• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Besar kecilnya penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh garis kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan lebih besar dari pada pendapatannya perbulan atau di bawah garis kemiskinan. Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskinan, kebijakan kemiskinan juga harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

Sebagai suatu proses, kemiskinan mencerminkan kegagalan suatu sistem masyarakat dalam mengalokasikan sumber daya dan dana secara adil kepada anggota masyarakat. Paham ini mengemukakan konsep tentang kemiskinan relatif atau sering disebut sebagai kemiskinan struktural. Inilah yang menyebabkan terjadinya masalah ketimpangan pembagian pendapatan. Pandangan tentang kemiskinan sebagai suatu fenomena atau gejala dari suatu masyarakat melahirkan konsep kemiskinan absolut atau yang sering disebut sebagai kemiskinan saja.

(2)

besar penduduk pedesaan dan terdapatnya kesenjangan antara golongan kaya danmiskin dalam usaha-usaha pembangunan sehingga kondisi-kondisi tersebut kurang menguntungkan dalam mempercepat laju pertumbuhan.

Pembangunan nasional mempunyai beberapa tujuan salah satu diantanya adalah meningkatkan tarap hidup masyarakat agar menjadi manusia seutuhnya yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), dinyatakan bahwa pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dalam pembangunan nasional dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Pemerintah sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap kehidupan rakyatnya, selalu berusaha mengurangi angka kemiskinan dengan berbagai cara, salah satunya adalah penyediaan sarana dan prasarana publik guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Penyediaan sarana publik tersebut terus diupayakan dapat membantu kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Sarana dan prasarana publik yang disediakan tidak hanya bersifat fisik tetapi juga berupa berbagai bantuan langsung diberbagai bidang krusial, seperti pendidikan dan kesehatan. Karena melalui bidang-bidang penting tersebut pemerintah dapat memantau tingkat kehidupan masyarakatnya.

Pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lapangan pekerjaan merupakan faktor yang paling menentukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Namun pada kenyataannya, saat ini masih sedikitnya ketersedian lapangan pekerjaan yang merupakan faktor yang paling penting untuk mendapatkan pendapatan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada akhirnya banyak masyarakat memilih untuk melakukan kegiatan usaha guna memperoleh pendapatan, salah satunya adalah dengan cara bertani.

(3)

memperoleh pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Ini bisa dilihat daridaerah KecamatanGebangmemilikipotensisebagailahan pertanian yang cukup luas yang hasilpertaniannya cukup besarsehingga mata pencaharian penduduk yangutamaadalahpetani termasuk salah satunya adalah petani padi. Menurut BPS Kabupaten Langkat tahun 2013, di Kecamatan Gebang jumlah ketenagakerjaan di dominasi oleh petani. Ini bisa dilihat dari sebesar 44,17% penduduk di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat merupakan para petani, hampir dari setengah dari jumlah seluruh penduduk di Kecamatan Gebang, selebihnya sebesar 55,83% tenaga kerja berasal dari industri/kerajinan, PNS, POLRI, TNI, pedagang, buruh dan lainnya. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling memberikan kontribusi dalam pembentukan PDRB di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat yaitu sektor pertanian sebesar 52,42 %, sektor industri pengolahan sebesar 18,61 %, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 12,09 %, sektor jasa-jasa sebesar 6,07 %, sektor konstruksi sebesar 4,11 %, sektor keuangan sebesar 3,29%, sektor angkutan dan komunikasi sebesar 2,79 %, sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0,53 %, serta sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,09%.

(4)

persentase tersebut sekitar 86% merupakan para petani terutama petani padi.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penulis bermaksuduntukmelakukanpenelitiandenganjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN PETANI PADI DI KECAMATAN GEBANG KABUPATEN LANGKAT”.

1.2 PerumusanMasalah

Berdasarkanlatarbelakang yangtelahdiuraikan diatas,makapermasalahan yangakan dikaji dalampenelitian iniadalah sebagai berikut :

“Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kemiskinan petani padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat?”

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang paling mempengaruhi tingkat kemiskinan petani padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat..

2. UntukMengetahui faktor apa saja yang harus di tingkatkan untuk mengurangi kemiskinan petani padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah bertujuan untuk memperjelas arah dan tujuan dari suatu masalah yang akan diteliti, sehingga tidak menimbulkan kekeliruan. Untuk mengarahkan agar penelitian tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan maka penulis membatasi ruang lingkup berdasarkan faktor penyebab kemiskinan petani yaitu tingkat pendidikan, biaya hidup petani, modal usaha petani, jumlah tanggungan dan pendapatan petani padi sebagai variabel bebasnya, serta variabel kesejahteraan petani sebagai variabel terikatnya, yang tinggal di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat. Responden yang diteliti merupakan kepala keluarga.

1.5Manfaat Penelitian

(5)

1. Sebagai penerapan ilmu dari mata kuliah yang diperoleh.

2. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dimasa akan datang.

3. Sebagai masukan kepada pemerintah di Provinsi Sumatera Utara tentang gambaran kemiskinan khusunya para petani di setiap kabupaten di Provinsi Sumatera Utara.

1.6 Tinjauan Pustaka

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh variabel bebas yang jumlahnya lebih dari atau sama dengan dua (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y).

