• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Hukum Internasional dan Hukum Nasional Indonesia atas Konsep Pembangunan Berkelanjutan dan Relevansinya dengan UNEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aspek Hukum Internasional dan Hukum Nasional Indonesia atas Konsep Pembangunan Berkelanjutan dan Relevansinya dengan UNEP"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Masalah lingkungan semakin lama semakin besar, meluas dan serius.

Ibarat bola salju yang menggelinding, semakin lama semakin besar. Persoalannya

bukan hanya bersifat lokal atau atau translokal, tetapi regional, nasional,

trans-nasional, dan global. Pada mulanya, masalah lingkungan hidup merupakan

masalah alami, yakni peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai bagian dari proses

natural. Proses natural ini terjadi tanpa menimbulkan akibat yang berarti bagi tata

lingkungan itu sendiri dan dapat pulih kembali secara alami (homeostasi).

Banyaknya kasus lingkungan beserta akibatnya yang terjadi di berbagai

belahan dunia, termasuk Indonesia, membuktikan bahwa apa yang diperingatkan

oleh Rachel Carson pada tahun 1962 dalam bukunya “The Silent Spring”, menjadi

kenyataan3

Kematian yang sekonyong-konyong tidak dapat diterangkan penyebabnya,

terjadi tidak hanya terhadap orang-orang dewasa saja, namun terjadi juga pada

anak-anak yang tiba-tiba menjadi sakit waktu bermain dan meninggal dalam . Dalam Bab I bukunya itu, Carson bercerita tentang hari depan, antara

lain penyakit misterius yang telah menyerang ayam, sapi dan domba,

hewan-hewan tersebut sakit dan mati. Dalam bukunya itu, Carson menyatakan bahwa

penyakit misterius telah menyerang binatang dan manusia. Dimana-mana terdapat

bayangan kematian, para petani bicara tentang banyaknya penyakit dalam

keluarga mereka, demikian pula para dokter menghadapi teka-teki penyakit baru

yang timbul diantara para pasiennya.

3

(2)

beberapa jam saja. Walaupun pada awalnya cerita Carson ini mendapat tantangan

terutama dari kalangan industri kimia, mereka mengeluarkan dana cukup besar

sebanyak $250.000 digunakan sebagai dana kampanye untuk membuktikan bahwa

Carson adalah seorang dungu yang histeris. Namun, ada pula pihak yang

terinspirasi akibat cerita Carson tersebut4

Pernyataan Carson dalam buku tersebut merupakan “Peringatan” tentang

bahaya yang luar biasa akibat penggunaan insektisida baik terhadap manusia

maupun makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, buku ini mendapat perhatian

yang amat luas. Terlepas dari banyaknya pro-kontra terhadap pernyataan tersebut,

buku Carson telah membuka mata, pemikiran, serta perhatian masyarakat dunia

terhadap masalah lingkungan. Vittachi bahkan berpendapat, bahwa peringatan

Rachel Carson dalam bukunya tersebut merupakan pemikiran yang pertama kali

menyadarkan manusia mengenai lingkungan hidup .

Tak lama setelah terbitnya buku tersebut, dunia dikejutkan oleh suatu

penyakit misterius yang menjangkiti masyarakat sekitar teluk Minamata di

Jepang, disusul dengan berjangkitnya penyakit mematikan yang disebut dengan

itai-itai. Dengan munculnya penyakit yang aneh dan misterius di Jepang tersebut,

membuktikan bahwa tulisan Carson ini bukan sekedar fiktif-imajinatif melainkan

suatu kenyataan yang telah menimpa umat manusia di berbagai belahan bumi.

