ix
ABSTRAK
PENERAPAN SANKSI DAGANG INTERNASIONAL SEBAGAI ALAT PAKSA DALAM KEGIATAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Budiman Ginting 1
Kata Kunci: Sanksi Dagang Internasional, WTO, Perdagangan Internasional Mahmul Siregar **
Dita Lestari ***
Kegiatan perdagangan internasional terkadang menyebabkan kepentingan negara-negara satu sama lain saling bersinggungan sehingga dapat secara langsung atau tak langsung merugikan atau mengancam kepentingan negara lain. Kekuatan di bidang ekonomi kerap dijadikan alat pemaksa terhadap negara lain yang lebih lemah agar melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan sesuatu tindakan yang tentu akan berdampak dalam sistem pemerintahan negara itu sendiri. Skripsi ini membahas pengaturan kegiatan perdagangan internasional dalam kerangka WTO, bentuk-bentuk kebijakan perdagangan internasional yang dapat dikenai sanksi WTO, dan penerapan sanksi dagang internasional sebagai alat paksa dalam perdagangan internasional.
Metode penulisan yang digunakan adalah metode penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif yang dilakukan melalui kajian penelitian hukum kepustakaan dan bahan hukum lainnya yang relevan. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan, dan dianalisis secara kualitatif.
Penerapan sanksi sebagai alat kebijakan dalam kegiatan perdagangan internasional merupakan hal yang dikecam oleh negara-negara anggota organisasi perdagangan dunia.WTO adalah sebuah organisasi perdagangan dunia yang melarang segala tindakan/kebijakan yang berhubungan dengan perdagangan internasional yang dilakukan sepihak oleh suatu negara yang dapat menimbulkan kerugian bagi negara lain. Selama negara yang merasa dirugikan tersebut dapat memberikan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan bahwa kebijakan-kebijakan yang dilakukan mitra dagangnya telah menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan-perusahaan dalam negeri. WTO dibentuk dan dilengkapi mekanisme penyelesaian sengketa yang didukung oleh sanksi dagang, meskipun demikian WTO mengedepankan penyelesaian sengketa secara damai. Setiap negara yang terlibat dalam sengketa diharapkan menyelesaikan perselisihan dengan cara bilateral ataupun multilateral sebelum dibentuknya panel. Apabila negara inisiator tetap memberlakukan kebijakannya, negara sasaran dibenarkan untuk memberlakukan tindakan/kebijakan balasan yang sebagaimana diatur oleh WTO untuk alasan melindungi produk dalam negeri.
* Dosen Pembimbing I ** Dosen Pembimbing II
***Mahasiswa Fakultas Hukum USU