SURYA 33 Vol.02, No.XV, Agust 2013 PUSKESMAS MANTUP KABUPATEN LAMONGAN
Haris Prastya Aditama, Arifal Aris
…………...……….…… …… . .….ABSTRAK…… …...………. …… …… . .….
WHO estimates a third of the world population was stricken with TB disease and three million people die each year from tuberculosis, at public clinical center of Mantup Lamongan. tuberculosis patients continues to rise. in January-October 2012 amounted to 95 people, and of 95 patients with tuberculosis of 31people (32.6%) healed, 3 people (3.15%) default or give medication (not compliant medication), 1 (1, 05%) died and 60 people (63.15%) are still in treatment. The study aims to determine the relationship of Knowledge and Motivation Patient Compliance with TB with TB patients medicinize medicinize in public clinical center of Mantup Lamongan.
Analytical methods research design using a cross-sectional approach. Study population of 60 people, 50 of samples that fit the inclusion criteria were determined by using a sampling method Total Sampling. Data of this study is the result of a closed kuisioner answers from Knowledge patients with TB and TB patient motivation and observation visits to the clinic for TB patients do treatment. Analysis of experimental data using Multiple Linear Regression, with significance level 0.05.
Results of the research showed that most respondents have good knowledge that is of 25 persons (50.0%) and most of the respondents have good motivation that is of 28 persons (56.0%) and adhere to treatment programs by 49 people (98.0% ). The research results obtained calculate
the size of the F 14.367. By using the confidence level (confidence interval) 95% or α = 0.05 and
then from F distribution table obtained value 14 367. By comparing the Fcalculate the Ftable, then Fcalculate (14 367)> Ftable (3:20) and as large as 0.000 significance (p <0,05). H0 rejected the results are variable means knowledge and motivation tuberculosis patients showed significant (and significant) of TB patient compliance medicinize medicinize in public clinical center of Mantup Lamongan.
Thus it is necessary to provide a information on tuberculosis patients regarding the treatment of patients with TB in order to avoid failure or dropping out drugs in patients with tuberculosis in public clinical center of Mantup Lamongan.
Keywords: Knowledge, Motivation Patients with TB, Compliance Medicinize
PENDAHULUAN. …… . … … .
Tuberkulosis (TBC) bukanlah penyakit baru di masyarakat. Penyakit TBC sudah dikenal sejak zaman purba. Robert Koch, seorang dokter dari Jerman berhasil menemukan Bakteri Tahan Asam (BTA) penyebab TBC dan mengembangkan ekstrak vaksin utuk mencegah dan menyembuhankan penyakit TBC pada tahun 1882 dan obatnya sudah dipakai secara luas. Meskipun demikian, jauh sesudah era Robert Koch
berlalu, penyakit TBC belum dapat di berantas. Penyakit TBC masih terus membandel, dan cendrung meningkat. (Kapanlagi.com,2006).
SURYA 34 Vol.02, No.XV, Agustus 2013 minum obat sebelum massa pengobatan
belum selesai hal ini dikarenakan penderita belum memahami bahwa obat harus diminum seluruhnya dalam waktu yang telah ditentukan, serta pengetahuan yang kurang tentang penyakit sehingga akan mempengaruhi kepatuhan untuk berobat secara tuntas.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Lamongan, pada tahun 2006 ditemukan 1.109 penderita tuberkulosis. Pada 2007 ditemukan 1.085 penderita. Data tuberkulosis dinas kesehatan lamongan 2008 menunjukan bahwa dari 976 penderita, 909 penderita sembuh, 59 penderita yang dropout pengobatan, 3 gagal konversi, 2 pindah dan 3 meninggal. Sedangkan untuk 2009 sampai triwulan 2 di temukan 521 penderita dan 94% mengenai usia produktif, 25-65 tahun.. Penderita tuberkolusis di puskesmas Mantup pada tahun 2010 berjumlah 87 orang sebanyak 82 orang sembuh,2 default atau Januari-Oktober berjumlah 95 orang, dan dari 95 orang penderita TBC sebanyak 31 orang (32,6%) sembuh, 3 orang (3,15%) default atau putus obat (tidak patuh berobat), 1 orang (1,05%) meninggal dan 60 orang (63,15%) masih dalam masa pengobatan. Berhasil atau tidaknya pengobatan tuberculosis tergantung pada pengetahuan pasien, keadaan sosial ekonomi serta dukungan dari keluarga. Tidak ada upaya dari diri sendiri atau motivasi dari keluarga yang kurang memberikan dukungan untuk berobat secara tuntas akan mempengaruhi kepatuhan pasien untuk mengkonsunsi obat (Dr.Indan Enjang, 2002).
