• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Modifikasi Motor Di Kalangan Remaja Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Karanganyar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Modifikasi Motor Di Kalangan Remaja Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Karanganyar"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi di era yang semakin modern menjadikan kebutuhan manusia semakin meningkat. Teknologi memberikan kemudahan

dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Kebutuhan manusia selalu berkembang dan menjadi sangat kompleks. Manusia berusaha untuk selalu

memenuhi kebutuhan yang kompleks tersebut agar tidak dikatakan ketinggalan jaman. Sesuai dengan perkembangan jaman dimana ketika pembangunan dilaksanakan maka masyarakat akan dibanjiri dengan barang

dan jasa hasil produksi. Kemungkinan lain yang muncul adalah bahwa masyarakat akan bersifat sangat konsumtif, dimana mereka membeli barang dan jasa bukan karena mereka membutuhkan tetapi karena senang dan ingin.

Dari perilaku konsumtif ini akan membuatnya menjadi suatu gaya hidup (lifestyle)bagi masyarakat. (Chaney, 1996: 39)

Kebutuhan manusia dikelompokan berdasar atas sifat pentingnya. Pembagian akan kebutuhan tersebut adalah kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Pemenuhan kebutuhan tersebut biasanya

didasarkan atas sifat penting atau tidaknya kebutuhan tersebut. Dan ketika kebutuhan primer dan sekunder sudah terpenuhi maka secara otomatis

manusia akan memenuhi kebutuhan tersier mereka. Hal ini tentunya menjadi rumusan alam dimana manusia harus memenuhi kebutuhan primer terlebih

(2)

commit to user

kebutuhan ini tidak semakin berkurang tetapi justru semakin bertambah

seiring dengan status social dan tingkat ekonomi dari seseorang serta perkembangan dunia yang semakin modern.

Menurut Dorojatun Kuncoro Djakti (1987), modernisasi dan industrialisasi yang makin meluas di dunia ini membawa berbagai pola

kehidupan yang khas dan identik dengan “pola kehidupan Barat”. Manifestasi

yang paling nyata adalah pola konsumsi kota. Pola kehidupan ini secara materi berada jauh diatas pola kehidupan tradisional dan karena itu mudah diberi

status tinggi.(Prisma, 1978:6)

Dewasa ini, nilai-nilai materislisme mendapat tekanan yang lebih besar daripada nilai-nilai spiritualis. Hal ini terlihat dimana sekarang banyak hal

yang mempergunakan tolok ukur kebendaan dalam menentukan kedudukan dan peranan seseorang. Berkembangnya materialisme memperbudak manusia untuk memperoleh kekayaan sebanyak-banyaknya, dimana materialisme ini

dicerminkan oleh adanya atribut-atribut atau tanda-tanda yang tidak hanya tampak pada pakaian, pola penghabisan waktu luang, gaya hidup, kecantikan,

serta hobi dalam dunia otomotif dan lain sebagainya.

Hobi dalam dunia otomotif merupakan salah satu cermin gaya hidup

(lifestyle) masyarakat modern. Bagi orang yang memiliki hobi dalam dunia otomotif oleh masyarakat akan dianggap memiliki status yang lebih tinggi karena mereka merasa hobi dunia otomotif hanya bisa dilakukan bagi orang

yang memiliki status ekonomi tinggi mengingat biaya yang dibutuhkan juga besar. Semula hobi dalam dunia otomotif merupakan kebutuhan yang

(3)

commit to user

menjadi kebutuhan sekunder dan bahkan dikategorikan menjadi kebutuhan

primer oleh sebagian masyarakat modern. Perkembangan teknologi, budaya dan trend bagi masyarakat kapitalis telah menjadikan dunia otomotif sebagai

produk yang harus mereka produksi dalam upaya mengaplikasikan perkembangan teknologi. Hobi dalam dunia otomotif dianggap sebagai tuntutan bagi masyarakat modern. Hal ini tidak hanya diminati bagi kaum

laki-laki akan tetapi juga bagi kaum perempuan. Mereka selalu ingin mengikuti trend dalam dunia otomotif yang sedang “in”. Trend dalam dunia

otomotif terus mengalami perkembangan yang selalu diikuti oleh para pecintanya. Salah satu trend dalam dunia otomotif yang terus mengalami perkembangan adalahtrendmodifikasi motor.

Motor merupakan sarana transportasi yang saat ini mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai jenis maupun tipe motor muncul dalam masyarakat karena keberadaannya yang dianggap menjadi kebutuhan yang

sifatnya sekunder. Kepemilikan atas kendaraan bermotor sekarang ini bukan hanya berdasarkan atas fungsinya saja, tetapi bagi para pecinta dunia otomotif

motor dijadikan sebagai sarana untuk menyalurkan hobi mereka. Banyak orang mengubah tampilan motor menjadi bentuk yangtrendysehingga mereka merasa bangga memakainya. Motor yang trendy mampu mempengaruhi

penampilan si pemakai. Motor yang bagus dan trendy adalah motor yang mengkilap, mesinnya kuat dan indah dipandang mata sehingga seseorang

merasa tertarik untuk melihatnya (Majalah Oto Trend edisi Januari-Februari 2010). Bagi pecinta dunia otomotif pandangan ini menjadi kuat, sehingga

(4)

commit to user

membuat motor yangtrendy.Dengan motor yangtrendymembuat penampilan

pemakai menjadi lebih menarik dan berbeda dari yang lain (Majalah Motor Plus edisi 526 Januari 2010)

Trend mode untuk motor itu sendiri selalu mengalami perubahan layaknya trend fashion yang selalu berganti setiap tahunnya. Kecederungan atau tren modifikasi sepeda motor tidak jauh berbeda dengan trend di dunia

fashion, yang setiap tahun juga berubah (Majalah Motor Plus edisi 526 Januari 2010). Dulu orang tidak pernah mengubah bentuk asli motor yang dikeluarkan

dari pabrik, tetapi lambat laun banyak orang khususnya para pecinta dunia otomotif melakukan berbagai cara untuk dapat mengubah motor mereka menjadi lebihtrendy sehingga banyak orang tertarik untuk melihatnya. Orang

selalu merasa belum puas dengan kondisi motor mereka walaupun sudah baik. Mereka selalu ingin melakukan berbagai perubahan untuk membuat motor mereka menjadi lebih baik lagi.

