• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FAKTOR MINAT KERJA DAN KETERAMPILAN TERHADAP MASA TUNGGU KERJA LULUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH FAKTOR MINAT KERJA DAN KETERAMPILAN TERHADAP MASA TUNGGU KERJA LULUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN SUNAN AMPEL SURABAYA."

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FAKTOR MINAT KERJA DAN

KETERAMPILAN TERHADAP MASA TUNGGU KERJA

LULUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI

DAN BISNIS ISLAM UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MUHAMMAD HERMANTO

NIM: C04212028

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PRODI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Faktor Minat Kerja dan Keterampilan Terhadap Masa Tunggu Kerja Lulusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya” merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Minat Kerja dan Keterampilan terhadap Masa Tunggu Lulusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya.

Sampel penelitian sebanyak 78 alumni, teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala likert. Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji kuesioner. Analisis data menggunakan regresi linear berganda dengan menggunakan spss versi 19

Hasil analisis menunjukkan bahwa minat kerja dan keterampilan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap masa tunggu, dari hasil analisis secara parsial diketahui bahwa variabel minat kerja tidak berpengaruh terhadap masa tunggu lulusan Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya, sedangkan pada variabel keterampilan berpengaruh positif dan signifikan terhadap masa tunggu lulusan Ekonomi syariah UIN Sunan Ampel Surabaya.

Bagi prodi ekonomi syariah UIN Sunan Ampel diharapkan bisa meningkatkan keterampilan yang dimiliki mahasiswa, baik keterampilan secara teknis, konseptual maupun secara social baik dalam perkuliahan maupun luar perkuliahan yang bisa berupa pembuatan kelompok belajar maupun study banding dengan fakultas lain.

(7)

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ...26

C. Kerangka Konseptual ...28

D. Hipotesis Penelitian ...28

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...30

B. Waktu dan Tempat Penelitian ...30

C. Populasi dan Sampel Penelitian...30

(8)

E. Definisi Operasional ...32

F. Uji Validitas dan Reliabilitas...35

G. Data dan Sumber Data ...37

H. Teknik Pengumpulan Data ...38

I. Teknik Analisis Data ...39

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian...43

B. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian ...46

C. Analisis Data ...49

D. Hasil Pengujian Hipotesis...56

BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Faktor Minat Kerja dan Keterampilan Terhadap Masa Tunggu Kerja Lulusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya secara simultan...61

B. Pengaruh Faktor Minat Kerja dan Keterampilan Terhadap Masa Tunggu Kerja Lulusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya secara parsial...61

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan...70

B. Saran ...70

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 26

4.1 Jenis Kelamin Reponden... 45

4.2 Lulusan Tahun Responden... 46

4.3 Status Kerja Responden ... 46

4.4 Masa Tunggu Kerja Responden ... 46

4.5 Uji Validitas Minat Kerja... 47

4.6 Uji Validitas Keterampilan ... 47

4.7 Uji Reliabilitas Minat Kerja ... 48

4.8 Uji Reliabilitas Keterampilan... 48

4.9 Hasil Uji Normalitas ... 50

4.10 Hasil Uji Multikolinieritas ... 52

4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 53

4.12 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 55

4.13 Nilai Koefisien Determinasi... 57

4.14 Hasil Uji F ... 58

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari suatu

keinginan, salah satunya manusia sebagai makhluk individual dan sosial

selalu mempunyai keinginan untuk meningkatkan kemajuan serta taraf

hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan hidupnya selalu ingin terpenuhi dengan

berbagai macam cara. Supaya keinginan tersebut tercapai dengan baik, Allah

memerintakan kepada makhluk-nya agar berusaha dan berkarya supaya

mendapatkan rezeki yang halal dan baik1.

Telah banyak ahli yang meninjau sifat dasar manusia itu sendiri. Ada

ahli yang melihat manusia sebagai makhluk individual, dan ada ahli yang

melihat manusia sebagai makhluk sosial. Yang di maksud manusia sebagai

makhluk individual yaitu manusia yang mempunyai hubungan dengan dirinya

sendiri dan tidak peduli dengan makhluk di sekitarnya mereka hanya

mementingkan dirinya sendiri. Dan yang dimaksud manusia sebagai makhluk

sosial yaitu adanya hubungan manusia dengan sekitarnya, yaitu adanya

dorongan pada manusia untuk mengabdi kepada masyarakat.2

Seseorang layak untuk mendapatkan predikat yang terpuji seperti

potensial, aktif, dinamis, dan produktif atau professional semata-mata karena

1

Muhammad Abdul Jawwad, Rahasia sukses Manajemen Rasulullah, (Surakarta : Al jaded ,2009) ,29.

2

(12)

2

prestasi kerjanya. Istilah kerja dalam Islam bukan semata-mata merujuk

kepada mencari rezeki untuk menghidupi diri dan keluarga dengan

menghabiskan waktu siang maupun malam, dari pagi hingga sore, terus

menerus tak kenal lelah, tetapi kerja mencakup segala bentuk amalan atau

pekerjaan yang mempunyai unsur kebaikan dan keberkahan bagi diri,

keluarga dan masyarakat sekelilingnya serta negara.

Dengan kata lain orang yang bekerja adalah mereka yang

menyumbangkan jiwa dan tenaganya untuk kebaikan diri, keluarga,

masyarakat, dan negara tanpa menyusahkan orang lain. Tetapi tidak sedikit

pula orang yang belum mendapatkan pekerjaan (masa tunggu kerja). Masa

tunggu kerja bagi lulusan perguruan tinggi bisa juga disebut pengangguran

tenaga kerja terdidik. Pengangguran tenaga kerja terdidik (structural) yaitu

keadaan dimana pengangguran yang mencari lapangan pekerjaan tidak

mampu memenuhi persyaratan yang di tentukan pembuka lapangan kerja.3

Seseorang bekerja dengan senang hati dan penuh kegembiraan apabila

yang dikerjakan memang sesuai dengan keadaan dirinya, kemampuan, serta

minatnya. Sebaliknya, apabila seseorang bekerja tidak sesuai dengan apa

yang ada dalam dirinya maka akan dipastikan ia akan kurang semangat dalam

bekerja, kurang senang, dan kurang tekun. Agar seseorang dapat bekerja

dengan baik, senang dan tekun diperlukan adanya kesesuaian dari pekerjaan

3

(13)

3

yang mereka lakukan dengan apa yang ada didalam diri individu yang

bersangkutan4.

Sikap kerja keras dan berusaha untuk mengubah nasib dengan

bersungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan merupakan anjuran dan

kewajiban bagi seluruh umat Islam. Agama merupakan motivasi bagi

seseorang dalam memunculkan minat kerja, Islam menyuruh manusia bekerja

dan mengubah nasibnya sendiri. Manusia wajib berusaha dan berikhtiar untuk

mewujudkan kesejahteraan dan kebahagian masing-masing, memang hanya

manusia yang mau berusaha, bekerja keras, dan sungguh-sungguh yang akan

meraih prestasi, baik kesuksesan hidup didunia maupun di akhirat.

Pada kenyataan nya minat memang penting dimiliki oleh individu.

Arti dari minat adalah suatu kehendak, keinginan atau kesukaan yang bersifat

pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat merupakan sumber

motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan pekerjaan yang

mereka inginkan5.

Jika seseorang memiliki minat yang kuat dalam melakukan

pekerjaannya, orang tersebut akan belajar atau dikemudian hari bisa bekerja

di bidang yang diminatinya dan sesuai dengan kemampuan serta minat dan

bakat yang dimilikinya sehingga mereka bisa mengembangkan kemampuan

untuk belajar serta bekerja secara optimal dengan penuh antusias. Menurut

4

Bimo walgito,Bimbingan dan konseling studi dan karier.(Yogyakarta : Andi, 2010), 201.

