PENGARUH FAKTOR MINAT KERJA DAN
KETERAMPILAN TERHADAP MASA TUNGGU KERJA
LULUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI
DAN BISNIS ISLAM UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MUHAMMAD HERMANTO
NIM: C04212028
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Faktor Minat Kerja dan Keterampilan Terhadap Masa Tunggu Kerja Lulusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya” merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Minat Kerja dan Keterampilan terhadap Masa Tunggu Lulusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya.
Sampel penelitian sebanyak 78 alumni, teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala likert. Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji kuesioner. Analisis data menggunakan regresi linear berganda dengan menggunakan spss versi 19
Hasil analisis menunjukkan bahwa minat kerja dan keterampilan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap masa tunggu, dari hasil analisis secara parsial diketahui bahwa variabel minat kerja tidak berpengaruh terhadap masa tunggu lulusan Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya, sedangkan pada variabel keterampilan berpengaruh positif dan signifikan terhadap masa tunggu lulusan Ekonomi syariah UIN Sunan Ampel Surabaya.
Bagi prodi ekonomi syariah UIN Sunan Ampel diharapkan bisa meningkatkan keterampilan yang dimiliki mahasiswa, baik keterampilan secara teknis, konseptual maupun secara social baik dalam perkuliahan maupun luar perkuliahan yang bisa berupa pembuatan kelompok belajar maupun study banding dengan fakultas lain.
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ...26
C. Kerangka Konseptual ...28
D. Hipotesis Penelitian ...28
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...30
B. Waktu dan Tempat Penelitian ...30
C. Populasi dan Sampel Penelitian...30
E. Definisi Operasional ...32
F. Uji Validitas dan Reliabilitas...35
G. Data dan Sumber Data ...37
H. Teknik Pengumpulan Data ...38
I. Teknik Analisis Data ...39
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian...43
B. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian ...46
C. Analisis Data ...49
D. Hasil Pengujian Hipotesis...56
BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Faktor Minat Kerja dan Keterampilan Terhadap Masa Tunggu Kerja Lulusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya secara simultan...61
B. Pengaruh Faktor Minat Kerja dan Keterampilan Terhadap Masa Tunggu Kerja Lulusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya secara parsial...61
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan...70
B. Saran ...70
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ... 26
4.1 Jenis Kelamin Reponden... 45
4.2 Lulusan Tahun Responden... 46
4.3 Status Kerja Responden ... 46
4.4 Masa Tunggu Kerja Responden ... 46
4.5 Uji Validitas Minat Kerja... 47
4.6 Uji Validitas Keterampilan ... 47
4.7 Uji Reliabilitas Minat Kerja ... 48
4.8 Uji Reliabilitas Keterampilan... 48
4.9 Hasil Uji Normalitas ... 50
4.10 Hasil Uji Multikolinieritas ... 52
4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 53
4.12 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 55
4.13 Nilai Koefisien Determinasi... 57
4.14 Hasil Uji F ... 58
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari suatu
keinginan, salah satunya manusia sebagai makhluk individual dan sosial
selalu mempunyai keinginan untuk meningkatkan kemajuan serta taraf
hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan hidupnya selalu ingin terpenuhi dengan
berbagai macam cara. Supaya keinginan tersebut tercapai dengan baik, Allah
memerintakan kepada makhluk-nya agar berusaha dan berkarya supaya
mendapatkan rezeki yang halal dan baik1.
Telah banyak ahli yang meninjau sifat dasar manusia itu sendiri. Ada
ahli yang melihat manusia sebagai makhluk individual, dan ada ahli yang
melihat manusia sebagai makhluk sosial. Yang di maksud manusia sebagai
makhluk individual yaitu manusia yang mempunyai hubungan dengan dirinya
sendiri dan tidak peduli dengan makhluk di sekitarnya mereka hanya
mementingkan dirinya sendiri. Dan yang dimaksud manusia sebagai makhluk
sosial yaitu adanya hubungan manusia dengan sekitarnya, yaitu adanya
dorongan pada manusia untuk mengabdi kepada masyarakat.2
Seseorang layak untuk mendapatkan predikat yang terpuji seperti
potensial, aktif, dinamis, dan produktif atau professional semata-mata karena
1
Muhammad Abdul Jawwad, Rahasia sukses Manajemen Rasulullah, (Surakarta : Al jaded ,2009) ,29.
2
2
prestasi kerjanya. Istilah kerja dalam Islam bukan semata-mata merujuk
kepada mencari rezeki untuk menghidupi diri dan keluarga dengan
menghabiskan waktu siang maupun malam, dari pagi hingga sore, terus
menerus tak kenal lelah, tetapi kerja mencakup segala bentuk amalan atau
pekerjaan yang mempunyai unsur kebaikan dan keberkahan bagi diri,
keluarga dan masyarakat sekelilingnya serta negara.
Dengan kata lain orang yang bekerja adalah mereka yang
menyumbangkan jiwa dan tenaganya untuk kebaikan diri, keluarga,
masyarakat, dan negara tanpa menyusahkan orang lain. Tetapi tidak sedikit
pula orang yang belum mendapatkan pekerjaan (masa tunggu kerja). Masa
tunggu kerja bagi lulusan perguruan tinggi bisa juga disebut pengangguran
tenaga kerja terdidik. Pengangguran tenaga kerja terdidik (structural) yaitu
keadaan dimana pengangguran yang mencari lapangan pekerjaan tidak
mampu memenuhi persyaratan yang di tentukan pembuka lapangan kerja.3
Seseorang bekerja dengan senang hati dan penuh kegembiraan apabila
yang dikerjakan memang sesuai dengan keadaan dirinya, kemampuan, serta
minatnya. Sebaliknya, apabila seseorang bekerja tidak sesuai dengan apa
yang ada dalam dirinya maka akan dipastikan ia akan kurang semangat dalam
bekerja, kurang senang, dan kurang tekun. Agar seseorang dapat bekerja
dengan baik, senang dan tekun diperlukan adanya kesesuaian dari pekerjaan
3
3
yang mereka lakukan dengan apa yang ada didalam diri individu yang
bersangkutan4.
Sikap kerja keras dan berusaha untuk mengubah nasib dengan
bersungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan merupakan anjuran dan
kewajiban bagi seluruh umat Islam. Agama merupakan motivasi bagi
seseorang dalam memunculkan minat kerja, Islam menyuruh manusia bekerja
dan mengubah nasibnya sendiri. Manusia wajib berusaha dan berikhtiar untuk
mewujudkan kesejahteraan dan kebahagian masing-masing, memang hanya
manusia yang mau berusaha, bekerja keras, dan sungguh-sungguh yang akan
meraih prestasi, baik kesuksesan hidup didunia maupun di akhirat.
Pada kenyataan nya minat memang penting dimiliki oleh individu.
Arti dari minat adalah suatu kehendak, keinginan atau kesukaan yang bersifat
pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat merupakan sumber
motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan pekerjaan yang
mereka inginkan5.
Jika seseorang memiliki minat yang kuat dalam melakukan
pekerjaannya, orang tersebut akan belajar atau dikemudian hari bisa bekerja
di bidang yang diminatinya dan sesuai dengan kemampuan serta minat dan
bakat yang dimilikinya sehingga mereka bisa mengembangkan kemampuan
untuk belajar serta bekerja secara optimal dengan penuh antusias. Menurut
4
Bimo walgito,Bimbingan dan konseling studi dan karier.(Yogyakarta : Andi, 2010), 201.