Banyak hal yang dilakukan oleh para pecinta dunia otomotif untuk membuat motor mereka menjadi lebih indah dan menarik lagi sehingga

muncul penilaian dari masyarakat terhadap diri mereka. Dari sini bermacam-macam makna terjadi sehingga tampaknya menjadi mustahil untuk melihat tatanan social dalam jangkauan variasi yang ada. Berbagai cara mereka

lakukan untuk mendapatkan penilaian dari masyarakat bahwa melalui tampilan motor mereka dapat menggambarkan ekspresi jiwa dan sifat

kepribadian dari pemiliknya. Salah satu cara untuk mengikuti trend motor yaitu dengan melakukan modifikasi motor. Seiring berjalannya trend motor

(5)

commit to user

tampilan motor menjadi lebih baik, berubah menjadi sesuatu hal yang sifatnya

memaksa bagi para pecinta dunia otomotif. Hal ini terjadi karena ternyata memiliki motor yang trendy dan indah dilihat menjadi keharusan pacinta

dunia otomotif untuk memperkuat eksistensi mereka di masyarakat.

Fenomena modifikasi motor yang ada sekarang ini merupakan salah satu trend yang banyak diminati dalam dunia otomotif. Modifikasi motor

merupakan cara untuk mengubah tampilan motor menjadi lebih bergaya sehingga mereka bangga untuk memakinya. Cara tersebut dapat dilakukan

dengan berbagai hal, salah satunya adalah dengan mengganti mesin maupun sparepart untuk dirubah sesuai dengan selera pribadi pemiliknya. Yang penting dari modifikasi adalah tujuan dan fungsinya. Tujuan modifikasi yang

baik adalah meningkatkan kinerja dan tampilan motor sehingga lebih aman, nyaman, cepat, dan gaya. Perpaduan berbagai asesori maupun piranti body, ajrutan, cat, dsb, bisa membuat motor benar-benar menarik, lebih macho atau

manis, tergantung selera pemakai (Majalah Otoplus edisi Minggu II Desember 2009). Konstruksi social yang terbentuk di masyarakat adalah bahwa motor

yang baik adalah motor yang mengkilap, mesinnya kuat, menarik seseorang untuk melihatnya dan mampu menggambarkan jiwa kepribadian bagi pemiliknya. Konstruksi social ini cukup kuat melekat pada diri masyarakat

khususnya pecinta dunia otomotif karena begitu banyak hal-hal pendukung yang mengukuhkannya. Mulai dari majalah-majalah yang menampilkan

berbagai bentuk dan kondisi motor yang menarik, bengkel-bengkel modifikasi yang menjual berbagai kebutuhan dan memberikan pelayanan yang baik

(6)

commit to user

produk dengan menggunakan model-model dan tipe-tipe motor yang menarik,

produk dan iklan dari majalah yang dimunculkannnya pun menuntut kearah konstruksi social tersebut. Hal inilah yang setiap waktu mendorong dan

menjejali pikiran masyarakat khususnya para pecinta dunia otomotif sehingga pemahaman yang terbentuk membuat mereka tertarik untuk mengikuti trend yang sedang berkembang.

Modifikasi motor sudah lama dikenal masyarakat dan merupakan hal yang tidak asing lagi bagi para pecinta dunia otomotif. Namun belakangan ini

modifikasi motor semakin banyak diminati oleh berbagai kalangan masyarakat. Disamping itu banyak iklan-iklan produk motor dan sparepart yang menjanjikan mampu membuat motor menjadi lebih menarik. Jumlah

pelanggan bengkel modifikasi motor pun semakin bertambah. Boomingnya trend modifikasi motor ini didukung dengan seringnya diadakan kontes-kontes motor di berbagai daerah yang menampilkan dan mengikutsertakan

motor-motor modifikasi yang menarik sehingga banyak orang khususnya pecinta dunia otomotif semakin tertantang untuk menciptakan motor yang lebih

trendy.

Sejak kemunculan sampai kepopulerannya, modifikasi motor begitu sangat diminati oleh masayarakat khususnya kalangan pecinta dunia otomotif.

Mulai dari remaja sampai orang tua, dan tidak hanya kaum laki-laki saja yang berminat pada modifikasi motor ini akan tetapi perempuaan juga banyak yang

menyukai dan melakukan modifikasi motor. Dalam hal ini siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk ke dalam golongan remaja yang

(7)

commit to user

menuju kedewasan. Hal ini ditandai oleh ketidakmantapan dalam berperilaku

maupun menghayati norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Ketidakmantapan ini merupakan indikasi dari belum matangnya kepribadian

seorang remaja. Selain itu masa remaja merupakan masa penyesuaian diri dengan tuntutan lingkungan yang baru. Hal-hal baru yang ada dalam masyarakat terutama menyangkut masalahtrendmerupakan hal yang menarik

untuk mereka tiru. Remaja menganggap peniruan ini sebagai aktualisasi diri dan jiwa mereka.

Menurut Douvan dan Adelson (1998), sebelum memasuki masa remaja, anak menerima dirinya apa adanya. Populer atau tidak, banyak teman atau tidak sama sekali, begitulah keadaannya. Begitu dia memasuki masa

remaja, dia akan mengembangkan kesadaran dirinya. Dia memasuki dunia baru, rajin, bertanya etiket, mulai berpacaran, mencoba-coba hal baru tentang gaya hidup yang selalu berkembang mengikuti trend (mulai dari kecantikan

wajah, tubuh, fashion, sampai pada hobi otomotif) yang sedang in, ingin

banyak berteman dan lain-lain.

(http://gayahidupremaja.com/2011/06/27/idg.rmj/)

Remaja yaitu siswa-siswi Sekolah Menengah Atas merupakan makhluk social yang menginginkan kehidupan, persamaan minat, kesenangan

dan memiliki tujuan. Sebagai makhluk social, mereka akan memiliki kelompok pergaulan yang akan memberikan arti penting bagi hidup mereka.

Di dalam kelompok pergaulan inilah mereka akan memilih teman-teman yang sebaya dengannya baik dari lingkungan sekolah lain mapun dari lingkungan

(8)

commit to user

Menengah Atas mereka akan lebih banyak memilih kelompok pergaulan di

lingkungan sekolah sendiri dan juga di sekolah lain.

Remaja Sekolah Menengah Atas dapat dogolongkan dalam usia remaja

yang berada pada masa labilitas yang amat rentan terhadap jebakan pola dan gaya hidup yang ditawarkan. Salah satunya adalah gaya hidup konsumtif yang memerlukan biaya tinggi untuk memenuhinya dan mengikuti trend yang

sedanginadalah ciri dari kelompok remaja ini.