5

(14)

4

Slameto minat merupakan rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal

atau aktivitas tanpa ada yang mempengaruhi.6

Selain minat yang kuat, keterampilan juga penting dimiliki oleh

individu dalam mendapatkan pekerjaan. Menurut Dunnette keterampilan

adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan beberapa tugas yang

merupakan pengembangan dari hasiltraining dan pengalaman yang didapat.7

Ketampilan bisa berupa keterampilan secara teknik, social, maupun

konseptual.

Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN

Sunan Ampel Surabaya sebagai salah satu insitusi lembaga pendidikan yang

telah mendidik mahasiswanya untuk memiliki keterampilan dan pengetahuan

ekonomi diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang dapat diserap dunia

kerja sesuai dengan kompetensi pendidikan yang diperolehnya. Selama kurun

tahun 2009 sampai dengan tahun 2016 Jurusan Ekonomi Syariah telah

meluluskan alumni sebanyak 380 mahasiswa.8

Lamanya masa tunggu dalam hal pekerjaan antara alumni satu dengan

alumni lainnya berbeda. Banyak faktor yang mempengaruhi masa tunggu

tersebut. Minat bekerja pada seorang individu dapat mempengaruhi lamanya

seseorang dalam mendapatkan pekerjaan. Seorang individu yang mempunyai

minat bekerja akan lebih berusaha untuk mendapatkan suatu pekerjaan

dibandingkan dengan alumni yang tidak mempunyai minat untuk bekerja.

6

Syaiful Bahri Dzamarah,Psikologi Belajar(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), 157.

7

Dunnete,Management(Jakarta: Airlangga, 1976), 33.

8

(15)

5

Keterampilan yang dimiliki oleh alumni juga berpengaruh terhadap masa

tunggu bekerja.

Keterampilan yang dimiliki oleh alumni meliputi beberapa hal yaitu

dalam hal teknis, hubungan sosial maupun konseptual. Beberapa lowongan

pekerjaan dalam suatu perusahaan seringkali mencantumkan persyaratan yang

berhubungan dengan keterampilan seorang individu, misalnya dapat

mengoperasikan komputer, mampu bekerja dalam team, dan lain-lain.

Beberapa alumni yang memiliki keterampilan tersebut memiliki kesempatan

yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan dan masa tunggu yang

dibutuhkan tidak terlalu lama.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti

mengenai “Pengaruh Faktor Minat Kerja dan Keterampilan terhadap Masa

Tunggu Kerja Lulusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Uin Sunan Ampel Surabaya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh minat kerja dan keterampilan terhadap masa

tunggu kerja lulusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

(16)

6

2. Apakah terdapat pengaruh minat kerja dan keterampilan terhadap masa

tunggu kerja lulusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

UIN Sunan Ampel Surabaya secara parsial?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah:

1. Mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh antara minat kerja

dan keterampilan terhadap masa tunggu kerja lulusan Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya secara

simultan.

2. Mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh minat kerja dan

keterampilan terhadap masa tunggu kerja lulusan Ekonomi Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya secara parsial.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian yang akan penulis lakukan ini, diharapkan memiliki

manfaat dan berguna untuk hal-hal sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Dari segi teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

dan pengetahuan seputar permasalahan yang diteliti, baik bagi peneliti

maupun untuk pihak lain, sebagai bahan referensi untuk meneliti dan

mengkaji secara mendalam tentang pengaruh minat dan keterampilan

(17)

7

2. Secara Praktis

a) Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan atau landasan

serta tambahan pemahaman dan kelimuan tentang pengertian minat

kerja, keterampilan serta faktor apa saja yang mempengaruhi masa

tunggu lulusan Ekonomi Syariah.

b) Bagi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan atau referensi bagi

(18)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Minat Kerja

a. Pengertian Minat Kerja

Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan dan kesukaan. Minat

adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap1.Minat dan

sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam

mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan orang giat melakukan

sesuatu yang telah menarik minatnya.

Menurut Slameto minat merupakan rasa lebih suka dan rasa

ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang

mempengaruhi.2Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap

sesuatu. Terbentuknya minat diawali oleh perasaan senang dan sikap

positif. Terdapat tiga karakteristik minat yaitu :

1) Minat menimbulkan sikap positif dari suatu objek

2) Minat merupakan sesuatu yang menyenangkan dan timbul dari

suatu objek

1

Amin Budiamin,”Pengendalian kecocokan minat dan hasil kerja”,Compaibility Mode,pdf 2

(19)

9

3) Minat mengandung unsur penghargaan, mengakibatkan

suatu keinginan, dan kegairahan untuk mendapatkan sesuatu

yang diinginkan3

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk

melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih.

Minat(Interest)merupakan suatu posisi atau kecenderungan, atau suatu

reaksi perasaan yang berlangsung terus-menerus yang mendominasi

perhatian seseorang sehingga membuat dirinya menjadi lebih selektif

terhadap objek minatnya.

Pekerjaan memungkinkan orang dapat menyatakan diri secara

obyektif kedunia ini sehingga ia dan orang lain dapat memandang dan

memahami keberadaan dirinya4. Di sisi lain makna “bekerja” bagi

seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh dengan

mengerahkan seluruh asset, pikiran, dan dzikirnya untuk

mengaktualisasikan atau menempatkan dirinya sebagai bagian dari

masyarakat yang terbaik atau dengan kata lain dapat juga kita katakan

bahwa dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya. Seorang

muslim memang diperintahkan Allah bekerja untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Jumu’ah

: 10

3

Mila Saraswati dan Ida Widaningsih, Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial (Geografi, Sejarah, Sosiologi,Ekonomi)(Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008), 146.

4

(20)

10

)

(

Artinya: “apabila shalat telah ditunaikan, maka bertebaranlah

kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah, ingatlah Allah

banyak-banyak supaya kamu beruntung”5

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bekerja adalah

segala aktivitas dinamis dan mempunyai tujuan untuk memenuhi

kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani). Didalam mencapai tujuannya

tersebut seseorang berupaya dengan penuh kesungguhan untuk

mewujudkan prestasi yang optimal sebagai bukti pengabdian dirinya

kepada Alalh SWT6

Dari pengertian minat dan kerja di atas, maka minat kerja dapat

diartikan sebagai kecenderungan yang menetap pada diri individu untuk

merasa senang dan tertarik pada suatu aktivitas secara fisik, psikis,

mental dan sosial yang dilakukan atas kesadaran diri sendiri dengan

tujuan memperoleh kepuasan, status dan imbalan ekonomi, financial,

isi dan makna hidup serta mengikat seseorang pada individu lain dan

masyarakat.

a. Teori Minat Kerja

5

Departemen Agama RI,Al-Qur’an dan Terjemahnya(Surabaya: UD.Mekar, 2000), 933.

6

(21)

11

Kualifikasi minat kerja berikut ini di buat berdasarkan teori

Vocational Personality dari John Holland (1985). Teori ini merupakan

pendekatan yang paling banyak dipakai untuk membuat profil karir

seseorang. Dengan teori ini juga, mengembangkan tes Psikometri untuk

mengetahui orientasi minat (interest) seseorang dalam berkarir.

Menurut teori ini, terdapat enam tipe kepribadian Vocational, dari

ke-enam tipe ini, seseorang dapat memilliki profil pilihan karir yang

unik sesuai dengan minat dan kepribadiannya. Di bawah ini dijelaskan

rincian setiap tipe berikut definisinya.7

1) Realistic

Individu dengan minat Realistic menyukai aktivitas-aktivitas kerja

yang bersifat praktis, cepat manangkap masalah dan mencari

solusinya. Mereka menikmati kerja dengan tanaman, hewan, dan

material-material lain yang terlihat, seperti kayu, mesin, alat, dll.