5
4
Slameto minat merupakan rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas tanpa ada yang mempengaruhi.6
Selain minat yang kuat, keterampilan juga penting dimiliki oleh
individu dalam mendapatkan pekerjaan. Menurut Dunnette keterampilan
adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan beberapa tugas yang
merupakan pengembangan dari hasiltraining dan pengalaman yang didapat.7
Ketampilan bisa berupa keterampilan secara teknik, social, maupun
konseptual.
Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Sunan Ampel Surabaya sebagai salah satu insitusi lembaga pendidikan yang
telah mendidik mahasiswanya untuk memiliki keterampilan dan pengetahuan
ekonomi diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang dapat diserap dunia
kerja sesuai dengan kompetensi pendidikan yang diperolehnya. Selama kurun
tahun 2009 sampai dengan tahun 2016 Jurusan Ekonomi Syariah telah
meluluskan alumni sebanyak 380 mahasiswa.8
Lamanya masa tunggu dalam hal pekerjaan antara alumni satu dengan
alumni lainnya berbeda. Banyak faktor yang mempengaruhi masa tunggu
tersebut. Minat bekerja pada seorang individu dapat mempengaruhi lamanya
seseorang dalam mendapatkan pekerjaan. Seorang individu yang mempunyai
minat bekerja akan lebih berusaha untuk mendapatkan suatu pekerjaan
dibandingkan dengan alumni yang tidak mempunyai minat untuk bekerja.
6
Syaiful Bahri Dzamarah,Psikologi Belajar(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), 157.
7
Dunnete,Management(Jakarta: Airlangga, 1976), 33.
8
5
Keterampilan yang dimiliki oleh alumni juga berpengaruh terhadap masa
tunggu bekerja.
Keterampilan yang dimiliki oleh alumni meliputi beberapa hal yaitu
dalam hal teknis, hubungan sosial maupun konseptual. Beberapa lowongan
pekerjaan dalam suatu perusahaan seringkali mencantumkan persyaratan yang
berhubungan dengan keterampilan seorang individu, misalnya dapat
mengoperasikan komputer, mampu bekerja dalam team, dan lain-lain.
Beberapa alumni yang memiliki keterampilan tersebut memiliki kesempatan
yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan dan masa tunggu yang
dibutuhkan tidak terlalu lama.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti
mengenai “Pengaruh Faktor Minat Kerja dan Keterampilan terhadap Masa
Tunggu Kerja Lulusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Uin Sunan Ampel Surabaya”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh minat kerja dan keterampilan terhadap masa
tunggu kerja lulusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
6
2. Apakah terdapat pengaruh minat kerja dan keterampilan terhadap masa
tunggu kerja lulusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sunan Ampel Surabaya secara parsial?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah:
1. Mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh antara minat kerja
dan keterampilan terhadap masa tunggu kerja lulusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya secara
simultan.
2. Mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh minat kerja dan
keterampilan terhadap masa tunggu kerja lulusan Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya secara parsial.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian yang akan penulis lakukan ini, diharapkan memiliki
manfaat dan berguna untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Dari segi teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan pengetahuan seputar permasalahan yang diteliti, baik bagi peneliti
maupun untuk pihak lain, sebagai bahan referensi untuk meneliti dan
mengkaji secara mendalam tentang pengaruh minat dan keterampilan
7
2. Secara Praktis
a) Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan atau landasan
serta tambahan pemahaman dan kelimuan tentang pengertian minat
kerja, keterampilan serta faktor apa saja yang mempengaruhi masa
tunggu lulusan Ekonomi Syariah.
b) Bagi Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan atau referensi bagi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Minat Kerja
a. Pengertian Minat Kerja
Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan dan kesukaan. Minat
adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap1.Minat dan
sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam
mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan orang giat melakukan
sesuatu yang telah menarik minatnya.
Menurut Slameto minat merupakan rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang
mempengaruhi.2Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu. Terbentuknya minat diawali oleh perasaan senang dan sikap
positif. Terdapat tiga karakteristik minat yaitu :
1) Minat menimbulkan sikap positif dari suatu objek
2) Minat merupakan sesuatu yang menyenangkan dan timbul dari
suatu objek
1
Amin Budiamin,”Pengendalian kecocokan minat dan hasil kerja”,Compaibility Mode,pdf 2
9
3) Minat mengandung unsur penghargaan, mengakibatkan
suatu keinginan, dan kegairahan untuk mendapatkan sesuatu
yang diinginkan3
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk
melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih.
Minat(Interest)merupakan suatu posisi atau kecenderungan, atau suatu
reaksi perasaan yang berlangsung terus-menerus yang mendominasi
perhatian seseorang sehingga membuat dirinya menjadi lebih selektif
terhadap objek minatnya.
Pekerjaan memungkinkan orang dapat menyatakan diri secara
obyektif kedunia ini sehingga ia dan orang lain dapat memandang dan
memahami keberadaan dirinya4. Di sisi lain makna “bekerja” bagi
seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh dengan
mengerahkan seluruh asset, pikiran, dan dzikirnya untuk
mengaktualisasikan atau menempatkan dirinya sebagai bagian dari
masyarakat yang terbaik atau dengan kata lain dapat juga kita katakan
bahwa dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya. Seorang
muslim memang diperintahkan Allah bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Jumu’ah
: 10
3
Mila Saraswati dan Ida Widaningsih, Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial (Geografi, Sejarah, Sosiologi,Ekonomi)(Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008), 146.
4
10
)
(
Artinya: “apabila shalat telah ditunaikan, maka bertebaranlah
kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah, ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung”5
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bekerja adalah
segala aktivitas dinamis dan mempunyai tujuan untuk memenuhi
kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani). Didalam mencapai tujuannya
tersebut seseorang berupaya dengan penuh kesungguhan untuk
mewujudkan prestasi yang optimal sebagai bukti pengabdian dirinya
kepada Alalh SWT6
Dari pengertian minat dan kerja di atas, maka minat kerja dapat
diartikan sebagai kecenderungan yang menetap pada diri individu untuk
merasa senang dan tertarik pada suatu aktivitas secara fisik, psikis,
mental dan sosial yang dilakukan atas kesadaran diri sendiri dengan
tujuan memperoleh kepuasan, status dan imbalan ekonomi, financial,
isi dan makna hidup serta mengikat seseorang pada individu lain dan
masyarakat.
a. Teori Minat Kerja
5
Departemen Agama RI,Al-Qur’an dan Terjemahnya(Surabaya: UD.Mekar, 2000), 933.
6
11
Kualifikasi minat kerja berikut ini di buat berdasarkan teori
Vocational Personality dari John Holland (1985). Teori ini merupakan
pendekatan yang paling banyak dipakai untuk membuat profil karir
seseorang. Dengan teori ini juga, mengembangkan tes Psikometri untuk
mengetahui orientasi minat (interest) seseorang dalam berkarir.
