• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERMAINAN BOKER PADA SISWA KELAS III SD NEGERI PUCANG KECAMATAN SECANG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2015 2016 -

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERMAINAN BOKER PADA SISWA KELAS III SD NEGERI PUCANG KECAMATAN SECANG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2015 2016 -"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

i

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR

LARI MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERMAINAN BOKER

PADA SISWA KELAS III SD NEGERI PUCANG

KECAMATAN SECANG KABUPATEN MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

SRI SUHARTI

6102914040

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

(2)

ii

ABSTRAK

Sri Suharti. 2016. Upaya Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Lari Menggunakan Pendekatan Permainan Boker Pada Siswa Kelas III SD Negeri Pucang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2015 / 2016.Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pembibing I Drs. Bambang Priyono,M.Pd, Pembimbing II Agus Widodo,S.Pd,M.Pd

Kata Kunci : Gerak dasar lari menggunakan pendekatan permainan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: apakah pembelajaran menggunakan pendekatan permainan boker dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar lari pada siswa kelas III SD Negeri Pucang kecamatan Secang kabupaten Magelang tahu pelajaran 2015/ 2016?.Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil benajar siswa kelas III SD Negeri Pucang kecamatan Secang kabupaten Magelang tahun pelajaran 2015/ 2016 melalui pembelajaran gerak dasar lari menggunakan pendekatan permainan boker.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pucang kecamatan Secang kabupaten Magelang, penelitian ini melibatkan semua siswa kelas III yang berjumlah 36 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi ( pengamatan ) dan refleksi. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan penilaian pengamatan sikap keaktifan siswa, penilaian ketuntasan hasil belajar, serta angket respon / tanggapan siswa.

Hasil pengamatan proses pembelajaran pada siklus I yang kaitannya dengan guru prosentasenya sebesar 78% sedangkan yang kaitannya dengan sikap aktivitas siswa prosentase sebesar 70% dan pada siklus II hasil prosentase yang kaitannya dengan guru sebesar 92% sedangkan yang kaitannya dengan aktivitas siswa sebesar 88%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 14% yang kaitannya dengan guru dan 18% yang kaitannya dengan siswa. Pada siklus I ketuntasan hasil bejajar siswa melalui hasil penelitian memperoleh hasil sebesar 72.22% dan pada siklus II memperoleh sebesar 91.67%, ini menunjukkan peningkatan sebesar 19.45%. Dan hasil analisis angket respon siswa mendapat respon positif dari siswa, ini terlihat dari hasil angket respon yang hasilnya sebesar 82.78% jawaban siswa sangat setuju mengikuti pembelajaran.Ini dapat dikatakan bahwa siswa menyukai model pembelajaran yang disajikan.

(3)
(4)

iv

PENGESAHAN

Skripsi atas nama Sri Suharti NIM 6102914040 Program Studi PJKR PGPJSD judul Upaya Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Lari Menggunakan Pendekatan Permainan Boker Pada Siswa Kelas III SD Negeri pucang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun 2015/ 2016 telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada hari jumat,tanggal 3 juni 2016

(5)

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

Guru yang baik adalah guru yang selalu dinantikan kehadirannya oleh anak didik,

Guru bisa beramal ilmu juga karena adanya anak didik

Persembahan :

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karya ini untuk :

 Heru Suprapto suami tercinta yang selalu membantu dan mendukungku.  Dian Kartika Passussari putri pertamaku yang juga selalu mendukungku  Prapilia Lusiastuti putri keduaku yang tak kurang- kurangnya selalu

menberi semangat

 Bapak Rokhmad dan ibu Asiah alm juga ibu Kasinem mertuaku yang tak

henti- hentinya selalu memberikan do’a pada diriku

 Sahabat- sahabat seperjuangan di PJKR PGPJSD angkatan 2014 yang

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala

rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI

MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERMAINAN BOKER PADA SISWA KELAS

III SD NEGERI PUCANG KECAMATAN SECANG KABUPATEN MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016” yang merupakan salah satu syarat tugas

akhir dari Program PJKR PGPJSD Universitas Negeri Semarang.

Pada kesempatan ini, penulis dengan segala ketulusan hati

mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat ;

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

penulis untuk menempuh studi di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ketua jurusan PJKR PGPJSD, FIK UNNES yang telah memberikan arahan

dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Bambang Priyono, M.Pd dan Agus Widodo, S. Pd, M.Pd selaku Dosen

pembimbing I dan Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan ibu Dosen yang sudah memberikan bekal ilmu yang insyaallah

(7)

vii

6. Rekan- rekan mahasiswa yang turut membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

7. Kepala Sekolah yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di

SD Negeri Pucang dalam rangka penyusunan sekripsi.

8. Siswa -siswi SD Negeri Pucang yang sangat membantu dalam penelitian

dalam penyusunan skripsi.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga segala bantuan dan pikiranyang diberikan sebagai amal soleh

yang senantiasa mendapat ridho dari Allah SWT sehingga skripsi ini bisa

berguna bagi pembaca dan bemanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan.

(8)

viii 1.1.Latar Belakang Masalah ...

1

1.2.Rumusan Masalah ...

3

1.3.Tujuan Penelitian ...

4

1.4.Manfaat penelitian ...

4

1.5.Penegasan Istilah ...

5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pendidikan Jasmani ...