Mereka juga menyukai kegiatan luar ruang. Seringkali individu

dengan minat realistic tidak menyukai perkerjaan yang terutama

melibatkan paper-work atau pekerjaan yang banyak berhubungan

dengan orang lain.

2) Investigative

Individu dengan minat investigative menyukai aktivitas-aktivitas

kerja yang lebih banyak membutuhkan pemikiran mendalam,

mereka juga menyukai bekerja dengan ide dan kekuatan berfikir

7

(22)

12

daripada melakukan aktivitas kerja fisik. Tipe ini menikmati

mencari fakta-fakta dan menganalisi masalah secara internal

(aktivitas mental) daripada melakukan aktivitas mem-persuasi atau

mengarahkan orang lain.

3) Artistic

Individu dengan minat artistic menyukai aktivitas-aktivitas kerja

yang berhubungan dengan sisi artistic dari suatu hal / benda / objek,

seperti bentuk, desain, dan pola-pola. Mereka menyukai

mengekspresikan diri dalam pekerjaan mereka. Tipe ini lebih suka

mengatur dan menyusun pola kerja mereka sendiri tanpa mengikuti

seperangkat aturan yang baku.

4) Social

Individu dengan minat social menyukai aktivitas-aktivitas kerja

yang berhubungan dengna individu lainnya. Mereka senang

membantu dan memajuka orang lain. Selain juga, giat berupaya

agar orang tersebut mau mengembangkan diri. Mereka lebih suka

berkomunikasi dengan orang lain daripada bekerja dengan objek,

mesin, atau data. Mereka suka mengajar, memberikan saran,

membantu, atau dengan kata lain memberikan pelayanan kepada

orang lain.

5) Enterprising

Individu dengan minat enterprising menyukai aktivitas-aktivitas

(23)

13

(start-up), termasuk juga melaksanakan proyek. Tipe ini

menyenangi hal-hal yang “berbahaya”, terutama dalam bisnis.

Disamping itu, mereka juga meyakinkan dalam memimpin orang

lain dan senang membuat keputusan. Mereka menyukai mengambil

resiko untuk mendapatkan keuntungan. Tipe ini lebih menyukai

segera mengambil tindakan daripada berfikir mendalam.

6) Conventional

Individu dengan minat conventional menyuakai

aktivitas-aktivitas kerja dengan aturan main yang jelas. Mereka menyukai

prosedur dan standar, dan tidak bermasalah dengan rutinitas. Tipe

ini lebih suka bekerja dengan data dan detail daripad bermain

dengan ide. Mereka juga lebih menyenangi pekerjaan dengan

standar yang tinggi dibandingkan harus membuat pertimbangan

oleh diri mereka sendiri. Individu dengan tipe ini menyukai

pekerjaan dimana garis wewenang telah ditetapkan dengan jelas.

Beredasarkan enam tipe di atas, setiap orang dapat

dideskriptifkan dengan satu atau gabungan dari enam tipe tesebut,

yang seringkali disingkat dengan RIASEC (huruf pertama setiap

tipe). Teori ini juga mengemukakan bahwa ada enam tipe

lingkungan kerja yang berkaitan dengan tipe diatas, dan setiap

individu perlu menemukan tempat kerja yang sesuai dengan tipe

(24)

14

kecocokan antara tempat kerja dan gambaran minat kerjanya,

semakin meningkat kepuasan orang tersebut dengan pekerjaannya.

Penting untuk diketahui bahwa gambaran minat seseorang

biasanya merupakan gabungan dari 6 tipe diatas. Holland

menemukan bahwa hampir sebagian besar orang memiliki minat

pada beberapa area diatas, namun demikian biasanya individu

memiliki minat yang lebih kuat pada sebuah area (tipe)

dibandingkan area-area yang lain. Dengan demikian dimungkinkan

untuk seseorang memilliki area minat utama dan minat kedua.

Teori Holland menyatakan bahwa area RIASEC berbentuk

hexagonal didasarkan pada kesamaan antara tipe yang satu dengan

yang lain. Sebagaimana ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Gambar 1.1. RIASEC

Realistic Investigative

Conventioanl Aryistic

Enterprising Social

Menurut Holland, area minat yang berdekatan pada gambar

(25)

15

lainnya ( contoh, Artistic dengan Investigative dan Social). Area

minat yang berseberangan satu dengan lainnya (contoh,

Investigative dengan Enterprising) menunjukkan area yang paling

tidak sama satu dengan yang lainnya. Area minat yang merupakan

pengganti/alternate di sisi yang sama (contoh Realistic dengan

Enterprising atau Investigate dengan Social) memiliki sebuah

hubunganIntermediateatau kelanjutan di area tersebut.

Jadi dapat disimpulkan bahwa seseorang yang dapat minat

Artistic yang kuat akan sangat cocok bila berada dalam lingkup

pekerjaan yang bersifat artistic (contohnya pelukis, penari, dan

actor) dibandingkan pada lingkup pekerjaan yang bersifat

Conventional (contohnya: pustakawan dan administrator). Dengan

demikian tingkat kepuasan kerjanya menjadi lebih tinggi

dibandingkan bila, ia memaksakan diri untuk melakukan pekerjaan

yang sifatnyaConventionalbegitu pula untuk tipe-tipe selanjutnya.

b. Macam-macam minat

Minat dibedakan menjadi 2 yaitu :

1.) Minat preventive. Disebut pula minat biologis, yaitu minat yang

berkisar soal makanan dan kebebasan aktivitas.

2.) Minat cultural, disebut juga minat sosial yaitu minat yang berasal

dari perbuatan yang lebih tinggi tarafnya.

(26)

16

1.) Kondisi pekerjaan. Tempat kerja yang memiliki suasana yang

menyenangkan dengan dukungan oleh kerja sama yang

professional, saling bantu dapat meningkatkan produksi.

2.) Sistem pendukung. Dalam bekerja sangat diperlukan sistem

pendukung yang memadai bagi para pekerjanya sehingga diperoleh

hasil produksi yang maksimal, misalnya fasilitas kendaraan,

perlengkapan pekerjaan yang memadai, kesempatan promosi,

kenaikan pangkat / kedudukan.

3.) Pribadi pekerjaan. Semangat kerja, pandangan pekerja terhadap

pekerjaannya, kebanggaan memakai atribut kerja, sikap terhadap

pekerjaannya.

d. Indikator minat kerja

Minat kerja seseorang individu dapat diukur dalam beberapa hal

diantaranya:

1.) Ekonomi. Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung

memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum

mampu mereka laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi

mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha

yang kurag maju, maka orang cenderung akan mempersempit minat

mereka. Ekspektasi pendapatan juga mempengaruhi minat

seseorang dalam bekerja

2.) Pendidikan. Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidiakan

(27)

17

bersifat intelek yang dilakukan. Seperti yang dikutip Noto admojo,

1997 dari L. W. Green mengatakan “Jika ada seseorang yang

mempunyai pengetahuan yang baik, maka ia mencari pelayana yang

lebih kompeten atau lebih aman baginya”. Kurangnya pengetahuan

masyarakat mengenai pelayanan kesehatan akan mempengaruhi

pemanfaatan fasilitas pelayanan yang ada sehingga berpengaruh

pada kondisi kesehatan mereka.