Menurut teori ini, terdapat enam tipe kepribadian Vocational, dari
ke-enam tipe ini, seseorang dapat memilliki profil pilihan karir yang
unik sesuai dengan minat dan kepribadiannya. Di bawah ini dijelaskan
rincian setiap tipe berikut definisinya.7
1) Realistic
Individu dengan minat Realistic menyukai aktivitas-aktivitas kerja
yang bersifat praktis, cepat manangkap masalah dan mencari
solusinya. Mereka menikmati kerja dengan tanaman, hewan, dan
material-material lain yang terlihat, seperti kayu, mesin, alat, dll.
Mereka juga menyukai kegiatan luar ruang. Seringkali individu
dengan minat realistic tidak menyukai perkerjaan yang terutama
melibatkan paper-work atau pekerjaan yang banyak berhubungan
dengan orang lain.
2) Investigative
Individu dengan minat investigative menyukai aktivitas-aktivitas
kerja yang lebih banyak membutuhkan pemikiran mendalam,
mereka juga menyukai bekerja dengan ide dan kekuatan berfikir
7
12
daripada melakukan aktivitas kerja fisik. Tipe ini menikmati
mencari fakta-fakta dan menganalisi masalah secara internal
(aktivitas mental) daripada melakukan aktivitas mem-persuasi atau
mengarahkan orang lain.
3) Artistic
Individu dengan minat artistic menyukai aktivitas-aktivitas kerja
yang berhubungan dengan sisi artistic dari suatu hal / benda / objek,
seperti bentuk, desain, dan pola-pola. Mereka menyukai
mengekspresikan diri dalam pekerjaan mereka. Tipe ini lebih suka
mengatur dan menyusun pola kerja mereka sendiri tanpa mengikuti
seperangkat aturan yang baku.
4) Social
Individu dengan minat social menyukai aktivitas-aktivitas kerja
yang berhubungan dengna individu lainnya. Mereka senang
membantu dan memajuka orang lain. Selain juga, giat berupaya
agar orang tersebut mau mengembangkan diri. Mereka lebih suka
berkomunikasi dengan orang lain daripada bekerja dengan objek,
mesin, atau data. Mereka suka mengajar, memberikan saran,
membantu, atau dengan kata lain memberikan pelayanan kepada
orang lain.
5) Enterprising
Individu dengan minat enterprising menyukai aktivitas-aktivitas
13
(start-up), termasuk juga melaksanakan proyek. Tipe ini
menyenangi hal-hal yang “berbahaya”, terutama dalam bisnis.
Disamping itu, mereka juga meyakinkan dalam memimpin orang
lain dan senang membuat keputusan. Mereka menyukai mengambil
resiko untuk mendapatkan keuntungan. Tipe ini lebih menyukai
segera mengambil tindakan daripada berfikir mendalam.
6) Conventional
Individu dengan minat conventional menyuakai
aktivitas-aktivitas kerja dengan aturan main yang jelas. Mereka menyukai
prosedur dan standar, dan tidak bermasalah dengan rutinitas. Tipe
ini lebih suka bekerja dengan data dan detail daripad bermain
dengan ide. Mereka juga lebih menyenangi pekerjaan dengan
standar yang tinggi dibandingkan harus membuat pertimbangan
oleh diri mereka sendiri. Individu dengan tipe ini menyukai
pekerjaan dimana garis wewenang telah ditetapkan dengan jelas.
Beredasarkan enam tipe di atas, setiap orang dapat
dideskriptifkan dengan satu atau gabungan dari enam tipe tesebut,
yang seringkali disingkat dengan RIASEC (huruf pertama setiap
tipe). Teori ini juga mengemukakan bahwa ada enam tipe
lingkungan kerja yang berkaitan dengan tipe diatas, dan setiap
individu perlu menemukan tempat kerja yang sesuai dengan tipe
14
kecocokan antara tempat kerja dan gambaran minat kerjanya,
semakin meningkat kepuasan orang tersebut dengan pekerjaannya.
Penting untuk diketahui bahwa gambaran minat seseorang
biasanya merupakan gabungan dari 6 tipe diatas. Holland
menemukan bahwa hampir sebagian besar orang memiliki minat
pada beberapa area diatas, namun demikian biasanya individu
memiliki minat yang lebih kuat pada sebuah area (tipe)
dibandingkan area-area yang lain. Dengan demikian dimungkinkan
untuk seseorang memilliki area minat utama dan minat kedua.
Teori Holland menyatakan bahwa area RIASEC berbentuk
hexagonal didasarkan pada kesamaan antara tipe yang satu dengan
yang lain. Sebagaimana ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 1.1. RIASEC
Realistic Investigative
Conventioanl Aryistic
Enterprising Social
Menurut Holland, area minat yang berdekatan pada gambar
15
lainnya ( contoh, Artistic dengan Investigative dan Social). Area
minat yang berseberangan satu dengan lainnya (contoh,
Investigative dengan Enterprising) menunjukkan area yang paling
tidak sama satu dengan yang lainnya. Area minat yang merupakan
pengganti/alternate di sisi yang sama (contoh Realistic dengan
Enterprising atau Investigate dengan Social) memiliki sebuah
hubunganIntermediateatau kelanjutan di area tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa seseorang yang dapat minat
Artistic yang kuat akan sangat cocok bila berada dalam lingkup
pekerjaan yang bersifat artistic (contohnya pelukis, penari, dan
actor) dibandingkan pada lingkup pekerjaan yang bersifat
Conventional (contohnya: pustakawan dan administrator). Dengan
demikian tingkat kepuasan kerjanya menjadi lebih tinggi
dibandingkan bila, ia memaksakan diri untuk melakukan pekerjaan
yang sifatnyaConventionalbegitu pula untuk tipe-tipe selanjutnya.
b. Macam-macam minat
Minat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1.) Minat preventive. Disebut pula minat biologis, yaitu minat yang
berkisar soal makanan dan kebebasan aktivitas.
2.) Minat cultural, disebut juga minat sosial yaitu minat yang berasal
dari perbuatan yang lebih tinggi tarafnya.
16
1.) Kondisi pekerjaan. Tempat kerja yang memiliki suasana yang
menyenangkan dengan dukungan oleh kerja sama yang
professional, saling bantu dapat meningkatkan produksi.
2.) Sistem pendukung. Dalam bekerja sangat diperlukan sistem
pendukung yang memadai bagi para pekerjanya sehingga diperoleh
hasil produksi yang maksimal, misalnya fasilitas kendaraan,
perlengkapan pekerjaan yang memadai, kesempatan promosi,
kenaikan pangkat / kedudukan.
3.) Pribadi pekerjaan. Semangat kerja, pandangan pekerja terhadap
pekerjaannya, kebanggaan memakai atribut kerja, sikap terhadap
pekerjaannya.
d. Indikator minat kerja
Minat kerja seseorang individu dapat diukur dalam beberapa hal
diantaranya:
1.) Ekonomi. Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung
memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum
mampu mereka laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi
mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha
yang kurag maju, maka orang cenderung akan mempersempit minat
mereka. Ekspektasi pendapatan juga mempengaruhi minat
seseorang dalam bekerja
2.) Pendidikan. Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidiakan
17
bersifat intelek yang dilakukan. Seperti yang dikutip Noto admojo,
1997 dari L. W. Green mengatakan “Jika ada seseorang yang
mempunyai pengetahuan yang baik, maka ia mencari pelayana yang
lebih kompeten atau lebih aman baginya”. Kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai pelayanan kesehatan akan mempengaruhi
pemanfaatan fasilitas pelayanan yang ada sehingga berpengaruh
pada kondisi kesehatan mereka.
