• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Bidang Sosial Ekonomi Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Bidang Sosial Ekonomi Chapter III V"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkas, berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada dimasyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu (Bungin,2007:68). Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pengelolaan dana desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang sosial ekonomi.

3.2 Lokasi Penelitian

(2)

3.3 Unit Analisis dan Informan

3.3.1 Unit Analisis

Unit analisis adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subjek penelitian keseluruhan unsur yang menjadi fokus penelitian (Bungin,2007). Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah masyarakat desa Sei Sentosa Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu.

3.3.2 Informan

Informan adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian (Bungin,2007: 78). Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan subjek penelitian. Purposive sampling digunakan jika dalam pemilihan informan peneliti menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu dan kriteria-kriteria tertentu dalam pemilihan informan. Ada pun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah:

1.Kepala Desa, Bendahara Desa, BPD, serta TPK(tim pelaksana kegiatan) Dana Desa

2.Masyarakat Desa yang ikut serta didalam musrenbang

3.Masyarakat Desa yang menjadi pekerja pembangunan jalan dan parit

4. Masyarakat yang tempat tinggalnya dekat dengan jalan dan parit yang dibangun.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

(3)

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah data yang diambil dan dikumpulkan dari sumber pertama dilapangan saat peneliti melakukan kegiatan langsung ke lokasi. Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan cara : a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, kulit. Karena itu metode observasi adalah pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan (bungin,2007:118).

b. Wawancara mendalam

Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan atau yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara (bungin,2007:111). Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh pewawancara yang diharapkan menguasai dan memahami data dan informasi dari suatu objek penelitian.

c. Dokumentasi

(4)

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Skunder

Teknik pengumpulan data skunder adalah teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data primer. Teknik pengumpulan data skunder dapat dilakukan dengan metode dokumenter. Metode dokumenter adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, laporan dan sebagainya. Kumpulan data bentuk tulisan ini disebut dokumen dalam arti luas termasuk artefak, foto, tape, flashdisk, dan sebagainya. Bahan dokumen berbeda dengan literatur, yang maksudnya literatur adalah bahan-bahan yang diterbitkan baik rutin maupun berkala. Sedangkan dokumenter yaitu informasi yang disimpan atau didokumnetasikan sebagai bahan dokumenter. Beberapa jenis dokumenter antara lain: kliping, dokumen pemerintah maupun swasta, cerita roman atau cerita rakyat, data di flashdisk dan data tersimpan di website, dan lain-lain (Bungin,2007:125).

3.5 Interpretasi data

(5)

3.6 Jadwal Kegiatan

3.7 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan Penelitian adalah hambatan-hambatan yang dihadapi peneliti didalam melakukan penelitian di lapangan. Dalam hal ini peneliti mengalami hambatan-hambatan didalam melakukan penelitian antara lain: dalam melakukan wawancara mendalam terhadap informan, hal ini karena

NO Jadwal Kegiatan

Bulan Ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pra Observasi

2 ACC Judul

3 Penyusunan Laporan Penelitian

4 Seminar Proposal

5 Revisi Proposal Penelitian

6 Penelitian Lapangan

7 Pengumpulan dan Interpretasi Data

8 Bimbingan

9 Penulisan Laporan Akhir

(6)
(7)

BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian

4.1.1 Keadaan Geografis Kabupaten Labuhanbatu

Kabupaten Labuhanbatu secara geografis terletak pada kordinat antara 1º41’ - 2º44’ LU (Lintang Utara) dan 99º33 - 100º22BT (Bujur Timur) dengan ketinggian 0 – 700 meter diatas permukaan laut (dpl). Kabupaten Labuhanbatu dengan Ibukota Rantauprapat memiliki luas wilayah sebesar 2.56l,38 Kmz. Sebagai Kabupaten terluas kedua setelah Kabupaten Tapanuli Selatan. Kabupaten Labuhanbatu merupakan jalur lintas Timur Pulau Sumatera dengan jarak 285 km dari Medan, Ibukota Propinsi Sumatera Utara, 329 km dari Propinsi Riau dan 760 km dari Propinsi Sumatera Barat.

Kabupaten Labuhanbatu merupakan salah satu daerah yang berada di kawasanPantai Timur di bagian timur Provinsi Sumatera Utara. Karena luas wilayah yang begitu besar (sebelum pemekaran 9.223,18 Km² atau 922.318 Ha) maka Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2008 dimekarkan menjadi 3 Kabupaten menjadi :

 Kabupaten Labuhanbatu (kabupaten induk)

 Kabupaten Labuhanbatu Utara (berdasarkan Undang-Undang Republik

(8)

 Kabupaten Labuhanbatu Selatan (berdasarkan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Di Provinsi Sumatera Utara).

Dari pemekaran tersebut, posisi Kabupaten Labuhanbatu berada diantara Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Meskipun telah mekar, Kabupaten Labuhanbatu tetap memiliki wilayah yang bervariasi dari laut hingga bukit.

Gambar Peta Kabupaten Labuhanbatu

Saat ini secara administrasi, wilayah Kabupaten Labuhanbatu berbatasan dengan :

(9)

• Sebelah Timur dengan Propinsi Riau.

• Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan.

• Sebelah Barat dengan Kabupaten Toba Samosir dan Tapanuli Utara.

Luas daerah Kabupaten Labuhanbatu sebesar 2.56l,38 Kmz yang terdiri dari 9 Kecamatan dan 98 Desa/Kelurahan Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di kawasan Sumatera Utara. Kabupaten Labuhanbatu mempunyai kedudukan yang cukup strategis, yaitu berada pada jalur lintas timur Sumatera dan berada pada persimpangan menuju Propinsi Sumatera Barat dan Riau, yang menghubungkan pusat-pusat perkembangan wilayah di Sumatera dan Jawa serta mempunyai akses yang memadai ke luar negeri karena berbatasan langsung dengan Selat Malaka tanggal 26 Februari 2017 pukul 17.45 wib).

Kabupaten Labuhanbatu termasuk daerah yang beriklim tropis. Sehingga daerah ini memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan sedikit banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya musim.

Tabel 4.1 Nama Kecamatan danLuas Kecamatan

NO KECAMATAN LUAS

(HA)

1 Bilah Barat 20.298

2 Rantau Utara 11.247

3 Rantau Selatan 6.432

4 Bilah Hulu 29.323

(10)

6 Bilah Hilir 43.083

7 Panai Hulu 27.631

8 Panai Tengah 48.374

9 Panai Hilir 34.203

Jumlah 256.138

Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RIQJMD) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2011-2015 Dari tabel di atas dapat dilihat, wilayah Kecamatan terluas adalah Kecamatan Panai Tengah dengan luas wilayah 48.374 Ha (18,89%) dan Kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Rantau Selatan dengan luas wilayah 6.432Ha (2,51%).

4.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Panai Hulu

Kecamatan Panai Hulu merupakan salah satu Kecamatan yang berada diKabupaten Labuhanbatu. Kecamatan Panai Hulu memiliki Ibukota yang bernama Tanjung Sarang Elang. Kecamatan Panai Hulu memiliki luas 276,31 Hektar, dengan jarak 91 km menuju Kabupaten Labuhanbatu. Kecamatan Panai Hulu terdiri dari 7 desa diantaranya Desa Ajamu (Perkebunan IV Ajamu) , Desa Cinta Makmur, Desa Maranti/Meranti Paham, Desa Sei Sentosa, Desa Sei jawi-jawi, Desa Tanjung Sarang Elang, Desa Teluk Sentosa.

(11)

Menengah Kejuruan, Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah, Madrasah Sanawiyah, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Dasar, Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah dan Pendidikan Untuk Anak Usia Dini.

4.1.3 Sejarah Desa Sei Sentosa

Pada tahun 1945 Desa Sei Sentosa telah ada namun Desa ini diberi nama Desa Terjun pada masa pemerintahan bapak Sadimin, namun seiring berjalannya waktu serta berdasarkan musyawarah para orang tua yang dituakan di desa, Desa Terjun berganti nama menjadi Desa Sei Sentosa. Desa ini diberi nama Sei Sentosa dikarenakan Desa ini berdampingan dengan Desa Teluk Sentosa yang berada di daerah Teluk Sungai Barumun yang merupakan salah satu sungai terbesar yang berada di Kecamatan Panai Hulu serta dikarenakan keadaan parit sekitar desa pada saat itu memiliki lebar 4 meter dengan kedalaman 3 meter. Sebab itulah atas kesepakatan bersama Desa ini diberi nama Desa Sei Sentosa, Sei yang berarti sungai. Pada saat itu Desa Sei Sentosa masih tergabung pada Kecamatan Panai Tengah namun, pada tahun 2000 Desa Sei Sentosa terpisah dari Kecamatan Panai Tengah dan tergabung pada Kecamatan Panai Hulu di karenakan Kecamatan Panai Tengah mengalami pemekaran menjadi dua Kecamatan yakni Kecamatan Panai Tengah dan Panai Hulu.