3.) Tempat, lokasi yang diinginkan oleh individu dalam bekerja.8

2. Keterampilan

a. Pengertian keterampilan

Pada hakikatnya keterampilan adalah suatu ilmu yang diberikan

kepada manusia, kemampuan manusia dalam mengembangkan

keterampilan yang dipunyai memang tidak mudah, perlu mempelajari,

perlu menggali agar lebih terampil. Beberapa ahli mendifinisikan

keterampilan sebagai berikut

1) Menurut Nadler keterampilan (skill) adalah kegiatan yang

memerlukan praktek atau dapat diartikan sebagai implikasi dari

aktivitas.9

8Rif’atul Masfufah,

Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan Rational Emotive Behavior Therapy Dalam Menumbuhkan Minat Kerja Pada Remaja: Studi Kasus Seorang Remaja Lulusan Pondok Pesantren Yang Belum Bekerja Di Desa Sekaran(skripsi –UIN Sunan Ampel Surabaya, 2012), 45.

9

(28)

18

2) Menurut Dunnette keterampilan adalah kapasitas yang dibutuhkan

untuk melaksanakan beberapa tugas yang merupakan pengembangan

dari hasiltrainingdan pengalaman yang didapat.10

3) Menurut Gordon keterampilan adalah kemampuan pekerjaan secara

mudah dan cermat.

Sedangkan menurut Bambang Wahyudi keterampilan kerja

diartikan sebagai kecakapan atau keahlian untuk melakukan suatu

pekerjaan yang hanya bisa diperoleh dalam praktek. Keterampilan kerja

ini dapat dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu:

a) Keterampilan mental, seperti analisa, membuat keputusan,

menghitung dan menghafal.

b) Keterampilan fisik, seperti keterampilan yang berhubungan

dengan pekerjaannya sendiri

c) Keterampilan social, yaitu seperti dapat mempengaruhi orang

lain, berpidato, menawarkan barang, dan lain-lain

b. Faktor yang mempengaruhi keterampilan

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keterampilan

seseorang diantaranya ialah:

1) Pengetahuan

Pengetahuan akan menciptakan paradigm teoritis, apa yang

harus dilakukan dan mengapa. Ilmu adalah kumpulan pengetahuan

yang bersifat menjelaskan beragai gejala yang memungkinkan

10

(29)

19

manusia melakukan serangkaian tindakan untuk menguasai gejala

tersebut berdasarkan penjelasan. Pengetahuan dipengaruhi berbagai

faktor yaitu latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, usia dan

jenis kelamin. Sesorang yang mempunyai pendidikan yang lebih

tinggi akan lebih mudah dalam mengetahui, mengerti dan

memahami.11

2) Pengalaman

Pengalaman akan memperkuat kemampuan dalam melakukan

sebuah tindakan (keterampilan). Keterampilan ini membangun

seorang individu untuk bisa melakukan tindakan-tindakan yang telah

diketahui pada langkah pertama. Semua tindakan yang pernah

dilakukan akan direkam dalam bawah sadar mereka dan akan dibawa

terus sepanjang hidupnya. Individu yang sering mendapatkan

pengalaman melakukan pekerjaannya dengan baik dan akan menjadi

sangat terampil dan tentunya akan lebih professional dibandingkan

dengan individu lain yang tidak pernah melakukan tindakan tersebut.

3) Keinginan/ Motivasi

Merupakan sebuah keinginan dalam diri seorang individu dalam

rangka mewujudkan tindakan-tindakan. Motivasi inilah yang

mendorong seorang individu untuk segera mendapatkan pekerjaan.

Menurut Widayatun motivasi sebagai motor penggerak, maka bahan

11

(30)

20

bakunya adalah kebutuhan, sifatnyapun alami dalam rangka

memenuhi kebutuhan seseorang guna mencapai tujuan.

Menurut Nurzan Suadi dan Eva Sativa Keterampilan sangat penting

dimiliki oleh seorang individu dalam mencari pekerjaan. Perusahaan

biasanya mencari pencari kerja yang mempunyai banyak

keterampilan untuk menunjang pekerjaannya kelak. Terkadang ada

perusahaan yang menerima karyawan karena dia memiliki banyak

keterampilan yang sesuai dengan kriteria pekerjaan di perusahaan

tersebut. Keterampilan yang dimiliki individu bisa menjadi daya jual

selain nilai akademis yang bagus.12

Seorang individu harus memperbanyak beberapa keterampilan yang

diperlukan oleh perusahaan. Keterampilan dasar yang harus dimiliki

ialah:

a) Keterampilan bahasa asing

Di zaman modern sekarang ini keterampilan bahasa asing sangat

dibutuhkan. Apalagi jika seorang individu melamar ke

perusahaan nasional, multinasional, atau perusahaan

asing.Keterampilan bahasa bisa menjadi nilai lebih yang

membuat perusahaan menyukai individu tersebut.

b) Ketrampilan computer

Tidak ada yang tidak mengenal computer saat ini, paling tidak

individu tersebut mengetahui pengetahuan paling dasar dari

12

(31)

21

computer. Selain itu individu harus bisa menggunakan

program-program dasar dari computer.13

Sedangkan untuk jenis-jenis pekerjaan yang lebih spesifik ada

baiknya individu juga mempunyai keterampilan yang

berhubungan dengan pekerjaanya. Sertifikasi-sertifikasi dalam

berbagai bidang banyak sekali terdapat saat ini. Seperti sertifikasi

dalam bidang keuangan, sumber daya manusia, mesin, dan

lain-lain.

c. Pembagian keterampilan

Pada dasarnya keterampilan dikategorikan menjadi 4 yaitu:

1) Basic literacy skill

Basic literacy skill merupakan keahlian dasar yang pasti dan wajib

dimiliki oleh kebanyakan orang. Keahlian ini misalnya membaca,

menulis, dan mendengar.

2) Technical skill

Keahlian teknik merupakan keahlian seseorang dalam

pengembangan teknik yang dimiliki seperti menghitung secara tepat,

mengoperasikan computer.

3) Interpersonal skill

Keahlian interpersonal merupakan kemampuan seseorang secara

efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan

13

(32)

22

kerja seperti pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara

jelas dan bekerja dalam satu tim.

4) Problem solving

Problem solving adalah proses aktivitas untuk menajamkan

logika, berargumentasi dan penyelesaian masalh serta kemampuan

untuk mengetahui penyebab, mengembangkan alternative dan

menganalisa serta memilih penyelesaian yang baik.14

Sedangkan menurut Eduard L Pesiwarissa, keterampilan kerja

dapat diukur dengan tiga hal yaitu

1) Kemampuan keterampilan secara teknis, yaitu keahlian seseorang

dalam pembembangan teknik yang dimiliki seperti keterampilan

dalam mengoperasikan computer.

2) Keterampilan dalam hubungan kemanusiaan, yaitu bagaimana

seseorang mampu membangun kerja sama dengan orang lain

3) Keterampilan secara konseptual, yaitu penguasaan seseorang secara

konseptual terhadap pekerjaan yang dikerjakan.

3. Masa Tunggu

Masa tunggu ialah jangka waktu alumni untuk mendapatkan

pekerjaan. Setelah lulus dari perguruan tinggi, para alumni biasanya

akan mencari pekerjaan.

14

(33)

23

Selama para lulusan masih dalam proses mencari pekerjaan ini

mereka masih di sebut sebagai pengangguran. Adapun pengertian dari

pengangguran itu sendiri yaitu :

1) Pengertian pengangguran

Dalam pengertian yang telah di jadikan standart internasional

untuk menentukan pengangguran, pengertian pengangguran adalah

seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja yang secara

aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu tetapi

tidak memperoleh pekerjaan yang diinginkannya.15 Dari pengertian

tersebut maka seorang ibu rumah tangga, para mahasiswa maupun

anak-anak orang kaya yang sudah dewasa tetapi tidak bekerja tidak

digolongkan sebagai pengangguran sebab mereka tidak aktif mencari

pekerjaan.

