• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS TALENTA DI PONDOK PESANTREN AL JIHAD SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS TALENTA DI PONDOK PESANTREN AL JIHAD SURABAYA."

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

BERBASIS TALENTA DI PONDOK PESANTREN

AL-JIHAD SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Dalam Bidang Manajemen Dakwah

Oleh:

SITI HASANATUT THOLIBAH AL QURRATUL AINI

NIM: B54212060

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

▸ Baca selengkapnya: menurutmu apa yang menjadi keinginan dan talenta maria dan martha

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Siti Hasanatut Tholibah Al Qurratul Aini, 2016. Pengembangan Sumber Daya

Manusia Berbasis Talenta di Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya

Kata kunci : Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Manajemen Talenta Fokus masalah yang diteliti dalam riset ini adalah apa saja telanta-talenta santri di Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya? dan bagaimana pengembangan sumber daya manusia berbasis talenta di Pondok Al-Jihad Surabaya?

Dalam menjawab persoalan tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya; wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik validitas data dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi. Sedangkan teknik analisa data menggunakan teori Miles dan Huberman dengan tiga pendekatan yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

(7)

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

B. Pengembangan Sumber Daya Manusia...15

1. Pengertian Sumber Daya Manusia ... 15

2. Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 17

3. Macam-macam Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 17

C. Manajemen Talenta ... 19

1. Pengertian Talenta ...19

2. Macam-macam Talenta...20

3. Peran Lingkungan dan Pembawaan Talenta...21

4. Pengertian Manajemen Talenta...21

(8)

BABIV PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Al Jihad... 47

B. Penyajian Data...50

1. Proses Pemilihan Pengurus Pondok ...50

2. Proses Awal Identifikasi Program Pengembangan Talenta...57

3. Faktor Pemicu diadakannya Program Talenta...59

4. Orang yang Terlibat dalam Program Talenta...60

5. Bentuk dan Rincian Program Talenta...61

6. Sistem Rekrutmen dan Seleksi Program Talenta...66

7. Proses Pelatihan pada Program Talenta...70

8. Sistem Evaluasi Program Pengembangan Talenta...72

9. Output dari Program Pengambangan Manajemen Talenta.76 10.Peran Pengasuh Terhadap Program Talenta...79

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Tahapan Proses Manajemen Talenta 23

Tabel 3.1 : Daftar Informan Penelitian 39

Tabel 3.2 : Daftar Hasil Wawancara 40

Tabel 3.3 : Data Hasil Observasi 41

Tabel 3.4 : Data Hasil Dokumentasi 41

Tabel 4.1 : Persyaratan Menjadi Ketua dan Proses Pemilihannya 51

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Siapa yang tidak menyadari pentingnya sumber daya manusia?

Organisasi harus mengganti persepsi tentang manusia. Manusia bukan lagi

makhluk pasif yang bekerja karena disuruh dan bekerja lebih giat karena

diupah. Manusia berperan sebagai kunci utama kesuksesan serta kemajuan

organisasi.

Di dalam studi manajemen, menurut Hasibuan dalam Wirasaputra

terdapat enam unsur yang harus diperhatikan dalam organisasi di antaranya;

man, money, method, materials, machine, dan market.1 Manusia adalah salah satu unsur yang sangat berpengaruh dan tidak bisa tergantikan, karena kelima

unsur lainnya dikendalikan oleh satu unsur tersebut, yaitu manusia.

Manusia mempunyai peranan penting dalam segala aspek kehidupan,

karena manusia diciptakan berbeda dengan makhluk lainnya. Sumber daya

manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal perasaan,

keinginan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, dan karya (rasio, rasa, dan,

karsa).2 Keberadaan sumber daya manusia merupakan kekuatan dan aset

utama organisasi untuk membantu instansi mencapai visi dan misi organisasi.

Predikat sebagai manusia yang mempunyai akal dan pikiran menuntut

manusia untuk terus mengembangkan pengetahuan dari keanekaragaman

1 Priana Wirasaputra, 2006, Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan Layanan

Pengelolaan Sampah (Studi Pada Kebersihan Kota Bandung), Tesis Mahasiswa Universitas Indonesia Esa Program Pasca Sarjana Magister Manejemen, Jakarta, hal. 33.

(11)

2

ciptaan Tuhan di alam semesta ini, karena hanya manusia yang mempunyai

potensi untuk mengembangkan hal tersebut dibandingkan dengan

makhluk-makhluk yang lain.

Setiap organisasi baik perusahaan maupun lembaga mempunyai peran

besar dalam mengembangkan sumber daya manusia. Proses pengembangan

sumber daya manusia merupakan starting point di mana organisasi ingin

meningkatkan dan mengembangkan skill, knowledge, dan ability individu

sesuai dengan kebutuhan masa kini maupun masa mendatang.3 Di era awal

industri, organisasi dituntut untuk menempatkan pekerja harus sesuai prinsip

The Right Man in the Right Pleace”. Namun zaman sekarang, terdapat

tuntutan yang juga jauh lebih penting. Organisasi juga memerlukan pekerja

yang mampu memajukan dan menumbuh-kembangkan lingkungan kerjanya,

yakni pekerja yang menjadi “The Man that Can Make the Place Develop and

Grow”.4

Kecanggihan teknologi serta cepatnya perubahan dinamika

lingkungan sosial memaksa organisasi untuk menyiapkan atau

mempertahankan sumber daya manusia yang siap membaca masa depan dan

sedia menerima tantangan. Organisasi harus berinisiatif untuk

mengembangkan individu di dalamnya menjadi pribadi yang mempunyai

talenta sehingga dapat bersaing di ranah lokal maupun global. Pengembangan

sumber daya manusia seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan dan

kemampuan pegawai supaya dapat memaksimalkan potensi yang ada di

3 Edy Sutrisno, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal. 61.

4 Sanerya Hendrawan, Indraswari, Sylvia Yazid, 2012, Pengembangan Human Capital Perspektif

(12)

3

dalam dirinya. Salah satu bentuk pengembangan sumber daya manusia yang

sangat penting guna menunjang kemampuan karyawan ialah dengan

mengembangkan talenta atau potensi karyawan supaya dapat memaksimalkan

perannya sesuai dengan tugas yang diembannya.

Setiap organisasi seharusnya mempunyai sistem manajemen talenta

guna menyiapkan individu yang terampil dan mempunyai pengetahuan yang

luas sehingga mempunyai kualitas diri supaya dapat menyesuaikan dengan

perubahan zaman yang tak terduga. Adanya individu-individu yang

mempunyai talenta, maka organisasi akan mendapatkan keuntungan untuk

tetap mempertahankan karyawan maupun anggota demi tercapainya tujuan

organisasi. Salah satu penelitian menyebutkan bahwa manajemen talenta

mempunyai dampak positif terhadap kinerja karyawan sebesar 0,19 dan nilai

T sebesar 1,98. Riset tersebut menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan

atau peningkatan dari nilai manajemen talenta maka akan terjadi kenaikan

atau peningkatan pula pada nilai kinerja karyawan.5

Pengembangan talenta harus menjadi prioritas utama organisasi

supaya menghasilkan individu-individu yang mempunyai pengetahuan serta

bakat yang terampil. Manajemen talenta memang sangat tidak terasa penting,

namun baru dipandang penting pada saat kita sudah tidak bisa membenahinya

dalam waktu singkat karena bersifat jangka panjang, bertumbuh, dan

kultural.6

5 Putiri Bhuana, Nuraida Wahyuni, Muhammad Wildan, 2005, Pengaruh Manajemen Talenta dan

Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan, Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon-Banten, Materi ini disampaikan pada Seminar Nasional IENACO, hal. 7.