Sebagai Remaja, mereka memiliki keputusan yang besar akan

penampilan dirinya dikaitkan dengan keberhasilannya dalam pergaulan dengan teman-teman seusianya. Motivasi ini umumnya oleh remaja di aktualisasikan dengan mengikuti trend dalam gaya hidup yang sedang in.

Masing-masing memiliki cara dan pilihan sendiri untuk mengikuti trend tersebut. Bagi sebagian besar remaja perempuan lebih menyukai trend dalam fashion dan dunia kecantikan. Akan tetapi bagi remaja laki-laki yang sebagian

besar menyukai dunia otomotif lebih memilih untuk mengikuti trend modifikasi motor yang juga sedang in. Tidak menutup kemungkinan pula

bahwa apa yang dilakukan oleh remaja perempuan maupun laki-laki dapat di sukai oleh keduanya. Aktualisasi diri ini mencerminkan upaya agar masyarakat memberikan penilaian tersendiri atas apa yang mereka lakukan.

Mereka berusaha untuk mengikuti trend yang ada agar mereka selalu tampil up to date sehingga lebih dihargai oleh lingkungan sosialnya. Hal ini akan

membentuk perilaku remaja Sekolah Menengah Atas menjadi konsumtif dimana mereka selalu berusaha memiliki dan mengikuti apa yang menjadi

(9)

commit to user

peranan yang besar untuk mengubah diri remaja oleh adanya

pengaruh-pengaruh baru.

Modifikasi motor bila dilihat secara sosiologis merupakan hal baru

yang menarik untuk dikaji. Modifikasi motor menjadi suatu gaya hidup baru bagi kalangan remaja Sekolah Menengah Atas. Sebagai siswa Sekolah Menengah Atas, remaja memiliki tugas utama untuk belajar, dan disisi lain

remaja juga butuh mengaktualisasikan jiwa muda mereka salah satunya dengan mengikuti trend dari hobi memodifikasi motor yang memerlukan

biaya cukup besar. Dengan biaya yang mereka gunakan untuk mengikutitrend tersebut, dapat menunjang kegiatan yang berkaitan dengan pelajaran mereka. Akan tetapi banyak remaja Sekolah Menengah Atas (SMA) menggunakan

biaya yang digunakan untuk kepentingan pendidikannnya, dialihkan untuk mengikuti trend ini. Hal inilah yang menarik untuk dikaji, karena terdapat penyelewengan dimana biaya yang seharusnya digunakan untuk kegiatan

pendidikan justru mereka gunakan untuk mempercantik motor yang mereka miliki dan mengikutitrend modifikasi motor agar mendapat penghargaan dari

masyarakat dan dari kelompok mereka.

Di kalangan remaja Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Karanganyar sendiri, modifikasi motor menjadi sebuah trend tersendiri. Terlihat para

siswa-siswi menggunakan motor yang telah mereka modifikasi sehingga lebih menarik. Kebanyakan dari mereka adalah siswa laki-laki, namun siswi

perempuan juga ada yang menggunakan motor yang telah dimodifikasi. Banyak siswa remaja Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Karanganyar yang

(10)

commit to user

kultur yang ada di sekolah tersebut. Para siswa-siswi terlihat berpenampilan

lebih trendy dengan menggunakan motor yang telah mereka modifikasi tersebut. Hal inilah yang mengarahkan mereka untuk selalu memodifikasi

motor agar mendapatkan penghargaan dan penilaian lebih dari teman-temannya sehingga mereka tidak dikatakan ketinggalan jaman.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas yang mencoba

mengungkap suatu trend modifikasi motor yang terjadi yang tentu memiliki ruang ligkup yang luas, maka dalam penelitian ini peneliti memberikan batasan penelitian.

Batasan penelitian yang dimaksud agar lebih memudahkan dan sistematisasi studi maka batasan tersebut terangkum dalam perumusan sebagai berikut:

1. Apakah yang menjadi alasan remaja Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Karanganyar melakukan modifikasi motor ?

2. Bagaimana modifikasi motor menjaditrenddikalangan remaja Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Karanganyar ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

(11)

commit to user

2. Untuk mengetahui bagaimana modifikasi motor menjadi trend di kalangan

remaja Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Karanganyar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang trend

modifokasi motor di kalangan remaja Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Karanganyar dan menggambarkan alasan-alasan remaja melakukan

modifikasi motor. 2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu sosiologi juga dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian-penelitian sejenis.

E. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Yang Digunakan

a. Modifikasi Motor

Motor menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah alat

transportasi yang menggunakan mesin untuk menjalankannya (motor roda dua). Motor merupakan salah satu simbol individu di dalam masyarakat.

Individu yang memiliki motor yang menarik, maka akan diberikan penghargaan lebih tinggi di dalam kelompoknya. Banyak orang

(12)

commit to user

merasa bangga memakainya. Motor yang trendy mampu mempengaruhi

penampilan si pemakai. Seperti kutipan berikut ini :

“Motor yang bagus dan trendy adalah motor yang mengkilap,

mesinnya kuat dan indah dipandang mata sehingga seseorang

merasa tertarik untuk melihatnya”. (Majalah Oto Trend edisi

Januari-Februari 2010).

Pandangan ini menjadi kuat, sehingga menyebabkan banyak orang khususnya pecinta dunia otomotif merasa bangga apabila mereka

telah mampu membuat motor yangtrendy.

Warna, mesin, dan gaya motor dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan pemiliknya. Dengan warna, mesin dan gaya motor yang dapat

diubah-ubah ini maka memunculkan suatu trend tersendiri bagi rambut yang setiap waktu dapat berubah. Hal ini dapat dilihat dari model-model

yang terus berganti dari tahun ke tahun.

Banyak hal yang dilakukan oleh para pecinta dunia otomotif untuk membuat motor mereka menjadi lebih indah dan menarik lagi.

Berbagai cara mereka lakukan untuk mendapatkan penilaian dari masyarakat bahwa melalui tampilan motor mereka dapat menggambarkan ekspresi jiwa dan sifat kepribadian dari pemiliknya. Salah satu cara untuk

mengikutitrendmotor yaitu dengan melakukan modifikasi motor.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, modifikasi motor

merupakan cara untuk mengubah tampilan motor menjadi lebih bergaya sehingga pemilik merasa bangga untuk memakinya. Cara untuk memodifikasi motor bisa dengan mengubah mesin maupun bodynya

(13)

commit to user

Ada banyak gaya aliran dalam modifikasi motor yang terus

berubah dari tahun ke tahun. Gaya aliran tersebut antara lain: 1. Airbrush

2. Retro look 3. Ekstrem 4. Ceper

5. Sporty 6. Street fighter

7. Flat tracker 8. Board tracker, dll.

Boomingnya trend modifikasi motor ini didukung dengan

seringnya diadakan kontes-kontes motor di berbagai daerah yang menampilkan dan mengikutsertakan motor-motor modifikasi yang menarik sehingga banyak orang khususnya pecinta dunia otomotif

semakin tertantang untuk menciptakan motor yang lebihtrendy.

b. Gaya hidup(Lifestyle)

Cara khusus yang dipilih seseorang untuk mengekspresikan diri, tak disangsikan merupakan bagian dari usahanya mencari gaya hidup pribadinya. Dengan cara individu yang nyaris hampir sama biasanya

mengindividualisasikan gaya hidup individu tersebut, namun biasanya selalu ada kemiripan yang jelas dengan salah satu model gaya hidup yang

(14)

commit to user

menyerang milik psikologis setiap invidu yang paling rawan : citra diri

(self-image) kita.