(12)

Sentosa telah berganti kepala desa sebanyak 15 kali beserta penjabat kepala desa sementara.

Desa Sei Sentosa adalah desa yang berada di Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu. Desa ini terdiri dari 6 dusun yakni dusun I, Dusun II A, dusun II B, dusun III dan dusun IV A, dusun IV B. Desa Sei Sentosa dihuni masyarakat yang Mayoritas penduduknya bekerja sebagai wiraswasta, mayoritas penduduknya beragama muslim serta mayoritas penduduknya suku Jawa. Berikut nama-nama pangulu dan kepala Desa Sei Sentosa pada tahun 1945-2015.

Tabel 4.2 Nama-nama Pangulu dan Kepala Desa Sei Sentosa

Sumber: Profil Desa Sei Sentosa

Struktur Organisasi pemerintahan Desa Sei Sentosa Kecamatan Panai Hulu tahun 2015-2020 antara lain:

Kepala Desa : Suhardi Sekretaris Desa : Irmayani

NO NAMA MASA JABATAN KETERANGAN

1 SADIMAN 1945-1952

9 MARYAMEN 2002-2002 Penjabat Sementara

10 SAMAD 2002-2003 Penjabat Sementara

11 BIRMAN HRP 2003-2005

12 IRMAYANI HRP 2005-2006 Penjabat Sementara

13 ZAINUDDIN 2007-2013

14 IRMAYANI HRP 2013-2014 Penjabat Sementara

(13)

Kaur Pemerintahan : M Juneri Kaur Pembangunan : Suyono Kaur Keuangan : Nurliyati Kaur Kesra : Sumarti Kaur Umum : Edi Wijaya Kadus 1A : Arpin Kadus 1B : Surya Dedi Kadus 2 : Mard Junaidi Kadus 3 : Miswadi Kadus 4A : Edi Sutrisno Kadus 4B : Ribut Diyanto

(14)

4.2 Deskripsi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sei Sentosa

4.2.1 Komposisi Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Sei Sentosa

Tabel 4.3. Komposisi Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Sei Sentosa

No Jenis Pekerjaan Jumlah

1 Petani 439 jiwa

2 Wiraswasta 572 jiwa

3 Pedagang 68 jiwa

4 Pegawai Swasta 15 jiwa

5 PNS 54 jiwa

6 Pegawai Honorer 24 jiwa

7 Pegawai BUMN 34 jiwa

8 Ibu Rumah Tangga 708 jiwa

9 Pekerja Bangunan 8 jiwa

10 Pensiun 30 jiwa

11 Bidan 10 jiwa

12 Mantri 2 jiwa

13 Abri 2 jiwa

Sumber : Profil Desa Sei Sentosa Tahun 2017

(15)

4.2.2 Komposisi Agama Masyarakat Desa Sei Sentosa

Tabel 4.4. Komposisi Agama Masyarakat Desa Sei Sentosa

No Agama Jumlah

1 Islam 3244 jiwa

2 Kristen 213 jiwa

3 Budha 5 jiwa

Sumber : Profil Desa Sei Sentosa Tahun 2017

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Desa Sei Sentosa mayoritas penduduknya beragama islam dengan jumlah 3.244 jiwa kemudian diikuti agama Kristen dengan jumlah 213 jiwa dan yang paling sedikit beragama Budha dengan jumlah 5 jiwa.

4.2.3 Komposisi Pendidikan Masyarakat Desa Sei Sentosa

Tabel 4.5 Komposisi Pendidikan Masyarakat Desa Sei Sentosa

No Pendidikan Jumlah

1 Tamat SD 825 jiwa

2 Tamat SMP 649 jiwa

3 Tamat SMA 869 jiwa

4 Tamat D1 19 jiwa

5 Tamat D2 2 jiwa

6 Tamat D3 19 jiwa

7 Tamat S1 90 jiwa

8 Tamat S2 3 jiwa

(16)

Dari tabel 4.4 diatas dapat disimpulkan bahwa penduduk Desa Sei Sentosa yang pendidikannya tamat SD berjumlah 825 jiwa, tamat SMP 649 jiwa, tamat SMA 869 jiwa, tamat D1 19 jiwa, tamat D2 2 jiwa, tamat D3 19 jiwa, tamat S1 90 jiwa, tamat S2 3 jiwa, dan pelajar/mahasiswa berjumlah 872 jiwa. Kesadaran masyarakat Desa Sei Sentosa terhadap pentingnya pendidikan sudah mulai meningkat.

4.2.4 Komposisi Suku Masyarakat Desa Sei Sentosa

Tabel 4.6 Komposisi Suku Masyarakat Desa Sei Sentosa

No Suku Jumlah

1 Jawa 2399 jiwa

2 Melayu 150 jiwa

3 Batak Tapanuli 614 jiwa

4 Batak Karo 12 jiwa

Sumber : Profil Desa Sei Sentosa Tahun 2017

(17)

4.2.5 Sarana dan Prasarana Desa

Tabel 4.7 Sarana dan Prasarana Desa

No Sarana & Prasarana Jumlah 1 Masjid

Mushollah Gereja

1 4 1 2 Kantor Kepala Desa 1

3 Posyandu 4

4 Poskesdes 1

5 Balai Desa 1

6 Sekolah Paud Sekolah SD Sekolah MDTA

3 2 1 Sumber : Profil Desa Sei Sentosa Tahun 2017

(18)

4.2.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 1795 jiwa

2 Perempuan 1667 jiwa

Sumber : Profil Desa Sei Sentosa Tahun 2017

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Desa Sei Sentosa yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 1795 jiwa sedangkan penduduk Desa Sei Sentosa yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 1667 jiwa.

4.3 Profil Informan

1. Samat

(19)

2. Sumartik

Ibu sumartik merupakan salah satu masyarakat yang aktif mengikuti musrembang, informan merupakan salah satu masyarakat yang merasakan kemudahan dalam aktifitas sehari-hari setelah pembangunan jalan dan parit. Keseharian informan mengurus rumah tangga, status informan sudah menikah memiliki 3 orang anak, 1 orang berjenis kelamin perempuan dan 2 orang lainnya berjenis kelamin laki-laki, suami informan bekerja sebagai guru honor disalah satu sekolah swasta tingkat SMP yang ada diDesa Sei Sentosa. Informan tinggal diDesa Sei Sentosa tepatnya didusun II.Menurut ibu Sumartik Masyarakat berpartisipasi dalam pengelolaan Dana Desa, bentuk partisipasi masyarakat didalam proses penganggaran dan perencanaan yang di selenggarakan melalui musdes dan musrenbang, kemudian selain itu partisipasi masyarakat bisa dilihat dari pengawasan maksudnya ikut menjaga bangunan-bangunan yang dikelola dengan menggunakan Dana Desa.

3. Edi Wijaya

(20)

4. Miswadi

Bapak Miswadi merupakan salah satu kepala dusun di desa Sei Sentosa tepatnya dusun 3 informan sudah 2 tahun menjabat sebagai kepala dusun, informan juga selalu aktif mengikuti kegiatan musrembang, sebab itulah informan mengerti mengenai masalah yang akan diteliti oleh peneliti. Selain menjadi kepala dusun informan juga seorang petani dan pekerja bangunan, jika tidak ada kegiatan dikantor kepala desa informan menyempatkan untuk kesawah. Informan berusia 42 tahun dengan status sudah menikah, memiliki tiga orang anak 1 orang berjenis kelamin perempuan dan 2 orang berjenis kelamin laki-laki, istri informan seorang ibu rumah tangga. Informan tinggal diDesa Sei Sentosa tepatnya didusun III.

5. Edi

Bapak Edi Berusia 42 tahun dengan status sudah menikah serta memiliki 2 orang anak, 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan, memiliki istri yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Keseharian informan bekerja sebagai petani pekebun. Informan tinggal diDesa Sei Sentosa tepatnya didusun IV, informan merupakan masyarakat yang merasakan kemudahan-kemudahan setelah Dana Desa dikelola untuk pembangunan jalan dan parit.