2) Macam-macam pengangguran

Adapun tiga macam pengangguran, yaitu :

a. Pengangguran normal (unemployment) / friksional

Pengangguran yang disebabkan oleh keinginan pekerja

untuk mencari kerja yang lebih baik atau yang lebih sesuai

untuk mereka

b. Pengangguran structural (pengangguran tenaga kerja

terdidik).

15

(34)

24

Pengangguran yang di akibatkan oleh majunya alat-alat

teknologi sehingga tenaga mannusia sudah tidak terpakai

lagi. Menurut Mauled Moelyono, 1997 dalam Sutomo et al,

1999 ada dua faktor yang mempengaruhi penganguran

structuralialah

1. Faktor struktural

a) Kurangnya keterampilan kelompok muda di banding

kelompok yang lebih matang.

b) Ketimpangan atau kendala geografis dan kelangkaan

informasi yang menghambat pasar tenaga kerja.

c) Faktor usia ketika meninggalkan sekolah, biasanya

meninggalkan sekolah pada usia lebih awal mengalami

tingkat pengagguran yang lebih tinggi.

2. Faktor non structural

a) Kenaikan tingkat upah buruh yang mendorong majikan

untuk memutuskan hubungan kerja atau tidak menerima

pegawai baru.

b) Meningkatnya partisipasi perempuan termasuk mereka

yang berstatus kawin ke dalam angkatan kerja.

c) Persepsi pemuda terhadap pekerjaan yang tersedia antara

lain tentang tingkat upah yang rendah, persepsi karir

maupun lingkungan kerjanya. Kecenderungan meningkatnya

(35)

25

semakin tinggi pendidikan akan semakin tinggi pula,

aspirasinya untuk mendapatkan kedudukan atau kesempatan

kerja yang lebih

sesuai.

c. Pengangguran konjungtur pengangguran yang disebabkan

oleh kemerosotan ekonomi.16

Pengangguran yang selama ini menjadi polemic banyak negara,

tak kunjung mendapat jalan keluar.beberapa pakar ekonomi sejak

perang dunia I telah mencoba menerapka pemikiran nya untuk

memperbaiki perekonomian, namun semua hanya berlaku sesaat.

Dalam kurun waktu berikutnya teori-teori tersebut sudah tidak bisa di

terapkan lagi.17 Keynes adalah seorang tokoh kapitalis, dimana

pemikirannya yang tidak pernah kaku dalam menganalisa sebuah

permasalahan mencoba untuk mencari celah untuk kekeliruan yang

terdapat dalam teori yang telah diterapkan oleh tokoh ekonomi selama

ini. Ia mencoba menganalisa mengapa pengangguran bisa terjadi, dari

analisis inilah Keynes berpandangan bahwa ada beberapa faktor yang

menyebabkan terjadinya pengangguran. Menurutnya secara garis besar

pengangguran bisa terjadi karena tidak adanya cukup permintaan bagi

16

Ibid., 8

17

Yudhisti’anah, NA ,Studi Analisis Sistem Ekonomi Islam Terhadap Teori Ekonomi Keynes

tentang Pengangguran dan Penyelesaiannya(Skripsi –Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel

(36)

26

barang dan jasa dalam suatu perekonomian.18 Ini berarti permintaan

agregat tidak akan selalu mencapai penawaran agregat pada

kesempatan kerja penuh.19

Dilihat dari wisuda alumni Uin Sunan Ampel Surabaya, maka masa

tunggu kerja Alumni ekonomi Syariah dapat digolongkan sebagai

berikut :

1. Kategori Cepat dalam mendapatan pekerjaan yaitu terhitung antara

1-6 bulan sejak wisuda sampai mendapatkan pekerjaan

2. Kategori Sedang, terhitung antara 7-12 bulan sejak alumni lulus

hingga mendapatkan pekerjaan.

3. Kategori lambat, terhitung antara 12 bulan ke atas, sejak alumni

lulus hingga mendapatkan pekerjaan.

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Upah Terhadap Lama

Mencari Kerja

PadaTenaga Kerja

Kiki Suko

Suroso

Hasil analisis regresi

menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel

bebas (Tingkat Pendidikan, Tingkat Keterampilan, Tingkat Upah) secara bersamasama memiliki pengaruh terhadap

tingkat pengagguran terdidik

18

Jeffrey Edmund Curry,Memahami Ekonomi Internasional.(Jakarta: PPM,2001), Terj Erlinda M.N, 65

19

(37)

27

Terdidik di Beberapa

Kecamatan

diKabupaten Demak.

yang terjadi di

Kota Semarang. Nilai R2 sebesar 0,4382 yang berarti sebesar 44,2 persen

merupakan penjelas terhadap variabel dependen. Sedangkan 55,8 persen sisanya

dijelaskan oleh variabel lain

diluar model yang digunakan.

jumlah anggota keluarga,

pendapatan orang tua dan

keterampilan secara simultan

maupun parsial berpengaruh

signifikan terhadap jangka waktu

mendapatkan pekerjaan lulusan

SMK di Kecamatan Lumajang

3. Analisis waktu tunggu

tenaga kerja terdidik

di Kecamatan Jebres,

Kota Surakarta

Fadhilah

Rahmawati

Hasil dari penelitian ini, diketahui

bahwa jenis kelamin, umur,

pendidikan, asal SLTA, pendapatan

rumah tangga, dan jumlah pekerjaan

akan

berpengaruh terhadap lama mencari

kerja atau waktu tunggu tenaga kerja

terdidik.

4. Analisis hubungan

lama studi dan IPK

dengan waktu tunggu

kerja lulusan prodi

ekonomi syariah UIN

Sunan Ampel

Surabaya.

Erva Yusmi

Rizana.

Dari segi lama studi dan nilai IPK

para lulusan Prodi Ekonomi Syariah

memiliki hubungan negative dengan

waktu tunggu kerja. Bahwa lama

studi cepat (3,5 tahun), normal (4

tahun) lama (>4,5 tahun) tidak

(38)

Hasil dari analisis regresi berganda

dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa dari lima variabel

independen seluruhnya

berpengaruh signifikan terhadap

lama mencari kerja bagi tenaga

kerja terdidik.

C. Kerangka Konseptual

Untuk mengetahui masalah yang akan dibahas, perlu adanya kerangka

pemikiran yang merupakan landasan dalam meneliti masalah yang bertujuan

untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu penelitian

(39)

29

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian.20 Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan rumusan masalah dan

kerangka pemikiran teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis

penelitian yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Ho1 = Minat kerja dan keterampilan secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap masa tunggu.

Ha1 = Minat kerja dan keterampilan secara bersama-sama berpengaruh

terhadap masa tunggu.

2. Ho2 = Minat kerja tidak berpengaruh terhadap masa tunggu.

Ha2 = Minat berpengaruh terhadap masa tunggu.

3. Ho3 = Keterampilan tidak berpengaruh terhadap masa tunggu.

Ha3 = Keterampilan berpengaruh terhadap masa tunggu.

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode untuk menguji

teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel.

Variabel-variabel ini diukur (biasanya dengan instrumen penelitian) sehingga data yang

terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik.1

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan november sampai desember

yang dilakukan dengan cara menyebarkan quisioner kepada alumni Ekonomi

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSA, dengan menyebarkan

quisioner tersebut melalui email atau media sosial lainnya yang dapat

mendukung di dalam penelitian ini (group facebook alumni ES UINSA), dan

dengan cara menyebarkan quisioner secara manual dengan mendatangi

tempat tinggal alumni yang masih bisa di jangkau oleh peneliti (area

Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto).

