• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA IBU MULTIGRAVIDA DENGAN RIWAYAT BENDUNGAN ASI DI DESA SUMBERTEBU KECAMATAN BANGSAL MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA IBU MULTIGRAVIDA DENGAN RIWAYAT BENDUNGAN ASI DI DESA SUMBERTEBU KECAMATAN BANGSAL MOJOKERTO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA IBU MULTIGRAVIDA DENGAN RIWAYAT BENDUNGAN ASI DI DESA SUMBERTEBU

KECAMATAN BANGSAL MOJOKERTO

Mufida Irma Yuwita

1514401011

Subject : Keperawatan keluarga, Payudara, ibu hamil, ASI

Description

Perawatan payudara yang tidak dilakukan mulai dari masa kehamilan selain memberikan dampak pada bayi juga memberikan dampak permasalahan bagi ibu antara lain pembengkakan pada payudara, bendungan ASI, payudara meradang, dan infeksi pada payudara. Permasalahan inilah beberapa penyebab ibu tidak mau memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya, maka itu ibu dianjurkan untuk melakukan perawatan payudara sejak kehamilan

Desain penelitian ini adalah studi kasus, jumlah responden 2 (dua) orang. Klien yang diambil di Dusun Glonggongan dan Dusun Gampang Desa Sumbertebu, dilakukan selama 14 hari dari tanggal 18 Juli sampai 02 Agustus 2018. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan asuhan keperawatan keluarga yaitu pengkajian, analisa data, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.

Hasil pengkajian responden 1 dan 2 dengan keluhan kedua klien mengatakan pernah mengalami riwayat bendungan ASI. Tanda gejala yang pernah dialami kedua klien yaitu payudara terasa kencang, tegang, dan terasa nyeri. Responden 1 dan 2 mengatakan tidak pernah melakukan perawatan payudara selama hamil baik kehamilan terdahulu maupun hamil ini, hasil pengkajian kedua keluarga responden didapatkan keluarga tidak mengetahui tentang perawatan payudara. Didapatkan diagnosa keperawatan yang sama antara responden 1 dan 2 yaitu kurang pengetahuan keluarga tentang perawatan payudara. Intervensi yang dilakukan pada kedua responden yaitu dengan metode penyuluhan dan demonstrasi cara melakukan perawatan payudara pada ibu hamil dengan riwayat bendungan ASI yang mempunyai intervensi sama dengan waktu yang sama pula dan sudah sesuai responden yang mengacu pada teori yang sudah ada. Implementasi dilakukan pada kedua responden 2kali kunjungan selama 14 hari sesuai intervensi yang dibuat dengan waktu yang sama.

Hasil tindakan responden 1 dan 2 yang dilakukan intervensi dan implementasi selama 2 minggu adalah perubahan pengetahuan dan sikap keluarga tentang perawatan payudara, evaluasi didapatkan masalah keperawatan sudah teratasi, diharapkan kepada keluarga untuk tetap mempertahankan dan menerapkan tindakan yang telah diajarkan.

(2)

ABSTRACT

Breast care that is not performed starting from the pregnancy period in addition to having an impact on the baby also has an impact on the mother’s problems including swelling of the breast, breast engorgement, inflamed breasts, infection of the breast. These problems are some of the reason mothers do not want to give exclusive breastfeeding to their babies, so it is recommended that mother do breast care since pregnancy.

The design of this study was a case study, the number of respondents were 2 (two) people. Client taken in Glonggongan and Gampang in Sumbertebu conducted for 14 days from 18 July to 02 August 2018. Data collection was carried out by conducting family nursing care namely, assessment, data analysis, diagnosis, intervention, implementation, and evaluation.

The results of the study of respondent 1 and 2 with compaints from both client said they had experienced a history of breast engorgement, Sign of symptoms that have been experienced by both clients were that the breast felt tight, tense, and feel pain. Respondent 1 and 2 said that they never had breast care during pregnancy, both previous pregnancy and current pregnancy, the results of the study of the two respondent’s families found that the family did not know about breast care. Having the same nursing diagnosis between respondents 1 and 2 was lacking family knowledge about breast care. Interventions carried out on both respondents were health education methods and demonstration of how to do breast care in pregnant women with a history of breast engorgement s that had the same intervention at the same time and were in accordance with the respondents referring to existing theory. Implementation was performed 2 times during 14 days according to interventions made at the same time.