6. Nurliyati

(21)

Menengah Atas yang ada di Kecamatan Panai Hulu, Informan bertempat tinggal di dusun II.

7. Suhardi

Bapak Suhardi merupakan kepala Desa Sei Sentosa yang ke 10 informan menjabat menjadi kepala desa pada tahun 2015-2020 sampai pada saat ini informan sudah menjalani 2 tahun masa jabatannya. Semasa jabatannya telah banyak perubahan yang terjadi pada Desa Sei Sentosa terutama pada infrastrukturnya. Informan berusia 50 tahun berstatus sudah menikah dan memiliki 4 orang anak.

8. Saman

Bapak Saman merupakan masyarakat yang rajin menghadiri kegiatan yang ada di Desa seperti musdes dan musrembang karena menurut informan dengan mengikuti kegiatan tersebut jadi lebih mengetahui perkembangan di desa. Informan berusia 43 tahun berstatus sudah menikah memiliki 3 orang anak yang kesemuanya berjenis kelamin laki-laki. Keseharian informan bekerja sebagai petani namun selain menjadi petani informan juga seorang tukang bangunan, informan juga ikut bekerja pada pembangunan infrastruktur Desa. 9. Irmawanto

(22)

laki-laki dan perempuan, istri informan seorang guru disalah satu Sekolah Menengah Pertama.

10. Sugiani

Keseharian informan bekerja sebagai guru honor disalah satu Pendidikan Anak Usia Dini yang ada di Desa Sei Sentosa, informan berusia 39 tahun berstatus sudah menikah memiliki 2 orang anak yang keduanya berjenis kelamin perempuan, suami informan bekerja sebagai pekerja bangunan. Informan merupakan salah seorang yang menyerahkan sebahagian tanahnya untuk pembangunan jalan.

Filosofi Dana Desa yaitu meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan desa melalui peningkatan pelayanan publik didesa, memajukan perekonomian desa, mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa, serta memperkuat masyarakat desa sebagai subjek dari pembangunan. Dengan adanya kebijakan dari pemerintah pusat memberikan anggaran kepada desa tentu sangat membantu desa dalam melakukan pembangunan-pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Demikian juga dengan penuturan informan yang bernama Ibu Nurliyati selaku kaur keuangan didesa Sei Sentosa, informan mengatakan bahwa:

“ Iya sangat sangat membantu desa karena dengan adanya dana yang turun kedesa membantu perubahan didesa, terutama dibidang infrastruktur yang tadinya jalan-jalan kita rusak parit-parit banyak yang tumpat sekarang dengan adanya dana desa kita bisa menyalurkan dana desa itu sebagaimana kebutuhan”.

Hal serupa disampaikan oleh informan yang bernama Bapak Suhardi selaku kepala Desa Sei Sentosa, informan mengatakan bahwa:

(23)

Sebenarnya desa memiliki sumber pendapat asli desa untuk melakukan segala kegiatan yang ada didesa, namun jika hanya mengandalkan dana tersebut proses pencapaian kesejahteraan masyarakat desa akan mengalami hambatan bahkan stagnasi karena kurangnya dana. Hal ini juga yang dikatakan informan Bapak Edi Wijaya selaku ketua TPK, informan mengatakan bahwa:

“ Iya jelas, karena untuk membangun itu dari mana dananya, kita kekurangan dana dikarenakan desa kita ini tidak memiliki badan usaha, kalau memang memiliki badan usaha baru bisa. Sedangkan kita ini menganggarkan dana dari pemerintah pusat inilah”.

Begitu juga dengan penuturan informan yang bernama Bapak Samat selaku ketua BPD ia mengatakan bahwa:

“ Dana Desa ini dapat membantu desa dalam proses pembangunan karena desa butuh dana kan untuk melakukan aktivitas pembangunan”.

(24)

4.4 Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan

Masyarakat di Bidang Sosial Ekonomi

Pengelolaan Dana Desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang sosial ekonomi yakni meliputi prioritas penggunaan Dana Desa artinya Dana Desa yang tersalur harus dikelola sesuai dengan kebutuhan utama masyarakat yang bisa meningkatkan sosial ekonomi, meliputi prinsip yang digunakan dalam pengelolaan Dana Desa dan selanjutnya meliputi tahapan yang dilakukan dalam pengelolaan Dana Desa tersebut.

4.4.1 Prioritas Penggunaan Dana Desa Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Sosial Ekonomi

Penggunaan Dana Desa memiliki dua bidang yang diprioritas dan harus dijalankan yaitu bidang Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, yang ke duanya ini menjadi prioritas kegiatan, anggaran dan belanja Desa. Pada bidang pembangunan desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan, prioritas penggunaan dana desa diarahkan untuk pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan desa, meliputi: pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan (dalam Peraturan mentri desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi republik Indonesia nomor 5 tahun 2015 tentang penggunaan dana desa untuk pembangunan desa pasal 5).

(25)

masyarakat. Dana Desa yang tersalur dikelola untuk pembangunan desa yaitu pembangunan infrastruktur desa seperti jalan dan parit (saluran perairan). Dari keseluruhan Dana Desa yang telah diterima, desa Sei Sentosa berhasil membangun 12 proyek, 2 proyek pada tahun 2015 dan 10 proyek pada tahun 2016 yang diantaranya adalah sebagai berikut: Pembangunan parit pasangan di gang Rasimun dan jalan Karang Taruna, kemudian pengerasan jalan Pemuda yang berada didusun III, parit pasangan yang berada didusun III dan IV, parit pasangan jalan Karang Taruna dusun IV B, platdekker dusun IV B jalan Beteng, pengerasan jalan Karang Taruna 2 dusun IV B, rabat betton jalan Masjid Lama dusun III, parit pasangan jalan Karya dusun II, rabat betton jalan Karya dusun II, parit pasangan pada gang pendidikan dusun I B, parit pasangan gang Kesehatan dusun I B (berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Desa Sei Sentosa).Sesuai dengan pernyataan Bapak Suhardi yang mengatakan bahwa:

“ Dana Desa dimulai sejak tahun 2015 Dana Desa dikelola untuk saluran air kemudian pembangunan jalan, karena desa kita kan desa pesisir pantai dengan banyaknya curah hujan, pasang surut untuk melancarkan aliran air desa jadi kita utamakan dan prioritaskan untuk saluran air ”.

Hal demikian juga disampaikan oleh informan Ibu Nurliyati, informan menyampaikan bahwa:

“ Kalau Dana Desa dari pusat ini berjalan sejak tahun 2015 dan 2016, jadi desa kita sudah dua kali menerima dana desa dari pusat ini dan kesemuanya ini digunakan untuk infrastruktur. Karena Dana Desa memang dikhususkan untuk pembangunan-pembangunan infrastruktur desa, khususnya pembangunan parit, pembangunan jalan ”.

Begitu juga halnya dengan pernyataan bapak Samat, informan menyampaikan bahwa :

(26)

musyawarahkan akan digunakan untuk apa dan itu kita ambil pendapat dari masyarakat ”.

Dana Desa (DD) yang dikelola untuk pembangunan infrastruktur seperti pengaspalan jalan, pengerasan jalan dan perbaikan parit di Desa Sei Sentosa merupakan langkah yang tepat, sebab memang sebahagian besar kondisi jalan dan parit yang ada di Desa Sei Sentosa mengalami kerusakan, kondisi jalan ketika hujan turun akan sangat sulit dilalui kemudian aliran air yang ada di parit tidak lancar sehingga menyebabkan banjir mudah melanda kawasan Desa Sei Sentosa yang kemudian dapat menghambat segala aktifitas sosial ekonomi masyarakat.

Dana Desa yang tersalur di Desa Sei Sentosa dikelola untuk pembangunan desa di bidang infrastruktur desa atau prasarana tepatnya pengaspalan jalan, pengerasan jalan dan parit, sebab desa ini memerlukan penataan pembangunan yang lebih baik untuk menambah jenis permukaan aspal, pengerasan

“ Tentu bisa meningkatkan sosial ekonomi masyarakat ya, untuk bidang sosial masyarakat ini gak susah lagi untuk melakukan interaksi dengan masyarakat karena jalan sudah diperbaiki dan parit pun sudah diperbaiki sehingga jika hujan tidak banjir dan tidak menyulitkan masyarakat untuk melakukan kegiatan sosialnya. Kemudian kalau ekonomi menambah pendapatan karena pekerja yang diambil masyarakat setempat ”.

