PEMODELAN RENCANA PROMOSI DAN KEBIJAKAN
PERSEDIAAN UNTUK MENDAPATKAN PROFIT SHARING
SUPPLY CHAIN YANG OPTIMAL
Wahyu Bagus Anshori 2508100132
Dosen Pembimbing
Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M. Eng., Ph. D., CSCP NIP 196901071994121001
Dosen Ko Pembimbing
Imam Baihaqi, ST, M.Sc. Ph.D NIP 197007211997021001
Introduction
Koordinasi dalam
Supply Chain
efektif
Supplier Manufacturer Distributor Retailer Consumer
Koordinasi
efisien
Channel inefficiency
Principal-agent problem
Promosi
Persediaan
salah satu strategi yang sering digunakan yang merupakan
sebuah alat marketing yang dibentuk untuk meningkatkan
dan mempercepat stimulasi pembelian pada jangka waktu
tertentu (Kotler, et al., 2001)
Customer Promotion
promosi yang bertujuan untuk mendorong atau merangsang
pelanggan untuk membeli.
Price promotion
Feature advertising
Loss-leader
promotion
In-store displays
Besar harga diskon (𝑝 ) Panjang promosi (θ)
Promosi dalam Supply Chain
Customer Promotion
Trade Promotion
Manufaktur
Retailer
Konsumen
Trade Promotion
salah satu jenis sales promotion yang berfungsi untuk
memacu agar retailer/ pengecer mampu menjual produk
manufaktur sesuai dengan harapan.
Kurata & Yue (2008)
Trade Promotion
Jenis
Trade Promotion
Off-Invoice trade deal
Scan Back trade deal
Pemberian insentif berdasarkan jumlah pesanan (q) yang dilakukan
retailer
Pemberian insentif berdasarkan jumlah penjualan (S)
Kurata & Yue (2008)
no information sharing
with information sharing
Tidak ada sharing informasi terkait penjualan retailer
Dilakukan sharing informasi terkait penjualan retailer
Inefficiency dalam Off-Invoice
Tidak terjadi sharing informasi dari retailer ke manufaktur
Manufaktur tidak mengetahui penjualan retailer
Manufaktur memberikan sejumlah uang trade deal sebesar
jumlah pesanan yang dilakukan retailer
Retailer mengambil keuntungan sebesar 1-λ dari trade deal yang
diberikan oleh manufaktur
Dengan λ ialah besar pass-through rate yang digunakan oleh
retailer untuk melakukan promosi ke konsumen
Uang trade deal yang
diberikan manufaktur
= r×q
Uang trade deal yang
digunakan oleh retailer =
Koordinasi dalam kondisi Promosi
Retailer
Konsumen
Manufaktur Promotion Plan Besar Diskon (𝑝 ) dan Frekuensi (θ) Trade Promotion• OI trade deal (r & λ)
• SB trade deal (R) Demand condition • Non-promotion (μ1) • Promotion (μ2)
1
3
BB rate (𝑏 )4
Quantity order (𝑞∗)4
Expected sales (𝑆 𝑞, 𝑝 )5
Expected manufacture profit Expected retailer profit Expected supply chain profit6
Markov switching model Newsvendor modelBuyback Coordination
Buyback contract
Manufaktur membayar retailer untuk barang yang tidak laku sebesar b
Retailer menerima uang untuk barang yang tidak laku sebesar b
dengan nilai b≤w
Barang yang tidak laku sebesar q-𝑆(𝑞)
Sebuah kontrak koordinasi dalam
newsvendor model, dimana barang yang
tidak laku dijual oleh retailer akan
dikembalikan lagi ke manufaktur dengan harga tertentu.