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

1

(41)

31

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Target

populasi dalam penelitian ini mahasiswa yang telah lulus program S1-

Ekonomi Syariah dari angkatan pertama sampai angkatan 2012 yang

berjumlah 380 mahasiswa3.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Sehingga

dalam penentuan jumlah sampel haruslah dapat mewakili populasi dengan

menggunakan perhitungan statistik. Pengambilan sampel berdasarkan

karakteristik responden yang diinginkan. Dalam penelitian ini, penentuan

ukuran sample menggunakan rumus Slovin yaitu:

n =

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran populasi

e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan. Penelitian ini

menggunakan 10 % sebagai nilai kritis

Berdasarkan rumus Slovin tersebut, maka dapat diperoleh besarnya

sampel sebagai berikut:

2

Ibid., 115.

3

Akademik FEBI UINSA, Data wisudawan Ekonomi Syariah, 24 agustus 2016

4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik edisi Revisi VI (Jakarta:PT

(42)

32

n =

=

= 78.166

Sehingga sample yang akan diambil sebesar 78 responden.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang nilainya bervariasi, berubah menurut

waktu atau berbeda menurut tempat atau elemen.5 Variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Variabel independen merupakan variabel bebas atau variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat).6 Dalam penelitian ini variabel bebasnya ialah

minat kerja (X1 ) dan keterampilan (X2).

2. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah masa tunggu (Y).

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan bagian yang mendefinisikan sebuah

konsep/variabel agar dapat diukur, dengan cara melihat pada dimensi

5

J. Supranto dan Nanda Limakrisna, Statistik Untk Penelitian Pemasaran dan Sumber Daya Manusia, Edisi pertama (Jakarta: mitra wacana media, 2009), 12.

6

(43)

33

(indikator) dari suatu konsep/variabel.7 Pada penelitian yang berjudul

“Pengaruh Faktor Minat Kerja dan Keterampilan Terhadap Masa Tunggu

Lulusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSA”.

Untuk lebih jelasnya, maka dianggap perlu untuk mendefinisikan beberapa

pengertian sebagai berikut:

1. Variabel Independen (X)

Variabel independen/variabel bebas yaitu variabel yang

mempengaruhi variabel dependen.

a. Minat (X1)

Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan dan kesukaan. Minat

adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap. Minat dan

sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam

mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan orang giat

melakukan sesuatu yang telah menarik minatnya. Minat kerja dapat

diukur dari beberapa hal yaitu

a) Ekonomi, berupa ekspektasi pendapatan yang akan diperoleh saat

bekerja nanti

b) Pendidikan, tingkat pendidikan menentukan minat seorang

individu dalam memperoleh pekerjaan dan posisi yang diinginkan

c) Tempat tinggal, jarak tempat tinggal dengan pekerjaan yang

diharapkan seorang individu

b. Keterampilan (X2)

7

(44)

34

Menurut menurut Eduard L Pesiwarissa, keterampilan kerja dapat

diukur dengan tiga hal yaitu

1) Kemampuan keterampilan secara teknis, seperti keterampilan dalam

mengoperasikan computer.

2) Keterampilan dalam hubungan kemanusiaan, seseorang mampu

membangun kerja sama dengan orang lain/ bekerja sama dalam team.

3) Keterampilan secara konseptual, yaitu penguasaan seseorang secara

konseptual terhadap pekerjaan yang dikerjakan.

2. Variabel Dependen (Y)

Masa tunggu ialah jangka waktu alumni untuk mendapatkan

pekerjaan. Setelah lulus dari perguruan tinggi, para alumni biasanya

akan mencari pekerjaan. Masa tunggu dapat diukur dengan jangka

waktu alumni mendapatkan pekerjaan setelah wisuda.

Lama masa tunggu dari setiap orang berbeda-beda. Terdapat

kecenderungan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan yang di

tamatkan oleh angkatan kerja maka akan semakin lama masa

tunggunya.

Pengukuran terhadap indikator variabel menggunakan skala Likert

karena skala Likert pengukurannya mudah dibuat dan dapat

memberikan keterangan yang lebih tentang pendapat responden.

Pengukuran dengan skala Likert ini menggunakan penilaian skor

terendah 1 sampai dengan skor tertinggi 5 dengan kriteria penilaian

(45)

35

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur kevalidan atau kesahihan

suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel

yang diteliti secara tepat.9 Suatu skala pengukuran dikatakan valid jika ia

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.10

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan program IBM Statistical

Packeges for Social Science (SPPS) 19 sebagai alat bantu dalam analisis

pengolahan datanya. Metode yang digunakan dalam uji korelasi ini adalah

menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu

rumus korelasi Product Moment11 sebagai berikut:

r

xy =

√{ }{ }

Dimana :

8

Puguh Suharso, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis: Pendekatan Filosofi dan Praktis, Cetakan Pertama (Jakarta: PT. Malta Printindo, 2009), 44.

9

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., 168.

10

(46)

36

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

N = Banyaknya responden

Kriteria penilaian uji validitas adalah:

a. Jika Rhitung > Rtabel (pada taraf signifikasi 5%), maka dapat dikatakan

item kuisioner tersebut valid.

b. Sebaliknya jika Rhitung < Rtabel (pada taraf signifikasi 5%), maka dapat

dikatakan item kuisioner tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas adalah pengujian terhadap kepercayaan suatu

instrumen. Apabila instrumen itu baik dan dapat dipercaya maka

responden tidak akan memilih jawaban-jawaban tertentu sehingga

menghasilkan data yang dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya

apabila dalam beberapa kali pengambilan, aspek-aspek yang diukur tidak

akan berubah terhadap gejala yang sama dan alat ukur yang sama. Dalam

uji reliabilitas, rumus yang digunakan adalah menggunakan rumus Alpha

Cronbach12. Rumus Alpha Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas

(47)

37

instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk

uraian.13

Rumus Alpha Cronbach:

r

ii

[

rii = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

∑σ2

= Jumlah butir pertanyaan

σ12

= Varians total

Kriteria penilaian uji reliabilitas :

Jika rhitung ≥ rtabel, maka butir instrumen dikatakan reliabel, tetapi jika rhitung

≤ rtabel maka instrumen dikatakan tidak reliabel.

Menurut Uma Sekarang pengambilan keputusan untuk uji reliabel adalah

sebagai berikut:14

a. Cronbach Alpha≤ 0.6 = reliabilitas buruk

b. Cronbach Alpha 0.6 – 0.79 = reliabilitas diterima

c. Cronbach Alpha 0.8 = reliabilitas baik

G. Data dan Sumber Data

13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian.., 196.

14 Duwi Priyatno, Mandiri Belajar dengan Analisis Data dengan SPSS (Yogyakarta: Mediakom,

(48)

38

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer.

Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu

organisasi atau perseorangan langsung dari objeknya dimana datanya

memberikan data kepada pengumpul data.15

Data primer ini bersumber dari

hasil jawaban kuisioner yang disebarkan kepada responden pada alumni

Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel

Surabaya.

H. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data adalah teknik-teknik yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Dalam mengumpulkan data,

peneliti menggunakan:

1. Kuesioner

Kuisioner/angket adalah teknik pengumpulan data melalui

formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis

pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau

tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti.16 Kuesioner

penelitian diberikan kepada mahasiswa yang telah lulus program S1-

Ekonomi Syariah dari angkatan pertama sampai angkatan 2015.

2. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data berbentuk pertanyaan secara

lisan dan pertanyaan yang diajukan dalam wawancara telah dipersiapkan

15

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Jakarta: Alfabeta, 2004), 129.

(49)

39

secara tuntas, dilengkapi dengan instrumennya.17 Dalam hal ini peneliti

melakukan wawancara dengan pihak program studi guna mendapatkan

data mahasiswa dan data lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah data mengenai hal-hal yang berupa

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,

notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.18 Teknik dokumentasi

digunakan untuk melengkapi data penelitian, yang berupa data mahasiswa,

jumlah angkatan dan data lain yang terkait dalam penelitian ini.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data diartikan sebagai upaya peneliti dalam mengelola data

yang diperoleh menjadi informasi sehingga sifat-sifat data tersebut dapat

dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah

yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Dalam menganalisis data yang

diperoleh, peneliti menggunakan:

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah pengujian pada variabel penelitian dengan

model regresi, apakah dalam variabel dan model regresinya terjadi

kesalahan.19

17 Anas Sujiono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 27. 18 Suharsimi Arikunto, Prosedur..., 158.

19

(50)

40

Di dalam penelitian ini terdapat lebih dari satu variabel bebas (X),

oleh karena itu analisis yang digunakan adalah model Analisis Regresi

Linier Berganda. Tetapi sebelum melakukan analisis data dengan

menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda, peneliti akan

menggunakan uji asumsi klasik yang meliputi sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

diambil berasal dari populasi normal atau tidak.20 Salah satu teknik

yang mudah digunakan dalam pengujian normalitas ini adalah dengan

menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Normalitas terpenuhi jika

nilai signifikasi yang diperoleh adalah > 0.05, itu artinya sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai

signifikasi yang diperoleh adalah < 0.05 maka sampel bukan berasal

dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Tujuan dilakukannya uji multikolinearitas adalah untuk

memastikan adanya korelasi yang kuat antar variabel bebasnya. Model

regresi yang baik adalah model yang tidak terdapat korelasi antar

variabel bebasnya. Pengujian pertama, apabila terdapat korelasi yang

tinggi (≤ 0.1) antar variabel bebas, maka data dikatakan terdapat

multikolinier. Namun apabila koefisien korelasinya ≥ 0.1, maka

dikatakan tidak terdapat multikolinier. Pengujian yang kedua selain

20

(51)

41

dengan melihat koefisien korelasinya, yaitu dengan melihat nilai VIF

(Varian Infloating Factor) yang terdapat pada output SPSS. Apabila

nilai VIF ≤10 maka tidak terjadi multikolinier. Sebaliknya, jika nilai

VIF ≥ 10 maka dikatakan terjadi multikolinier.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah pengujian yang dilakukan untuk

melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian

dari residual yang ada.

Dalam penelitian ini, pengujian yang dilakukan untuk memastikan

apakah terdapat heteroskedastisitas atau tidak adalah dengan uji

korelasi Rank-Spearman. Uji korelasi Rank-Spearman dilakukan

dengan cara mengkorelasikan nilai residual dengan variabel bebas

menggunakan Rank-Spearman. Dari data yang diperoleh, dikatakan

tidak terjadi gejala heteroskedastisitas apabila signifikasi > 0.05.

Sebaliknya jika signifikasi < 0.05 maka terjadi gejala

heteroskedastisitas. Ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat

dilihat dari grafik Scatter Plot antar prediksi variabel dependen dengan

residunya. Model regresi yang baik adalah yang tidak mengalami

heteroskedastisitas.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Setelah melakukan serangkaian pengujian pada uji asumsi klasik,

selanjutnya dilakukan penganalisisan data menggunakan model analisis

(52)

42

mengukur sejauh mana pengaruh satu atau beberapa variabel bebas

(X1,2,3,...n) terhadap variabel terikatnya (Y), baik parsial mapun simultan.21

Rumus yang digunakan adalah 22

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana :

Y : Masa tunggu

a : Konstanta

X1 : Variabel minat kerja

X2 : Variabel keterampilan

b1 : Koefisien regresi antara X1 dan Y

b2 : Koefisien regresi antara X2 dan Y

e : Error

21

Danang Sunyoto, Konsep DasarRiset Pemasaran & Perilaku Konsumen (Yogyakarta: CAPS, 2014), 139.

22

(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Ekonomi

Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan

Ampel yang berlokasi di di Jl. A.Yani 117 Surabaya.

a) Sejarah singkat lembaga

Berdasarkan keputusan presiden RI No. 65 Tahun 2013, mulai tanggal 1

oktober 2013 IAIN Sunan Ampel berubah menjadi UIN Sunan Ampel

(UINSA) surabaya. Saat ini UINSA Surabaya mempunyai 9 fakultas sarjana

dan pascasarjana, serta 44 program studi (33 program sarjana, 8 program

magister, dan 3 doktor). Fakultas sarjana yang ada di UINSA antara lain:

a) Fakultas Adab dan Humanoria

b) Fakultas Dakwah dan Komunikasi

c) Fakultas Syariah dan Hukum

d) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

e) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

f) Fakultas Ilmu Social dan Ilmu Politik

g) Fakultas Saint dan Teknologi

h) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam merupakan salah satu fakultas baru

(54)

44

Ekonomi dan Bisnis Islam mempunyai empat program studi yaitu prodi

Ekonomi Syariah, prodi Ilmu Ekonomi, prodi Akuntansi, dan prodi

Manajemen.

b) Visi dan misi lembaga

Visi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam:

Menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang unggul dan kompetitif

bertaraf internasional dalam mencetak sumber daya insani yang berbudi

luhur

Misi fakultas ekonomi dan bisnis Islam:

1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di bidang ekonomi

syariah dan bisnis islam yang unggul, kompetitif, kreatif, inovatif dan

berdaya saing

2) Mengembangkan riset di bidang ekonomi, ekonomi syariah dan bisnis

Islam yang relevan dengan kebutuhan masyarakat

3) Mewujudkan pola pemberdayaan ekonomi masyarakat yang religius

berbasis riset

c) Program Belajar Mengajar Prodi Ekonomi Syariah

Di dalam kegiatan perkulihan mahasiswa, sebagian mata kuliah

menuntut mahasiswanya untuk presentasi di dapan mahasiswa lain

dengan baik secara individu maupun kelompok. Dimana dalam presentasi

tersebut mahasiswa mengoperasikan komputer untuk mempermudah

presentasi, sehingga secara tidak langsung mahasiswa mempunyai

(55)

45

mampu membangun kerja sama dengan mahasiswa lain yang menjadi

kelompoknya.

Di dalam presentasi, mahasiswa harus mampu menguasai apa yang

akan di presentasikan. Kegiatan ini secara tidak langsung melatih

keterampilan mahasiswa secara konseptual, yaitu penguasaan seseorang

secara konseptual terhadap pekerjaan yang dikerjakannya. Selain itu

terdapat kegiatan lain yang melatih kemampuan keterampilan mahasiswa

Ekonomi syariah, misalnya Bisnis Day, Memasarkan produk secara

langsung ke konsumen (Kewirausahaan), Magang, serta program belajar

mahasiswa Ekonomi Syariah, juga terdapat mata kuliah aplikasi

computer sehingga pemahaman mahasiswa secara teknik juga di

dapatkan melalui mata kuliah tersebut.