9

2.2. Belajar ...

10

2.3. Minat ...

10

2.4. Motivasi ...

11

2.5. Karakteristik Anak Usia Sekolah ...

12

2.6. Pembelajaran ...

13

2.7. Proses Belajar Mengajar ...

14

2.8. Belajar Gerak ...

15

2.9. Hasil Belajar siswa ...

16

2.10. Permainan ...

17

2.11. Pendekatan Bermain ...

18

2.12. Atletik ...

19

2.13. Lari Jarak Pendek ...

19

2.13.1.Tehnik Start ...

20

2.13.2.Tehnik Lari Jarak Pendek ...

22

2.13.3. Tehnik Memasuki Garis Finish ...

24

2.14. Permainan Boker ...

25

(9)

ix BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Subyek Penelitian ...

28

3.2. Obyek Penelitian ...

28

3.3. Waktu Penelitian ...

28

3.4. Lokasi Penelitian ...

28

3.5. Tehnik Pengumpulan Data ...

29

3.6. Instrumen Pengumpulan Data ...

29

3.7. Analisis Data ...

32

3.8. Indikator Keberhasilan ...

34

3.9. Prosedur Penilaian ...

34

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian...

42

4.1.1. Prasiklus...

42

4.1.2. Hasil Penelitian Siklus I ...

43

4.1.3. Hasil Penelitian Siklus II ...

49

4.2. Analisis Data Angket ...

54

4.3. Pembahasan ...

56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan ...

59

5.2. Saran ...

59

DAFTAR PUSTAKA...

60

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa... 33

2 Kriteria Ketuntasan Belajar penjasorkes... 34

3 Pengamatan Proses Pembelajaran Guru Siklus I... 45

4 Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa Siklus I... 49

5 Pengamatan Proses Pembelajaran Guru dan Siswa Siklus II.... 51

6 Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa Siklus II... 52

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Tehnik Start Jongkok... 20

2 Gerakan “ Bersedia“... 21

3 Gerakan “ Siap” ... 21

4 Gerak “ Dorongan”... 22

5 Gerakan Keseluruhan Lari Jarak Pendek... 23

6 Gerakan Ketika Tungkai Menumpu dan Mendorong... 23

7 Gerakan Kaki Ketika Tungkai melayang... 24

8 Tehnik Memasuki Garis Finish... 25

9 Lapangan Permainan Boker... 25

10 Siklus Penelitian tindakan kelas... 36

11 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa siklus I... 48

12 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II... 54

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 SK Penetapan Pembimbing... 62

2 Surat Ijin Penelitian... 63

3 Surat Keterangan Melakukan Penelitian... 64

4 Daftar Nama Siswa Kelas III... 65

5 Daftar Nama Petugas Penelitian... 66

6 Jadwal Penelitian Siklus I dan Siklus II... 67

7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I... 68

8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II... 77

9 Instumen Tes Koqnitif... 86

10 Lembar Penilaian Psikomotor Siklus I... 87

11 Lembar Penilaian Afektif Siklus I... 88

12 Lembar Penilaian Koqnitif Siklus I... 89

13 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I... 90

14 Angket Respon Tingkat Kepuasan Belajar Siswa... 91

15 Lembar Penilaian Psikomotor Siklus II... 92

16 Lembar Penilaian Afektif Siklus II... 93

(13)

xiii

18 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II... 95

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah

Pendidikanjasmani merupakan bagian integral dari pendidikan

secarakeseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan

mengembangkan individu secara organik, neuromuskuler, intelektual dan

emosional. Pedidikan jasmani dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan nasional, yang mencakup aspek fisik, intelektual, emosional,

social,dan moral. Tujuan tersebut tidak akan tercapai dengan sendirinya,

tetapi harus melalui proses pengajaran dan pembelajaran yang dikelola

dengan sebaik-baiknya.

Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang

berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam

berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani olahraga kesehatan

yang terpilih yang dilakukan secara sistematis.

Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan

kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani olahraga kesehatan,

karena gerak merupakan aktivitas jasmani sebagai dasar bagi manusia

untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang

searah dengan perkembangan jaman.

Dengan diterbitkannya Undang- undang Nomor 20 Tahun 2003

(15)

2

tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan akan memberikan peluang

untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan media

untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, ketrampilan

motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai- nilai ( sikap – mental – emosional – sportifitas – spiritual – sosial ), serta pembiasaan hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan

kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Di dalam kurikulum pendidikan jasmani diajarkan beberapa macam

cabang olahraga. Salah satu cabang olahraga yang diajarkan dalam

pendidikan jasmani yaitu Atletik. Dalam KTSP untuk kelas III di tuliskan

Standar Kompetensi : Mempraktikkan berbagai kombinasi gerak dasar

melalui permainan dan nilai- nilai yang terkandung didalamnya, dan

Kompetensi Dasar : Mempraktikkan kombinasi berbagai pola gerak jalan dan

lari dalam permainan sederhana serta aturan dan kerjasama. Dalam cabang

olahraga atletik terdiri dari empat nomor yaitu jalan, lari, lempar dan lompat.

Seorang guru pendidikan jasmani dan kesehatan untuk mencapai tujuan

pembelajaran atletik harus memperhatikan perkembangan anak,

karakteristik anak, kemampuan anak dan kesukaan anak serta tujuan yang

harus dicapai.

