• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKNA TRADISI LAMPORAN BAGI MASYARAKAT DESA KUNDEN DI KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKNA TRADISI LAMPORAN BAGI MASYARAKAT DESA KUNDEN DI KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

i MAKNA TRADISI LAMPORAN BAGI MASYARAKAT DESA KUNDEN

DI KABUPATEN BLORA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :

WINDA MAYASARI 152009023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO

Kerja keras dalam bekerja menjadi hal utama untuk dilakukan.

Kejujuran dan disiplin menjadi kunci keberhasilan dalam setiap pekerjaan. Beriman dan bertaqwa menjadi penguat dalam setiap keputusan.

,

Ku persembahkan kepada:

Ayah, Ibu dan kakak-kakak tersayang Yunita Wulan Sari beserta keluarga

(6)

v KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini merupakan sebagian syarat pendidikan, Universitas Satya Wacana Salatiga.

Adapun judul skripsi yang penulis ambil yaitu: “Makna Tradisi Lamporan Bagi Masyarakat Desa Kunden Di Kabupaten Blora”. Setelah melalui suka dan duka akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Hal ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta kerja sama dari semua pihak yang terkait dengan penulisan skripsi ini. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada:

1. Sunardi, S. Pd, M. Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UKSW dan pembimbing I telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis.

2. Wahyu Purwiyastuti, S. S. M. Hum pembimbing II yang telah memberikan masukan kepada penulis selama penulisan skripsi.

3. Seluruh dosen Sejarah FKIP UKSW yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

4. Bapak Suparmo serta perangkat Desa Kunden yang telah memberikan izin kepada penulis untuk penelitian dan wawancara.

5. Bapak Basuki berserta tokoh-tokoh masyarakat Polobogo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan wawancara.

(7)

vi 6. Bapak Adi Wibawa yang memberikan banyak masukan dan informasi

dalam penelitian.

7. Orang tua tersayang yang telah memberikan dorongan baik moral maupun material serta doa restu.

8. Sahabat saya Yunita Wulan Sari yang setia mendengarkan keluh kesah penulis dan memberikan semangat selama penulisan skripsi.

9. Teman-teman kuliah angkatan 2009 yang telah memberikan dukungan kepada Penulis..

10. Serta semua pihak namun belum sempat Penulis ungkapkan, yang telah membantu Penulis dalam usaha menyelesaikan skripsi ini.

Kiranya Allah SWT membalas kebaikan kita semua.

Salatiga, Februari 2013

(8)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBARAN PENGESAHAN UJIAN... ii

PERNYATAAN... iii

MOTTO... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... ... vii

DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR GAMBAR... x ABSTRAK... xi ABSTRACT... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 6 D. Manfaat Penelitian... 6

BAB II KAJIAN TEORI... 7

A. Kebudayaan... 7

B. Pengertian Tradisi... 11

C. Upacara Tradisional... 12

D. Komponen-Komponen Upacara Tradisional... 14

(9)

viii

F. Tujuan Upacara Tradisional... 17

G. Pengertian Simbol... 17

H. Simbolik Dalam Budaya Jawa... 18

I. Makna Simbolik Dalam Ritual... 20

J. Penelitian Yang Relevan... 24

BAB III METODOLOGI... 26

A. Lokasi Penelitian... 26

B. Jenis Penelitian... 26

C. Pendekatan... 26

D. Sumber Data... 27

E. Teknik Pengumpulan Data... 27

F. Teknik Analisi Data... 28

G. Kerangka Berfikir... 30

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN BEMBAHASAN... 31

A. Gambaran Umum Desa Kunden Di Kabupaten Blora... 31

B. Penyelenggaraan dan Pelaksanaan... 34

C. Makna Tradisi Lamporan... 51

D. Pergeseran Makna... 55 BAB V PENUTUP... 58 A. Kesimpulan ... 58 B. Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA... 61 LAMPIRAN... 63

(10)

ix DAFTAR LAMPIRAN

A. Daftar Informan... 61

B. Panitia Lamporan... 64

C. Tugas Panitia... 66

D. Anggaran pelaksanaan Lamporan... 68

E. Surat pernyataaan keaslian data dan penelitian... 69

F. Daftar pertanyaan hasil wawancara... 70

G. Peta Kabupaten Blora... 71

(11)

x DAFTAR GAMBAR

A. Tumpeng yang dibawa warga dikumpulkan di dalam balai Desa Kunden... 73

B. Suasana menjelang pelaksanaan Lamporan di depan balai Desa Kunden... 73

C. Tamu undangan yang hadir dalam pelaksanaan tradisi Lamporan... 74

D. Ketua panitia dan anggotanya mulai menata barisan kirap budaya Lamporan... 74

E. Persiapan sebelum acara kirap budaya Lamporan... 75

F. Acara kirap budaya Lamporan siap dimulai... 75

G. Dua lampu petromak menjadi barisan depan kirap dalam budaya Lamporan diikuti dengan spanduk... 76

H. Barisan barongan Risang Guntur Seto... 76

I. Peralatan gamelan yang digunakan dalam kirap budaya Lamporan untuk mengiringi barongan... 77

J. Barisan pecut dalam kirap budaya Lamporan... 78

K. Barisan obor dalam kirap budaya Lamporan... 78

L. Atraksi di depan rumah dinas Bupati Blora... 79

M. Besarnya dukungan masyarakat dalam tradisi Lamporan ... 79

N. Suasana dibalai desa Kunden ... 80

O. Suasana saat Moden membacakan doa di balai Desa Kunden... 80

P. Suasana makan bersama di balai Desa Kunden... 81

Q. Akhir acara warga disuguhkan hiburan Barong Ungkoro Jati di depan balai Desa Kunden... 82

(12)

