• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN BUKU PANDUAN WISATA KULINER DI KOTA TULUNGAGUNG-JAWA TIMUR BESERTA MEDIA PENDUKUNGNYA | Khristianti | Jurnal DKV Adiwarna 582 1043 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANCANGAN BUKU PANDUAN WISATA KULINER DI KOTA TULUNGAGUNG-JAWA TIMUR BESERTA MEDIA PENDUKUNGNYA | Khristianti | Jurnal DKV Adiwarna 582 1043 1 SM"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 1

PERANCANGAN BUKU PANDUAN WISATA KULINER

DI KOTA TULUNGAGUNG-JAWA TIMUR

BESERTA MEDIA PENDUKUNGNYA

Merry Khristianti, Bing Bedjo Tanudjaja, Baskoro Suryo

1. Desain Komunikasi Visual, Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra, Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

2. Perancangan, Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

Email: merrykhristianti@gmail.com

Abstrak

Budaya Indonesia tidak hanya sekedar adat, baju daerah, tarian, nyanyian, bahasa dan aksara.

Kuliner atau makanan khas suatu daerah juga termasuk di dalam sebuah kebudayaan yang

telah diwariskan oleh leluhur untuk bangsa Indonesia. Kuliner kota Tulungagung merupakan

salah satu budaya yang berasal dari Jawa Timur, yang perlu untuk dijaga dan dilestarikan oleh

generasi muda bangsa. Buku panduan wisata kuliner ini dirancang khusus untuk

memperkenalkan kuliner kota Tulungagung pada masyarakat khususnya generasi muda agar

mengenal kuliner khas kota Tulungagung sebagai salah satu budaya dan ikut serta untuk

melestarikannya

Kata kunci: Buku Panduan, Kuliner, Wisata, Tulungagung, Jawa Timur.

Abstract

Title: Designing Travel Guidebook of Cullinary in Tulungagung City – East Java and Its Media Supporters

Indonesian culture is not just a tradition, the dress, dance, song, language and literacy.

Culinary or food typical of a region is also included in a culture that has been handed down

by the ancestors of the Indonesian nation. Tulungagung’s culinary is one of the cultures that

originated from East Java, which needs to be maintained and preserved by the nation's youth.

This culinary tour guidebook designed specifically to introduce Tulungagung’s culinary in

public, especially for the younger generation to know about Tulungagung’s culinary as one of

the cultural and participated to preserve it

Keywords: Handbook, Guidebook, Culinary, Tourism, Tulungagung, East Java.

Pendahuluan

Nama kota Tulungagung tentu tidak terlalu asing bagi masyarakat Jawa Timur, khususnya bagi masyarakat yang berprofesi sebagai kontraktor atau pemilik toko bahan bangunan. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan Tulungagung dikenal sebagai kota kecil penghasil marmer berkualitas baik yang ada di Jawa Timur.

Tulungagung adalah sebuah kota kecil yang indah di daerah Jawa Timur, terletak kurang lebih 154 Km ke arah Barat Daya dari Surabaya. Luas keseluruhan

(2)

(Macaca fascicularis). Adapun Tulungagung memiliki potensi daerah yang sangatlah bagus baik dari segi obyek wisata, kesenian daerah, potensi pertambangan, produk unggulan, kuliner, dll (Kabupaten Tulungagung, par 1).

Meski sudah terkenal dengan potensi sebagai kota penghasil marmer, sebenarnya Tulungagung memiliki potensi lain yaitu beragam makanan khas Tulungagung. Banyak sekali makanan khas yang ada di Tulungagung, seperti misalnya saja nasi tahu, soto garang asem, soto ayam kampung khas tulungagung, sop ayam, gempol, sumpil, punten pecel, ayam lodho dll. Selain makanan khas, Tulungagung juga memiliki beragam oleh-oleh khas seperti misalnya saja kerupuk rambak, kue ledre pisang, kue kembang goyang, jenang sabun, kue geti dll. Keanekaragaman kuliner dengan sentuhan khas daerah sekitarnya sangat mudah ditemukan di kota Tulungagung. Hal itu dapat membuat kuliner kota Tulugagung menjadi hal yang menonjol dibandingkan wisata lainnya.

Di Tulungagung ini sendiri, ada beberapa tempat tersebar di berbagai daerah yang mempunyai kuliner bercitarasa tinggi dan layak untuk dicoba. Namun, karena keterbatasan aktifitas promosi sehingga kurang diketahui oleh masyarakat.

Gambar 1. Salah satu makanan khas Tulungagung

Tiap tempat mempunyai jenis kuliner yang berbeda-beda dan setiap kuliner yang ditawarkan mempunyai keunikan tersendiri yang membuat kita tertarik menikmatinya. Keunikan disini adalah citarasa, mungkin jenis makanan tidak berbeda dengan apa yang sudah ada, namun ada citarasa tersendiri yang tidak dapat didapatkan di tempat lain. Keunikan kuliner Tulungagung di sini dapat dilihat dari berbagai aspek yaitu dari rasa, bahan baku dan cara pembuatannya. Selain citarasanya yang unik, kuliner Tulungagung ini juga menggunakan bahan-bahan alami tanpa bahan-bahan buatan dalam tiap hidangannya. Bumbu yang digunakan pun alami dan kombinasi bumbu dari sajian tersebut menghasilkan citarasa yang berbeda meskipun sebenarnya jenis makanan ini sama dengan makanan yang sudah ada. Lalu selain dari aspek rasa yang unik dan bahan alami yang digunakan, kuliner Tulungagung ini memiliki keunikan lain yaitu cara memasaknya yang masih menggunakan cara tradisional. Mayoritas dari kuliner Tulungagung masih menggunakan kompor arang dalam proses memasaknya sehingga rasa yang dihasilkan pun pasti berbeda dengan kuliner yang dimasak menggunakan kompor gas. Hal ini juga

merupakan pembeda lain antara kuliner Tulungagung dan kuliner lainnya.