Dalam kegalauan pencarian identitas diri , individu benar-benar

hidup ibarat mengarungi sebuah pasar, dengan begitu banyak kemungkinan yang ditawarkan dan model gaya hidup yang saling bersaing. Dalam pemburuan akan gaya, individu senantiasa mencari

“pahlawan-pahlawan” untuk ditokohkan dan ditiru. Ibarat seorang pria dan

wanita yang membolak-balik halaman mode dan kalender motor di

majalah popular untuk menemukan aliran modifikasi yang paling cocok dan trend gaya modifikasi sehingga dapat tampil menawan dan dianggap palingtrendy.

Gaya hidup merupakan ciri sebuah dunia modern, atau yang biasa disebut modernitas. Maksudnya adalah siapapun yang hidup dalam masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk

menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan

orang lain. Chaney menjelaskan gaya hidup sebagai berikut :

“Gaya hidup merupakan bagian dari kehidupan socialsehari-hari

dunia modern dan berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang mungkin tidak dapat dipahami oleh mereka yang tidak

hidup dalam masyarakat modern.” (Chaney, 1996: 41)

Tindakan remaja dalam mengikuti trend dinilai sebagai atribut gaya hidup remaja modern (masa kini) yang cenderung bersifat

“eksklusif”, merupakan akibat dari nilai-nilai budaya pop yang

(15)

commit to user

Mengingat bahwa gaya hidup merupakan sesuatu yang berada

diluar eksistensi individu dan besifat memaksa bagi individu, terutama bagi individu yang ingin memasuki kelompok atau stratifikasi social yang

memiliki gaya hidup tersebut maka remaja sebagai individu dipaksa untuk

mengikuti “peraturannya” baik yang menyangkut cara berfikir (aspek

kognitif), cara bertindak (aspek behavioral) dan berperasaan (aspek

afeksi), dimana ketiga aspek tersebut yang paling cepat adalah cara betindak/cara hidup/behavioral dari remaja, sebab cara hidup inilah yang

serinhkali dijadikan sebagai identitas kelompok yang menunjukkan statusdan prestise kelompok tersebut dalam system stratifikasi masyarakat.

Gaya hidup memiliki ciri keanggotaan kelas social tertentu.

Artinya adalah gaya hidup merupakan sesuatu yang berlaku secara umum bagi kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat. Remaja yang berhasil dalam sosialisasinya dengan nilai-nilai dan norma-norma gaya

hidup remaja masa kini atau modern merasa atau menganggap dirinya sebagai remaja modern atau remaja masa kini yang tidak ketinggalan

jaman sehingga mendapatkan status dan prestise yang lebih tinggi. c. Motivasi

Faktor yang memiliki pengaruh sangat besar dalam pemahaman

dan pandangan seseorang terhadap sesuatu adalah motivasi. Pada dasarnya, semua tingkah laku manusia di dalamnya selalu terkandung

(16)

commit to user

dorongan yang ada dalam diri manusia untuk bertindak atau melakukan

sesuatu.

Motivasi merupakan keinginan, hasrat dan tenaga menggerakkan

individu untuk melakukan suatu tindakan. Keinginan, kebutuhan dan tujuan tidak terlepas dari motivasi dalam diri seseorang. Keinginan dan hasrat yang menggerakkan tindakan untuk berusaha dalam memenuhi

kebutuhan seseorang inilah yang dinamakan motivasi. Dalam hal ini Parsons menjelaskan bahwa seseorang melakukan sutu tindakan berdasar

atas orientasi motivasional dan orientasi nilai (Parsons dalam Johnson, 1996: 114).

Sedangkan Subagio Sastrodiningrat memberikan penjelasan

mengenai motivasi sebagai berikut :

“Motivasi seringkali diartikan sebagai kebutuhan atau keinginan

yang terdapat dalam diri individu yang mendorong atau

mempengaruhinya untuk melakukan sesuatu”. (Subagio

Sastrodingrat, 1986: 6)

Motivasi juga diartikan sebagai dorongan atau pengaruh yang merupakan factor yang sangat penting bagi seseorang dalam mengambil keputusan untuk melakukan suatu tindakan. Menurut Moekijat, motivasi

diartikan sebagai berikut :

“ Motivasi merupakan pengaruh sesuatu kekuasaan yang

menimbulkan perilaku” (Moekijat, 1987: 27).

Motivasi yang terdapat dalam diri individu akan terealisir dalam

perilaku yang mengarah pada suatu tujuan yang diinginkannya untuk memperoleh kepuasan. Atas dasar pendapat diatas, dapat dinyatakan

(17)

commit to user

menggerakkan diri seseorang untuk merespon atau melakukan kegiatan

kea rah pencapaian tujuan.

Motivasi dipahami melalui pemahaman dalam diri individu

tentang apa yang merangsang individu tersebut untuk melakukan suatu tindakan. Mc. Clelland menjelaskan bahwa motif prestasi (need for achievement) merupakan kebutuhan dasar yang menjadikan seseorang

melakukan usaha dan tindakan (Mc. Clelland dalam Laurer, 1985: 142). Sedangkan menurut Wahjo Soemidjo, motivasi memiliki

pengertian sebagai berikut :

“Suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara

sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri

seseorang” (Wahjo Soemidjo, 1985: 174).

Motivasi sebagai proses psikologis timbul karena adanya factor dalam diri seseorang dan factor dari luar. Faktor dar dalam diri seseorang dapat berupa kepribadian yang menyangkut masa depan, sedangkan factor

dari luar dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber, bias karena pengaruh factor-faktor lain yang sangat kompleks.

