• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah teori belajar behavioristik .

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah teori belajar behavioristik ."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

“Meningkatkan Kreativitas dengan Model Bimbingan Belajar dari

Teori Belajar Behavioristik”.

Makalah Psikologi Pendidikan

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Dra. Aas Saomah, M.Si

Oleh :

Edwin Sutiana

1406726

Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri

Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya-upaya dalam mengorganisasi lingkungan supaya terjadi kegiatan belajar pada diri siswa. Belajar merupakan pokok dari perkembangan hidup manusia secara keseluruhan. Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal lain yang ditangkap oleh alat indra. Sedangkan respon yaitu interaksi yang dimunculkan ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau tindakan (Agus, 2010).

Kreativitas adalah kemampuan (berdasarkan data dan informasi yang tersedia) menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban (Munandar, 2002 : 48). Secara operasional, kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memerinci) suatu gagasan.

Dalam kegiatan belajar, kreativitas sangat diperlukan. Orang yang krativitasnya tinggi akan mempunyai keterampilan berpikir yang lancar dan memiliki imajinasi yang tinggi (berpikir divergen). Sebaliknya, orang yang kreativitasnya rendah cenderung tidak terampil dalam berpikir dan mempunyai imajinasi yang rendah (berpikir konvergen).

(3)

berpikir lancar yang rendah mencapai 4%, (2) fleksibilitas yang rendah 6%, (3) kemampuan berpikir rasional yang rendah 22% dan sangat rendah 2%, (4) kemampuan elaboratif yang rendah 4%, (5) kemampuan evaluasi yang rendah 2%, (6) rasa ingin tahu yang rendah 2%, (7) sikap imajinatif yang rendah 2%, (8) rasa tertantang kemajuan yang rendah mencapai 16%. Adapun keberanian mengabil risiko dan sikap menghargai pada umumnya siswa termasuk kategori cukup, tinggi, dan sangat tinggi.

Setelah diteliti lebih jauh, ditemukan bahwa dari segi belajar behavioristik, guru belum sepenuhnya memberikan: reinforcement and punishment (penguatan dan hukuman), primary and secondary reinforcement (penguatan primer dan sekunder), schedules of reinforcement (jadwal penguatan), contingency management ( manajemen kontingensi), stimulus control in operant learning (kontrol stimulus dalam operant learning), dan the eliminationof responses ( eliminasi respon-respon). Guru sangat jarang memberikan penguatan menakal siswa berhasil meraih sukses belajar, namun lebih sering memberikan hukuman ketika siswa melakukan pelanggaran disiplin belajar.

Berdasarkan belajar diatas, maka penyelesaian masalah dibatasi pada upaya meningkatkan kreativitas melalui model bimbingan belajar behavioristik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian teori belajar behaviorisme? 2. Apa saja ciri-ciri teori belajar behaviorisme?

3. Bagaimana aplikasi dari teori behavioristik dalam mengembangkan kreativitas?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan Makalah ini adalah:

(4)

3. Mengetahui bagaimana mengaplikasikan teori behavioristik dalam mengembangkan kreativitas.

4. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu kita dapat mengetahui pengertian dari teori behaviorisme, ciri-ciri teori behaviorisme, dan kita dapat mengatahui bagaimana mengembangkan kreativitas dengan menggunakan model bimbingan belajar dari teori belajar behavioristik

5. Sistematika Penulisan

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Behavioristik

Behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Dalam konsep Behavioral, perilaku manusia merupakan hasil belajar, sehingga dapat di ubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi belajar (Surya, 2003: 168).

Teori belajar Behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Dasar pikiran dari teori behavioristik adalah bahwa perasaan atau emosi adalah hasil dari proses berpikir (Miller, 2011). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret, dimana reinforcement (penguat) dan punishment (hukuman) menjadi stimulus (rangsangan) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Menurut Skinner, hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku.

Faktor yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat, begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement)maka respon juga semaki kurang. Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi: (1)

Reinforcement and Punishment; (2) Primary and Secondary Reinforcement;

(6)

Control in Operant Learning; (6) The Elimination of Responses (Gage dan 5. Mementingkan hubungan sebab akibat pada waktu yang lalu 6. Mementingkan pembentukan kebiasaan.

7. Ciri khusus dalam pemecahan masalah dengan “mencoba dan gagal’ atau trial and error (latihan).

C. Aplikasi Teori Behavioristik Dalam Mengembangkan Kreativitas

Bimbingan belajar merupakan bidang bimbingan dan konseling yang ditujukan untuk mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi (Prayitno, 2007 : 67).