Kuliner Tulungagung ini perlu untuk diketahui oleh orang banyak khususnya generasi muda dan para wisatawan karena kuliner Tulungagung merupakan salah satu aset budaya bangsa yang harus dilestarikan dan dipertahankan. Kuliner ini merupakan warisan dari leluhur atau yang biasa juga disebut sebagai

heritage. Bukti dari heritage ini adalah kuliner Tulungagung yang mayoritas telah berjualan cukup lama antara 10-30 tahun. Seperti misalnya, nasi pecel Mbok Modin yang telah berjualan selama 55 tahun, sejak tahun 1958 atau nasi Sop Ayam Kampung Bu Sumirah yang telah berjualan selama 41 tahun, sejak tahun 1972, dan lain sebagainya. Oleh karena kuliner Tulungagung ini merupakan salah satu aset budaya, maka wisata kuliner Tulungagung perlu digalakkan sebagai salah satu usaha pelestarian aset budaya dan juga sebagai salah satu akses wisata.

Wisata kuliner ini memerlukan media informasi yang tepat dan komunikatif karena informasi tentang wisata kuliner ini hanya terbatas pada rekomendasi orang ataupun referensi kerabat, jadi hanya sedikit orang yang datang untuk menikmati berbagai kuliner ini. Oleh karena itu, untuk memperkenalkan wisata kuliner tersebut diperlukan media-media informasi yang tepat dan komunikatif.

Buku ini dibuat sebagai salah satu bentuk usaha pengenalan potensi kuliner Tulungagung kepada masyarakat, khususnya generasi muda sehingga masyarakat mengetahui mengenai makanan khas dan oleh-oleh khas Tulungagung dan dapat ikut melestarikannya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana strategi pembuatan buku panduan yang cocok bagi masyarakat di kota besar Indonesia. Secara faktual, penelitian ini menjembatani kebutuhan antara produsen yang menginginkan agar produknya dapat dikenal oleh masyarakat luas serta pemerintah kota yang menginginkan agar dapat menaikkan pendapatan daerahnya lewat usaha wisata kuliner dan juga melestarikan aset budaya bangsa yang berupa makanan khas daerah. Selain itu penelitian ini juga menjembatani kebutuhan konsumen, khususnya pecinta kuliner, yang menginginkan informasi mengenai makanan khas daerah yang belum pernah diketahui sebelumnya.

Metode Penelitian

Dalam tugas akhir Perancangan Buku Panduan Wisata Kuliner di Kota Tulungagung-Jawa Timur beserta media pendukungnya ini peneliti menggunakan beberapa metode perancangan diantaranya sebagai berikut:

Metode Pengumpulan Data

(3)

Tulungagung-Jawa Timur beserta media pendukungnya ini berasal dari sumber data primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data dari pihak yang langsung bersangkutan ataupun dari wawancara terhadap koresponden. Sedangkan data sekunder adalah data yang berasal dari sumber data yang telah dipublikasikan ke umum seperti buku atau dokumen. Proses pengumpulan data ini menggunakan beberapa metode diantaranya :

a. Wawancara Mendalam (Depth Interview)

Wawancara mendalam akan dilakukan terhadap para produsen atau pemilik tempat kuliner untuk mengetahui informasi paling mendasar mengenai kuliner khas dan informasi yang dibutuhkan untuk dituangkan dalam buku panduan. Selain wawancara dengan pemilik tempat kuliner, juga akan dilakukan wawancara dengan beberapa warga asli Tulungagung sehingga dapat diketahui makanan khas apa saja yang perlu diinformasikan dalam buku panduan wisata kuliner.

b. Observasi

Selain wawancara, metode observasi juga akan digunakan. Metode observasi akan dilakukan pada kedua pihak, baik pemilik tempat kuliner dan konsumen sehingga dalam pengumpulan data akan didapatkan sumber data yang menunjang perancangan buku. Pada pemilik tempat kuliner, metode observasi dilakukan dengan melihat bagaimana perilaku penjual dan bagaimana suasana tempat kuliner. Lalu untuk konsumen, metode observasi dilakukan dengan melihat perilaku konsumen, bagaimana selera buku yang dikehendaki, dan lain sebagainya.

c. Metode Kepustakaan (Library Research)

Media cetak dalam hal ini juga sangat berperan dalam penyusunan buku panduan wisata kuliner di Kota Tulungagung karena melalui media buku dan majalah kuliner maka dapat diketahui bagaimana buku yang dijual di took buku dan buku yang bagaimana yang disukai oleh masyarakat. Lewat metode kepustakaan ini, peneliti belajar mengenai buku kuliner dan majalah kuliner yang disukai masyarakat sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mendesain buku.

d. Media Massa

Media massa yang digunakan oleh penulis sebagai sumber informasi adalah internet (media online) yang berkenaan dengan kuliner khas Tulungagung dan tempat kuliner khas Tulungagung dijual.

Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam perancangan buku panduan wisata kuliner di kota Tulungagung ini ialah metode penelitian kualitatif, yaitu pencarian dan pengumpulan data melalui sumber referensi tertulis, wawancara secara langsung terhadap sasaran perancangan dan orang yang berkenaan dengan sasaran perancangan, dan juga dengan melakukan observasi langsung. Untuk perancangan website interaktif ini digunakan analisa 5W1H :

a. What : Apa yang menjadi focus utama dari buku panduan wisata kuliner ini? Fokus utama dari buku panduan wisata kuliner ini adalah makanan/kuliner. Kuliner yang dibahas khususnya adalah makanan khas kota Tulungagung.

b. Who : Who di sini dapat ditinjau dari dua sisi yaitu sisi pelaku / produsen / penjual dan dari sisi konsumen / pembeli / wisatawan. Jika ditinjau dari segi pelaku atau produsen, buku panduan ini merupakan salah satu alat promosi secara tidak langsung bagi usahanya. Dengan demikian buku ini dapat menguntungkan pihak produsen agar masyarakat mengenal produk kulinernya dan tertarik untuk dating menikmati kuliner tersebut. Lalu apabila ditinjau dari segi konsumen atau wisatawan, buku ini merupakan sumber informasi bagi para pecinta kuliner mengenai makanan khas di daerah yang mungkin belum pernah diketahui. Dengan buku ini maka para pecinta kuliner dapat mendapatkan informasi yang diperlukan dengan mudah dan efektif. Buku ini nantinya diharapkan dapat menjadi pegangan bagi para wisatawan pecinta kuliner untuk menjelajah mengelilingi kota Tulungagung dan mencicipi kuliner yang lezat dan berbeda dengan kuliner yang ada di kota lain. Adapun sasaran perancangan dari perancangan ini adalah masyarakat Indonesia dengan usia 18 - 40 tahun.