Menurut Berelson dan Stainer dalam Wahjo Soemidjo, mejelaskan motivasi itu pada dasarnya merupakan teknologi yang memberikan makna daya dorong, keinginan, kebutuhan dan kemauan. Hal

tersebut didasari karena perilaku seseorang. Dimana perilaku seseorang itu karena adanya daya dorong untuk mencapai kebutuhan, keinginan dan

kepuasan (Barelson dan Stainer dalam Wahjo Soemidjo, 1985: 178). Kebutuhan, keinginan dan kepuasan seseorang dapat

(18)

commit to user

1. Kebutuhan yang timbul pada diri seseorang dan kebutuhan yang

mengandung arti luas, seperti kebutuhan fisik, makna dan lain sebagainya.

2. Apabila dalam diri seseorang timbul suatu kebutuhan tertentu, kebutuhan tersebut akan menyebabkan lahirnya daya tertentu. 3. Akibat daya dorong, lahirlah keinginan dalam diri seseorang.

4. Lahirnya keinginan dalam diri seseorang akan menyebabkan timbulnya suatu sebab.

5. Akibat sebab yang timbul, lahirlah ketegangan.

6. Ketegangan yang timbul itu sendiri juga akan menjadikan sebab timbulnya sesuatu.

7. Sesuatu yang timbul akibat adanya ketegangan dalam diri

seseorang tersebut disebut “perilaku”.

8. Perilaku ditampilkan seseorang, timbul karena mengharapkan

adanya kepuasan yang dapat dinikmati (Wahjo Soemidjo, 1985: 178-179).

Dari beberapa pengertian diatas, maka jelaslah bahwa tingkah laku yang timbul pada diri seseorang didorong oleh adanya berbagai kebutuhan. Dimana kebutuhan tersebut didorong oleh adanya keinginan

yang hendak dicapai. Sedangkan perilaku yang diwujudkan teesebut merupakan alah untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tesebut

pada dasarnya tindakan seseorang itu harus selalu berorientasi pada motivasi dan nilai yang ada dalam masyarakat. Demikian pula halnya

(19)

commit to user

merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan dan mencapai tujuan tersebut

didasarkan pada orientasi motivasi. d. Remaja

Remaja merupakan masa transisi menuju kedewasaan. Hal ini ditandai oleh ketidakmantapan dalam berperilaku maupun dalam menghayati norma-norma yang berlaku. Ketidakmantapan ini merupakan

indikasi dari belum matangnya kepribadian. Selain itu masa remaja merupakan masa penyesuaian diri dengan tuntutan lingkungan yang baru.

Menurut Douvan dan Adelson (1998), sebelum memasuki masa remaja, anak menerima dirinya apa adanya. Populer atau tidak , banyak teman atau tidak punya sama sekali, begitulah keadaannya. Begitu ia mulai

remaja, dia akan mengembangkan kesadaran dirinya. Dia memasuki dunia baru, rajin bertanya etiket, mulai berpacaran, mencoba-coba hal baru tentang gaya hidup yang selalu berkembang mengikuti trend (mulai dari

kecantikan wajah, tubuh, fashion, sampai pada hobi otomotif) yang sedang

in”, ingin banyak berteman dan lain-lain.

(http://gayahidupremaja.com/2011/06/27/idg.rmj/)

Remaja merupakan makhluk social yang menginginkan kehidupan, persamaan minat, kesenangan dan memiliki tujuan. Sebagai

makhluk social, mereka akan memiliki kelompok pergaulan yang akan memberikan arti penting bagi mereka. Di dalam kelompok pergaulan

(20)

commit to user

Namun untuk kalangan remaja Sekolah, mereka akan lebih banyak

memilih kelompok pergaulan di lingkungan sekolah.

Remaja masih dapat digolongkan ke dalam usia akhir yang

berada pada masa labilitas yang sangat rentan terhadap jebakan pola dan gaya hidup yang ditawarkan. Salah satunya adalah gaya hidup konsumtif yang memerlukan biaya tinggi untuk memenuhinya dan mengikuti trend

yang sedanginadalah ciri dari kelompok ini.

2. Landasan Teori

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori gaya hidup (lifestyle) yang dikemukakan oleh David Chaney. Gaya hidup merupakan bagian dari budaya pop yang lahir secara spontan dari kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah dalam rangka mengisi waktu luang mereka.

Gaya hidup merupakan ciri sebuah dunia modern, atau yang biasa disebut modernitas. Maksudnya adalah siapapun yang hidup dalam

masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Gaya hidup

adalah pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain. Gaya hidup merupakan bagian dari kehidupan social sehari-hari dunia modern dan berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang

mungkin tidak dapat dipahami oleh mereka yang tidak hidup dalam masyarakat modern. (Chaney, 1996: 41)

Dalam teori gaya hidup (lifestyle) tidak ada suatu konsep yang gamblang yang menjelaskan tentang apa itu teori gaya hidup (lifestyle),

(21)

commit to user

Pada teori gaya hidup (lifesyle),dicirikan dengan penggunaan tanda-tanda

(signs), simbol-simbol (symbols), petanda-petanda (signifiers) dan petanda-petanda (signifieds).

Seperti yang dikemukakan dan dipahami oleh Chaney, gaya hidup adalah sebagai proyek reflekif dan penggunaan fasilitas konsumen secara sangat kreatif. Dalam pengertian bahwa gaya hidup perlu

keterbukaan yang tidak terbatas terhadap makna-makna baya hidup dalam konteks apapun. (Chaney, 1996: 13)

Gaya hidup merupakan cirri sebuah dunia modern, atau yang biasa disebut modernitas. Gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain, Sehingga gaya hidup

menjadi bagian dari kehidupan social sehari-hari dunia modern dan berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang mungkin tidak dapat dipahami oleh mereka yang tidak hidup dalam masyarakat modern.

Seperti diungkapkan oleh Chaney bahwa ‘penampakan luar’

menjadi salah satu situs yang paling penting bagi gaya hidup. Hal-hal

permukaan akan menjadi sangat penting daripada substansi. Gaya dan desain menjadi lebih penting daripada fungsi. Gaya menggantikan substansi. Kulit akan mengalahkan isi. Pemasaran penampakan luar,

penampilan, hal-hal yang bersifat permukaan atau kulit, salah satunya adalah industri jasa, yang memberikan layanan untuk mempercantik

(22)

commit to user

Arahan yang akan dituju setelah gaya hidup adalah suatu

tindakan konsumsi yang menjadi suatu perilaku konsumtif. Untuk menjelaskan teori gaya hidup ini diawali dengan ulasan-ulasan terhadap

aspk-aspek pemikiran Simmel mengenai teorinya tentang hakikat uang (the nature of money) dengan 3 alasan. Salah satunya adalah karena mengarahkan pada diskusi lebih menyeluruh tentang organisasi social

dalam penggunaan benda-benda dan khususnya institusifashion.