(13)

4

Mengimplementasikan manajemen talenta memang membutuhkan

komitmen tinggi dan perubahan mindset pengelolaan sumber daya organisasi

di dalam organisasi, tetapi implementasi manajemen talenta yang baik

memastikan organisasi memiliki sumber daya manusia yang siap untuk

mengeksekusi strategi dan terus menumbuhkan organisasi menjadi lebih

baik.7

Pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan di berbagai

macam tempat baik di perusahaan maupun lembaga sosial. Akan menjadi

topik menarik apabila pengembangan sumber daya manusia dilakukan di

lembaga sosial apalagi berbasis pondok pesantren. Selain lembaga ini

berbentuk non profit, juga manusia yang bakal dikembangkan talentanya

adalah santriwan dan santriwati sebagai aset utama lembaga.

Perusahaan mengadakan pengembangan berbasis talenta jelas demi

tujuan organisasi atau individu untuk tetap mempertahankan karyawan

supaya menetap dalam organisasi tersebut dan tidak kalah pada kompetitor.

Lebih jauh manfaat yang dilakukan di pesantren, karena pengembangan

tersebut mengacu pada pengembangan talenta yang tidak hanya demi

kepentingan lembaga namun juga sebagai talenta diri setiap individu yang

bisa digunakan pada saat keluar dari lembaga tersebut. Tidak ada ikatan atau

kontrak kerja seperti yang dilakukan perusahaan pada umumnya.

Salah satu pondok pesantren yang menggunakan pengembangan

sumber daya manusia berbasis talenta adalah Pondok Pesantren Al-Jihad

Surabaya. Pondok pesantren ini merupakan lembaga sosial yang berada di

(14)

5

sekitar lingkungan kampus UIN Sunan Ampel Surabaya. Jelas, santriwan dan

santriwati berasal dari mahasiswa/i yang sedang menempuh pendidikan di

area kampus tersebut. Uniknya, santri yang berada di dalamnya bukan hanya

dari UIN Sunan Ampel Surabaya, tetapi juga dari kampus lain.

Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya memiliki program

pengembangan yang sangat variatif. Seperti, bahasa, seni (bernyanyi dan

banjari), jurnalistik, serta kajian keilmuan. Santriwan dan santriwati bebas

memilih program pengembangan talenta yang telah disediakan oleh pengurus

pondok pesantren. Program pengembangan bisa berubah-ubah setiap

tahunnya. Selain karena pergantian kepengurusan, juga disesuaikan dengan

kebutuhan santriwan dan santriwati.

Sejauh ini pengembangan sumber daya manusia di Al-Jihad Surabaya

mendapat hasil yang positif baik bagi lembaga maupun santrinya itu sendiri.

Banyak santriwan ataupun santriwati yang terlibat dalam acara atau kegiatan

di luar lembaganya sendiri. Hal itu menunjukkan bahwa program

pengembangan talenta menuai prestasi bukan hanya bagi individu namun

juga lembaganya.

Hal tersebut menunjukkan bahwa Pondok Pesantren Al-Jihad

Surabaya memang peduli terhadap talenta santri-santrinya. Maka dari itu,

penelitian ini dilakukan untuk menemukan proses pengembangan sumber

daya manusia berbasis talenta dalam proses pengembangan tersebut dengan

maksud untuk menggambarkan talenta santri yang telah dikembangkan di

lembaga tersebut walaupun bentuk pengembangan talenta dan teknisnya

(15)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini sebagaimana berikut:

1. Apa saja jenis talenta yang dimiliki santri Al-Jihad Surabaya?

2. Bagaimanakah pengembangan sumber daya manusia berbasis talenta

di Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada rumusan masalah penelitian yang telah dibahas

sebelumnya, riset ini bertujuan untuk:

1) Mengklasifikasi bentuk-bentuk bakat santri di Pondok Pesantren

Al-Jihad

2) Menemukan model proses pengembangan sumber daya manusia

berbasis talenta di Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat baik

secara teoritis maupun praktis. Adapuhn manfaat dalam riset ini sebagaimana

berikut :

1) Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan

(16)

7

b. Menjadi masukan bagi pihak-pihak tertentu guna menjadikan

penelitian ini sebagai referensi untuk penelitian lanjutan yang

belum dibahas dalam riset ini.

2) Manfaat Praktis

a. Menambah wawasan bagi praktisi manajemen, bahwa

pengembangan sumber daya manusia berbasis talenta

memberikan dampak besar terhadap organisasi baik lembaga

profit atau non profit.

b. Dengan riset ini, diharapkan dapat memberikan informasi

kepada pengelola lembaga tentang pentingnya pengembangan

sumber daya manusia berbasis talenta.

c. Memberikan wawasan yang luas terkait pengembangan sumber

daya manusia berbasis talenta yang dapat diterapkan di lembaga

manapun.

E. Definisi Konseptual

Untuk mencegah adanya kesalahan persepsi di dalam memahami

judul penelitian, maka perlu dijelaskan konsep teoritis tentang judul yang

diangkat dalam penelitian ini sebagaimana berikut:

1. Pengembangan dan Sumber Daya Manusia

Pengembangan adalah mengajarkan keahlian yang diperlukan baik

untuk pekerjaan saat ini maupun di masa mendatang kepada para

manager profesional.8 Tujuan dari pengembangan adalah untuk

ditingkatkannya kemampuan, keterampilan, dan sikap anggota

(17)

8

organisasi sehingga lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan

organisasi. Andrew E. Sikola menyebutkan delapan jenis tujuan

pengembangan, yakni meliputi: produktivitas personil dan organisasi,

kualitas produk organisasi, perencanaan sumber daya manusia,

semangat personil dan iklim organisasi, meningkatkan kompensasi

secara tidak langsung, kesehatan mental dan fisik, pencegahan

merosotnya kemampuan personil, dan pertumbuhan kemampuan

personil secara individual.9

Sumber daya manusia diartikan sebagai sumber dari kekuatan yang

berasal dari manusia-manusia yang dapat didayagunakan oleh

organisasi.10 Menurut Ruki dalam Sutrisno menyebutkan bahwa ada

tiga sumber daya strategis lain yang mutlak harus dimiliki oleh

organisasi supaya menjadi organisasi yang unggul. Di antaranya

pertama, financial resource yaitu sumber daya yang berbetuk

dana/modal yang dimiliki. Sedangkan kedua, human resource yakni

sumber daya yang berbentuk dan berasal dari manusia. Adapun yang

ketiga ialah informational resource, sumber daya ini berasal dari

berbagai informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan

strategis ataupun taktis.11

Dari ketiga sumber yang bersifat strategis tersebut, hampir semua

pimpinan perusahaan besar dan modern sekarang mengakui bahwa

paling sulit diperoleh dan dikelola adalah human resource, yaitu

9 Susilo Martoyo, 1996, Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, ed.3, hal. 60.

(18)

9

sumber daya manusia modal insani yang mempunyai kualitas yang pas

dengan yang diinginkan oleh perusahaan.

Pengembangan sumber daya manusia yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah terkait program tahunan Pondok Pesantren

Al-Jihad yang ditujukan untuk semua santri yang ada di lembaga tersebut.

Jadi sumber daya manusia yang akan dikembangkan melalui

program-program pesantren adalah tak lain santriwan dan santriwati yang

merupakan aset dari pondok pesantren tersebut. Bentuk pengembangan

sumber daya manusia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

program tahunan yang direncanakan oleh pengurus pondok pesantren.

Program tahunan tersebutlah yang menjadi wadah bagi santri untuk

berkreasi serta berprestasi sesuai program pengembangan yang

diminati oleh para santri.

2. Talenta

Talenta adalah faktor pembeda kinerja organisasi. Perusahaan yang

ingin bertumbuh dan meningkatkan bisnis mau tidak mau secara sadar

harus memfokuskan dirinya mencari, menarik, dan mempertahankan

orang-orang terbaik. Faktor pendorong dalam pertumbuhan organisasi

yaitu talenta terbaik dalam jumlah yang memadai, posisi karyawan

yang tepat, pendayagunaan sumber daya manusia optimal.12

Talenta merupakan objek utama dalam penelitian ini. Salah satu

pengembangan sumber daya manusia yang dapat dilakukan oleh

lembaga baik profit atau non profiy yaitu dengan mengyediakan

12 Darmin Ahmad Pella, 2011, Talent Management : Mengembangkan Sumber Daya Manusia

(19)

10

talenta-talenta karyawan supaya bisa berkompetisi baik dalam kancah

lokal maupun internasional. Maka dari itu, penelitian dimaksudkan

untuk mengetahui proses manajemen talenta dari program

pengembangan di Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya baik dari segi

jenis talenta maupun proses dari manajemen talenta itu sendiri.

