ASSALAMMUALAIK
SISTEM
PEMERINTAHAN DAN
BENTUK NEGARA
OLEH : KIMIA B MAISARAH
MUHAMMAD FIRDAUS NILA SARI BR TOMPUL
RENNY YULIVIANTI WILSA CHAERANI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
Secara umum :
Suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut.
Menurut :
• Aristoteles, Negara adalah perpaduan beberapa
keluarga mencakupi beberapa desa, hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan kesenangan dan kehormatan bersama.
• George Jellinek, Negara adalah organisasi
kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu.
• Wilhelm Friedrich Hegel, Negara merupakan
organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal.
TUJUAN NEGARA
Sebagai suatu organisasi kekuasaan dari kumpulan orang –orang yang mendiaminya, negara memiliki suatu tujuan yang disepakati bersama. Tujuan suatu negara bermacam –macam diantaranya:
a. Memperluas kekuasaan;
Tujuan Negara dari Beberapa Pendapat, Konsep dan Ajaran
a. Dalam konsep dan ajaran Plato, negara bertujuan untuk memajukan kesusilaan manusia, sebagai perseorangan (individu) dan sebagai makhluk sosial;
b. Dalam ajaran dan konsep Teokratis Thomas Aquinas dan Agustinus, negara bertujuan untuk mencapai dan penghidupan dan kehidupan aman dan tenteram dengan taat kepada Tuhan;
c. Menurut Ibnu Arabi, negara bertujuan untuk menjalankan kebijaksanaan dengan baik, jauh dari sengketa dan menjaga intervensi pihak –pihak asing;
d. Menurut Ibnu Khaldum, negara bertujuan untuk
Tujuan negara yang tertuang dalam pembukaan dan penjelasan UUD 1945
1. Mensejahterakan serta memakmurkan rakyat. Negara
yang sukses dan maju adalah negara yang bisa membuat masyarakat bahagia secara umum dari sisi ekonomi dan sosial kemasyarakatan.
2. Melaksanakan ketertiban. Untuk menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif dan damani diperlukan
pemeliharaan ketertiban umum yang didukung penuh oleh masyarakat.
3. Pertahanan dan keamanan. Negara harus bisa memberi rasa aman serta menjaga dari segala macam gangguan dan ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar.
UNSUR-UNSUR NEGARA
Unsur –unsur pokok dalam suatu negara adalah sebagai berikut :
a. Rakyat yaitu sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan dan bersama - sama mendiami
suatu wilayah;
b. Wilayah yaitu unsur terpenting dalam suatu negara sebab tidak mungkin ada negara tanpa ada batas –batas teritorial yang jelas;
c. Pemerintah yaitu alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin organisasi negara untuk mencapai tujuan didirikannya sebuah negara; dan
d. Pengakuan dari negara lain yaitu hanya bersifat menerangkan tentang adanya negara.
Asal mula terjadinya negara berdasarkan fakta sejarah
1. Pendudukan (Occupatie)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai, kemudian diduduki dan dikuasai.Misalnya, Liberia yang diduduki budak-budak Negro yang dimerdekakan tahun 1847.
2. Peleburan (Fusi)
Hal ini terjadi ketika negara-negara kecil yang mendiami suatu wilayah mengadakan perjanjian untuk saling melebur atau bersatu menjadi Negara yang baru. Misalnya terbentuknya Federasi Jerman tahun 1871.