Penelitian Terdahulu
Koordinasi berdasar biaya inventory manufaktur dan pendapatan retailer Belum memperhatikan promosi yang
dilakukan oleh retailer, hanya sebatas koordinasi antar pemain
TRADE PROMOTION
CUSTOMER PROMOTION Trade promotion mode choice and
information sharing in fashion retail supply chains
• Kurata dan Yue, 2008
Supply Chain Coordination with Contracts
• Cachon, 2003
Creating Win–Win Trade
Promotions: Theory and Empirical
Analysis of Scan-Back Trade Deals
• Dreze dan Bell, 2003
PROMOTION WITH COORDINATION
Optimal promotion planning—depth
and frequency—for a two-stage supply
chain under Markov switching demand
• Kurata dan Liu, 2007
Belum memperhatikan kebijakan persediaan, demand deterministik
Gap Penelitian
Koordinasi
trade
promotion
dengan
kebijakan
persediaan
Rencana
Promosi
dalam
stochastic
demand
Gap Penelitian
Penelitian ini (Price promotion and
newsvendor model based on trade promotion mode)
(Cachon, 2003) Newsvendor model with price-dependent
demand (Kurata & Liu, 2007)
Promotion plan model with stochastic
demand
(Kurata & Yue, 2008) Trade promotion mode choice
with Buy Back (BB) contract
Promotion plan model Price-dependent demand model Trade promotion model dengan BB contract
Penelitian Terdahulu
Kurata &
Liu, 2007 Yue, 2008Kurata & Cachon, 2003 Bell, 2003Dreze &
Expected Supply chain profit √ √ √ √ √
regular price √
promotional price √ √ √
length of the promotion √
promotion frequency √ √
Retailer order quantity √ √
Inventory decision based on
information sharing √
Off-Invoice trade deal √ √ √
Scan back trade deal √ √ √
Buy back contract √ √ √
Quantity flexibility contract √
Sales-rebate contract √ Revenue-sharing contract √ Stochastic demand √ √ √ √ Deterministic demand √ Demand condition SC coordination strategy Decision variable Objective Function Penelitian terdahulu
Karakteristik model Penelitian
Rumusan Masalah
1
• Bagaimanakah perbandingan antara customer promotion plan (besar diskon dan panjang waktu promosi) yang dilakukan oleh retailer dengan menerapkan
dua model trade promotion, yaitu OI trade deal dan SB trade deal?
2
• Bagaimanakah perbandingan jumlah pemesanan yang dilakukan retailer dengan menerapkan dua model trade promotion, yaitu OI trade deal dan SB
trade deal?
3
• Bagaimanakah perbandingan profit supply chain yang didapatkan dengan menerapkan dua model trade promotion, yaitu OI trade deal dan SB trade
deal?
4
• Model trade promotion (OI trade deal dan SB trade deal) apakah yang mampu menghasilkan profit supply chain yang paling optimal?
Tujuan Penelitian
Menghasilkan model yang mampu mengakomodasi perencanaan promosi dan kebijakan
persediaan guna mendapatkan profit supply chain yang optimal.
Mengetahui pengaruh kebijakan strategi trade promotion baik OI trade deal ataupun SB trade deal terhadap penentuan price promotion plan dan EOQ.
Menghasilkan price promotion plan, baik besar diskon maupun frekuensi dari promosi yang tepat.
Mendapatkan kebijakan persediaan dari kedua jenis trade promotion.
Membandingkan total expected profit dari retailer dan manufaktur berdasarkan dua strategi trade promotion dengan menggunakan OI trade deal atau dengan menggunakan
Ruang Lingkup Penelitian
Batasan
Model yang disusun untuk optimasi supply chain profit berdasarkan customer
promotion plan dan trade promotion yang dilakukan oleh retailer dan manufaktur. Supply chain yang dimaksud dalam penelitian ialah 1 manufaktur dan 1 retailer
Retailer yang dimaksud dalam penelitian ialah retailer berjenis multi-brand retailer.
Produk yang diamati dalam penelitian ialah 1 jenis kategori produk saja.
Asumsi
Tidak terdapat manufaktur ataupun retailer yang dominan pada model tersebut.
Manfaat Penelitian
Menghasilkan sebuah model perencanaan promosi dan kebijakan
pemesanan yang mampu mengoptimalkan profit supply chain.
