• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PADA MATERI CAIRAN DAN ELEKTROLIT

SitiAisyah

Bagian Keperawatan Gerontik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya

Abstract

Cognitive ability is an abitity emphasized on intellectual process and student cognitive ability to matters of electrolyte and liquid's need showed the mastery of knonwledge,comprehensive, application, analysis, synthesis, and evaluation about concepts of matters of electrolyte and liquit’s need. This research is proposed to identify effect of based learning problem toward student’s cognitive ability about matters of electrolyte and liquid’s need.

To research design was using quasy experiment. The population was grade I student of DIII Keperawatan UM Surabaya as many as 44 students (22 of them in treatment group and 22 others in control group). Independent variable was effect of based learning problem and dependent variable was student cognitive ability about matters of electrolyte and liquid's need. Data collection by using quisionaire and analysis test by using statistic test of Mann Whitney with significance < 0,05.

Result of study was obtained because there was strong effect between effect of based learning problem toward student cognitive ability about matters of electrolyte and liquidb need with p value : 0,000.

Inconclution PBL has significance effect on nurse the increase student competent on basic needs fluid and electrolyte. Further study are recominded the effict of PBL on the change of behavior and skill for nurse student.

Key words: Problem Based Learning, cognitive abitity.

LATAR BELAKANG

Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang dititikberatkan pada proses intelektual (Hamalik, 2005). Kemampuankognitif yang harus dimiliki mahasiswakeperawatan dalam penguasaan konsep materi kebutuhan cairan dan elektrolit meliputi kemampuan menguasai konsep tentang proporsicairan tubuh, distribusi cairan tubuh, fungsi cairan tubuh, factorfaktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit, komposisi cairan, keseimbangan asam basa dan masalahmasalah yang sering terjadi pada cairan dan elektrolit. Karena banyaknya konsep kebutuhan cairan dan elektrolit yang harus dipahami dan dikuasai, merupakan salah satu sub bab materi kebutuhan dasar manusia yang dianggap cukup sulit oleh mahasiswa. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap 80 mahasiswa yang telah mendapatkan materi kebutuhan dasar manusia menunjukkan bahwa materi kebutuhan dasar manusia adalah materi yang dianggap sulit sebesar 60%, mudah 12,5% dan sedang-sedang saja 27,5%.

Pencapaian kemampuan kognitif melalui penerapan metode pembelajaran

teacher centered ternyata tidak mampu meningkatkan kemmapuan mahasiswa.

(2)

akademik dari 80 mahasiswa 45% indeks prestasinya turun dari tahun lalu, dan beberapa faktor dapat menjadi penyebabnya, salah satu adalah metode pembelajaran yang diterapkan di dalam pengajaran. Metode pernbelajaran yang masih teacher centered ternyata kurang menjadikan mahasiswa bersifat aktif dan kreatif, mereka cenderung menunggu pengajar memberikan materi yang diajarkan tanpa menggali terlebih dahulu materi yang diajarkan tersebut. Oleh karena itu metode pembelajarmyang bersifat teacher centered perlu diubah menjadi student centered.Salah satu metode yang perlu dikembangkan adalah belajar berdasarkan masalah yaitu Problem Based Learning (PBL) yang sangat relevan untuk perkembangan kemampuan kognitif mahasiswa (Nursalam, 2005 ).

John Dewey (1916), menyimpulkan bahwa mahasiswa akan belajar dengan baikj ika apa yang telah dipelaj ari terkait denganapa yang telah diketahui dan dengan kegiatpn atau peristiwa yang akan terjadi disekelilingnya. Strategi pengajaran yang perlu dikembangkan dalam hal ini adalah pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning (PBL).

Metode Problem Based Learning (PBL) adalah metode pendidikan yang mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompokuntuk mencari penyelesaian masalahmasalahdi dunia nyata (Duch, 1995). Ishida (1995) mengkaji respon terhadap pembelajaran berbasis masalah menunjukkan mayoritas responden 71% memilih PBL dengan alasan yang antaralain peserta didiklebih mandiri, fleksibilitas, hubungan yang terjalin antara peserta didik dan pengajar, metode yang menyenangkan dan mendukung pembelajaran mereka.

Pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan masalah, pada materi kebutuhan cairan dan elektrolit ditemukan banyak permasalahan terutama masalah klien dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, sehingga dapat dijadikan bahan diskusi untuk meftmgsang kemampuan kognitif mahasiswa untuk lebih aktif dan kreatif.

Metode pembelajaran berbasis masalahProblem Based Learning (PBL) memungkinkan untuk diterbpkan dengandidukung sarana dan fasilitas pendukungseperti laboratorium keperawatan, perpustakaan yang memadai dan sejumlah intemet.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Problem BasedLearning (PBL) terhadap kemampuan kognitif mahasiswa memahami materi kebutuhan cairan dan elektrolit.

METO DE

Penelitian ini menggunakan desain atau rancangan Quasy Experiment dimana penelitian melakukan intervensi metode Problem Based Learning terhadap dampak kemampuan kognitifdalam memahami materi kebutuhan cairan dan elektrolit kepada satu kelompok yang kemudian dilakukan pengukuran. Kemudian hasil pengukuran dikontol atau dibandingkan dengan kelompok lain yang tidak mendapatkan perlakuan tersebut.

(3)

Variabel independent dalam penelitian ini adalah Pengaruh Problem Based Learning dan variabel dependent adalah kemampuan kognitif mahasiswa dalam materikebutuhan cairan dan elektrolit.

Instrument pengumpulan data dengan menggunakan qu esioner yaitu untuk mengetahui kemampuan kognitif mahasiswa, quesioner diberikan setelah dilakukan tindakan Problem Based Learning.

HASIL PENELITIAN

Dari hasil pengamatan pada objek penelitian atau responden dilihat dari sebelum dan sesudah perlakuan Problem Based Learning pada perubahan kemampuan kognitif didapatkan bahwa, pada kelompok perlakuan kemampuan kognitif pada kelompok pre dan post perlakuan nilai probabilitas (p) = 0,000, sedangkan pre dan post kelompok kontrol nilai probabilitas (p) = 0.000, hal ini menunjukkan ada perubahan kemampuan kognitif yang signifikan pada kedua kelompok. Uji statistik Mann WhitneyTest pada kelompok pre dan post terhadap kelompok perlakuan dan kontrol mempunyai nilai probabilitas (p) = 0.000, hal ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian terhadap sejumlah responden (mahasiswa DIIIKeperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UniversitasMuhammadiyah Surabaya) dalam penerapan

Problem Based Learning terhadap kemampuan kognitiftentang materi kebutuhan cairan dan elektrolit didapatkan sebelum perlakuan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol kemampuan kognitif dalam kategori sama yaitu kuran sebesar 95,5 % dan cukup sebesar 4,5% sedangkan setelah perlakuan dadapatkan kemampuan kognitif pada kelompok perlakuan kategorisedang 63,6%, baik sebesar 36,7 % dan kurang tidak ada, sedangkan pada kelompok kontrol kemampuan kognitif dalam kategori baik tidak ada. Dari analisa data uji Mann Whitney Test didapatkan ada pengaruh Problem Based Learning terhadapkemampuan kognitif mahasiswa pada materi kebutuhan cairan dan elektrolit dengan nilai probabilitas (P) = 0.000.

Degeng ( 1984) menyatakan pembelajaran merupakan upaya untuk membelajarkan peserta didik, yang secara implisit terlihat bahwa dalam pembelajaran ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil yang diinginkan. Belajar adalah suatu aktivitas mental, psikis yang berlangsung dalam interaksi aktifdengan lingkungan yang menghasilkan perubahan - perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap (WS Winkel, 1987 dalam buku Susarno,2006).

Menurut Benyamin S.Bloom (1956) bentuk tingkah laku sebagai tujuan belajar dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi yaitu matra kognitif, matra afektif dan matra psikomotor. Pada matra kognitif atau kemampuan kognitif berkenaan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Matra ini memiliki enam tingkatan atau tahapan yaitu: pertama pengetahuan (knowledge),pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (syntesis), dan yang terakhir evaluasi (evaluation).