(27)

Hal serupa juga disampaikan informan Bapak Edi yang mengatakan bahwa:

“ Infrastruktur berupa jalan dan parit karena memang di desa Sei Sentosa yang perlu dibangun dan diperbaiki karena memang jalan di tempat kita ini rusak, dan memang ini yang dibutuhkan masyarakat, Kalau secara sosial masyarakat bisa menikmati dari jalan yang rusak sekarang sudah bagus, membantu anak sekolah tidak susah lagi untuk berangkat ke sekolah, kalau yang dulu halaman rumahnya sering kebanjiran sekarang sudah berkurang karena sudah dibangun saluran air itu kan. Kalau secara ekonomi seperti mempelancar kendaraan pengangkut hasil bumi untuk menjual hasil buminya, misalnya sawit, kemudian untuk pekerja bangunan bisa menciptakan lapangan pekerjaan meskipun sifatnya sementara yang pentingkan masyarakat dilibatkan dari situlah bisa menambah ekonomi untuk pekerja ”.

Senada dengan informan bapak Edi, bapak Miswadi yang merupakan salah satu orang yang merasakan kemudahan-kemudahan tersebut apalagi jalan di sekitar rumahnya telah dilakukan perbaikan menurut informan setelah adanya perbaikan jalan dan parit kegiatan sehari-hari informan menjadi lebih mudah baik dari segi sosial maupun ekonomi. Dari segi sosial ketika informan hendak berpergian menjadi lebih mudah sebab tidak perlu memutar untuk memilih jalan yang bagus agar bisa dilewati, kemudian karena jalan sudah bagus dan tidak becek lagi anak informan pergi ke sekolah juga lebih mudah. Dari segi ekonomi juga membawa pengaruh bagi masyarakat terutama bagi informan selaku pekerja bangunan karena memberikan lowongan pekerjaan. Berikut pernyataan informan:

(28)

dijadikan pekerja, pekerjanya ini digaji harian, selain itu bisa memberikan lowongan pekerjaan juga, untuk anak-anak muda yang lontang lantung ini kan bisa ikut bekerja bangunan ini, kegiatan sehari-hari ya lebih mudah karena jalan makin bagus mau kemana-kemana tidak harus memutar dari jalan yang lebih jauh, karena jalannya sudah dibangun jadi lebih dekat, kemudian tidak becek lagi sehingga memudahkan anak-anak kesekolah ”.

Begitu juga dengan penuturan informan Bapak Edi Wijaya yang menuturkan bahwa:

“ Rata-rata dana desa itu yang pertama untuk infrastruktur, bentuk infrastrukturnya yaitu perbaikan jalan, saluran air karena wilayah kita kan wilayah pantai yang kalau musim hujan terjadi banjir, karena memang dibutuhkan infrastruktur itu untuk menaikan ekonomi, infrastrukturnya beton jalan. Dengan Dana Desa yang dialokasi untuk pembangunan jalan dan perbaikan saluran perairan atau parit bisa membantu sosial ekonomi masyarakat. Secara ekonomi hasil bumi lancar untuk dikeluarkan dan dipasarkan kemudian kalau untuk secara sosial bisa dikatakan untuk memudahkan masyarakat masyarakat berinteraksi. Ya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kalau jalan tidak bagus ya bagaimana masyarakat untuk mengeluarkan dan menjual hasil bumi, pasti akan susah”.

Sedangkan menurut penuturan informan bapak irmawanto orang yang merasakan dampak positif dengan adanya pengelolaan Dana Desa yang dikelola untuk infrastruktur. Berikut penuturan informan :

“ Kalau mau keladang pun gak payah gak mesti muter-muter jalnnya tinggal dari jalan yang ini dekat . memang pun sebenarnya kalau mutar jalan tidak memakan waktu yang lama tapikan kalau ada yang lebih dekat dan gampang ya mending itu. jadi lebih gampanglah kesana kemari kayak saya ini kan beerjualan juga, jadi kalau belanjaan habis gak pala payah kali untuk belanja karena jalannya udah bagus, biasanya mesti dua kali balik untuk mengambil belanjaan karena kalau sekali jalan takut ya ”.

(29)

bagi dirinya bahkan informan merasa terbantu dengan adanya pembangunan ini. Berikut penuturan informan :

“ Ya gitu aktifitas sehari-hari jadi gampang kemudian merasa puas dan terbantu dengan adanya Dana Desa yang diprioritaskan untuk infrastruktur jalan dan parit, semakin lancar aktifitas ekonomi seperti yang kamu katakan tadi tidak terhambat bisa menyerap tenaga kerja karena swakelola, swakelola ini kan artinya menyerap tenaga kerja langsung, menambah pendapatan juga karena ikut kerja bangunan itu upah kerjanya itu kalau tukang Rp 100.000 per hari sedangkan kernet (pembantu tukang) lah kita katakana itu upahnya Rp 80.000 per hari ”.

Secara ekonomi pernyataan bapak Saman juga senada dengan informan Ibu Nurliyati namun, secara sosial menurut informan dapat dilihat dari pemerintah desa yang mempekerjakan masyarakat setempat menjadi pekerja dari proyek Dana Desa ini serta semakin meningkatnya kegiatan gotong royong yang dilakukan masyarakat Desa beserta perangkat-perangkat Desa sejak Dana Desa dialokasikan untuk pembangunan jalan dan parit, berikut penuturannya :

“ iya, kalau secara sosialnya dengan adanya dana desa yang masuk kedesa kita yaitu sei sentosa khususnya untuk tahun ini kita bisa memprioritaskan 10 proyek dari dana desa yang kita terima dan tentunya dari 10 proyek ini kita bisa menswakelolakan tenaga-tenaga kerja dari desa setempat sendiri tadinya yang sedang menganggur bisa ikut bekerja dalam pengelolaan infrastruktur didesa. Sedangkan dari segi ekonomi pekerja bangunan yang tadinya menganggur bisa mendapatkan penghasilan dengan ikut bekerja dalam proyek Dana Desa ini kemudian akses untuk mengeluarkan hasil bumi seperti sawit lebih mudah karena tadinya kan susah,, Sebelum dan sesudah adanya dana desa untuk pembangunan infrastruktur didesa, desa Sei Sentosa selalu mengadakan kegiatan rutin jumat bersih yaitu gotong royong bersama, antara perangkat-perangkat desa bersama dengan masyarakat desa dan itu selalu rutin dilakukan setiap hari jumat, kita namakan ini jumat bersih. Kemudian setelah diperbaikinya jalan dan parit didesa partisipasi masyarakat semakin meningkat dan atas kesadaran mereka semakin giat melakukan gotong royong untuk merawat dan menjaga bangunan-bangunan tersebut ”.

(30)

untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan dan parit. Sarana dan prasarana fisik di lingkungan desa memang hal yang harus diutamakan, pembangunan sarana dan prasarana fisik ini nantinya akan mempermudah akses masyarakat untuk melakukan kegiatan sosial ekonomi, selain itu menurut Immanuel (2010 : 18)

Infrastruktur jalan dan parit ini merupakan akses utama masyarakat dalam menjalankan dan meningkatkan segala aktifitas sosial ekonomi masyarakat sehingga membuat infrastruktur ini sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi. Dahulu sebelum adanya pembangunan infrastruktur ini jalan banyak yang rusak dan belum mendapatkan pengaspalan kemudian aliran perairan tersumbat sehingga ketika hujan turun akan mudah banjir baik halaman rumah masyarakat ataupun jalan ketika air didalam parit tidak dapat mengalir dengan baik tentunya air ini akan meluap kejalan maka jalan akan becek dan susah untuk dilalui. Hal ini tentunya berdampak pada masyarakat, aktifitas sosial ekonomi masyarakat menjadi tidak berjalan dengan efektif dan efisien, namun saat ini dengan Dana Desa yang dikelola untuk pembangunan infrastruktur tersebut kondisi jalan dan parit di Desa Sei Sentosa saat ini semakin bagus jalan-jalan yang berada pada gang maupun tidak kini telah mendapatkan pengaspalan dan pengerasan begitu juga dengan parit yang kini aliran airnya telah lancar sehingga tidak tersumbat lagi menjadikan mayarakat sekitar semakin mudah dalam melakukan aktifitas sosial ekonomi.