Sebagai model acuan penentuan customer promotion plan dan EOQ
retailer berdasarkan dua model trade promotion (OI & SB trade deal) yang
diterapkan oleh manufaktur dengan multi-brand retailer.
Mengisi gap penelitian di bidang communication and promotion decisions
in retailing.
Menjadi referensi atau rujukan penelitian selanjutnya di bidang
Metodologi Penelitian
Studi Literatur Gap Penelitian Pengembangan dan Formulasi Model Model Percobaan Numerik Analisis Hasil OI trade deal• Jumlah Off-Invoice trade deal
• Retailer’s pass through rate
• Buyback rate
• Price promotion
• Transition probability
SB trade deal
• Jumlah Scanback trade deal • Buyback rate
• Price promotion • Transition Probability
1. Promotion frequency 2. Economic order quantity (q*)
3. Optimal profit sharing supply chain untuk kedua jenis trade deal
Notasi Model
𝜇𝑠𝑡 = μ (p,r) : Fungsi demand μ = (αe
−(βp)+ 2r, 3), s
t = 1 dan 2
α : Besar pasar potensial β : Customer sensitivity
μθ : Rata-rata demand selama periode θ, st = 1 memiliki nilai = θ, sedangkan pada st = 2 sebesar = 1-θ yt : Demand pada periode t
st : Kondisi promosi pada periode t, st =1 dan st = 2
pij : Probabilitas transisi dari kondisi i ke kondisi j (i,j = 1 atau 2) ф : Koefisien auto-korelasi pada AR(1) process
εt : Nilai error pada AR(1) process, εt ~ 𝑖. 𝑖. 𝑑. (𝑁, 𝜎2) dimana σ > 0 σ2 standar deviasi dari nilai error
𝜉𝑗𝑡 (𝑖,𝑡−1) : Peluang dari kondisi j pada periode t (i pada periode t-1); (i,j = 1 atau 2) 𝛺𝑡 : Set pengamatan yang didapatkan pada periode t
𝜂𝑗𝑡 p.d.f dari irisan dua kondisi j pada periode t f(yt) conditional density dari pengamatan t
θk Panjang promosi pada trade promotion k = 1, 2 𝑝 Batas atas dari harga retail
p Batas bawah dari harga retail 𝑝 Harga promosi p ≤ 𝑝 ≤ 𝑝
𝑞𝑘𝑠𝑡 Jumlah pesanan retailer ke manufaktur pada OI trade (k = 1) atau SB trade (k = 2) pada promosi st 𝜋𝑙𝑘𝑠𝑡 Perkiraan profit pada skenario k untuk retailer (l = r) atau manufaktur (l = m) pada promosi st Пk Perkiraan profit dari supply chain pada skenario k
r Jumlah trade deal yang diberikan manufaktur ke retailer λ Pass-through rate dari retailer (0 ≤ 𝜆 ≤ 1)
S(q|p,r) Perkiraan penjualan pada saat pesanan sebesar q, apabila harga p dan biaya promosi r F(y|p,r) c.d.f dari penjualan akhir
