• Tidak ada hasil yang ditemukan

Morfometrik Akar Gigi Posterior Dengan Dinding Sinus Maksilaris Ditinjau Dari Radiografi Panoramik Pada Mahasiswa Suku India FKG USU Padausia 20 Hingga 25 Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Morfometrik Akar Gigi Posterior Dengan Dinding Sinus Maksilaris Ditinjau Dari Radiografi Panoramik Pada Mahasiswa Suku India FKG USU Padausia 20 Hingga 25 Tahun"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

xiii BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

. Perkembangan sinus maksilaris dimulai selama periode janin dan berlanjut

setelah lahir. Sinus maksilaris merupakan sinus paranasal yang pertama terbentuk dan

pertumbuhan berhenti di sekitar usia 20 tahun dengan erupsinya molar tiga. Dengan

selesainya fase erupsi gigi permanen, perkembangan sinus maksilaris menjadi

sempurna. 1,2

Secara anatomis, letaknya dinding inferior sinus maksilaris adalah

berdasarkan ukuran sinus maksilaris dan terdapat tiga gigi yang memiliki posisi dekat

dengan lantai sinus, yaitu premolar dua (P2)maksila, gigi molar satu (M1) maksila,

dan molar dua maksila (M2). Posisi akar molar satu maksila terletak sangat dekat

dengan dinding inferior sinus maksilaris. Apikal gigi molar dua (terutama akar

mesio-bukal), kemudian apikal molar satu (terutama akar mesio-bukal), molar tiga, premolar dua

dan premolar satu merupakan rangkaian urutan terdekatnya jarak apikal gigi yang

letaknya terdekat ke dinding sinus maksilaris.1

Menurut penelitian V.Nimigean (2008) dkkdilihat dari CT-scan, molar dua

(93.9%) memiliki posisi paling dekat dengan antral (titik terendah dari lantai sinus

tersebut), hal ini menunjukkan dekatnya hubungan erat dengan lantai sinus

maksilaris.3Menurut penelitian yang dilakukan oleh JuangYH (2012) yang

menggunakan cone beam computered tomography(CBCT) hubungan jarak antara

akar molar dan lantai sinus maksilaris berbeda antara akar bukal dan akar palatal.

Posisi akar yang paling sering menonjol ke dalam sinus maksilaris adalah akar bukal

gigi molar. Akar palatalM1yang paling sering terlihat terproyeksi secara lateral

sepanjang sinus maksilaris. Letak akar yang paling sering terlihat di posisi yang

terpisah dari dinding sinus maksilaris adalah akar dari palatal M2.4Hubungan lokasi

ini mempersulit tindakan pada area tersebut, sehingga pendekatan dilakukan dari arah

palatal. Walaupun akar bukal berada paling dekat dengan dinding sinus maksilaris,

(2)

xiv

namun aksesnya lebih mudah dibandingkan dari akar palatal dan pada kebanyakan

kasus tidak menimbulkan perforasi pada sinus maksilaris.Menurut penelitian yang

telah dilakukan oleh Hussein ZA dkk (2013) jarak diantara dinding inferior sinus

maksilaris dengan akar gigi premolar1 menunjukkan jarak yang terpanjang sedangkan

yang terdekat adalah pada gigi molar 2 akar mesiobukal.5

Morfometrik merupakansuatu cara pengukuran panjang dari morfologi

anatomi, dalam penelitian ini pengukuran jarak dilakukan diantara morfologi anatomi

apikal akar gigi dan dinding inferior sinus maksilaris. Hubungan penetrasi dan jarak

apikal akar gigi dentosinusal adalah faktor yang sangat penting dalam operasi

implantasi yang diterapkan segera setelah prosedur ekstraksi, apabila prosedur

pencabutan gigi atau pembedahan endodontik dilakukan ada kemungkinan terjadi

pembentukan fistula oroantral atau perubahan posisi akar yang dapat menyebabkan

protrusi ke dalam sinus maksilaris.6

Hubungan dinding sinus dengan akar gigi geligi posterior dapat dilihat

dengan berbagai radiografi, CBCT dan CT-scan memberikan hasil radiografi 3

dimensi yang sangat bagus, namun biaya dan dosisnya lebih besar, oleh karena itu

peneliti ingin melakukan penelitian menggunakan radiografi panoramik yang

memiliki, dosis radiasi yang lebih kecil dan biayanya lebih murah.Hubungan, posisi,

dan jarak antara sinus maksilaris dan akar gigi adalah penting untuk dijadikan sebagai

acuan dalam melakukan perawataan gigi misalnya untuk menghindari terjadinya

sinusitis yang terjadi akibat dari infeksi periapikal atau periodontal ataupun terjadi

perforasi iotrogenik pada dinding inferior sinus maksilaris.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas peneliti tertarik untuk

mengetahui posisi dan jarak dinding inferior sinus maksilaris dengan gigi geligi

posterior pada mahasiswa suku India dari usia 20-25 tahun di FKG USU (Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas sumatera utara), ditinjau secara radiografi panoramik.

(3)

xv 1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian diatas, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut:

Berapakah jarak rata-rata serta bagaimana klasifikasi diantara apikalakar gigi

maksila premolar satu (P1), premolar dua (P2), molar satu (M1) dan molar dua (M2)

dengan dinding inferior sinus maksilarispada mahsiswa suku India usia 20-25 tahun

di FKG USU ditinjau dari radiografi panoramik.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jarak dan klasifikasi diantara apikal

gigi maksilapremolar satu (P1), premolar dua (P2), molar satu (M1) dan molar dua

(M2) dengan dinding sinus maksilaris pada mahasiswa suku India FKG USU pada

usia 20-25 tahun ditinjau dariradiografipanoramik.

1.4 Manfaat Penelitian

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai jarak dan kalsifikasi diantara apikal akar gigi premolar satu, premolar dua,

molar satu, molar dua maksila dengan dinding inferior sinus maksilaris.

Secara aplikatif diharapkan dengan mengetahui jarak dan klasifikasi gigi

geligi dengandinding sinus maksilaris, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

tuntunan bagidokter gigi sewaktu melakukan perawataan yang berkaitan dengan

endodontik, pencabutan dan pemasangan implant yang bermanfaat dalam mencegah

perforasi selama melakukan perawatan.

Referensi

Dokumen terkait

Permainan kucing-kucingan dimainkan oleh semua anak laki-laki sedangkan permainan bola bekel dimainkan oleh semua anak

adalah hasil karya saya sendiri yang belum pernah dipublikasikan baik secara keseluruhan maupun sebagian, dalam bentuk jurnal, working paper atau bentuk

Tukarlah uang berikut dengan berbagai pecahan yang nilainya sama7. Bentuk kelompok sesuai

Capaian Program Jumlah ketersediaan cakupan (jenis) sarana dan prasarana perkantoran/aparatur secara memadai dan sesuai dengan

Memiliki pengetahuan tentang perbuatan pidana, dasar pengenaan pidana, hubungan kausal suatu perbuatan pidana serta batas berlakunya hukum pidana.. Memiliki pengetahuan

DESIGN OF A FREE AND OPEN SOURCE DATA PROCESSING, ARCHIVING, AND DISTRIBUTION SUBSYSTEM FOR THE GROUND RECEIVING STATION OF THE.. PHILIPPINE SCIENTIFIC EARTH

[r]

181.824.000,00 (Seratus delapan puluh satu juta delapan ratus dua puluh empat ribu rupiah) yang dibiayai Dana PNBP Tahun Anggaran 2014 dengan ini diumumkan bahwa sebagai