3. Pondok Pesantren

M. Arifin dalam Irhamni mendefinisikan pondok pesantren sebagai

suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui

masyarakat sekitar dengan sistem asrama, kemudian santri menerima

kegiatan pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah

yang sepenuhnya di bawah kedaulatan pimpinan atau biasa disebut

kiai.13

Ahmad Qadri Abdillah Azizy dalam Irhamni Rahman membagi

pondok pesantren atas dasar kelembagaannya yang dikaitkan dengan

sistem pengajarannya menjadi lima kategori.14 Pertama, pondok

pesantren yang menyelenggarakan pendidikan formal dengan

menerapkan kurikulum nasional, baik yang hanya memiliki sekolah

keagamaan maupun sekolah formal. Kemudian kedua, pondok

pesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam

bentuk-bentuk madrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu umum meski

tidak menerapkan kurikulum nasional. Sedangkan yang ketiga ialah

pondok pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam

bentuk madrasah diniyah. Keempat adalah pesantren yang hanya

13 Irhamni Rahman, 2010, Pondok Pesantren Darul Muttaqien Parung Jawa Barat, Skripsi

(20)

11

sekedar menjadi tempat pengajian atau yang biasa disebut majlis

ta’lim. Adapun yang terakhir yakni pondok pesantren untuk anak-anak

belajar sekolah umum dan mahasiswa.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan urutan sekaligus kerangka

berpikir dalam penulisan skripsi. Dalam penelitian ini, peneliti

mengklasifikasikan kajian penelitian hingga menjadi lima bab, yang

masing-masing babnya mengandung susunan pembahasan.

Bab pertama adalah pendahuluan, yang terdiri dari pembahasan latar

belakang masalah, permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan definisi konseptual. Pada bab pertama ini kemudian

diakhiri dengan sub bab mengenai sistematika pembahasan yang

menggambarkan isi dari penelitian secara sistematis dan menyeluruh.

Bab kedua adalah kajian teoritik, yang mana dalam bab ini berisikan

tentang kajian kepustakaan yang meliputi: penelitian terdahulu yang relevan,

pengertian sumber daya manusia, teori human capital, pengertian

pengembangan sumber daya manusia, proses pengembangan sumber daya,

manusia, tujuan pengembangan sumber daya manusia, bentuk-bentuk

pengembangan sumber daya manusia, pengertian manajemen talenta, proses

manajemen talenta, dan perspektik Islam mengenai pengembangan sumber

daya manusia berbasis talenta.

Selanjutnya bab ketiga disini membahas tentang metode penelitian,

yang di dalamnya menjelaskan tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi

(21)

12

data, teknik validitas data. Pembahasan ini sengaja disajikan untuk

memberikan gambaran secara utuh mengenai metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini, sehingga hasil penelitian yang digunakan

dalam penelitian nantinya diharapkan dapat menjawab rumusan masalah yang

telah dirancang pada sub bab rumusan masalah di atas.

Sedangkan bab keempat adalah hasil penelitian yang meliputi

penyajian dan analisis data. Pada bab ini menjelaskan mengenai gambaran

umum lokasi penelitian yaitu Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya, penyajian

data yang memaparkan fakta-fakta mengenai masalah yang diangkat dan

analisa data. Data yang telah dianalisa dan diuji keabsahan datanya

dibandingkan dengan teori. Hasil uraian tersebut ditulis dalam sub bab

pembahasan.

Adapun bab kelima meliputi penutup yang memaparkan tentang

(22)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Terdahulu yang Relevan

Tema pengembangan sumber daya manusia bukanlah hal baru dalam studi

manajemen, begitu pun dengan perusahaan atau lembaga baik skala nasional

maupun internasional. Model pengembangan sumber daya manusia bervariasi,

salah satunya berbasis talenta. Di tahun 2012, N. Venkateswaran melakukan riset

tentang strategi manajemen talenta di perusahaan.15 Hasil penelitiannya

menyebutkan bahwa perusahaan yang memiliki karyawan atau pegawai yang

mempunyai talenta akan mempunyai keuntungan secara finansial dan non

finansial.

Persamaan dengan penelitian ini adalah keduanya membahas tentang

manajemen talenta. Sedangkan letak perbedaannya adalah terdapat pada lokasi

penelitian. Dalam riset di atas, lokasi penelitian dilakukan di perusahaan.

Sedangkan penelitian ini mengambil lokasi di pondok pesantren.

Pada tahun 2015, peneliti lain Roosje Kalangi melakukan riset tentang

pengembangan sumber daya manusia, Ia mengaitkan sistem tersebut dengan

kinerja karyawan di arapat Sipil Negara.16 Persamaan dalam penelitian ini ialah

keduanya meneliti tentang sumber daya manusia. Namun hal yang dikaitkan

mempunyai objek yang berbeda. Dalam penelitian yang dilakukan Roosje,

15 N. Venkateswaran, 2012, Stategi Untuk Menerapkan Talent Management (Manajemen Talenta)

Dalam Perusahaan, International Journal of Management, Economics and Social Sciences, Vo. 1, No. 2, India.

16 Roosje Kalangi, 2005, Pengmbangan Sumber Daya Manusia dengan Kinerja Aparat Sipil

(23)

14

pengembangan sumber daya manusia dikaitkan dengan kinerja. Namun dalam

riset ini kaitannya dengan talenta yang dimiliki manusia.

Pada tahun 2010, Faransina Wattimena juga melakukan penelitian seputar

pengembangan sumber daya manusia, namun sampel yang diambil adalah dosen

dari salah satu perguruan tinggi di Ambon.17 Ia melakukan penelitian tentang

implementasi strategi pengembangan sumber daya manusia dan dukungan

organisasi terhadap peningkatan kualitas dosen. Persamaan dari penelitian ini

tentang pengembangan sumber daya manusia. Namun informan yang diteliti

berbeda. Informan dari penelitian ini tertuju pada santriwan-santriwati, sedangkan

peneliti di atas adalah dosen. Penelitian di atas mengaitkan dengan kualitas,

namun penelitian ini lebih condong pada talenta.

Dengan adanya pengembangan tersebut maka diharapkan seseorang

mempunyai kemampuan kerja yang serbaguna dan dapat bekerja sesuai dengan

kebutuhan serta tuntutan organisasi dimana ia bekerja. Setiap organisasi apapun

bentuknya senantiasa akan berupaya dapat tercapainya tujuan organisasi yang

bersangkutan dengan efektif dan efisien. Efisiensi maupun efektivitas organisasi

sangat bergantung pada baik buruknya pengembangan sumber daya manusia

organisasi itu sendiri. Ini berarti bahwa sumber daya manusia yang ada dalam

organisasi tersebut secara proposional harus diberikan pelatihan dan pendidikan

sebaik-sebaiknya, bahkan sesempurna mungkin.18

17 Fransina Wattamena, 2010, Implementasi Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia

dengan Dukungan Organisasi Terhadap Peningkatan Kualitas Dosen Fakultas Ekonomi di Universitas Pattimura Ambon, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 12, No. 2.

(24)

15

B. Pengembangan Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Pengembangan Sumber Daya Manusia

Dalam diri setiap manusia pada umumnya mempunyai kemampuan

untuk berkembang dan bertindak secara kreatif serta berpikir untuk

memecahkan masalah/mengambil keputusan, walaupun setiap individu

mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Istilah pengembangan

sumber daya manusia merupakan topik yang tidak asing bagi organisasi.

Namun banyak organisasi yang mempunyai visi dan misi besar, tetapi

sangat jarang mencantumkan semangat mengembangkan sumber daya

manusia sebagai prioritas utama.