3.) Tempat, lokasi yang diinginkan oleh individu dalam bekerja.8
2. Keterampilan
a. Pengertian keterampilan
Pada hakikatnya keterampilan adalah suatu ilmu yang diberikan
kepada manusia, kemampuan manusia dalam mengembangkan
keterampilan yang dipunyai memang tidak mudah, perlu mempelajari,
perlu menggali agar lebih terampil. Beberapa ahli mendifinisikan
keterampilan sebagai berikut
1) Menurut Nadler keterampilan (skill) adalah kegiatan yang
memerlukan praktek atau dapat diartikan sebagai implikasi dari
aktivitas.9
8Rif’atul Masfufah,
Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan Rational Emotive Behavior Therapy Dalam Menumbuhkan Minat Kerja Pada Remaja: Studi Kasus Seorang Remaja Lulusan Pondok Pesantren Yang Belum Bekerja Di Desa Sekaran(skripsi –UIN Sunan Ampel Surabaya, 2012), 45.
9
18
2) Menurut Dunnette keterampilan adalah kapasitas yang dibutuhkan
untuk melaksanakan beberapa tugas yang merupakan pengembangan
dari hasiltrainingdan pengalaman yang didapat.10
3) Menurut Gordon keterampilan adalah kemampuan pekerjaan secara
mudah dan cermat.
Sedangkan menurut Bambang Wahyudi keterampilan kerja
diartikan sebagai kecakapan atau keahlian untuk melakukan suatu
pekerjaan yang hanya bisa diperoleh dalam praktek. Keterampilan kerja
ini dapat dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu:
a) Keterampilan mental, seperti analisa, membuat keputusan,
menghitung dan menghafal.
b) Keterampilan fisik, seperti keterampilan yang berhubungan
dengan pekerjaannya sendiri
c) Keterampilan social, yaitu seperti dapat mempengaruhi orang
lain, berpidato, menawarkan barang, dan lain-lain
b. Faktor yang mempengaruhi keterampilan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keterampilan
seseorang diantaranya ialah:
1) Pengetahuan
Pengetahuan akan menciptakan paradigm teoritis, apa yang
harus dilakukan dan mengapa. Ilmu adalah kumpulan pengetahuan
yang bersifat menjelaskan beragai gejala yang memungkinkan
10
19
manusia melakukan serangkaian tindakan untuk menguasai gejala
tersebut berdasarkan penjelasan. Pengetahuan dipengaruhi berbagai
faktor yaitu latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, usia dan
jenis kelamin. Sesorang yang mempunyai pendidikan yang lebih
tinggi akan lebih mudah dalam mengetahui, mengerti dan
memahami.11
2) Pengalaman
Pengalaman akan memperkuat kemampuan dalam melakukan
sebuah tindakan (keterampilan). Keterampilan ini membangun
seorang individu untuk bisa melakukan tindakan-tindakan yang telah
diketahui pada langkah pertama. Semua tindakan yang pernah
dilakukan akan direkam dalam bawah sadar mereka dan akan dibawa
terus sepanjang hidupnya. Individu yang sering mendapatkan
pengalaman melakukan pekerjaannya dengan baik dan akan menjadi
sangat terampil dan tentunya akan lebih professional dibandingkan
dengan individu lain yang tidak pernah melakukan tindakan tersebut.
3) Keinginan/ Motivasi
Merupakan sebuah keinginan dalam diri seorang individu dalam
rangka mewujudkan tindakan-tindakan. Motivasi inilah yang
mendorong seorang individu untuk segera mendapatkan pekerjaan.
Menurut Widayatun motivasi sebagai motor penggerak, maka bahan
11
20
bakunya adalah kebutuhan, sifatnyapun alami dalam rangka
memenuhi kebutuhan seseorang guna mencapai tujuan.
Menurut Nurzan Suadi dan Eva Sativa Keterampilan sangat penting
dimiliki oleh seorang individu dalam mencari pekerjaan. Perusahaan
biasanya mencari pencari kerja yang mempunyai banyak
keterampilan untuk menunjang pekerjaannya kelak. Terkadang ada
perusahaan yang menerima karyawan karena dia memiliki banyak
keterampilan yang sesuai dengan kriteria pekerjaan di perusahaan
tersebut. Keterampilan yang dimiliki individu bisa menjadi daya jual
selain nilai akademis yang bagus.12
Seorang individu harus memperbanyak beberapa keterampilan yang
diperlukan oleh perusahaan. Keterampilan dasar yang harus dimiliki
ialah:
a) Keterampilan bahasa asing
Di zaman modern sekarang ini keterampilan bahasa asing sangat
dibutuhkan. Apalagi jika seorang individu melamar ke
perusahaan nasional, multinasional, atau perusahaan
asing.Keterampilan bahasa bisa menjadi nilai lebih yang
membuat perusahaan menyukai individu tersebut.
b) Ketrampilan computer
Tidak ada yang tidak mengenal computer saat ini, paling tidak
individu tersebut mengetahui pengetahuan paling dasar dari
12
21
computer. Selain itu individu harus bisa menggunakan
program-program dasar dari computer.13
Sedangkan untuk jenis-jenis pekerjaan yang lebih spesifik ada
baiknya individu juga mempunyai keterampilan yang
berhubungan dengan pekerjaanya. Sertifikasi-sertifikasi dalam
berbagai bidang banyak sekali terdapat saat ini. Seperti sertifikasi
dalam bidang keuangan, sumber daya manusia, mesin, dan
lain-lain.
c. Pembagian keterampilan
Pada dasarnya keterampilan dikategorikan menjadi 4 yaitu:
1) Basic literacy skill
Basic literacy skill merupakan keahlian dasar yang pasti dan wajib
dimiliki oleh kebanyakan orang. Keahlian ini misalnya membaca,
menulis, dan mendengar.
2) Technical skill
Keahlian teknik merupakan keahlian seseorang dalam
pengembangan teknik yang dimiliki seperti menghitung secara tepat,
mengoperasikan computer.
3) Interpersonal skill
Keahlian interpersonal merupakan kemampuan seseorang secara
efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan
13
22
kerja seperti pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara
jelas dan bekerja dalam satu tim.
4) Problem solving
Problem solving adalah proses aktivitas untuk menajamkan
logika, berargumentasi dan penyelesaian masalh serta kemampuan
untuk mengetahui penyebab, mengembangkan alternative dan
menganalisa serta memilih penyelesaian yang baik.14
Sedangkan menurut Eduard L Pesiwarissa, keterampilan kerja
dapat diukur dengan tiga hal yaitu
1) Kemampuan keterampilan secara teknis, yaitu keahlian seseorang
dalam pembembangan teknik yang dimiliki seperti keterampilan
dalam mengoperasikan computer.
2) Keterampilan dalam hubungan kemanusiaan, yaitu bagaimana
seseorang mampu membangun kerja sama dengan orang lain
3) Keterampilan secara konseptual, yaitu penguasaan seseorang secara
konseptual terhadap pekerjaan yang dikerjakan.
3. Masa Tunggu
Masa tunggu ialah jangka waktu alumni untuk mendapatkan
pekerjaan. Setelah lulus dari perguruan tinggi, para alumni biasanya
akan mencari pekerjaan.