f(y|p,r) p.d.f dari penjualan akhir w Harga wholesale manufaktur c Biaya produksi manufkatur
b Besar buyback yang diberikan manufaktur untuk tiap produk tak terjual
Notasi Model
Model
Fungsi Demand
𝜇(𝑝,𝑟) = (𝛼 − (𝛼 × 𝛽 × 𝑝) + (6 + (1,5 × 𝑟), 3)
Demand berdistribusi normal, dipengaruhi oleh harga yang diberikan oleh retailer (p) 𝑝 = harga pada saat promosi, 𝑝 ≥ 𝑝 ≥ 𝑝
𝑝 = harga pada saat non-promosi
Dengan harga yang semakin meningkat,
demand akan produk semakin menurun
0 5 10 15 20 25 30 0 5 10 15 20 25 30 35 D e m an d Harga price price
Fraksi harga Fraksi biaya promosi
dimana, α ialah besar pasar potensial yang dipengaruhi oleh harga
β ialah customer sensitivty, semakin besar
nilai β perubahan harga yang kecilpun akan mempengaruhi demand
Fungsi Demand
Non-promotion demand tidak mengeluarkan biaya promosi, maka
𝜇1 = (𝛼 − (𝛼 × 𝛽 × 𝑝 ) + 6,3)
Dan dipengaruhi oleh biaya promosi yang dilakukan oleh retailer (r) OI trade deal = 𝑟λ biaya promosi, dengan pass-through rate sebesar λ SB trade deal = 𝑟 biaya promosi, dengan pass-through rate sebesar 1 Dengan biaya semakin meningkat, demand
akan produk semakin naik
0 5 10 15 0 10 20 30 40 50 60 70 D e m an d
Besar trade deal
trade deal
trade deal
Model
• Markov switching AR(1) time-series
𝑦𝑡 − µ𝑠𝑡 = 𝜙 𝑦𝑡−1 − µ𝑠𝑡−1 + 𝜀𝑡
Ekspektasi demand
periode t demand periode t-1
𝜙 = koefisien auto-korelasi, 0 ≤ 𝜙 ≤ 1 𝜀𝑡 = nilai error, ~𝑁(0, 𝜎2)
st = 1 & 2, 1 = promotion state
2 = non-promotion state
Pr 𝑠𝑡 = 𝑗 𝑠𝑡−1 = 𝑘, … , 𝑦𝑡−1, 𝑦𝑡−2, … = Pr 𝑠𝑡 = 𝑗 𝑠𝑡−1 = 𝑖 = 𝑝𝑖𝑗
st ini merupakan realisasi dari Markov chain yang memiliki dua kondisi
𝜉𝑗𝑡 = Pr(𝑠𝑡 = 𝑗|𝛺𝑡; 𝐴)
Pendekatan AR(1) process dengan menggunakan Markov property
Untuk menentukan nilai θ (panjang promosi) yang optimal dilakukan perhitungan menggunakan model Markov switching AR(1) time-series
• Markov switching AR(1) time-series
Untuk mendapatkan nilai 𝜉𝑗𝑡 steady state, maka diperlukan perhitungan secara algoritma hingga mendapatkan nilai dimana 𝜉𝑗𝑡 = 𝜉𝑗𝑡−1
1. Melakukan perhitungan besar nilai 𝜉𝑖,𝑡−1 = Pr(𝑠𝑡−1 = 𝑖|𝛺𝑡−1; 𝐴)
Dimana untuk periode t-1 = 0, 𝜉𝑖0 = Pr 𝑠0 = 𝑖 = 1 − 𝑝𝑗𝑗 2 − 𝑝𝑖𝑖 − 𝑝𝑗𝑗
𝑦0~𝑁 𝜉𝑖0µ1 + 1 − 𝜉𝑖0 µ2,1 + ф2
1 − ф2𝜉𝑖0 1 − 𝜉𝑖0 µ2 − µ1 2 +
𝜎2
1 − ф2