c. Where : Isi dari buku panduan kuliner Tulungagung ini adalah meliputi kuliner yang ada di Tulungagung dan sekitarnya. Buku panduan ini nantinya akan didistribusikan dalam kota Tulungagung dan juga luar kota Tulungagung. Pendistribusian luar kota Tulungagung akan lebih diutamakan mengingat target audience utamanya adalah wisatawan yang tertarik untuk mencoba kuliner daerah. Lalu untuk pendistribusian dalam kota Tulungagung juga dilakukan dengan tujuan memberi pengetahuan pada masyarakat kota Tulungagung sendiri mengenai kuliner di daerahnya dan bagaimana kuliner tersebut penting untuk dilestarikan sebagai salah satu asset budaya bangsa.

d. When : Buku ini akan dipublikasikan sesegera mungkin sehingga informasi yang ada dalam buku ini dapat segera tersampaikan pada masyarakat. Buku ini akan dipublikasikan kepada masyarakat pada pertengahan tahun 2014. Buku ini dipublikasikan mendekati masa-masa liburan sehingga masyarakat mendapatkan alternative lain dalam berlibur dengan keluarganya (khususnya bagi keluarga pecinta kuliner) yang murah dan terjangkau. Pertengahan tahun dipilih karena seperti yang diketahui, pertengahan tahun merupakan masa liburan bagi anak-anak sekolah sehingga dapat pergi berlibur dengan keluarga. e. Why : Buku panduan ini perlu untuk dibuat karena

(4)

belum pernah ada buku panduan yang membahas mengenai kuliner daerah Tulungagung hingga saat ini. Topic ini penting untuk diangkat karena kuliner khas Tulungagung merupakan salah satu aset budaya bangsa yang juga merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan, khususnya oleh generasi muda selayaknya generasi penerus bangsa.

f. How : Cara untuk mengakomodasi dan melestarikan makanan khas Tulungagung ini adalah dengan cara membuat buku panduan wisata kuliner ini beserta media pendukungnya. Dengan buku panduan ini diharapkan masyarakat mendapatkan informasi mengenai makanan khas Tulungagung dan dapat ikut ambil andil dalam usaha melestarikannya sebagai salah satu aset budaya bangsa. Media pendukungnya dibuat sebagai pendukung promosi yang nantinya diharapkan dapat mena rik masyarakat untuk membeli buku panduan ini.

Tinjauan Teori

Tinjauan Literatur tentang Buku

Studi Literatur berdasarkan pada bacaan mengenai teori penelitian dan jenis-jenis dokumen (contohnya adalah : website, koran, majalah dan sumber lainnya). Dengan adanya beberapa media pendukung tersebut maka informasi yang didapat akan lebih mudah dicari dan akurat serta dengan latar belakang yang menyebabkan kepekaan terhadap fenomena yang diteliti.

Dalam Perancangan Buku Wisata Kuliner Kota Tulungagung, Jawa Timur ini sebagian besar data yang dikumpulkan dan diperoleh dengan studi literatur atau pustaka yang juga didapat dengan media elektronik, yang mengemukakan mengenai buku bacaan, buku makanan dan buku fotografi serta data lain yang menunjang dengan perancangan buku wisata kuliner ini. Lalu sebagai literatur dari perancangan buku wisata kuliner ini maka buku Jogja Culinary Recomended dan 100 Tempat Makan Legendaris di Malang digunakan menjadi referensi utama dari perancangan. Kedua buku ini digunakan sebagai referensi karena merupakan buku panduan kuliner yang memang telah diterbitkan di toko buku dan telah dibeli oleh masyarakat sebagai buku panduan kuliner. Dengan adanya kedua buku ini sebagai referensi, maka perancangan buku panduan wisata kuliner ini menjadi terarah dan terdapat gambaran apa yang harus ada pada suatu buku panduan wisata kuliner. Buku referensi ini juga berguna untuk dianalisis kelebihan dan kekurangannya sehingga nantinya dapat diterapkan pada perancangan buku panduan wisata kuliner Tulungagung ini. Perancangan buku panduan wisata kuliner Tulungagung ini nantinya diharapkan dapat mencontoh kelebihan dari buku referensinya atau bahkan dapat lebih baik serta juga menghindari

kekurangan yang ada pada buku referensinya sehingga tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Fungsi dan Peranan Buku dalam Masyarakat Menurut Richard Whitlock, pecinta buku abad XVII, Buku adalah penasehat yang bebas biaya, buku tidak menolak permintaan nasihat, buku adalah permata, buku adalah sahabat yang baik(dikutip dalam Purwono, par 1). Dari paparan ini dapat dipahami betapa pentingnya peranan buku dalam upaya memajukan kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab didalam buku terkandung permata berharga bagi masyarakat. Untuk itu buku perlu dimasyarakatkan. Buku yang memasyarakat ini terasa semakin urgen eksistensinya. Buku merupakan salah satu penyimpan informasi terbaik, bahkan sampai saat inipun. Dilihat dari perspektif tata dunia baru, di mana kemajuan peradaban pikir semakin tinggi, maka buku mungkin salah satu sarana yang tidak dapat sepenuhnya tergantikan oleh sarana penyimpan informasi yang lain. Tentu saja sarana penyimpan ini akan selalu mengalami perubahan media penyimpannya, baik media kertas, media non kertas, terekam dalam bentuk analog, terbacakan mata, atau terbacakan mesin (elektronik atau virtual). Di kalangan intelektual, telah disadari bahwa buku berperan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kalangan ini menjadi konsumen pertama buku-buku baru. Selain karena kehidupannya memang relatif sudah mapan, kalangan ini memang harus selalu membaca buku untuk meng – up to date pengetahuan mereka. Bagi masyarakat justru terdengar aneh bila kalangan ini kurang banyak menggeluti buku-buku. Walaupun tidak sedikit pula ditemukan keanehan-keanehan itu. Misalnya saja, banyak mahasiswa, pelajar, bahkan dosen, tidak gemar membaca. Kekuatan utama suatu buku bukan saja terletak pada fisiknya, tetapi juga pada nilai informasinya yang terkandung dalam pustaka itu. Oleh karena itu, bentuk fisik dan informasi yang dikandungnya perlu dilestarikan bersama sebagai suatu rekaman budaya dan sejarah kehidupan bangsa. Rekaman budaya dan produk intelektual ini akan menjadi kebanggaan dan acuan dalam pengembangan budaya bangsa dan pembangkit nasionlisme di masa mendatang. Buku yang dikenal orang sebagai berkas kertas yang dijilid, biasanya diisi karangan literer, terbukti merupakan sarana yang sangat efektif bagi penyebarluasan atau pemencaran, sekaligus pelestarian informasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.. Buku memegang peran penting dalam mencerdaskan kehidupan manusia. Namun tentu saja, ini berbalik kepada manusianya sendiri.