Pelaksanaan pembelajaran penjasorkes khususnya gerak dasar

atletik nomor lari, yang dilakukan di SD Negeri Pucang, Kec. Secang,

Kab. Magelang masih menggunakan pendekatan olahraga prestasi seperti

(16)

3

dasarmasih lebih suka bermain, yang akhirnya dengan pembelajaran

menggunakan metode prestasi anak- anak sekolah dasar cepat merasa

bosan dan tidak menyenangkan.Pemberian materi pembelajaran gerak

dasar atletik nomor lari guru masih mengacu pada hasil yang dicapai bukan

proses yang dilakukan., hal ini yang menyebabkan anak- anak kurang

bersemangat dalam mengikuti pelajaran, serta hasil penilaian yang diperoleh

banyak yang belum mencapai KKM yang telah ditentukan, dari 36 siswa ada

13 siswa dimyatakan belum mencapai KKM, atau sekitar 36% dari jumlah

siswa kelas III.

Guru megalami kesulitan untuk menentukan metode pembelajaran

gerak dasar atletik yang tepat, padahal untuk meningkatkan kompetensi

siswa dalam gerak dasar atletik nomor lari dibutuhkan metode yang bisa

menarik perhatian anak dan tidak membosankan sehingga anak merasa

senang dalam mengikuti pembelajaran. Dari latar belakang tersebut maka

penulis menentukan judul Penelitian Tindakan Kelas yaitu “ Upaya

meningkatkanPembelajaran Gerak Dasar Lari Menggunakan Pendekatan

Permaianan Boker pada siswa Kelas III SD Negeri pucang Kec. Secang,

Kab Magelang Tahun Pelajaran 2015 / 2016 “

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka

didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :“Apakah pembelajaran

menggunakan pendekatan permainan boker dapat meningkatkan hasil

belajar gerak dasar lari pada siswa kelas III SD Negeri Pucang Kec. Secang

(17)

4

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan penelitian tindakan

kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas III

SD Negeri Pucang Kec. Secang Kab. Magelang tahun pelajaran 2015 / 2016

melalui pendekatan permainan boker pada pembelajaran gerak dasar lari.

1.4. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian yang dilakukan dapat memberikan manfaat

bagi peneliti, para pendidik dan pembaca pada umumnya. Manfaat tersebut

antara lain sebagai berikut ;

1) Secara Teoritis

Memperoleh pengetahuan baru melalui penelitian ini dan dapat dijadikan

suatu referensi bagi guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan proses

pembelajaran serta memberikan masukan kepada semua para guru

pendidikan jasmani dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan permainan.

2) Secara Praktis

a. Bagi Siswa

Meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan

jasmani melalui pendekatan bermain.

b. Bagi Guru

Meningkatkan kreatifitas guru dalam menentukan serta menggunakan

metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi peserta didik

(18)

5

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi sekolah untuk

mengembangkan dan meningkatkan model pembelajaran pendidikan

jasmani yang efektif khususnya pada pembelajaran gerak dasar lari.

d. Bagi peneliti

Peneliti memperoleh Fakta bahwa melalui pendekatan permainan boker

pada pembelajaran gerak dasar lari dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

1.5. Penegasan Istilah

Untuk menghinadari supaya permasalahan yang dibicarakan dalam

penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan dan salah penafsiran atas istilah

yang digunakan, maka penulis memberikan penjelasan dan sumber

pemecahan masalah yaitu;

1.5.1. Upaya :

Usaha / Ikhtiyar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan

persoalan, mencari jalan keluar.

http://kbbi.web.id/upaya

1.5.2. Peningkatkan :

Upaya untuk menambah keterampilan dan kemampuan agar menjadi

lebih baik.

http://www.duniapelajar.com/2014/08/08/pengertian-peningkatan-menurut-para-ahli/

1.5.3. Pembelajaran :

Pembelajaran adalah upaya secara sistematis yang dilakukan guru

(19)

6

yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, (Zainal Aqip,

2013:66)

Pembelajaran bukan hanya sekedar menekankan kepada pengertian

konsep- konsep belaka ,tetap bagaimana melaksanakan proses

pembelajarannya,dan meningkatkan kualitas proses pembelajarannya

tersebut, sehingga pembelajaran tersebut menjadi benar- benar bermakna,

(Syaefurahman dan Tri Ujiati, 2013:60 )

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

adalah suatu kegiatan atau tindakan yang dirancang untuk mendukung

proses belajar peserta didik yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, tidak

mampu melakukan menjadi mampu melakukan yang selanjutnya dapat

menyebabkan bentuk ingatan jangka panjang.

1.5.4. Lari:

Lari adalah frekuensi langkah yang di percepat sehingga pada waktu

berlari ada kecenderungan badan melayang, yang artinya pada waktu lari

kedua kaki tidak menyentuh tanah sekurang- kurangnya satu kakitetap

menyentuh tanah,(Djumidar ,2003:5.2).

Eddy Purnomo (2013: 1) menyatakan, berdasarkan Jarak tempuhnya.

Nomor lari di bagi atas:

(20)

7

3. Lari jarak jauh

Lari jarak jauh adalah lari yang jarak tempuhnya di mulai 3000 meter sampai

42,195 meter (marathon)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa lari adalah frekuensi

langkah yang dicepatkan sehingga badan seperti melayang dengan jarak

tempuh yang telah ditetapkan

1.5.5. Bermain:

a. Menurut Rogers C.S dan Sawyers,1988 dalam ( Sofia Hartati, 2005:85 )

bermain adalah sebuah sarana yang dapat mengembangkan anak secara

optimal. Bermain berfungsi sebagai kekuatan, pengaruh terhadap

perkembangan juga pengalaman yang penting dalam dunia anak, memberi

kebebasan berimajinasi, menggali potensi diri/ bakat dan untuk

mengembangkan kreatifitas pada anak.

b. Gallahue,1989 dalam ( Sofia Hartati, 2005:85) bermain suatu aktivitas yang

langsung dan spontan yang dilakukan seorang anak bersama orang lain

atau dengan menggunakan benda-benda disekitarnya dengan senang,

sukarela dan imajinatif serta menggunakan perasaannya, tangannya, atau

seluruh anggota tubuhnya.

c. Semiawan dalam ( Sofia Hartati, 2005:85) bermain merupakan aktivitas yang

dipilih sendiri oleh anak karena menyenangkan bukan karena akan

memperoleh hadiah atau pujian..