(4)

Domain kognitifdikenal sebagai domain berpiki mencakup perolehan informasi dan merujuk kemampuan intelektual peserta didik,kapasitas mental dan proses berpikirnya (Bastable, 2002). Menurut Kurt Lewin ( I892 - 1947) belajar berlangsung sebagai akibat dari perubahan struktur kognitif itu adalah hasil dua macam kekuatan, satu dari struktur medan kognisi itu sendiri, yang lainnya dari kebutuhan dan motivasi internal individu. Menurut Elnerst Hilgard Syagala (2005) untuk memperoleh pemahaman ada enam ciri yang harus dilalui yaitu: 1) pemahaman dipengaruhi oleh kemampuan dasar dimana setiap individu mempunyai kemampuan dasar yang berbeda; 2\ pemahaman dapat dipengaruhi oleh pengalaman belajar yanglalu 3) pemahaman sangat tergantung kepada pengaturan situasi karena pemahaman dapat terjadi bila segala aspek yang dibutuhkan dapat diamati; 4) pemahaman dadahului oleh usaha atau hal yang harus dicari tidak dapat datang secar tibatiba; 5) pemahaman dapat diulangi artinya bila seseorang mendapat problem yang pernah dialami maka bila datang problem yang sama maka ia akan dapat langsung memecahkannya; 6) pemahaman dapat dipergunakan bagi pemahaman situasi lain.

Suatu proses pembelajaran tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila Tujuan pembelajaran Khusus (TPK) dapat tercapai (Susarno, 2005). Pada materi kebutuhan cairan dan elektrolittujuan pembelajaran yang hendak dicapai meliputi Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Tujuan Instruksional Umum (TIU) pada materi kebutuhan cairan dan elektrolit yaitu mahasiswa akan dapat menjelaskan konsep yang berhubungan dengan kebutuhan cairan dan elektrolit. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) meliputi kemampuan menguasai konsep tentang proporsi cairan tubuh, distribusi cairan tubuh, fungsi cairan tubuh, factor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit, komposisi cairan keseimbangan asam basa dan masalah masalah yang sering terjadi pada cairan dan elektrolit.

Dunkin dan Biddle mengatakan proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik jika pendidik mempunyai dua kompetensi utama yaitu: 1) kompetensi substansi materi pembelajaran atau penguasaan materi pelajaran; dan 2) kompetensi metodologi pembelajaran. Artinya jika guru menguasai materi pelajaran diharuskan juga menguasai metode pengajaran sesuai kebutuhan materi ajar yang mengacu pada prinsip pendidikan yaitu memahami karakteristik peserta didik. Jika metode dalm pembelajaran tidak dikuasai, maka penyampaian materi ajar menjadi,tidak maksimal. Metode yang digunakan sebagai strategi yang dapat memudahkan peserta didik untuk menguasai ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru (Syagala,2005).

(5)

Konsep pokok kostruktivisme adalah bahwa pengetahuan disusun melalui aktivitas kognitif peserta didik dalam interaksi yang berkelanjutan dan pembelajaran berlangsung melalui partisipasi aktif individu dalam interaksi social dangan individu lain, konstruktivisme memberikan rasional teoritis pada PBL dimana PBL menempatkan pembelajaran dalam konteks social, yaitu peserta didik membahas permasalahan bersama kelompok dan pembimbing membahas isu, saling membantu dalam mengaitkan ide yang baru dengan pengetahuan yang mereka miliki (Elizabeth, 2006). Bernstein (1995) mengkaji respon peserta didik terhadap metode PBL, peserta didik mengatakan bahwa keuntungan Yang mereka peroleh dari PBL antara lain mereka menguasai hal-hal yang dipelajari lebih baik dan memperoleh umpan balik yang lebih banyak, PBL lebih menyenangkan, menstimulasi, lebih menarik dan peserta didik belajar cara belajar dan bukan cara mengingat.

Kemampuan kognitif yang harus dimiliki mahasiswa pada materi kebutuhan cairan dan elektrolit adalah kemampuan memahami konsep - konsep yang sesuai dengan tujuan pembelajaran pada Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan lnstruksional Khusus (TIK). Dengan menggunakan metode pembelajaran PBL ternyata mahasiswa pada kelompok perlakuan nilai rerata kemampuan kognitif lebih tinggi artinya lebih mampu menguasai konsep-konsep pada materi kebutuhan cairan dan elektrolit daripada kelompok kontrol dengan menggunakan metode yang lain. Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses pembelajaran dapat berhasil adalah daya serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi (Susarno, 2005).

Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa pengaruh metode Problem Based Learning terhadap kemampuan kognitif memang sangat dirasakan oleh mahasiswi atau peserla didik dalam melaksanakan prose belajar mengajar, setiap peserta didik bertanggung jawab dalam pembelajaran sendiri dan pembimbing serta peserta didik lain bertanggung jawab untuk saling membantu guna mencapai pembelajaran yangoptimal.

SIMPULAN DAN SARAN

Kemampuan kognitif tentang materi kebutuhan cairan dan elektrolit pada mahasiswa DIII Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surabaya mengalami peningkatan dengan diterapkannya metode Problem Based Learning. Serta PBL berperan dalam kemandirian dan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran.

Metode pembelajaran Problem Based Learning sekiranya dapat dilaksanakan di lingkungan pendidikan kesehatan guna meningkatkan kualitas lulusan, serta pengajar diharapkan menj adi fasil itator pembelajaran yang lebih memberi penekanan pada pertanyaan seputar logika, nilai dan keyakinan peserta didik daripada pemberi informasi.

KEPUSTAKAAN

Bastable, S. 2002. Perawat Sebagai Pendidik. EGC. Jakarta. Hal 283-285

Djamarah, SB. & Zain, A.2002). Strategi Belajar Mengaiar. Rineka Cipta. Jakarta. Hal 82-118.

(6)

Hidayat, A. 2003. Riset Keptawatan dan Teknik Penulisan llmiah. Salemba Medika. Jakarta. Hal 35.

Horne, M & Pamela. 2001. Keseimbangan Cairan, Elektrolit dan Asam Basa. EGC. Jakarta.Hal2-12.

Kozier, 1996. Fundamental of Nursing; Concept, Process, and Practice. Redwood City. Californi a. Hal 1352-1353.

Notoatmodjo, 2002. Me todolo gi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta' Jakarta.

Nursalam, 2003.'Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian llmu Keperawatan. Medika Salemba.Jakarta.

Nursalam, 2005. Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi (PT) Keperawatan Melalui Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). (Makalah disamPaikan Pada lokakarya berbasis komPetensi).

Payong, RM. 2004. Goodbye Te achet. http : //www.kompas.com. Karnis, l5 Juni2006. Rideout, E. 2006. Pendidikan Keperawatan. EGC. Jakarta. Hal 30 -34.

Sagala, S. 2005. KonseP dan Makna PembeIajaran. Alfabeta. Jakarta. Hal 173-229. Sudjana, S. 2005. Strategi Pembelajaran. Falah Production Bandung. Hal I38-154. Suganda, K. & EddY, R. 1999. Pengaruh Pembelaiaran Terhadap Kemampuan Akademik. Bina Diknakes Edisi 31. hal l5-16

Referensi

Dokumen terkait

CT Thorax dengan kontras memperlihatkan intralobar bronchoplumonary sequester (A,B)panah kuning memperlihatkan daerah hiperdens pada lobus kiri bawah paru dengan lesi kistik

Periode II Penerimaan sumbangan perorangan, kelompok/badan usaha yang dilaporkan tidak ada penyumbang. b) Pembukaan Rekening Khusus Dana Kampanye PATUH Laporan

Fauziah Bireuen dalam hal ini mempunyai tugas menerima uang, mencatat uang, menyimpan uang yang bersumber dari pendapatan selain pendapatan APBK pada rekening bank yang

Kegiatan ini dihadiri oleh 56 peserta dari 28 Sekolah Anggota Persetia, ditambah dengan mahasiswa-mahasiswa STT BI (yang diwajibkan oleh pimpinan STT BI) sehingga seluruh

Di setiap perguruan tinggi, termasuk di STAI Yapata Al-Jawami, penulisan karya ilmiah dapat berupa bagian dari tugas kuliah yang diberikan dosen kepada mahasiswa, yakni dalam

Uways Sulqurni Graha Piesta, Jalan Warung Buncit Raya No.. Bursa Efek

Penelitian yang dilakukan oleh Sania dan Wahyuni (2016) menyatakan bahwa dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit perbankan.Kasmir

Struktur Modal adalah kebijakan perusahaan dalam pendanaan baik berupa pendanaan internal maupun eksternal karena suatu struktur modal yang baik akan berpengaruh terhadap