Bimbingan belajar behavioristik adalah suatu proses bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada siswa dengan mendasarkan pada konsep-konsep atau prinsip-prinsip teori belajar behavioristik, agar siswa mampu mengembangkan diri, memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Prinsip-prinsip behavioristik diimplementasikan dalam bimbingan belajar: a) Bimbingan belajar menggunakan prinsip Reinforcement and Punishment (penguatan dan hukuman) untuk meningkatkan kreativitas; b) Bimbingan belajar menggunakan prinsip Primary and secondary Reinforcement (penguatan primer dan sekunder) untuk meningkatkan kreativitas; c) Bimbingan belajar menggunakan prinsip Schedules of Reinforcement (jadwal penguatan) untuk meningkatkan kreativitas; d) Bimbingan belajar menggunakan prinsip Contingency Management

(7)

stimulus dalam operant learning) untuk meningkatkan kreativitas; f) Bimbingan belajar menggunakan prinsip The Elimination of Responses

(eliminasi respon-respon) untuk meningkatkan kreativitas. Dalam konseling behavior, konselor berperan sebagai : 1. Fasilitator bagi perkembangan kreativitas siswa

2. Memberikan informasi mengenai berbagai kemungkinan jenis program dan kegiatan yang sesuai dengan karakteristik siswa

3. Menempatkan siswa dengan kelompok belajar yang sesuai

4. Memberikan program belajar dengan program yang dirancang

2. Mendorong tumbuhnya motivasi belajar dan kreativitas

3. Mendorong kemampuan memecahkan kesulitan belajar dengan memanfaatkan potensi internal dan eksternal yang ada

Tujuan model bimbingan belajar behavioristik adalah untuk meningkatkan kreativitas siswa, mencakup: (1) kemampuan berpikir kreatif (aptitude) yaitu kemampuan berpikir lancar, luwes (fleksibel), rasional, keterampilan menilai (mengevaluasi), dan (2) kemampuan berpikir efektif (non-aptitude) yaitu rasa ingin tahu, bersikap imajinatif, merasa tertantang oleh kemajuan, berani mengambil risiko, dan bersifat menghargai.

(8)

sebesar 38% dan munculnya kelompok siswa dengan krativitas sangat tinggi belajar. Teori behaviorisme sangat menekankan perilaku atau tingkah laku yang dapat di amati. Teori-teori dalam rumpun ini sangat bersifat molekular, karena memandang kehidupan individu terdiri atas unsur-unsur seperti halnya molekul-molekul.

Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan,mementingkan mekanisme hasil belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan.

Kreativitas adalah kemampuan (berdasarkan data dan informasi yang diberikan oleh guru pembimbing kepada siswa dengan mendasarkan pada konsep-konsep atau prinsip-prinsip teori belajar behavioristik, agar siswa mampu mengembangkan diri, memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang baik.

(9)

ingin tahu, bersikap imajinatif, merasa tertantang oleh kemajuan, berani mengambil risiko, dan bersifat menghargai.

DAFTAR PUSTAKA

Investigation in University Teaching and Learning. Motivation Theories an Implications for Teaching and Learning in the Biosciences. (2009). Miller, A. M. et all. Theoretical Integration of Humnistic and

Cognitive/Behavioral Approaches in Counseling. (2011).

Prawianto, Petrus Ony. Jurnal Bimbingan Belajar Behavioristik untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa. (2012).

Surya, M. (2003). Teori-teori konseling. Bandung: CV Pustaka Bani Quraisy. Sukmadinata, N. S. (2005). Landasan psikologi dalam proses pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa penambahan perbaikan dalam fasilitas restorasi tentunya akan semakin meningkatkan kenyamanan berkendara pada perjalanan kereta api, beberapa perbaikan

KEJABAN 03 01 SUBRO INDUSTRI PANDAI BESI GOLOK 2 115 LAS LISTRIK MABHANI KP.KEJABAN 02 01 MABHANI JASA LAS LISTRIK LAS LISTRIK 2 116 HELLER MASLIHAH KP PANJANGAN 05 03

Tingginya hasil tangkapan ikan Tongkol di musim barat dimana rata-rata tinggi gelombang pada bulan Desember hanya mencapai 1,25 meter sampai dengan 2 meter dan

Kehadiran Islam di dunia Melayu merupakan babakan baru bagi kehidupan orang Melayu, karena sebelum datangnya Islam, orang Melayu hidup dalam dunia yang penuh mitos dan mistis.. Islam

Uji ekstrak akar pepaya sebagai pupuk organik pada tanaman bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas ekstrak akar pepaya sebagai pupuk organik

Dari beberapa hal tersebut yang perlu menjadi sorotan di wilayah perbatasan adalah kondisi pendidikan yang rendah.. Secara teoritik pendidikan merupakan wahana yang paling ampuh

Tawaluddin Haris menjelaskan juga bahwa ragam hias atau ornamen bangunan masjid di Indonesia dipangaruhi oleh sumber beragam tumbuhan dan hewan yang ada di

Pada Tabel 3., ketujuh hasil persilangan terinfeksi penyakit karat daun dengan notasi R (Resisten atau tahan) akan tetapi hasil pertanaman yang berbeda hal ini diduga disebabkan