Hal yang harus diingat oleh organisatoris adalah segala sarana yang

dimiliki organisasi seperti peraturan, prosedur, metode, struktur organisasi

hanya benda mati dan hanya akan bermanfaat apabila dikelola oleh pikiran

yang memiliki pengetahuan luas dan keterampilan yang tinggi, serta

disiplin dan dedikasi yang besar.19 Organisasi harus mengisi dengan

manusia yang cukup, efektif, dan siap menghadapi tantangan di masa

depan karena dinamika lingkungan yang selalu berubah dan tak terduga.

R. Wayne Mondy mengatakan bahwa definisi pengembangan

sumber daya manusia adalah sebagaimana berikut:

“Pengembangan sumber daya manusia adalah fungsi manajemen

sumber daya manusia utama yang tidak hanya terdiri atas pelatihan dan pengembangan namun juga aktivitas-aktivitas perencanaan dan

(25)

16

pengembangan karier individu, pengembangan organisasi, serta

manajemen dan penilaian kinerja”.20

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengembangan Pengembangan sumber daya manusia merupakan cara

yang sangat penting guna mengembangkan individu dan organisasi supaya

mencapai tujuan yang selaras dengan visi dan misi organiasai. Fokus dari

pengembangan pula bukan hanya untuk masa sekarang tetapi juga untuk

jangka yang lebih panjang.

Pengembangan sumber daya manusia merupakan sebuah alat untuk

meningkatkan kualitas dan profesionalitas individu sesuai dengan

pekerjaan yang diembannya. Hal ini selaras dengan definisi yang

dikemukan oleh B.Prihatnityas sebagai dikutip oleh Sahat Siregar,

“Pengembangan sumber daya manusia mengandung tugas untuk mendayagunakan sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu lembaga secara optimal, sehingga sumber daya manusia dapat bekerja secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi secara

bersama-sama”.21

Gauzali Saydam juga mendefinisikan pengembangan sumber daya

manusia merupakan kegiatan yang dilaksanakan agar pengetahuan

(knowladge), kemampuan (ability), keterampilan (skill), bakat (talent) dan

pengalaman (experience) karyawan sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang

diembannya.22

Dengan adanya pengembangan tersebut maka diharapkan

seseorang mempunyai kemampuan kerja yang serbaguna dan dapat

20 R. Wayne Mondy, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta, terj. Bayu Airlangga, hal. 5.

21 Sahat Siregar, 2009, Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja

Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), Mahasiswi Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, hal. 13-14.

(26)

17

bekerja sesuai dengan kebutuhan serta tuntutan organisasi dimana ia

bekerja. Setiap organisasi apapun bentuknya senantiasa akan berupaya

dapat mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan dengan efektif dan

efisien. Efisiensi maupun efektivitas organisasi sangat bergantung pada

baik buruknya pengembangan sumber daya manusia organisasi itu sendiri.

Ini berarti bahwa sumber daya manusia yang ada dalam organisasi tersebut

secara proposional harus diberikan pelatihan dan pendidikan

sebaik-sebaiknya, bahkan sesempurna mungkin.23

2. Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Tujuan dari pengembangan sumber daya manusia menurut Andrew

E. Sikula dalam Susilo Martoyo menyebutkan 8 (delapan) tujuan yang

diinginkan. Yaitu, produktivitas personil dalam organisasi, kualitas produk

organisasi, perencanaan sumber daya manusia, semangat personil dan

iklim organisasi, meningkatkan kompensasi secara tidak langsung,

kesehatan mental dan fisik, pencegahan merosotnya kemampuan personil,

dan pertumbuhan kemampuan personil secara individual.24

3. Macam-macam Pengembangan

Berikut adalah macam-macam pengembangan menurut Susilo

Martoyo, Ia berpendapat bahwa ada dua macam pengembangan:25

23 Sedarmayanti, 2004, Pengembangan Kepribadian Pegawai, CV. Mandar Maju, Bandung, hal 118.

24 Susilo Martoyo, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, hal. 68.

(27)

18

a. Pengembangan Karier Secara Individual

T. Hani Handoko mengemukakan bahwa terdapat 6 (enam)

kegiatan pengembangan karier yang dapat dilakukan

masing-masing individu. Pertama yakni prestasi kerja. Kemajuan karier

seseorang tergantung pada prestasi kerjanya, maka kegiatan ini

dilakukan untuk memajukan karier individu supaya dapat

memperoleh prestasi dan dapat mengembangkan kariernya dalam

jangka waktu yang lama. Kedua, exposure. Yaitu kemajuan yang

diperoleh melalui promosi, transfer dan kesempatan-kesempatan

karier lainnya.

Kemudian ketiga, permintaan berhenti. Hal ini merupakan cara

untuk mencapai sasaran karier apabila ada kesempatan karier di

tampat lain yang dianggap dapat meningkatkan profesioanatitas

karier individu. Sedangkan keempat, kesetiaan organisasional.

Setiap individu dalam kegiatan ini bertugas dan ikut andil dalam

menentukan kemajuan karier yang bersangkutan.

Adapun kegiatan kelima yaitu mentors dan sponsor. Kedua

unsur ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap pengembangan

karier individu. Mentor adalah pembimbing untuk pengembangan

karier, sedangkan sponsor orang dalam organisasi yang dapat

menciptakan kesempatan-kesempatan pengembangan karier orang

lain. Adakalanya yang menjadi sponsor adalah mentor atau

(28)

19

kesempatan untuk tumbuh. Hal ini terjadi apabila seseorang

meningkatkan kemampuan mereka.

b. Pengembangan secara orgaisasional

Selain bentuk pegembangan secara individu. Organisasi

mempunyai tugas untuk menadi wadah bagi individu untuk

mengembangkan kemampuan mereka guna kepentingan organisasi

itu sendiri. Maka pihak organisasi, khususnya bagian personalian

harusnya melakukan kegiatan pengembangan karier untuk sumber

daya manusia di dalamnya. Misalnya dengan mengadakan

program-program latihan, kursus, dan lain sebagainya. Maka

individu secara otomatis akan memiliki kemampuan guna

meningkatkan organisasi menjadi lebih baik dan maju.

Pengembangan tersebut bukan hanya didapatkan oleh individu itu

sendiri, namun demi kepentingan organisasi dalam jangka waktu

yang panjang.

C. Manajemen Talenta

1. Pengertian Talenta

U.S. Office of Education mendefinisikan anak berbakat adalah

sebagai berikut:

(29)

20

pengembangan diri-sendiri. Kemampuan-kemampuan tersebut baik secara potensial maupun yang telah nyata, meliputi; intelektual umum, akademik khusus, berpikir kreatif-produktif, kemampuan memimpin, kemampuan dalam salah satu bidang seni, dan kemampuan psikomotor.”26

2. Macam-macam Talenta

G. Frederic Kuder dan Blance B. Poulson menyebutkan

macam-macam talenta sebagaimana berikut:27

a) Talenta Mekanik : talenta tersebut tumbuh pada orang-orang

yang suka mengoleksi alat-alat mesin dan menggunakan

perlengkapan dalam membongkar dan memasangnya kembali.

b) Talenta Bilangan : Talenta ini dimiliki oleh seseorang yang

suka angka-angka dan soal berhitung.

c) Talenta Persuasi : Tipe talenta seperti ini dimiliki oleh orang

yang suka bergaul dan mempunyai jiwa sosial.

d) Talenta Seni : Orang ini mencipta seni, seperti melukis, menari,

bernyanyi, dan sebagainya.

e) Talenta Sastra: Orang yang mempunyai talenta ini mempunyai

keahlian dalam penggunaan bahasa dalam berbicara dan

ungkapan.

f) Talenta Musik : Talenta yang dimiliki orang yang gemar

dengerin musik atau bahkan memainkan alat musik.

26 Utami Munandar, 2002, Kreativitas dan Keberbakatan : Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif

dan Bakat, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 30.