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah

kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari- hari,

karena bermain sama dengan belajar, yang dapat memperoleh kesenangan,

(21)

8

dengan lingkungan, belajar mengenal dunia, serta mempersiapkan diri untuk

berperan dan berperilaku dewasa.

1.5.6. Permainan Boker:

Permainan Boker adalah permainan bola keranjang, dimana siswa

berlari dengan membawa bola yang dipindahkan dari keranjang yang satu ke

keranjang yang lain pada suatu lintasan.

1.5.7. Pendekatan bermain:

Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep

dalam bentuk permainan. Menurut wahjocdi (1999: 121 ) bahwa “pendekatan

bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi

permainan”. Sedangkan Yoyo Bahagia dan Adang Suherman ( 1999/ 2000: 35 ) berpendapat,”strategi pembelajaran permainan berbeda dengan strategi

pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa keduanya melibatkan

modifikasi atau pengembangan agar sesuai DAP (Developmentally

Appropriate practice ) dan body scalling ( ukuran fisik termasuk kemampuan

fisik )”.

https://mari-berkawand.blongspot.com/2011/08/pengertian-pendekatan-bermain.html.

Berdasar pendapat dari ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan

bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk

permainan. Dalam pelaksanaan pembelajaran bermain tetap melibatkan

(22)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas

jasmani, permainan dan/ atau cabang olahraga yang terpilih dengan maksud

untuk mencapai tujuan pendidikan ( Rusli Lutan, 2004:1.19)

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang

sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan

secara sadar dan sitematik melalui berbagai kegiatanjasmani dalam rangka

memperoleh peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani,

pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak, UNESCO yang tertera

dalam International Charter of Physical Education (1974) dalam ( Aip

Syarifuddin dkk.,2004:1.16)

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikansecara

keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan untuk

mengembangkanindividusecara organik, neuromuskuler, intelektual dan

emosional, Ateng(1993) dalam ( Aip Syarifiddin,dkk.,2004:1.16)

Berdasar beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktifitas

jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,

mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup

(23)

10

2.2. Belajar

Menurut Robert M Gagne, dalam bukunya strategi pembelajaran

terpadu (Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari ,2012:4) belajar adalah suatu

proses yang komplek dan hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya

kapabilitas disebabka stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses

kognitif yang dilakukan oleh pelajar.

Menurut Skinner,dalam bukunya strategi pembelajaran terpadu

(Isriani Hardini dan Dewi Puspitasar ,2012:4) belajar adalah suatu proses

adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.

Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka

responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya jika tidak belajar responnya

menurun. Dengan demikian belajar diartikan sebagai suatu perubahan

dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respons.

Menurut Gage, dalam bukunya strategi pembelajaran terpadu (Isriani

Hardini dan Dewi Puspitasarin ,2012:4) belajar adalah proses dimana suatu

organisme berubah perilakunya akibat dari pengalaman.

Dari pengertian-pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang sengaja dilakukan oleh

individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, sebagai hasil pengalaman

individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

2.3. Minat

Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat seperti yang

dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas

(24)

11

Jadi, minat dapat diekspesikan melalui pernyataan yang menunjukkan

bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula

dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa

sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. (Haryu islamuddin,2012:20)

Seseorang yang memiliki minat terhadap materi pelajaran tertentu,

biasanya akan lebih intensif memperhatikan dan selanjutnya timbul motivasi

dalam dirinya untuk mempelajari materi tersebut ( Daryanto dan Muljo

Rahardjo )

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwaminat adalah

perasaan dimana ketertarikan terhadap sesuatu/objek tanpa ada yang

menyurh karena adanya suka atau senang terhadap sesuatu/objek tersebut.

2.4. Motivasi

Motivasi merupakan kondisi internal sebagai pendorong pada diri

anak untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi akan menentukan arah dan

intensitas (kekuatan) perilaku dalam kegiatan belajar. Dengan motifasi yang

kuat anak akan lebih terarah dan lebih kuat dalam tindakan belajarnya,

(Wardani,dkk.,2004:2.43).

Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme baik

manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam

pengertian ini motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah

laku secara terarah (Gleitman,1986;Reber,1988) dalam Haryu Islamuddin,

2012:188).

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah

dorongan untuk melakukan tindakan atau perilaku tertentu yang terarah

(25)

12

2.5 Karateristik Anak Sekolah Dasar

Menurut Nasution (1993:44) dalam bukunya psikologi Pendidikan

(haryu Islamuddin, 2012:39) bahwa masa usia sekolah dasar sebagai masa

kanak-kanak akhir berlangsung dari usia enam tahun hingga sebelas sampai

dua belas tahun.Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah

dasar,dan dimulainya sejarah baru dalam kehidupan yang kelak akan

mengubah sikap-sikap dan tingkah lakunya.