5

4 Rachel Carson, Silent Spring, Fawceet Publica tion, Inc, Greenwich Conn, 1962, Hal

261-262, dalam Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan dalam

Proses Pembangunan Hukum Nasional Indonesia, Disertasi, 1987, hal 30. 5

Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional, Surabaya, Universitas Airlangga Press, 2000, Hlm. 27-28

. Kini apa yang diperingatkan

Carson telah menjadi kenyataan. Masalah lingkungan telah terjadi dimana-mana,

baik pada tataran global, regional, maupun nasional, baik di negara maju maupun

(3)

Masalah lingkungan tidak lagi dapat dikatakan sebagai masalah yang

semata-mata bersifat alami, karena manusia memberikan faktor penyebab yang

sangat signifikan terhadap peristiwa-peristiwa lingkungan. Tidak dapat disangkal

bahwa masalah-masalah lingkungan yang lahir dan berkembang karena faktor

manusia jauh lebih besar dan rumit di bandingkan faktor alam itu sendiri6

Selanjutnya diadakanlah Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup

Manusia yang diselenggarakan di Stockholm pada tanggal 5-16 Juni 1972, diikuti . Salah

satu masalah lingkungan di dunia, masalah Pembangunan Berkelanjutan.

Perhatian terhadap masalah lingkungan hidup ini dimulai di kalangan

Dewan Keamanan dan Sosial PBB pada waktu di adakan peninjauan terhadap

hasil-hasil gerakan “Dasawarsa Pembangunan Dunia ke-1 (1960-1970)” guna

merumuskan strategi “Dasawarsa Pembangunan Dunia ke-2 (1970-1980)”. Dalam

laporannya, Sekretaris Jenderal PBB menyatakan betapa mutlak perlunya

dikembangkan sikap dan tanggapan baru terhadap lingkungan hidup. Maksud

untuk menangani masalah-masalah lingkungan hidup itu adalah demi

pertumbuhan ekonomi dan sosial, khususnya mengenai perencanaan, pengelolaan,

dan pengawasan.

Bertepatan dengan di umumkannya “Strategi Pembangunan Internasional”

bagi Dasawarsa Pembangunan Dunia ke-2 (The Second UN-Development

Decade), yang dimulai pada tanggal 1 Juni 1970, Sidang Umum PBB menyerukan untuk meningkatkan usaha dan tindakan nasional serta internasional guna

menanggulangi proses kemerosotan kualitas lingkungan hidup, agar dapat

diselamatkan keseimbangan dan keserasian ekologis, demi kelangsungan hidup

manusia.

6

(4)

oleh 113 Negara dan 21 organisasi PBB, 16 Organisasi antar pemerintah, 258

LSM dari berbagai Negara. Uni Soviet dan Negara-Negara Eropa Timur telah

memboikot Konferensi ini sebagai protes terhadap ketentuan yang menyebabkan

beberapa Negara tidak di undang dengan kedudukan yang sama dengan

peserta-peserta lain, seperti Republik Demokrasi Jerman.

Konferensi ini membahas keprihatinan terhadap masalah-masalah

lingkungan yang dirasakan semakin menjadi masalah di berbagai belahan dunia.

Satu pihak terdapat sejumlah manusia di berbagai negara yang menderita

kemiskinan dan keterbelakangan sehingga mempengaruhi lingkungan hidupnya,

sementara di pihak lain, negara-negara berpacu mengejar pembangunan dan

kemajuan, yang memaksa lingkungan hidup menjadi rusak dengan berbagai

dimensinya7

1. Deklarasi tentang Lingkungan Hidup Manusia, terdiri atas : Preamble

dan 26 asas yang lazim disebut Deklarasi Stockholm ; .

Pada akhir sidang, yaitu pada tanggal 16 Juni 1972, Konferensi

mengesahkan hasil-hasilnya, berupa :

2. Rencana Aksi Lingkungan Hidup Manusia (Action Plan), terdiri dari

109 rekomendasi termasuk didalamnya 18 rekomendasi tentang

Perencanaan dan Pengelolaan Pemukiman Manusia ;

3. Rekomendasi tentang kelembagaan dan keuangan yang menunjang

pelaksanaan Rencana Aksi tersebut di atas, terdiri dari :

a. Dewan Pengurus (Governing Council) Program Lingkungan Hidup

(UN Environment Programme) ;

b. Sekretariat, yang dikepalai oleh seorang Direktur Eksekutif ;

