergelangan kaki dan kaki.
Nyeri perut
Air kemih berbusa
2.3.10. Sindroma Nefritik Akut
Sindrom Nefritik Akut adalah suatu peradangan pada glomeruli yang menyebabkan
adanya darah dan protein dalam air kemih dalam tingkatyang bervariasi (Gray, et al,
2008).
Penyebab:
Sindroma nefritik akut biasanya disebabkan oleh respon kekebalan tubuhyang dipicu oleh
infeksi atau penyakit lainnya. Sindroma nefritik akut bisa timbul setelah adanya infeksi
streptokokus, dimana glomeruli mengalami kerusakan akibat penimbunan antigen bakteri
streptokokus yang mati dan antibodi yang menetralisirnya.
Glomerulonefritis pasca streptokokus paling sering terjadi pada anak-anak yang berusia
diatas 3 tahun dan orang dewasa muda. Sekitar 50% kasus terjadi pada usia diatas 50
tahun.
Beberapa penyebab yang sering terjadi pada orang dewasa antara lain : Abses pada organ perut
Hepatitis B atau C
Vaskulitis atau endokarditis bakterialis Lupus nephritis
Penyakit akibat virus, seperti mononukleosis atau mumps
Gejala:
Sekitar 50% penderita tidak menunjukkan gejala. Jika ada, gejala yang pertama kali
muncul biasanya berupa :
Adanya darah dalam air kemih Berkurangnya volume air kemih
Retensi cairan yang menyebabkan terjadinya pembengkakan, misalnya pada wajah, engan, tungkai, tangan, kaki, perut, atau bagian tubuh lainnya.
Gejala-gejala lain yang bisa terjadi antara lain penglihatan kabur, batuk, penurunan kesadaran, nyeri sendi dan otot, rasa tidak enak badan,sakit kepala, dan sesak nafas.
Definisi:
Sindroma Nefritik Progresif adalah suatu penyakit yang berkembang dengan sangat cepat
dan jarang terjadi, dimana sebagian besar glomeruli mengalami kerusakan parsial
sehingga terjadi gagal ginjal yang berat disertai adanya protein dan darah dalam air kemih
(Gray, et al, 2008).
Penyebab:
Sekitar sepertiga kasus disebabkan oleh adanya reaksi kekebalan tubuh (antibodi)
terhadap glomeruli, beberapa kasus disebabkan oleh endapan antibodi dan antigen yang
terbentuk di bagian tubuh lainnya dan terbawa ke dalam ginjal, dan sisanya tidak
diketahui penyebabnya.
Pembentukan antibodi terhadap glomeruli tidak diketahui penyebabnya. Pembentukan
antibodi ini mungkin berhubungan dengan infeksi virus atau penyakit autoimun (misalnya
lupus eritematosus sistemik).
Hidrokarbon (misalnya etilen glikol, karbon tetraklorid, kloroform dantoluen) juga bisa
menyebabkan kerusakan pada glomeruli, tetapi tidak menyebabkan reaksi kekebalan atau
pembentukan antibodi.
Gejala:
Gejala-gejala penyakit biasanya tidak jelas, misalnya berupa kelelahan, lemas, demam,
mual, muntah, hilang nafsu makan, nyeri sendi, dan nyeri pada perut. Beberapa penderita
bisa mengalami adanya darah dalam air kemih.
Sekitar 50% penderita mengalami pembengkakan jaringan dan riwayat penyakit seperti
influenza dalam waktu 4 minggu sebelum onset gagal ginjal, biasanya diikuti oleh
produksi air kemih yang sangat sedikit.
3.4. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan sistem paakr. Penelitian
yang pertama dilakukan mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Chaining. Kelemahan pada sistem pakar tersebut belum dilengkapi dengan metode
ketidakpastian atau belum didukung oleh probabilitas hasil diagnosa yang diperoleh.
Penelitian selanjutnya adalah penelitian Admaja (2012) dengan menggunakan
metode Certainty Factor untuk menghitung nilai ketidakpastian. Dengan menggunakan
metode certainty factor sistem mampu mendeteksi penyakit dengan baik dan hasilnya
sama dengan masukan gejala fisik.
Selanjutnya ada Hardika (2013) menggunakan naive bayes classifier untuk
identifikasi hama dan penyakit tebu. Proses identifikasi hama dan penyakit tebu dilakukan
dengan memasukkan fakta gejala dari serangan hama/penyakit tebu. Fakta gejala tersebut
akan dilakukan perhitungan dengan metode Multinominal Naïve Bayes untuk
mendapatkan nilai Probabilitas akhir pada setiap jenis hama / penyakit tebu. Jenis
hama/penyakit tebu dengan nilai probabilitas tertinggi akan di ambil sebagai hasil
Identifikasi sistem.
Yuliadji, et al (2012) menerapkan metode naive bayes dalam aplikasi sistem
pakar. Pada penelitian tersebut mencari nilai probabilitas dengan cara memprioritaskan
gejala pertama yang dipilih user sehingga membuat kurang efektifnya proses kerja naive
bayes.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No Peneliti (Tahun) Teknik Yang
Digunakan Keterangan
Certainty Factor Mampu mendeteksi penyakit
dengan baik dan hasilnya sama
3 Angga Hardika (2013) Multinominal Naive
Bayes
Mengitung nilai probabilitas
berdasarkan kondisi prior
4 Ivan Eroka Yuliadji,
et al (2012)
Naive Bayes Menjadikan gejala yang
pertama dipilih oleh user
sebagai acuan pengambilan