Masa usia sekolah dasar dianggap oleh Suryobroto(1990) dalam

bukunya psikologi pendidikan ( haryu islamuddin, 2012:40) sebagai masa

intelektual atau masa keserasian bersekolah. Tetapi dia tidak berani

mengatakan pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah

dasar. Kesukaran penentuan ketepatan umur anak matang untuk masuk

sekolah dasar disebabkan kematangan itu tidak ditentukan umur

semata-mata, namun pada umur antara 6 atau 7 tahunbiasanya anak memang telah

matang untuk masuk sekolah dasar.

Pada masa keserasian bersekolah ini, secara relatif anak- anak lebih

mudah dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini menurut

Suryobroto dapat diperinci menjadi dua fase, yaitu:(1) Masa kelas- kelas

rendah sekolah dasar, kira-kira umur 6 atau 7 sampai 9 atau 10 tahun dan

(2) Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9 atau 10 sampai

kira-kira umur 12 atau 13 tahun.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa karateristik

anak usia sekolah dasar dianggap sebagai masa perkembangan kognitiif,

serta perkembangan sosialisasi yang disitu adanya kegiatan fisik. Sisi ini

(26)

13

mendapatkam ketrampilan tertentu. Dalam usia ini anak senang bermain,

senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, senang merasakan atau

melakukan sesuatu secara langsung.

2.6. Pembelajaran

Pembelajaran adalah upaya secara sistematis yang dilakukan guru

untuk mewujutkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien

yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, (Zainal Aqip,

2013:66)

Pembelajaran bukan hanya sekedar menekankan kepada pengertian

konsep- konsep belaka, tetapi bagaimana melaksanakan proses

pembelajarannya, dan meningkatkan kualitas proses pembelajarannya

tersebut, sehingga pembelajaran tersebut menjadi benar- benar bermakna,

(Syaifurahman, dan Tri Ujiati, 2013:60 )

Pembelajaran adalah proses mencari kebenaran, menggunakan

kebenaran, dan mengembangkannya untuk kepentingan pemenuhan

kebutuhan hidup manusia,khususnya yang berhubungan dengan upaya

merubah perilaku, sikap, pengetahuan dan pemaknaan terhadap

tugas-tugas selama hidupnya ( Daryanto dan Muljo Rahardjo, 2012:30)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah

suatu kegiatan atau tindakan yang dirancang untuk mendukung proses

belajar peserta didik yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, tidak mampu

melakukan menjadi mampu melakukan yang selanjutnya dapat

(27)

14

2.7. Proses Belajar Mengajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar

merupakan kegiatan yang paling pokok, berarti berhasil tidaknya pencapaian

tujuan pendidikan banyak bergantung kepadabagaimana proses belajar

mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional. Setiap kegiatan

belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan

siswa.Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kodisi belajar siswa yang

didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan ( Pupuh

Fathurohman dan M. Sobry Sutikno.,2010:8)

Proses belajar- mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik

yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mecapai tujuan tertentu.

Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan

syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar. Interaksi dalam

proses belajar-mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekadar

hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif.

Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran,

melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar,

Moh.Uzer Usman dalam (Zainal Aqip,2013:67).

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa

proses belajar-mengajar adalah suatu kegiatan atau interaksi antara guru

dan siswa untuk melakukan suatu pembelajaran mengenai pendidikan yang

(28)

15

2.8. Belajar Gerak

Menurut Adam dalam bukunya perkembangan dan belajar motorik, (

Sugiyanto,2003:9.8) mengemukakah bahwa belajar gerak terjadi dalam 2

fase yaitu fase gerak ferbal yaitu fase belajar gerak dimana gerakan yang

dipelajari masih berada pada pikiran pelajar dan fase gerak yaitu kelanjutan

dari fase gerak ferbal karena penguasaan gerakan sudah baik maka saat

melakukan gerakan seolah- olah tidak memikirkan lagi gerakan yang

dilakukan.

Menurut Fitts dan Posner dalam bukunya perkembangan dan belajar

motorik,(Sugiyanto,2003:9.4) mengemukakan bahwa proses belajar gerak

ketrampilan terjadi dalam 3 fase belajar, yaitu: fase kognitif, fase asosiatif

dan fase otonom. Fase kognitif merupakan fase awal dalam belajar gerak

ketrampilan, untuk mengetahui dan memahami gerakan dari informasi yang

diberikan. Fase asosiatif disebut juga fase menengah, fase ini ditandai

dengan tingkat penguasaan gerakan di mana pelajar sudah mampu

melakukan gerakan- gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat

pelaksanaannya. Fase otonom bisa dikatakan fase akhir dalam belajar

gerak. Fase otonom ditandai dengan tingkat penguasaangerakan dimana

pelajar mampu melakukan gerakan ketrampilan secara otomatis.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat kita simpulkan bahwa

belajar gerak merupakan perubahan tingkah laku atau kecakapan

dikarenakan adanya penguasaan informasi, pemantapan gerak melalui

(29)

16

2.9. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakanupaya mengumpulkan informasi,untuk

mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan kemampuan yang telah dicapai

oleh siswa (Wardani dan Siti Julaeha,2004:1.37

Bloom (1956 ) dalam (daryanto dan Muljo Raharjo)mengemukakan

bahwa hasil belajar meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan

psikomotor,dengan rincian sebagai berikut:

a. Ranah kognitif

Berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan, kemampuan,

dan kemahiran intelektual. Mencakup kategori pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, sisntesis danevaluasi

b.Ranah afektif

Berkaitan dengan hasil belajar berupa perasaan, sikap, minat dan

nilai. Mencakup kategori penerimaan, penanggapan, penilaian,

pengorganisasian dan pembentukan pola hidup.

c.Ranah psikomotorik

Berkaitan dengan hasil belajar berupa kemampuan fisik seperti

keterampilan motorik dan syaraf,manipulasi objek dan koordinasi syaraf.

Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik yaitu persepsi, kesiapan,

gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan komplek, penyesuaian dan

kreativitas.

Pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah perubahan perilaku siswa yang diperoleh dari pembelajar dari yang

(30)

17

kegiatan belajar. Bentuk dari hasil belajar ditunjukkan dengan nilai yang

diberikan guru.

2.10. Permainan

Menurut Syamsir Azis (2003:1.4) Permainan adalah suatu kegiatan

yang menarik, menantang dan yang menimbulkan kesenangan yang unik,

baik dilakukan oleh seorang atau lebih, yang dilakukan oleh anak-anak atau

orang dewasa,tua atau muda,orang miskin atau orang kaya, laki- laki atau

perempuan.

Menurut Soetoto Pontjopoetro dkk, (2004:1.21) bahwa permaianan

merupakan aktivitas yang sangat digemari oleh anak-anak, para remaja dan

juga orang tua. Permainan atau bermain berguna bagi perkembangan

pribadi seseorang, dengan bermain dapat dikembangkan kestabilan dan

pengendalian emosi yang sangat penting bagi keseimbangan mental.

Permainan adalah bagian dari studi pendidikan jasmani yang mempunyai

banyak sekali kegiatan. Permainan mempunyai hubungan yang sangat erat

dengan kegiatan olahraga yang lain dalam mengembangkan manusia

seutuhnya.

Permainan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas jasmani, dimana

bila dilakukan secara teratur adalah mempunyai efek positif bagi kehidupan

manusia, apalagi dilakukan oleh anak- anak yang saat ini sangat

membutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka (Syamsir

Azis,2003:1.24)

Jadi dapat disimpulkan permainan atau bermain merupakan salah

satu kebutuhan hidup manusia baik anak-anak, orang dewasa, maupun

(31)

18

pendidikan jasmani mempunyai tugas dan tujuan yang sama dengan tugas

dan tujuan pendidikan jasmani yaitu tujuan pendidikan jasmani ialah

meningkatkan kualitas manusia, atau membentuk manusia Indonesia

seutuhnya, yang mempunyai sasaran keseluruhan aspek pribadi manusia.

2.11. Pendekatan Bermain

Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep

dalam bentuk permainan. Menurut Wahjuedi (1999:121 ) bahwa “pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi

permainan”.Sedangkan Yoyo Bahagia dan Adang Suherman ( 1999/2000:35

) berpendapat “strategi pembelajaranpermainan berbeda dengan strategi

pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa keduanya harus

melibatkan modifikasi atau pengembangan agar sesuai dengan prisip DAP

(Developmentally Appropriate practice)dan body scalling (ukuran fisik

termasuk kemampuan fisik )”.

https://mari-berkawand.blongspot.com/2011/08/pengertian-pendekatan-bermain.html.

Berdasarkan pendapat dari ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa,

pendekatan bermaian merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep

dalam betuk permainan. Dalam pelaksanaan pembelajaran bermain

menerapkan suatu tehnik cabang olahraga ke dalam bentuk permainan.

Melalui permainan diharapkan akan meningkatkan motivasi dan minat siswa

(32)

19

2.12. Atletik

Dalam dunia olahraga dikenal banyak sekali cabang olahraga antara

lain adalah atletik, permainan, senam dan beladiri. Dari keempat cabang

olahraga tersebut atletik mempunyai peranan penting, karena gerakan – gerakannya merupakan gerakan dasar bagi cabang olahraga lainnya. Atletik

berasal dari bahasa yunani yaitu Athlon yang artinya berlomba dan

bertanding. Atletik adalah aktivitas jasmani atau latihan fisik yang berisikan

gerakan- gerakan alamiah atau wajar seperti jalan, lari, lempar dan lompat.

2.13. Lari Jarak Pendek

Lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 50 m

sampai dengan 400 m. Oleh karena itu yang paling penting untuk lari jarak

pendek adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek merupakan

hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot- otot yang dirubah menjadi

gerakan halus,lancar dan efisien ( Eddy purnomo dan Dapan,2013:33 )

Lari jarak pendek atau lari cepat yaitu lari dengan kecepatan penuh

yang menempuh jarak 100 m, 200 m dan 400 m. Kunci pertama yang harus

dikuasai oleh pelari cepat adalah start. Keterlambatan atau ketidaktelitian

pada waktu melakukan start , sangat merugikan seorang pelari cepat. Oleh

sebab itu cara melakukan start harus benar- benar diperhatikan dan

dipelajari, serta dilatih dengan cermat ( Dadan Heryana dan Giri Verianti,

2010: 17 ).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa lari jarak pendek

adalah lari sepanjang jarak yang ditempuh dengan kecepatan penuh dengan

(33)

20

Untuk urutan lari jarak pendek terdiri dari : start, akselerasi,

percepatan positif, kecepatan maksimal, kecepatan negatif, finish.

2.13.1. Tehnik Start

Pada umumnya kita mengenal 3 cara melakukan start atau tolakan

yaitu: (a) Start jongkok (crouching start ), (b) Start berdiri ( Standing start ),

Start melayang ( flying start ). Macam- macam dari start jongkok yaitu (a).