Langkah – langkah menguji regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

1. Menghitung besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak software SPSS (Statistical Package for the Social Sciens) dengan rumus :

= α + + + + + …+

Keterangan:

:Nilai estimasi Y : Nilai variabel bebas 1 : Nilai variabel bebas 2 : Nilai variabel bebas 3 : Nilai variabel bebas ke-n α : Konstanta

(6)

Koefisien-koefisien α, ,…, dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

Maka variabel-variabel penelitian dapat dimasukkan kedalam persamaan dengan :

Y = Kesejahteraan

X1 = Tingkat Pendidikan X2 = Biaya Hidup X3 = Modal Usaha Tani

X4 = Jumlah Tanggungan Keluarga X5 = Pendapatan Petani Padi

Setelah menentukan persamaan liniernya, langkah selanjutnya adalah menentukan kekeliruan baku (standard error). Menurut Hasan (1999) kekeliruan baku (standard error) adalah angka atau indeks yang digunakan untuk menduga ketepatan suatu penduga atau mengukur jumlah variasi titik-titik observasi disekitar garis regresi. Rumus untuk menghitung kekeliruan baku adalah:

(7)

: Kekeliruan baku taksiran n-k-1 : Derajat kebebasan

2. Menguji Koefisien regresi berganda. a. Pengujian secara individual

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara parsial (individual) terhadap variasi variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:

- H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

- H0 : b1 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan adalah: - H0 diterima jika t hitung < t tabel pada = 5% - H0 ditolak jika t hitung > t tabel pada = 5%

- Menentukan nilai statistik dengan rumus:

- Membuat kesimpulan apakah H0 diterima atau ditolak b. Pengujian secara keseluruhan

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabelbebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruhsecara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:

- H0 : b1 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruhyang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabelterikat.

- H0 : b1 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yangpositif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah: - H0 diterima jika F hitung< F tabel pada α= 5% - H0 ditolak jika F hitung ≥ F tabel pada α= 5%

(8)

Keterangan:

: Bilangan F garis regresi : Jumlah kuadrat garis regresi : Jumlah kuadrat garis residu : Jumlah sampel

k : Jumlah variabel bebas n-k-1 : Derajat kebebasan

- Membuat kesimpulan apakah H0diterima atau ditolak

3. Menghitung Koefisien Determinasi.

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0 < R2< 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Rumusnya adalah sebagai berikut :

Dimana :

R2 = Besarnya koefisien determinasi = Jumlah kuadrat garis regresi Y = Nilai variable terikat

(9)

Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

e = Tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel

Untuk menentukan berapa orang yang digunakan sebagai sampel di setiap Kelurahan digunakan rumus Sampling Fraction Per Cluster yaitu pengambilan sampel yang dilakukan untuk menetukan berapa orang yang digunakan sebagai sampel per klaster atau bagian dari keseluran sampel yang telah ditentukan. Adapun rumus Sampling Fraction Per Cluster adalah sebagai berikut :

Keterangan :

= Jumlah individu yang ada dalam cluster N = Jumlah populasi

n = Jumlah sampel

= Jumlah anggota yang dimasukkan menjadi sub sampel

1.7Metodologi Penelitian

1. Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diambil langsung dari sampel yang diteliti, yang diperoleh melalui survei menggunakan kuesioner/ angket dan pengukuran variabelnya menggunakan skala likert.

2. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari kuesioner yang diisi oleh responden, maka dilakukan tahap pengolahan data meliputi:

(10)

b. Tabulasi, yaitu memberikan skor terhadap jawaban responden berdasarkan skala pengukuran yang telah ditentukan.

c. Menguji validitas dan reliabilitas data, sehingga kuesioner tersebut memenuhi syarat untuk digunakan.

3. Analisis Data

a. Analisis deskriptif.

b. Uji asumsi : normalitas, heterokedastisitas, multikolinearitas. c. Menghitung besarnya variabel bebas terhadap variabel terikat. d. Pengujian hipotesis

1. Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara parsial terhadap variasi variabel terikat digunakan uji t

2. Untuk mengetahui apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat digunakan uji F.

Referensi

Dokumen terkait

pihak untuk tunduk pada jurisdiksi MI yrng seM otomaiis nenyebrbkm neCan bsebur relah mengenyampinskan kcdaulabnnya dtr mcmiliki kewajib unluk meftaluhi pmtunn MI

Bapak/Ibu Dosen serta seluruh staf Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta atas ilmu yang telah diberikan dan bantuannya selama

Observed surface runoff, drainage ¯ow, erosion, and associated nitrogen and phosphorus loads from 0.46 ha plots were used in the model application for a 7-year period with

Dalam menjalankan kegiatan usaha serta dalam upaya menjaga keberlanjutan usaha dan penciptaan nilai bagi lingkungan sosial dan alam, Perusahaan Anda berupaya melibatkan para

Soil moisture content and pressure head values were simulated by the SWAP93 model, using field data obtained in 1976 for grass crop in Gembloux, Belgium, for two different patterns

Dalam menjalankan kegiatan usaha serta dalam upaya menjaga keberlanjutan usaha dan penciptaan nilai bagi lingkungan sosial dan alam, Perusahaan Anda berupaya melibatkan para

Tujuan dari analisis dan desain sistem monitoring dan evaluasi koperasi pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo adalah menghasilkan dokumen SRS dan dokumen SAD, dimana

[r]