3. Penyerahan (Cessie)
Hal ini terjadi Ketika suatu Wilayah diserahkan kepada negara lain berdasarkan suatu perjanjian tertentu. Misalnya, Wilayah Sleeswijk pada Perang Dunia I diserahkan
oleh Austria kepada Prusia,(Jerman). 4. Penaikan (Accesie)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah terbentuk akibat penaikan Lumpur Sungai atau dari dasar Laut (Delta). Kemudian di wilayah tersebut dihuni oleh sekelompok orang sehingga terbentuklah Negara. Misalnya wilayah negara Mesir yang terbentuk dari Delta Sungai Nil. 5. Pengumuman (Proklamasi)
Hal ini terjadi karena suatu daerah yang pernah menjadi daerah jajahan ditinggalkan begitu saja. Sehingga penduduk daerah tersebut bisa mengumumkan kemerdekaannya. Contohnya, Indonesia yang pernah di tinggalkan Jepang karena pada saat itu jepang
Teori –teori yang ditemukan tentang
terbentuknya suatu negara
1. Theory Social Contract
(Kontrak Sosial)
Teori kontrak sosial atau teori perjanjian
masyarakat menganggap bahwa negara
dibentuk berdasarkan perjanjian –
perjanjian masyarakat dalam tradisi
masyarakat. Teori ini meletakkan bahwa
negara tidak berpotensi menjadi negara
tirani, karena keberlangsungannya
bersandar pada kontrak sosial antara warga
Teori –teori yang ditemukan tentang
terbentuknya suatu negara
2. Theory Teokratis (Ketuhanan)
Teori ketuhanan dikenal juga dengan istilah doktrin teokratis. Doktrin ini memiliki pandangan bahwa hak memerintah yang dimiliki para raja berasal dari tuhan. Para raja mengklaim sebagai wakil tuhan di dunia yang mempertanggung jawabkan kekuasaannya hanya kepada tuhan bukan kepada manusia. Dalam sejarah tata negara islam , pandangan teokratis serupa dengan yang dijalankan oleh negara – negara muslim sepeninggal nabi Muhammad saw.
Paham teokratis islam ini akhirnya melahirkan doktrin politik islam sebagai agama sekaligus kekuasaan. Pandangan berkembang menjadi paham dominan bahwa dalam islam tidak ada pemisahan antara agama dengan negara. Menurut pandangan modernis muslim kekuasaan dalam islam harus dipertanggung jawabkan baik kepada Allah maupun kepada rakyat.
Teori –teori yang ditemukan tentang
terbentuknya suatu negara
3. Teori Kedaulatan
Secara sederhana teori ini dapat diartikan bahwa negara terbentuk karena adanya dominasi negara kuat melalui penjajahan. Menurut teori ini, kekuatan menjadi pembenaran dari terbentuknya suatu negara. Melalui proses penaklukan dan pendudukan oleh suatu kelompok etnis atas kelompok tertentu sehingga dimulailah proses pembentukan negara. Dengan kata lain negara terbentuk karena adanya pertarungan kekuatan dimana sang pemenang memiliki kekuatan untuk membentuk suatu negara.
Bentuk Negara dan Bentuk Pemerintahan
Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik atau lebih dikenal dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk pada rangkaian institusi politik yang digunakan untuk mengorganisasikan suatu negara untuk menegakkan kekuasaannya atas suatu komunitas politik. Definisi ini tetap berlaku bahkan untuk pemerintahan yang tidak sah atau tidak berhasil menegakkan kekuasaannya. Tak tergantung dari kualitasnya, pemerintahan yang gagalpun tetap merupakan suatu bentuk pemerintahan.
Dalam berbagai literatur hukum, konsep Bentuk Negara seringkali dicampur adukkan dengan konsep Bentuk Pemerintahan. Hal ini juga tercermin dalam perumusan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (1) yang menyebutkan bahwa: "Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk republik". Dari kalimat ini tergambar bahwa the founding fathers Indonesia sangat menekankan pentingnya konsepsi Negara Kesatuan sebagai definisi hakiki negara Indonesia (hakikat negara Indonesia). Bentuk dari negara kesatuan Indonesia itu ialah republik. Jadi jelaslah bahwa konsep bentuk negara yang diartikan disini adalah republik yang merupakan pilihan lain dari kerajaan (monarki) yang telah ditolak oleh para anggota BPUPKI mengenai kemungkinan penerapannya untuk Indonesia modern.