14
23
Selama para lulusan masih dalam proses mencari pekerjaan ini
mereka masih di sebut sebagai pengangguran. Adapun pengertian dari
pengangguran itu sendiri yaitu :
1) Pengertian pengangguran
Dalam pengertian yang telah di jadikan standart internasional
untuk menentukan pengangguran, pengertian pengangguran adalah
seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja yang secara
aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu tetapi
tidak memperoleh pekerjaan yang diinginkannya.15 Dari pengertian
tersebut maka seorang ibu rumah tangga, para mahasiswa maupun
anak-anak orang kaya yang sudah dewasa tetapi tidak bekerja tidak
digolongkan sebagai pengangguran sebab mereka tidak aktif mencari
pekerjaan.
2) Macam-macam pengangguran
Adapun tiga macam pengangguran, yaitu :
a. Pengangguran normal (unemployment) / friksional
Pengangguran yang disebabkan oleh keinginan pekerja
untuk mencari kerja yang lebih baik atau yang lebih sesuai
untuk mereka
b. Pengangguran structural (pengangguran tenaga kerja
terdidik).
15
24
Pengangguran yang di akibatkan oleh majunya alat-alat
teknologi sehingga tenaga mannusia sudah tidak terpakai
lagi. Menurut Mauled Moelyono, 1997 dalam Sutomo et al,
1999 ada dua faktor yang mempengaruhi penganguran
structuralialah
1. Faktor struktural
a) Kurangnya keterampilan kelompok muda di banding
kelompok yang lebih matang.
b) Ketimpangan atau kendala geografis dan kelangkaan
informasi yang menghambat pasar tenaga kerja.
c) Faktor usia ketika meninggalkan sekolah, biasanya
meninggalkan sekolah pada usia lebih awal mengalami
tingkat pengagguran yang lebih tinggi.
2. Faktor non structural
a) Kenaikan tingkat upah buruh yang mendorong majikan
untuk memutuskan hubungan kerja atau tidak menerima
pegawai baru.
b) Meningkatnya partisipasi perempuan termasuk mereka
yang berstatus kawin ke dalam angkatan kerja.
c) Persepsi pemuda terhadap pekerjaan yang tersedia antara
lain tentang tingkat upah yang rendah, persepsi karir
maupun lingkungan kerjanya. Kecenderungan meningkatnya
25
semakin tinggi pendidikan akan semakin tinggi pula,
aspirasinya untuk mendapatkan kedudukan atau kesempatan
kerja yang lebih
sesuai.
c. Pengangguran konjungtur pengangguran yang disebabkan
oleh kemerosotan ekonomi.16
Pengangguran yang selama ini menjadi polemic banyak negara,
tak kunjung mendapat jalan keluar.beberapa pakar ekonomi sejak
perang dunia I telah mencoba menerapka pemikiran nya untuk
memperbaiki perekonomian, namun semua hanya berlaku sesaat.
Dalam kurun waktu berikutnya teori-teori tersebut sudah tidak bisa di
terapkan lagi.17 Keynes adalah seorang tokoh kapitalis, dimana
pemikirannya yang tidak pernah kaku dalam menganalisa sebuah
permasalahan mencoba untuk mencari celah untuk kekeliruan yang
terdapat dalam teori yang telah diterapkan oleh tokoh ekonomi selama
ini. Ia mencoba menganalisa mengapa pengangguran bisa terjadi, dari
analisis inilah Keynes berpandangan bahwa ada beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya pengangguran. Menurutnya secara garis besar
pengangguran bisa terjadi karena tidak adanya cukup permintaan bagi
16
Ibid., 8
17
Yudhisti’anah, NA ,Studi Analisis Sistem Ekonomi Islam Terhadap Teori Ekonomi Keynes
tentang Pengangguran dan Penyelesaiannya(Skripsi –Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel
26
barang dan jasa dalam suatu perekonomian.18 Ini berarti permintaan
agregat tidak akan selalu mencapai penawaran agregat pada
kesempatan kerja penuh.19
Dilihat dari wisuda alumni Uin Sunan Ampel Surabaya, maka masa
tunggu kerja Alumni ekonomi Syariah dapat digolongkan sebagai
berikut :
1. Kategori Cepat dalam mendapatan pekerjaan yaitu terhitung antara
1-6 bulan sejak wisuda sampai mendapatkan pekerjaan
2. Kategori Sedang, terhitung antara 7-12 bulan sejak alumni lulus
hingga mendapatkan pekerjaan.
3. Kategori lambat, terhitung antara 12 bulan ke atas, sejak alumni
lulus hingga mendapatkan pekerjaan.
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Upah Terhadap Lama
Mencari Kerja
PadaTenaga Kerja
Kiki Suko
Suroso
Hasil analisis regresi
menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel
bebas (Tingkat Pendidikan, Tingkat Keterampilan, Tingkat Upah) secara bersamasama memiliki pengaruh terhadap
tingkat pengagguran terdidik
18
Jeffrey Edmund Curry,Memahami Ekonomi Internasional.(Jakarta: PPM,2001), Terj Erlinda M.N, 65
19
27
Terdidik di Beberapa
Kecamatan
diKabupaten Demak.
yang terjadi di
Kota Semarang. Nilai R2 sebesar 0,4382 yang berarti sebesar 44,2 persen
merupakan penjelas terhadap variabel dependen. Sedangkan 55,8 persen sisanya
dijelaskan oleh variabel lain
diluar model yang digunakan.
jumlah anggota keluarga,
pendapatan orang tua dan
keterampilan secara simultan
maupun parsial berpengaruh
signifikan terhadap jangka waktu
mendapatkan pekerjaan lulusan
SMK di Kecamatan Lumajang
3. Analisis waktu tunggu
tenaga kerja terdidik
di Kecamatan Jebres,
Kota Surakarta
Fadhilah
Rahmawati
Hasil dari penelitian ini, diketahui
bahwa jenis kelamin, umur,
pendidikan, asal SLTA, pendapatan
rumah tangga, dan jumlah pekerjaan
akan
berpengaruh terhadap lama mencari
kerja atau waktu tunggu tenaga kerja
terdidik.
4. Analisis hubungan
lama studi dan IPK
dengan waktu tunggu
kerja lulusan prodi
ekonomi syariah UIN
Sunan Ampel
Surabaya.
Erva Yusmi
Rizana.
Dari segi lama studi dan nilai IPK
para lulusan Prodi Ekonomi Syariah
memiliki hubungan negative dengan
waktu tunggu kerja. Bahwa lama
studi cepat (3,5 tahun), normal (4
tahun) lama (>4,5 tahun) tidak
Hasil dari analisis regresi berganda
dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa dari lima variabel
independen seluruhnya
berpengaruh signifikan terhadap
lama mencari kerja bagi tenaga
kerja terdidik.
C. Kerangka Konseptual
Untuk mengetahui masalah yang akan dibahas, perlu adanya kerangka
pemikiran yang merupakan landasan dalam meneliti masalah yang bertujuan
untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu penelitian
29
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian.20 Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan rumusan masalah dan
kerangka pemikiran teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis
penelitian yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Ho1 = Minat kerja dan keterampilan secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap masa tunggu.
Ha1 = Minat kerja dan keterampilan secara bersama-sama berpengaruh
terhadap masa tunggu.