(5)

mengabadikan pengalaman manusiawi untuk melindungi batas-batas sejarah, di mana gagasan, pemikiran, penemuan, serta perasaan manusia dikomunikasikan dengan manusia lain, di tempat lain dan di waktu yang lain. Dari buku-buku itulah cakrawala pengetahuan manusia akan bertambah. Salah satu isi buku terpenting sejak semula adalah sebagi wadah ajaran-ajaran suci, sebagai buku suci. Semua agama besar mentradisikan ajaran-ajaran mereka melalui buku. Agama-agama Samawi: Yahudi, Kristen dan Islam disebut agama buku karena mereka semua memiliki Kitab Suci sebagai dasar identitas religius mereka. Ditemukannya buku menjadi langkah penting dalam perkembangan cara manusia berfikir, khususnya dalam cara ia memahami diri dan realitas seluruhnya. Sementara itu dengan munculnya tradisi tulis dengan media buku sistem pewarisan ilmu pengetahuan berlangsung di lingkungan masyarakat. Dengan kata lain, tanpa media tulis dan tanpa buku yang memungkinkan tulisan dalam komunitas besar disatukan dan disimpan, pengetahuan abstrak universal-struktural tidak mungkin berkembang. Ilmu pengetahuan dalam arti yang sebenarnya, sebagai usaha serta menyimpan hasil usaha, untuk secara sistematik mengetahui struktur,kaitan-kaitan, hukum-hukum yang mendasari peristiwa-peristiwa konkrit singular tidak mungkin tanpa buku. Buku adalah prasyarat muncul dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam semua dimensi (dikutip dalam Purwono, par 3-5).

Bentuk dan Jenis Buku

Ada berbagai macam bentuk dan jenis buku yang beredar di dunia. Akan tetapi dari sekian banyak jenis dan bentuk buku tersebut, dapat dikelompokkan jenisnya menurut konten (isinya) dan bentuk fisiknya sebagai berikut.

a. Menurut Konten (Isinya)

Secara umum, buku dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu buku fiksi dan non fiksi. Bukan berarti buku hanya terbatas pada pembagian ini, tetapi pembagian ini merupakan pembagian yang sering ditemukan di sebagian besar dari koleksi, perpustakaan, dan toko buku.

1. Fiksi

Banyak dari buku-buku yang diterbitkan sekarang ini adalah cerita fiktif. Buku ini di sebagian atau sepenuhnya memiliki isi yang tidak benar atau fantasi. Secara historis, produksi kertas dianggap terlalu mahal untuk digunakan untuk hiburan. Namun oleh karena adanya peningkatan keaksaraan global dan teknologi cetak menyebabkan peningkatan publikasi buku untuk tujuan hiburan. Biasanya fiksi dikategorikan menurut genre. Adapun buku yang termasuk dalam kelompok fiksi antara lain adalah:

• Novel

Novel ini adalah bentuk paling umum dari buku fiksi. Novel adalah cerita yang biasanya

menampilkan plot, pengaturan, tema dan karakter. Cerita dan narasi tidak terbatas pada topik apapun, sebuah novel bisa aneh, serius atau kontroversial. Novel ini memiliki dampak besar pada pasar hiburan dan penerbitan (Mcdowell, Edwin). Novella adalah istilah kadang-kadang digunakan untuk prosa fiksi biasanya antara 17.500 dan 40.000 kata, dan novel antara 7.500 dan 17.500. Sebuah cerita pendek mungkin setiap panjang hingga 10.000 kata, tetapi panjang kata tidak universal ditetapkan.

• Komik atau Novel Grafis

Komik atau novel grafis adalah buku-buku di mana cerita divisualisasikan. Karakter dan pencerita menggunakan gelembung pembicaraan atau pikiran untuk mengekspresikan bahasa verbal.

2. Non-fiksi

Buku Non Fiksi di sini adalah buku yang berisikan hal-hal sesuai dengan fakta yang ada sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Buku non-fiksi dapat dilihat macamnya sebagai berikut.

• Autobiografi

Autobiografi adalah biografi yang ditulis oleh seorang tokoh tentang kehidupannya dan tentang perjalanan hidup yang dilaluinya. Umumnya ditulis mulai dari masa kecil sampai waktu yang ditentukan oleh penulis autobiografi itu sendiri. Menurut Sallie Mcfaqua, autobiografi dan tulisan semacamnya perlu diperhatikan dan dinikmati karena di dalamnya terdapat sebuah kisah kehidupan yang nyata (dikutip dalam Perbedaan Biografi dan Autobiografi, par 5).

• Biografi

Biografi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata bios yang berarti hidup dan graphien yang berarti tulis. Jadi biografi adalah suatu tulisan tentang kehidupan seseorang, atau sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Sebuah biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang dan peran pentingnya dalam suatu masalah atau peristiwa. Biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang dan peran pentingnya dalam suatu masalah atau peristiwa.

• Ensiklopedia

Ensiklopedia adalah sebuah buku atau set buku dirancang untuk memiliki lebih mendalam artikel tentang banyak topik.

Handbooks and manuals

Sebuah buku referensi yang lebih spesifik dengan tabel atau daftar data dan informasi tentang topik tertentu, seringkali ditujukan untuk penggunaan profesional, sering disebut buku pegangan. Buku dengan informasi teknis tentang bagaimana melakukan sesuatu atau bagaimana menggunakan beberapa peralatan disebut instruksi manual.

(6)

Kata daftar buku, mereka etimologi, makna, dan informasi lainnya disebut kamus.