Sedangkan kata pemerintahan dalam 'sistem pemerintahan' terbatas pengertiannya pada cabang eksekutif saja. Penggunaan kata government dalam bahasa Inggris juga sering menimbulkan kesalahpahaman. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa kata itu mengandung dua arti, yaitu arti luas dan arti sempit. Keduanya dipengaruhi oleh tradisi pemerintahan yang berkembang di Inggris (British) dan Amerika Serikat. Karena Kerajaan Inggris mempraktekkan sistem pemerintahan parlementer, maka perkataan government disana menunjuk kepada pengertian yang sempit, yaitu hanya cabang kekuasaan eksekutif saja. Tetapi, dalam bahasa Inggris Amerika, kata government mencakup pengertian yang luas, yaitu keseluruhan pengertian penyelenggaraan negara.
Menurut pidato Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 17 Agustus 2007 dikatakan bahwa bentuk negara Indonesia yang paling tepat adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Empat pilar utama yang menjadi nilai dan konsensus dasar yang selama ini menopang tegaknya Republik Indonesia adalah: Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bentuk pemerintahan dari sisi pelaksanaan dan
mekanisme pemilihannya
1. Monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh raja atau ratu. Dalam praktiknya monarki terbagi atas dua jenis, yaitu monarki absolut dengan kekuasaan tertinggi di tangan raja dan ratu serta monarki konstitusional dengan bentuk pemerintahan yang kekuasaan kepala pemerintahannya dibatasi oleh ketentuan –ketetuan konstitusi negara;
2. Oligarki adalah model pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu; dan
3. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang bersandar pada kedaulatan rakyatatau yang mendasarkan kekuasaannya pada pilihan dan kehendak rakyat melalui pemilu.
SISTEM PEMERINTAHAN 1. Sistem Pemerintahan Parlementer
Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Parlementer :
a. Raja/Ratu/Presiden sebagai Kepala Negara.
b. Kekuasaan eksekutif dipegang dan dijalankan
Kabinet yang dipimpin Perdana Menteri.
c. Kepala eksekutif (Perdana Menteri) bertanggungjawab kepada Parlemen (Legislatif).
d. PARPOL mayoritas memegang kekuasaan eksekutif.
e. Menganut sistem Multi Partai
Sistem Pemerintahan Parlementer
Kelebihan:
a. Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian
pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.
b. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas. c. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
Sistem Pemerintahan Parlementer
Kekurangan:
a. Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
b. Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar. c. Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi
apabila para anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.
d. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.
SISTEM PEMERINTAHAN
2. Sistem Pemerintahan Presidensial
Pemerintahan Presidensial adalah sistem yang bertolak dari konsep pemisahan kekuasaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan Negara sebagaimana diajarkan oleh Monteqiueu melalui teori Trias Politica. Teori ini mengharuskan pemisahan kekuasaan menjadi 3 yaitu :
a. Kekuasaan Eksekutif b. Kekuasaan Legislatif c. Kekuasaan Yudikatif
Sistem Pemerintahan Presidensial
Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presidensial : a. Presiden sebagai Kepala Negara sekaligus pemegang Kekuasaan Eksekutif.
b. Kedudukan eksekutif tidak tergantung pada Parlemen.
c. Menteri-menteri merupakan pembantu Presiden. d. Kekuasaan membuat Undang-Undang ada di
tangan Parlemen. Presiden memiliki hak
Sistem Pemerintahan Presidensial
Kelebihan: a. Sistem check dan balances dapat menghasilkan keseimbangan antar organ yang
diserahi tugas kenegaraan.
b. Dapat mencegah terjadinya kekuasaan yang absolut.
c. Kedudukan badan eksekutif lebih stabil.
d. Penyusunan program pemerintahan dapat disesuaikan dengan masa jabatan eksekutif.
Sistem Pemerintahan Presidensial
Kekurangan:
a. Setiap keputusan adalah hasil tawar-menawar antar legislatif dan eksekutif sehingga
sering kurang tegas dalam pengambilan suatu keputusan.
b. Pengambilan keputusan relatif lebih lama.