The results of the actions of respondents 1 and 2 that were intervention and implementation for 2 weeks were changes in family knowledge and attitudes about breast care, evaluation was found that the nursing problem has been overcome, it was expected fot the family to maintain and implement the actions that had been taught.

Keywords : Family, Nursing, Breast care, Pregnant women, ASI

Contributor : Eka Diah Kartiningrum, M. Kes Siti Rachmah, M. Kes

Date : 30 Juli 2018

Type material : Laporan Tugas Akhir Identifier : -

Right : Open Document Summary :

Latar Belakang

(3)

terhindar dari infeksi, melunakkan serta memperbaiki bentuk puting susu sehingga bayi dapat menyusu dengan baik, merangsang kelenjar-kelenjar dan hormon prolaktin dan oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI menjadi lancar, serta mengetahui secara dini kelainan puting susu, dan melakukan usaha-usaha untuk mengatasinya (Roesli, 2009).

Peraturan Republik Indonesia tentang pemberian Air Susu Ibu Ekslusif dalam pasal 6 disebutkan bahwa setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI Ekslusif kepada bayi yang dilahirkannya, diharapkan setelah PP No.33 tahun 2012 ditetapkan dapat menjamin hak bayi untuk mendapatkan ASI Ekslusif sampai dengan usia 6 (enam) bulan. Presentase bayi yang mendapat ASI Eksklusif di Provinsi Jawa Timur yaitu bayi yang mendapat ASI Eksklusif sampai 6 bulan sebanyak 31,3%, dan bayi yang mendapat ASI Eksklusif 0-5 bulan sebanyak 48,1%. (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2016). Di Kabupaten Mojokerto jumlah bayi laki-laki sebanyak 8.833 bayi, yang mendapat ASI Ekslusif sebanyak 4.713 bayi (63,4%). Sedangkan jumlah bayi perempuannya sebanyak 8.914 bayi, yang mendapat ASI Ekslusif sebanyak 4.200 bayi (49,9%). (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2015).

Pengalaman dalam keluarga ibu tentang menyusui, pengalaman ibu, pengetahuan ibu dan keluarga tentang manfaat ASI, dan sikap ibu terhadap kehamilannya (diinginkan atau tidak), sikap suami atau keluarga lainnya tentang menyusui, sikap tenaga kesehatan yang membantu ibu bisa berpengaruh besar terhadap pengambilan keputusan untuk menyusui atau tidak. Persepsi ibu tentang dirinya, pandangan ibu tentang payudaranya, penghayatan ibu terhadap keibuannya merupakan unsur utama yang menentukan keberhasilan pemberian ASI. (Mudhawaroh, 2015).

Pernyataan dari seluruh ibu hamil di Dsn.Glonggongan bahwa ASI baru keluar minimal hari ke4- 5 setelah melahirkan bahkan ada yang sampai 2 minggu baru ASI bisa keluar. Berdasarkan uraian dan pentingnya permasalahan diatas, dan dari hasil-hasil penelitian terdahulu tentang keterlibatan keluarga dan pentingnya melakukan perawatan payudara selama masa hamil yang berdampak pada pemberian ASI Eksklusif terutama usia 0-6 bulan yang masih belum mencapai kategori baik maka penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ibu Multigravida dengan Riwayat Bendungan ASI di Desa Sumbertebu Bangsal Mojokerto.

Metodologi

(4)

Uji keabsahan dilakukan dengan memperpanjang waktu pengamatan atau tindakan, sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari 3 waktu data utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien sehingga nantinya didapat hasil yang relevan. Analisa data yang digunakan yaitu dari analisa data hasil pengkajian, dari analisa data ditegakkan diagnosa keperawatan kemudian dibuat intervensi keperawatan dan dilakukan implementasi. Setelah selesai implementasi dilakukan evaluasi.