(30)

21

g) Bakat Tulis-Menulis : Talenta yang biasanya mengerjakan

surat-menyurat, mengagendakan dan membalas surat, nyusun

surat-surat, mengetik, dan sebagainya.

h) Talenta Pengabdian Kepada Masyarakat : Orang yang suka

bekerja untuk kepentingan orang lain.

i) Talenta Ilmu : Seseorang yang menyukai penemuan data-data

baru dan suka melakukan percobaan dan pengkajian.

3. Peran Lingkungan dan Pembawaan Talenta

Czeizel dalam Munandar mengatakan bahwa faktor pribadi

atau pembawaan dapat menentukan talenta setiap orang, meskipun

setiap orang mempunyai kadar yang berbeda-beda.28 Di sisi lain,

faktor lingkungan juga mempunyai peran bukan hanya dalam

menumbuhkan talenta, bahkan juga dalam menghambat talenta.

Monks dan Ypenburg juga berpendapat demikian bahwa untuk

mengembangkan talenta yang optimal harus terdapat interaksi yang

serasi antara pribadi dan lingkungan dengan adanya kompetensi

sosial.29

4. Pengertian Manajemen Talenta

Salah satu dari bentuk pengembangan sumber daya manusia

adalah bakat (talent). Pengembangan talenta seharusnya dimulai pada

saat individu masuk dalam organisasi, namun tidak semua organisasi

28 Utami Munandar, 2002, Kreativitas dan Keberbakatan : Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif

dan Bakat, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 34.

29 Utami Munandar, Kreativitas dan Keberbakatan : Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan

(31)

22

dapat mempraktikannya. Pengembangan talenta sesungguhnya perlu

didukung oleh sistem dan semua proses. Karena manusia dengan

talenta yang dikembangkan dapat hidup di era yang seperti sekarang

ini. Manajemen talenta adalah proses dimana organisasi

mengidentifikasi, mengelola dan mengembangkan orang-orangnya

sekarang dan untuk masa depan.30

Hal yang harus senantiasa diingat serta diwaspadai oleh

organisasi maupun individu adalah pengembangan talenta, regenerasi,

dan pembaharuan, perusahaan bisa menjaga produktivitasnya dan

individu sangat berperan di dalamnya.31 Bila sistem pengembangan

manusia tidak diprioritaskan, akan terbengkalailah manajemen talenta

serta organisasi akan menderita. Maka, organisasi memang harus

mempersiapkan pengembangan talenta demi kebaikan organisasi dan

tujuan yang diharapkannya.

Manajemen talenta memberikan peluang terhadap individu

maupun organisasi untuk siap bersaing dengan kompetitor dan siap

pula menghadapi tantangan apapun. Dengan talenta, manusia juga

sudah dibekali daya lenting yang kuat untuk membawa perusahaan

atau lembaga maju dan bertahan, serta setiap individu akan merasa

percaya diri dengan potensi yang mereka miliki sehingga tak gentar

ketika dihadapkan pada situasi dan kondisi apapun.

30 Jamed A. Canon dan Rita Mcgee, 2007, Talent Management and Succesion Planning, The

(32)

23

5. Manfaat Manajemen Talenta

Berikut adalah manfaat manajemen talenta menurut Pella

dan Inayati:32

a. Tersedianya terus-menerus karyawan yang mencapai

potensi terbaik mereka masing-masing

b. Membantu perusahaan untuk menjawab tantangan bisnis

c. Dapat memasuki wilayah pasa baru dan bisa bersaing

dengan kompetitor

d. Mampu mengembangkan reputasi publik untuk menjadi

tempat kerja yang bagus

e. Memupuk loyalitas para karyawan yang telah bekerja di

perusahaaan.

6. Tahapan Program Manajemen Talenta

Tahapan program manajemen talenta memiliki berbagai

variasi. Menurut Pella dan Inayati ada lima tahapan program dalam

manajemen talenta, di antaranya sebagaimana berikut:33

32 Darmin Ahmad Pella dan Afifah Inayati, 2011, Talent Management: Mengembangkan SDM

untuk Mencapai Pertumbuhan dan Kinerja Prima, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 87-89.

33 Darmin Ahmad Pella dan Afifah Inayati, Talent Management: Mengembangkan SDM untuk

(33)

24

Tabel 1.1

Tahapan Proses Program Manajemen Talenta

No Tahapan Proses Manajemen Talenta

1 Menetapkan Kriteria Talenta

2 Menyeleksi Kelompok Pusat Pengembangan Talenta

3 Membuat Program Percepatan Pengembangan Talenta

4 Menugaskan Posisi Kunci

5 Mengevaluasi Kemajuan Program

Berikut adalah penjelasan dari tabel di atas mengenai tahapan

proses program manajemen talenta:

a. Menetapkan kriteria talenta

Dalam menetapkan program kegiatan, tentunya ada

beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan atau

lembaga, diantaranya; langkah-langkah untuk mencapai sasaran,

personil yang akan bertanggung jawab, serta urutan kegiatan yang

ssitematis pada setiap langkah. Berikut langkah-langkah dalam

penetapan kriteria talenta:34

1) Mengidentifikasi kebutuhan kunci organisasi

Adanya program manajemen talenta dilakukan untuk

menjawab kebutuhan organisasi. Maka dari itu, perusahaan

34 Darmin Ahmad Pella dan Afifah Inayati, Talent Management: Mengembangkan SDM untuk

(34)

25

atau pun lembaga harusnya mengetahui tentang kebutuhan

organisasi sehingga lebih mudah untuk menentukan program

talenta. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

mengidentifikasi kebutuhan organisasi karena harus

disesuaikan dengan perusahaan itu sendiri. Diantaranya,

sesuai dengan visi dan misi perusahaan, seberapa besar

talenta mempengaruhi bisnis, dan budaya atau nilai-nilai

yang akan dikembangkan.35

2) Menetapkan kelompok level untuk pusat pengembangan

talenta

Sebelum proses seleksi pusat pengembangan talenta, kita

perlu membuat kesepakatan dalam organisasi perihal berapa

banyak level pusat pengembangan talenta. Hal itu sangat

berpengaruh untuk perusahaan atau lembaga guna

menghasilkan jumlah kader yang cukup. Penetapan kelompok

level dibagi menjadi dua bagian. Pertama, berdasarkan level

jabatan yaitu untuk melahirkan pemimpin di setiap level

jabatan struktural. Sedangkan kedua, berdasarkan jalur karier

fungsional, level ini untuk memperkuat kompetensi inti

organisasi.36

35 Darmin Ahmad Pella dan Afifah Inayati, Talent Management: Mengembangkan SDM untuk

Mencapai Pertumbuhan dan Kinerja Prima, hal. 124.

36 Darmin Ahmad Pella dan Afifah Inayati, Talent Management: Mengembangkan SDM untuk

(35)

26

3) Menetapkan kriteria kompetensi sasaran pengembangan pusat

pengembangan talenta

Dalam tahap ini, organisasi dan lembaga seharusnya

menetapkan kriteria yang sesuai denga visi dan misi

organisasi. Sasaran atau target yang ingin dicapai hendaknya

diseleraskan dengan tujuan organisasi. Tujuan dan sasaran

tersebut harus ditulis supaya dapat dipantau. Para penyelia

harus tegas dalam menentukan tujuan dan sasaran secara

terperinci. Sasaran dan tujuan tersebut harus dapat diukur,

dan berjenjang waktu yang mendukung tercapainya tujuan

tersebut.37

b. Rekrutmen dan Seleksi Pengembangan Talenta

1) Rekruitmen

a) Pengertian rekrutmen

Rekrutment merupakan proses menarik-menarik

orang-orang pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang cukup, dan

dengan persyaratan yang layak, untuk mengisi lowongan dalam

organisasi.38 Singodimedjo dalam Sutrisno mengatakan bahwa

rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, dan menarik para

pelamar untuk dipekerjakan dalam suatu organisasi.39

37 Michael Allison dan Jude Kaye, 2005, Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Nirlaba :

Pedoman Praktis dan Buku Kerja, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, hal. 168-170. 38 R. Wayne Mondy, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta, terj. Bayu Airlangga, hal. 132.