Fashion (mode) termasuk di dalamnya yaitu modifikasi motor

adalah suatu topik yang layak menjadi perhatian kita karena jelas ia merupakan suatu cara aksi yang dirangsang oleh perkembangan aksi industry konsumen. Dinamika perubahan dalam cara-cara fashion yang

berbeda begitu jelas mencerminkan proses pembentukan gaya hidup yang luas. Dalam suatu masyarakat yang terstratifikasi secara social hal tersebut dibuat lebih kompleks oleh para elite yang mencoba untuk meninggalkan

mode secepat mungkin ketika mulai ditiru oleh kelompok kelas yang lebih rendah(lower-class).Sehingga ada proses pertukaran vertical antara

kelas-kelas, begitu juga proses horizontal di dalam suatu kelas.

Sedangkan Baudrillard menunjuk institusi fashion dalam modernitas kontemporer sebagai suatu pameran spektakuler dari proses

lebih umum perubahan yang dipercepat dan alienasi makna: “percepatan

permainan sederhana dari penanda (signifier) dalam fashion menjadi

(23)

commit to user

Ada dua penegasan dalam kutipan ini. Pertama, bahwa

determinasi social terhadap makna-makna telah diambil alih, sehingga tanda-tanda(signs), simbol-simbol(symbols)pameran yang sesuai dengan

mode mutakhir beredar tanpa logika apapun. Seperti yang dikemukakan

lebih lanjut, “tak ada lagi determinasi internal apapun terhadaptanda-tanda

fashion, karenanya mereka lebih leluasa untuk berubah (commute) dan

bertukar susunan (permutate) tanpa batas”. Kedua, bahwa akibat

ketidakbermaknaan (meaning-lessness) buknlah kekacauan atau chaos

menakutkan seperti yang mungkin kita duga, tapi malahan

‘mempesonakan’ suatu bentuk halusinasi.

Hakikat dari argument Baudrillard adalah bahwa

penanda-penanda(signifiers)nilai ekonomi yakni unit-unit mata uang telah terpisah dari hubungan yang dihubungkan dengan petanda-petanda (signifieds) nilai yang nyata. Hal ini disebabkan oleh proses ganda perkembangan

ekonomi konsumsi, terutama pada penghujung abad ke-20 dan spekulasi

terhadap uang seyogyanya ditempatkan secara tepat, sehingga “Terbebas

dari pasar itu sendiri, uang menjadi sebuah simulacrum yang otonom terlepas dari setiap pesan (massage) dan setiap penandaan (signification) dari pertukaran diantara dirinya sendiri.

Sehingga kita bisa lebih gamblang bagaimana institusi sosial dari dunia fashion menunjukkan beberapa tesis tersebut. Barang-barang yang

sesuai dengan mode mutakhir, baik itu pakaian, perabot rumah tangga, kecantikan wajah dan tubuh, tempat-tempat tujuan hari libur, alat

(24)

commit to user

tidak berasal dari pekerjaan yang mereka lakukan, tapi dari cara mereka

melakukannya. Dengan demikian fashion adalah suatu level representasi yang tidak menunjuk di luar wacananya sendiri.

Inilah irasionalitas fashion yang membuatnya mempesona, lebih dikarenakan adanya diskriminasi-diskriminasi yang sesuai dengan mode mutakhir, bukan berdasarkan pada realitas material, melainkan secara

empatik merupakan tanda-tanda spektakuler. Dalam menggunakan dan merespons kegunaan lainnya kita menikmati drama presentasi dan

perubahan bagi kepentingannya sendiri, dan pemenuhan pribadi inilah

yang memberikan halusinasi estetis akan realitas: “Fashion mencoba

mencapai sosialitas teatrikal, dan memberikan kesenangan di dalam

dirinya”. (Baudrillard dalam Chaney)

Kajian fashion yang dikemukakan oleh Simmel dan Baudrillard ini dapat diambil garis lurus persamaannya dengan motor yang memiliki

makna sosial sebagai suatu mode dalam masyarakat modern.

Selain menggunakan teori gaya hidup yang dikemukakan oleh

David Chaney, peneliti juga menggunakan Teori Aksi yang dikembangkan oleh Talcott Parsons. Sebagai penjelasan untuk menggambarkan motivasi atau alasan remaja untuk melakukan modifikasi motor. Teori Aksi Parsons

merupakan pengembangan dari Tindakan Sosial yang dikemukakan oleh Weber. Dimana dalam tindakan social dibagi atas dua tipe tindakan, yaitu

tindakan rasional dan tindakan non rasional. Tindakan rasional adalah tindakan yang berhubungan dengan pertimbangan yang sadar dan pilihan

(25)

commit to user

merupakan tindakan dalam pengungkapan-pengungkapan yang tidak dapat

dimengerti sebagai manifesto rasionalitas.

Parson dalam hal ini ia memilih istilah action dan bukan

behavior, karena menurutnya memiliki konotasi yang berbeda. Behavior secara tidak langsung menyatakan kesesuaian secara mekanik antara perilaku (respon) dengan rangsangan (stimulus). Sedangkan istilah action

menyatakan secara tidak langsung suatu aktivitas, kreativitas dan proses penghayatan diri individu. Menurutnya suatu teori yang menghilangkan

sifat-sifat humanism (kemanusiaan) dan mengabaikan sigat-sifat subjektif tindakan manusia tidak termasuk dalam teori aksi.

Menurut Talcott Parsons perilaku individu di dorong oleh

motivasi untuk mencapai tujuan tertentu. Orientasi individu bertindak terdiri dua elemen dasar, orintasi motivasional dan orientasi nilai. Orientasi motivasional menunjuk pada keinginan individu untuk

memperbesar kepuasan dan mengurangi kekecewaan. Sedangkan orientasi nilai menunjuk pada standar-standar normatif yang mengendalikan

individu dalam memilih sasaran, tujuan dan prioritas sehubungan dengan adanya kebutuhan dan tujuan yang berbeda. (Parsons dalam Johnson, 1986: 144)

Parsons menyusun skema unit-unit dasar tindakan social dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Adanya individu sebagai actor

(26)

commit to user

3. Aktor memiliki alternatif cara, alat serta teknik untuk mencapai

tujuannya.

4. Aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi situasional yang dapat

membatasi tindakannya dalam mencapai tujuan.