Hasil dan Pembahasan

1. Pengkajian

Pada pengkajian tanggal 18 Juli 2018 pukul 13.30 WIB, klien 1 berusia 33 tahun dengan keluhan klien mengatakan pernah mengalami riwayat bendungan ASI dan pengkajian pukul 15.00 WIB pada klien 2 berusia 37 tahun dengan keluhan klien mengatakan pernah mengalami riwayat bendungan ASI pada anak pertama dan kedua, Ny.N mengatakan setelah melahirkan anak pertama ASI baru keluar setelah ±7hari kemuadian, dan anak kedua ±5 hari baru ASI keluar, Saat pengkajian tanda dan gejala yang pernah dialami yaitu klien 1 dan klien 2 mengatakan, payudara terasa kencang, bengkak, dan nyeri,

Hal yang dialami kedua klien sesuai dengan teori Bayihatun (2009) salah satu masalah laktasi yang terjdi pada ibu adalah bendungan ASI yaitu keadaan terjadinya sumbatan pada satu atau lebih saluran susu yang disebabkan oleh kurangnya perawatan payudara pada saat kehamilan sehingga aliran saluran ASI tidak lancar dan dapat menyebabkan saluran susu menjadi tersumbat dengan manifestasi klinis kencang dan tegang pada payudara seperti terasa penuh karena pengosongan mammae yang tidak sempurna sehingga dapat menimbulkan bendungan ASI.

Klien 1 dan 2 juga tetap menetekkan ke bayinya meskipun ASI belum keluar selama berhari-hari namun ASI tetap tidak keluar sesuai waktu fisiologis keluarnya ASI yaitu maksimal hari ke-4 setelah persalinan pada ibu primigravida Bayihatun (2009).

Klien 1 memiliki riwayat bendungan ASI saat primigravida dimana ASI keluar melebihi waktu fisiologis yaitu hari ke-5 itupun klien minum obat pelancar ASI dari bidan, hal ini mungkin disebabkan karena faktor kurang pengetahuan keluarga tentang perawatan payudara dan faktor pikiran (stress) tentang masalah keluarga dan masalah ekonomi yang dialami oleh klien 1 (Ny.U) sehingga dapat menjadi penghambat dalam kelancaran pengeluaran ASI, sedangkan pada klien 2 mengalami dua kali riwayat bendungan ASI, saat primigravida ASI keluar ±7hari, saat multigravida ASI keluar ±5hari, pada ibu multigravida seharusnya ASI bisa keluar lebih dini karena sudah pernah menyusui, dan pernah mempunyai pengalaman menyusui, Anggraini (2010).

(5)

Dalam penelitian ini bahwa keluarga klien 1 dan 2 juga mengatakan hal tersebut diatasi dengan mengompres payudara dengan air hangat setiap pagi dan sore,memperbanyak makan sayur-sayuran, dan minum jamu tradisional yaitu jamu wejah untuk memperlancar ASI, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Kumalasari, Retno, dkk (2014) mengemukakan bahwa ada hubungan pemberian jamu uyup-uyup terhadap kelancaran ASI pada ibu nifas di Puskesmas Pemangkon Kabupaten Prabalingga, Pada penelitian ini kedua responden menganjurkan klien minum jamu tradisional untuk memperlancar ASI, namun ada perbedaan pada jamu yang dikonsumsi yaitu di penelitian ini kedua klien minum jamu wejah, ini bisa terjadi karena perbedaan daerah penelitian yang mungkin menyebut nama jamu berbeda, peneliti mencari berbagai informasi mulai dari internet, yang berupa artikel dan jurnal serta menanyakan kepada orang tua terdahulu dan juga tukang jamu bahwa komposisi jamu wejah dan jamu uyup-uyup adalah hampir sama yaitu kencur, jahe, bangle, laos, kunir, temulawak , puyang, temugiring, dan gula atau madu. Responden klien 2 juga menyarankan memakan sarang tawon (lebah) untuk memperlancar keluarnya ASI, hal ini tidak ada teori yang mendasari bahwa sarang lebah dapat memperlancar ASI.