(31)

Dari segi sosial dengan Dana Desa dikelola atau diprioritaskan penggunaannya untuk pembangunan infrastruktur jalan dan parit, masyarakat sangat menikmati hasil dari pembangunan tersebut, kemudian kegiatan gotong royong yang dilakukan masyarakat setempat semakin meningkat, masyarakat dan perangkat-perangkat desa setiap minggunya rutin melakukan gotong royong untuk menjaga dan membersihkan jalan dan parit yang telah dibangun kemudian aktifitas sosial masyarakat menjadi lebih mudah baik antar Desa maupun wilayah lainnya misalnya saja ketika hendak pergi kepesta kemudian mengantar anak ke sekolah ataupun menyangkut aktifitas sosial lainnya dapat dilaksanakan secara efisien.

(32)

mengingat aktifitas perekonomian sangat penting dalam menunjang kehidupan masyarakat.

Setiap proses pengelolaan Dana Desa yang dilaksanakan oleh pemerintah harus mampu memberikan perubahan yang positif dan bermanfaat terhadap masyarakat tanpa terkecuali, dan pada akhirnya tujuan dari pengelolaan Dana Desa untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dapat tercapai. Berdasarkan itu semua pengelolaan Dana Desa di Desa Sei Sentosa telah membawa perubahan yang positif terhadap sosial ekonomi masyarakat.

Jika dikaji dengan menggunakan teori, dalam penelitian ini kita dapat menggunakan teori fungsionalisme struktural oleh Robert K. Merton.Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan membawa perubahan pula pada bagian yang lain. Inti dari teori ini adalah:

1. Fungsi yaitu akibat-akibat yang dapat diamati menuju adaptasi penyesuaian dalam suatu sistem. Fungsi terdiri dari dua bagian yakni Fungsi manifest yaitu fungsi yang diharapkan dan Fungsi laten yaitu fungsi yang tidak diharapkan.

2. Disfungsi yaitu akibat negatif yang muncul dalam penyesuaian suatu sistem.

(33)

telah banyak perbaikan-perbaikan jalan dan parit yang dilakukan dengan menggunakan Dana Desa (DD) di Desa Sei Sentosa. Sebab sebelum ada kebijakan ini desa sangat terbatas dalam melakukan pembangunan-pembangunan, namun setelah pemerintah pusat memberikan perhatiannya melalui pemberian dana kepada desa saat ini desa semakin yakin dan percaya diri untuk melakukan perubahan-perubahan.

(34)

Sedangkan dari segi ekonomidapat dilihat dari aktifitas ekonomi masyarakat yang menjadi mudah, efektif dan efisien misalnya saja untuk melakukan penjualan hasil bumi seperti sawit dapat dilakukan dengan efektif dahulu sebelum ada perbaikan jalan masyarakat yang ingin menjual sawit sangat susah karena melewati jalan yang rusak dengan begitu akan memerlukan waktu yang cukup lama, selain menjual sawit kegiatan berbelanja barang-barang pokok ke kios ataupun grosir menjadi mudah karena tidak perlu memutar jalan yang lebih jauh untuk menghindari jalan yang rusak. Selain itu untuk sebahagian masyarakat dengan Dana Desa dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur membuka lowongan pekerjaan, bagi masyarakat yang menganggur maupun yang bekerja bisa ikut bekerja sebagai tukang bangunan dengan diberikan upah harian, untuk tukang diberikan upah sebesar Rp 100.000 perhari sedangkan pembantu tukang (kernet) diberikan upah sebesar Rp 80.000 perhari.

4.4.2 Prinsip Penggunaan Dana Desa Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Sosial Ekonomi

(35)

untuk perilaku dasar). Maka pengelolaan Dana Desa di Desa Sei Sentosa dilakukan secara transparan, swakelola dan keadilan, ketiga prinsip ini dianggap bisa membuat pengelolaan Dana Desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang sosial ekonomi berjalan dengan efektif dan efisien.

Kemudian ketiga prinsip ini dapat diterapkan karena adanya integritas yang baik antara perangkat desa dan kepala desa, integritas disini maksudnya adalah keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan, kejujuran. Kepala desa dan perangkat desa akan memandang keuangan desa sebagai suatu amanah yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan warga desa. Dengan demikian, kepala desa dan perangkat desa tidak memiliki pemikiran untuk menyalahgunakan Dana Desa untuk memperkaya diri sendiri dan keluarga, maka pengelolaan Dana Desa di Desa Sei Sentosa dilakukan secara transparan, swakelola dan keadilan. Hal ini disampaikan oleh informan saya yang bernama bapak Miswadi, informan mengatakan bahwa:

“ Iya lah dana desa yang ada dikelola secara transparan dan swakelola, artinya begini swakelola itu berarti berdasarkan gotong royong masyarakat kemudian kalau untuk transparan ini kita bisa lihat dari adanya plang atau sepanduk pemberitahuan jumlah dana yang digunakan untuk membangun jalan dan parit ini berapa, itu disitu tertera gitu, jadi kita bisa tau dana membangun ini habis berapa, berapa panjang dan ketebalan jalan dan parit yang dibangun. Transparan ini sangat penting ya, supaya masyarakat ini juga tidak saling mencurigai dana desakan untuk masyarakat, jadi masyarakat harus tau dana yang ada digunakan untuk apa”.

Begitu juga dengan penuturan informan saya yaitu bapak Edi:

(36)

yang diprioritaskan itu, hal ini penting sekali karena biar tidak ada kecurigaan masyarakat pada pemimpinnya karena dana yang dikucurkan ini memang transparan kita lihat dari plang pemberitahuan itu kan disitu sudah tertera dana desa pada tahun berapa dan digunakan untuk apa, ini sudah transparan karena ada buktinya”.

Transparan atau terbuka memang hal yang perlu dilakukan didalam penggunaan Dana Desa agar masyarakat mengetahui dana yang ada dipergunakan untuk apa serta menghindari segala kecurigaan masyarakat terhadap pemimpinnya. Selain Transparan, Swakelola juga merupakan hal yang terpenting tujuannya agar masyarakat terlibat dalam pelaksanaan Dana Desa ini. Berikut penuturan informan Bapak Edi Wijaya:

“ Kalau itu secara swakelola, swakelola itu artinya dikelola oleh desa kemudian diborongkan kepada pekerja-pekerja bangunan, tujuannya untuk mengurangi pengangguran yang nantinya mereka juga akan diberikan upah. kemudian juga transparan kepada masyarakat, itu bisa kita lihat dari plang yang ada dan sudah tertera, kemudian masyarakat turun langsung untuk mengawasi. Kalau pentingnya dari swakelola ini ya sangat penting, dengan adanya pembangunan yang swakelola masyarakatkan ikut bekerja dengan masyarakat ikut bekerja sekaligus mengalami pembangunan keterbukaannya supaya tidak ada nepotisme korupsi ”.

Hal demikian juga dikatakan informan bapak Suhardi informan mengatakan bahwa:

“ Swakelola yang dinamakan swakelola yaitu sebahagian masyarakat ikut membantu dengan tenaga masyarakat kemudian yang bekerja juga masyarakt setempat. misalnya saja ada bahan material itu tidak sampai kelokasi itu harus dibantu masyarakt untuk sampai kelokasi, kemudian secara terbuka bisa dilihat dari adanya tim TPK, kemudian adanya plang proyek pemberitahuan kemudian pekerjaannya disaksikan oleh masyarakat”.

(37)

prioritasnya untuk masyarakat maka perlu adanya transparan tersebut, berikut penuturan informan :

“ Iya secara transparan bisa kita lihat dari ketika kita membeli bahan material itu harus ada kwintansi dari pembelian bahan material itu, terus dengan adanya papan proyek juga, ya harus terbukalah supaya masyarakat itu mengetahui adanya Dana Desa, karena Dana Desa itu apa yang akan dibangunkan dimusyawarahkan terlebih dahulu mana dan bangunan apa yang menjadi prioritas bagi masyarakat ”.

Dengan penuturan para informan diatas dapat disimpulkann bahwa didalam Pengelolaan Dana Desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakatnya tidak terlepas dari beberapa prinsip yang memang sangat dibutuhkan dalam proses pengelolaan Dana Desa. Prinsip berfungsi sebagai dasar (pedoman) untuk bertindak, itu bisa sebagai acuan untuk proses dan juga sebagai pencapaian target. Prinsip yang diterapkan diantaranya adalah adanya Transparan atau keterbukaan, Swakelola dan adil. Dengan adanya Transparan atau keterbukaan diharapkan masyarakat mengetahui Dana Desa yang ada dikelola untuk apa serta untuk menghindari kecurigaan masyarakat terhadap pemimpinnya, transparan dalam pengelolaan Dana Desa ini dapat dilihat dari adanya papan proyek Dana Desa yang menjelaskan Dana Desa itu dikelola untuk pembangunan jalan, dana yang dibutuhkan juga tertera di papan tersebut kemudian dapat dilihat juga dengan diikutsertakaannya masyarakat didalammusdus, musdes dan musrenbang sebelum pengggunaan Dana Desa, selanjutnya adanya bukti transaksi pembelian bahan material.