(36)

27

b) Tujuan Adanya Rekrutmen

Secara umum, tujuan dari rekrutmen adalah menyediakan

suatu pool calon karyawan yang memenuhi syarat bagi

perusahaan.40

c) Metode Rekrutmen

Iriani Ismail menyebutkan bahwa terdapat 7 (tujuh)

metode dalam proses rekrutmen.41 Pertama iklan/advertensi,

metode ini biasanya dilakukan dengan pemasangan iklan baik

yang menggunakan media. Biasanya medianya berupa media

cetak seperti koran.

Kedua, kantor penempatan kerja. Artinya kantor tenaga kerja meskipun dilakukan oleh pihak swasta. Namun sistem

kantor seperti ini nampaknya kurang berfungsi. Ketiga,

rekomendasi dari karyawan yang sedang bekerja. Karyawan yang

merekomendasikan orang lain tentunya mempunyai kepercayaan

terhadap orang tersebut.

Kemudian keempat, lembaga pendidikan. Semakin

berkembangnya zaman tentunya perusahaan membutuhkan

karyawan yang lulusan dari sekolah dan universitas. Maka dari itu

lembaga banyak yan membina hubungan untuk mempermudah

memperoleh karyawan.

40 Randall S. Schuler dan Susan E. Jackson, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia

Menghadapi Abad ke 21, Erlangga, Jakarta, hal. 228.

(37)

28

Kelima, lamaran yang masuk secara kebetulan. Apabia ada pelamar yang datang sendiri atau lewat surat, dan ternyata

perusahaan menerima pelamar karena sesuai dengan keinginan

perusahaan. Meski pun perusahaan tidak mengumumkan

lowongan pekerjaan. Sedangkan keenam adalah nepotisme.

Pemeberian jabatan berdasarkan sanak keluarga yang biasanya

lebih dipercaya.

Berikutnya ketujuh, tenaga honorer. Pekerja yang ditarik

sebagai tenaga honorer biasanya dipekerjakan dalam jangka

pendek. Dan kedelapan, serikar buruh. Biasanya metode ini

digunakan leh negara-negara yang sudah memiliki serikat buruh

yang kuat.

2) Seleksi

a) Pengertian Seleksi

Seleksi merupakan proses identifikasi dan pemilihan

orang-orang dari sekelompok pelamar yang paling cocok atau

yang paling memenuhi syarat untuk jabatan atau posisi tertentu.42

Kemudian definisi dari Dale Yoder dalam Saydam mengatakan

bahwa seleksi merupakan proses kegiatan untuk menentukan para

pelamar diterima atau ditolak.43

b) Tujuan Seleksi

Tujuan seleksi adalah mengidentifikasikan para pelamar

berdasarkan aspek-aspek yang telah ditentukan perusahaan atau

(38)

29

lembaga seperti pengetahuan, keterampilan, kemampuan, atau

karakteristik lain yang penting untuk menjalankan sebuah

pekerjaan dengan baik.44

Sistem seleksi tidah hanya bertujuan untuk mencari

pelamar yang paling berkualitas namun juga mencari kesesuaian

optimal antara pekerjaan dengan karakteristik tertentu yang

dimiliki oleh pelamar baik kemampuan, pengalaman, dan

sebagainya.45 Identifikasi program seleksi dimaksudkan supaya

para pemar mencapai atau melebihi standar kinerja yang

ditetapkan organisasi.

c) Metode Seleksi

Manullang menyebutkan bahwa ada 2 (dua) metode cara

mengadakan seleksi.46 Pertama, cara seleksi berdasarkan ilmu

pengetahuan. Cara ini juga disebut cara ilmiah, cara seleksi ini

berdasarkan pada data yang diperoleh job specification. Dalam

job specification tersebut terdapat persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon karyawan, supaya sesuai dengan

keinginan organisasi.

Dan kedua, cara non ilmiah. Cara seleksi seperti ini dengan mempertimbangkan data-data seperti; surat lamaran,

ijazah sekolah dan daftar nilai, surat keterangan pekerjaan,

44 Marwansyah, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Alfabeta, Bandung, hal. 128. 45 Marwansyah, Manajemen Sumber Daya Manusia, hal. 128.

(39)

30

wawancara langsung, rekomendasi dari pihak yang dapat

dipercaya. Namun kelemahan dari metode ini adalah tercapainya

objektivitas yang prima yang belum tentu dapat diandalkan.

Klinger dalam Sulistiyani dan Rosidah juga

mengemukakan tentang metode seleksi dengan beberapa aspek,

yaitu; tinjauan data biografis, tes bakat/ketangkasan, tes-tes

kemampuan, ujian-ujian penampilan, referensi-referensi, evaluasi

kinerja, wawancara, pusat-pusat penilaian, dan masa percobaan.47

d) Tahap-tahap seleksi

Proses seleksi merupakan langkah-langkah para pelamar

dari pengajuan lamaran hingga keputusan diterima atau ditolak.

Rivai dalam Meldona menjelaskan tahap-tahap seleksi terdiri

dari;48 surat-surat rekomendasi, format lamaran, tes kemampuan,

tes potensi akademik, tes kepribadian, tes psikologi, wawancara

seleksi pendahuluan, wawancara, wawancara dengan supervisor,

evaluasi medis kesehatan, assessment center, drug test, keputusan

penerimaan.

47 Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, Teori

dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 161.

(40)

31

c. Program Percepatan Pengembangan Talenta

Untuk mempercepat proses pengembangan dalam manajemen

talenta, ada tiga langkah kelompok pengembangan diantaranya:49

1) Pelatihan

a) Pengertian Pelatihan

Pelatihan merupakan sebuah proses mengajar keterampilan

yang dibutuhkan karyawan baru untuk melakukan pekerjaannya.50

b) Jenis-Jenis Pelatihan

Pelatihan dapat dirancang untuk memenuhi sejumlah tujuan

yang berbeda dan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara.

Berikut adalah jenis-jenis pelatihan:

1. Pelatihan yang dibutuhkan dan rutin : Dilakukan untuk

memenuhi syarat berbagai syarat hukum yang diharuskan

dan berlaku sebagai pelatihan untuk semua karyawan baru.

2. Pelatihan pekerjaan :karyawan yang diberikan pekerjaan,

tugas, tanggung jawab dengan baik.

3. Pelatihan antar pribadi dan pemecahan masalah : Pelatihan

untuk masalah operasional dan antarpribadi serta

meningkatkan hubungan dalam pekerjaan organisasional.

49 Darmin Ahmad Pella dan Afifah Inayati, 2011, Talent Management: Mengembangkan SDM

untuk Mencapai Pertumbuhan dan Kinerja Prima, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 87-89.

(41)

32

4. Pelatihan perkembangan dan inovatif : Pelatihan untuk

jangka panjang untuk meningkatkan kualitas pribadi

karyawan dan organisasional untuk masa depan.

c) Metode Pelatihan

Metode pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan

pekerjaan daan bebarapa faktor, diantaranya waktu, biaya, jumlah

peserta, tingkat pendidikan, latar belakang, dan sebagainya.51

Beberapa metode pelatihan menurut Adrew F. Sikula dalam

Suwatno dan Priansa antara lain:52

1) On The Job Training : Pelatihan dengan sistem ini dikenal

dengan pelatihan langsung kerja.53 Manfaat dari pelatihan

ini adalah peserta pelatihan dapat belajar dengan

perlengkapan yang nyata dan dalam lingkungan pekerjaan

yang jelas.54 Jenis pelatihan yang terkenal dalam metode

ini adalah metode coaching (membimbing) atau

understudy (sambil belajar).55

2) Vestibule : Pelatihan yang diberikan bukan dari atasan melainkan pelatih khusus. Salah satu bentuk pelatihan

dalam metode ini adalah simulasi. Artinya peniruan dari

(42)

33

perilaku tertentu sehingga para peserta pelatihan dapat

merealisasikan di tempat kerjanya.