• Atlas

Sebuah buku yang merupakan kumpulan dari peta adalah atlas.

b. Menurut Format Fisiknya

1. Hard Cover

Buku hardcover adalah jenis buku yang memiliki cover keras dan ikatan yang kuat dan kaku.

2. Paperback (Softcover)

Buku-buku bersampul memiliki lebih murah, meliputi fleksibel yang cenderung kurang tahan lama. Sebuah alternatif untuk paperback adalah penutup mengkilap, atau dikenal sebagai penutup debu, ditemukan di majalah, dan buku komik.

3. Spiral Bound Books

Spiral-bound buku terikat oleh spiral yang terbuat dari logam atau plastik. Contoh spiral terikat buku meliputi: manual guru dan buku teka-teki (teka-teki silang, sudoku).

Jadi dari teori yang telah dipaparkan di atas, buku panduan wisata kuliner ini dapat dikategorikan sebagai buku non-fiksi dengan jenis manual book / buku pegangan karena berisi panduan untuk melakukan sesuatu (dalam hal ini adalah panduan dalam melakukan jelajah wisata kuliner di Tulungagung). Lalu bila ditinjau dari format fisiknya merupakan buku hard cover dan soft cover karena nantinya buku panduan akan dicetak dalam dua versi yaitu buku collectable yang menggunakan sampul

hard cover dan buku panduan biasa yang menggunakan sampul soft cover.

Elemen Buku

Dalam buku terdapat dua elemen yang menjadi unsur penting yang menjadi dasar pembentuk buku sehingga buku itu menarik untuk dibaca. Kedua unsur tersebut adalah verbal dan visual. Berikut merupakan penjelasan kedua elemen tersebut. mengarah pada gambar-gambar yang mendukung penjelasan dari elemen verbal. Dalam buku panduan wisata kuliner kota Tulungagung ini persentase penggunaan elemen verbal dan visualnya adalah sekitar 60 : 40 persen dimana elemen visual akan lebih banyak digunakan daripada elemen verbal. Adapun elemen verbal dalam buku ini meliputi data-data serta informasi yang berhubungan dengan tempat kuliner yang dibahas dalam buku sedangkan elemen visualnya meliputi fotografi kuliner yang dibahas serta ilustrasi pendukung dari buku wisata kuliner ini.

Proses Perancangan Buku

Adapun proses perancangan buku dapat dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu sebagai berikut.

a. Pemilihan Topik/ Tema yang ingin diangkat dalam buku

Adapun topic untuk buku ini telah dipilih yaitu mengenai wisata kuliner yang ada di kota Tulungagung sebagaimana telah dijelaskan dalam bagian latar belakang masalah. Wisata kuliner Tulungagung dipilih karena kuliner Tulungagung memiliki potensi yang cukup bagus untuk diperkenalkan kepada para wisatawan karena belum banyak masyarakat yang mengetahui mengenai berbagai macam kuliner Tulungagung ini. Selain itu, topik ini dipilih dikarenakan dengan pembuatan buku ini diharapkan wisatawan dapat mengenal dan semakin banyak wisatawan yang datang ke Tulungagung untuk menikmati kulinernya. Dengan demikian kuliner Tulungagung yang merupakan aset budaya dapat dilestarikan serta pendapatan masyarakat Tulungagung dapat meningkat.

b. Pemilihan Objek

Pemilihan Objek disini adalah objek yang akan dimasukkan dalam buku yaitu kuliner khas Tulungagung. Objek kuliner yang dipilih adalah kuliner yang khas dari Tulungagung sehingga masyarakat mengetahui citarasa asli kuliner Tulungagung itu seperti apa. Selain memilih kuliner khas, juga dipertimbangkan untuk memilih tempat yang menyajikan makanan kuliner yang terkenal enak dan juga lokasinya mudah ditemukan, khususnya oleh para pendatang yang baru pertama kali mengunjungi Tulungagung.

c. Pengambilan Gambar

Tahap selanjutnya adalah pengambilan gambar dimana pengambilan gambar dilakukan dengan menggunakan teknik fotografi. Fotografi makanan dilakukan untuk menampilkan visualisasi makanan yang menarik pada buku sehingga menarik masyarakat untuk melihat dan mencoba kuliner tersebut. Setelah melakukan pemotretan makanan, maka proses berikutnya adalah melakukan proses editing untuk semakin menyempurnakan gambar makanan yang telah diambil.

d. Pembuatan Ilustrasi

Setelah melakukan pengambilan gambar kuliner dengan menggunakan fotografi, kemudian dilakukan tahap pembuatan ilustrasi pendukung yang mendukung visualisasi dari buku. Adapun ilustrasi pendukung yang dibuat berupa maskot yang berperan sebagai tour guide dan juga beberapa ilustrasi pendukung lain yang berbentuk vector.

e. Proses Layout

(7)

dilakukan proses layouting. Proses layouting ini adalah pengaturan tata letak dari elemen-elemen yang ada dalam buku sehingga tercipta suatu desain yang menarik dan komunikatif. Adapun elemen yang harus diatur tata letaknya adalah elemen verbal dan visual dimana elemen verbalnya merupakan penjelasan dari kuliner sedangan elemen visualnya merupakan fotografi kuliner yang diangkat dan ilustrasi pendukung. f. Desain Final

Desain final adalah desain hasil jadi akhir dari buku yang dibuat, merupakan hasil output akhir dari proses perancangan yang telah dilakukan.

Konsep Perancangan

Perancangan Tugas Akhir ini menggunakan buku sebagai media utama untuk memperkenalkan kuliner khas Tulungagung kepada masyarakat Indonesia khususnya generasi muda agar kuliner khas yang juga merupakan salah satu asset budaya bangsa ini dapat dilestarikan dan dijaga. Adapun dalam buku panduan ini digunakan bahasa yang mudah dimengerti. Dalam buku ini menggunakan gaya penulisan naskah dramatis yaitu dialog dimana maskot dalam buku panduan mengajak pembaca ikut bertualang kuliner bersamanya. Selain bahasa yang mudah diresap, buku ini juga didukung dengan visualisasi yang terdiri dari vektor dan foto sehingga inforrnasi dapat mudah mengenal kuliner kota Tulungagung dan tempat kuliner dimana dapat menemukan kuliner tersebut, serta diharapkan juga tergerak untuk mengembangkan usaha-usaha kuliner sejenis yang belum terekspose dan upaya-upaya untuk melestarikannya. Dengan buku ini diharapkan Pembaca dapat terbantu dalam melakukan wisata kuliner di Tulungagung dan dengan mudah menemukan tempat kulinernya. Selain itu diharapkan media pendukung dari buku panduan ini dapat menarik Pembaca untuk mengetahui kuliner Tulungagung karena selain mendapatkan informasi mengenai kuliner Tulungagung, Pembaca juga mendapatkan bonus menarik yang menyertai paket buku panduan wisata kuliner ini.