(38)

secara bergotong royong, masyarakat setempat diberikan kesempatan untuk ikut bekerja dalam pembangunan tersebut dengan diberikan upah. Dengan swakelola ini mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat meskipun bersifat sementara. Sekiranya tidak cukup sampai disitu dengan swakelola ini masyarakat bisa mengawasi pengelolaan Dana Desa tersebut.

Prinsip berikutnya adalah Keadilan maksudnya disini iyalah mengutamakan hak atau kepentingan masyarakat desa tanpa membeda-bedakan hal ini dapat dilihat dengan didahulukannya kepentingan desa yang lebih dibutuhkan dan mendesak serta berhubungan langsung dengan kepentingan sebahagian besar masyarakat Desa contohnya dengan adanya pembangunan infrastruktur jalan dan parit yang dibutuhkan bagi masyarakat Desa Sei Sentosa, kemudian lokasi yang akan didirikannya bangunan tersebut juga harus dilihat artinya dusun mana yang jalan dan paritnya yang memang benar-benar harus diperbaiki.

4.4.3 Tahap Penggunaan Dana Desa Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Sosial Ekonomi

(39)

maksudnya adalah penyerahan infrastruktur jalan dan parit kepada masyarakat untuk dapat dijaga serta dirawat agar infrastruktur tersebut tidak cepat rusak. Berikut penuturan informan yang bernama Nurliyati :

“ Tahap 1 perencanaan, merencanakan segala sesuatu apa-apa saja yang akan kita lakukan, selanjutnya tahap penganggaran, yaitu menganggarkan alokasi dan-dana mana saja yang nantinya akan kita belanjakan, selanjutnya tahap pelaksanaan yaitu melaksanakan memulai pekerjaan didesa dengan setelah turunnya dana kedesa kita langsung melakukan pelaksanaannya, selanjutnya tahap laporan surat pertanggungjawaban yang mana-mana dana yang sudah kita terima tadi harus kita pertanggungjawabkan dengan membuat LPJ ”.

Hal yang sama juga disampaikan oleh informan bapak Miswadi, informan memaparkan bahwa:

“ Tahapan yang pertama itu diadakan musdes, musdes ini musyawarah dusun yang dihadiri perangkat desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda. pada musdes ini membahas mengenai dana desa yang ada ini tadi mau dikelola atau digunakanlah istilahnya untuk apa sebelum dana desa itu keluar, kemudian setelah musdes ini baru lah musrembang yang dihadiri masyarakat dan pihak dari kecamatan, yang dibahas disini lebih memprioritaskan dana desa digunakan untuk apa menyambung hasil dari musdes. berarti ini tahap perencanaan. selanjutnya setelah itu menyusun RPJMDES, RKPDES, RABDES setelah ini selesai kita tinggal menunggu pencairan dananya. kalau dana sudah cair barulah selanjutnya pelaksanaan kegiatan dana desa, kemudian setelah pelaksanaan yang terakhir itu penyerahan hasil bangunan yang dikelola menggunakan dana desa tadi kepada masyarakat untuk merawat dan menjaga bangunan tersebut supaya apa yang sudah dibangun dapat bertahan lama ”.

Senada dengan pernyataan informan bapak Miswadi dan ibu Nurliyati informan ibu Sumartik juga menyampaikan hal demikian:

(40)

pengelolaan selanjutnya yaitu pelaksanaan, dalam pelaksanaan ini juga di musyawarahkan dengan aparatur desa dan masyarakat desa untuk membicarakan kapan pelaksanaan pembangunan. selanjutnya setelah semua selesai dilaksanakan kemudian dilakukan evaluasi dan pengawasan maksudnya disini untuk menjaga hasil bangunan dan yang melakukan ini masyarakat itu sendiri ”.

Hal demikian juga disampaikan informan bapak Suhardi informan menuturkan bahwa:

“ Untuk prioritas apa yang akan dibangun itu dilaksanakan dengan musdus(musdus) kemudian dibawa ke musdes ( musyawarah desa) kemudian musrenbang desa tahapan tahapannya gitulah dia kemudian yang terakhir itu musdes tapi yang melaksanakan musdes tadi bukan pemerintah desa melainkan anggota BPD, selanjutnya BPD melakukan musyawarah desa yang dihadiri oleh PMDK untuk menentukan mana yang prioritas. Tahap perencanaan dari musdus yaitu dihadiri oleh masyarakat dan dikepalai oleh kepala dusun membicarakan mengenai mana hal yang menjadi prioritas bagi masyarakat tidak pun prioritas yang penting diusulkan terlebih dahulu nanti baru benar-benar diprioritaskan kemudian hasil dari musyawarah dusun ini dibawa kemusyawarah desa hasil musyawarah dusun ini akan dituangkan dalam berita acara pada musyawarah desa setelah dilakukannya musdes maka didapat prioritas penggunaan Dana Desa kemudian dibawalah ke musrenbang. Kemudian selanjutnya tahap pelaksanaan berapa yang kita ajukan sesuai dengan kemampuan anggaran, berapa kemampuan anggaran untuk dialokasikan keberapa proyek, sampai dimana usulan masyarakat tadi disesuaikan dengan anggaran berapa jumlah dana yang tersalur ke desa bisa dibangunkan untuk berapa proyek ”.

(41)

penggunaan Dana Desa ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, terutama mampu membawa perubahan bagi sosial ekonomi masyarakat.

Setelah mendapatkan prioritas penggunaan Dana Desa tahapan selanjutnya yaitu penganggaran, tahap dimana penentuan dana yang dibutuhkan dengan membuat RPJMDES (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa), RKPDES (Rencana Kerja Pemerintah Desa) dan RABDES (Rencana Anggaran Belanja Desa) setelah semua selesai disusun selanjutnya penyerahan berkas-berkas tersebut ke Kabupaten barulah dana akan tesalur ke kas desa. Kemudian setelah dana tersalur tahapan selanjutnya adalah pelaksanaan yaitu tahap dimana akan dilaksanakannya kegiatan yang telah diprioritaskan sebelumnya. Dalam hal ini yang menjadi prioritas yakni pembangunan Desa, tahap pelaksanaan ini dengan mengikut sertakan masyarakat setempat didalam kegiatannya biasanya sebagai pekerja bangunan. Kemudian yaitu tahap pengawasan biasanya dilakukan oleh masyarakat setempat yang telah ditunjuk oleh pemerintah desa untuk mengawasi dan menjaga hasil bangunan dengan tujuan tidak cepat rusak, pengawasan ini dilakukan dengan penyerahan hasil bangunan kepada masyarakat.

(42)

bagi kelancaran pengelolaan Dana Desa.Kebersamaan dapat menyatukan arah pandang antara pemerintah desa dengan masyarakat desa. Dengan begitu, dapat menimbulkan suatu modal yang tertuju pada satu visi dan misi yang sama.

4.5 Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Dana Desa

Partisipasi adalah keikutsertaan seseorang, kelompok maupun masyarakat dalam proses pembangunan maupun program-program yang ada didesa, partisipasi ini diharapkan mampu menunjang keberhasilan setiap program yang diadakan di desa apalagi mengingat Negara kita sistem pemerintahannya menggunakan sistem demokrasi dimana dalam demokrasi ini partisipasi masyarakat merupakan salah satu hal yang penting karena berkaitan langsung dengan hakikat demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang berfokus pada rakyat sebagai pemegang kedaulatan sebab itulah partisipasi ini sangat diharuskan terutama pada pengelolaan Dana Desa.

(43)

pengelolaan Dana Desa ini seakan memberitahu kepada masyarakat bahwa keterlibatan mereka sangat dibutuhkan.

Masyarakat akan lebih memiliki rasa tanggung jawab yang lebih tinggi terutama dalam hal memelihara dan menjaga apa yang telah dibangun bersama. Semangat akan pembangunan akan lebih memaknai proses pembangunan itu sendiri secara holistik sebagai konsekuensi adanya kebersamaan didalam membangun, baik dalam merencanakan maupun mengambil keputusan. Ketidakefisienan seperti adanya program tumpang tindih didalam proses pembangunan dapat dihindari sehingga penghematan pada penganggaran pembangunan pun dapat dilakukan.Dalam pengelolaan Dana Desa masyarakat bentuk partisipasi masyarakat dapat berupa ide, tenaga dan harta benda.