xi ABSTRAK

Winda Mayasari, 152009023: Makna Tradisi Lamporan Bagi Masyarakat Desa Kunden Di Kabupaten Blora. Skripsi: Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data penelitian dikumpulkan dengan tehnik wawancara, observasi/ pengamatan lansung dokumentasi, dan studi pustaka. Wawancara digunakan untuk mengetahui dan melengkapi data tentang pelaksanaan upacara Lamporan dan makna yang terkandung serta pergeserannya dalam perkembangan jaman. Teknik observasi digunakan untuk melihat secara langsung pelaksanaan upacara Lamporan dengan mengabadikannya dalam bentuk foto. Sedangkan teknik studi pustaka digunakan untuk memperoleh pemahaman teoristis dari berbagai sumber yang mendukung penelitian sehingga masalah penelitian dapat dianalisa. Data yang terkumpul dianalisa secara diskriptif kualitatif di mana data diceritakan kembali sehingga terdapat gambaran utuh mengenai pelaksanaan upacara tersebut.

Makna yang terkandung dari tradisi Lamporan diantaranya adalah makna tradisi Lamporan dalam bidang religi/ agama yaitu sebagai ritual untuk menjaga desa dari segala macam roh-roh jahat yang akan datang mengganggu. Makna tradisi Lamporan dalam bidang sosial yaitu sebagai pemersatu kerukunan dan solidaritas dalam masyarakat Kunden. Makna tradisi Lamporan dalam bidang ekonomi yaitu sebagai ritual untuk meningkatkan hasil panen agar melimpah dan terhindar dari pageblug. Makna tadisi Lamporan dalam bidang pendidikan yaitu sebagai masukan dalam mata pelajaran IPS khususnya sejarah mengenai kebudayaan lokal.

Pergeseran dalam bidang religi/ agama adalah wujud ritual tradisi Lamporan yang tadinya untuk memuja dan meminta kepada leluhur berubah menjadi penghormatan dan mendoakan para leluhur. Pergeseran dalam bidang perlengkapan adalah obor dan pecut dahulunya masing-masing berjumlah 40 namun sekarang tedapat 100 buah, hal ini karena angka 100 yang disimbolkan sebagai kesempurnaan yang dimiliki Tuhan Sang Maha Pencipta, merupakan wujud dari masyarakat yang sudah mengenal agama.

(13)

xii ABSTRACT

Winda Mayasari, 152009023: The Meaning of Lamporan Tradition for the Villagers of Kunden, Blora Regency. Bachelor Degree Thesis: History Study Program of Education and Teaching Faculty, Satya Wacana Christian University, Salatiga.

This study used qualitative method. Research data was collected by using interviews, observations, documentation, and literary study. Interview was used in order to learn and complete the data about the practice Lamporan, its meaning and its swing due to modern development. Observation technique was done in order to directly witness the practice of this Lamporan ceremony by taking its pictures. Whereas, literary study was carried out to gain theoretical comprehension from various supportive sources for this study thus the problem could be analyzed. The collected data was analyzed in descriptive-qualitative way in which the data was retold until resulted in a whole picture about the ceremony.

The meaning contained in this Lamporan tradition is, among others, its meaning in religious realm as a ritual to protect the village from many harmful evil spirits. Seen from social side, this tradition has meaning as a unifier for the sake of harmony and solidarity of Kunden people. From the economic view, the ritual has a meaning to increase the harvest crops and avoid the pageblug (famine calamity). Finally, it also has educational meaning as an input for Social Science, especially for the history subject concerning to local culture.

At first, this Lamporan tradition was devoted to worship and make a request to the ancestors. However, this religious objective experienced a shift, namely to pay homage and pray to the forefathers. The shift also takes place in the form of the ceremonial equipments. Once, it only needed 40 torches and whips, respectively. Now, it has 100 torches and whips, because the number of 100 is symbolized as the perfection of the God as the Mighty Creator. It is also a form of community that has acquainted with religion.

Keywords: Lamporan Tradition, Lamporan Meaning

Referensi

Dokumen terkait

MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo).. Skripsi Fakultas Keguruan

Dalam pelaksanaan tradisi ini masih terdapat unsur religi dengan adanya sesaji yang digunakan untuk persembahan leluhur mereka, aspek pendidikan yang terdapat pada

Tradisi ini terjadi dengan adanya makna tentang keterkaitan masyarakat untuk mempertahankan tradisi ini sangat erat antar individu, dimana pihak-pihak yang berada dalam

Dalam pelaksanaan tradisi ini masih terdapat unsur religi dengan adanya sesaji yang digunakan untuk persembahan leluhur mereka, aspek pendidikan yang terdapat pada

MAKNA TRADISI “DEKAHAN” BAGI MASYARAKAT DESA PAKEL (Studi Fenomenologi Tentang Alasan Masyarakat Melestarikan Tradisi Dekahan Dan Perilaku Sosial Yang Ada Didalamnya Pada

Dari pergeseran Makna pesan yang terkandung dalam ritual tradisi Padungku sebelum konflik, terlihat bagaimana tradisi ini membentuk keteraturan yang dibangun dalam

Selain itu, sesepuh juga akan berpesan kepada masyarakat Desa Sodong untuk tidak menyamakan Tradisi Nyadran dengan acara ritual apapun yang bertentangan dengan

nilai nilai solidaritas yang terkandung dalam tradisi ruwah desa yaitu masyarakat antusias berpartisipasi dan membantu memastikan kelancaran pelaksanaan untuk menjaga kelestarian