Strategi Kreatif

Dalam menyusun suatu perancangan untuk mengenalkan kuliner khas kota Tulungagung pada masyarakat, dibutuhkan strategi kreatif agar pengenalan yang dilakukan menyenangkan dan menarik agar tidak membosankan bagi masyarakat namun tetap memberikan pengetahuan untuk masyarakat. Sehingga masyarakat dapat menikmati proses pengenalan tersebut.

Topik dan Tema (Pokok Bahasan)

Adapun isi dari buku kuliner ini menguraikan dan mengelompokan jenis-jenis makanan berdasarkan atas beberapa kelompok kategori yang bertujuan memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi yang diperlukan. Adapun pengelompokkannya adalah berdasarkan jenis makanannya yaitu makan berat dan makanan ringan. Dalam makanan berat, makanan dikelompokkan lagi berdasar bahannya yaitu sayur dan daging. Selain pengelompokan makanan berat dan makanan ringan, buku ini juga berisi mengenai hal-hal seputar Kuliner Tulungagung sebagai salah satu aset budaya yang ada di kota Tulungagung. Oleh karena itu, dalam buku ini akan dibagi menjadi beberapa bagian bab besar yang akan membahas tentang kuliner khas yang ada di Tulungagung, membahas tempat kuliner yang ada, perkiraan harga, alat transportasi yang dapat digunakan dan juga tips-tips dalam menemukan tempat kuliner serta bagaimana menikmati kuliner yang ada di Tulungagung. memiliki ketertarikan untuk mencoba kuliner baru khususnya kuliner khas daerah-daerah di Indonesia. Dengan usia yang sudah cukup dewasa, maka target audience diharapkan dapat datang ke Tulungagung dan benar-benar mencoba kuliner yang diperkenalkan lewat buku ini. Di usia ini pula, target audience sudah dapat mengerti dan menangkap isi dan maksud dari buku tersebut, mengerti betapa pentingnya kuliner Tulungagung sebagai salah satu aset budaya untuk dilestarikan dan dikembangkan sehingga tidak punah dan dapat diteruskan ke generasi-generasi berikutnya. Target audience sekunder untuk buku ini adalah pria dan wanita yang melingkupi usia 10-17 tahun serta usia 41-65 tahun sebagaimana informasi yang disampaikan dalam perancangan ini merupakan pengetahuan umum sehingga siapa pun yang membutuhkan dapat menggunakan informasi tersebut.

Konsep

(8)

dibutuhkan para pecinta kuliner dalam melakukan wisata kulinernya di Tulungagung seperti tips menuju ke sana, tips dalam menikmati hidangan dan lain sebagainya.

Format dan Ukuran Buku Panduan

Media utama dari perancangan ini akan berupa buku yang berisikan informasi-informasi berupa tulisan maupun gambar yang dicetak dalam jumlah yang cukup banyak. Ukuran buku dalam posisi tertutup adalah 16 cm x 11 cm. Buku ini memiliki ukuran yang cukup kecil dikarenakan target utama dari perancangan ini adalah wisatawan khususnya para pecinta kuliner, sehingga dengan ukuran buku yang kecil akan memberikan kepraktisan bagi wisatawan dalam membawanya.

Buku akan dibuat dalam dua versi, versi pertama adalah buku panduan yang bersifat collectable dengan penggunaan bahan kertas dan binding yang lebih mahal, bonus-bonus khusus serta dikemas dengan kesan lebih eksklusif dibandingkan dengan buku versi lainnya, yaitu buku yang harganya lebih terjangkau oleh masyarakat umum yang disertai dengan penggunaan bahan-bahan yang lebih murah.

Isi dan Tema Cerita Buku Panduan

Adapun isi dari buku kuliner ini menguraikan

dan mengelompokan jenis-jenis makanan berdasarkan atas beberapa kelompok kategori yang bertujuan memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi yang diperlukan. Adapun pengelompokkannya adalah berdasarkan jenis makanannya yaitu makan berat dan makanan ringan. Dalam makanan berat, makanan dikelompokkan lagi berdasar bahannya yaitu sayur dan daging. Selain pengelompokan makanan berat dan makanan ringan, buku ini juga berisi mengenai hal-hal seputar Kuliner Tulungagung sebagai salah satu aset budaya yang ada di kota Tulungagung. Oleh karena itu, dalam buku ini akan dibagi menjadi beberapa bagian bab besar yang akan membahas tentang kuliner khas yang ada di Tulungagung, membahas tempat kuliner yang ada, perkiraan harga, alat transportasi yang dapat digunakan dan juga tips-tips dalam menemukan tempat kuliner serta bagaimana menikmati kuliner yang ada di Tulungagung.

Media Pendukung

Untuk mendukung promosi buku panduan tersebut, dibutuhkan juga beberapa media pendukung seperti gantungan kunci, notes, bolpoin, stiker komentar, pembatas buku, pin dan juga book case

dimana book case ini sendiri terbagi 2 macam, yaitu

hard case dan soft case.