METODE PENELITIAN.… … .…
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analitik dengan pendekatan cross sectional..Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh Pasien TBC yang masih dalam masa pengobatan di UPT Puskesmas Mantup Kabupaten Lamongan
sebanyak 50 Pasien.Sampel pada penelitian kali ini adalah Seluruh Pasien TBC yang masih dalam masa pengobatan di UPT Puskesmas Mantup Kabupaten Lamongan yg memenuhi kriteria inklusi sebanyak 50 Pasien. Dalam penelitian ini menggunakan tehnik Total Sampling (sampling jenuh) dan di uji menggunakan analisis regresi linier berganda (multiple linier regression).
HASIL
.PENELITIAN … 1. Data Umum
Karakterisrik Responden
1) Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Dari Gambar 1. di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin Laki-laki berjumlah 32 orang (64,0%). Dan sebagian kecil responden berjenis kelamin Perempuan berjumlah 18 orang (36,0%).
2) Karakteristik Responden berdasarkan tingkat pendidikan
Gambar 2. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan
Dari Gambar 2. di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SD sebanyak 26 orang (52,0%) dan sebagian kecil responden tidak bersekolah sebanyak 2 orang (4,0%).
SURYA 35 Vol.02, No.XV, Agustus 2013 3) Karakteristik Responden
berdasarkan umur
Gambar.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Dari Gambar 3 di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden berumur >40 tahun sebanyak 28 orang (56,0%) dan sebagian kecil responden berumur >10 tahun sebanyak 1 orang (2,0 %).
4) Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan
Gambar.4 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Berdasarkan dari Gambar 4. diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden sebagai buruh tani/petani sebanyak 39 orang atau (78,0%) dan sebagian kecil responden sebagai PNS sebanyak 2 orang atau (4,0%) .
5) Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah keluarga Gambar 5. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jumlah keluarga
Berdasarkan Dari gambar 5. diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden mempunyai jumlah keluarga 3 orang sebanyak 16 orang atau (32,0%) dan sebagian kecil responden jumlah keluarga 2 orang sebanyak 10 orang atau (20,0%).
2. Data Khusus
1) Responden berdasarkan tingkat pengetahuan
Gambar 6. karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan
Berdasarkan Gambar 6. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mempunyai Pengetahuan Baik sebanyak 25 orang atau (50,0%) dan sebagian kecil responden mempunyai Pengetahuan kurang sebanyak 5 orang atau (10,0%).
1) Responden berdasarkan tingkat motivasi
Gambar.7 Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan Gambar 7. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mempunyai Motivasi Baik sebanyak 28 orang atau (56,0%) dan sebagian kecil responden mempunyai Motivasi kurang sebanyak 1 orang atau (2,0%).
2%
22%
20% 56%
Umur
< 10 th 1
20-30 th 11
12%
78%
4% 6%
Pekerjaan
Tidak Bekerja 6
Petani 39
PNS 2
Wiraswasta 3
20%
32%
22% 26%
Jumlah Keluarga
2 Orang 10
3 Orang 16
4 Orang 11
>4 Orang 13
10%
40%
50%
0%
Pengetahuan
Kurang 5
Cukup 20
Baik 25
2%
27%
71%
0%
Motivasi
Kurang 1
Cukup 21
SURYA 36 Vol.02, No.XV, Agustus 2013 3). Responden berdasarkan
kepatuhan berobat
Gambar 8. Distribusi karakteristik responden berdasarkan kepatuhan berobat.
Berdasarkan Gambar 8. menunjukan bahwa sebagian besar responden Patuh yaitu sebanyak 49 orang atau (98,0%) dan sebagian kecil responden Tidak Patuh yaitu sebanyak 1 orang atau (2,0%).
4). Responden berdasarkan
Pengetahuan,motivasi,kepatuhan berobat
Tabel 1. Distribusi Pengetahuan,Motivasi dan Kepatuhan berobat Pasien TBC di UPT Puskesmas Mantup Kabupaten Lamongan Bulan Februari-April 2013 Berdasarkan Tabel 1. menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup dan motivasi cukup yaitu sebanyak 17 orang atau (34.0%) dan sebagian kecil responden memiliki pengetahuan kurang dan motivasi kurang yaitu sebanyak 1 orang atau (2,0%).