4.5.1 Partisipasi Ide

(44)

masyarakat. Berikut pemaparan informan bapak Edi informan mengatakan bahwa:

“ Sebahagian ikut berpartisipasi, bentuk partisipasinya memberikan ide dengan mengusulkan bangun dan jenis bangunan yang akan dibangun missal rabat beton atau jalan dan parit serta memprioritaskan bangunan yang akan dibangun, karena yang mau dibangun inikan desa kita dan yang menikmatinya juga masyarakat kita bersama, kemudian karena sistem kerjanya juga swakelola sehingga masyarakat memang harus dilibatkan ”.

Demikian juga dengan bapak Saman yang selalu menghadiri musdus, musdes dan musrenbang untuk memberikan ide-idenya sebagai tahap awal dalam penggunaan Dana Desa. Berikut penuturannya:

“ Iya ikut musedes, musdus dan musrenbang semua itu dihadiri supaya bisa memberikan pendapat untuk dana desa digunakan untuk apa ”.

Hal yang sama disampaikan oleh informan bapak Edi Wijaya informan menuturkan bahwa :

“ Dengan memberikan ide juga dengan musdus mereka memberikan usulan itu juga harus diprioritaskan serta mereka juga harus memberikan alasan mengapa mereka mengusulkan pembangunan tersebut sebagai bahan acuan pemerintah desa, Terjadinya pembangunan suatu desa yang pertama itu tidak hanya tugas dari perangkat desa saja peran masyarakat juga harus tetap ada, yang kedua usulan-usulan yang ada itu tidak keputusan dari desa saja masyarakat juga harus ada karena masyarakat yang merasakan dan menikmati hasil pembangunan ters`ebut ”.

Hal yang senada disampaikan informan ibu Sumartik yang mengatakan bahwa:

“ Masayarakat berpartisipasi, bentuk partisipasinya ikut serta didalam proses penganggaran dan perencanaan yang di selenggarakan melalui musdes dan musrenbang ”.

(45)

masyarakat bahwa pengelolaan Dana Desa ini semata-mata tidak diambil dari keputusan dan kebijakan pemerintah desa saja pemerintah hanya memfasilitasi dan mendorong agar masyarakat desa dapat memberikan ide-idenya sehingga masyarakat tidak semata-mata sebagai penikmat dari sebuah program, tapi juga pembuat sebuah program karena telah ikut terlibat dalam proses perumusan sebuah program, dengan begitu masyarakat akan merasa memiliki tanggung jawab bagi keberhasilan programnya. Selain itu juga dengan ikut berpartisipasinya masyarakat dalam pengelolaan Dana Desa pada tahap perencanaan diharapkan dapat membantu pemerintah desa untuk mengetahui apa sebenarnya yang diinginkan masyarakat dan apa yang menjadi kebutuhan prioritas masyarakat sehingga nantinya Dana Desa yang akan dialokasikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan efektif terhadap masyarakat serta secara tidak langsung melatih masyarakat desa untuk aktif dipemerintahan desa sehingga menjadi Sumber Daya Manusia yang kreatif dan penuh inovasi

4.5.2 Partisipasi Tenaga

. Hal ini tidak terlepas dari ide-ide atau gagasan yang diberikan masyarakat sewaktu tahap perencanaan penggunaan Dana Desa.

(46)

dilihat dari pengawasan dan pemeliharaan terhadap hasil bangunan tersebut. Dalam pembangunan infrastruktur dengan mengedepankan partisipasi masyarakat dipercaya akan menumbuhkan rasa memiliki (sense of belonging).

“ Iya masyarakat berpartisipasi makanya tadi dikatakan swakelola, bentuk partisipasinya ini berupa pengawasan, setelah pembangunan itu selesai kemudian diserahkan kepada masyarakat untuk perawatan hasil pembangunan tersebut tujuannya supaya jika ada truk-truk yang membawa beban muatan yang berlebih tidak sembarang bisa melewati jalan tujuannya untuk menjaga ketahanan dari jalan tersebut, masyarakat memang harus berpartisipasi karena didalam pembangunan jika masyarakat tidak dilibatkan siapa yang akan mengawasi apa hanya perangkat desa saja sehingga kerjasamanya tidak ada ”.

Berikut penuturan informan bapak Edi Wijaya yang menuturkan bahwa:

Senada dengan penuturan bapak Edi Wijaya informan bapak Miswadi juga mengatakan bahwa:

“ Dengan ikut mengawasi dan menjaga bangunan ikut sebagai pekerja bangunannya juga ”.

Berbeda dengan penuturan bapak Edi Wijaya bapak Suhardi menuturkan bahwa partisipasi masyarakat dengan menyumbangkan tenaga dapat dilihat dari ketika bahan material tidak sampai kelokasi masyarakat bersedia untuk membantu. Berikut penuturannya:

“ Sebahagian masyarakat ikut membantu dengan tenaga masyarakat, kemudian yang bekerja juga masyarakat setempat. misalnya saja ada bahan material itu tidak sampai kelokasi itu harus dibantu masyarakat untuk sampai kelokasi ”.

(47)

“ Kalau masyarakat itu sebenarnya diwajibkan dan diharuskan berpartisipasi dengan proyek-proyek pembangunan yang ada didesa, karena jika masyarakat tidak berpartisipasi maka kita juga yang mengalami kerugian dengan adanya Dana Desa yang masuk kedesa kita kan bisa membangunkan keproyek-proyek yang ada didesa seperti jalan-jalan yang rusak dan parit-parit yang tumpat. jadi dengan adanya masyarakat berpartisipasi tentunya bisa ikut menjaga kuwalitas bangunan itu agar tidak mudah rusak. Bentuk partisipasinya dengan ikut menjaga dan merawat hasil dari bangunan itu dengan cara jika melihat orang-orang yang ingin menghancurkan bangunan itu dilarang atau ditegur ”.

Dari penyampaian para informan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bentuk partisipasi tenaga yang diberikan masyarakatmerupakan hal yang diperlukan dalam pengelolaan Dana Desa, partisipasi dalam hal ini dapat dilihat dengan ikut bekerjanya masyarakat dalam pembangunan proyek Dana Desa. Meskipun masyarakat yang ikut bekerja dalam pembangunan proyek Dana Desa ini diberikan upah harian namun bentuk lainnya adalah dengan masyarakat ikut membantu ketika ada bahan material yang mengalami kendala menuju desa masyarakat ikut membantu mengangkat bahan material tersebut.

Kemudian yaitu ikut mengawasi pekerjaan pembangunan proyek tersebut serta menjaga dan memelihara hasil bangunan proyek dengan cara melarang dan menegur jika ada orang yang sengaja ingin merusak bangunan serta memperhatikan ketika ada truk-truk yang melintas dengan mengangkat muatan yang berlebih. Pengawasan, penjagaan atau pemeliharaan bertujuan agar bangunan tidak cepat rusak sehingga aktifitas sosial ekonomi masyarakat tidak terhambat.

4.5.3 Partisipasi Harta Benda

(48)

lainnya. Dalam hal ini bentuk partisipasi harta benda yang diberikan masyarakat desa Sei Sentosa berupa pelepasan sebahagian tanah untuk dijadikan parit dan jalan tanpa meminta pembayaran atau ganti rugi tanah. Berikut penuturan informan bapak Samat:

“ Masyarakat desa berpartisipasi, bentuk partisipasinya dengan mendukung pengelolaan ini untuk pembangunan jalan dan parit dengan bukti melerakan sedikit tanah mereka untuk dijadikan jalan tanpa meminta ganti rugi, kemudian turut menjaga apa yang sudah dibangun. dan dengan tenaga yaitu ikut melakukan kegiatan gotong royong ”.

Hal yang sama juga disampaikan informan Bapak miswadi, berikut penuturan informan:

“ Iya masyarakat berpartisipasi, bentuk partisipasinya dukungan bentuknya pembebasan tanah mereka untuk dijadikan jalan tanpa meminta ganti rugi. bentuk lainnya berupa tenaga yaitu dengan ikut mengawasi dan menjaga bangunan, berupa pendapat, memberikan pendapat dana desa dikelola untuk apa ”.