7

(5)

c. Dana Lingkungan Hidup ;

d. Badan Koordinasi Lingkungan Hidup8

Konferensi ini telah berhasil melahirkan Deklarasi yang mewujudkan

kesepakatan masyarakat internasional dalam menangani masalah lingkungan

hidup, dan mengembangkan hukum lingkungan hidup pada tingkat nasional,

regional, maupun internasional. Deklarasi ini mengakui hak asasi manusia untuk

menikmati lingkungan yang baik dan sehat, serta membebankan kewajiban untuk

memelihara lingkungan hidup dan sumber kekayaan alam sehingga dapat

menikmati oleh generasi-generasi yang akan datang .

9

Konferensi tersebut kemudian menimbulkan suatu konsep pembangunan

berkelanjutan dan pembangunan berwawasan lingkungan. Keduanya menekankan

pada pentingnya keberlangsungan kelestarian antara manusia, sumber daya dan

lingkungan dalam pembangunan. Kemudian timbulnya pandangan yang

berkembang yang berpendapat bahwa antara pembangunan dan lingkungan adalah

sesuatu yang sangat bertentangan dimana lingkungan hidup akan dapat

menghambat pembangunan, sebaliknya pembangunan akan merusak lingkungan

hidup

.

10

Hasil dari Konferensi PBB mengenai Lingkungan Hidup di Swedia pada

tahun 1972, ternyata tidak membawa lingkungan makin baik, malahan lingkungan

semakin parah. Walaupun kerja keras UNEP telah membawa hasil yang

maksimal, yaitu memacu pembangunan di Negara maju dan Negara berkembang,

keberhasilan pembangunan tersebut membawa dampak berupa terancamnya

kehidupan manusia dari hujan asam, lautan yang semakin kotor, udara yang .

8 Syahrul Machmud, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Edisi Kedua, Graha ilmu,

Yogyakarta, 2012 Hlm. 28

9

(6)

semakin tercemar, tanah yang semakin tandus, dan banyak jenis binatang dan

tumbuh-tumbuhan yang semakin punah. Disatu pihak ada kemajuan, dipihak lain

ditemukan kerusakan lingkungan yang serius mengganggu kehidupan manusia

dan kelangsungan pembangunan itu sendiri.

Menyadari semakin parahnya masalah lingkungan hidup di dunia dan

bertepatan dengan diperingatinya 10 tahun Konferensi PBB mengenai lingkungan

hidup, maka dalam pertemuan wakil-wakil pemerintah dalam Government

Council UNEP tahun 1982, mereka merasa perlu melakukan intropeksi, melakukan kajian ulang bagaimana sebaiknya arah pembangunan ini

disempurnakan. Dalam pertemuan itu pula diusulkan agar dibentuk sebuah

Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan WCED11

Pertemuan Ad Hoc tersebut diadakan untuk membuat kerangka, metode,

dan program, yang meliputi upaya-upaya tingkat Internasional, Regional, dan . Dengan suatu

Resolusi Khusus, Konferensi menetapkan tanggal 5 Juni sebagai “Hari

Lingkungan Hidup Sedunia”.

Adanya Deklarasi Stockholm ini, perkembangan Hukum Lingkungan telah

memperoleh dorongan yang kuat, baik pada taraf Internasional, Regional, maupun

Nasional. Keuntungan yang tidak sedikit adalah mulai tumbuhnya kesatuan

pengertian dan bahasa di antara para ahli hukum dengan menggunakan Deklarasi

Stockholm ini sebagai referensi bersama. Kemajuan lebih lanjut diperoleh dengan

diadakannya Ad Hoc Meeting of Senior Government Officials Expert in

Environmental Law di Montev Deo, Uruguay, pada tanggal 28 Oktober sampai dengan 6 November 1981. Pertemuan Internasional dalam bidang Hukum

Lingkungan ini adalah untuk pertama kalinya diadakan.

