Dewinta Bani Rakhmi AD15A
“ETIKA DALAM MEDIA SOSIAL : Kampanye, Media Sosial, dan Hoax”
Di Era yang serba cepat ini, manusia dituntut untuk ikut serta mengadaptasi diri dengan fenomena fenomena yang disebabkan oleh kemajuan teknologi. Media sosial bukan lagi hal yang tabu dikalangan masyarakat, setiap orang kini setidaknya mempunya 2-3 media sosial. Media sosialpun sekarang sudah dijadikan sebagai tempat untuk berkenalan, mempunyai teman baru, mengekspresikan diri, meluapkan keluh kesah dan tentunya sebagai media untuk mencari sekaligus bertukar informasi dengan sesama pengguna media sosial lainnya.
Media beritapun kini mempunyai media sosial khusus untuk mengupdate segala bentuk kegiatan dan informasi baru agar masyarakat dapat secara cepat mengonsumsi informasi terkini dan tidak ketinggalan berita. Hal tersebut sangat mempermudah masyarakat dalam mengakses berita dan informasi sehingga hal tersebut dapat sangat menguntungkan, namun juga merugikan sekaligus. Untungnya, masyarakat tetap uptodate dalam berita terkini, mereka dapat mengakses informasi kapanpun dimanapun baik online maupun offline, mereka dapat menyelamatkan diri mereka sendiri apabila terdapat berita yang beredar bahwa disuatu daerah sedang terkena banjir, demo, ataupun macet total. Keuntungan tersebut dapat kita nikmati ketika kita memang menggunakan media sosial secara bijak.
banyaknya informasi yang beredar masyarakat jadi bingung untuk menjatuhkan pilihan mereka dan dapat dengan mudah mempercayai berita hoax yang disebarkan oleh haters
masing masing cagub.
Kita harus sadar bahwa kita tidak boleh dengan mudahnya mempercayai suatu berita, maka kita harus menggunakan media sosial secara bijak. Bukan hanya menggunakan dalam mengakses informasi yang harus dengan bijak, namun ‘membagikan’ informasi terhadap kawan kitapun harus kita cermati terlebih dulu agar baik diri sendiri maupun orang lain tidak menerima kerugian yang berarti. Sesuai dengan Pasal 28 ayat 1 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau Undang-Undang ITE. Di dalam pasal itu disebutkan, "Setiap orang yang dengan sengaja dan atau tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan, ancamannya bisa terkena pidana maksimal enam tahun dan denda maksimal Rp 1 miliar."1 Maka dari itu, jangan anggap bahwa menyebarkan berita hoax tidak dapat merugikan diri kalian sendiri. Menyebarkan berita hoax apalagi kita tau dan ‘aware’ bahwa hal tersebut hoax dapat mengakibatkan boomerang bagi diri kita sendiri maka gunakanlah media sosial dengan baik, jangan mudah percaya dengan apa saja yang beredar di internet, berikanlah waktu luang untuk melakukan research terlebih dahulu ketika mendapati berita yang meresahkan agar kita tidak mudah terprofokasi dengan oknum oknum yang menyebarkan berita hoax tersebut.