2. Deskripsi identitas responden

Dari kuisioner yang telah disebar kepada responden, bahwa dapat

diperoleh gambaran mengenai identitas responden adalah sebgai berikut :

Dari kuesioner yang telah disebar kepada responden, bahwa dapat

diperoleh gambaran mengenai identitas responden adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin Frekuensi Prosentase

Laki-laki 23 orang 29,5 %

Perempuan 55 orang 70,5 %

Total 78 orang 100 %

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

(56)

46

Tahun Lulusan Jumlah Responden Prosentase

2013 9 responden 11,53 %

2014 11 responden 14,10 %

2015 30 responden 38,46 %

2016 28 responden 35,89 %

Total 78 responden 100 %

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Tabel 4.3 Status Kerja Responden

Status Kerja Jumlah Responden Prosentase

Sudah Bekerja 55 Responden 70.51 %

Belum Bekerja 23 responden 29,48 %

Total 78 Responden 100 %

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Tabel 4.4 Masa Tunggu kerja Responden

Lama Masa Tunggu Jumlah Responden Prosentase

> 6 Bulan 17 Responden 30,90 %

6 - 12 Bulan 29 Responden 52,72 %

< 12 Bulan 9 Responden 16,36 %

Total 55 Responden 100%

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

B. Uji Validitas Dan Realiabilitas Instrument Penelitian

1. Hasil pengujian validitas

Uji validitas berguna untuk mengetahui kevalidan atau kesesuaian angket

yang peneliti gunakan untuk memperoleh data dari para responden. Uji Validitas

(57)

47

atau menghubungkan antara masing-masing skor item dengan skor total yang

diperoleh dalam penelitian. Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan

membandingkan antara r tabel dengan r hitung. Jika taraf signifikansi

sebesar 5 % dengan jumlah responden 78 mahasiswa, maka r tabel sebesar

0,2227. Hasil pengujian validitas terhadap minat kerja (X1), keterampilan

(X2), dan masa tunggu (Y) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Uji Validitas Variabel Minat Kerja (X1)

Nomer item r hitung r table Keterangan 1 0.702 0.2227 Valid w2 0.770 0.2227 Valid 3 0.679 0.2227 Valid

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar

dari r tabel sehingga 3 butir pernyataan tentang Minat kerja dapat

dikatakan valid.

Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Ketrampilan (X2)

Nomer item r hitung r table Keterangan

2. Hasil uji reliabilitas

Uji Reliabilitas berfungsi untuk mengetahui tingkat kekonsistensian

(58)

48

dihandalkan, walaupun penelitian dilakukan berulangkali dengan angket yang

sama. Dasar pengambilan keputusan dalam Uji Reliabilitas adalah jika nilai

Alpha lebih besar dari rtabel maka item-item angket yang digunakan

dinyatakan reliabiel atau konsisten, sebaliknya jika nilai Alpha lebih kecil

dari rtabel maka item-item angket yang digunakan dinyatakan tidak reliabiel

atau tidak konsisten.

Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Variabel Minat Kerja (X1)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.506 3

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Alpha sebesar 0,506 atau lebih besar dari r tabel (0,2227) makavariabel

dinyatakan reliebel.

Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Variabel Ketrampilan (X2)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.772 3

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Alpha sebesar 0,772 atau lebih besar dari r tabel (0,2227) maka variabel

dinyatakan reliebel.

C. Analisis Data

1. Uji asumsi klasik

(59)

49

Uji normalitas merupakan salah satu bagian dari uji persyaratan

analisis data atau uji asumsi klasik, artinya sebelum kita melakukan analisis

yang sesugguhnya, data penelitian tersebut harus di uji kernormalan

distribusinya. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah

dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan

keputusan dalam uji normalitas yakni : jika nilai signifikansi lebih besar dari

0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi

normal.

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 78

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.10191543

Most Extreme Differences Absolute .073

Positive .047

Negative -.073

Kolmogorov-Smirnov Z .643

Asymp. Sig. (2-tailed) .803

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Berdasarkan output uji normalitas di atas diperoleh nilai KSZ

(Kologorov-Smirnov Z) sebesar 0,643 dan Asymp. Sig. (2-tailed)

sebesar 0,803. Karena nilai Sig. > 0,05 yaitu dengan nilai Sig. 0,803

(60)

50

Berdasarkan tampilan output chart di atas dapat melihat grafik

histrogram maupun grafik plot. Dimana grafik histrogram memberikan pola

distribusi yang melenceng ke kanan yang artinya adalah data berdistribusi

normal. Selanjutnnya, pada gambar P-Plot terlihat titik-titik mengikuti dan

mendekati garis diagonalnya sehingga dapat disimpulkan bahwa

model regresi memenuhi asumsi normalitas.

(61)

51

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar veriabel bebas (independent). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (tidak

terjadi Multikolonieritas). Metode yang digunakan untuk mendeteksi

multikolinearitas adalah tolerance dan VIF (Variance Inflation

Factor). Dasar pengambilan keputusan pada Uji Multikolonieritas dapat

dilakukan dengan dua cara yakni :

1. Melihat nilai Tolerance : Jika nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 maka

artinya Tidak terjadi Multikolinieritas terhadap data yang di uji. Jika nilai

Tolerance lebih kecil dari 0,10 maka artinya Terjadi Multikolinieritas

terhadap data yang di uji.

2. Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai VIF lebih kecil

dari 10,00 maka artinya Tidak terjadi Multikolinieritas terhadap data

yang di uji. Jika nilai VIF lebih besar dari 10,00 maka artinya Terjadi

Multikolinieritas terhadap data yang di uji.

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

(62)

52

Berdasarkan output di atas diketahui bahwa : Nilai Toerance variabel

Minat Kerja (X1) dan Ketrampilan (X2) yakni 0,735 lebih besar dari 0,10.

Sementara itu, Nilai VIF variabel Minat Kerja (X1) dan Ketrampilan (X2)

yakni 1,361 lebih kecil dari 10,00. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi

Multikolonieritas.

c) Uji heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas pada dasarnya bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Dasar pengambilan keputusan

pada Uji Heteroskedastisitas yakni : Jika nilai signifikansi lebih besar dari

0,05, kesimpulannya adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

a. Dependent Variable: RES2

Berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai signifikasi variabel

Minat Kerja (X1) sebesar 0,434 lebih besar dari 0,05, artinya tidak terjadi

Gambar

Gambar 1.1. RIASEC
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Tabel 4.2 Lulusan Tahun Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran antara variabel tergantung yaitu keputusan membeli dengan variabel bebas, yaitu citra toko di Giant Hypermarket

Kota Medan merupakan kota nomor tiga di Indonesia yang terkenal dengan bisnis kulinernya, banyak ide bisnis atau usaha kuliner baru yang bermunculan, terbukti dengan munculnya

Abstrak: Kyou adalah toko yang bergerak dalam bidang penjualan figure dan merchandise yang berhubungan dengan anime, yang sekarang sudah membuka layanan penjualan secara online

DARMA WAN, SH sebagai Panitera Pengganti. Setelah persidangan dengan dihadiri oleh Pemohon I dan II setelah persidangan dibuka dan diny ata kan terbuka untuk umum

Penulis memilih judul pembahasan ”Pusat Budidaya dan Rekreasi Ikan Hias Air Tawar” dalam penulisan ini untuk menambah lokasi penjualan ikan hias air tawar yang lebih

matematika memiliki tipe keterlibatan penghindar resiko ( passive compliance ), yaitu siswa yang hanya memenuhi keterlibatan dari dimensi kognitif dan dimensi

Fenomena ini berdampak pada minimnya sumber pendapatan dari kendaraan umum yang masuk terminal (retribusi). Belum optimalnya dari fungsi pemanfaatan Terminal Indihiang sebagai

konformitas. Akan tetapi, kedua proses mental tersebut belum terbuk-ti benar peranannya terhadap perilaku ber-kendara berisiko khususnya pada remaja. Oleh sebab itulah