11

(7)

Nasional, guna pengembangan serta peninjauan belaka Hukum Lingkungan dan

guna memberi sumbangan kepada persiapan dan pelaksanaan komponen Hukum

Lingkungan dalam UNEP. Pertemuan tersebut telah menghasilkan kesimpulan

dan rekomendasinya yang sangat berarti bagi perkembangan Hukum Lingkungan.

Perkembangan terbaru dalam pengembangan kebijaksanaan lingkungan hidup

didorong oleh hasil kerja World Commission on Environment and Development,

disingkat dengan WCED.

WCED dibentuk PBB untuk memenuhi keputusan sidang Umum PBB

pada Desember 1983 dan dipimpin oleh Nyonya Gro Harlem Brundtland dari

Norwegia dan Dr. Mansour Khalid dari Sudan. Keanggotaan WCED mencakup

pemuka-pemuka dari Zimbabwe, Jerman Barat, Hongaria, Jepang, Guyana,

Amerika Serikat, Republik Rakyat Cina, India, Kanada, Kolumbia, Saudi Arabia,

Italia, Mexico, Brazilia, Aljazair, Nigeria, Yugoslavia, dan Indonesia12

Dalam melaksanakan tugasnya, WCED diminta untuk bertukar pikiran

dengan masyarakat ilmuan, kalangan pecinta lingkungan, kalangan pembentuk

opini, kalangan generasi muda yang bergerak di bidang lingkungan, dan mereka

yang berminat dengan pembangunan berwawasan lingkungan (Pembangunan

Berkelanjutan). Begitu pula diharapkan pandangan Pemerintah, khususnya

melalui Governing Council UNEP, para pemimpin Nasional, formal dan informal

serta tokoh-tokoh internasional. WCED diharapkan pula meningkatkan hubungan

dengan badan-badan antar pemerintah diluar sistem PBB. WCED telah

memberikan laporannya pada tahun 1987 yang diberi judul Our Common Future,

yang memuat banyak rekomendasi khusus untuk perubahan institusional dan .

12

(8)

perubahan hukum13

B. Perumusan Masalah

. Masalah pembangunan Berkelanjutan juga tidak lepas dari

negara berkembang, oleh karena itu di Indonesia aturan hukum dalam hukum

lingkungan di atur dalam UUD RI 1945, dan UU No. 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana Pengaturan Hukum Internasional tentang Pembangunan

Berkelanjutan ?

2. Bagaimana Kewenangan UNEP dalam melaksanakan Program

Pembangunan Berkelanjutan yang di atur dalam Hukum Internasional?

3. Bagaimana Pengaturan Hukum Nasional tentang Pembangunan

Berkelanjutan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui Pengaturan Pembangunan Berkelanjutan dalam

Hukum Internasional.

b. Untuk mengetahui kewenangan-kewenangan UNEP dalam

melaksanakan program Pembangunan Berkelanjutan yang di atur

dalam Hukum Internasional.

c. Untuk mengetahui pengaturan Pembangunan Berkelanjutan di

lingkungan Nasional.

13

(9)

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian skripsi ini adalah sebagai

berikut:

a. Manfaat secara Teoritis

Pembahasan tentang masalah yang telah di rumuskan dapat menambah

bahan pustaka di bidang lingkungan khususnya mengenai aturan

hukum Pembangunan Berkelanjutan dan dapat dijadikan sebagai dasar

bagi penelitian yang subjeknya dalam bidang yang sama.

b. Manfaat secara Praktis

Pembahasan tentang masalah yang telah di angkat diharapkan dapat

memberikan pengetahuan yang berguna bagi masyarakat mengenai isu

Pembangunan Berkelanjutan yang sudah berkembang di dunia

Internasional, bagaimana Hukum Internasional itu sendiri secara

dinamis mengatur masalah yang timbul terkait Pembangunan

Berkelanjutan, dan bagaimana Kewenangan dari UNEP dan bagaimana

Hukum Nasional Indonesia mengatur masalah lingkungan, khususnya

masalah Pembangunan Berkelanjutan.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan atau landasan serta

informasi kepada masyarakat Internasional dan khususnya kepada

masyarakat Indonesia mengenai Konsep Pembangunan Berkelanjutan.