Saat pengkajian pada kedua keluarga didapatkan kedua keluarga kurang mengetahui tentang pentingnya melakukan perawatan payudara pada masa kehamilan, keluarga dan klien tidak mengetahui mulai dari pengertian, tujuan, manfaat, cara melakukan perawatan payudara, dan dampak yang bisa terjadi karena tidak melakukan perawatan payudara salah satunya yang pernah dialami Ny.U yaitu bendungan ASI. Hasil kuesioner keluarga 1 bahwa bisa menjawab 6 dari 21 pertanyaan tentang perawatan kehamilan, hasil kuesioner pada keluarga 2 bahwa bisa menjawab 8 dari 21 pertanyaan tentang perawatan kehamilan. Disimpulkan bahwa keluarga 1 (Ny.U) dan keluarga 2 (Ny.N) mengalami kurang pengetahuan tentang perawatan payudara. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan dukungan keluarga dalam perawatan payudara sehingga dapat mempengaruhi kelancaran ASI saat ibu menyusui.

(6)

Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan dukungan keluarga sangat pengting dalam proses menyusui karena pengetahuan dapat mempengaruhi dukungan keluarga yang diberikan pada ibu dapat mempengaruhi kelancaran ASI sehingga penting bagi keluarga untuk mengetahui tentang perawatan payudara agar keluarga mampu mendukung ibu baik secara informasional maupun dalam bentuk dukungan lainnya seperti dukungan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan, sehingga ASI dapa lancar dan tidak terjadi lagi gangguan menyusui : bendungan ASI seperti yang dialami kedua klien yaitu klien 1 (Ny.U), dan klien 2 (Ny.N), Hasil penelitian terkait tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap meningkatnya pengetahuan juga dibuktikan dengan meningkatnya kedua responden setelah diberi pendidikan kesehatan.

Menurut Friedman (2010) sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan yaitu :

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.

c. Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak mampu membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usia yang terlalu muda.

d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

Berdasarkan pengkajian tingkat ketidaktahuan kedua keluarga sangat rendah dan berdampak pada kesehatan. Fungsi keluarga mengenal masalah kesehatan pada keluarga, didapatkan kedua responden keluarga mengalami ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan. Keluarga klien 1 Ny.U dan keluarga klien 2 Ny.N mengalami kurang pengetahuan tentang perawatan payudara.

2. Diagnosa Keperawatan

Didapatkan diagnosa keperawatan prioritas yang sama antara keluarga klien 1 Ny.U dan keluarga klien 2 Ny.N, setelah dilakukan analisa data maka ditentukan prioritas diagnose yaitu kurang pengetahuan tentang perawatan payudara berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

(7)

: “Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit”

3. Intervensi

Intervensi yang dilakukan pada kedua responden adalah sama, yaitu dilakukan asuhan keperawatan keluarga selama 2x kunjungan diharapkan keluarga dan klien mampu mengetahui tentang perawatan payudara, sehingga mampu mengenal maslah kesehatan pada keluarga dengan kriteria hasil yang pertama : klien dan keluarga mampu mengerti tentang perawatan payudara: definisi, tujuan, manfaat, cara melakukan perawatan payudara, dampak yang terjadi apabila tidak melakukan perawatan payudara, kedua : klien bisa melakukan perawatan payudara, ketiga : ibu hamil terlihat rilex saat dilakukan pijatan payudara, keempat : klien dan keluarga terlihat kooperatif dalam melakukan perawatan payudara. Pada kunjungan pertama memberikan pendidikan kesehatan penyuluhan mengenai perawatan payudara, dan melakukan demonstrasi cara melakukan perawatan payudara, dan memberi kesempatan klien dan responden mencoba melakukan perawatan payudara. Rencana intervensi pada kunjungan kedua yaitu mengenai praktek atau demonstrasi oleh klien dan responden cara melakukan perawatan payudara sesuai dengan yang diajarkan melalui demonstrasi dan praktek pada kunjungan sebelumnya. Diharapkan setelah dilakukan intervensi pada kedua klien dan keluarga dengan meningkatkan pengetahuan kedua klien dan keluarga serta mengajarkan klien melakukan perawatan payudara selama kehamilan, tingkat pengetahuan membaik, klien dapat melakukan cara perawatan payudara dengan benar, dan ASI dapat keluar dengan lancar.