5. Aktor berada di bawah kendali dari nilai-nilai, norma-norma dan berbagai nilai abstrak yang mempengaruhinya dalam memilih dan

menentukan tujuan serta tindakan alternatif untuk mencapai tujuan. (Ritzer, 2002)

Aktor mengejar tujuan dalam situasi dimana norma-norma mengarahkannya dalam memilih alternatif cara dan alat untuk mencapai tujuan. Norma-norma itu tidak menetapkan pilihannya terhadap cara atau

alat, tetapi ditentukan kemampuan aktor dalam memilih. Inilah yang kemudian disebut Parsons sebagai voluntarism. Singkatnya voluntarism adalah kemampuan individu melakukan tindakan dalam arti menetapkan

cara atau alat dari sejumlah alternatif yang tersedia dalam mencapai tujuan. Aktor merupakan pelaku aktif dan kreatif serta mempunyai

kemampuan menilai dan memilih alternatif suatu tindakan, terdapat suatu pengalaman subjektif yang dapat dimengerti karena dialami bersama secara meluas, dapat dilihat sebagai objek. Rasionalitas merupakan

(27)

commit to user F. Definisi Konsep

Sebelum mengoperasikan konsep-konsep yang dikemukakan dalam penelitian ini, maka terlebih dahulu konsep-konsep penelitian diberikan

batasan pengertian untuk mencegah terjadinya kesalahan penafsiran. Konsep-konsep yang dikemukakan, yaitu:

1. Modifikasi Motor

Modifikasi motor adalah suatu cara yang digunakan untuk mengubah atau membuat atau menjadikan tampilan motor menjadi lebih trendy dan

bergaya.

Dalam penelitian ini yang dimaksud modifikasi motor adalah cara yang digunakan remaja untuk mengubah tampilan motor menjagi bergaya

dengan mengubah mesin, cat, atau body sesuai dengan selera masing-masing sehingga motor menjadi lebihtrendy.

2. Motivasi

Motivasi adalah dorongan dan keinginan yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau mempengaruhi perilaku seseorang

untuk melakukan sesuatu.

Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu dorongan dan keinginan yang melatarbelakangi kalangan remaja untuk melakukan

modifikasi motor.

3. Remaja

Remaja merupakan tahapan usia masa transisi menuju kedewasaan.

Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia remaja sekolah atau siswa

(28)

commit to user

resmi dan belajar di suatu sekolah, dalam hal ini adalah Sekolah

Menengah Atas Negeri 1 Karanganyar. 4. Gaya hidup (lifestyle)

Gaya hidup (lifestyle) adalah seperangkat praktik dan sikap yang masuk akal dalam konteks tertentu.

Gaya hidup (lifestyle) adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang

dalam proses pencarian identitas. Selain itu gaya hidup juga merupakan suatu cara khusus yang dipilih seseorang untuk mengekspresikan diri, tak

(29)

commit to user G.Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian diskriptif kualitatif, yaitu

proses penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini dapat diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh).

(Meleong, 2002: 3). Penelitian ini hanya akan menggambarkan secara jelas bagaimana perbedaan yang mendasari seseorang melakukan modifikasi

motor dilihat dari aspek social ekonomi. Selain itu juga untuk melihat bagaimana modifikasi motor menjadi sebuah fenomena di kalangan remaja sekolah.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah wilayah atau daerah dimana data dikumpulkan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di Sekolah

Menengah Atas Negeri 1 Karanganyar. Pengambilan lokasi penelitian ini di dasarkan atas pertimbangan :

a. Berdasarkan pengamatan pendahuluan lokasi tersebut menunjukkan adanya remaja yang memodifikasi motornya sehingga dapat memberikan data-data yang diperlukan peneliti.

b. Letak lokasinya yang berdekatan dengan tempat tinggal peneliti sehingga dapat menekan biaya, tenaga dan waktu.

3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

(30)

commit to user

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari informan

melalui wawancara dan pengamatan. Dalam penelitian ini informan diambil dari remaja Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Karanganyar

yang melakukan modifikasi motor. Mereka diwawancarai untuk mencari informasi atau data yang diperlukan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan untuk mendukung dan melengkapi data primer yang berkenaan dengan masalah penelitian.

Data ini diperoleh melalui pemanfaatan sumber data yang telah tersedia seperti dokumen dan arsip-arsip yang dimiliki misalnya dalam bentuk diagram atau tabel. Dalam penelitian ini data sekunder didapat

dari pihak sekolah maupun bengkel motor yang terkait dengan penelitian ini. Daat ini berupa dokumen dari bengkel motor (berupa arsip tentang pelanggan yang melakukan modifikasi motor di bengkel).

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah sebagai berikut : a. Observasi Langsung

Observasi dpat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

gejala-gejala yang tampak (fenomena) pada objek penelitian yang pelaksanaannya langsung dimana suatu tempat atau peristiwa, keadaan

(31)

commit to user

kesesuaian antara informasi yang telah diperoleh dari informan dengan

peristiwa yang terjadi secara nyata mengenai modifikasi motor.

Dalam pengamatan ini peneliti secara langsung terjun ke lapangan dan

membuat catatan(field note). Pada teknik pengamatan ini peneliti juga memberitahukan kepada kelompok yang diteliti (Ritzer, 1992: 74). b. Wawancara mendalam(Indepth Interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Yaitu dilakukan dengan cara melakukan percakapan yang dilakukan oleh dua

pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Meleong, 2001: 135).

Untuk memperoleh data peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam. Wawancara mendalam adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang segala

sesuatu kepada informan untuk memperoleh informasi yang diharapkan. Wawancara dalam metode ini tidak menggunakan struktur

yang ketat namun menggiring pertanyaan yang makin memusat sehingga informasi yang dikumpulkan cukup memadai.

Wawancara yang dilakukan disini menggunakan pedoman wawancara

atau interview guide yang berisi daftar pertanyaan yang diberikan kepada informan. Selain itu wawancara yang digunakan disini adalah

model wawancara informal yang dapat dilakukan pada waktu dan konteks yang dianggap tepat atau menyesuaikan, guna untuk

(32)

commit to user

informan tentang alasan atau motivasi remaja melakukan modifikasi

motor. Kegiatan wawancara ini dilakukan berkali-kali sesuai dengan keperluan tentang kejelasan masalah yang diteliti (Sutopo, 2002: 59).

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan mencatat arsip-arsip, surat-surat dan dokumen-dokumen yang mendukung yaitu

dalam hal ini dari sekolah dan bengkel motor. Tujuannya adalah untuk memperoleh bukti dan data yang riil yang dapat membantu penelitian.

5. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel a. Sampel

Sampel yang diambil dalam penelitian ini bukan sesuatu yang mutlak,

artinya sample yang diambil disini menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Dalam penelitian kualitatif, sample bukan mewakili polpulasi sebagaimana dalam penelitian kuntitatif. Tetapi sample

berfungsi untuk menggali beragam informasi serta menemukan sejauh mungkin berbagai informasi penting. Dalam memilih sample yang

lebih utama adalah bagaimana menentukan sample sevariatif mungkin, dan berikutnya dapat dipilih untuk memperluas dan menambah informasi yang telah diperoleh terlebih dahulu sehingga dapat

dipertentangkan. Dengan demikian dapat mengisi kesenjangan informasi.

b. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan metode

(33)

commit to user

syarat-syarat yang telah ditentukan sebelumnya. Pada metode ini siapa

yang diambil sebagai anggota sampel diserahkan pada pertimbangan pengumpulan data yang didasarkan atas kesesuaian dengan tujuan dan

maksud peneliti.

Beberapa pedoman yang dipertimbangkan dalam mempergunakan metode ini adalah :

1. Pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian. 2. Jumlah dan ukuran sampel tidak dipersoalkan.

3. Unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.

(Sukandarrumidi, 2002: 65).

Berdasarkan hal diatas maka sampel yang diambil dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan adalah remaja sekolah yang melakukan modifikasi motor berjumlah 8 orang. Dengan karakteristik informan

sebagai berikut :

1. Remaja yang melakukan modifikasi motor baik laki-laki maupun

perempuan.

2. Remaja sekolah dari tingkatan kelas X, XI, dan XII yang memiliki kecenderungan banyak melakukan modifikasi motor dan yang

sedikit kecenderungan melakukan modifikasi motor. 6. Validitas Data

Dimaksudkan sebgai pembuktian bahwa data yang diperoleh peneliti sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi di lapangan. Untuk

(34)

commit to user

untuk mendapatkan data tidak hanya diambil dari satu sumber data saja

melainkan dari beberapa sumber. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar

data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data tersebut. Denzn (1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan sumber, metode, penyidik dan teori.

Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajad kepercayaan suatu informasi

yang telah diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif (Patton, 1987: 331). Hal ini dapat dicapai dengan:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang pemerintahan.

c. Membandingksn hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa

hasil perbandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikiran. Yang penting disini adalah bisa mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan tersebut (Lexy, 1995: 178).

Sedangkan untuk kepentingan triangulasi data maka :

− Individu yang tidak momodifikasi motornya tapi sedikit banyak tahu

(35)

commit to user

− Anggota masyarakat yang tidak ada kaitannya dengan informan antara

lain : 2 orang guru sekolah, 2 orang tua pelaku, 2 orang masyarakat umum.

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, yaitu analisis dengan cara data itu dihimpun dan disusun

secara sistematis kemudian diintepretasikan dan dianalisa sehingga dapat menjelaskan pengertian dan pemahaman tentang gejala yang diteliti.

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, ketegori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data (Patton dalam Meleong, 2001: 103). Ada tiga komponen pokok dalam tahap analisis data, yaitu :

a. Reduksi data(Data Reduction)

Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data kasar darifieldnote.

Reduksi data berlangsung sejak peneliti mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual, melakukan pemilihan kasus, penyusunan pertanyaan penelitian, dan juga waktu menentukan cara pengumpulan

data yang akan digunakan. b. Penyajian data(Data Display)

Penyajia data merupakan suatu rakitan organisasi informasi atau deksripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan

(36)

commit to user

Penyajian data merupakan komponen analisis kedua yang penting

sehingga kegiatan perencanaan kolom dalam bentuk matriks bagi data kualitatif dalam bentuknya yang khusus sudah membawa peneliti

memasuki daerah analisis penelitian. Kedalaman dan kemantapan hasil analisis sangat ditentukan oleh kelengkapan sajian datanya.

c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi(Concluting Drawing)

Penarikan kesimpulan dilakukan setelah proses pengumpulan data benar-benar selesai dan hasil kesimpulan tersebut perlu diverifikasi

agar cukup mantap dan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Verifikasi dapat dilakukan dengan cara melakukan pengulangan-pengulangan dengan cepat dengan tujuan untuk pemantapan dan

penelusuran data kembali. Pada dasarnya makna data tersebut harus diuji validitasnya supaya kesimpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan lebih bisa dipercaya (Miles dan Huberman, 1992: 20).

Sedangkan aktivitas dari tiga komponen analisis tersebut dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu

siklus. Dalam hal ini peneliti tetap bergerak diantara tiga komponen selama proses pengumpulan berlangsung. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data.

2. Melakukan analisis awal bila sudah memperoleh data.

3. Melakukan pendalaman data bila ternyata didalam menganalisis data-datanya kurang lengkap.

(37)

commit to user

Untuk lebih jelasnya model analisis interaktif dapat digambarkan

dalam skema gambar sebagai berikut :

Gambar 1.1 Model Analisis Interaktif

(Miles dan Hubermas, 1992: 20) Pengumpulan

Data

Reduksi Data

Sajian Data

Gambar

Gambar 1.1Model Analisis Interaktif

Referensi

Dokumen terkait

1 M.. Hal ini me nunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa yang signifikan dibandingkan dengan siklus I. Pertukaran keanggotaan kelompok belajar

KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN BASIS MANITOL (Pengaruh Kadar Pengikat HPMC 2910 3 cps Terhadap Mutu Fisik Tablet)” ini, perkenankanlah saya mengucapkan

Mikrokontroller merupakan sebuah sistem komputer yang mempunyai satu atau beberapa tugas yang sangat spesifik, berbeda dengan PC (personal computer) yang memiliki

Maksud dari penlitian ini adalah untuk menggali, mencari serta memperoleh data dan informasi mengenai apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen

Tuliskan jenis luaran yang akan dihasilkan dari masing-masing solusi tersebut baik dalam segi produksi maupun manajemen usaha untuk mitra ekonomi produktif/mengarah ke ekonomi

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskriptifkan variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu book-tax differences sebagai variabel dependen dan variabel

Majelis Hakim menentukan 3 (tiga) peserta yang memperoleh nilai tertinggi sebagai finalis, kecuali pada bidang Musabaqah Khaththil Quran, Fahmil Qur’an, Debat Bahasa

Berdasarkan deskriptif perubahan nilai rata-rata (mean) rasio DER (Debt to Equity Ratio) mengalami peningkatan, namun hasil tersebut tidak cukup kuat untuk membuktikan adanya