Dengan demand mengikuti distribusi normal
𝑦𝑡 − µ𝑠𝑡 = 𝜙 𝑦𝑡−1 − µ𝑠𝑡−1 + 𝜀𝑡
2. Melakukan perhitungan nilai 𝑦𝑡 dengan menggunakan fungsi AR(1) process
• Markov switching AR(1) time-series
4. Menghitung nilai conditional density dari pengamatan t 𝑓 𝑦𝑡|𝛺𝑡−1; 𝐴 = 𝑝𝑖𝑗𝜉𝑖,𝑡−1𝜂𝑗𝑡
2
𝑗=1 2
𝑖=1
5. Maka akan didapatkan nilai 𝜉𝑗𝑡 dengan menghitung dengan menggunakan 𝜉𝑗𝑡 = 𝑝𝑖𝑗𝜉𝑖,𝑡−1𝜂𝑗𝑡
2 𝑖=1
𝑓 𝑦𝑡|𝛺𝑡−1; 𝐴 3. Melakukan perhitungan density dari irisan dua kondisi
𝜂𝑗𝑡 = 𝑓 𝑦𝑡|𝑠𝑡 = 𝑗, 𝛺𝑡−1; 𝐴 = 2𝜋𝜎1 𝑒𝑥𝑝 𝑦𝑡−𝑐𝑗−ф𝑦𝑡−1
2
2𝜎2
fungsi probabilitas transisi steady state pada
kondisi promosi st = 2, dilambangkan oleh 𝜉2,𝑡
∗ = 𝜉
2,𝑡−1∗ = 𝜃
Algoritma perhitungan
Markov switching AR(1) time
series
StartΩT (observation set)
A (parameter)
Menghitung nilai peluang tiap i (ξi0) pada
periode 0. i =(1,2) Menghitung nilai y0 dengan distribusi normal y0~N(µ0,Var(y0)) Menghitung nilai yj Dengan fungsi autoregressive Menghitung besar densitas dari dua
kondisi (ηjt)
j=(1,2) Menghitung besar
conditional density
f(yt) pada periode t
Menghitung nilai peluang tiap j (ξjt) pada
periode t. j =(1,2) Menghitung nilai yj+1 Dengan fungsi autoregressive Nilai ξjt = ξit ? YA Stop Set j = i, j+1 = j TIDAK
T
periode
demand
1-θ θ
Non-promotion
state Promotion state
µ(2,θ)
µ(1,1-θ)
Demand pada periode promosi, dengan panjang θ
µ2𝜃 = 𝜇(𝑝 ,𝑟) ∗ 𝜃 Demand pada periode non-promosi, dengan panjang 1-θ
µ1𝜃 = 𝜇(𝑝 ,𝑟) ∗ (1 − 𝜃)
Nilai θ tersebut dapat diasumsikan sebagai panjang dari periode promosi yang sebaiknya dilakukan oleh retailer.
Dengan demand (𝜇(𝑝,𝑟)) merupakan demand dalam periode T, dimana
𝑇 = 𝜃 + (1 − 𝜃)
Maka,
skenario
Off-invoice trade deal Scan-back trade deal
Promotion state Non-promotion state
Dibagi menjadi 4 skenario
• Newsvendor Inventory Model
Perhitungan expected sales yang digunakan:
𝑆 𝑞 𝑝,𝑟 = 𝑞 − 𝐹 𝑦 𝑝, 𝑟 𝑑𝑦
𝑞 0
nilai ekspektasi penjualan ini merupakan 𝑚𝑖𝑛𝑆(𝑞) 𝑞, 𝑦 − (𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑘𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑜𝑣𝑒𝑟𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘 + 𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘)
Jika, y > q, maka sales maksimum yang dapat dilakukan sebesar q y < q maka sales maksimum yang dapat terjadi sebesar y