Hardcase adalah book case yang terbuat dari bahan yang lebih keras yaitu karton yang kemudian dilapis dengan kertas pelapis sehingga terlihat lebih eksklusif. Pada hard case ini nantinya akan diletakkan buku panduan serta media pendukungnya. Buku panduan dan media pendukung akan ditata dengan sedemikian rupa sehingga terlihat lebih eksklusif dan elegan daripada buku panduan yang tidak collectable. Lalu yang kedua adalah soft case adalah book case yang terbuat dari bahan lunak yaitu dari bahan kain blancu yang dicetak dengan teknik sablon. Soft case ini nantinya akan berbentuk seperti tas kecil yang mudah dibawa-bawa oleh wisatawan. Soft case ini nantinya juga akan dilengkapi dengan tali panjang yang dapat dipasang pada pegangannya sehingga dapat diselempangkan dan praktis dibawa kemana-mana. Pada soft case ini nantinya akan berisi buku panduan wisata kuliner, pembatas buku, notes dan bolpoin. Tidak lupa juga pada soft case akan ditambahkan kantong tambahan sehingga wisatawan dapat membawa uang ataupun kartu identitas dalam

soft case tersebut.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pada buku yang sifatnya collectable akan diberikan bonus lengkap sehingga meningkatkan kesan eksklusifnya. Sedangkan untuk buku versi lainnya bonus yang diberikan hanya sebatas notes, bolpoin dan stiker komentar.

Program Kreatif Buku

Judul Buku ini adalah “Tulungagung, destinasi kuliner yang berbeda”. Buku ini memiliki storyline sebagai berikut. Isi dari buku panduan ini akan dibagi menjadi 3 bagian besar dimana bagian yang pertama akan membahas mengenai Tulungagung lalu bagian kedua akan membahas mengenai kuliner khas Tulungagung khususnya makanan berat lalu bagian ketiga akan membahas kuliner khas Tulungagung khususnya untuk makanan ringan atau snack. Bagian pertama merupakan pengantar sebelum kemudian masuk ke bagian utama dari buku ini yaitu bagian kedua dan ketiga.

Pada bagian yang pertama akan dijelaskan secara sekilas mengenai kota Tulungagung. Hal yang akan dibahas adalah meliputi sekilas kota, potensi yang dimiliki oleh kota Tulungagung, transportasi yang dapat digunakan untuk pergi ke sana, transportasi umum yang dapat digunakan, hotel yang ada di Tulungagung dan juga peta Tulungagung secara umum.

(9)

makanan berbasis daging atau makanan berbasis sayur.

Lalu pada bagian ketiga akan dibahas mengenai makanan khas Tulungagung khususnya makanan kecil atau snack. Makanan kecil di sini maksudnya adalah makanan selingan di kala waktu bersantai ataupun ketika belum terlalu lapar untuk makan makanan berat. Selain makanan kecil, juga akan dibahas mengenai pusat pembelian oleh-oleh khas Tulungagung beserta sedikit penjelasan mengenai macam-macam oleh-oleh khas Tulungagung.

Sebagai pelengkap informasi nantinya pada tiap bagian kuliner akan diberikan tips yang mungkin dapat membantu para wisatawan dalam menemukan dan menikmati kuliner khas yang ada di Tulungagung. Dengan adanya tips-tips ini diharapkan para wisatawan pecinta kuliner dapat lebih mudah menemukan lokasi tempat kuliner dan juga dapat menikmati kelezatan maksimal dari kuliner khas yang ada di Tulungagung.

Gaya Layout

Gaya layout yang digunakan adalah gaya modern yang menggunakan sedikit ornamen. Untuk penataaanya lebih merujuk kepada gaya scrapbook

dimana dalam penataan elemen visualnya tidaklah simetris tetapi lebih ekspresif sesuai dengan karakteristik scrapbook. Elemen visualnya ditata sedemikian rupa sehingga tampak seperti foto yang ditempel pada halaman buku. Setiap halaman memiliki layout yang berbeda sehingga tidak berkesan monoton dan memiliki perubahan suasana. Tujuannya adalah agar Pembaca mendapatkan new experience

tiap membuka lembaran-lembaran baru dalam buku ini. Perpaduan gaya modern scrapbook ini dibutuhkan sehingga nantinya dapat dihasilkan desain buku panduan wisata kuliner yang estetik dan komunikatif.

Tone Warna

Tone warna atau yang biasa disebut dengan value

adalah dimensi mengenai derajat terang gelap atau tua muda warna yang disebut pula dengan istilah

lightness atau ke-terang-an warna. Value merupakan nilai gelap terang untuk memperoleh kedalaman karena pengaruh cahaya. Value dapat pula disebut suatu gejala cahaya yang menyebabkan perbedaan pancaran warna suatu objek. Value adalah tingkatan ke-terang-an hue dalam perbandingannya dengan warna-warna akromatis hitam-putih. Value adalah alat untuk mengukur derajat ke-terang-an suatu warna, yaitu seberapa terang atau gelapnya suatu warna jika dibandingkan dengan skala value atau tingkatan

value: tint, tone, shade ( Sanyoto, 61-62 ).

Untuk perancangan buku panduan wisata kuliner Tulungagung ini, tone warna yang digunakan adalah warna-warna alam seperti cokelat dan kuning dimana cokelat digunakan untuk menunjukkan kesan tua dan antik serta kehangatan lalu kuning yang merupakan simbol pengharapan dan juga merupakan pasangan warna yang pas untuk digabungkan dengan warna

cokelat untuk memperoleh kesan antik (heritage) dan tradisional. Kesan tradisional dan antik diperlukan karena buku ini menonjolkan kesan heritage dari kuliner khas Tulungagung (karena usia kuliner yang sudah cukup lama). Selain warna coklat dan kuning, juga digunakan warna-warna lain dalam lingkaran warna sehingga menimbulkan kesan warna-warni pada buku, dimana warna-warni ini untuk menyimbolkan keanekaragaman dari kuliner khas Tulungagung yang memiliki beragam cita rasa. Akan tetapi penggunaan warna-warni tidak sedominan penggunaan warna cokelat dan kuning yang menjadi mayoritas warna yang digunakan.

Sumber: Figuring Out the Best Colors for Your Skin Tone

Gambar 2. Contoh tone warna

Proses Desain

Penjaringan Ide

Layout desain secara keseluruhan menggunakan konsep modern scrapbook dimana gambar disusun sedemikian rupa sehingga mirip dengan foto yang ditempelkan pada halaman kertas. Layout menggunakan lebih banyak unsur visual dibandingkan dengan unsur verbal, hal ini dikarenakan gambar lebih menarik bagi masyarakat daripada membaca tulisan yang panjang. Dengan banyaknya unsur gambar diharapkan masyarakat tidak mudah bosan dalam membaca buku panduan ini. Selain mengandung banyak unsur gambar, buku juga dibuat memiliki

layout yang berbeda pada tiap halamannya dengan tujuan agar masyarakat mendapatkan new experience

tiap membuka halaman buku panduan.