4. Implementasi

(8)

hamil agar psikologis ibu baik karena dukungan keluarga dapat mempengaruhi kelancaran ASI, selain itu agar keluarga bisa memantau klien melakukan perawatan payudara secara rutin dan terkontrol untuk persiapan ibu menyusui”. Kunjungan kedua pada Senin, 30 Juli 2018, pada keluarga 1 pukul 09.00 wib dan keluarga 2 pukul 16.00 wib dengan tindakan “membina hubungan saling percaya”, “mengajarkan klien dan keluarga perawatan payudara : menganjurkan klien dan keluarga melakukan perawatan payudara secara mandiri”, TTV keluarga 1 TD: 120/80mmHg, N: 88x/menit, RR: 19x/menit, S: 36,5 C, gerakan janin: ada, leopold III : bagian bawah janin kepala, belum masuk PAP, kontraksi uterus: tidak ada, kolostrum: belum keluar, areola kehitaman, payudara: tekstur elastis. TTV keluarga 2, TD: 100/60mmHg, N: 82x/menit, S: 36,8C, RR: 20x/menit, gerakan janin: ada, leopold III : bagian bawah janin kepala, belum masuk PAP, kontraksi uterus: tidak ada, kolostrum: belum keluar, areola kehitaman, payudara: tekstur kurang elastis.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah langkah terakhir dalam proses pembuatan keputusan sebagai alat untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan. Dalam penelitian evaluasi pada 02 Agustus 2018 keluarga 1 pukul 10.00 wib dan keluarga 2 pukul 18.30 wib didapatkan masalah keperawatan sudah teratasi yang dibuktikan dengan klien dan keluarga mengetahui tentang perawatan payudara seperti, definisi,tujuan, manfaat, cara melakukan perawatan payudara, dan dampak yang bisa ditimbulkan bila tidak melakukan perawatan payudara, tingkat pengetahuan klien dan keluarga meningkat dengan baik pada keluarga 1 dengan prosentase 90%, dan keluarga 2 dengan prosentase 80%, klien dan keluarga bisa melakukan perawatan payudara dari awal hingga akhir, klien dan keluarga terlihat bisa berkolaborasi dengan baik dalam melakukan perawatan payudara, klien dan keluarga kooperatif dalam melakukan perawatan payudara, TTV keluarga 1 TD: 120/70mmHg, N: 86x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,5 C, gerakan janin: ada, leopold III : bagian bawah janin kepala, belum masuk PAP, kontraksi uterus: tidak ada, kolostrum: belum keluar, areola kehitaman, payudara: tekstur elastis. TTV keluarga 2, TD: 120/80mmHg, N: 82x/menit, S: 36,8C, RR: 19x/menit, gerakan janin: ada, leopold III : bagian bawah janin kepala, belum masuk PAP, kontraksi uterus: tidak ada, kolostrum: belum keluar, areola kehitaman, payudara: tekstur kurang elastis.

Simpulan

1. Pengkajian keperawatan

(9)

keluarga juga mengatakan bahwa hal tersebut diatasi dengan mengompres payudara dengan air hangat, memperbanyak makan sayur, tetap menetekkan ke bayinya dan minum jamu tradisional yaitu jamu wejah yang diracik sendiri oleh Ny.S. Ny.U mengatakan tidak pernah melakukan perawatan payudara pada saat hamil baik kehamilan yang dulu maupun hamil ini.

Pada responden 2 dengan usia 37 tahun dengan keluhan klien mengatakan pernah mengalami riwayat bendungan ASI pada anak pertama dan kedua, Ny.N mengatakan tidak pernah melakukan perawatan paudara pada saat hamil, baik pada kehamilan pertama, kedua, maupun hamil ini, tanda gejala yang dirasakan Ny.N adalah saat itu payudaranya terasa penuh, kencang, dan nyeri, Ny.N mengatakan setelah melahirkan anak pertama ASI baru keluar setelah ±7hari kemuadian, dan anak kedua ±5 hari baru ASI keluar, hal tersebut hanya diatasi dengan menambah makan makanan sayur mayur setiap hari, dan makan sarang tawon yang dipercaya untuk melancarkan ASI, dan juga mengkonsumsi jamu tradisional yaitu jamu wejah yang pada saat itu dibelinya dari tukang jamu dekat rumah, Ny.N tidak memeriksakan kondisi yang dialami ke fasilitas kesehatan.