Serta sebagai tugas akhir untuk memenuhi syarat-syarat memenuhi

gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

D. Keaslian Penelitian

Adapun judul tulisan ini adalah “Aspek Hukum Internasional dan

(10)

Relevansinya dengan UNEP”merupakan tulisan yang masih baru dan belum ada

tulisan lain dalam bentuk skripsi yang membahas tentang masalah ini.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara, judul skripsi ini belum pernah ditulis dan diteliti dalam bentuk

yang sama dengan judul skripsi Mahasiswa Fakultas Hukum USU. Maka

penelitian skripsi ini masih orisinil dan dapat di pertanggungjawabkan secara

ilmiah.

E. Tinjauan Kepustakaan

Untuk menghindari kesalah pahaman istilah, maka di berikan batasan

pengertian sebagai berikut:

Mochtar Kusumaatmadja menyatakan bahwa Hukum Internasional ialah

keseluruhan kaidah atas asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang

melintasi batas Negara antara :

a. Negara dengan Negara

b. Negara dengan subjek hukum lain bukan Negara dan subjek hukum

bukan Negara satu sama lain14

Sebagai salah satu cabang dari Hukum Internasional, maka Hukum

Lingkungan Internasional dapat di artikan sebagai keseluruhan kaidah dan asas

yang mengatur hubungan atau persoalan yang berkaitan dengan lingkungan hidup

yang melintasi Batas Negara antara Negara dengan Negara maupun antara Negara

dengan Subjek Hukum Bukan Negara. Hukum Nasional adalah peraturan hukum

yang berlaku di suatu Negara yang terdiri dari prinsip-prinsip serta peraturan yang

14

(11)

harus di taati oleh masyarakat pada suatu Negara. Hukum Nasional juga

merupakan sistem hukum yang telah ada. Hukum Nasional di Indonesia adalah

hukum yang terdiri dari campuran Sistem Hukum Agama, Hukum Eropa, dan

Hukum Adat.

Pembangunan Berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi

kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan

datang dalam memenuhi kebutuhannya15

a. Pemeliharaan hasil-hasil yang dicapai secara berkelanjutan atas sumber

daya yang dapat diperbaharui ;

. Istilah pembangunan Berkelanjutan kini

telah menjadi konsep yang bersifat Subtle Infiltration, mulai dari

perjanjian-perjanjian internasional, dalam implementasi nasional dan peraturan

perundang-undangan. Susan Smith mengartikan Sustainable Development sebagai

meningkatkan mutu hidup generasi kini dengan mencadangkan modal/sumber

alam bagi generasi mendatang. Menurutnya, dengan cara ini dapat dicapai empat

hal :

b. Melestarikan dan menggantikan sumber alam yang bersifat jenuh.

c. Pemeliharaan sistem-sistem pendukung ekologis;

d. Pemeliharaan atas keanekaragaman hayati16

Menurut Brundtland Report dari PBB, pembangunan berkelanjutan adalah

proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dan sebagainya) yang

berprinsip “Memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan

kebutuhan generasi masa depan”. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk

mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki ;

15 N.H.T. Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Erlangga, Cetakan

Kedua, Jakarta, 2004, hlm. 147

16

Paul Stein dan Susan Smith, Incorporating Sustainablility Principles in Legislation,

(12)

kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan

ekonomi dan keadilan sosial17

Maka dalam UUPPLH 2009 aspek pembangunan berwawasan lingkungan

di tekankan dengan perspektif berkelanjutan, yakni bukan hanya demi kehidupan

sekarang tetapi juga menjamin kemampuan, kesejahteraan dan kualitas hidup .

Deklarasi Universal Keberagaman Budaya “Pembangunan tidak hanya

dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk

mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual”. Menurut Marlina

(2009) mengatakan pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada

isu-isu lingkungan. Lebih luas dari itu, pembangunan berkelanjutan mencakup

tiga lingkup kebijakan: Pembangunan Ekonomi, Pembangunan Sosial dan

Perlindungan Lingkungan (selanjutnya disebut 3 Pilar Pembangunan

Berkelanjutan).