3) Apprenticeship : Pelatihan ini dilakukan dengan sistem pemagangan. Biasanya ini digunakan untuk

pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang relatif

tinggi. Program magang ini adalah kombinasi antara on

the job training dengan pengalaman.

4) Spesialist Course : Merupakan bentuk pelatihan yang lebih mirip pendidikan. Sistem ini menggunakan

kursus-kursus yang biasanya diadakan untuk memenuhi minat

para karyawan dalam bidang-bidang tertentu atau bahkan

di luar bidang pekerjaannya.

2) Melakukan pembimbingan

Pembimbingan merupakan pelatihan tenaga kerja langsung

oleh atasannya.56Metode ini dipandang sangat efektif dalam proses

percepatan pengembangan program talenta karena dilakukan oleh

atasan langsung yang sangat mengetahui keterampilan

bawahannya.

3) Merancang dan mengimplementasikan pengayaan pengalaman

Program percepatan dengan sistem ini adalah segala

aktivitas yang memperkaya pengalaman peserta program talenta.

Program pengembangan untuk menunjang kegiatan ini adalah

penugasan manajemen (penugasan berupa aktivitas proyek

(43)

34

tertentu), pemagangan (peluang mendapatkan pengalaman

pendahuluan sebelum mengisi posisi), dan sebagainya.

d. Penugasan Posisi Kunci

Tahapan ini merupakan langkah untuk memastikan bahwa

program percepatan pengembangan bisa ikut andil secara langsung

dalam pemecahan masalah, penyelesaian tantangan, pemenuhan

tujuan strategis, dan pencapaian target organisasi.57

Penugasan posisi

kunci ini merupakan langkah lebih lanjut dalam program talenta, baik

selama peserta di dalam atau telah menyelesaikan program percepatan

talenta.

e. Evaluasi Program

1) Pengertian evaluasi

Evaluasi pekerjaan (job evaluation) adalah menilai berat atau

ringan, mudah atau sukar, besar atau kecil risiko pekerja an dan

memberikan nama, ranking (peringkat), serta harga atau gaji suatu

jabatan.58

Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses perencanaan.

Dalam evaluasi tentunya langkah yang efektif adalah pemeriksaan,

yaitu memantau proses perencanaan baik program maupun

teknisnya sesuai dengan proyeksinya atau target yang telah

ditentukan dalam perencanaan awal. Evaluasi hadir sebagai koreksi

57 Darmin Ahmad Pella dan Afifah Inayati, 2011, Talent Management: Mengembangkan SDM

(44)

35

bagi perusahaan supaya mengetahui tingkat keberhasilan atau

kegagalan dari seluruh program.

2) Tujuan evaluasi

Evaluasi pada program manajemen talenta bertujuan

memberikan cerminan, refleksi, umpan balik, feedback, dan

masukan untuk terus-menerus melakukan perbaikan.59

3) Tahapan evaluasi

Pella dan Inayati merekomendasikan beberapa tahapan evaluasi

dalam program manajemen talenta yakni dengan tiga pendekatan,

diantaranya;60

a) Menetapkan indikator keberhasilan

Penetapan indikator keberhasilan program manajemen

talenta tentuya harus direfleksikan dengan para sakeholder

perusahaan atau lembaga supaya mendapatkan sistem evaluasi

yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Indikator-indikator

untuk mengukur keberhasilan program meliputi; jumlah

karyawan yang menjadi peserta, kepuasan peserta, presentase

turnover peserta, dan sebagainya. Perusahaan atau lembaga

seyogyanya dapat menentukan indikator keberhasilan sendiri

59 Darmin Ahmad Pella dan Afifah Inayati, 2011, Talent Management: Mengembangkan SDM

untuk Mencapai Pertumbuhan dan Kinerja Prima, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 295 60 Darmin Ahmad Pella dan Afifah Inayati, Talent Management: Mengembangkan SDM untuk

(45)

36

selagi benar-benar mengukur efektifitas dan efisiensi program

talenta.61

b) Mengumpulkan data

Data yang digunakan dalam proses mengevaluasi

program manajemen talenta bisa didapatkan dari beberapa

sumber yang bersifat primer dan sekunder. Data primer yakni

data yang didapat melalui upaya penyelenggara sendiri. Dan

data sekunder diperoleh dari pihak lain, bisa dari individu,

departemen, divisi, atau unit organisasi.62

c) Membuat perbaikan dan penyempurnaan program

Proses evaluasi dengan cara perbaikan dan

penyempurnaan program merupakan upaya untuk meningkatkan

efektivitas percepatan pengembangan talenta setiap tahunnya.

Evaluasi yang komprehensif dan penyempurnaan program

adalah salah satu langkah yang bertujuan untuk

mengoordinasikan dan menyinergikan pelaksanaan program

manajemen talenta sehingga dapat merumuskan solusi terkait

efektifitas program, dan kemudian dapat dirumuskan pula dalam

bentuk kebijakan dan strategi program.63

61 Darmin Ahmad Pella dan Afifah Inayati, Talent Management: Mengembangkan SDM untuk

Mencapai Pertumbuhan dan Kinerja Prima, hal. 296.

62 Darmin Ahmad Pella dan Afifah Inayati, Talent Management: Mengembangkan SDM untuk

Mencapai Pertumbuhan dan Kinerja Prima, hal. 299.

63 Darmin Ahmad Pella Afifah Inayati, Talent Management: Mengembangkan SDM untuk

(46)

37

D. Pengembangan Sumber Daya Manusia Berbasis Talenta menurut

Perspektif Islam

Manusia dalam Al-Qur’an dipandang sebagai makhluk yang mulia

yang memiliki kehormatan dan berbeda dengan makhluk lainnya. Manusia

diciptakan dengan mempunyai akal yang dapat berpikir. Manusia mempunyai

keahlian dibandingkan dengan makhluk Tuhan lainnya. Dalam dunia kerja,

tentunya penempatan kerja seorang karyawan haruslah berdasarkan pada

kemampuan dan keahlian. Dalam Al-Qur’an sudah menjelaskan perihal

tersebut dalam Q.S. Yusuf: 55 yang artinya:

“Berkata Yusuf: “Jadikanlah Aku bendaharawan negara (Mesir);

Sesungguhnya Aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan”.

Riwayat dalam Al-Qur’an juga menyebutkan bahwa para rosul

bukan sekedar unggul dalam kehidupan spritual, tetapi juga dalam keilmuan

dan keahlian. Sebagai contoh, selain kekuatan fisik, Nabi Adam dibekali

sejumlah pengetahuan yang luas (Al-asma’aa Kullaha), Nabi Nuh memiliki

keahlian kontruksi, Nabi Yusuf mempunyai bakat kuat dalam agronomi,

Nabi Daud dalam metalurgi.64

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Peneliti dalam riset ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif

disebabkan penelitian ini bersifat holistik. Menurut Bogdan dan Taylor dalam

Moleong mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan pelaku yang dapat diamati.65

Sedangkan jenis penelitian ini adalah studi kasus karena mencocokkan

antara realita empirik dengan teori yang berlaku.66 Riset ini dilakukan untuk

menemukan pengetahuan seluas-luasnya tentang objek penelitian.

B. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam riset ini adalah pengembangan sumber daya

manusia berbasis talenta di Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini merupakan Pondok Pesantren Mahasiswa

yang bertempat di Jl. Jemur Sari Utara No. III/09 Surabaya.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Berdasarkan jenis datanya, data dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 67

(48)

39

a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

sumber data yang diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.

b. Data sekunder adalah data yang bukan diperoleh sendiri

pengumpulannya oleh peneliti. Data tersebut berasal dari

dokumentasi berupa majalah, brosur, maupun publikasi-publikasi

lainnya.