2. Diagnosis keperawatan

Dari hasil pengkajian pada kedua keluarga ditegakkan diagnosa prioritas yang sama : kurang pengetahuan tentang perawatan payudara berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

3. Perencanaan keperawatan

Intervensi yang dilakukan dari diagnosa keperawatan keluarga prioritas untuk kedua klien yang mempunyai intervensi yang sama dengan waktu yang sama, yang sudah sesuai dan mengacu pada teori yang sudah ada.

4. Tindakan keperawatan

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada keluarga dan klien yaitu Ny.U dan Ny.N selama 2 kali kunjungan selama 14 hari sesuai dengan intervensi yang dibuat dengan waktu yang sama.

5. Evaluasi keperawatan

Hasil evaluasi yang dilakukan selama 2x kunjungan menunjukkan bahwa kedua klien dan keluarga telah memahami dan mengerti segala hal yang sudah diberikan dan diajarkan. Pada kedua responden pengetahuan keluarga Ny.U meningkat menjadi 90% dan Ny.N 80%. Kedua klien dan responden mengatakan memahami pendidikan kesehatan yang diberikan dan bisa melakukan cara perawatan payudara sesuai yang telah diajarkan dan klien beserta keluarga sudah menerapkan yang sudah di berikan.

Rekomendasi

(10)

terjadi bendungan ASI setelah melahirkan. Untuk itu perlu dukungan keluarga dalam melakukan perawatan payudara sejak masa kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, I. (2013). Determinan Pemberian ASI Ekslusif pada Ibu Menyusui. Jurnal Health Quality Vol.4 No.1, 67.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur . (2016). Profil Kesehatan Jawa Timur . Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Indasari, N. (2016). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Pelaksanaan Perawatan Payudara. Jurnal Keperawatan, Volume XII, No.1, April 2016, 1-2.

Judhiastuty, F. (2008). Peran Ayah dalam Optimalisasi Praktek Pemberian ASI. Jakarta: Disertasi, Unuversitas Indonesia.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Data dan Informasi Profil kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Mudhawaroh. (2015). Pengaruh Sikap Ibu Terhadap Pencapaian ASI Eksklusif di Wilayah Puskesmas Megaluh dan Puskesmas Jogoloyo Kabupaten Jombang. Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto, 15.

Perinasia. (2011). Bahan Bacaan Manajemen Laktasi . Jakarta: Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia.

Rahayu, N. E. (2012). Hubungan antara Tingkat Pengetahuan debgan Perilaku Ibu Hamil tentang Perawatan Payudara di Poli Kandungan RSUD Dr.Harjono Ponorogo. Ponorogo: Skripsi Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Roesli, U. (2009). ASI Ekslusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Alamat correspondensi

Email : mimmabagus@gmail.com

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa pandangan para siswa yang setuju mengatakan bahwa mereka sangat antusias bahwa melalui materi yang diajarkan di komputer, materi matematika akan lebih mudah untuk

a. Mendaftar kemampuan dan keahlian seseorang, Di sini setiap sumber daya manusia dibuat buku, file, atau personal record nya yang berisi tentang keahlian, pengalaman,

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dalam materi perkalian dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) pada siswa kelas II

Metode nasehat merupakan salah satu metode yang efektif dalam mendidik anak, karena nasehat memiliki pengaruh yang besar yang membuat anak mengerti tentang hakekat

Field tidak harus terisi, no pesanan penjualan berhubungan dengan data pada master pesanan penjualan Kode Pelanggan Completeness Check,.

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT maha pengasih bagi penyayang, yang telah memberikan nikmat tidak terhingga, kemudahan dan kelancaran

Dengan kata lain perusahaan dengan Growth Opportunity dalam hal ini dilihat dari sisi pertumbuhan penjualan yang baik selalu tidak selalu ditandai dengan peningkatan laba

Apakah tekanan (pressure) yang terdiri dari financial target, financial stability, external pressure dan institutional ownership berpengaruh terhadap