HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER AIR BERSIH DAN KETERSEDIAAN JAMBAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA SUKAPINDAH KECAMATAN PENINJAUAN KABUPATEN OKU TAHUN 2015
Hj. Zanzibar, S.Pd, M.Kes.
Poltekkes Palembang Prodi keperawatan Baturaja
ABSTRAK
Masa Balita merupakan masa yang paling rentan terhadap serangan penyakit. Salah satu penyakit infeksi pada balita adalah diare. Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan legih dari 3 kali pada anak, dengan konsistensi feses encer. Dapat berwarna hijau dapat pula bercampur lender dan darah atau lender saja. Diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuh balita masih lemah sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran virus penyebab diare (Retno, 2013). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan penggunaan sumber air bersih dan ketersediaan jamban keluarga dengan kejadian diare pada balita di desa Sukapindah kecamatan Peninjauan kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2015. Desain penelitian ini menggunakan desain Cross sectional.
Hasil penelitian menemukan bahwa ada hubungan bermakna antara penggunaan sumber air bersih dengan kejadian diare pada balita dengan p-value 0,016; ada hubungan bermakna antara ketersediaan jamban keluarga dengan kejadian diare pada balita dengan p-value 0,004. Petugas kesehatan diharapkan lebih intensif memberikan penyuluhan secara komprehensif dan berkelanjutan kepada masyarakat tentang pemanfaatan air sungai sebagai sumber air bersih agar memenuhi syarat kesehatan serta meningkatkan motivasi warga untuk menyediakan jamban keluarga di rumah harus dengan memberikan penyuluhan mengenai Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masa Balita merupakan masa yang paling rentan terhadap serangan penyakit. Salah satu penyakit infeksi pada balita adalah diare. Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan legih dari 3 kali pada anak, dengan konsistensi feses encer. Dapat berwarna hijau dapat pula bercampur lender dan darah atau lender saja. Diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuh balita masih lemah sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran virus penyebab diare (Retno, 2013).
Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahun karena diare, sebagian kematian tersebut terjadi di negara berkembang. Menurut World Health Organization (WHO), di Negara berkembang diperkirakan 1,87 juta anak balita meninggal karena diare, 8 dari 10 kematian tersebut pada umur kurang dari 2 tahun. Rata-rata anak usia kurang dari 3 tahun di Negara berkembang mengalami diare 3 kali dalam setahun (Kemenkes RI, 2010).
Di Indonesia anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali pertahun dan hal ini yang menjadi penyebab kematian sebesar 15-34 % dari semua penyebab kematian (Depkes, 2010). Angka kesakitan diare di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Di Indonesia dilaporkan Terdapat 1,6 sampai 2,3 kejadian diare per tahun (Pitono, dkk, 2006).
Angka Kesakitan diare pada balita bisa disebabkan dari faktor ibu
dalam penatalaksanaan diare yang belum benar, karena dari faktor ibu sebagai orang yang selalu dekat dan memelihara kesehatan anak dan selalu memberi makan. Penyebab mayoritas adalah masalah lingkungan yang kuranag sehat, sisanya akibat pola makan yang teratur (Anggraini, 2008). Pengetahuan dan sikap ibu tentang penyakit diare berpengaruh pada perilaku ibu dan masalah kesehatan keluarga. Namun secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan 6 besar yaitu karena infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, immune defisiensi, dan peneybab lain. Adapun penyebab-penyebab tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya keadaan gizi, pengetahuan, sikap, kebiasaan atau prilaku, sanitasi lingkungan, dan sebagainya (Amirudin, 2007).
Faktor dominan penyebab diare yang berbasis lingkungan yaitu ketersediaan air bersih dan ketersediaan jamban (WHO, 2011). Perilaku hidup masyarakat yang kurang baik dalam ketersediaan jamban yang buruk dan tidak memadainya air bersih bisa menyebabkan balita mudah terserang penyakit diare (Depkes, 2010).
kematian balita di Indonesia (Depkes, RI, 2011).
Pemecahan masalah diare sebenarnya sudah menjadi agenda pemerintah dalam program Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan sejak tahun 1999 namun belum memeperlihatkan hasil signifikan. Namun ditegaskan bahwa diperlukan swadaya masyarakat dan instansi terkait untuk menyukseskannya (Yulianti, 2010).