Deklarasi Lingkungan, baik Deklarasi Stockholm 1972 maupun Deklarasi

Rio 1992, masing-masing telah mencoba mengkomodir kedua kepentingan

tersebut di atas dengan apa yang di sebut dengan Pembangunan Berkelanjutan.

Pembangunan berkelanjutan dijelaskan sebagai upaya-upaya mencapai

kesejahteraan tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk

mencapai kesejahteraannya (Prinsip 1 Dan 3 Deklarasi Rio).Hal yang perlu di

sadari pada Pembangunan Berkelanjutan adalah bahwa pembangunan merupakan

faktor penting mencapai tingkat kesejahteraan, tetapi di dalam upaya-upaya

demikian penting di perhatikan prinsip-prinsip yang bersifat menuju ke depan

supaya tidak merugikan kepentingan generasi mendatang.

(13)

generasi mendatang. Jaminan demikian di tekankan di dalam Pembangunan

Berkelanjutan.

Pada UUPPLH 2009 dengan merumuskannya sebagai pembangunan

berkelanjutan (UUPPLH 2009 : Pasal 1 (3) secara lengkap menyatakan:

“Pembangunan berkelanjutan upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek

lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk

menjamin keutuhan lingkungan hidup, serta keselamatan, kemampuan,

kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan18

UNEP pada prinsipnya tidak hanya beroperasi di dalam sistem PBB, tetapi

juga secara mandiri dengan organisasi multinasional atau transnasional yang .

Salah satu rekomendasi Konferensi Stockholm adalah Pembentukan

Governing Council For Environmental Programme. Rekomendasi tersebut dipertimbangkan di sidang umum PBB ke-27 yang menyetujui persiapan

pembentukan kelembagaan dan keuangan bagi UNEP. Sidang Umum PBB

menetapkan lokasi Environment Secretariat di salah satu Negara berkembang dan

memutuskan penempatannya di Nairobi, Kenya.

Pada bulan Januari 1973, UNEP memulai kegiatannya, semula berpusat di

Geneva, kemudian di Nairobi, Kenya. UNEP juga merupakan organisasi dunia

dari PBB yang pertama di pusatkan di Negara berkembang. UNEP merupakan

badan baru dari PBB, dalam pengertian konsepsi operasional dan struktur

organisasinya. Kegiatan UNEP tidak bersifat menyelesaikan masalah lingkungan

atau membiayai badan lain untuk tugas tersebut. Usahanya lebih bersifat

menggerakkan dunia untuk bertindak, dalam arti berupaya agar dunia bekerja atas

kemampuan sendiri.

(14)

berhubungan dengan pembangunan berkelanjutan dan kerjasama ekonomi,

perdagangan, industri, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Pada tingkat Nasional,

UNEP bekerja sama dengan pemerintah untuk membantu menjamin keputusan

yang di ambil mengenai masalah lingkungan dari Negara-negara yang

bersangkutan, dan dalam perencanaan pembangunan nasional. Disamping itu,

pada tingkat yang lebih bawah, UNEP berusaha memberi motivasi dan

berkomunikasi melalui kegiatan penerangannya, melalui sistem penerangan PBB

dan melalui NGO’S (Non Governmental Organizations) sedunia.

Pada saat pembentukan UNEP, terdapat instruksi khusus dari Majelis

Umum, bahwa NGO’S dimanfaatkan untuk menyebarkan tanggungjawab

terhadap perlindungan, dan konservasi lingkungan kepada seluruh lapisan

masyarakat, pengusaha, pemerintah daerah, dan institusi kedaerahan lainnya.

Dalam hubungannya dengan pengelolaan lingkungan, UNEP juga membantu

pengembangan teknik dan sarana untuk memperhitungkan pertimbangan

lingkungan ke dalam pembangunan, pengambilan keputusan di bidang sosial dan

ekonomi.