PEMBAHASAN.… .…
1. Hubungan Pengetahuan pasien TBC dengan Kepatuhan berobat pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan 2013
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mempunyai Pengetahuan Baik sebanyak 25 orang atau (50,0%) dan sebagian kecil responden mempunyai Pengetahuan kurang sebanyak 5 orang atau (10,0%). Dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Pengetahuan (X1) memiliki nilai t hitung (4.003) > nilai t tabel (2.01) dan signifikansi sebesar 0.000 (p<0,05),Berarti variabel pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan berobat pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya ada Faktor Eksternal meliputi : Kebudayaan, kebudayaan dimana kita hidup dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. (syaifudin, 2003). Informasi, informasi adalah keseluruhan makna dapat diartikan sebagai pemberitahuan sesering adanya informasi baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Sedangkan Faktor internal meliputi: 1)Pendidikan, pendidikan adalah setiap usaha pengaruh pelindung dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju pada kedewasaan GBHN Indonesia tentang menngidentifikasi lain bahwa pendidikan diri dalam dan dari luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. (Notoadmodjo, 2005).
Dari Tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SD sebanyak 26 orang (52,0%) dan sebagian kecil responden tidak bersekolah sebanyak 2 orang (4,0%). Maka dalam hal ini pendidikan tidak berpengaruh terhadap pegetahuan seseorang.Mungkin Pengalaman akan lebih mendalam dan lama membekas.Selain itu Usia, Pekerjaan, Pendapatan dan Informasi berpengaruh juga terhadap Pengetahuan seseorang,(Syaifudin, 2005)
SURYA 37 Vol.02, No.XV, Agustus 2013 saja yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang namun pengalaman dan informasi dari petugas kesehatan yang selalu memberikan penyuluhan-penyuluhan kesehatan kepada masyarakat dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan dan pengetahuan pasien TBC mempengaruhi kepatuhan berobat pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan.
2. Hubungan Motivasi pasien TBC dengan Kepatuhan berobat pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan 2013
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mempunyai Motivasi Baik sebanyak 28 orang atau (56,0%) dan sebagian kecil responden mempunyai Motivasi kurang sebanyak 1 orang atau (2,0%). Sedangkan Hasil penelitian menunjukkan variabel Motivasi (X2) memiliki nilai t hitung (4.674) > nilai t tabel (2.01) dan signifikansi sebesar 0.000 (p<0,05),Berarti variabel Motivasi berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan berobat pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan. Menurut Suprihanto (2003) Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: Faktor Internal: faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri dan Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri, yaitu:Keluarga, Orang lain atau teman, lingkungan dan petugas kesehatan. Dari uraian di atas bisa di simpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi yang baik dan motivasi pasien TBC berpengaruh terhadapkepatuhan berobat pasien TBC dan semuanya tidak lepas dari dukungan keluarga dan petugas kesehatan yang selalu memberikan motivasi pada pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan agar tetap patuh terhadap pengobatan yang sedang di jalani.
3. Hubungan Pengetahuan dan Motivasi pasien TBC dengan Kepatuhan berobat pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan.
Dari Tabel 13 diperoleh nilai Fhitung sebesar 14.367. Dengan menggunakan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau α = 0,05 maka dari table distribusi F diperoleh nilai 14.367. Dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, maka Fhitung (14.367) > Ftabel (3.20) dan signifikansi sebesar 0.000 (p<0,05). Keputusannya adalah H0 ditolak dan Ha diterima artinya variabel pengetahuan dan motivasi pasien TBC berpengaruh nyata (significant) terhadap kepatuhan berobat pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan, jadi dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima artinya variabel pengetahuan dan motivasi pasien TBC berpengaruh nyata (significant) terhadap kepatuhan berobat pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan.
SURYA 38 Vol.02, No.XV, Agustus 2013 keyakinan dan nilai kesehatan individu dan
dapat juga menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka terima. Faktor Motivasi dapat diperoleh dari diri sendiri, keluarga, teman, petugas kesehatan dan lingkungan sekitarnya. Faktor Pengetahuan Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang semakin besar kemungkinan untuk patuh pada suatu program pengobatan. Selain itu kurangnya tingkat pengetahuan penderita tentang penyakit Tuberculosis paru yang masih yang rendah, dimana dengan pendidikan yang rendah maka akan berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang (Heryanto, 2002).