Di Propinsi Sumatra Selatan menunjukkan kasus Diare pada tahun 2012 terdapat 47.350 kasus, pada tahun 2013 terdapat 58.287 kasus, dan pada tahun 2014 terdapat 58.658 kasus. Angka kesakitan (Diare klinis) per 1000 penduduk di kabupaten/kota Provinsi Sumatera Selatan dalam tahun 2013 Prevalensi Diare lebih banyak di perdesaan dibandingkan perkotaan, yaitu sebesar 10% di perdesaan dan keempat dari sepuluh penyakit terbanyak. Dengan jumlah kasus Diare tahun 2012 terdapat 3.304 kasus, Pada tahun 2013 terdapat 8.508 kasus, pada tahun 2014 terdapat 8.652 kasus (Dinkes OKU, 2013).
Berdasarkan data dari Puskesmas Peninjauan terdapat peningkatan kasus diare dalam tiga tahun terakhir pada balita usia 1-4 tahun yaitu pada tahun 2012 terdapat 293, tahun 2013 terdapat 479 kasus dan tahun 2014 terdapat 588 kasus . Sedangkan untuk periode bulan Januari-Maret tahun 2015 terdapat 141 kasus.
Data yang didapatkan dari bidan desa Sukapindah 3 tahun terakhir terjadi peningkatan pada kasus diare yaitu tahun 2012 terdapat 185 kasus diantaranya 81 kasus terjadi pada balita (43,80%), tahun 2013 sebanyak 197 kasus dengan 89 kasus terjadi pada balita (45,17%), dan pada tahun 2014 terdapat 201 kasus diare, 94 kasus terjadi pada balita (46,77%).
Berdasarkan survai awal dari Penggunaan Sumber Air Bersih dan Ketersediaan Jamban Keluarga di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan masih ada yang belum memenuhi syarat kesehatan dan tidak tersedia karena sebagian masyarakat masih menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari dan sebagai tempat Buang Air Besar (BAB).
Berdasarkan Data dari Desa Sukapindah jumlah penduduk sebanyak 2.202 jiwa, 457 KK, jumlah balita sebanyak 174 balita. Cakupan Air Bersih 270 KK (59.1%) dan cakupan jamban keluarga terdapat 256 KK (56,0%) (Profil Pukesmas Peninjauan, tahun 2014).
Secara tofografis, Pemukiman Desa Sukapindah terletak di sepanjang aliran sungai, sebagian masyarakat masih menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari dan sebagai tempat Buang Air Besar yang paling nyaman, Sehingga memungkinkan terjadinya kejadian Diare.
Balita di Desa Sukapindah Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Peninjauan Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.
Rumusan Masalah
Belum diketahuinya Hubungan Penggunaan Sumber Air Bersih dan Ketersediaan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.
Pertanyaan Penelitian
Adakah Hubungan Penggunaan Sumber Air Bersih dan Ketersediaan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.
Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Diketahuinya Hubungan Penggunaan Sumber Air Bersih dan Ketersediaan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya hubungan Penggunaan Sumber Air Bersih dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.
b. Diketahuinya hubungan Ketersediaan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015
Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas Peninjauan
Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi mengenai masalah kesehatan terutama tentang kasus diare khususnya di desa Sukapindah sehingga dapat lebih meningkatkan penyediaan sarana prasarana dan program pelayanan di masa yang akan datang.
2. Bagi Prodi Keperawatan Baturaja Poltekkes Palembang
Penelitian ini dapat menjadi masukan dan menambah referensi penelitian khususnya mengenai diare pada balita di perpustakaan.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti khususnya mengenai kejadian diare sehingga dapat dimanfaatkan sebagai materi kuliah dan pengembangannya untuk selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian
sebagai variabel Independen, Sedangkan Variabel Kejadian Diare Sebagai Variabel dependen.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional dimana variabel independen dan variabel dependen diteliti secara bersamaan, dikumpulkan pada suatu saat (point time approach) dan tiap-tiap subjek penelitiannya di observasi satu kali saja (Notoatmodjo, 2010).
Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi adalah keselururhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Yang menjadi populasi dalam peneitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki Balita 1-4 tahun bertempat tinggal di Desa Sukapindah Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Peninjauan Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu berjumlah 174 responden.