Puncak kegiatan UNEP dilaksankan pada sidang Governing Council pada

tanggal 20 Mei-2 Juni 1982 di Nairobi yang telah menerima Deklarasi Nairobi

yang terdiri atas 10 butir pokok pikiran sebagai tindak lanjut dari pertemuan

sedunia untuk memperingati 10 tahun Konferensi Stockholm, tanggal 10-18 Mei

1982 di Nairobi. Dalam memasuki The Second Environment Decade (1982-1992),

Deklarasi Nairobi mengemukakan tentang perlunya upaya melindungi dan

memajukan lingkungan hidup pada tahap global, regional, dan nasional19

19

Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional, Airlangga University Press, Cetakan Ketiga, Surabaya, 2005, hlm 35-38.

(15)

F. Metode Penelitian

Pengertian metode dapat di katakan berbagai proses, prinsip-prinsip dan

tata cara memecahkan suatu masalah. Sedangkan penelitian adalah pemeriksaan

secara hati-hati, tekun dan tuntas terhadap suatu gejala untuk menambah

pengetahuan manusia, maka metode penelitian dapat diartikan sebagai proses

prinsip-prinsip dan tata cara untuk mencegah masalah yang dihadapi dalam

melakukan penelitian. Menurut Sutrisno Hadi, metode penelitian merupakan

penelitian yang menyajikan bagaimana caranya atau langkah-langkah yang harus

diambil dalam suatu penelitian secara sistematis dan logis sehingga dapat di

pertanggungjawabkan kebenarannya.

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian Hukum Normatif.

Metode Penelitian Hukum Normatif digunakan untuk meneliti Norma Hukum

Internasional yang berkaitan dengan masalah Lingkungan Hidup, Khususnya

Masalah Pembangunan Berkelanjutan. Dalam suatu penelitian guna menemukan

dan mengembangkan kejelasan dari sebuah pengetahuan maka diperlukan metode

penelitian. Dengan menggunakan metode penelitian akan memberikan kemudahan

dalam mencapai tujuan dari peneliti. Dalam tulisan ini digunakan metode sebagai

berikut:

a. Tipe penelitian

Soerjono Soekanto berpendapat bahwa penelitian hukum dapat di bagi

dalam20

1. Penelitian Hukum Normatif, yang terdiri dari : :

a. Penelitian terhadap Asas-Asas Hukum

b. Penelitian terhadap Sistematika Hukum

20

(16)

c. Penelitian terhadap Taraf Sinkronisasi Hukum

2. Penelitian Hukum Sosiologis atau Empiris, yang terdiri dari :

a. Penelitian terhadap Identifikasi Hukum

b. Penelitian terhadap Efektifitas Hukum

b. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian hukum umumnya sumber data di bedakan antara data

primer dan data sekunder yang dari kekuatan mengikatnya dapat di

golongkan dalam21

1. Data Primer, yaitu data-data hukum yang di peroleh secara

langsung dari masyarakat. :

2. Data Sekunder, yaitu data yang di peroleh dari bahan-bahan

pustaka.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data

sekunder, yang terdiri dari 22

1. Bahan Hukum Primer berupa produk-produk hukum berupa

peraturan perundang-undangan, yang dalam hal ini berupa

konvensi hukum internasional, deklarasi, maupun protocol. :

2. Bahan Hukum Sekunder berupa bahan acuan yang bersumber dari

buku-buku, surat kabar, media internet, serta media massa lainnya

yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

3. bahan Hukum Tersier berupa bahan-bahan yang member petunjuk

maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder,

berupa kamus dan sebagainya.

21Lexy. J. Moleong, Metodologi Analisis Data, Rosda, Jakarta, 2005, hal 64 22

(17)

Cara mendapatkan Data Sekunder adalah dengan melakukan penelitian

kepustakaan (library research). Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

studi dokumen dimana selanjutnya dilakukan analisis dengan mengumpulkan

fakta-fakta yang di dapat dari studi kepustakaan sebagai acuan umum dan

kemudian disusun secara sistematis dan selanjutnya di analisis untuk mencapai

kejelasan masalah yang dimaksud berdasarkan bahan-bahan hukum yang telah

dikumpulkan.