2. Ho2 = Minat kerja tidak berpengaruh terhadap masa tunggu.
Ha2 = Minat berpengaruh terhadap masa tunggu.
3. Ho3 = Keterampilan tidak berpengaruh terhadap masa tunggu.
Ha3 = Keterampilan berpengaruh terhadap masa tunggu.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode untuk menguji
teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel.
Variabel-variabel ini diukur (biasanya dengan instrumen penelitian) sehingga data yang
terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik.1
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan november sampai desember
yang dilakukan dengan cara menyebarkan quisioner kepada alumni Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSA, dengan menyebarkan
quisioner tersebut melalui email atau media sosial lainnya yang dapat
mendukung di dalam penelitian ini (group facebook alumni ES UINSA), dan
dengan cara menyebarkan quisioner secara manual dengan mendatangi
tempat tinggal alumni yang masih bisa di jangkau oleh peneliti (area
Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto).
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
1
31
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Target
populasi dalam penelitian ini mahasiswa yang telah lulus program S1-
Ekonomi Syariah dari angkatan pertama sampai angkatan 2012 yang
berjumlah 380 mahasiswa3.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Sehingga
dalam penentuan jumlah sampel haruslah dapat mewakili populasi dengan
menggunakan perhitungan statistik. Pengambilan sampel berdasarkan
karakteristik responden yang diinginkan. Dalam penelitian ini, penentuan
ukuran sample menggunakan rumus Slovin yaitu:
n =
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran populasi
e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan. Penelitian ini
menggunakan 10 % sebagai nilai kritis
Berdasarkan rumus Slovin tersebut, maka dapat diperoleh besarnya
sampel sebagai berikut:
2
Ibid., 115.
3
Akademik FEBI UINSA, Data wisudawan Ekonomi Syariah, 24 agustus 2016
4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik edisi Revisi VI (Jakarta:PT
32
n =
=
= 78.166
Sehingga sample yang akan diambil sebesar 78 responden.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang nilainya bervariasi, berubah menurut
waktu atau berbeda menurut tempat atau elemen.5 Variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Variabel independen merupakan variabel bebas atau variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).6 Dalam penelitian ini variabel bebasnya ialah
minat kerja (X1 ) dan keterampilan (X2).
2. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah masa tunggu (Y).
E. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan bagian yang mendefinisikan sebuah
konsep/variabel agar dapat diukur, dengan cara melihat pada dimensi
5
J. Supranto dan Nanda Limakrisna, Statistik Untk Penelitian Pemasaran dan Sumber Daya Manusia, Edisi pertama (Jakarta: mitra wacana media, 2009), 12.
6
33
(indikator) dari suatu konsep/variabel.7 Pada penelitian yang berjudul
“Pengaruh Faktor Minat Kerja dan Keterampilan Terhadap Masa Tunggu
Lulusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSA”.
Untuk lebih jelasnya, maka dianggap perlu untuk mendefinisikan beberapa
pengertian sebagai berikut:
1. Variabel Independen (X)
Variabel independen/variabel bebas yaitu variabel yang
mempengaruhi variabel dependen.
a. Minat (X1)
Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan dan kesukaan. Minat
adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap. Minat dan
sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam
mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan orang giat
melakukan sesuatu yang telah menarik minatnya. Minat kerja dapat
diukur dari beberapa hal yaitu
a) Ekonomi, berupa ekspektasi pendapatan yang akan diperoleh saat
bekerja nanti
b) Pendidikan, tingkat pendidikan menentukan minat seorang
individu dalam memperoleh pekerjaan dan posisi yang diinginkan
c) Tempat tinggal, jarak tempat tinggal dengan pekerjaan yang
diharapkan seorang individu
b. Keterampilan (X2)
7
34
Menurut menurut Eduard L Pesiwarissa, keterampilan kerja dapat
diukur dengan tiga hal yaitu
1) Kemampuan keterampilan secara teknis, seperti keterampilan dalam
mengoperasikan computer.
2) Keterampilan dalam hubungan kemanusiaan, seseorang mampu
membangun kerja sama dengan orang lain/ bekerja sama dalam team.
3) Keterampilan secara konseptual, yaitu penguasaan seseorang secara
konseptual terhadap pekerjaan yang dikerjakan.
2. Variabel Dependen (Y)
Masa tunggu ialah jangka waktu alumni untuk mendapatkan
pekerjaan. Setelah lulus dari perguruan tinggi, para alumni biasanya
akan mencari pekerjaan. Masa tunggu dapat diukur dengan jangka
waktu alumni mendapatkan pekerjaan setelah wisuda.
Lama masa tunggu dari setiap orang berbeda-beda. Terdapat
kecenderungan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan yang di
tamatkan oleh angkatan kerja maka akan semakin lama masa
tunggunya.
Pengukuran terhadap indikator variabel menggunakan skala Likert
karena skala Likert pengukurannya mudah dibuat dan dapat
memberikan keterangan yang lebih tentang pendapat responden.
Pengukuran dengan skala Likert ini menggunakan penilaian skor
terendah 1 sampai dengan skor tertinggi 5 dengan kriteria penilaian
35
F. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur kevalidan atau kesahihan
suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat.9 Suatu skala pengukuran dikatakan valid jika ia
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.10
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan program IBM Statistical
Packeges for Social Science (SPPS) 19 sebagai alat bantu dalam analisis
pengolahan datanya. Metode yang digunakan dalam uji korelasi ini adalah
menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu
rumus korelasi Product Moment11 sebagai berikut:
r
xy =√{ }{ }
Dimana :
8
Puguh Suharso, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis: Pendekatan Filosofi dan Praktis, Cetakan Pertama (Jakarta: PT. Malta Printindo, 2009), 44.
9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., 168.
10
36
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑Y2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
N = Banyaknya responden
Kriteria penilaian uji validitas adalah:
a. Jika Rhitung > Rtabel (pada taraf signifikasi 5%), maka dapat dikatakan
item kuisioner tersebut valid.
b. Sebaliknya jika Rhitung < Rtabel (pada taraf signifikasi 5%), maka dapat
dikatakan item kuisioner tersebut tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas adalah pengujian terhadap kepercayaan suatu
instrumen. Apabila instrumen itu baik dan dapat dipercaya maka
responden tidak akan memilih jawaban-jawaban tertentu sehingga
menghasilkan data yang dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya
apabila dalam beberapa kali pengambilan, aspek-aspek yang diukur tidak
akan berubah terhadap gejala yang sama dan alat ukur yang sama. Dalam
uji reliabilitas, rumus yang digunakan adalah menggunakan rumus Alpha
Cronbach12. Rumus Alpha Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas
37
instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk
uraian.13
Rumus Alpha Cronbach:
r
ii[
rii = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan
∑σ2
= Jumlah butir pertanyaan
σ12
= Varians total
Kriteria penilaian uji reliabilitas :
Jika rhitung ≥ rtabel, maka butir instrumen dikatakan reliabel, tetapi jika rhitung
≤ rtabel maka instrumen dikatakan tidak reliabel.
Menurut Uma Sekarang pengambilan keputusan untuk uji reliabel adalah
sebagai berikut:14
a. Cronbach Alpha≤ 0.6 = reliabilitas buruk
b. Cronbach Alpha 0.6 – 0.79 = reliabilitas diterima
c. Cronbach Alpha 0.8 = reliabilitas baik
G. Data dan Sumber Data
13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian.., 196.