Bunch Start, (b). Medium Start, (c). Long Start

Gambar 1. Tehnik start jongkok ( Dadan Heryana dan Giri Verianti, 2010:17)

Tahapan dalam start :

1. Tahap “ Bersedia”

a. Letakkan kedua tangan di tanah lurus, tangan sedikit lebih lebar dari

bahu. Kedua lengan menopang berat badan.

b. Letakkan lutut ke tanah ( posisi kaki depan belakang )

c. Kepala segaris dengan badan.

d. Seluruh badan dalam keadaan rileks

(34)

21

Gambar gerakan bersedia

Gambar 2. Gerakan “ Bersedia “

(Didik Zafar Sidik,2010:17 ) 2. Tahap “ Siaap “

a. Pinggang naik secara terkontrol.

b. Kedua tungkai ditumpukan pada tanah / start block

c. Pinggang lebih tinggi sedikit dari bahu.

d. Kedua lengan lurus.

e. Kepala segaris dengan badan, pandangan mata sesuai dengan

posisi.

Gambar 3. Gerakan “ Siap “ (Didik Zafar Sidik, 2010:18)

3. Tahap “ Ya “

a. Dorongan / tolakan dilakukan kedua tungkai secara dinamis.

b. Dorongan kearah horisontal dengan sudut 45 derajat.

(35)

22

d. Kaki kanan meninggalkan start block dengan cepat dengan

mengangkat dan membengkokkan lutut.

e. Ayun lengan tinggi ke depan sesuai dengan gerakan tungkai.

f. Lutut, pinggang, badan, kepala segaris, pelurusan penuh.

g. Luruskan pinggang dan lutut sepenuhnya pada saat gerak dorong

berakhi

Gambar 4. Gerak “ Dorongan” (Dikdik Zafar Sidik,2010:15)

2.13.2. Tehnik Lari Jarak Pendek

1. Tahap gerakan keseluruhan

a. Setiap langkah terdiri dari tahap menumpu dan tahap melayang.

b. Pada saat menumpu ke depan kecepatan pelari berkurang.

c. Pada saat drve- mengayun kecepatan bertambah lagi.

d. Pada saat melayang paha tungkai ayun sejajar dengan tanah,

kemudian diluruskan ke depan untuk menumpu.

(36)

23

Gambar 5. Gerakan keseluruhan lari jarak pendek (Dikdik Zafar Sidik,2010:14)

1. Tahap menumpu dan mendorong

a. Kaki tumpu mendarat hamper tepat dibawah titik berat badan.

b. Gerak tungkai aktif mengais, kedan ke belakang.

c. Lutut kaki tumpu segera lurus untuk menuju gerakan mendorong.

d. Badan agak condong ke depan pada tahap mendorong dan seluruh

persendian ( kaki,lutut,pinggul ) lurus.

e. Lutut kaki ayun ditekuk untuk menambah kecepatan ayun dilanjutkan

dengan ayunan paha ke depan aktif sejajar dengan tanah.

f. Usahakan ujung kaki selalu keatas

g. Ayunan lengan dengan siku ditekuk 90 derajat.

h. Posisi kepala tegak, bahu dan otot muka stabil dan rileks.

(37)

24

1. Tahap melayang

a. Paha tungkai ayun diayun aktif ke depan sejajar dengan tanah.

b. Lutut tungkai ayun ditekuk, tumit kaki ayun sedikit ke depan lutut.

c. Pada saat tungkai ayun siap melurus untuk mendarat, tungkai tumpu

ditekuk penuh pada lutut.

d. Kaki ayun siap mendarat dengan gerakan aktif mengais ( ke bawah

belakang ) dengan bantuan telapak kaki posisi mencangkul untuk

mendapatkan efek kaisan yang optimal.

Gambar 7.Gerakan kaki ketika tungkai melayang (Dikdik Zafar Sidik,2010:11)

2.13.3. Tehnik Memasuki Garis Finish

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pada waktu pelari mencapai

garis finish

a. Lari terus tanpa perubahan gerak apapun.

b. Dada dicondongkan ke depan, kedua tangan diayunkan ke bawah

belakang ( gaya merebahkan diri )

c. Dada diputar dengan ayunan tangan ke depan atas sehingga bahu

(38)

25

Gambar 8. Tehnik memasuki garis finish ( Dadan Heryana dan Giri Verianti,2010:19 )

2.14. Permainan Boker

Permainan dalam penelitian ini yaitu permainan boker. Permainan lari

boker adalah suatu permainan yang dilakukan dengan individu atau beregu

dengan cara berlari memindah / atau membawa bola dari keranjang yang

satu kemudian dimasukkan kedalam keranjang lainnya.

(39)

26

Keterangan :

: Siswa

: Keranjang

: Bendera kecil

: Bola kecil

Cara permainan dengan kompetisi secara individu :

1. Siswa dibagi menjadi 3 baris berbanjar.

2. Siswa mempraktikkan permainannya secara individu dari posisi start

sampai selesai, yaitu siswa berlari membawa bola yang telah disiapkan

satu persatu untuk dipindahkan dan dimasukkan kedalam keranjang

dengan jarak 20 meter sampai bola yang ada dikeranjang habis.

3. Ketika guru memberikan aba-aba maka siswa berlari secepat- cepatnya.

4. Yang dinyatakan sebagai pemenang adalah siswa yang menyelesaikan

tugasnya dengan cepat dan benar.

2.15. Kerangka Berpikir

Penelitian ini menfokuskan pada upaya meningkatkan hasil belajargerak

dasar lari melalui pendekatan permainan boker. Proses pembelajara

pendidikan jasmani disekolah bisa berlangsung dengan efektif dan optimall

tergantung oleh beberapa factor. Factor tersebut antara lain: fasilitas dan

metode pembelajaran.