(10)

Gambar 3. Desain cover buku panduan

Gambar 3. Desain halaman dalam buku panduan

Gambar 4. Desain halaman pembatas dalam buku panduan

Gambar 5. Desain gantungan kunci sebagai media pendukung buku panduan

Gambar 6. Desain softcase

sebagai media pendukung buku panduan

Gambar 7. Desain hardcase sebagai media pendukung buku panduan

Gambar 8. Desain pin

sebagai media pendukung buku panduan

Gambar 9. Desain notes

sebagai media pendukung buku panduan

Gambar 10. Desain bolpoin sebagai media pendukung buku panduan

Gambar 11. Desain stiker komentar sebagai media pendukung buku panduan

(11)

Gambar 13. Desain poster launching buku sebagai media pendukung buku panduan

Ucapan Terima Kasih

Laporan Tugas Akhir ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam membantu penyelesaian penulisan laporan ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini Penulis bermaksud untuk menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan YME, karena berkat, rahmat dan perlindungan-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan karya Tugas Akhir dan laporan Tugas Akhir ini dengan baik dan tepat waktu

2. Orang tua, karena restu dan doa merekalah Penulis dapat menyelesaikan karya Tugas Akhir dan menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan baik dan tepat waktu

3. Universitas Kristen Petra, karena telah memberikan pengantar dan kesempatan bagi Penulis untuk melakukan dan menyelesaikan karya Tugas Akhir dengan baik dan tepat waktu

4. Ibu Ani Wijayanti S. Sn., M. Med. Kom. selaku ketua jurusan DKV, atas semua bantuan dan masukkan yang diberikan kepada Desainer

5. Ibu Maria Nala Damayanti, S. Sn. selaku Koordinator TA yang telah memberikan bantuan dan masukan selama pembuatan Tugas Akhir ini

6. Bapak Andrian Dektisan H., S. Sn, M. Si. selaku Ketua tim penguji yang telah memberikan banyak masukan kepada Desainer

7. Bapak Drs. Bing Bedjo Tanudjaja, M. Si. dan Drs. Baskoro Suryo B., M. Sn., karena bimbingan Beliau dalam pembuatan laporan Tugas Akhir ini sehingga laporan ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu

8. Teman-teman DKV’09, karena bantuan dan dukungannya dalam mengerjakan

laporan ini sehingga laporan ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu 9. dan semua yang telah membantu,

Desainer mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

Akhir kata, Desainer yakin Tuhan akan membalas segala kebaikan yang diberikan sebagai bentuk dukungan kepada Desainer dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Semoga laporan Tugas Akhir ini dapat berguna bagi banyak orang dan mohon maaf apabila Desainer pernah berbuat salah serta masih ada rekan-rekan yang memberikan dukungan tetapi belum Desainer sebutkan.

Daftar Pustaka

Babad Tulungagung (Sejarah Kota Tulungagung )

diunduh pada Rabu, 2 Januari 2013 dari http://tulungagungkita.blogspot.com/2011/06 /babad-tulungagung-sejarah-kota.html

Cara Membuat Buku. diunduh pada Kamis, 28 Maret 2013 dari http://carapedia.com/

buku_menulis_buku_info3085.html Diehl, Edith. (1980). Bookbinding: Its Background

And Technique. New York : Dover Publications

Friesner. Tim. History of SWOT Analysis. diunduh pada Senin, 14 Januari 2013 dari http://www.marketingteacher.com/swot/histo ry-of-swot.html#

Heller, Steven. Seymour Chwast. (1988). Graphic Style: From Victorian to Post Modern. New York: Harry N. Abrams, Inc.

Joachim. Martin D. Historical Aspects of Cataloguing and Classification. United States : Haworth Press 2003, p. 452.

Kabupaten Tulungagung. diunduh pada Jumat, 4 Januari 2013 dari http://www.eastjava.com/ tourism/tulungagung/ina/

Mcdowell, Edwin. (1989). "The Media Business; Publishers Worry After Fiction Sales Weaken". New York Times October 30. 2008-01-25. < http://en.wikipedia.org/wiki/Book >

Peta Tulungagung diunduh pada Kamis, 3 Januari 2013 dari http://www.tulungagung.go.id /index.php/peta

Profil Kabupaten Tulungagung diunduh pada Kamis, 3 Januari 2013dari http://www.tulungagung. go.id/index.php/profil?start=2

(12)

Ruslan, Rosady. (2004). Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sanyoto, Sadjiman Ebdi. (2009). Nirmana Dasar- dasar Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra.

Varkki, Natalja. Type of Books. diunduh pada Kamis, 28 Maret 2013 dari http://prezi.com/637fh-oqqz1x/types-of-books/

Visi dan Misi Dinas Pertanian Tulungagung. diunduh pada Jumat, 4 Januari 2013 pukul 20.10 dari http://diperta-tulungagung.com/

index.php/visi-misi

Wisata Kuliner diunduh pada Jumat, 4 Januari 2013 Dari http://seputartulungagung.blogspot. com/2007/03/tulungagung-untuk-berwisata-kuliner.html

Wawancara dengan Pemilik Nasi Pecel Mbok Modin pada Kamis, 27 Desember 2012

Gambar

Gambar 1. Salah satu makanan khas Tulungagung
Gambar 2. Contoh tone warna
Gambar 13. Desain poster launching buku  sebagai media pendukung buku panduan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Frekuensi Kunjungan Antenatal Care pada Komunitas Ibu Slum Area di Kelurahan Selapajang Jaya Kota Tangerang”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui

Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan penulis diatas, maka penulis membatasi masalah yang penulis kaji adalah masalah tindak pidana pencucian

Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas

• Suatu rangsangan yang mengikuti perilaku ketika muncul untuk memelihara/meningkatkan perilaku, disebut sebagai reinforcer (A stimulus that follows a behavior when it demonstrates

Alasan dasar dalam memilih cara untk mencapai atau meningkatkan tingkat efisiensi suatu lembaga kerja). •

[r]

Berdasarkan hasil evaluasi penawaran dan evaluasi kualifikasi yang dilakukan oleh Pokja Pekerjaan Konstruksi atas Kegiatan SKPD Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman