• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formulasi Krim Dengan Minyak Canola (Brassica napus L.) Sebagai Pelembab Menggunakan Dasar Krim m a dan a m

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Formulasi Krim Dengan Minyak Canola (Brassica napus L.) Sebagai Pelembab Menggunakan Dasar Krim m a dan a m"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

tumbuhan canola, yaitu tumbuhan asli Kanada Barat dengan bunga berwarna

kuning. Popularitas dari minyak kanola berkembang dengan cepat di Amerika

Serikat. Minyak canola mengandung kadar asam lemak jenuh yang lebih rendah

(kira-kira 6%) daripada minyak lainnya dan mengandung kadar asam lemak tidak

jenuh yang tinggi(Fereidoon, 1990).

Minyak canola (Brasicca napus L.) memiliki nilai gizi dan kandungan

vitamin E yang tinggi berguna untuk perawatan kulit. Vitamin E merupakan

antioksidan yang sangat efektif, mampu melindungi kulit dari kerusakan akibat

radikal bebas dan dapat menjaga kulit tetap lentur, halus, mengurangi munculnya

noda dan bekas jerawat, serta memperlambat munculnya keriput.Minyak canola

juga mengandung asam lemak seperti asam oleat (62%), palmitat (4%), stearat

(2%), asam linoleat (21%), dan asam alfa-linoleat (10%) (Honary danErwin,

2011).

Emulsi adalah suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamika yang

mengandung paling sedikit dua fase cair yang tidak bercampur, satu diantaranya

didispersikan sebagai globul dalam fase cair. Sistem ini dibuat stabil dengan

bantuan suatu zat pengemulsi atau emulgator. Bila dua buah cairan yang tidak

saling bercampur dimasukkan bersama dalam suatu wadah, maka akan terbentuk

(2)

molekul-molekul dari tiap cairan yang memisah lebih besar dari gaya adhesi antara kedua

cairan (Martin, 1993).

Emulsi mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam

cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.

Emulsi biasanya mengandung dua zat yang tidak tercampur yaitu air dan minyak,

dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan lain.

Dispersi ini tidak stabil, butir-butir ini bergabung dan membentuk dua lapisan air

dan minyak yang terpisah (Anief, 2004).

Sistem emulsi minyak dalam air (m/a) adalah sistem dengan fase

terdispersi(fase diskontinu) adalah minyak fase pendispersinya (fase kontinu)

adalah air. Sebaliknya emulsi air dalam minyak (a/m) adalah emulsi dengan air

fase terdispersi dan minyak sebagai fase pendispersinya (Lachman, 1994). Fase

terdispersi dan fase pendispersi yang akan terbentuk tergantung dari komposisinya

dalam sistem. Fase yang memiliki komposisi lebih banyak daripada yang lainnya

akan menjadi fase pendispersi (Lund, 1994).

Dalam sediaan emulsi kosmetika, biasanya fase air dan fase minyak bukan

merupakan komponen tunggal, tetapi dalam setiap fase tersebut kemungkinan

mengandung beberapa macam komponen. Pada umumnya, sebagian besar

kosmetika yang beredar adalah sistem minyak dalam air, karena mudah menyebar

pada permukaan kulit. Dengan pemilihan formula yang tepat, akan diperoleh

emulsi yang tidak berlemak dan tidak lengket(Ditjen POM,1985).

Kulit merupakan lapisan yang menutupi dan melindungi seluruh tubuh

dari berbagaimacam gangguan dari luar tubuh yang menyebabkan hilangnya

(3)

dan keras, tidak fleksibel, danpecah-pecah akibat kekurangan air di stratum

corneum dan kelembaban yang rendah (Mitsui, 1997).

Kosmetik menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MenKes/1998

adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar

badan (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi dan

rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan,

melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak

dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono

dan Latifah, 2007).

Krim pelembab (moisturizers) merupakan kosmetik perawatan yang

bertujuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh

seperti udara kering, sinar matahari terik, angin keras, umur lanjut, berbagai

penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat penguapan air

sehingga kulit menjadi lebih kering (Wasitaatmadja, 1997).

Kandungan air dalam stratum corneum, meskipun sedikit (hanya 10%)

tetapi sangat penting. Kelembutan dan elastisitas stratum corneum sepenuhnya

tergantung pada air yang dikandungnya dan bukan pada kandungan lemaknya

(Tranggono dan Latifah, 2007).

Pada kondisi kulit tertentu, pelembab diperlukan oleh kulit untuk

mempertahankan struktur dan fungsinya. Pengaruh berbagai faktor baik dari luar

maupun dalam tubuh dapat menyebabkan kulit menjadi lebih kering akibat

kehilangan air oleh penguapan yang tidak dirasakan (Soraya,2002).

Retak-retak pada stratum corneum di bawah kondisi yang kurang baik,

(4)

menimbulkan iritasi dan peradangan atau keratinisasi abnormal yang juga akan

melemahkan kulit. Disinilah perlunya kosmetik pelembab kulit, untuk mencegah

dehidrasi kulit yang menyebabkan kekeringan dan retak-retak pada kulit

(Tranggono dan Latifah, 2007).

Berdasarkan hal di atas telah dilakukan penelitian formulasi minyak

canola sebagai bahan pelembab dalam sediaan krim dalam bentuk krim m/a dan

krim a/m serta membandingkan keduanya.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang,perumusan masalah penelitian ini adalah:

a. Apakah minyak canola dapat diformulasikan dalam sediaan krim dengan tipe

emulsi m/a dan a/m.

b. Apakah krim minyak canola mampu mengurangi penguapan air dari kulit atau

melembabkan kulit.

1.3 Hipotesa

Berdasarkan perumusan masalah, yang menjadi hipotesis adalah:

a. Minyak canola dapat diformulasikan dalam sediaan krim dengan tipe emulsi

m/a dan a/m.

b. Krim minyak canola mampu mengurangi penguapan air dari kulit atau

melembabkan kulit dalam bentuk sediaan krim.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk membuat sediaan krim tipe m/a dan a/m dengan penambahan minyak

(5)

b. Untuk mengetahui kemampuan krim minyak canola mengurangi penguapan air

dari kulit atau melembabkan kulit.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan daya dan hasil

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Akumulasi Logam Berat Timbal (Pb) dan Cadmium (Cd) Pada Pohon Mangrove ( Avicennia marina ) di Perairan Karangsong,

Namun demikian, penambahan zeolit dengan taraf 1.5% memiliki pengaruh terbaik dari antara perlakuan lain yaitu mampu menahan laju konsumsi ransum harian dan menghasilkan

Penulis bersyukur dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Menyebutkan Simbol-Simbol Huruf Melalui Permainan Kartu Huruf Pada Kelompok A

Dari kondisi tersebut timbul beberapa pertanyaan, struktur bangunan bangunan tinggi tahan gempa seperti apa yang dikatakan tahan terhadap gempa, pengaruh apa saja yang ditimbulkan

dengan fasilitas e-Banking (Kartu Debit Mandiri, SMS Banking Mandiri, Internet Banking Mandiri dan Call Mandiri) adalah rekening yang hanya memiliki 1 (satu)

Dalam kedudukannya sebagai Pemilik Rekening (yang untuk selanjutnya disebut Pemilik Rekening ) dengan ini menyatakan tunduk pada ketentuan yang berlaku di PT

Dengan penelitian yang di lakukan pada Rumah Tradisional Maluku kasus study Rumah Tradisional Maluku di TMII yang akan di publikasikan kepada masyarakat umum di harapkan menjadi

Membuka dan/atau mengurus pembukaan rekening tabungan / giro atas nama PEMBERI KUASA pada BANK yang digunakan khusus untuk penyelesaian transaksi efek baik atas transaksi