14 Duwi Priyatno, Mandiri Belajar dengan Analisis Data dengan SPSS (Yogyakarta: Mediakom,
38
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer.
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu
organisasi atau perseorangan langsung dari objeknya dimana datanya
memberikan data kepada pengumpul data.15
Data primer ini bersumber dari
hasil jawaban kuisioner yang disebarkan kepada responden pada alumni
Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel
Surabaya.
H. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data adalah teknik-teknik yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Dalam mengumpulkan data,
peneliti menggunakan:
1. Kuesioner
Kuisioner/angket adalah teknik pengumpulan data melalui
formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis
pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau
tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti.16 Kuesioner
penelitian diberikan kepada mahasiswa yang telah lulus program S1-
Ekonomi Syariah dari angkatan pertama sampai angkatan 2015.
2. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data berbentuk pertanyaan secara
lisan dan pertanyaan yang diajukan dalam wawancara telah dipersiapkan
15
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Jakarta: Alfabeta, 2004), 129.
39
secara tuntas, dilengkapi dengan instrumennya.17 Dalam hal ini peneliti
melakukan wawancara dengan pihak program studi guna mendapatkan
data mahasiswa dan data lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data mengenai hal-hal yang berupa
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.18 Teknik dokumentasi
digunakan untuk melengkapi data penelitian, yang berupa data mahasiswa,
jumlah angkatan dan data lain yang terkait dalam penelitian ini.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data diartikan sebagai upaya peneliti dalam mengelola data
yang diperoleh menjadi informasi sehingga sifat-sifat data tersebut dapat
dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah
yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Dalam menganalisis data yang
diperoleh, peneliti menggunakan:
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah pengujian pada variabel penelitian dengan
model regresi, apakah dalam variabel dan model regresinya terjadi
kesalahan.19
17 Anas Sujiono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 27. 18 Suharsimi Arikunto, Prosedur..., 158.
19
40
Di dalam penelitian ini terdapat lebih dari satu variabel bebas (X),
oleh karena itu analisis yang digunakan adalah model Analisis Regresi
Linier Berganda. Tetapi sebelum melakukan analisis data dengan
menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda, peneliti akan
menggunakan uji asumsi klasik yang meliputi sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diambil berasal dari populasi normal atau tidak.20 Salah satu teknik
yang mudah digunakan dalam pengujian normalitas ini adalah dengan
menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Normalitas terpenuhi jika
nilai signifikasi yang diperoleh adalah > 0.05, itu artinya sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai
signifikasi yang diperoleh adalah < 0.05 maka sampel bukan berasal
dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Tujuan dilakukannya uji multikolinearitas adalah untuk
memastikan adanya korelasi yang kuat antar variabel bebasnya. Model
regresi yang baik adalah model yang tidak terdapat korelasi antar
variabel bebasnya. Pengujian pertama, apabila terdapat korelasi yang
tinggi (≤ 0.1) antar variabel bebas, maka data dikatakan terdapat
multikolinier. Namun apabila koefisien korelasinya ≥ 0.1, maka
dikatakan tidak terdapat multikolinier. Pengujian yang kedua selain
20
41
dengan melihat koefisien korelasinya, yaitu dengan melihat nilai VIF
(Varian Infloating Factor) yang terdapat pada output SPSS. Apabila
nilai VIF ≤10 maka tidak terjadi multikolinier. Sebaliknya, jika nilai
VIF ≥ 10 maka dikatakan terjadi multikolinier.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah pengujian yang dilakukan untuk
melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian
dari residual yang ada.
Dalam penelitian ini, pengujian yang dilakukan untuk memastikan
apakah terdapat heteroskedastisitas atau tidak adalah dengan uji
korelasi Rank-Spearman. Uji korelasi Rank-Spearman dilakukan
dengan cara mengkorelasikan nilai residual dengan variabel bebas
menggunakan Rank-Spearman. Dari data yang diperoleh, dikatakan
tidak terjadi gejala heteroskedastisitas apabila signifikasi > 0.05.
Sebaliknya jika signifikasi < 0.05 maka terjadi gejala
heteroskedastisitas. Ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat
dilihat dari grafik Scatter Plot antar prediksi variabel dependen dengan
residunya. Model regresi yang baik adalah yang tidak mengalami
heteroskedastisitas.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Setelah melakukan serangkaian pengujian pada uji asumsi klasik,
selanjutnya dilakukan penganalisisan data menggunakan model analisis
42
mengukur sejauh mana pengaruh satu atau beberapa variabel bebas
(X1,2,3,...n) terhadap variabel terikatnya (Y), baik parsial mapun simultan.21
Rumus yang digunakan adalah 22
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana :
Y : Masa tunggu
a : Konstanta
X1 : Variabel minat kerja
X2 : Variabel keterampilan
b1 : Koefisien regresi antara X1 dan Y
b2 : Koefisien regresi antara X2 dan Y
e : Error
21
Danang Sunyoto, Konsep DasarRiset Pemasaran & Perilaku Konsumen (Yogyakarta: CAPS, 2014), 139.
22
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel yang berlokasi di di Jl. A.Yani 117 Surabaya.
a) Sejarah singkat lembaga
Berdasarkan keputusan presiden RI No. 65 Tahun 2013, mulai tanggal 1
oktober 2013 IAIN Sunan Ampel berubah menjadi UIN Sunan Ampel
(UINSA) surabaya. Saat ini UINSA Surabaya mempunyai 9 fakultas sarjana
dan pascasarjana, serta 44 program studi (33 program sarjana, 8 program
magister, dan 3 doktor). Fakultas sarjana yang ada di UINSA antara lain:
a) Fakultas Adab dan Humanoria
b) Fakultas Dakwah dan Komunikasi
c) Fakultas Syariah dan Hukum
d) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
e) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
f) Fakultas Ilmu Social dan Ilmu Politik
g) Fakultas Saint dan Teknologi
h) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam merupakan salah satu fakultas baru
44
Ekonomi dan Bisnis Islam mempunyai empat program studi yaitu prodi
Ekonomi Syariah, prodi Ilmu Ekonomi, prodi Akuntansi, dan prodi
Manajemen.
b) Visi dan misi lembaga
Visi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam:
Menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang unggul dan kompetitif
bertaraf internasional dalam mencetak sumber daya insani yang berbudi
luhur
Misi fakultas ekonomi dan bisnis Islam:
1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di bidang ekonomi
syariah dan bisnis islam yang unggul, kompetitif, kreatif, inovatif dan
berdaya saing
2) Mengembangkan riset di bidang ekonomi, ekonomi syariah dan bisnis
Islam yang relevan dengan kebutuhan masyarakat
3) Mewujudkan pola pemberdayaan ekonomi masyarakat yang religius
berbasis riset
c) Program Belajar Mengajar Prodi Ekonomi Syariah
Di dalam kegiatan perkulihan mahasiswa, sebagian mata kuliah
menuntut mahasiswanya untuk presentasi di dapan mahasiswa lain
dengan baik secara individu maupun kelompok. Dimana dalam presentasi
tersebut mahasiswa mengoperasikan komputer untuk mempermudah
presentasi, sehingga secara tidak langsung mahasiswa mempunyai
45
mampu membangun kerja sama dengan mahasiswa lain yang menjadi
kelompoknya.