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.Siswa diarahkan untuk

menyelesaikan masalah sesuai dengan konsep pembelajaran dan konsep

(40)

27

senang, tertarik terhadap materi dan termotivasi dalam mengikuti

pembelajaran.

Upaya dalam meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani melalui

strategi pembelajaran yaitu menerapkan permainan boker. Melalui

permainan boker diharapkan tercipta suasana belajar yang menyenangkan,

siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dalam materi gerak dasar

lari, sehingga mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Untuk memperjelas

kerangka berpikir diatas maka dapat digambarkan dalam bagan ( Budi

Hartono, 2013:35 ) sebagai berikut :

Bagan Kerangka Berpikir

a. Siswa kurang tertarik dan

mudah bosan dengan

pembelajaran gerak dasar

lari

b. Hasil belajar masih

rendah

melalui permainan boker.

(41)

59 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Pada Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Lari menggunakan Pendekatan Permainan

Boker Pada Siswa Kelas III SD Negeri Pucang Kecamatan Secang

Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2015 / 2016”. Dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran gerak dasar lari menggunakan pendekatan permainan

boker dapat diterima siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengamatan aktivitas guru

dan siswa dalam proses belajar mengajar pada siklus I sebesar 78% untuk guru

dan 70% untuk siswa. Sedangkan untuk siklus II sebesar 92% untuk guru dan

88% untuk siswa,sehingga menunjukkan peningkatan sebesar 14% untuk guru

dan 28% untuk siswa. Data hasil ketuntasan belajar siswa siklus I mencapai

72,22% sedangkan pada siklus II mencapai hasil sebesar 91,67% sehingga

menunjukkan peningkatan sebesar 19.45%.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka ada beberapa saran sebagai berikut:

1. Diharapkan pendekatan permainan boker bisa digunakan untuk

pelaksanaan pembelajaran.

2. Guru diharapkan lebih inovatif, kreatif dalam memilih dan menerapkan

(42)

60

DAFTAR PUSTAKA

Aip syarifudi dkk.2004.

Azas dan Falsafah Penjaskes

.Jakarta:Universitas

Terbuka.

Djumijar. 2003 .

Dasar- Dasar Atletik.

Jakarta. Universitas Terbuka

Daryanto

dan

Muljo

Raharjo.2012.

Model

Pembelajaran

Inovatif

.

Yogyakarta:Gava Media

Dadan Heryana dan Giri Verianti. 2010.

Olahraga dan Kesehatan

. Jakarta:

Pusat Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional.

Dikdik Zafar Sidik. 2010.

Mengajar dan Melatih Atletik

.Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Eddy Purnomo dan Dapan.2013.

Dasar-Dasar Atletik

. Yogyakarta:

Alfamedia.

Haryu Islamuddin.2012.

Psikologi pendidikan

.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Isriani Hardani dan Dewi Puspitasari.2012.

Strategi pembelajaran terpadu

.

Yogyakarta: Familia.

Pupuh Fathurohman dan Sobry Sutikno. 2010.

Strategi Belajar Mengajar

Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami

.Bandung:

PT. Refika Aditama.

Rusli Lutan. 2004. Setrategi

Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan

.Jakarta: Universitas Terbuka.

Syaefurohman

dan

Tri

Ujiati.

2013.

Manajemen

Dalam

Pembelajaran.

Jakarta: Permata Puri Media.

Sofia Hartati. 2005. Perkembangan Belajar Anak Usia Dini

.Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Syamsir Azis.2003.

Permainan Kecil di Sekolah Dasar

. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono danSupardi.2007.

Penelitian tindakan

Kelas.

Jakarta:PT. Bumi Aksara.

(43)

61

Zainal Aqib dkk. (2011).

Penelitian Tindakan kelas

.Bandung: CV.Yrama

Widya.

Sugiyanto.(2003).

Perkembangan dan Belajar Motorik

.Jakarta: Universitas

Terbuka.

SoetotoPontjoPoetro dkk (2004)

Permainan Anak Tradisional dan Aktivitas

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 1. Tehnik start jongkok
Gambar 3. Gerakan “ Siap “(Didik Zafar Sidik, 2010:18)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kepala sekolah SMPIT Ukhuwah Banjarmasin, guru-guru serta seluruh staff tata usaha dan juga para siswa yang telah berkenan memberikan bantuan dan meluangkan waktu

1) Untuk mengetahui sejauhmana efektivitas cara belajar mengajar yang telah dilakukan, khususnya yang berkenaan dengan anak didik. 2) Untuk mengetahui prestasi belajar siswa guna

Dengan demikian simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Project Based Learning menggunakan media schoology dapat meningkatkan prestasi belajar

Kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya, merinci setiap mata pelajaran sehingga dinamakan Rentjana Pelajaran Terurai 1952.. Kurikulum ini sudah mengarah pada

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan. Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA BID ANG PENYELENGGARAAN D AN EVALUASI TERHAD AP KINERJA PEGAWAI D I PUSAT PEND IDIKAN D AN PELATIHAN (PUSD IKLAT) GEOLOGI BAND UNG Universitas

Untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan Magister Kedokteran Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang saya jalani,

Sahabat MQ/ Pendistribusian paket perdana program konversi dari minyak tanah/ ke elpiji 3 kilogram/ di seluruh wilayah Kota-Kabupaten di Jawa Tengah dan Daerah