KESIMPULAN DAN SARAN. … 1. Kesimpulan
1)Terdapat hubungan yang signifikan antara Pengetahuan pasien TBC (Tuberkolosis) dengan Kepatuhan berobat pasien TBC 2)yang berobat di UPT Puskesmas Mantup
Lamongan.
3)Terdapat hubungan yang signifikan antara Motivasi pasien TBC (Tuberkolosis) dengan Kepatuhan berobat pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan.
4)Terdapat hubungan yang signifikan antara Pengetahuan dan Motivasi pasien TBC dengan Kepatuhan berobat Pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan.
2. Saran
Untuk penelitian yang akan datang hendaknya menggunakan metode yang lain dan mengambil sampel lebih banyak lagi dan melakukan penelitian yang lebih luas khususnya tentang pengetahuan dan motivasi pasien TBC terhadap kepatuhan berobat pasien TBC lebih luas khususnya tentang pengetahuan dan motivasi pasien TBC terhadap kepatuhan berobat pasien TBC.
. . .DAFTAR PUSTAKA . . . A. Aziz Alimul. (2007). Riset keperawatan
dan Teknik Penulisan Iilmiah, Jakarta.Salemba Medika..
Arikunto,Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,PT.Rineka Cipta, Jakarta. Amirudin, R, 2006. Faktor Keberhasilan
Konversi pada Penderita TB Paru di Puskesmas Jongaya Tahun 2006. Laporan Penelitian, FKM Unhas. Makasar.
Depkes RI. (2005). Kesehatan Jiwa Bagian yang Terintegral dari Kesehatan.Diambil tanggal 20
Desember 2012 dari
http://www.depkes.go.id
Depkes RI, (2007). Pedoman Penyakit
Tuberkulosis dan
Penanggulangannya. Edisi2. Jakarta
Depkes RI, (2006). Pedoman Nasional Penangulangan Tuberkulosis. Jakarta
Elizabeth T. Anderson (2007). Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik. Edisi 3. Jakarta :EGC.
Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga
Kementrian Kesehatan, Strategi Nasional Pengendalian TB di Indonesia: 2011- 2014. Kementrian Kesehatan: Jakarta, Indonesia.
Kementrian Kesehatan RI.(2011).Rencana Aksi Nasional Programatic Managemen Of Drug Resistance Tuberculosis Pengendalian Tuberkolosis Indonesia 2011-2014.Jakarta
Maslow, A, (1970). Motivation and Personality, New York: Harper and Row.
Nasrul Efendi, (2002). Dasar-dasar Keperawatan kesehatan Masyarakat edisi 2.Jakarta : EGC.
SURYA 39 Vol.02, No.XV, Agustus 2013 Niven Neil, 2002. Perlaku Kesehatan,
Dalam : Psilokogi Kesehatan. Edisi ke-2. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Nursalam,(2007).Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta : PT. Salembah Medika.
Nursalam,(2008).Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta : PT. Salembah Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo . (2007). Ilmu Kesehatan Masyarakat. : PT. Rineka Cipta .Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo., (2005). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Perkumpulan Pemberantasan TB Indonesia, (2011). TB di Indonesia Peringkat % Dunia. Jakarta.Diakses melalu isitus http://www.ppti.info/index.php/comp onent/content /article/46-arsip- ppti/141-tbc-di-indonesia-peringkat-5-dunia .Diakses pada tanggal 23 Oktober 2012
Sunaryo,(2004). Psikologi untuk keperawatan. Jakarta:EGC
Subijakto, (2011).Hubungan Pengetahuan tentang Tuberkulosis Paru dengan Kepatuhan Berobat Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas, Proposal Skripsi, Jakarta.. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2012.
Simamora, Jojor, (2004). Faktor yang Mempengaruhi Ketidakteraturan Berobat Penderita TB Paru di Puskesmas Kota Binjai Tahun 2004. Tesis, Pascasarjana USU. Medan.
Syaifudin.S.(2003). Tubercolosisi Paru.di akses di .(http://www.Swara _Merdeka.com) , pada tanggal 15 November 2012