Di dalam presentasi, mahasiswa harus mampu menguasai apa yang
akan di presentasikan. Kegiatan ini secara tidak langsung melatih
keterampilan mahasiswa secara konseptual, yaitu penguasaan seseorang
secara konseptual terhadap pekerjaan yang dikerjakannya. Selain itu
terdapat kegiatan lain yang melatih kemampuan keterampilan mahasiswa
Ekonomi syariah, misalnya Bisnis Day, Memasarkan produk secara
langsung ke konsumen (Kewirausahaan), Magang, serta program belajar
mahasiswa Ekonomi Syariah, juga terdapat mata kuliah aplikasi
computer sehingga pemahaman mahasiswa secara teknik juga di
dapatkan melalui mata kuliah tersebut.
2. Deskripsi identitas responden
Dari kuisioner yang telah disebar kepada responden, bahwa dapat
diperoleh gambaran mengenai identitas responden adalah sebgai berikut :
Dari kuesioner yang telah disebar kepada responden, bahwa dapat
diperoleh gambaran mengenai identitas responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden
Jenis kelamin Frekuensi Prosentase
Laki-laki 23 orang 29,5 %
Perempuan 55 orang 70,5 %
Total 78 orang 100 %
Sumber: Hasil Olah Data SPSS
46
Tahun Lulusan Jumlah Responden Prosentase
2013 9 responden 11,53 %
2014 11 responden 14,10 %
2015 30 responden 38,46 %
2016 28 responden 35,89 %
Total 78 responden 100 %
Sumber: Hasil Olah Data SPSS
Tabel 4.3 Status Kerja Responden
Status Kerja Jumlah Responden Prosentase
Sudah Bekerja 55 Responden 70.51 %
Belum Bekerja 23 responden 29,48 %
Total 78 Responden 100 %
Sumber: Hasil Olah Data SPSS
Tabel 4.4 Masa Tunggu kerja Responden
Lama Masa Tunggu Jumlah Responden Prosentase
> 6 Bulan 17 Responden 30,90 %
6 - 12 Bulan 29 Responden 52,72 %
< 12 Bulan 9 Responden 16,36 %
Total 55 Responden 100%
Sumber: Hasil Olah Data SPSS
B. Uji Validitas Dan Realiabilitas Instrument Penelitian
1. Hasil pengujian validitas
Uji validitas berguna untuk mengetahui kevalidan atau kesesuaian angket
yang peneliti gunakan untuk memperoleh data dari para responden. Uji Validitas
47
atau menghubungkan antara masing-masing skor item dengan skor total yang
diperoleh dalam penelitian. Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan
membandingkan antara r tabel dengan r hitung. Jika taraf signifikansi
sebesar 5 % dengan jumlah responden 78 mahasiswa, maka r tabel sebesar
0,2227. Hasil pengujian validitas terhadap minat kerja (X1), keterampilan
(X2), dan masa tunggu (Y) adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Uji Validitas Variabel Minat Kerja (X1)
Nomer item r hitung r table Keterangan 1 0.702 0.2227 Valid w2 0.770 0.2227 Valid 3 0.679 0.2227 Valid
Sumber: Hasil Olah Data SPSS
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar
dari r tabel sehingga 3 butir pernyataan tentang Minat kerja dapat
dikatakan valid.
Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Ketrampilan (X2)
Nomer item r hitung r table Keterangan
2. Hasil uji reliabilitas
Uji Reliabilitas berfungsi untuk mengetahui tingkat kekonsistensian
48
dihandalkan, walaupun penelitian dilakukan berulangkali dengan angket yang
sama. Dasar pengambilan keputusan dalam Uji Reliabilitas adalah jika nilai
Alpha lebih besar dari rtabel maka item-item angket yang digunakan
dinyatakan reliabiel atau konsisten, sebaliknya jika nilai Alpha lebih kecil
dari rtabel maka item-item angket yang digunakan dinyatakan tidak reliabiel
atau tidak konsisten.
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Variabel Minat Kerja (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.506 3
Sumber: Hasil Olah Data SPSS
Alpha sebesar 0,506 atau lebih besar dari r tabel (0,2227) makavariabel
dinyatakan reliebel.
Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Variabel Ketrampilan (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.772 3
Sumber: Hasil Olah Data SPSS
Alpha sebesar 0,772 atau lebih besar dari r tabel (0,2227) maka variabel
dinyatakan reliebel.
C. Analisis Data
1. Uji asumsi klasik
49
Uji normalitas merupakan salah satu bagian dari uji persyaratan
analisis data atau uji asumsi klasik, artinya sebelum kita melakukan analisis
yang sesugguhnya, data penelitian tersebut harus di uji kernormalan
distribusinya. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah
dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan
keputusan dalam uji normalitas yakni : jika nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi
normal.
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 78
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2.10191543
Most Extreme Differences Absolute .073
Positive .047
Negative -.073
Kolmogorov-Smirnov Z .643
Asymp. Sig. (2-tailed) .803
Sumber: Hasil Olah Data SPSS
Berdasarkan output uji normalitas di atas diperoleh nilai KSZ
(Kologorov-Smirnov Z) sebesar 0,643 dan Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0,803. Karena nilai Sig. > 0,05 yaitu dengan nilai Sig. 0,803
50
Berdasarkan tampilan output chart di atas dapat melihat grafik
histrogram maupun grafik plot. Dimana grafik histrogram memberikan pola
distribusi yang melenceng ke kanan yang artinya adalah data berdistribusi
normal. Selanjutnnya, pada gambar P-Plot terlihat titik-titik mengikuti dan
mendekati garis diagonalnya sehingga dapat disimpulkan bahwa
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
51
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar veriabel bebas (independent). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (tidak
terjadi Multikolonieritas). Metode yang digunakan untuk mendeteksi
multikolinearitas adalah tolerance dan VIF (Variance Inflation
Factor). Dasar pengambilan keputusan pada Uji Multikolonieritas dapat
dilakukan dengan dua cara yakni :
1. Melihat nilai Tolerance : Jika nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 maka
artinya Tidak terjadi Multikolinieritas terhadap data yang di uji. Jika nilai
Tolerance lebih kecil dari 0,10 maka artinya Terjadi Multikolinieritas
terhadap data yang di uji.
2. Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai VIF lebih kecil
dari 10,00 maka artinya Tidak terjadi Multikolinieritas terhadap data
yang di uji. Jika nilai VIF lebih besar dari 10,00 maka artinya Terjadi
Multikolinieritas terhadap data yang di uji.
Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
52
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa : Nilai Toerance variabel
Minat Kerja (X1) dan Ketrampilan (X2) yakni 0,735 lebih besar dari 0,10.
Sementara itu, Nilai VIF variabel Minat Kerja (X1) dan Ketrampilan (X2)
yakni 1,361 lebih kecil dari 10,00. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
Multikolonieritas.
c) Uji heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas pada dasarnya bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Dasar pengambilan keputusan
pada Uji Heteroskedastisitas yakni : Jika nilai signifikansi lebih besar dari
0,05, kesimpulannya adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
a. Dependent Variable: RES2
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai signifikasi variabel
Minat Kerja (X1) sebesar 0,434 lebih besar dari 0,05, artinya tidak terjadi