2. Sumber Data

Suharsimi Arikunto menyatakan sumber data merupakan subyek

dari mana data diperoleh.68 Beberapa sumber data yang menjadi acuan

penulis dalam riset ini di antaranya:

a. Informan merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam

penelitian, karena informan tersebut adalah kunci utama sumber

data dalam penelitian ini.

b. Dokumentasi (rekaman, arsip, data base, surat-surat, gambar, dan

benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan studi kasus

peneliti)

c. Catatan lapangan yaitu catatan yang diperoleh dari hasil

pengamatan dan peran serta peneliti yang berupa situasi, proses,

dan perilaku peneliti yang kemudian hasilnya dibuat catatan.

67 Lexy J. Moleong, 2008, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, PT. Remaja Rsodakarya, Bandung, hal. 84-86.

(49)

40

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara adalah salah satu perangkat metodologi favorit bagi

peneliti kualitatif. Wawancara adalah bentuk perbincangan, seni

bertanya dan mendengar, dan memberi jawaban.69 Dalam riset ini,

peneliti menggunakan tipe wawancara tidak berstandar.70 Yakni

peneliti dan informannya melakukan wawancara secara informal

dengan bentuk pertanyaan yang diajukan sangat tergantung kepada

spontanitas pewawancara atau peneliti tu sendiri, terjadi dalam

suasana wajar dan bahkan pewawancara tidak merasa bahwa ia sedang

mewawancarai seseorang.

Tabel 3.1.

Data Informan Penelitian

No Daftar Informan

1 Pengurus Pondok Pesantren

2 Ketua divisi pengembangan

3 Koordinator/anggota Program Pengembangan

69 Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincon, 2009, HandBook of Qualitative Researce, Pustaka Belajar, Yogyakarta, terj. Dariyatno, Badrus Samsul Fata, Abi, John Rinaldi, hal. 495.

70 Ismail Nawawi Uha, 2012, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Aplikasi Interdisipliner

(50)

41

Tabel: 3.2.

Data Hasil Wawancara

No Data Hasil Wawancara

1 Proses Pemilihan Pengurus Pondok

2 Proses awal dan identifikasi program pengembangan

3 Faktor pemicu diadakannya program pengembangan

manajemen talenta

4 Bentuk dan rincian program dalam mengembangkan talenta

5 Orang yang terlibat dalam program pengembangan manajemen

talenta

6 Sistem Rekrutmen dan Seleksi Peserta Pengembangan Talenta

7 Proses pelatihan pada program pengembangan bakat

8 Peran Pengasuh Terhadap Program Pengembangan Talenta

9 Sistem Evaluasi Program Pengembangan Talenta

10 Output dari program pengembangan manajemen talenta

2. Observasi

Menurut Cartwright dan Cartwright seperti yang dikutip oleh

Haris Herdiansyah, bahwa observasi sebagai proses melihat,

mengamati, mencermati serta merekam perilaku secara sistematis

untuk tujuan tertentu.71 Berikut adalah data observasi yang akan dicari

di lapangan penelitian:

Tabel 3.3.

Data Hasil Observasi

No Data observasi

1 Teknis pelaksanaan program pengembangan manajemen

bakat

2 Teknis pelatihan program pengembangan bakat bagi

santri Al-Jihad Surabaya

3 Tingkat keikutsertaan atau minat santri dalam program

pengembangan manajemen talenta

(51)

42

3. Dokumentasi

Dokumentasi data merupakan teknik pencarian data dengan

mencari data-data yang berhubungan dengan topik penelitian melalui

catatan transkip, buku-buku, surat kabar, majalah, notulen rapat,

agenda dan sebagainya.72 Berikut adalah data dokumentasi yang akan

dicari dalam riset ini:

Tabel 3.4.

Data Hasil Dokumentasi

No Data Dokumentasi

1 Profil Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya

2 Gambar kegiatan dan pelatihan pengembangan

manajemen talenta

F. Teknik Validitas Data

Untuk mengetahui keabsahan data yang diperoleh, maka peneliti perlu

mengecek kembali data yang didapat sebelum diproses dalam bentuk laporan

yang disajikan. Agar tidak terjadi kesalahan, maka digunakan teknik

triangulasi.73 Triangulasi adalah teknik pemerikasaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai perbandingan terhadap tersebut. Teknik ini dilakukan dengan cara

72 Suharsimi Arikanto, 1996, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineke Cipta, Jakarta, hal. 236.

(52)

adalah model Miles dan Huberman. Ia mengemukakan aktivitas dalam analisis

data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus

sampai tuntas. Sehingga datanya sudah jenuh atau cukup.74 Aktivitas dalam

analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman terdapat tiga

langkah, yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification.75 Berikut penjelasan tentang tiga teknik analisis data menutut Miles dan Huberman:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan,

penyederhanaan, abstraksi, dan pengtransformasian data mentah yang

terjadi pada catatan lapangan tertulis. Posisi peneliti dalam mereduksi

data harus mempunyai panduan dalam mendapatkan tujuan dalam

penelitiannya. Temuan di lapangan yang masih dirasa asing dan belum

memiliki pola dapat dijadikan sebagai perhatian peneliti untuk

melakukan reduksi data. Sehingga peneliti dapat menyaring data-data

yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih berbagai macam data

baik dari wawancara, observasi, maupun dokumentasi, kemudian

74 Suharsimi Arikanto, 2002, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 209.

(53)

44

memilih data yang tepat dan akurat. Dalam riset ini, peneliti

memfokuskan pada pengembangan sumber daya manusia berbasis

talenta yang mengacu pada program pengembangan bakat yang

diselenggarakan di Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya.

2. Display Data

Display data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun

dan dapat melakukan pendiskripsian kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Bentuk display data yang sering digunakan dalam analisis

ini adakan berbentuk teks naratif. Namun selain menggunakan naratif,

peneliti juga dapat melakukan display data melalui grafik, matrik,

network, dan chart. Supaya peneliti dapat memahami apa yang akan

didisplaykan. Tugas peneliti yaitu selalu menguji apa saja yang telah

ditemukan pada saat memasuki lapangan, kemudian didukung dengan

data yang telah dikumpulkan dan ditemukan di lapangan. Supaya data

pada saat memasuki lapangan dan data di lapangan dapat terbukti

keakuratannya. Sehingga penemuan peneliti dapat membentuk pola

yang baku yang tidak lagi berubah.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan kesimpulan awal dari hasil

sementara selama penelitian dilangsungkan. Kemudian peneliti

mencocokkan atau melakukan verifikasi pada hasil kesimpulan awal

dengan kesimpulan akhir dengan bukti-bukti atau data yang telah

(54)

45

deskripsi atau gambaran objek yang sebelumnya masih

Gambar

Tabel 4.2 : Simulasi Penyusunan Konsep Program                                86
Tabel 1.1
Tabel 3.1.
Tabel 3.3.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat awam juga dihimbau untuk mengkiuti kegiatan ini, walaupun masyarakat biasa belum bisa membaca dan memaknai kitab kuning akan tetapi masyarakat bisa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) siswa-siswi SMA Al-Islam 1 Surakarta memiliki kesulitan belajar pada materi hidrolisis garam; (2) kesulitan belajar

Sebagian Skripsi saya yang berjudul “ Kajian Numerik Pengaruh Efek Proksimitas Pada Sifat Magnet Superkonduktor Tipe-II Berbentuk Persegi Panjang ” telah.. dipresentasikan

Untuk lebih jelasnya persamaan regresi yang diperoleh dari hasil penelitian, bahwa secara parsial Disiplin mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kinerja

Beberapa hal yang menjadi perbedaan antara NU dan Muhammadiyyah adalah bahwa NU lebih besifat rural (gejala pedesaan), syarat dengan simbol tradisional (dulu

Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang telah membuka wawasan dan banyak memberikan masukan positif selama menempuh kuliah magister manajemen hingga

Kecilnya angka perkara yang masuk ke proses mediasi disebabkan ketidakhadiran para pihak dalam proses mediasi. Selain itu, banyak perkara yang diputus secara verstek. Baik

Sebanyak lima kecamatan memiliki rata-rata anggota rumah tangga lebih besar dari rata-rata kabupaten, yaitu Kecamatan Selemadeg Timur, Kerambitan, Kediri, Marga, dan