Menurut informan ibu Sugiani bentuk partisipasi informan dengan mengizinkan sedikit dari tanah miliknya untuk dijadikan jalan, kebetulan jalan yang akan dibangun tepat bersebelahan dengan rumah informan. Berikut penuturannya:

“ Berpartisipasi ini perlu biar masyarakat tau kalau pembangunan yang ada di desa tidak semata tugas pemerintah saja terus apa yang dibutuhkan masyarakat ini bisa disampaikan, kalau ibu memang tidak pernah mengikuti seperti musrenbang itu ya cuman program yang seperti ini ibu dukung ini kemaren itu minta izin sama ibu untuk jalan ini ngambil sedikit tanah samping rumah ya ibu kasih ”.

(49)

Dana Desa tidak dapat berjalan dengan lancar. Selain dengan memberikan dukungan dapat juga dengan menyumbangkan harta benda yang dalam hal ini berupa tanah, hal ini direalisasikan dengan memberikan atau melepaskan sebahagian dari tanah untuk dijadikan jalan ataupun parit tanpa meminta ganti rugi. Biasanya ini terjadi pada masyarakat yang rumahnya tepat berada disamping atau didepan jalan dan parit yang akan dibangun.

Dari beberapa hal yang telah disampaikan sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa semua kegiatan pengelolaan Dana Desa di desa Sei Sentosa ini didasarkan ataskeikutsertaan masyarakat dari mulai awal sampai dengan akhir. Hal ini dibuat demikian agar hasil dari pengelolaan Dana Desa dapat efektif dan efisien bagi masyarakat, selain itu pengelolaan Dana Desa tidak semata-mata hanya kebijakan dari pemerintah desa melainkan kebijakan dari masyarakat, pemerintah desa hanyalah sebagai fasilitator saja. Hal ini dapat dikaji dengan menggunakan konsep perencanaan pembangunan dari bawah (Buttom Up Planning) yaitu perencanaan yang dibuat berdasarkan kebutuhan, keinginan dan permasalahan yang dihadapi oleh bawahan bersama-sama dengan atasan menetapkan kebijakan atau pengambilan keputusan dan atasan juga berfungsi sebagai fasilitator. KonsepButtom Up Planning ini berupaya melibatkan semua pihak sejak awal sehingga setiap keputusan yang diambil merupakan keputusan bersama, masyarakatlah yang menjadi subjek dan aktor dalam menentukan pembangunan di Desa, masyarakat tidak lagi dijadikan objek atau penerima hasil saja.

(50)

sudah melibatkan masyarakat, keputusan yang diambilpun berdasarkan atas keputusan bersama antara pemerintah desa dan masyarakat desa,hal ini dapat dilihat dari perencanaan penggunaan Dana Desa yang mengikutsertakan masyarakat, masyarakat tidak semata-mata sebagai penikmat dari sebuah program, tetapi juga sebagai pembuat sebuah program karena telah ikut terlibat dalam proses pembuatan atau perumusan sebuah program sehingga rencana-rencana yang akan dibuat nantinya tidak semata-mata kebijakan dari pemerintah desa dengan begitu masyarakat akan merasa memiliki tanggung jawab bagi keberhasilan programnya, sedangkan pada perencanaan penggunaan Dana Desa ini di fasilitatori oleh pemerintah desa dengan diadakannya musdus, musdes dan musrenbang. Keterlibatan masyarakat dalam tahap pelaksanaan dan pengelolaan program juga akan membawa dampak positif dalam jangka panjang, kemandirian masyarakat akan lebih cepat terwujud karena masyarakat menjadi terbiasa untuk mengelola program-program pembangunan pada tingkat lokal, sampai dengan pengawasan dari hasil program yang telah dilaksanakan juga melibatkan masyarakat.

Konsep Bottom Up Planning dalam pembangunan Desa dianggap sangat relevan karena meggunakan pendekatan partisipasi masyarakat. Konsep Bottom Up Planning menjelaskan bahwa keikutsertaan masyarakat dalam

(51)

dibutuhkan masyarakat hasil tersebut sangat efektif dan efisien serta membantu masyarakat dan memudahkan aktifitas sosial ekonomi masyarakat.

KonsepButtom UpPlanningbertujuan agar masyarakat lebih memiliki rasa tanggung jawab yang lebih tinggi terutama dalam hal memelihara dan menjaga apa yang telah dibangun bersama, Semangat pembangunan akan lebih memaknai proses pembangunan itu sendiri secara holistik sebagai konsekuensi adanya kebersamaan didalam membangun, baik dalam merencanakan maupun mengambil keputusan, ketidakefisienan seperti adanya tumpang tindih didalam proses pembangunan dapat dihindari sehingga penghematan pada penganggaran pembangunan pun dapat dilakukan.

(52)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dengan adanya kebijakan serta perhatian dari pemerintah pusat yaitu dengan memberikan anggaran bagi desa yang dikenal dengan istilah Dana Desa (DD) dapat membantu desa untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Pengelolaan Dana Desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang sosial ekonomi di Desa Sei Sentosa dikelola untuk pembangunan infrastruktur jalan dan parit. Infrastruktur jalan dan parit ini merupakan akses utama masyarakat dalam menjalankan dan meningkatkan segala aktifitas sosial ekonomi masyarakat sehingga membuat infrastruktur ini sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi. Dahulu sebelum adanya pembangunan infrastruktur ini jalan banyak yang rusak dan belum mendapatkan pengaspalan kemudian aliran perairan tersumbat sehingga ketika hujan turun akan mudah banjir baik halaman rumah masyarakat ataupun jalan ketika air didalam parit tidak dapat mengalir dengan baik tentunya air ini akan meluap kejalan maka jalan akan becek dan susah untuk dilalui.

(53)

mudah, efektif dan efisien misalnya saja untuk melakukan penjualan hasil bumi seperti sawit dapat dilakukan dengan efektif.

Kemudian Pengelolaan Dana Desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat tidak terlepas dari beberapa prinsip yang memang sangat dibutuhkan sehingga harus diterapkan dalam proses penggunaan Dana Desa diantaranya adalah adanya Transparan atau keterbukaan, Swakelola dankeadilan. Kemudian pengelolaan Dana Desa juga tidak dapat terlaksana dengan baik jika tidak melalui beberapa tahap diantaranya adalah tahap perencanaan, tahap penganggaran, tahap pelaksanaan dan tahap pengawasan.

(54)

berpartisipasi dengan memberikan dukungan terhadap pengelolaan Dana Desa dan berpartisipasi dalam memberikan harta benda dalam hal ini merelakan sebahagian tanah untuk dijadikan parit dan jalan.

5.2 Saran

1. Pengelolaan Dana Desa di desa Sei Sentosa tergolong baik dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan masyarakat, namun untuk pengelolaanDana Desa yang lebih maksimal hendaknya seluruh pihak tanpa terkecuali harus turut serta mendukung dan berpartisipasi sehingga terwujud lingkungan dusun yang harmonis, dinamis dan sejahtera.

Gambar

Gambar Peta Kabupaten Labuhanbatu
Tabel 4.1 Nama Kecamatan danLuas Kecamatan
Tabel 4.2 Nama-nama Pangulu dan Kepala Desa Sei Sentosa
Gambar Peta Desa Sei Sentosa Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu
+6

Referensi

Dokumen terkait

Jika tim anda diminta memberikan opini atau pendapat terhadap presentasi tim lain, maka opini yang akan tim anda sampaikan berisikan tentang.... Opini yang

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x8 jam, diharapkan tidak terjadi infeksi dengan kriteria :..  Menggunakan teknik untuk meminimalkan

Dengan hormat, sebagai kelanjutan dari kegiatan Diklat in on in PKB yang telah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

Terlihat pula bahwa dari hasil plot Grafik Adomian call option sama persis dengan grafik dari Difusi, sehingga dapat disimpulkan bahwa Adomian decomposition method merupakan

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan menggunakan tahapan-tahapan yang ada pada metode Equivalence Partitioning , dapat terlihat bahwa perangkat lunak web

Keberadaan ibu telah diperhatikan oleh Islam dan diberikan untuknya hak- hak, maka dia juga mempunyai kewajiban mendidik anak-anaknya dengan menanamkan kemuliaan kepada

Pengontrolan running text menggunakan voice ini menggunakan jaringan Bluetooth untuk mengkomunikasikan perangkat android ke arduino, user hanya perlu membuka

Teknik wawancara ini digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi dari guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 26 Bandung tentang kesulitan