Metode berpikir yang digunakan adalah metode berpikir Deduktif (cara

berpikir dalam penarikan kesimpulan yang ditarik dari sesuatu yang sifatnya

umum yang sudah dibuktikan kebenarannya dan kesimpulan itu ditujukan untuk

sesuatu yang sifatnya khusus). Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah

jenis penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian untuk memberikan data

yang seteliti mungkin tentang suatu gejala atau fenomena, dalam hal ini adalah

konsep “Aspek Hukum Internasional dan Hukum Nasional Indonesia atas Konsep

Pembangunan Berkelanjutan dan Relevansinya dengan UNEP”.

G. Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian atau gambaran isi yang dimaksud adalah

mengemukakan garis-garis besar dari uraian skripsi. Secara garis besar

pembahasan skripsi ini akan dibagi dalam 5 (lima) Bab. Setiap Bab menguraikan

masalah-masalah tersendiri secara sistematis dan berhubungan antara satu Bab

dengan Bab lainnya. Masing-masing Bab dibagi lagi dalam Sub Bab sesuai

(18)

Dengan pembagian tersebut, diharapkan akan mempermudah pemahaman

pembaca untuk mengetahui inti pembahasan secara keseluruhan. Sistematika

penelitian skripsi ini, yaitu:

BAB I Merupakan Bab pendahuluan yang membahas mengenai latar

belakang pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, keaslian penelitian, metode penelitian, dan

sistematika penelitian.

BAB II Menerangkan mengenai Pembangunan Berkelanjutan Lingkungan

Internasional yang terdiri dari Konsep Pembangunan

Berkelanjutan, Dimensi Hukum Tanggungjawab Negara terhadap

Pembangunan Berkelanjutan dan Pengaturan Hukum Internasional

mengenai Pembangunan Berkelanjutan.

BAB III Menguraikan tentang konsep Peranan dan Prinsip-prinsip UNEP

dalam Pembangunan Berkelanjutan, Tindak lanjut Konferensi

Tingkat Tinggi Pembangunan Berkelanjutan dan menguraikan

tentang Kewenangan UNEP dalam melakukan Program

Pembangunan Berkelanjutan dalam Instrumen Hukum

Internasional.

BAB IV Menguraikan tentang Kebijakan-Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan di Indonesia serta Peran Hukum dalam

(19)

Berkelanjutan di Indonesia, dan mengenai Pengaturan Hukum

Nasional tentang Pembangunan Berkelanjutan.

BAB V Menguraikan Kesimpulan dan Saran dari Hasil Penelitian Skripsi

tentang Aspek Hukum Internasional dan Hukum Nasional

Indonesia atas Konsep Pembangunan Berkelanjutan dan

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh UMKM untuk memberikan informasi usahanya sebagai salah satu pertimbangan

pertanyaan berikut berdasarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya dengan memberi tickmark (v) pada tempat yang telah

Produk motor Cina memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan motor Jepang, sehingga memiliki daya tarik bagi konsumen untuk membeli motor Cina. Keunggulannya

Analisis pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan 2 model, yaitu model pengaruh kepemimpinan kepala sekolah yang mempengaruhi komitmen kerja melalui motivasi kerja guru

dapat memberikan informasi strategik yang dapat mendukung proses evaluasi dan perencanaan akademik di bidang akademik kemahasiswaan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen dalam

Biaya total adalah penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan pengolah ikan asin untuk satu kali proses produksi.. Jumlah biaya yang terserap dalam

Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar Halaman rumah Rita selalu bersih Tak ada sampah di situ.. Halaman selalu dibersihkan Rita

 Testing Tool: Testing tool adalah perangkat lunak yang berguna untuk membuat soal-soal ujian, baik itu soal pilihan ganda, essay, matching, dll.. Untuk membuat soal-soal