• Model Newsvendor-OI pada kondisi promosi
𝜋𝑟12 = 𝑝 𝑆(𝑞) − 𝑤𝑞 − 𝑟𝜆𝑞𝜃 + 𝑏 𝑞 − 𝑆 𝑞 + 𝑟𝑞
Perkiraan pendapatan retailer Biaya pembelian produk
Biaya promosi dengan panjang periode θ
buyback yang diterima retailer
Profit retailer
Trade deal retailer, sesuai jumlah pemesanan
Profit manufaktur
𝜋𝑚12 = 𝑤𝑞 − 𝑐𝑞 − 𝑏 𝑞 − 𝑆 𝑞 − 𝑟𝑞
Pendapatan manufaktur
Biaya produksi manufaktur
Buyback yang ditanggung manufaktur
Trade deal yang dikeluarkan manufakur
Profit supply chain П12 = 𝜋𝑟12 + 𝜋𝑚12 = 𝑝 𝑆(𝑞) − 𝑐𝑞 − 𝑟𝜆𝑞𝜃
• Model Newsvendor-OI pada kondisi non-promosi
• Model Newsvendor-OI pada kondisi promosi (cont’d)
Nilai order optimal (q*) didapatkan dengan menggunakan first order
condition (FOC) dari fungsi profit, 𝜕П12 𝑞 𝑝 ,𝑟 𝜆 = 𝑝 (1 − 𝐹 𝑞 ) − 𝑐 − 𝑟𝜆𝜃 ≝ 0 𝐹 𝑞12∗ = 𝑝 − 𝑐 − 𝑟𝜆𝜃 𝑝
c.d.f, nilai q didapatkan dengan menggunakan distribusi Normal
𝑁𝑂𝑅𝑀𝐼𝑁𝑉 𝐹 𝑞𝑘𝑠∗ 𝑡 , µ𝜃, 𝜎
Profit retailer
Profit manufaktur
Profit supply chain
𝜋𝑟11 = 𝑝 𝑆 𝑞 − 𝑤𝑞 + 𝑏 𝑞 − 𝑆 𝑞 𝜋𝑚11 = 𝑤𝑞 − 𝑐𝑞 − 𝑏 𝑞 − 𝑆 𝑞 П11 = 𝑝 𝑆 𝑞 − 𝑐𝑞 𝜕П11 𝑞 𝑝 ,𝑟 𝜆 = 𝑝 (1 − 𝐹 𝑞 ) − 𝑐 ≝ 0 FOC
Tanpa biaya promosi dan
trade deal
𝐹 𝑞11∗ = 𝑝 − 𝑐 𝑝
c.d.f
• Model Newsvendor-SB pada kondisi promosi
• Model Newsvendor-SB pada kondisi non-promosi
𝜋𝑟22 = 𝑝 𝑆 𝑞 − 𝑤𝑞 − 𝑟𝑞𝜃 + 𝑏 𝑞 − 𝑆 𝑞 + 𝑟𝑆 𝑞 Profit retailer 𝜋𝑚22 = 𝑤𝑞 − 𝑐𝑞 − 𝑏 𝑞 − 𝑆 𝑞 − 𝑟𝑆 𝑞 П22 = 𝑝 𝑆 𝑞 − 𝑐𝑞 − 𝑟𝑞𝜃 𝜕П22 𝑞 𝑝 ,𝑟 = 𝑝 (1 − 𝐹 𝑞 ) − 𝑐 − 𝑟𝜃 ≝ 0
Trade deal sesuai dengan jumlah
penjualan S(q)
Profit manufaktur Profit supply chain
FOC c.d.f 𝜋𝑟21 = 𝑝 𝑆 𝑞 − 𝑤𝑞 + 𝑏 𝑞 − 𝑆 𝑞 𝜋𝑚21 = 𝑤𝑞 − 𝑐𝑞 − 𝑏 𝑞 − 𝑆 𝑞 П21 = 𝑝 𝑆 𝑞 − 𝑐𝑞 𝜕П21 𝑞 𝑝 ,𝑟 = 𝑝 (1 − 𝐹 𝑞 ) − 𝑐 ≝ 0 𝐹 𝑞22∗ = 𝑝 − 𝑐 − 𝑟𝜃 𝑝 Profit retailer Profit manufaktur
Profit supply chain
FOC c.d.f 𝐹 𝑞21∗ = 𝑝 − 𝑐
𝑝
Percobaan Numerik
Uji N
umer
ik
Uji numerik r (trade deal)
Uji numerik λ (pass-through rate)
Uji numerik p (price promotion)
Uji numerik b (buyback contract)
Uji numerik P
11dan P
22(transition
Parameter Awal
Parameter Nilai c (production cost) 8 w (wholesale price) 15 p (regular price) 30 σ (standard deviation) 3 α (market size) 25 β (customer sensitivity) 0,2 ф (autoregressive coeficient) 0,5 σ2 (variance of error term) 10 μ1 (nonpromotion demand size) 6variabel uji coba
r (trade deal) 5 λ (pass-through rate) 0,4 p (promotion price) 25 P11 0,6 P22 0,7 b (buyback amount) 8