2. Sampel
a. Besar Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi tersebut. Dalam penelitian ini besar jumlah sampel dihitung menggunakan rumus Iwan Ariawan 1989, yaitu:
Z2.1-α.2.P(1-P).N n =
d2.(N-1) + Z2.1-α/ 2.p(1-p)
Keterangan:
N : Jumlah Populasi yang akan diteliti yaitu 174 responden Z.1.α/2 : Derajat Kepercayaan dari seluruh populasi yaitu 95% (1,96). P : Proporsi Pada Populasi 50% (0,5)
d : Presisi yang diinginkan 5% (0,05) n : Jumlah Sampel
Jadi, Perhitungan besar sampel adalah sebagai berikut: Z2.1-α.2.P(1-P).N
n =
d2.(N-1) + Z2.1-α/ 2.p(1-p) 1.962.0,5(1-0,5).174 n =
0,052.(174-1) + 1,962.0,5(1-0,5) 3,8416.0,5(0,5).174
n =
3,8416.0,25.174 n =
0,4325 + 0.9604 167,096 n =
1,3929 n = 119,9 di bulatkan
Jadi, besar sampel yang diambil dalam peneltian ini adalah 120 responden
b. Teknik Pengambilan Sampel
Untuk penentuan sampel diambil secara acak sederhana (Simple Random Sampling) yaitu setiap ibu yang memiliki Balita mendapat kesempatan untuk terpilih menjadi sampel penelitian.
Tempat Penelitian
Desa Sukapindah Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Peninjauan Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei -Juli 2015.
Pengumpulan Data 1. Sumber Data
a. Data Primer
Data diperoleh melalui wawancara dan observasi dengan menggunakan Kuisioner dan check list.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu, Data Puskesmas
Peninjauan dan Data Desa Sukapindah.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan wawancara dan observasi
3. Alat/ Instrumen Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner dan check list (lembar observasi).
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Editing (pengkodean)
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekkan isi kuisioner apakah jawaban yang ada sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten.
2. Coding (pengeditan data)
Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbantuk angka/ bilanagan.
3. Processing (pemasukan data)
Memasukkan data yang diperoleh dengan menggunakan komputer.
Merupakan proses pengecekan kembali data untuk konsistensi dan treatmen yang hilang.
Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel independen (Penggunaan Sumber Air Bersih dan Ketersediaan Jamban Keluarga) dan variabel dependen (Kejadian Diare).
2. Analisis Bivariat
Analisa ini dilakukan untuk melihat hubungan variabel yang diteliti yaitu variabel independen (Penggunaan Sumber Air Bersih dan Ketersediaan Jamban Keluarga) dan variabel dependen (Kejadian Diare). Adapun uji yang digunakan adalah uji statistik Chi Square dengan derajat kepercayaan 95% dengan tingkat kemaknaan (α) sebesar 5% atau 0,05. Bila p value ≤ 0,05 menunjukkan ada hubungan bermakna dan jika p value > 0,05 menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara variabel independen dan dependen.
HASIL PENELITIAN
Hasil Analisa univariat
1. Kejadian Diare pada Balita
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kejadian Diare Pada Balita di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten
Ogan Komering Ulu Tahun 2015
Kejadian Diare Jumlah Persentase
Diare Tidak Diare
63 57
52,5 47,5
Total 120 100
Dari tabel 5.1 didapatkan bahwa dari 120 balita terdapat 63 balita yang mengalami diare (52,5 %) dan terdapat 57 balita yang tidak mengalami diare (47,5 %).
2. Penggunaan Sumber Air Bersih
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Penggunaan Sumber Air Bersih di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten
Ogan Komering Ulu Tahun 2015
Penggunaan Sumber
Air Bersih Jumlah Persentase
Tidak Tersedia Tersedia
57 63
47,5 52,5
Dari tabel 5.2 didapatkan bahwa dari 120 responden terdapat 57 responden yang tersedia sumber air bersih (47,5b%) dan terdapat 63 responden yang tidak tersedia sumber air bersih (52,5 %).
3. Ketersediaan Jamban Keluarga
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Ketersediaan Jamban Keluarga di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten
Ogan Komering Ulu Tahun 2015
Ketersediaan Jamban
Keluarga Jumlah Persentase
Tidak Tersedia Tersedia
68 52
56,7 43,3
Total 120 100
Dari tabel 5.3 diketahui bahwa dari 120 responden terdapat 68 responden yang tersedia Jamban Keluarga (56,7 %) dan 52 responden yang tidak tersedia jamban keluarga (43,3 %).
A. Hasil Analisa Bivariat
1. Hubungan Penggunaan Sumber Air Bersih dengan Kejadian Diare pada Balita
Tabel 5.4
Hubungan Penggunaan Sumber Air Bersih dengan Kejadian Diare Pada Balita di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan
Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015 Penggunaan Sumber
Air Bersih
Kejadian Diare
Jumlah p Value Diare Tidak Diare
Tidak Tersedia 37 (64,9%)
20 (35,1%)
57 (100,0 %)
0,016
Tersedia 26
(41,3%)
37 (58,7%)
63 (100,0 %)
Total 63
(52,5%)
57 (47,5% )
120 (100,0 % )
Dari Tabel 5.4 didapatkan bahwa proporsi responden yang tidak tersedia sumber Air Bersih dan balitanya mengalami diare sebesar 64,9% lebih besar dari proporsi responden yang tersedia sumber Air Bersih yaitu sebesar 41,3%.
Sumber Air Bersih dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.
2. Hubungan Ketersediaan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare pada Balita
Tabel 5.5
Hubungan Ketersediaan Jamban dengan Kejadian Diare Pada Balita di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten
Ogan Komering Ulu Tahun 2015
Ketersediaan Jamban Keluarga
Kejadian Diare
Jumlah p Value Diare Tidak Diare
Tidak Tersedia 44 (64,7%)
24 (35,3%)
68 (100,0%)
0,004
Tersedia 19
(36,5%)
33 (63,5%)
52 (100,0%)
Total 63
(52,5%)
57 (47,5%)
120 (100,0%)
Dari Tabel 5.5 didapatkan proporsi responden yang tidak tersedia jamban keluarga dan Balitanya mengalami Diare sebesar 64,7% lebih besar dari proporsi responden yang tersedia jamban keluarga tetapi balitanya mengalami diare yaitu sebesar 36,5%.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
1. Ada hubungan yang bermakna Penggunaan Sumber Air Bersih dengan kejadian Diare Pada Balita di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015 dengan p value 0,016.
2. Ada hubungan yang bermakna Ketersediaan jamban keluarga dengan kejadian Diare Pada Balita di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015 dengan p value 0,004.
B.Saran
1. Petugas Kesehatan diharapkan memberikan penyuluhan secara komprehensif dan berkelanjutan kepada masyarakat tentang pemanfaatan air sungai sebagai sumber air bersih agar memenuhi syarat kesehatan. 2. Motivasi warga untuk
menyediakan jamban keluarga di rumah harus ditingkatkan dengan memberikan penyuluhan mengenai Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
DAFTAR PUSTAKA
Ariawan, Iwan. 2010. Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan. Jakarta: Jurusan Biostatistik dan Kependudukan, Fakultas Kesehatn Masyarakat, Universitas Indonesia.
Arif, Sumantri, DR, SKM, M.Kes. 2013. Kesehatan Lingkungan Edisi Revisi. Kencana : Jakarta Arisman, 2009. Keracunan Makanan:
Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Azwar, 2009. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Jogyakarta: Pustaka Pelajar
Bumolo, 2012. Hubungan Sarana Penyediaan Air Bersih Dan Jenis Jamban Keluarga Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pilolodaa Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo: Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo. Chandra, B.2009. Ilmu
Kedokteran-Pencegahan dan Komunitas. Jakarta: EGC
Chandra, B.2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC
Depkes RI, 2009. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta: Ditjen PPM dan PL. Dinkes Sumsel. 2012. Profil Dinas Kesehatan Sumatra Selatan.
Dinkes. 2013. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu. Kementerian Kesehatan RI, 2010.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan kualitas air minum.
Lapau, B, 2013. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Yogyakarta : Nuha Medika Marfasah, L. 2012. Ketersediaan
Sanitasi Dasar, Personal Hyegene Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Purwoharjo Kabupaten Pemalang: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Mubarak, Wahid Iqbal, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo,S. 2010. Promosi
Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta
Riset Kesehatan Dasar, 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Suririnah, 2009. Buku Pintar Mengasuh Batita. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Umiati, 2009. Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Nogosari Kabupaten Boyolali: Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Semarang. WHO. 2011. Global World Health Organization
Widjaja, M.C. 2009. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita. Kawan Pustaka: Jakarta.